You are on page 1of 20

HYDROCELE

Dosen Pembimbing : dr. Dennison, Sp.B

Anggota :

Yolanda Pratiwi G1A109045

Meri Fristiantini G1A111012

Dwi Widya Hariska G1A111036

Rizki Wahyudi G1A111060

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013
PENDAHULUAN

Dalam sejarahnya pada 1552 sebelum Masehi di Mesir telah dilaporkan pengobatan
untuk hidrokel dengan melakukan suatu tekanan dari luar. Galen pada tahun 176
Masehi melaporkan penurunan duktus testikularis melalui lubang kecil pada lower
abdomen, kemudian ia meneliti dari awal tentang sebab terjadinya hidrokel pada
testis.Susruta pada abad ke 5 sesudah Masehi pertama kali melaporkan pengobatan
bedah terhadap hidrokel. Pada autopsi terhadap orang yang menderita hidrokel
sebanyak 500 orang pada abad ke 18 dan 19 didapatkan 56% adanya patensi dari
prosesus vaginalis peritonei. Camper dengan kawan-kawan pada permulaan abad ke 19
telah mempelajari struktur anatomis dari kanalis inguinalis, sedangkan Later pada abad
ke 19 melakukan berbagai metode pembedahan dalam mengatur kembali lapisan
anatomis dari kanalis inguinalis dengan memperhatikan hubungan sekitarnya seperti
struktur dari funikulus spermatikus. Bank pada tahun 1884 menyatakan bahwa
pengobatan hidrokel yang definitif adalah dengan melakukan ikatan yang baik,
kegagalan daiam tindakan tersebut didapatkan akibat kelemahan ikatannya. Selanjutnya
dilaporkan pula pengangkatan lengkap kantong hidrokel melalui cincin hidrokel
eksterna. Fergusson pada tahun 1899 menekankan ligasi tinggi dari kantong skrotum
tanpa merusak struktur anatomis funikulus dan lapisan anatomis dari kanalis inguinalis
dengan melakukan insisi aponeurosis otot obliquus externus. Mc Lennan pada tahun
1914 menyatakan pengobatan bedah merupakan tindakan definitif untuk suatu
hidrokel. Botts, Riker dan Lewis pada tahun 1950 mendukung untuk dilakukan ligasi
tinggi dan pengangkatan kantong hernia sebagai hal yang rutin dikerjakan pada
pembedahan hidrokel.
Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila
mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya)
pada transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus
dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika
vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong
ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau
mungkin besar sekali. Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti
radang atau tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering
kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan
hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di
dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada
transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang sekali ditemukan benjolan
diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan, sedangkan memberikan
kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila demikian, terdapat tunika vaginalis yang
berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga perut dan berisi cairan rongga
perut. Hernia inguinalis lateralis atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga
perut ini kadang diberikan nama salah hidrokel komunikans.
Karena hubungan dengan rongga perut terlalu sempit sekali. Kelainan ini memberi
kesan hidrokel funikulus; kantong hernia ini tidak dapat dimasuki usus atau omentum.
Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya
kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam
skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan
terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal,
hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi
lahir.
Anatomi Reproduksi Pria

1. Organ Genitalia Interna9

Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar
asesoris.

a. Testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah
sepasang (testes = jamak). Testis dibungkus oleh skrotum, kantong kulit di bawah
perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus
spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini sesuai dengan fakta bahwa proses
spermatogenesis pada mamalia akan lebih efisien dengan suhu lebih rendah dari
suhu tubuh (< 37C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan
mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot
kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal
dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran
testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan
intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih
rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis
pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:

- memproduksi sperma (spermatozoa)

- memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari kelenjar pituitari


bagian anterior:

- luteinizing hormone (LH)

- follicle-stimulating hormone (FSH)


Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis
terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi
oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari
tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat
rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan
dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus
seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig
memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan testis disebut orchidektomi atau
kastrasi.

b. Saluran reproduksi
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.

Epididimis (tempat pematangan sperma)

Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang


keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens

Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)

Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran


lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas
deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya
sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula
seminalis).

Saluran ejakulasi

Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan


kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan
sperma agar masuk ke dalam uretra

Uretra

Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.


Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen
dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

c. Kelenjar kelamin
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan
kelenjar bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan
mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam
uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme
setelah mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai
dua fungsi utama yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif
bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel
dengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida),
nitrogen, asam sitrat, fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin,
dan sedikit vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:

Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)

Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan


kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding
vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma.
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen.
Cairan tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan
sebagian besar energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi,
asam askorbat, dan prostaglandin.

Gambar 1. Vesikula seminalis

Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk melindungi sperma)

Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian


bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah kelenjar pensekresi terbesar.
Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu, mengandung enzim
antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam, kolesterol, garam
dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Gambar 2. Kelenjar prostat

Kelenjar bulbouretra / cowper (penghasil lendir untuk melumasi saluran


sperma)

Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang kelenjar kecil yang terletak


disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra)
merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar
Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Gambar 3. Kelenjar bulbouretra

2. Organ Genitalia Eksterna9

Penis

Penis (dari bahasa Latin yang artinya ekor, akar katanya sama dengan
phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan. Penis merupakan organ
eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas
tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian
atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian
bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus
uretra. Ujung penis disebut dengan glan penis. Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah
dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang
(ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa
metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis
sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya
berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai
hemipenis (setengah penis).
Gambar 4. Struktur penis

Skrotum

Skrotum adalah kantung (terdiri dari kulit dan otot) yang membungkus testis
atau buah zakar. Skrotum terletak di antara penis dan anus serta di depan
perineum. Pada wanita, bagian ini serupa dengan labia mayora. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum
kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot
polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga
dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot
yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Pada skrotum manusia dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut
pubis. Rambut pubis mulai tumbuh sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk memberikan kepada testis suatu
lingkungan yang memiliki suhu 1-8 oC lebih dingin dibandingkan temperature
rongga tubuh. Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan adanya pengaturan oleh
sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati dinding tubuh untuk
memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding tubuh agar lebih
dingin. Pada manusia, suhu testis sekitar 34C. Pengaturan suhu dilakukan
dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum, sehingga testis dapat
bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan diangkat mendekati tubuh
pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.

Gambar 5. Anatomi reproduksi pria

Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di
dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan
reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.1

Gambar 2. Hidrokel

Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum
ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.1 Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai
dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi ke
dalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi
cairan yang mengelilingi testis tersebut.4

Gambar 3. Prosesus vaginalis yang belum menutup sempurna

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di
kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma
pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang
berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus.1

Epidemiologi
Usia onset: tahun pertama kehidupan.Hidrokel kebanyakan kongenital dan
dicatat pada anak usia 1-2 tahun. Hidrokel kronis atau sekunder biasanya terjadi
pada pria yang lebih tua dari 40 tahun.4
Amerika Serikat : hidrokel diperkirakan untuk mempengaruhi 1% dari pria
dewasa. Lebih dari 80% dari anak laki-laki baru lahir memiliki prosesus vaginalis
paten, tapi yang paling dekat secara spontan dalam waktu 18 bulan. Insiden
hidrokel meningkat dengan tingkat peningkatankelangsungan hidup bayi
prematur dan dengan meningkatnya penggunaan rongga peritoneum untuk
ventriculoperitoneal (VP) shunts, dialisis, dan transplantasi ginjal.

Jenis Kelamin : hidrokel adalah penyakit yang diamati hanya pada laki-laki.

Klasifikasi
1. Berdasarkan kapan terjadinya, yaitu :
a. Hidrokel primer Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan
penutupan prosesus vaginalis. Prosesusvaginalis adalah suatu divertikulum
peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalisdan membentuk
tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena
dengansendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan
diabsorpsi.
b. Hidrokel sekunder Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung
berkembang lambat dalam suatu masa dandianggap sekunder terhadap
obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainantestis atau
epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses
neoplastik.Radang lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan
terjadinya produksi cairanberlebihan yang tidak dapat dibuang keluar dalam
jumlah yang cukup oleh saluran limfedalam lapisan luar tunika.3

2. Menurut letak kantong hidrokel dari testis, yaitu :


a. Hidrokel testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.3
b. Hidrokel funikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari
testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar
kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari.
c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu
bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel
terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.

