You are on page 1of 9

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Asuhan Keperawatan Perioperatif; Intra Operasi

KELOMPOK IV
PROGRAM ALIH JENIS 2 / B19
Alvianita Agiswi S 131611123070
Zita Triwika 131611123071
Ramona Irfan Kadji 131611123072
Yoga Trilintang Pamungkas 131611123073
Yoga Hadi Narendra 131611123074
Bayu Triantoro 131611123075
Clara Agustina 131611123076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF ; INTRA OPERASI


A. Pengertian
Perawatan intra operasi adalah bagian kedua dari periode perioperatif yang
sering disebut perawatan diruang operasi. Tindakan keperawatan selama fase intra
operasi berfokus pada kondusi emosional dan faltor fisik seperti keamanaan
tubuh, posisi tubuh, tindakan asepsis, dan mengontrol kondisi ruang bedah.
Dokter bedah fokus melakukan tindakan bedah. Tim ananstesi fokus pada
pernafasan dan mempertahankan stabilitas fisiologis. Perawat bertanggung jawab
semua tindakan yang dilakukan diruang operasi

B. Peran Perawat Perioperatif Selama Intra Operasi


1. Perawat sirkulasi : berperan mengatur ruang operasi dan melindungi
keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim
bedah dan memeriksa kondisi di dlm ruang operasi.
2. Perawat instrumen : mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan
untuk prosedur dalam kondisi steril, mempertahankan kondisi steril area,
mengurus semua peralatan selama operasi dan membersihkan setelah
operasi. Selama pembedahan perawat instrumen harus menghitung secara
akurat jumlah alat yang digunakan.
3. Perawat asisten : perawat perioperatif yang berpengalaman yang telah
menjalani pendidikan khusus tambahan. Tugasnya mencakup pajanan
terhadap area pembedahan, menggunakan instrumen untuk memegang dan
memotong retraksi dan menangani jaringan, memberikan hemostasis, dan
menjahit. Perawat asisten harus bekerja dengan dokter bedah, bukan
bekerja secara mandiri.
4. Perawat anastesi : perawat yang bertugas khusus memasukan obat
anastesi. Perawat ini harus mengikuti pelatihan khusus dan bekerja
dibawah arahan dokter anastesi.

C. Prinsip Tindakan Intra Operatif


1. Memposisikan klien
Memposisikan pasien di atas meja operasi sesuai dengan operasi yang
akan dilakukan. Faktor faktor penting yang dipertimbangkan untuk
memposisikian klien di meja operasi adalah tempat operasi, umur dan
ukuran dari klien, tipe anestesi yang dipakai, dan nyeri yang dirasakan
oleh klien jika bergerak seperti dikarenakan artritis. Posisi tidak boleh
menghalangi respirasi dan sirkulasi, tidak boleh melakukan penekanan
yang besar pada kulit dan tidak boleh membatasi daerah yang terekspos
untuk operasi.
2. Menjaga kesalahan tempat operasi
Perawat melakukan time out untuk memastikan tidak adanya kesalahan.
Mengecek klien yang benar, bagian tubuh yang dioperasi benar, alat yang
digunakan sudah berfungsi dengan baik. Selain itu prosedur keamanan
juga mancakup menghitung persediaan dan peralatan bedah yang dapat
saja tanpa sengaja tertinggal di dalam tubuh. Penghitungan alat biasanya
dilakukan 2 orang oleh perawat sirkuler dan perawat scrub/ instrumen.
3. Mempertahankan asepsis
Perawat operatif menjamin sterilisasi persediaan dan perlengkapan.
Semoga anggota tim kesehatan menggunakan teknik steril untuk
meminimalisasi infeksi pascaoeprasi. Jika ada suspek atau
terkontaminasinya daerah steril, peralatan yang terkontaminasi dan
pakaian harus dipelaskan dan diganti dengan yang baru dan steril.
4. Memonitor Suhu Tubuh
Hipotermia sering terjadi diruang operasi, baik secara sengaja atau tidak.
5. Memonitor kegawatdaruratan
Perawat perioperatif harus mewaspadai kemugnkinan kegawatdaruratan.
Bila hal ini terjadi, pengetahuan, keputusan cepat, dan berpikir kritis
merupakan hal yag penting, sebagaimana kecepatan dalam melakukan
keterampilan yang diperlukan.

6. Bantuan dalam penutupan luka


Perawat harus mengetahui tipe penutupan luka yang diperlukan dan
mengambil bahan untuk memberikan ke tim operasi.
7. Dokumentasi perawatan intraoperasi
Perawat intraoperasi mendokumentasi setiap kejadian dan tindakan
diruang operasi. Informasi yang berkaitan dengan penampungan, saluran
atau alat lain yang masih terpasang pada klien setelah operasi selesai dan
juga tipe penutupan dan balutan yang dipaki, diberikan kepada perawat
intraoperasi.
8. Memindahkan atau transport klien
Untuk taap penyelesaian operasi, anggota dari tim operasi membersihkan
darah, kulit, dan debris dari kulit klien serta memakai baju dan selimut
yang bersih pada klien.

