You are on page 1of 62

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

MODUL
KESEHATAN REPRODUKSI

TIM : AYU PURNAMA PUTRI


SIKLUS KEHIDUPAN
DEWI SARTIKA
YAYAH NURHIDAYAH
PEREMPUAN, PERMASALAH SERTA
KEBUTUHANNYA

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN 2017
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

MUDA TUA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dah
rahmat serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Modul Kesehatan
Reproduksi tentang Siklus Kehidupan Perempuan, Permasalahan Serta
Kebutuhannya. Pada kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini.

Dengan segala kerendahan hati penyusun berharap agar pembaca


memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kemajuan pengetahuan
penyusunan modul, karena kami menyadari bahwa modul ini masih banyak
terdapat kekurangan. Akhir kata, semoga modul ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.

Tangerang, 15 Maret 2017

Penulis
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

DAFTAR ISI
Halaman

COVER.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................... iii

PENDAHULUAN............................................................................. 1

Kegiatan Belajar I : Siklus Kehidupan Perempuan................... 5

Kegiatan Belajar II : Permasalahan Perempuan ........................ 17

Kegiatan Belajar III : Kebutuhan Perempuan.............................. 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ iv
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan


sosial secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam
segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsi serta
prosesnya. Perempuan merupakan pusat asuhan dari seorang Bidan. Karena pada
perempuanlah proses reproduksi manusia akan berlangsung. Daur kehidupan
perempuan dimulai dari masa konsepsi hingga masa lansia. Tiap periode daur
kehidupan perempuan berperan penting dalam kehidupan selanjutnya. Begitu pula
pada periode bayi dan anak.

Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan


Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup yang berarti memperhatikan
kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah
kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila
tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa
kehidupan selanjutnya. Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap
yaitu: 1) Konsepsi, 2) Bayi dan anak, 3) Remaja, 4) Usia subur, dan 5) Usia lanjut.

Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup


perempuan merupakan akar masalah buruknya kesehatan maternal (saat hamil,
bersalin, dan nifas). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup di ketahui
bahwa masalah mendasar kesehatan perempuan telah terjadi jauh sebelum
memasuki usia remaja (15-49 tahun). Status kesehatan perempuan semasa kanak-
kanak dan remaja mempengaruhi kondisi kesehatannya saat hamil dan bersalin.
Jenis makanan, tingkat pendidikan, nilai dan sikap yang dianut, sistem kesehatan
yang tersedia dan bisa diakses, situasi ekonomi, serta kualitas hubungan
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

seksualnya mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa-masa produksi


dan reproduksi.

Antisipasi kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya, mulai dari saat


konsepsi hingga masa pasca usia reproduksi dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan siklus hidup. Pendekatan ini menekankan pada
pentingnya perilaku pencapaian pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan
khusus. Sistem kesehatan harus mengenali dan memperhatikan masalah kesehatan
perempuan karena kondisi dan upaya pada satu tahap kehidupan akan
mempengaruhi sepanjang hidupnya.

Agar proses pembelajaran untuk materi kuliah kesehatan reproduksi ini


dapat berjalan dengan lancar, diharapkan saudara mengikuti langkah-langkah
belajar sebagai berikut:

1. Perhatikan dan pahami terlebih dahulu materi yang disajikan dengan cara
membacanya denga teliti dan berulang-ulang serta penuh konsentrasi,
bila masih belum paham pelajari dan baca sekali lagi.

2. Disetiap akhir kegiatan belajar tersedia tes formatif, kerjakan tes tersebut
sebagai sarana untuk latihan dan refleksi kemampuan saudara dalam
memahami materi modul ini.

3. Selain ada tes formatif diakhiri pembelajaran juga ada penugasan serta
kerjakan penugasan dengan baik, bacalah dulu soal dan berikan
jawaban secara singkat tetapi jelas.

4. Catatlah setiap kesulitan yang saudara dapatkan dalam mempelajari


modul ini untuk ditanyakan kepada dosen atau instruktur pada saat
bertatap muka.

5. Bacalah refrensi lain yang berkaitan dengan materi modul ini, agar
wawasan pengetahuan saudara dapat di perluas.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

6. Keberhasilan proses pembelajaran saudara sangat tergantung pada


kesungguhan saudara dalam mempelajari dan mengerjakan latihan
dalam modul ini. Untuk itu berlatihlah dengan tekun, kapanpun
saudara memiliki waktu untuk mempelajarinya.

Kami ucapakan selamat belajar, semoga saudara sukses dalam


mempelajari modul ini dan berbekal pengetahuan tersebut serta diharapkan
saudara mampu memberikan Asuhan kebidanan dalam kesehatan reproduksi.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda akan
mampu menjelaskan Siklus Kehidupan Perempuan, Permasalahan serta
Setefgfgnhgvbv
Kebutuhannya.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mempelajarai kegiatan belajar ini,anda akan dapat :


Menjelaskan tentang siklus kehidupan perempuan.
Mengidentifikasi permasalahan perempuan sepanjang siklus kehidupan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan
sepanjang siklus kehidupan.
Menguraikan kebutuhan perempuan sepanjang siklus
kehidupan/pendekatan asuhan yang dibutuhkan.

Pokok-pokok Materi

Siklus kehidupan perempuan.


Permasalahan perempuan sepanjang siklus kehidupan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi perempuan
sepanjang siklus kehidupan.
Kebutuhan perempuan sepanjang siklus kehidupan.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Kegiatan Belajar I SIKLUS KEHIDUPAN PEREMPUAN

Apa yang dikamsud dengan siklus kehidupan perempuan ?

Siklus Kehidupan Perempuan adalah keadaan dimana wanita mengalami


beberapa tahapan dalam masa hidupnya yang dimulai dari adanya konsepsi hingga
masa usia lanjut. Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup
Kesehatan Reproduksi adalah siklus kehidupan perempuan, yang berarti
memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada
setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat
buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahap, yaitu:
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur (Reproduksi)
5. Usia lanjut

Coba saudara sebutkan 5 tahap siklus kehidupan perempuan!


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Konsepsi

Konsepsi adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur
dibuahi oleh satu sperma.

Konsepsi dapat disebut juga dengan?

Dari ketiga definisi diatas, cobalah saudara buat kesimpulan tentang Konsepsi
dengan lebih lengkap!

Hak reproduksi perorangannya melipti:


a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan
bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis
kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

2. Bayi dan Anak

Apa yang saudara ketahui tentang bayi dan anak?

Bayi adalah anak dari manusia yang masih sangat muda, sedangkan anak
adalah seorang laki-laki atu perempuan yang belum dewasa atau belum
mengalami masa pubertas.

Menurut DepKes Bayi adalah anak usia 0 tahun hingga berumur 12 bulan,
dan pada usia 1-5 tahun disebut balita (bawah lima tahun). Pada masa inilah
sedang terjadi perkembangan yang begitu pesat dan menjadi awal pembentukan
karakter di masa mendatang. Sedangkan anak adalah dalam rentang usia 5-16
tahun.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Dari ketiga definisi diatas, cobalah saudara buat kesimpulan tentang Konsepsi
dengan lebih lengkap!

