You are on page 1of 16

MAKALAH TUGAS MODUL 2

ANALISIS SITUASI

Dr. Ari Kusuma, Sp.OG

PPDS II Konsultan Obstetri Sosial Joglosemar


Bagian Obstetri Ginekologi FK UGM
Yogyakarta
2017
PENDAHULUAN
Secara Geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19 00 6o 28 00 Lintang Selatan
dan 106o 43 00 106o 55 30 Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung
dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.
Bentang alam Bentang alam kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran
rendah perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 140 meter diatas permukaan laut
dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat,
mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.
Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota Negara, Kota Depok menghadapi
berbagai permasalahan perkotaan, termasuk masalah kependudukan. Sebagai daerah penyangga Kota
Jakarta, Kota Depok mendapatkan tekanan migrasi penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari
meningkatnya jumlah kawasan permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa.
Jumlah penduduk di Kota Depok semester II tahun 2016 yang telah dikonsolidasikan dan
dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai 1.803.708 jiwa, terdiri atas laki-laki 913.359
jiwa (50,63%) dan perempuan 890.349 jiwa (49,36%),

Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibanding


dengan kecamatan lainnya di Kota Depok, yaitu 245.142 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan penduduk
terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 86.147 jiwa.

Di tahun 2016 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2. Kecamatan
Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 15.063 jiwa/km2,
kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan tingkat kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan
dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2.
Laju pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukan tingkat pertumbuhan
penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Selama 5 tahun terakhir, jumlah penduduk Kota
Depok terus mengalami penambahan. Meski demikian laju pertumbuhan penduduk dalam 5 tahun ini
mengalami fluktuasi. Sempat mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan 2014, namun di tahun 2013
dan 2015 mengalami penurunan. Untuk tahun 2015 laju pertumbuhan penduduk kota Depok adalah
sebesar 3,51%, turun sebesar 0.06% dari tahun 2014.

Indeks kepadatan penduduk adalah suatu indeks yang menyatakan kualitas lingkungan suatu
daerah berdasarkan kepadatan penduduknya. Kepadatan penduduk menjadi salah satu penentu kualitas
lingkungan, karena tingginya aktivitas sosial-ekonomi penduduk suatu daerah akan menekan
lingkungan hidup, baik lingkungan lahan/tanah, air maupun udara. Semakin padat penduduk maka
tekanan terhadap lingkungan akan semakin besar yang akan menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan.
Berdasarkan Indeks Kepadatan Penduduk Tahun 2015, kecamatan di Kota Depok yang
memiliki kepadatan penduduk ideal adalah kecamatan Sawangan, Bojongsari, Cilodong, dan Limo.
Sedangkan kecamatan dengan nilai terkecil yaitu kecamatan Sukmajaya. Hal ini menandakan
kepadatan penduduk di Kec. Sukmajaya, dirasa perlu untuk mendapat perhatian lebih. Karena tentunya
dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi akan berdampak pada kualitas lingkungan hidup.
Kelahiran

Perempuan Usia
Kecamatan Angka Kelahiran
Subur
Pancoran Mas 1,664 46,391
Cimanggis 1.300 51,454
Sawangan 788 26,95
Limo 657 16,329
Sukmajaya 2,478 51,648
Beji 779 32,282
Cipayung 826 28,367
Cilodong 895 27,874
Cinere 422 21,795
Tapos 1,07 49,307
Bojong Sari 568 21,177

Indikator angka kelahiran tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada suatu waktu atau tahun
tertentu. Umumnya mengemukakan ukuran tentang berapa banyaknya bayi yang lahir dibandingkan
dengan jumlah perempuan usia subur, pada suatu tahun tertentu untuk daerah tertentu. Indikator Angka
Kelahiran tahunan merupakan cerminan kelahiran dalam bentuk penampang lintang (cross section) dan
bukan bersifat longitudinal atau histories.

