You are on page 1of 9

Gambar 1-4

1-5 Spektra Absorpsi dan Emisi Atom Hidrogen


Semua atom dan molekul menyerap cahaya pada frekuensi tertentu. Pola frekuensi
penyerapan disebut spectrum penyerapan dan sebagai sifat yang dimiliki beberapa atom atau
molekul. Dikarenakan frekuensi ini sebanding dengan energi (E=h), spectrum penyerapan
dari suatu atom menunjukkan bahwa elektron hanya dapat mempunyai nilai energi tertentu,
seperti yang diajukan oleh Bohr.

Gb.1-5. Spectrum penyerapan elektromagnetik atom-atom hidrogen. Garis-garis pada


spektrum ini menggambarkan radiasi ultraviolet yang diserap oleh atom hidrogen sebagai
campuran dari seluruh panjang gelombang melalui sebuah sampel gas.

Secara umum, cara tersebut memperlihatkan posisi penyerapan dalam bentuk bilangan
gelombang, , dimana berbanding terbalik dengan panjang gelombang, :
1
=

Karena berhubungan dengan frekuensi () dengan hubungan =c (c = kecepatan cahaya =
2,9979 x 1010 cm/s), kita juga memiliki =/c dan E=hvc. Oleh karena itu, bilangan
gelombang dan energi berbanding lurus. Jika dalam satuan sekon-1 dan c dalam cm/s, maka
dalam satuan cm-1. Spektrum radiasi elektromagnetik ditunjukkan pada gambar 1-4.
Spectra penyerapan atom hidrogen ditunjukkan pada gambar 1-5. Penyerapan energi terendah
ditunjukkan pada garis 82,259 cm-1. Perhatikan bahwa garis-garis absorpsi terkumpul
menjadi satu mencapai batas 109,679 cm-1. Di atas batas ini, penyerapan/absorpsi masih terus
terjadi.
Jika dipanaskan pada suhu tinggi, atom dan molekul memancarkan cahaya pada frekuensi
tertentu. Contohnya, atom hidrogen memancarkan cahaya merah ketika dipanaskan. Sebuah
atom yang memiliki jumlah energi lebih dari yang diperlukan memancarkan cahaya pola
yang diketahui sebagai spektrum pancaran. Bagian dari spektrum emisi dari atom hidrogen
ditunjukkan pada gambar 1-6. Spektrum emisi berisi lebih banyak garis dibanding spektrum
absorpsi. Garis-garis dalam spektra emisi pada 82,259 cm-1 dan lebih besar sama dengan
garis-garis pada spektrum absorpsi, tetapi garis-garis emisi yang lebih kecil dari 82,259 cm-1
tidak muncul dalam spektrum absorpsi.
Jika kita melihat secara dekat pada spektrum emisi pada gambar 1-6, kita melihat bahwa ada
3 golongan garis yang tampak. tiga kelompok, atau deret ini dinamakan setelah para ilmuwan
menemukannya. Deret yang dimulai paa 82,259 cm-1 sampai 109,679 cm-1 dinamakan Deret
Lymann dan pada bagian spektrum ultaviolet. Deret yag dimulai pada 15,233 cm-1 sampai
27,420 cm-1 dinamakan Deret Balmer dan menutup bagian kecil dari spektrum ultraviolet dan
sebagian besar merupakan spektrum tampak. Garis antara 5,332 cm-1 dan 12,186 cm-1
dinamakan Deret Paschen dan jatuh pada daerah spektra inframerah.
Gb. 1-6. Spektrum pancaran/emisi dari atom hidrogen yang dipanaskan. Garis-faris emisi
yang terjadi pada deret dinamai berdasarkan penemunya, Lyman, Balmer, dan Paschen. Deret
Brackett dan Pfund lebih jauh ke arah kanan pada wilayah inframerah. Garis-garis tersebut
menjadi
Meskipun spektrum emisi dari hidrogen muncul menjadi rumit, Johannes Rydberg
memformulasikan secara sederhana dalam bentuk matematika untuk menentukan posisi
spektra/garis. Persamaannya adalah:
1 1
= ( 2 2 )