Hak perorangannya meliputi:

a. Asi eksklusif dan penyapihan yang layak

b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang

c. Imunisasi dan Manajemen terpadu balita sakit

d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis kelamin

g. Sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR,


penyakit lain disemua usia dan kekerasan

h. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan,


pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan,
postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll

3. Remaja/Pubertas
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Remaja dan Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak


ke masa dewasa. Antara kedua masa ini tidak ada batasan yang terlihat, hanya saja
pada masa pubertas diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat
ovarium berfungsi dengan mantap dan teratur. Pada masa ini terjadi perubahan
organ-organ fisik secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan
perubahan kejiwaannya dan terjadi kematangan seksual atau alat-alat reproduksi.
Serta pada usia ini tubuh perempuan mengalami perubahan dramatis, karena mulai
memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi. Dan secara
tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan.

Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Definisi


remaja (adolescence) menurut WHO adalah periode usia antara 10 sampai 19
tahun, sedangkan PBB menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24
tahun. Sementara itu menurut The Health Resources and Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi
menjadi tiga tahap:

1. Tahapan pubertas/remaja

Hak reproduksi perorangannya meliputi:

a. Gizi seimbang

Dari
Apa definisi
saja yangdiatas, cobalah
saudara saudara3 tahap
tau tentang buat kesimpulan tentang
perkembangan pengertian
remaja?
Coba saudara sebutkan
remaja/pubertas! kembali 3 tahap perkembangan remaja!
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

b. Informasi tentang kesehatan reproduksi

c. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual

d. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA

e. Perkawinan pada usia yang wajar

f. Pendidikan, peningkatan keterampilan

g. Peningkatan penghargaan diri

h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman

4. Usia Subur (Reproduksi)

Usia Subur (Reproduksi) adalah Usia dewasa muda, yaitu antara 18


sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini
kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak
karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih
memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika
terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun
sehat.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

SIKLUS MENSTRUASI

Hak reproduksi perorangannya meliputi:

a. Kehamilan dan persalinan yang aman

b. Pencegahan kecacatan dan kematian kematian akibat kehamilan


pada ibu dan bayi

c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengna penggunaan


alat kontrasepsi (KB)
Dapatkah saudara simpulkan tentang definisi usia subur?
d. Pencegahan terhadap PMS atau HIV atau AIDS

e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

h. Pencegahan dan manajemen infertilitas

5. Usia Lanjut

Usia lanjut (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa
yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat
lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya
secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan
mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh.

Dari definisi diatas, cobalah saudara buat kesimpulan tentang


pengertian Lanjut usia!

Hak reproduksi perorangan meliputi:


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

a. Perhatian pada problem meno atau andro-pouse

b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif

c. Deteksi dini kanker rahim

PERMASALAHAN PEREMPUAN
Kegiatan Belajar II
SEPANJANG SIKUS KEHIDUPAN

Konsepsi

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah :

a. pengutamaan jenis kelamin

b. KET

c. BBLR

d. kurang gizi (malnutrisi)


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

e. Kelainan Bawaan (Kongenital)

Bayi dan Anak

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah :


a. Pengutamaan jenis kelamin
b. Tidak mendapatkan ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
c. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang tidak
terpenuhi, BBLR, sunat perempuan
d. Tidak mendapatkan Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
e. Korban kekerasan fisik ataupun mental
f. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
belum maksimal.

Remaja/Pubertas

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah :


a. Gizi seimbang tidak terpenuhi
b. Kekurangan Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Kurangnya pengetahuan dan peningkatan Pencagahan kekerasan, termasuk
seksual
d. Kurangnya Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Masih banyak Perkawinan pada usia dini
f. Kurangnya Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Kurangnya Peningkatan penghargaan diri
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Usia Subur (Reproduksi)

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah :


a. Gangguan kehamilan, aborsi
b. Kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir
c. Kanker
d. Kegemukan
e. Depresi
f. Endometriosis
g. Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi
h. Malnutrisi/anemia
i. Kemandulan
j. Pelecehan/kekerasan seksual
k. Komplikasi aborsi
l. ISR/IMS/HIV/AIDS
m. Pengaturan kesuburan.

Usia Lanjut (Lansia)

Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini adalah :


a. Problem meno/andro-pause
b. Penyakit sistem sirkulasi
c. Kekerasan
d. Penyakit utama degeneratif (rabun,osteoporosis)
e. Kanker saluran reproduksi, payudara
f. ISR/IMS
g. HIV/AIDS.

Setelah memahami penjelasan permasalahan perempuan sepanjang siklus


kehidupan, coba sebutkan kembali tiga masalah yang mungkin timbul di
setiap masa kehidupan!
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi


Perempuan Sepanjang Siklus Kehidupan!
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, secara garis besar dapat
dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi
kesehatan reproduksi (dr. Taufan,2010), yaitu:

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat


pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang perkembangan
seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil).

2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang


berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu
dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua dan remaja, depresi
karena ketidak seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita
terhadap pria yang memberi kebebasan secara materi).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual).
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Pengaruh dari semua faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi


diatas dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus pada
penerapan hak reproduksi wanita dengan dukungan disemua tingkat administrasi,
sehingga dapat diintegrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan,
sosial dam pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Dapatkah saudara sebutkan, faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan


reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupan?

Sekarang kita akan melanjutkan dengan membahas tentang kebutuhan


perempuan sepanjang siklus kehidupan, menurut saudara apa sajakah
kebutuhan perempuan sepanajang siklus kehidupan?

KEBUTUHAN PEREMPUAN
Kegiatan Belajar III
SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN

Konsepsi

Kebutuhan pada tahap ini adalah :


a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi
baru lahir.
c. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit.

Bayi dan Anak


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Kebutuhan pada tahap ini adalah :


a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

Asuhan yang diberikan adalah :

a. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir sampai
bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat dari pemberian
ASI Eksklusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi, bagi ibu, bagi
keluarga dan bagi Negara.

b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang

Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak dan


perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ / individu dari anak
itu sendiri.

c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit

Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan


karena besarnya jumlah bayi yang meninggal. Karena itu, upaya pemantauan
kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian imunisasi dan
pengelolaan balita sakit. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal
akan mencegah anak menderita campak, polio, difteri, pertusis, tetanus, TBC
dan hepatitis. Untuk penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk
memperhatikan secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga ia dapat
menentukan apakah anak sakit berat dan perlu segera dirujuk.

d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KTP)


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KTP antara lain :

1) Masyarakat menyadari/mengakui KTP sebagai masalah yang perlu


diatasi
2) Menyebarluaskan produk hukum tentang pelecehan seks di tempat kerja
3) Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri
4) Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang
5) Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan alcohol,
perkosaan dan lain-lain, antara lain melalui organisasi masyarakat
a. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan
kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa diskriminasi dalam
memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan.

3. Remaja/Pubertas

Asuhan yang diberikan adalah:


a. Gizi seimbang
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun, dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi. Gizi seimbang sangat
dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan reproduksi dan juga
untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan.
b. Informasi tentang kesehatan reproduki
Yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang
berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi
masalah yang ada.
c. Pencegahan kekerasan seksual
Dalam hal ini remaja secara biologis mempunyai kebutuhan seksual
sehingga perlu mengendalikan naluri seksualnya dan menyalurkannya menjadi
kegiatan yang positif, seperti olah raga, dll
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

d. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA


Pendekatan penyalahgunaan NAPZA dilakukan sejak dini baik dari orang
tua, guru, pendamping dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pelajar
disekolah, sehingga dengan pendampingan dan bimbingan kita bisa
mengetahui proses perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga
pengaruhnya terhadap lingkungan.
e. Perkawinan pada usia yang wajar
Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat meningkat
sehingga menimbulkan dampak sosial yang tidak diinginkan.

