You are on page 1of 13

HAL-HAL YANG MENIADAKAN IMAN

Disusun oleh:
1.Ana Nurul F
2.Meta Ayu Masfiroh
3.Uswatun Khasanah
4.Yulius Tri Handoko

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


PRODI S1 FARMASI
TH. AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul HAL-HAL YANG MENIADAKAN
IMAN. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah AGAMA.

Makalah ini berisi tentang hal-hal yang dapat meniadakan iman dan lainnya , dengan bahasa
yang singkat, padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan
sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah.
Pembahasan yang menjelaskan pengaruh iman dalam kehidupan, Penutup yang berisi tentang
kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah. Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar
pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima, Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.

Kudus, 23 November 2015

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Iman ............................................................................................................. 6
B. Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal ...............................................................................6
1. Iman .............................................................................................................................7
2. Ilmu ............................................................................................................................. 7
3. Amal ............................................................................................................................ 8
C. Karakteristik dan Sifat Orang Beriman .......................................................................9
D. Hal-hal yang dapat Merusak dan Meniadakan Iman ................................................ 9
1. Riya............................................................................................................................. 9
2. Takabbur atau Sombong ............................................................................................ 9
3. Nifaq .........................................................................................................................10
4. fasiq .............................................................................................................................11
5.Perbuatan dosa.................................................................................................................. 11
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B.Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pemberitaan di Indonesia akhir-akhir ini banyak menayangkan berita mengenai
Korupsi, yang terasa tiada akhir. Orang-orang yang beragama, berilmu, dan berpendidikan
satu persatu mulai secara rutin berkunjung ke gedung KPK, entah untuk menjadi saksi untuk
kasus tertentu, atau bahkan menjadi tersangka. Belum lagi masalah Korupsi, masalah baru
mulai muncul melanda negeri berpenduduk muslim tersebar ini. Kerusakan remaja akibat
pergaulan bebas semakin membengkak, membuat harapan bangsa terasa akan redup. Padahal harapan
bangsa ada ditangan remaja, setidaknya itu yang dikatakan oleh para ahli.
Dan masalah bencana alam juga merupakan bencana yang terasa menjadi langganan buat negeri
ini. Dengan banyaknya masalah yang menimpah negeri ini, terkadang membuat sebagian
orang tersadar akan sebuah kekuatan yang memiliki kehendak yang luar biasa, yaitu ALLAH
SWT. Sehingga, disamping mereka melakukan penanggulangan bencana dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi, mereka juga meminta bantuan kepada Sang Pemiliki alam semesta.
Namun, tidak sedikit pula yang tidak menyadarinya, yang memandang semua
bencana ini secara teoritis yang berlebihan sehingga membuat semua Ilmu Pengertahuan itu
sebagai solusi akan bencana ini. Dan membuat mereka lupa akan suatu kekuatan yang
mengenggam semua alam semesta. Sehingga, tentunya dalam menyikapi setiap bencana ini
kita ingin masuk dalam golongan orang pertama, yang menghadapi bencana tidak dengan
teknologi semata, tapi dengan cara spritual, memimta kepada Allah SWT. namun, semua itu
akan lebih mudah dilakukan oleh orang-orang tertentu, yang kemudian kita sebut dengan
orang-orang beriman.
Maka daripada itu, kami akan memberikan penjelasan mengenai apakah pengaruh
iman dalam kehidupan. Dan kemudian sampai ke pertanyaan mengenai apa itu iman?, apa
hubungan iman, ilmu, dan amal?, untuk menjadi orang beriman itu, karakteristiknya
bagaimana?, dan apa saja yang bisa merusak iman?. Dengan harapan bahwa terjawabnya
semua pertanyaan diatas, kita semua bisa memaknai kehidupan ini dengan dua sisi,
habluminnas dan habluminallah.
B.Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ingin kami pecahkan
yaitu:
1.apa yang dimaksud dengan Iman
2.apa hubungan iman,ilmu dan amal
3. karakteristik dan sifat orang beriman
4. hal-hal yang dapa merusak dantmeniadakan iman

C.Tujuan Penulisan
Merujuk kepada rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin kami capai, adalah
1.untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud Iman
2.untuk mengetahui pengaruh iman dalam kehidupan.
3.untuk mengetahui hal-hal yang dapat meniadakan iman
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hakikat Iman
Secara bahasa, iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah
mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam
perbuatannya.Ini adalah pendapat jumhur. Dan Imam Syafii meriwayatkan ijma para
sahabat, tabiin dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian
tersebut.

