Professional Documents
Culture Documents
CA MAMAE
OLEH
FAKULTAS KEPERAWATAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaatnya yaitu :
Kami sebagai mahasiswa dapat mampu menjelaskan mulai dari definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan
Penatalaksanaan dari ca mamae.
Selain itu, kami juga dapat mampu menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Contoh
Kasus ca mamae.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ca mamae merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk,1998).
Ca mamae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan
mammae (Tapan, 2005).
Ca mamae adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-
2005,sumber : Harianto,dkk).
2.2 Klasifikasi
Pembagian stadium menurut Portman yang disesuaikan aplikasi klinik yaitu:
1. Stadium 1
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak
ada fixasi/ infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-
2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum
teraba. Perawatan yang sangat sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak
dapat menyebar dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini,
kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2. Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa
kelenjer getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm.
Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi
dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang
tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40%.
3) Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas
di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama
lain. Menurut data Depkes, 87% ca mamae ditemukan pada stadium ini.
4) Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih
dari sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening
axila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5
cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian payudara, bahkan
mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah
bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah
merembet menyerang bagian tubuh lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati,
otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher. Tindakan yang harus
dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
bukan lagi kuratif(menyembuhkan).
2.3 Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya serangkaian faktor
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya
kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum
berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih
belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal,
dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan ca mamae. Hormon
steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam ca mamae.Dua
hormone ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi camamae(Brunner
dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul ca mamae terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
(unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
2.4 Patofisiologi
Ca mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
karsinoma mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah
(Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi
yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya.Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal
dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-
organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama
dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A
Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut
yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada
tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi
maligna.perubahan dalam denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan
karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar
matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen
harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong
dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim
pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan
mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses
pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram
untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel
keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen
dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible (Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik
menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
Promotor adalah zat non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak
menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000).
Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan
beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan
suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Ca mamae menginvasi secara
lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau
keduanya. Ca mamae yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama
paru-paru, hepar, tulang, otak dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis ca mamae biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium
hanya di kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan
suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan
penunjang lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila memungkinkan CT
Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000)
payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil peran dalam
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu
dismear di atas slide dan difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi.
Jika specimen diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun
Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum
yang sangat kecil. Untuk menegtahui resptor menggunakan teknik ini sudah
patologi anatomi.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan.
Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
a. Biopsy Eksisi
batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu direncanakan secara hati-
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya
ini bisa dilakukan dalam anestesi lokal dan cukup nyaman pada pasien
poli.
Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan .cairan yang
bisa keluar bisa diusap pada gelas kaca difikasi dan dapat dilihat untuk
negative palsu sebesar 18% dan positif sebesar 2,5% jadi dibutuhkan
f. Nipple Biopsy
2.7 Pencegahan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan
menurunkan insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurun
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat
yang memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada
masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui
promosi kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah
memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui
upaya menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola
hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker
yang bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui
feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang
berfungsi sebagai ektrogen nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel
pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan menghalangi
estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya
sel kanker.
mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat,
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri dari pada
oleh dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap [perubahan yang terjadi pada
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di
Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai.
Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dan bulan ke
bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi
karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak
membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jikan suadah
menopause maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan
melakukan SADARI setiap bulan. 17,23 SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
tangan dipinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang.
Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari
untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati- hati dan secara menyeluruh.
Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk
lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah
antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap
ganjalan yang tidak biasa atau di bawah kulit (gambar 3 dan 4).
4. Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar.
Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5).
5. Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di
kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakan di bawah pundak. Posisi
Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-
akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan
pemberian pengobatan.
2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang penerapannya
1. Pembedahan/operasi
pada kanker payudara stadium I dan II. Pembedahan dapat bersifat kuratif
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh
sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker
4. Terapi hormonal
2.9 Komplikasi
1. Limpedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe
bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe
di angkat maka sistem kolater dan axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka.
Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi
Suddharta,2011).
2. Sidroma hiperkalsemik
tulang.
WOC
Gangguan
Terpapar lebih
poliferasi sel
lama dengan
hormon estrogen
Bakteri patogen
Perfusi jaringan
MK:
Kerusakan
Integritas kulit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.5 Pengkajian :
a) Identitas pasien
Nama : Ny. L
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Wanita
Suku : Indonesia
b) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti
penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker
payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali
lipat untuk mengalami penyakit ini
Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian
hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen
suplemen.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba
dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan, Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar, Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
susu pada wanita yang tidak hamil, Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan
piting kulit, biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan
, mual, muntah, ansietas.Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan
kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
d) Riwayat kesehatan keluarga :
Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak
perempuan serta saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika
ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6
kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium.
Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau
ovarium dibawah 40 tahun.
Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau
ovarium.Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
e) Pemeriksaan Fisik
umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi
badan, tekanan darah, suhu, RR, Nadi, Kepala, Rambut.Biasanya kulit
kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh
kemoterapi, kulit kepala tidak tampak bersih.Wajah biasanya tidak
terdapat edema atau hematon.
Mata :Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis
disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak
ikterik,palpebra tidak edema.
Hidung : Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya
pernafasan cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas terutama
pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.
Bibir : Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
Gigi :Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya
pembuluh darah dan caries positif
Lidah : Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada atau Thorak.
Data Obyektif :
Wajah Ibu Y tampak
meringis kesakitan
TD : 130/90 mmHg
Nadi : >100x/mnt
RR : > 20x/mnt
Skala nyeri : 6
Nyeri pada Ibu Y keluarga bapak X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan Ca Mama
Nyeri pada Ibu Y keluarga bapak X berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan Ca Mamae.
Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
a. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Ibu Y mengalamiCa Mamae
aktual ditandaidenganwajah ibu Y
tampak meringis kesakitan, skala
nyeri pada ibu Y. : 6
Bp. IbdanIbu Y
memilikikeinginanuntuksembuh
danadaperawat yang
memberikaninformasitentangper
awatanuntukCa mamae
Masalah lebih lanjut belum
terjadi, adanya keinginan
keluarga untuk sembuh serta
adanya dukungan dari keluarga
c. Potensial masalah
untuk dicegah : tinggi 3 1 3/3x1=1
Masalah lebih lanjut belum terjadi,
adanya keinginan keluarga untuk
sembuh serta adanya dukungan dari
keluarga
d. Menonjolnya
masalah: Tidak perlu Keluarga merasakan adanya
segera ditangani 1 1 1/2x1=1/2 masalah, tapi tidak ditangani.
keluarga saat ini tidak minum obat
anti diabetik, tidak diet dan tidak
olah raga
TOTAL SKOR
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tuk 1 :
Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan Ca
mamae
a. Menjelaskan
penyebab a. Keluarga dapat Diskusikan dengan keluarga :
terjadinya menyebutkan
penyebabnyeri yaitu Penyebab terjadinya nyeri
perubahan nyeri
b. Keluarga mampu Verbal Penggunaan obat secara teratur
adanya tanda dan gejala
menggunakan obat Cara-cara mengurangi nyeri
CA mamae
untuk mengatasi Mengontrol kondisi ke dokter
b. Keluarga dapat
nyeri mengunakan obat secara
teratur yaitu 2x sehari
c. Keluarga mampu untuk mengurangi nyeri
menjelaskan cara-
cara mengurangi c. Keluarga dapat
nyeri. menyebutkan cara-cara
Verbal mengurangi nyeri yaitu
eknik distraksi seperti :
membaca buku, dan
teknik relaksas seperti :
d. Keluarga mampu nafas dalam.
mengontrol
kondisinya ke d. Keluarga dapat
dokter mengontrol kondisinya
ke dokter
LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN CA MAMAE
A. Kasus :
Ny.D keluaga Bapak X,berumur 35 tahun mempunyai 2 anak laki-laki. Anak A (27
thn) dan anak B(25 thn) pekerjaan anak A sebagai SPG dan An.B sebagai Penjual
nasi. Suatu ketika Ny.D tidak dapat menahan rasa nyeri sehingga Ny.D datang ke
rumah sakit WM, ibu datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Nyeri
menjalar sampai ke punggung belakang,keadaan umum pasien tampak lemah, wajah
pasien tampak merintih kesakitan dan sulit melakukan aktifitas. Awalnya Ny. D
mengatakan timbul benjolan kecil di payudara sebelah kiri tapi oleh Ny.D tidak
pernah mengontrol kesehatannya dan mengira benjolan biasa akhirnya lama kelamaan
benjolan semakin besar dan nyeri. Setelah di lakukan pemeriksaan Ny. D terdiagnosa
Ca Mammae Stadium 4, TTV klien RR :20x /menit, N:100x/menit,TD:140/80 mmHg,
S:37,5 C, keluarga klien mengatakan luka pada payudara klien semakin membesar
dan terasa gatal. Luka pasien berbau,luka tampak kemerahan,Terdapat push pada
luka, luka teraba hangat, luka melebar dan membengkak.