4. Usia Subur

Asuhan yang diberikan adalah:


a. Kehamilan dan persalinan yang aman
Upaya kesehatan ibu dan BBL melalui pemeriksaan kehamilan dan
pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya prioritas dalam bidang
kesehatan.
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu
dan bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan
maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat dan sesuai dengan
prosedur agar nyawa ibu dan bayinya selamat.
c. Penggunaan KB
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda, menjarangkan atau menjaga
jarak kelahiran dan membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah cukup.
d. Pencegahan PMS, HIV dan AIDS
e. Pelayana kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g. Detekasi dini kanker payudara dan kanker rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

5. Usia Lanjut

Asuhan yang diberikan adalah:


a. Perhatian pada problem menopause
Upaya yang dilakukan antara lain: Pemeriksaan alat kelamin, Pap Smear,
IVA Test, SADARI, penggunaan makanan yang mengandung unsur Fito-Es-
trogen, makanan sumber kalsium, dan hindari makanan yang mengandung
lemak, kopi dan alkohol.
b. Perhatian pada penyakit utama
degenerative
Antara lain: jantung koroner, osteoporosis, gangguan mata, kepikunan, dan
kekurangan hormon estrogen.
c. Deteksi dini kanker rahim
Melakukan pemeriksaan sedini mungkin.

coba saudara sebutkan kembali tiga kebutuhan perempuan di setiap masa


kehidupan!

Begitu banyak kebutuhan perempuan sepanjang siklus kehidupan,


kebutuhan perempuan yang mana yang sesuai dengan kewenangan bidan?

Setelah dijelaskan tentang definisi, faktor yang mempengaruhi,


permasalahan serta kebutuhan perempuan sepanjang siklus kehidupan,
apakah saudara sudah memahami tentang siklus kehidupan perempuan??
Bacalah berulang-ulang bila ada kesempatan!
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

RANGKUMAN
1. Melalui pendekatan siklus kehidupan dapat diketahui bahwa masalah
kesehatan reproduksi pada perempuan terjadi sepanjang daur kehidupan
perempuan.

2. Perempuan harus mulai sadar akan kebutuhan pemenuhan hak-haknya


sehingga kehidupannya menjadi lebih berkualitas.

3. Menggunakan akses pelayanan kesehatan semaksimal mungkin didalam


mengatasi masalah serta memenuhi kebutuhannya.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Latihan
Formatif

Petunjuk mengerjakan soal!

Sebelum mengerjakan soal baca dahulu soal dengan seksama


Pilih salah satu jawaban yang saudara anggap paling benar
Lingkari huruf ( a, b, c, d, e ) kemudian beri lingkaran
Diskusikan dengan pembimbing hasil jawaban saudara

Soal Kegiatan Belajar 1

1. Selain harus bertaqwa kepada tuhan yang maha esa , kesehatan


refroduksi bisa dicapai bila :
a. Siklus kehidupan harus diawali dengan perkawinan yang sah
b. Hubungan suami istri harus harmonis dan baik
c. Tidak pernah menderita infeksi menular seksual ( IMS )
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

d. Secara biologis wanita sehat refroduksinya


e. Hubungan suami istri tidak harmonis
1. Faktor budaya sangat mempengaruhi kesehatan refroduksi perempuan
salah satu contoh faktor social budaya adalah:
a. Tekanan teman sebaya
b. Usia pertama kali menikah
c. Keadaan gizi buruk
d. Perempuan makhluk yang lemah
e. Tidak bersosialisasi
1. Ny. Nina usia 50 tahun, beberapa bulan terakhir ini haid tidak teratur.
Ditinjau dari segi pelayanan kesehatan refroduksi , kemana
sebaiknya Ny. Nina mencari pertolongan?
a. Diam dirumah , karena itu adalah normal
b. Ke dokter spesialis kandungan
c. Pelayanan kesehatan refroduksi esensial terpadu ( PKRET )
d. Pelayanan kesehatan refroduksi komprehensif terpadu ( PKRKT )
e. Ke dokter spesialis tulang
1. Yang termasuk masalah kesehatan perempuan seperti di bawah ini,
kecuali
a. Morbiditas dan mortalitas perempuan yang masih tinggi
b. Pelayanan KB yang belum maksimal
c. Adanya program bayi tabung
d. Skrining atau penapisan untuk deteksi dini
e. Adanya problem meno/ andropause
1. Pelaksanaan hak atas kebebasan dan segala bentuk diskriminasi
tercermin dari
a. Perempuan mampu memutuskan berapa jumlah anaknya
b. Informasi yang adekuat bagi suami istri tentang kespro
c. Perempuan infertil dapat mengikuti bayi tabung
d. Hubungan suami istri harus harmonis
e. Kontrasepsi bagi perempuan karena ia yang hamil, bersalin dan
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

nifas
1. Penyebab kematian ibu secara tidak langsung disebabkan karena
a. 4 ( empat ) terlambat
b. Perdarahan
c. Infeksi
d. Preeclampsia
e. Abortus
1. Ketersediaan dan akses terhadap informasi dan pelayanan keluarga
berencana sangat penting bagi perempuan, karena:
a. Mencegah terjadinya abortus tidak aman
b. Dapat mengatur jumlah keluarga
c. Dapat merencanakan kehamilan
d. Mencegah penyakit infeksi menular seksual
e. Tidak mencegah IMS
1. Faktor faktor yang berpengaruh buruk terhadap perilaku kesehatan
refroduksi remaja adalah
a. Faktor orang tua
b. Faktor gizi
c. Faktor teman sebaya
d. Faktor sekolah
e. Faktor lingkungan
1. Kurangnya hak perempuan dalam mengambil keputusan tentang
kesehatannya , menyebabkan
a. Perempuan tidak dihargai
b. Perempuan dilecehkan
c. Permpuan selalu disakiti
d. Perempuan kualitas hidup menjadi rendah
e. Perempuan tidak diperhitungkan
1. Dimasyarakat masih banyak mitos disekitar kehamilan perempuan ,
dan sangat merugikan kesehatan refroduksi yaitu, kecuali :
a. Tidak boleh makan nanas
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

b. Tidak boleh minum air es


c. Tidak boleh makan soda
d. Tidak boleh makan kacang kacangan
e. Tidak boleh minum susu

Tugas Mandiri

Kasus

Feny adalah seorang pelajar kelas 3 SMU. Feny seorang pelajar yang
cerdas, dia selalu masuk 3 besar rangking disekolahnya. Sejak 7 bulan yang lalu
feny dan andy , pacarnya melakukan perilaku seksual sampai pada perilaku
petting. Setahu mereka yang didapat dari teman teman mereka bahwa perilaku
petting tidak menyebabkan kehamilan. Empat bulan yang lalu feny mengalami
keganjilan pada tubuhnya. Akhirnya dia pergi kedokter. Dokter tersebut
menyarankan feny untuk melakukan tes kehamilan. Feny bingung, karena tahu
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

dengan pasti bahwa dirinya tidak pernah berhubungan seks ( intercourse ).