Kematian

Kecamatan Kematian
Pancoran Mas 945
Cimanggis 760
Sawangan 381
Limo 252
Sukmajaya 1.352
Beji 462
Cipayung 364
Cilodong 550
Cinere 335
Tapos 675
Bojong Sari 324
Total 6.400

Mortalitas atau kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan dan dimana saja. Kasus
kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat
maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Seks pranikah pada remaja tahun 2012


Target RPJMN 2019 Unmet need = 9.9%
Pelayanan Keluarga Berencana

Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga
peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita
biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat
pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang
ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi
menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Peserta KB baru tahun 2011 sebanyak 41.513 orang sedangkan peserta KB aktif sebanyak
224.315 orang, jumlah ini disebabkan oleh karena pencatatan dan pelaporan jumlah sasaran PUS yang
belum akurat, sehingga banyak PUS yang tidak tercatat, namun memperoleh pelayanan. Tahun 2011
alat kontrasepsi yang banyak diminati adalah suntikan sebanyak 21.961 (9,79%) dan pil KB sebanyak
11.828(5,27%). Pada tahun 2012 Jumlah peserta KB Aktif sebanyak 257.134 orang.
Peserta KB Aktif terbanyak menggunakan Suntik 116.958 (45,4%), pengguna KB Pil 73.447
(28,56%).
Pada tahun 2013 MKJP Provinsi Jawa Barat 10,25%, angka ini dibawah angka nasional (11,28)
di kota Depok MKJP mencapai 12,52. Sehingga perlu peningkatan konseling yang berkualitas dan
memanfaatkan ANC untuk promosi KB pasca persalinan yang diarahkan ke MKJP
Pada tahun 2013 jumlah peserta KB aktif sebanyak 226.688 orang dengan rincian jumlah
pengguna MKJP sebanyak 54.814 (24,2%) yang terdiri dari IUD sebanyak 37.056 (16,3%), MOP
sebanyak 1.662 (0,7%), MOW sebanyak 7.233 (3,2%), dan Implant sebanyak 8.863 (3,9%). Peserta
KB non MKJP sebanyak 171,874 (75,8%) yang terdiri dari pengguna KB suntik sebanyak 102.560
(45,2%), Pil sebanyak 64.085 (28,3%), dan kondom sebanyak 5.229 (2,3%).
Tahun 2014 peserta KB aktif sebesar 206.849, pengguna MKJP sebanyak 52,041 (25,1%) yang
terdiri dari pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 35.855 (17,3%), MOP sebanyak 1.468 (0,7%), MOW
sebanyak 5.955 (2,9%), dan Implant sebanyak 8.763 (4,2%). Jumlah peserta KB Aktif non MKJP
sebanyak 154,808 (74,9%) yang terdiri dari pengguna kondom sebanyak 5.202 (2,5%), KB suntik
sebanyak 92.906 (44,9%), pengguna pil sebanyak 56.700 (27,4%).
Pada tahun 2015 peserta KB aktif 239.974, pengguna MKJP sebanyak 55,619 (23,2%) yang
terdiri dari pengguna kontrasepsi IUD sebanyak 36.705 (15,3%), MOP sebanyak 1.364 (0,6%), MOW
sebanyak 6.595 (2,7%), dan Implant sebanyak 10.955 (4,6%). Jumlah peserta KB aktif non MKJP
sebesar 184.355 (76,8%) yang terdiri dari pengguna kondom sebanyak 8.512 (3,5%), KB suntik
sebanyak 112.748 (47%), pengguna pil sebanyak 63.095 (26%).
Gambaran pengguna KB suntik dan pil di Kota Depok tahun 2011 sampai dengan 2016
sebagaimana gambar berikut.CAKUPAN PENGGUNA KB SUNTIK DAN PIL
DI KOTA DEPOK TAHUN 2011 2015

Sumber : BPMK Kota Depok, 2015

Sebagaimana uraian di atas, pada tahun 2015 peserta KB aktif 239.974, pengguna MKJP
sebanyak 55,619 (23,2%). Sedangkan jumlah peserta KB aktif non MKJP sebesar 184.355 (76,8%).
Berikut gambaran persentase cakupan jumlah pengguna KB Aktif MKJP dan non MKJP menurut
kecamatan di Kota Depok tahun 2015.
GAMBAR CAKUPAN PENGGUNA KB AKTIF MKJP MENURUT KECAMATAN
DI KOTA DEPOK TAHUN 2015