Patofisiologi
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang
masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis
dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga
peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga
peritoneum.4 Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang
mencapai scrotum. Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak
lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut
menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis.
Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal
dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik
disekitar. Cairan yang seharusnya seimbangan antara produksi dan reabsorbsi
oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya
sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika
vaginalis tersebut.Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan
Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah
atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di
daerah sekitar testis tersebut. 5
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat
ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis.
Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak
memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel
testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan
sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang
pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam
posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur
semalaman.5
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis.
Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik. 1

Manifestasi Klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di skrotum yang tidak nyeri.
Pemeriksaan fisik: ada benjolan dengan konsistensi kistus dan terdapat
transiluminasi pada penerawangan.

Terdapat 3 jenis hidrokel :

Hidrokel testis
Testis tak dapat diraba, kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
Hidrokel funikulus
Testis teraba, kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
Hidrokel komunikan
Kantong hidrokel membesar saat anak menangis dan dapat dimasukkan
kerongga abdomen.

Diagnosis
1. Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum
yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah
skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar
serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan
tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.2
Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak
berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat
berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit
dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat
trauma pada testis.4

2. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum
yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada
tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon
yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila
cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda
spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau
hidrokel serta padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat
penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang
transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya
bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel
dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran
skrotum.Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia, penebalan tunika vaginalis dan
testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan
merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi
(meneruskan) berkas cahaya.
Gambar 6. Pemeriksaan Transiluminasi

Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar 18
35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas
testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa
skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih,
opalescent dan mengandung spermatozoa.

3. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan
membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena
abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.

Diagnosis Banding
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama
dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding
hidrokel adalah :
Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah
balik vena spermatika interna.7
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
- Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun
menikah.
- Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri
- Terasa berat pada testis
b. Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava).
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam
kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin,
konsistensi elastis.
Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan
vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada
testis.1
Gambaran klinis :
a. Anamnesa
- Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
- Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
- Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
b. Pemeriksaan Fisik :
- Inspeksi
Testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus
spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi
dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat
- Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus.
Spermatokel
Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma. 7
Gambaran klinis :
a. Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
b. Pemeriksaan fisik : - teraba masa kistik
3. Mobile
4. Lokasi di cranial dari testis
5. Transiluminasi (+)
6. Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan.
Hematokel
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh
trauma.7
a. Gambaran klinik : benjolan pada testis
b. Pemeriksaan Fisik :
- Masa kistik
- Transiluminasi (-)
Hernia Inguinalis Lateral
Gambaran klinis :6
a. Anamnesa :
Benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan,
batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
b. Pemeriksaan fisik :
Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila
pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan
kembali ke rongga abdomen.
Transiluminasi (-)
Tumor Testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.1
Gambaran klinis :
i. Anamnesa : Keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.
Terasa berat pada kantong skrotum
ii. Pemeriksaan Fisik :
Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
Transiluminasi (-)

Komplikasi
a. Kompresi pada peredaran darah testis
b. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi testis.
c. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi.
d. Sekunder Infeksi.

Tata Laksana
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika
penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya
sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. 8
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah
jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel
akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat
sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea untuk menyumbat/menutup
lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel
yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera
mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk
dilakukan koreksi.8
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
(1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
(2) Indikasi kosmetik
(3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa
dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

Hidrokelektomi
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel
ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus
melakukanherniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal
dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman
atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan
ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan
karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 1 tahun.8

Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: 6
Dengan pembiusan regional atau umum.
Posisi pasien terlentang (supinasi).
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis
sampai tampak tunika vaginalis.
Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan
diplikasi dengan benang chromic cat gut.
Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang
chromic cat gut.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Purnomo, Basuki B., Dasar-Dasar Urologi, edisi kedua, Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, 2003 : 140-145, 186
2. Rhoads et all., Surgical Principal and Practise, Lippincott Turtle, 1971
3. Didi, Hidrokel, www.generalhealth.com., 2008
4. Mantu, F.N., Hidrokel, Bedah Anak, Jakarta, EGC, 1993 : 33-35
5. Smith, Donald R., General Urology, 7th edition, Maruten Asian Edition,
1969.
6. Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta,
EGC, 1997
7. Anonim, Masa Skrotum, www.medicastore.com., dikunjungi tanggal 22
April 2011
8. Rifki, M., Hidrokelektomi, www.bedahumum.wordpress.com., dikunjungi
tanggal 22 April 2011
9. Saladin, K.S., 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and
Function. 3rd ed. New York: McGraw-Hill

You might also like