Akhirnya feny tes kehamilan. Hasilnya mengejutkan, dia hamil. Bukan main takut
dan bingungnya dia saat itu, tidak tahu harus melakukan apadan bicara pada siapa.
Dia sempat berfikir untuk bicara pada orang tuanya, tetapi di urungkan niatnya
tersebut. Jangankan bicara bahwa dia hamil, bicara tentang menstruasi saja
dilarang keras keras, pamali ( tabu ) kedengaran orang lain kata orang tuanya.

Dari kecil feny dididik tabu bicara hal hal yang menyangkut seks.
Akhirnya dia menyembunyikan kehamilannya tersebut. Kejadian kejadian
berikutnya sangat menyiksa bathin feny. Orang tua feny tahu dia hamil dan marah
besar karena merasa tercoreng kehormatan keluarganya. Andy mengelak bahwa
dia yang menghamili feny karena merasa tidak pernah berhubungan seks dengan
feny, selain tentunya dia ketakutan pada orang tuanya apalagi sebentar lagi aka
nada ujian akhir SMU. Feny terancam dikeluarkan dari sekolah dan tidak bisa
mengikuti ujian akhir. Orang-orang disekitarnya hanya bisa mengomeli dan
mencemoohnya tanpa saran pemecahan masalah. Akhirnya dia pergi pada seorang
dukun beranak yang dia tahu dari sebuah iklan di Koran. Feny melakukan aborsi
saat usia kandungan feny hamper 4 bulan. Malang yang dialami feny. Saat itu
kondisi tubuhnya sedang lemah karena beberapa bulan belakangan ini dia
mengalami banyak tekanan. Dia beberapa kali mengalami pendarahan akibat
proses pengguguran yang tidak benar. Seminggu setelah proses pengguguran
tersebut feny mendapatkan pertolongan medis, namun terlambat, 2 minggu setelah
aborsi tersebut feny meninggal.

1. Menurut saudara apa yang menyebabkan kematian feny?


2. Apa pendapat saudara tentang dampak ikutan yang dihadapi
feny ( ancaman drop out, pacar mengelak, kecaman orang
tua dan masyarakat, dll ) dalam kasus ini?
3. Bagaimana pandangan saudara pada andy, orang tua feny dan
orang-orang sekitarnya?
4. Menurut saudara bagaimana caranya agar kejadian seperti yang
di alami oleh feny tidak terulang pada remaja lainnya?
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Jawaban soal modul 1 kegiatan belajar 1.

1. A 6. A
2. D 7. D
3. D 8. B
4. C 9. E
5. E 10.D
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Jawaban Soal Kasus.

1. Karena ketakutan dan kebingungan Feny sehingga Feny mengambil


keputusan yang salah, dan keterlambatan dalam mendapatkan tindakan
medis.

2. Disebabkan usia muda, kurangnya pendekatan orang tua, kurangnya


informasi dari tenaga terkait tentang kesehatan reproduksi, serta
masalah jender sehingga menyebabkan Feny salah mengambil
keputusan.

3. Andy: dikarenakan usia yang masih muda, andy juga telah mendapatkan
informasi seksualitas pada sumber yang salah sehingga membuat Andy
tidak mau bertanggung jawab dan takut masa depannya hancur. Orang
Tua Fany: Dikarenakan pemikiran orang tua Fany yang masih
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

menganggap tabu masalah seksualitas sehingga menyebabkan


kurangnya pendidikan sex dari orang tua dan kurangnya pendekatan
dan komunikasi antara orang tua dengan feny, seharusnya orang tua
mendampingi Fany menghadapi masalah tersebut. Masyarakat:
dikarenakan pemikiran seksualitas yang masih tabu dan masalah jender
sehingga masyarakat selalu berpikir jelek tentang MBA dan kerugian
terbesar akan dialami oleh remaja perempuan.

4. Harus selalu meningkatkan keimanan (pendidikan agama), komunikasi


antara orang tua dan anak, Pendidikan kesehatan reproduksi di rumah
dan di sekolah, mengadakan penyuluhan kesehatan reproduksi di
sekolah dan di masyarakat, memberikan pelatihan dukun, dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Kesimpulan Kasus

1. Masyarakat kita masih memandang bahwa


seksualitas adalah hal yang tabu untuk
dibicarakan secara terbuka.

2. Banyak sekali anak dan remaja mendapatkan


informasi seksualitas dari sumber yang tidak
tepat dan mendapatkan informasi yang salah.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

3. Banyak remaja melakukan perilaku yang


berhubungan dengan seksualitasnya
berdasarkan pengetahuan yang tidak benar
sehingga menempatkan anak atau remaja
tersebut pada risiko yang besar terhadap IMS,
termasuk HIV, kekerasa seksual, pelecehan
seksual, bahkan ancaman terhadap nyawa
mereka.

4. Sampai saat ini permasalahan seksualitas yang


ada di masyarakat masih menyebabkan
kerugian yang dialami anak atau remaja
perempuan lebih besar besar dibanding
kerugian yang dialami anak atau remaja laki-
laki. Baberapa faktor mempengaruhi situasi
ini antara lain adalah sudut pandang
masyarakat terhadap jenis kelamin,
permasalahan jender yang masih kental dan
penghargaan hak kesehatan reproduksi dan
kesehatan seksual remaja yang masih sangat
rendah.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, E (2012) Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita, Jakarta:


Salemba Medika.

Marmi (2013) Kesehatan Reproduksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurianti, I (2012) Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan, Jakarta.

Prijatni, I (2015) Konsep Kesehatan Reproduksi Jakarta: Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia.

Sanusi, S.R (2011) Hak Kesehatan Reproduksi, Definisi, Tujuan Dan


Permasalahan Sumatra Utara: FKM USU.
Taufan, dr, dkk (2010) Kesehatan Wanita, Gender Dan Permasalahannya
Yogyakarta: Muha Medika.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

A. Tumbuh Kembang Bayi dan Balita

Pertumbuhan memiliki arti bertambahnya jumlah dan ukuran sel alat tubuh
sehingga tubuh bertambah besar. Misalnya, bayi saat lahir beratnya 3,5 kg,
kemudian pada usia 1 tahun menjadi 11 kg atau rambut bayi bertambah panjang
dan lebat, kita mengatakan bahwa bayi tersebut telah mengalami pertumbuhan.

Sedangkan yang dimaksud dengan istilah perkembangan ialah bertambah


matangnya fungsi alat tubuh, termasuk fungsi intelektual, emosi, dan kepribadian.
Sebagai contoh, usus bayi yang baru lahir belum matang fungsinya, enzim
pencernaannya belum cukup sehingga belum dapat mencerna makanan padat.

Seiring bertambahnya usia, ukuran usus akan bertambah besar dan enzim
pencernaannya makin matang sehingga dapat mencerna makanan setengah padat
ataupun padat. Hal ini pulalah yang menyebabkan jenis makanan yang dapat
diberikan kepada bayi berubah secara bertahap sesuai dengan bertambahnya usia.
Bayi dan anak kecil juga belum mempunyai rasa malu karena aspek
psikososialnya belum berkembang, namun rasa malu dan pengertian mengenai
tata krama akan berangsur berkembang sejalan dengan bertambahnya usia dan
pengalaman dalam berhubungan dengan orang-orang di lingkungannya.