Dalam persamaan Rydberg n dan m adalah bilangan bulat, dimana m nilainya lebih besar
daripada n; RH disebut konstanta Rydberg dan diketahui berdasarkan eksperimen bernilai
109,764 cm-1.
Contoh 1-4. Menghitung untuk garis dengan n = 1 dan m = 2, 3, dan 4.
Kita melihat bahwa bilangan gelombang yang telah ditemukan sebelumnya berhubungan
dengan tiga garis pertama pada Deret Lymann. Sehingga kita dapat memperkirakan Deret
Lymann sesuai dengan perhitungan n = 1 dan m = 2, 3, 4, 5, ... mari kita mengecek dengan
menghitung bilangan gelombang untuk n = 1, m = ~.
Garis dengan n = 1, m = ~: = 109679 (1-0) = 109679 cm-1
Bilangan gelombang 109,679 cm-1 sesuai untuk garis emisi paling tinggi pada deret Lymann.
Bilangan gelombang terhitung untuk n = 2 dan m = 3 adalah
= 109679 (1/4 1/9) = 15233 cm-1
Kesesuaian ini pada garis pertama pada deret Balmer. Sehingga deret Balmer sesuai untuk n
= 2, m = 3, 4, 5, 6, ... kamu boleh jadi dapat memperkirakan garis-garis pada deret Paschen
sesuai untuk n = 3, m = 4, 5, 6, 7, 8, ... kita seharusnya
Teori Bohr memberikan sebuah penjelasan untuk garis spektra absorpsi dan emisi dalam
atom hidrogen pada orbit dan tingkat energinya yang ditunjukkan pada gambar 1-7. Orbit
dengan n = 1 memiliki energi paling rendah; satu elektron pada atom hidrogen menempati
tingkatan ini dan ini merupakan keadaan paling stabil. Keadaan elektronik paling stabil dari
sebuah atom atau molekul dinamakan keadaan dasar. Jika elektron dari atom hidrogen dapat
berpindah hanya pada orbit tertentu, maka mudah dilihat mengapa atom menyerap atau
memancarkan cahaya hanya pada bilangan gelombang yang spesifik. Penyerapan energi
cahaya memperbolehkan elektron berpindah/loncat ke orbit yang lebih tinggi. Atom hidrogen
excited, di mana elektronnya tidak pada orbit dengan energi paling rendah, memancarkan
energi dalam bentuk cahaya ketika elektronnya kembali pada orbit dengan energi paling
rendah. Garis spektra dalam deret yang menunjukkan transisi elektronik tersebut adalah:
1. Garis pada deret Lyman menghasilkan transisi dari n = 2, 3, 4, ke n = 1
2. Garis pada deret Balmer menghasilkan transisi dari n = 3, 4, 5, ke n = 2
3. Garis pada deret Paschen menghasilkan transisi dari n = 4, 5, 6, ke n = 3
Gambar 1-7
Teori Bohr juga menjelaskan mengapa terjadi lebih banyak garis emisi daripada garis
absorpsi. Atom hidrogen excited memiliki nilai n = 2, 3, 4, 5, Beberapa transisi ke
tingkat energi yang lebih rendah diikuti dengan pancaran energi cahaya hv. Seperti cahaya
kuantum yang dinamakan foton. Sejak transisi mungkin terjadi pada semua orbit di bawah
orbit yang terisi pada atom yang excited, atom hidrogen excited dengan sebuah elektron
pada orbit n = 6, misalnya, dapat hancur menjadi keadaan yang lebih tidak excited dengan
terjadinya transisi n = 6 n = 5, n = 6 n = 4, n = 6 n = 3, n = 6 n = 2, atau menjadi
keadaan dasar dengan transisi n = 6 n = 1. Dengan kata lain, untuk atom hidrogen yang
excited dengan elektron pada n = 6, ada 5 kemungkinan cara transisi elektronik, dengan
masing-masing kemungkinan yang terbatas. Sehingga, 5 garis emisi yang dihasilkan sesuai
dengan 5 energi emisi foton (hv). Garis pada spektrum absorpsi dari hidrogen adalah untuk
transisi dari keadaan dasar (n = 1) ke orbityang lebih tinggi. Karena hamper tidak ada atom
hidrogen yang memiliki nilai n yang lebih tinggi dari kondisi dasar, hanya transisi dari n = 1
ke tingkat yang lebih tinggi yang teramati.
Sekarang kita menurunkan persamaan Rydberg dari teori Bohr. Energi transisi (E) dari
loncatan elektron pada atom hidrogen adalah perbedaan energi antara keadaan awal dan
akhir:
=
Berdasarkan eksperimen penyerapan, > dan bernilai positif. Tetapi, untuk
emisi < , karena pada keadaan akhir elektron berada pada orbit yang lebih stabil,
sehingga bernilai negatif.
Dari persamaan 1-7, energi transisi menjadi:

Dari energi yang teramati, kita dapat menuliskan:

Pada persamaan ini, Ep = hvc adalah energi foton, baik yang diserap atau yang dipancarkan.
Untuk membandingkan secara langsung dengan eksperimen, kita dapat menghitung v. untuk
penyerapan, kita memiliki:

Dimana nI < nII.