D. Alat Instrumen Intra Operatif

Instrumen adalah suatu kumpulan alat yang digunakan dalam pembedahan


sesuai dengan jenis pembedahan. Jenis pembedahan adalah suatu kelompok bedah
umum dan non bedah umum. Kelompok bedah umum diantaranya bedah urologi,
bedah obgyn, bedah orthopedi, bedah saraf, bedah plastik dan bedah onkologi.
Sedangkan instrumen dibagi menjadi 2 macam yaitu instrumen dasar dan
instrumen tambahan.
1. Instrumen dasar (basic instrument), instrumen ini digunakan untuk
pembedahan yang bersifat sederhana, antara lain :
a. Desinfeksi klem (washing and dressing forceps) :1
b. Doek klem (towel klem) :5
c. Canul suction :1
d. Metzenboum Scissor(Gunting Metzenboum) :1
e. Gunting jaringan kasar (surgical scissor mayo) :1
f. Klem pean manis. :2
g. Nald foeder (needle holder) :2
h. Gunting benang lurus (Surgical scissor Straight) :1
i. Pincet anatomis(tissue forcep)/ chirurgis (dissecting forcep) : 2/2
j. Handvat mess no. 3/ 4/ 7 (Scalpel handle and blade) : 1/1/1
k. Mosquito Klem bengkok (delicate haemostatic forceps mosquito) : 2
l. Klem Pean Bengkok (delicate haemostatic forceps pean) :2
m. Klem kocher bengkok (haemostatic forceps kocher curved) :2

2. Instrumen tambahan
Instrumen tambahan yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan
untuk tindakan pembedahan yang sifatnya kompleks dalam macam pembedahan
maupun jenis pembedahan.

E. Pengkajian
1. Anastesi dimulai jam:
2. Pembedahan dimulai jam:
3. Jenis anastesi:
o Spinal
o Umum/ General
o Lokal
o Nervus blok
o ..................
4. Posisi Operasi
o Terlentang
o Litotomi
o Tengkurap/ Knee chees
o Lateral : kanan / kiri/ lainnya
5. Catatan anastesi:
6. Pemasangan alat alat:
Airway:
o Terpasang ETT no: ..............
o Terpasang LMA no: ............
o OPA
o O2 Nasal

7. TTV:
o Suhu: C
o Nadi: x/ menit, teraba kuat/lemah, teratur/ tidak teratur
o RR: x/ menit
o TD: mmHg
o Saturasi O2: %
8. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas
Normal Keterangan
Ya Tidak
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ekstremitas

Total cairan masuk


o Infus : cc
o Transfusi : cc

Total cairan keluar


o Urine : cc
o Perdarahan : cc

Balance cairan : cc

F. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry prosedur operasi
2. Resiko cedera berhubungan dengan pemajanan peralatan, pemasangan plat
diatermi dan pemberian posisi
3. Risiko Ketidakseimbangan cairan behubungan dengan prosedur
pembedahan mayor.

G. Intervensi Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan pemajanan peralatan dan jaringan
yang rusak
Pastikan etiket dan indikator steril pada packing set telah sesuai
Lakukan desinfeksi area pembedahan dan dipasang doek steril pada
area pembedahan/ drapping sesuai prosedur.
Cek kadaluarsa alkes yang akan digunakan
Pertahankan sterilitas selama pembedahan dan bantu kelancaran
pembedahan

2. Resiko cedera berhubungan dengan pemajanan peralatan, pemasangan plat


diatermi dan pemberian posisi
Perhatikan dan lepaskan semua bahan logam (perhiasan) pada
tubuh klien
Atur posisi klien pada meja operasi sesuai kebutuhan
Pasang arde pada bagian tubuh yang sesuai dan fiksasi dengan
baik, atur voltage/ toleraransi tegangan sesuai dengan kebutuhan
Pastikan colokan alat terpasang baik pada stop kontak
Monitor penggunaan instrumen, jarum dan kasa
Pastikan tidak ada instrumen, jarum atau kasa yang tertinggal
dalam tubuh klien.

3. Risiko Ketidakseimbangan volume cairan behubungan dengan prosedur


pembedahan mayor.
Monitor tanda-tanda vital
Monitor dengan ketat risiko terjadinya perdarahan pada pasien
Monitor jumlah dan sifat kehilagan darah
Beri penekanan langsung atau penekanan pada balutan, jika sesuai
Observasi pemberian cairan melalui infus
Monitor produksi urine (0,5 cc/ kgBB/ Jam)
Monitor jumlah perdarahan dengan melaporkan jumlah pemakaian
kasa
DAFTAR PUSTAKA

Bedong, M. A. 2001. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif volume 1: Prinsip,


Jakarta: EGC.
M. Black, Joyce & Hokanson, Jane alih bahasa oleh Ashari Rizal, Yudhistira,
Shanti Citra. 2014. Buku Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen
Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
Format Pengkajian Perioperatif Kamar Bedah. 2016. Malang: Poltekkes
Kemenkes Malang, DIV Keperawatan Medikal Bedah.

You might also like