Aspek Tumbuh Kembang

Tumbuh-kembang meliputi tiga aspek, yaitu:

1. Aspek biologis (fisik).

2. Aspek psikis (kejiwaan)

3. Aspek sosial (kemasyarakatan)

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Ketiga aspek tumbuh-kembang tersebut dipengaruhi oleh:

1. Faktor bawaan (faktor genetik, faktor yang ada dalam tubuhnya sendiri dan
dibawa oleh anak sejak lahir)

2. Faktor lingkungan (faktor yang berasal dari luar dirinya)

Sebagai contoh, orangtua dari keturunan Asia yang umumnya berperawakan


sedang, cenderung memiliki anak yang juga bertubuh pendek, namun bila sejak
bayi diberi makanan bergizi tinggi, tubuhnya cenderung lebih tinggi daripada
orangtuanya atau kakek-neneknya. Sebaliknya, meskipun orang Eropa namun jika
sejak bayi selalu menderita kurang gizi maka pada saat dewasa ia tidak dapat
mencapai tinggi yang seharusnya dapat ia capai. Bayi yang lahir dengan memiliki
potensi untuk menjadi orang pandai, apabila sejak bayi tidak dididik dengan baik
atau kurang gizi, ia tidak dapat mencapai tingkat kecerdasan yang seharusnya
dimilikinya.

3. Faktor bawaan

Faktor bawaan tidak dapat diubah, tetapi yang dapat dilakukan adalah upaya
untuk senantiasa menyediakan lingkungan sebaik mungkin bagi anak, agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

4. Faktor lingkungan mencakup aspek asuh untuk memenuhi kebutuhan fisik


(pangan, sandang, papan, pengobatan, dan lain-lain), aspek asih untuk memenuhi
kebutuhan kasih sayang dan perhatian, dan aspek asah untuk memenuhi
kebutuhan akan rangsangan atau stimulasi (pendidikan, pergaulan).

5. Faktor gizi

Pertumbuhan memerlukan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup dengan


perbandingan kandungan zat gizi yang seimbang antara kebutuhan karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Makanan tersebut disediakan dalam
bentuk yang sesuai dengan fungsi pencernaan dan usia anak.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tidak selalu sama pada semua umur
dan berbeda antara satu alat tubuh dengan alat tubuh lainnya. Secara alamiah bayi
akan mengalami pertambahan berat badan secara cepat dalam waktu 3-6 bulan
pertama, kemudian peningkatan berat badannya menjadi lambat dan saat berusia 1
sampai 5 tahun, pertambahan berat badan semakin lambat namun pertumbuhan
cepat akan kembali terjadi menjelang dan selama masa remaja. Sel otot dan tulang
akan terus bertambah jumlah dan ukurannya dari janin hingga remaja, tetapi otak
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat antara usia 0 sampai 2 tahun,
kemudian melambat dan berhenti pada usia 6 tahun. Jantung sudah berkembang
dan berfungsi layaknya jantung orang dewasa pada waktu bayi berusia 1 tahun,
sedangkan otak meskipun pertumbuhannya sudah berhenti pada usia 6 tahun
tetapi perkembangan fungsinya masih berlangsung terus hingga dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal yang berbeda, namun saling
berkaitan walaupun tidak bersifat mutlak. Agar alat tubuh berfungsi baik,
diperlukan jumlah dan ukuran sel yang cukup. Walaupun demikian, dapat saja
terjadi pertumbuhan seorang anak sangat baik tetapi perkembangan intelektual
dan emosinya kurang. Demikian pula sebaliknya, ada yang tubuhnya kecil tetapi
sangat cerdas. Oleh karena itu, dalam pembinaan anak, faktor pertumbuhan dan
perkembangan harus diperhatikan secara bersamaan. Kita tidak dapat hanya
mencukupi kebutuhan fisik anak dengan memberikan makanan bergizi secara
seimbang saja, akan tetapi menafikan atau mengabaikan perkembangan jiwa dan
sosialnya.

Perkembangan Tumbuh Kembang Bayi

Pembinaan tumbuh-kembang anak berawal dan berdasar pada lingkungan rumah.


Keluarga yang memberikan dasar bagi anak untuk berdisiplin, taat beribadah,
sopan-santun, berbudi pekerti luhur, jujur, rajin belajar, hidup bersih dan sehat,
dan sebagainya. Lingkungan luar rumah penting untuk pengembangan pribadi
anak, namun tetap bertitik tolak pada pembinaan budi pekerti dan dasar-dasar
yang ditanamkan oleh orangtua dalam keluarga.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Bayi yang baru lahir bukanlah organisme yang isi kepalanya kosong dan tidak
mengerti apapun juga. Disamping hal lainnya, bayi memiliki refleks dasar yang
secara genetic merupakan mekanisme pertahanan hidupnya. Misalnya, bayi yang
baru lahir tidak takut dengan air ia secara alamiah akan menahan nafasnya dan
mengkontraksikan kerongkongannya untuk menjaga agar tidak kemasukan air.

Refleks mengatur gerakan gerakan bayi yang baru lahir. Sifat refleks ini adalah
otomatis dan diluar kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks ini merupakan
reaksi yang inheren (built in) terhadap rangsangan tertentu dan bayi bayi kecil
secara otomatis akan memberikan respons penyesuaian diri terhadap lingkungan
mereka, sebelum mereka memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak.

Macam Refleks pada Bayi

1. Refleks menghisap (sucking reflex) terjadi ketika bayi yang baru lahir secara
otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap
memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka
mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang
sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan
akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda.
Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk
memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan
bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan
waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang
dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau
payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap.
Refleks menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan
kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi.

2. Refleks mencari (rooting reflex) terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di
sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan
kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu
yang dapat dihisap.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

3. Refleks moro (moro reflex) adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru
lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan,
bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya
kebelakang, dan merentangkan tangan dan kakinya. Refleks moro adalah
peninggalan nenek moyang primate kita dan refleks ini merupakan upaya untuk
mempertahankan hidup. Refleks ini merupakan keadaan yang normal bagi semua
bayi yang baru lahir, juga cenderung menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan.
Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan bayi
yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada bahu akan
menenangkan bayi.

4. Refleks menggenggam (grasping reflex) tejadi ketika sesuatu menyentuh


telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat
kuat. Pada akhir bulan ketika, refleks menggenggam berkurang dan bayi
memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang sering dihasilkan dari
rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat suatu gerakan yang berputar
diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika
perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan menggenggam benda benda,
menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut.

Aspek Fisik dalam Tubuh Kembang Bayi

Perkembangan Motorik kasar

- Bila bayi mengamati sesuatu pada satu sisi, ia akan memiringkan kepala dan
badan sehingga membuatnya terguling. Karena itu, hati-hati jika menaruh bayi,
perhatikan sekelilingnya, apakah cukup aman dan tidak berisiko membuatnya
terjatuh.