Sumber: BPMK Kota Depok, 2015

GAMBAR CAKUPAN PENGGUNA KB AKTIF NON MKJP MENURUT KECAMATAN


DI KOTA DEPOK TAHUN 2015

Sumber: BPMK Kota Depok, 2015


Di tahun 2015 peserta KB baru sebesar 34.745, peserta KB baru MKJP sebesar 6.133 (17.7 %)
dengan rincian menggunakan IUD sebesar 10,9%, MOW sebesar 1,7%, dan Implant sebesar 5,1%.
Jumlah peserta KB baru non MKJP sebanyak 28.612 (82,3%) dengan rincian menggunakan kondom
sebesar 4,4 %, suntik sebesar 58,3%, pil sebesar 19,6 %. Berikut gambaran cakupan pengguna KB
baru MKJP menurut Kecamatan di Kota Depok pada tahun 2015:
GAMBAR CAKUPAN PENGGUNA KB BARU MKJP MENURUT KECAMATAN DI
KOTA DEPOK TAHUN 2015

Sumber : BPMK Kota Depok, 2015


GAMBAR CAKUPAN PENGGUNA KB BARU NON MKJP MENURUT KECAMATAN
DI KOTA DEPOK TAHUN 2015

Sumber : BPMK Kota Depok, 2015

Berikut gambaran cakupan peserta KB baru dan KB Aktif tahun 2013 sampai dengan tahun
2015. GAMBAR JUMLAH PESERTA KB BARU DI KOTA DEPOK TAHUN 2013-2015

Sumber: BPMK Kota Depok, 2015


Gambar PUS bukan peserta KB berdasarkan alasan tidak berKB tahun 2015
ANALISIS SITUASI

Luas wilayah kota Depok adalah 200,29 Km2. Jumlah penduduk Kota Depok sampai tahun
2015 adalah perempuan sebanyak 956.566 dan laki-laki 999.726. Jumlah penduduk Kota Depok adalah
2.033.551 jiwa. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Depok tahun 2011 sebesar 4.32 %. Kenaikan
pertumbuhan penduduk ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor misalnya karena tingkat kelahiran
yang tinggi dan angka kematian yang rendah, umur harapan hidup yang semakin meningkat serta arus
urbanisasi yang melesat. Tahun 2015 Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Depok berada di angka
3,57, agak sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya, 2014 sebesar 3,64.

Potensi yang dimiliki Kota Depok :

NO URAIAN JUMLAH
1 Jumlah Penduduk 2.033.551
2 Jumlah Kecamatan 11
3 Jumlah Puskesmas 35
4 Jumlah Puskesmas PONED 7
5 RSUD 1
6 RS Swasta 19
7 RS PONEK 2 (RS Hermina & RS Mitra Keluarga
8 Jumlah BPM 419
9 Jumlah dr SpOG 117
10 Jumlah dr SpA 119
11 Jumlah Posyandu 1010
12 Dokter umum 1128
13 RB 4
14 UTD PMI 1
15 BDRS (Bank Darah Rumah Sakit) 3 (Mitra, GPI, Melia)
MASALAH

1. Kepesertaan ber-KB (CPR semua cara) meningkat 0,5 % dalam kurun waktu 5
tahun

2. Masih tingginya Unmet Need sebesar 11,4%

PRIORITAS MASALAH

Sosialisai tentang KB harus lebih ditingkatkan, terutama mengenai manfaat dan keuntungan
penggunaan KB.

DATA YANG MENDUKUNG

Data sekunder dari puskesmas Depok tentang PUS bukan peserta KB berdasarkan alasan tidak
berKB tahun 2015 yang menunjukan masih tingginya angka alasan tidak berKB karena efek samping
dari KB.

Data sekunder pada tahun 2012 didapatkan nilai unmet need 11,4% dari target 9,9%. Nilai ini
menunjukan masih tingginya kesenjangan antara niat wanita usia reproduksi dengan prilaku
penggunaan kontrasepsi.

You might also like