You are on page 1of 2

3 Juli 2016 Puguh Bekti Utomo

Permasalahan yang ada di Fakultas Teknik

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada adalah merupakan salah satu Fakultas dari delapan belas
Fakultas yang dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada. Saat ini usia Fakultas Teknik telah memasuki usia yang ke
70, tepatnya pada tanggal 17 Februari 2016, genap berusia 70 tahun. Memasuki perjalanan usia yang ke 71,
perjalanan panjang dan berliku telah dilalui oleh Fakultas ini dalam upayanya ikut terlibat mentransformasikan
pengetahuan di bidang rekayasa dan keteknikan guna mengabdikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
kesejahteraan bagi bangsa, negara dan umat manusia.
Saat ini Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada memiliki delapan jurusan (Jurusan Arsitektur dan
Perencanaan, Jurusan Teknik Elektro, Jurusan Teknik Fisika, Jurusan Teknik Geodeshi, jurusan Teknik Geologi,
Jurusan Teknik Kimia, Jurusan Teknik Mesin dan Industri dan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan), yang
mengelola program D3, S1, S2 dan S3. Jumlah Dosen yang dimiliki saat ini berjumlah 434 orang dan mahasiwa
berjumlah sekitar 12.666 mahasiwa yang terdiri atas mahasiswa D3, S1, S2 dan S3. Dalam upaya tetap menjaga
mutu pendidikan agar di lingkungan Fakultas Teknik, sejalan dengan visi dan misi Universitas Gadjah Mada,
Fakultas teknik secara terus menerus meningkatkan mutu pendidikan melalui pelaksanaan audit mutu akademik
internal yang ketat serta diakreditasi Nasional BAN PT. Selain melalui peningkatan mutu akademik, tatakelola
manajemen sebagian dari jurusan di lingkungan Fakultas Teknik (jurusan Teknik sipil dan lingkungan dan Jurusan
Teknik Kimia) telah mendapatkan akreditasi ISOO 9001. Semua ini adalah upaya Fakultas Teknik secara terus
menerus untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mutunya diatas rata rata mutu pendidikan
nasional.
Namun dari semua itu masih banyak permasalahan di Fakultas Teknik, yang pertama banyak mahasiswa
yang masih rendah kesadarannya untuk membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya, meskipun sudah
diketahui bahwa di sana sudah disediakan tiga macam bak sampah. Jangankan hanya tidak memilah jenis sampah
yang akan dibuang, terkadang masih ada mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Para mahasiswa masih
belum sadar akan pentingnya hal tersebut. Seperti diketahui bahwa ada tiga jenis sampah yaitu:
1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti
sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses
penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng
dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti
limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Pembuangan sampah harus dibedakan antara sampah organik, sampah anorganik, dan sampah b3. Bayangkan
apabila sampah organik yang akan diolah misal menjadi pupuk, bercampur dengan bahan anorganik seperti plastik,
ataupun sampah b3 misal sampah dari lab lab kimia bercampur, maka pupuk tersebut tidak akan menambah
kesuburan tanah, namun pupuk tersebut justru akan menjadi bahan pencemar tanah.
Masalah yang kedua adalah adanya mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus. Kita dapat
mengetahui sendiri apa rokok itu, apa zat yang terkandung di dalam rokok itu, dan bahaya rokok itu.
Ketika dihembuskan oleh perokok, asap rokok tidak hilang begitu saja. Asap rokok dapat bertahan di udara sekitar
dua hingga tiga jam. Asap rokok akan tetap ada meski tidak terdeteksi oleh indera penciuman maupun penglihatan
Anda. Menghirup asap rokok dapat berdampak buruk, baik secara sementara maupun dalam jangka panjang.
Terpajan asap rokok dapat langsung menimbulkan gejala seperti mata merah, sakit kepala, dan batuk-batuk.
Asap rokok yang tersebar mengandung lebih dari 7000 jenis bahan kimia. Ratusan di antaranya telah terdeteksi
berbahaya, seperti karbon monoksida dan amonia. Selain itu, asap rokok mengandung lebih dari 50 bahan kimia
yang dapat menyebabkan kanker, seperti arsenik, nikel, kadmium, dan formaldehida.
Setelah mengetahui bahaya perokok pasif, mengapa para mahasiswa masih menggunakan rokok di sekitar
area kampus, padahal hal tersebut sangat berbahaya bagi orang lain. Mereka seakan akan tidak peduli dengan
keberadaan orang lain. Mereka adalah orang orang yang egois, karena mereka hanya memikirkan apa saja yang
enak bagi dirinya sendiri. Sebenarnya, menurut saya merokok itu tidak masalah asalkan tidak mengganggu orang
lain. Para perokok bisa meninggalkan area yang banyak dihuni orang untuk bisa memuaskan diri mereka sendiri.
Dan yang tak kalah memprihatinkan adalah sikap ketidak jujuran dari para mahaiswa teknik saat makan di
kantin fakultas teknik. Tentunya hal ini adalah hal yang sangat memalukan karena moral kita sebagai mahasiswa
teknik UGM tidak sepatutnya seperti ini. Keterbatasan bukanlah sebuah alasan untuk melanggar hak orang lain.
Dalam hal ini jika kita tidak memiliki uang cukup untuk membeli makan bukan berarti kita dibolehkan makan
tidak bayar diakantin. Apa lagi jika kita memiliki uang cukup dan kita malas untuk membayar, karena parapenjual
kantin juga dalam rangka mencari nafkah untuk keluarganya jika kita makan tanpa membayar. Ini
merupakantanggung jawab dan kesadaran pribadi dari masing-masing individu untuk. Kepekaan akan hak penjual
makanan harus ditumbuhkan agar tidak merugikan orang lain.
Jadi menurut saya, hal yang paling mendasar yang menjadi permasalahan tersebut adalah moralitas para
mahasiswa tersebut. Sebagai seorang mahasiswa, seharusnya dia bisa menjadi contoh yang baik bagi orang orang
lain. Buat apa pendidikan tinggi namun moralitasnya buruk.
Kita sebagai mahasiswa UGM tidak hanya dituntut untuk berprestasi di bidang akademik saja, namun
dalam bidang lainnya, seperti leadership, kemampuan berorganisasi, dan juga bisa berkontribusi utuk bersama
sama membangun bangsa kita. Namun, hal tersebut dirasa mustahil dikarenakan moral para generasi penerus
bangsa telah tergerus bahkan menjadi hilang.

Referensi:
http://www.alodokter.com/bahaya-menjadi-perokok-pasif
https://ayodarling.wordpress.com/2013/04/07/jenis-jenis-sampah/
http://www.ugm.ac.id/id/akademik/1461-fakultas.teknik

You might also like