- Kepalanya sudah bergerak-gerak dengan aktif jika ditelungkupkan. Ia pun mulai


bisa bertopang tegak pada kedua lengannya (dengan ujung-ujung jari kaki
menahan pada alas). Dalam posisi telungkup pun ia mudah untuk bergerak
memutar.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

- Ketika dari posisi telentang, kedua tangannya ditarik, kedua lengannya akan
melengkung dan kepala bayi menunduk ke depan sehingga dagu menyentuh dada.
Ketegangan otot perut dan pangkal paha juga menyebabkan pinggul tertekuk.
Bayi pun dapat duduk dengan dibantu.

- Kalau bayi "diberdirikan" dengan memegang kedua ketiaknya, tampak kedua


kaki bayi bisa tegak. Bertumpu pada kedua kaki dengan posisi seimbang bisa
dilakukan dalam hitungan 1-2 detik.

Perkembangan Motorik halus

- Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan


pandangannya atau yang ditaruh di dadanya.

- Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua


tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan.

- Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak.

Perkembangan sosial-emosi

- Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak
senang ketimbang menangis.

- Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa
yang mengajaknya bercanda.

- Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun


yang menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang
dilihat. Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada
bayi.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

- Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau
bermain sosial semisal bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat
bayangannya di cermin.

- Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.

- Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian.
Seperti dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau
melambungkan badannya ke atas-ke bawah.

Perkembangan Kognitif

- Dapat bereksplorasi sensori dengan menggunakan tangan dan mulut. Lantaran


itu, ia memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut.

- Bisa meraih suatu objek dengan sengaja.

- Seringkali terlihat memainkan tangan, kaki serta jemarinya sambil mengamati


dengan penuh perhatian.

- Mulai memahami air muka dan nada suara orang dan serta dapat memerhatikan
dan menafsirkan perilaku orang yang senang, marah, dan lainnya. Bayi pun akan
memberi respons dengan menunjukkan wajah ketakutan, keheranan atau lainnya.

Perkembangan Bahasa

- Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendirian atau tak ada orang di dekatnya.

- Mengoceh dan menyuarakan suara-suara seperti "aaah", "ee", atau "oy".

- Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan
tertawa.

- Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang
diperdengarkan, adakalanya dengan mendekut.

- Orangtua bisa mestimulasi dengan memperdengarkan kata-kata yang familiar


(sudah dikenalnya). Bayi akan mencoba-coba untuk menirukan suara-suara itu.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

B. Tumbuh Kembang pada Anak

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,


ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupuni ndividu, yang bias diukur dengan
ukuran berat(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, tulang
dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspekfisik, sedangkan
perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu.Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada anak yaitu pertumbuhan yang terjadi secara bertahap atau
memerlukan proses.Pertumbuhan fisik pada anak ada kalanya lambat, ada juga
kalanya cepat. Perubahan fisik pada anak dapat dibagi menjadi 4 periode yaitu:

- periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhannya sangat cepat.

- periode akhir tahun pertama kehidupan pasca lahir, pertumbuhannya sedikit


lambat.

- periode usia 8-12 tahun, pertumbuhannya stabil dan menuju masa kematangan
seksualnya.

- periode usia 15-18 tahun, pertumbuhan fisiknya akan cepat kembali atau biasa
disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Periode ini kemudian akan disusul dengan
periode tenang kembali sampai memasuki tahap dewasa.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Faktor yang mempengaruhi perbedaan pertumbuhan antara satu anak dengan yang
lain antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

1. Kesukaraan penyesuaian diri

Selama dalam periode pertumbuhan yang cepat, kebutuhan yang terus menerus
untuk membentuk pola penyesuaian diri dapat sangat merusak kehidupan
emosionalnya. Sedangkan dalam tahap lpertumbuhan yang lambat, pembentukan
pola penyesuaian diri ini akan lebih mudah.

2. Kebutuhan Energi

Pertumbuhan yang sangat cepat sangat membutuhkan energi yang besar, sehingga
anak cenderung mudah lelah. Hal ini membuat mereka gampang tersinggung dan
emosinya tidak menentu. Sedangkan dalam daur pertumbuhan yang lambat, energi
ini dapat dimanfaatkan untuk bermain atau melakukan kegiatan lainnya. Anak-
anak dalam tahap ini akan terlihat lebih ceria dan mudah dikendalikan.

3. Kebutuhan Gizi

Zat makanan yang mengandung nilai gizi lebih banyak dibutuhkan dalam tahap
pertumbuhan yang cepat, yaitu pada usia 2 sampai 3 bulan pertama kehidupannya
dan nanti pada tahap remaja. Anak-anak yang dalam tahap tersebut kurang
mendapat pemenuhan makanan bergizi, cenderung mudah lelah dan mudah
tersinggung. Mereka kurang berminat terhadap pelajaran sekolah atau bermain
dengan teman sebayanya dan umumnya penyelesaian sosialnya memprihatinkan.

4. Kemampuanmempertahankan Keseimbangan

Pada saat anak dalam periode pertumbuhan yang lambat, biasanya tubuh orang ini
secara alami dapat mempertahankan keseimbangan dirinya dengan cukup baik.
Sebaliknya pada tahap pertumbuhanyang cepat, keeimbangan ini terganggu. Ini
terlihat dari menurunnya nafsu makan, mudah lelah, gampang tersinggung, dan
pergaulannya secara sosial memburuk.

5. Kecanggungan
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Pertumbuhan yang cepat ini hampir selalu diiringi dengan adanya perasaan
canggung. Anak-anak yang sebelumnya sudah memperhatikan koordinasi tubuh
cukup baik akan terlihat seperti anak yang lamban, dan sering terlihat seperti anak
tersandung oleh kakinya sendiri. Apabila pertumbuhan yang cepat tadi menjadi
sedikit lambat, maka kecanggungan terrsebut akan menghilang dan digantikan
dengan koordinasi motorik yang baik kembali.

PERUBAHAN PADA ANAK

1.Ukuran Tubuh pada Anak

Besar kecilnya tubuh seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur
pertumbuhan fisik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Sedangkan lingkungan
berpengaruh terhadap pembentukan tubuh anak, baik lingkungan pralahir anak
maupun lingkungan pasca lahirnya. Kekurangan gizi, merokok, tekanan batin
yang dialami ibu yang sedang mengandung juga menjadi faktor yang
mempengaruhi perkembangan anak secara fisik.

2. Tinggi Tubuh

Pertumbuhan tinggi tubuh anak satu anak dengan lainnya berbeda-bera. Secara
umum, tinggi badan anak dapat digambarkan misalnya, bayi baru lahir berukuran
43 sampai 52 cm. Dalam 2 tahun kemudian pertumbuhan tinggi badannya terjadi
dengan cepat. Pada usia 4 bulan, bayi berukuran antara 58 sampai 60 cm. Pada
usia 1 tahun berukuran 70 sampai 75 cm. Pada saat anak umur 2 tahun tinggi
badannya mencapai 80 sampai 85 cm. Pada usia 5 tahun badannya sudah
mencapai 2 kali panjang ketika lahirnya.

3. Berat Tubuh

Berat badan bayi pada saat lahir adalah sekitar 3 sampai 4 kg. Pada usia 4 bulan,
berat badan anak 2 kali dari berat lahirnya dan pada umur 1 tahun beratnya 3 kali
berat lahirnya. Pada usia 3 tahun beratnya bertambah dengan cepat dan pada usia
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

5 tahun beratnya bisa mencapai 5 kali berat lahinya hingga pada usia remaja berat
tubuhnya bisa mencapai 40 sampai 45 kg.