Persamaan 1-8 senilai dengan persamaan Rydberg, dengan n1=n, nII=m, dan R = (). Pada
percobaan emisi kita memperoleh:
Di mana nI > nII. Kita dapat memastikan bahwa v yang terhitung selalu bernilai positif,
dengan nilai;

Jika kita menggunakan nilai 9,109534 x 10-28 untuk massa elektron, nilai teori Bohr dari
konstanta Rydberg adalah:

Nilai dari R yang terhitung dari teori Bohr diasumsikan bahwa inti yang diam dengan
elektron yang mengelilinginya. Analisis yang lebih hati-hati dari gerakan ini sebagai
pengabaian dari efek yang mengelilingi inti menyatakan bahwa massa elektron yang
dinyatakan dengan R seharusnya diganti dengan massa yang tereduksi, H, dari atom:

Dimana mp merupakan massa inti hidrogen yang hanya mengandung 1 proton. Perhatikan
bahwa untuk mp >> me massa yang tereduksi mendekati me. nilai H dapat dihitung dari table
1-1; dimana ditemukan sebesar 0,9994558me. nilai teoritis dari R, yang kita tahu sebagai RH,
adalah (109,737,3 cm-1)(0,9994558) = 109677,6 cm-1. Nilai RH secara eksperimen adalah
109678,764 cm-1. Pada perhitungan sebelumnya, nilai R = 109737,3 cm-1 mengasumsikan
bahwa H = me, dimana hanya dapat dapat terjadi pada inti yang tak terbatas. Akibatnya, nilai
R ini sering menunjuk pada R~.

1-6 energi ionisasi atom hidrogen


Ketika energi cahaya (foton) E = hv mengenai atom hidrogen dalam bentuk gas, dapat
menyebabkan elektron tereksitasi dari orbit dengan n = 1 ke orbit yang kurang stabil dengan
n > 1. Jika foton memberikan cukup energi pada atom, elektron akan lepas dari proton.
Sehingga elektron itu akan tereksitasi ke orbit dengan n = ~ dengan radius r = ~ dan E = 0.
Proses ini dinamakan ionisasi. Untuk atom hidrogen, proses ionisasinya adalah:
Formulasi ini menunjukkan bahwa elektron yang dikeluarkan ini dapat memiliki energi
kinetik.
Energi ionisasi, EI, dari sebuah atom atau molekul adalah energi minimal yang dibutuhkan
untuk memindahkan sebuah elektron dari atom atau molekul dalam keadaan gas pada
keadaan dasarnya, elektron yang dikeluarkan yang memiliki energi kinetic 0 dan menjadi
memiliki jarak yang tak terbatas dengan proton.pada 1905, albert Einstein memformulasikan
hubungan kuantitatif antara energi foton, energi ionisasi, dan energi kinetik dari elektron
yang dikeluarkan:

Gambar 1-8
Persamaan 1-10, yang diketahui sebagai Hukum Fotoelektrik Einstein, menunjukkan bahwa
sejumlah energi foton yang dibutuhkan dalam ionisasi yang tersedia dalam jumlah berlebih
akan menjadi energi kinetic dari elektron yang dikeluarkan. Konsep ini digambarkan pada
gambar 1-8. Ketika ionisasi terjadi sebagai hasil dari tabrakan foton, proses ionisasi disebut
photoionization dan elektron yang keluar disebut photoelectron.
Untuk menghitung energi ionisasi atom hidrogen, kita harus mengenali terlebih dahulu bahwa
ketika atom hidrogen terionisasi, perubahan energinya adalah energi ionisasi, EH = EI.
Dengan menggunakan persamaan 1-9 kita memperoleh:
EH = IE = EHII = -EHI
Pada keadaan dasar, n1 = 1, dan pada keadaan dimana elektron dipindahkan dari atom, n11 =
~. Karena E~ = 0 (Persamaan 1-7), diperoleh:
IEHI = -EHI
Dimana kita menggarisbawahi energi ionisasi menunjukkan bahwa ionisasi terjadi dari
keadaan energi dengan n = n1. Sehingga dengan melibatkan efek massa yang tereduksi:

Energi ionisasi biasanya dinyatakan dalam elektron volt. Karena 1 eV = 8065,479 cm-1,
maka:
IE = (109677,6 cm-1) (1 eV/8065,479 cm-1) = 13,5984 eV
Sehingga, energi yang dibutuhkan untuk mengionisasi 1 atom hidrogen adalah:
IE = 13,5984 eV = 109677,6 cm-1
Nilai energi ionisasi secara eksperimen berhubungan secara tepat dengan garis emisi pada
deret Lyman dari n = ~ n = 1, dimana dinyatakan sebelumnya sebesar 109678,764 cm-1.
Dengan menggunakan factor konversi yang ditemukan pada Apendix A, hal ini sesuai dengan
13,5984 eV.
Persamaan 1-11 mudah untuk dipahami, karena untuk memindahkan 1 elektron dari orbitnya,
kita harus menambahkan energi yang cukup untuk mengatasi energi ikatan dari elektron.
Konsep ini digambarkan pada gambar 1-9.

You might also like