Faktor yang Mempengaruhi Ukuran Tubuh

1. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga seperti faktor keurunan dan lingkungan dapat mempengaruhi.


Keturunan menyebabkan seseorang dapat mempengaruhi tubuhh anak tersebut
akan gemuk atau tidak. Sedangkan lingkungan akan membantu menentukan
tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa oleh anak.

2. Gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan
sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan mereka
yangkurang memperoleh gizi. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada
remaj sedemikian rupa sehingga menghambat potensi untuk pertumbuhan di masa
remaja.

3. Gangguan Emosional

Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan


terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan menyebabkan
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan kelenjar ptuitari. Bila terjadi
hal yang demikian, pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai
berat tubuh yang seharusnya.

4. Jenis Kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berrat daripada anak perempuan,
kecuali pada usia antara 12 sampai 15 tahun (anak perempuan biasanya akan lebih
tinggi dan berat daripada anak laki-laki). Terjadinya perbedaan berat dan tinggi
tubuh ini karena bangun tulang dan ootot pada anak laki-laki memang berbeda
dari anak perempuan.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

5. Suku Bangsa

Prebadaan berat dan tinggi tubuh, mungkin saja berkaitan dengan latar belakang
suku bangsa. Misalnya anak berkulit puti perkembangan tubuhnya lebih cepat
dibandingkan dengan orang yang berkulit hitam, meskipun berasal dari latar
belakang ekonomi yang sama.

6. Kecerdasan

Biasanya anak yang kecerdasannya lebih tinggi akan lebih gemuk dan berat
daripada anak yang kecerdasannya rendah. Juga anak yang prestasinya disekolah
menonjol, cenderung lebih gemuk dann berat.

7. Status Sosial Ekonomi

Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung
lebih kecil daripada anak yang lainnya.

8. Kesehatan

Anak-anak yang sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki tubuh yang lebih
berat daripada anak yang sering sakit.

9. Fungsi Endokrin

Bila fungsi endokrin bekerja normal, maka akan memperlihatkan ukuran tubuh
yang normal pula. Sebaliknya bila anak mengalami kekurangan hormon
pertumbuhannya, maka ia akan menjadi kecil seperti orang kerdil, sedangkanyang
kelebihan hormon pertumbuhan akan tumbuh menjadi lebih besar sehingga tidak
sesuai dengan usia sebayanya.

10. Pengaturan Pralahir

Kondisi pralahir yang tidak menguntungkan selama ibu hamil, misalnya


kekurangan gizi, tekanan batin, perokok berat, cenderung menghmbat
pertumbuhan bayi dalam tahun-tahun pascalahir dibandingkan dengan sebayanya.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

11. Pengaruh Tubuh

Bangun tubuh, ektomorf, mesomorf, atao endomorf jelas akan mempengaruhi


besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bangun tubuhnya mesomorf akan
lebih besar daripada yang endomorf atau anak yang ektomorf karena memang
lebih gemuk dan berat.

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

Perkembangan anak berbeda dari psikologi anak karena 3 hal yaitu:

1. Psikologi anak lebih menitikberatkan isi atau hasil perkembangan sedangkan


perkembangan anak mengenai proses itu sendiri.

2. Perkembangan anak lebih menekankan peran lingkungan dan pengalaman


ketimbang psikologi anak.

3. Psikologi anak mempunyai satu tujuan utama yaitu untuk mempelajari bidang
perilaku anak yang berbeda, sedangkan perkembangan anak mempunyai enam
tujuan yaitu untuk menemukan apa saja karakteristik perubahan usia dalam
penampilan , perilaku, minat, dan tujuan dari satu periode perkembangan ke
periode yang lain untuk menemukan kapan perubahan ini terjadi.

Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Perkembangan Anak antara lain :

1. Stimulasi

Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak.Anak yang


mendapat stimulasi yang terarah dan teratur lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.

2. Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan


yang kondusif untuk belajar.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

3. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita memberi ganjaran, misalnya pujiaan,
ciuman, belaian, tepuk tangan dan sebagainya.

4. Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya.

5. Stress

Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak
akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan
sebagainya.

6. Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun, diharapkan setiap anak mendapat


kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun.Sehingga dengan mendapat
pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-
anak.

7. Cinta dan kasih sayang

8. Salah satu hak anak adalah dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih
sayang perlakuan yang adil dari orang tuanya.

C. Gangguan Tumbuh Kembang Anak

7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui. Perkembangan dan
tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan
memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara
dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita
ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu
berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui :

1. Gangguan bicara dan bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan ocial ve seluruh perkembangan anak.


Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.

2. Cerebral palsy

Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang
sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.

4. Sindrom Down

Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih.Beberapa ocial seperti kelainan jantung ocial ve ,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.

5. Perawakan pendek.

Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom,


penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.

6. Gangguan ocial

Merupakan gangguan perkembangan ocial ve pada anak yang gejalanya muncul


sebelum anak berumur 3 tahun.Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang
mempengaruhi anak secara mendalam.Gangguan perkembangan yang ditemukan
pada ocial mencakup bidang interaksi ocial, komunikasi dan perilaku.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

6. Retardasi mental

Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah ( IQ<70)
yang masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH )

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan


perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

Remaja/Pubertas

Kebutuhan pada tahap ini adalah :


a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri

Asuhan yang diberikan adalah :

a. Gizi seimbang

Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat


pembangun dan zat yang sesuai dengan kebutuhan gizi . Gizi seimbang sangat
dibutuhkan dalam tahap ini untuk kepentingan kesehatan reproduksinya dan
juga untuk kemampuan pertumbuhan dan perkembangan.

b. Informasi tentang kesehatan reproduksi


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi bertujuan untuk


memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku
hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan
pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya


agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang
sehat.

c. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)

Yang dimaksud dengan perkosaan disini adalah hubungan seksual yang


dipaksakan terhadap perempuan, dilakukan tanpa izinnya dan mungkin
menggunakan kekerasan. Manusia dalam hal ini remaja secara biologis
mempunyai kebutuhan seksual sehingga perlu mengendalikan naluri
seksualnya dan menyalurkannya menjadi kegiatan yang positif, seperti
olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun.

d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza

Pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA pada remaja hendaknya


dilakukan dengan pendekatan sejak dini baik dari orang tua, guru, pendamping
dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelajar disekolah, sehingga
dengan pendampingan dan bimbingan kita bisa mengetahui proses
perkembangan jiwa yang terjadi pada pelajar dan juga pengaruhnya terhadap
lingkungan.

e. Perkawinan pada usia yang wajar

Kegagalan perkawinan dalam masyarakat dewasa ini sangat meningkat


sehingga menimbulkan dampak social yang tidak diinginkan. Pengaturan
perkawinan yang semula merupakan ritus adat diambil alih tanggung jawabnya
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

oleh Negara dan dijadikan sebagai ketentuan hukum serta di atur lewat undang-
undang. Undang-undang juga mengatur batas umur seseorang yang
diperbolehkan menikah dengan alas an untuk kepentingan demografi,

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

mencegah anak-anak dibawah umur yang belum dianggap mampu untuk


mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.

f. Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan


pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

Remaja memerlukan pembekalan tentang informasi / pendidikan,


ketrampilan dan kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun
psikis dan mental dalam menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk
menggunakan NAPZA dan lain-lain.

Usia Subur (Reproduksi)

Kebutuhan pada tahap ini adalah :


a. pendidikan kesehatan, suplemen,

b. konseling, pencegahan primer

c. KB

d. Pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan


dan pengobatan IMS

e. Pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat

f. Imunisasi dan informasi-informasi lainnya.


MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Asuhan yang diberikan adalah :


a. Kehamilan dan persalinan yang aman
Kesehatan ibu dan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang
diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal. Karena itu,
upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pemeriksaan kehamilan dan

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

pertolongan persalinan yang aman menjadi upaya prioritas dalam bidang


kesehatan.
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan
bayi
Pertolongan terhadap komplikasi yang ditemukan baik selama kehamilan
maupun dalam persalinan memerlukan tindakan yang cepat agar nyawa ibu dan
janinnya dapat diselamatkan. Terjadinya komplikasi ini sulit diperkirakan

sehingga sering muncul secara mendadak dan perlu diantisipasi bahkan bias
dilakukan tindakanpencegahan sedini mungkin.
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan
alat
kontrasepsi ( KB )
Sebagai komponen kesehatan reproduksi, pelayanan KB diarahkan untuk
menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan untuk
menunda, menjarangkan /menjaga jarak kelahiran dan atau membatasi
kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Dengan demikian, pelayanan KB
sangat berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang
tidak diinginkan atau tidak tepat waktu.
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
Pencegahan penularan terhadap PMS/HIV/AIDS yaitu :
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

1) Melakukan hubungan seksual hanya dengan satu pasangan dan


menghindari hubungan seks dengan pasangan yang berganti-
ganti.
2) Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada
pasangan
3) Setiap darah transfuse di cek terhadap HIV.
4) Menghindari injeksi, pemeriksaan dalam , prosedur pembedahan
yang tidak steril dari petugas kesehatan yang tidak bertanggung
jawab.
5) Menggunakan kondom dengan hati-hati, benar dan konsisten.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

a. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas


Pelayanan kesehatan reproduksi mencakup semua pelayanan yang
disediakan oleh program-program yang ada dalam ruang lingkup kesehatan
reproduksi. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi ini ditentukan oleh
beberapa factor antara lain :
1) Pelayanan kesehatan yang kurang
memperhatikan kebutuhan klien
2) Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang
memadai.
a. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
Dalam rangka mencegah kematian ibu akibat aborsi, sejumlah Negara telah
meberikan pelayanan aborsi yang aman secara terbatas, misalnya untuk
mengatasi :
1) Kehamilan yang mengancam kesehatan fisik dan mental ibu.
2) Ibu yang mengalami kegagalan KB
3) Risiko cacat pada janin
4) Korban perkosaan.
a. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Kanker sistem reproduksi meliputi kanker leher rahim, payudara, indung


telur, rahim dan alat kelamin. Kanker leher rahim merupakan kanker yang
paling banyak diderita oleh wanita dinegara berkembang dan menepati urutan
kedua setelah kanker payudara. Untuk mengetahui secara dini kanker leher
rahim adalah melalui pemeriksaan Pap Smear, IVA Test dan Schiller Test.
Kanker payudara lebih sering terjadi dibandingkan dengan kanker leher rahim
karena kanker ini dapat terjadi pada semua perempuan. Cara sederhana untuk
menemukan tumor pada payudara sedini mungkin yaitu dengan melakukan
pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI ).
b. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan
sanggama secara teratur. Permasalahan infertilitas merupakan masalah yang

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

kompleks sehingga pengelolaan infertilitas di pelayanan kesehatan dasar masih


sangat terbatas. Klien perlu mendapat informasi yang memadai tentang
berbagai penyebab infertilitas dan pelayanan rujukan ke RS. Informasi dan
penyuluhan mengenai pemeriksaan serta pengobatan infertilitas perlu
dilakukan dengan sabar dan seksama.

Usia Lanjut (Lansia)

Kebutuhan pada tahap ini adalah :


a. Perhatian pada problem meno/andro-pause
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis.
c. Deteksi dini kanker rahim, payudara, dll

d. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman


reproduksisebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

Asuhan apa yang diberikan adalah :

a. Perhatian pada problem menopause

Masalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut terutama dirasakan oleh


wanita ketika masa suburnya berakhir atau ketika mengalami menopause.
Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan
fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormone estrogen.
Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat dilakukan
ditingkat pelayanan dasar antara lain :

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

1) Pemeriksaan alat kelamin.

2) Pap Smear, IVA Test, Schiller Test.

3) Perabaan payudara ( SADARI )

4) Penggunaan makanan yang mengandung unsure Fito-Estrogen.

5) Penggunaan bahan makanan sumber kalsium.

6) Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol.

a. Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun,


gangguan mobilitas dan osteoporosis. Berkurangnya hormone
estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan
berbagai keluhan sebagai berikut :
1) Penyakit jantung koroner
2) Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit
jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol


tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung
koroner.
3) Osteoporosis Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh
dan mudah patah.
4) Gangguan mata
5) Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata
berkurang.
6) Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
7) Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat
dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan
tipe Alzeimer. Penyakit

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah


berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi faktor keturunan.
a. Deteksi dini kanker rahim.
Untuk mengetahui secara dini kanker leher rahim, dianjurkan kepada para
wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap Smear, IVA Test, atau Schiller Test
secara teratur, paling tidak sekali setiap tahun :
1) Pada umur berapapun dalam usia
subur.
2) Telah berhubungan seks lebih dari 1
tahun
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

3) Ada / tidak ada cairan vagina yang


mencurigakan.

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

DAFTAR PUSTAKA

Nurianti, I (2012) Kesehatan Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan , Jakarta.


Sanusi, S.R (2011) Hak Kesehatan Reproduksi, Definisi, Tujuan Dan
Permasalahan Sumatra Utara: FKM USU.
www.google.com
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

EVALUASI

1. Dibawah ini yang bukan merupakan siklus kehidupan perempuan adalah :

a. Konsepsi

b. Bayi dan anak

c. Keluarga
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

d. Remaja

e. Usia Lanjut

Jawab C

1. Dibawah ini merupakan asuhan yang diberikan pada tahap remaja,


kecuali...
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan
reproduksi
c. Kehamilan dan persalinan yang aman
d. Peningkatan pendidikan
e. Peningkatan keterampilan
Jawab C

1. Peran petugas kesehatan dalam mencegah kasus kekerasan terhadap


perempua, kecuali :

a. Melakukan penyuluhan

b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

c. Bermitra dan berpartisipasi dengan instansi terkait

d. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan korban

e. Mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental

MODUL KESEHATAN REPRODUKSI

Jawab E

2. Berikut ini adalah asuhan yang diberikan pada tahap usia reproduksi,
Kecuali...
a. Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
b. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Semester II

c. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas


d. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi

e. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

Jawab A

1. Upaya pencegahan terhadap keluhan/masalah menopause yang dapat


dilakukan ditingkat pelayanan dasar antara lain :
a. Pemeriksaan alat kelamin.
b. Pap Smear, IVA Test, Schiller Test.
c. Pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI )
d. Menghindari makanan yang mengandung lemak, kopi, alkohol.
e. Memberikan terapi hormone estrogen.
Jawab E

You might also like