Penjelasan Definisi Iman

~ "Membenarkan dengan hati" maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
~ "Mengikrarkan dengan lisan" maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat
"Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah" (Tidak ada sesembahan yang hak
kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
~ "Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk
keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai
dengan fungsinya. Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan
demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan
berkurangnya amal shalih.

B.Hubungan Iman, Ilmu Dan Amal


1.Ilmu
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik. Kadang ilmu
hanya dijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada tetapi ada? Tetapi yang
pasti adalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak bole di pertikai kerana terdapat bukti dan dalil
yang pasti semua mengetahuinya.
Akhir-akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita ketahui bahawa
kadang-kadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk apa ilmu itu
digunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik, tapi tetap
membuat kita tidak habis ber fikir.
Belajar, mencari ilmu kadang di jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri,
atau bahkan desakan dari pihak orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan
lain-lain lagi. Pada akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas.
Bahkan mungkin, tidak menjadikan diri lebih baik.

2.Iman
Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap ketuhanan Allah
s.w.t pada setiap pandangan kepada segala perkara. Allah s.w.t berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
(Ayat 136 : Surah an-Nisaa)

Sabda rasulullah :Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman. [HR. Ath-Thabrani]

Ayat di atas ditujukan kepada orang yang sudah beriman. Mereka sudah beriman pun
di pertegas untuk tetap supaya beriman. kerana tiada Tuhan melainkan Allah s.w.t dan tidak
berlaku sesuatu perkara melainkan menurut ketentuan-Nya. Apa lagi yang patut dibuat oleh
seorang hamba melainkan taat kepada-Nya dan menerima keputusan-Nya.

3.Amal
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman kerana
kebenaran iman dapat di lihat amal soleh seseorang. Allah bersumpah demi sesungguhnya
manusia itu rugi andai beriman tanpa amal Allah SWT berfirman,"Demi masa. Sesungguhnya
manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."(Surah
Al-Asr:1-3).
Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman. [HR. Ath-Thabrani]
Berdasarkan bukti dan dalil di atas tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu
melainkan dengan disulami dengan amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan
yang hadir hasil penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang
bergerak demi merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya. .

Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya, Allah tidak menerima
iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman. [HR.
Ath-Thabrani].

kemudian dijelaskannya pula bahwa, Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.
[HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi].
Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Taala atas makhlukNya, dan
ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat. . [HR. At Tirmidzi]

Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan ilmu pengetahuan. Dengan
demikian, kualiti amal setiap orang menjadi sangat berkaitan dengan keimanan dan ilmu
pengetahuan. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq bi-l-qalbi yang di ikrarkan bi-l-lisan
dan di amalkan bil arkan.Iman, Ilmu, Amal. Sebuah trilogi yang tidak dapat di pisahkan.
Saling terkait. Iman tanpa ilmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat. Amal tanpa ilmu, taklid.
Secara susunan nya kadang kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan untuk
menyusun nya. Ada menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu
dari amal. Apapun yang pasti ketiga ini berkait antara satu sama lain.

Dengan itu di simpulkan bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita
perhatikan tadi , kerana semua itu sangat penting bagi setiap muslim.
C. Karakteristik Dan Sifat Orang Beriman

1.Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah
karena cobaan.
2.Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
3. Senang mencari dan menambah ilmu.
4.Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang dikerjakannya belum
cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi
untuk lebih banyak beramal.
5.Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.

D. Hal Hal Yang Dapat Merusak Dan Meniadakan Iman

1. Riya (Pamer)
Dikatakan Riya apabila seseorang berbuat baik, tetapi ditampakan buat orang lain
dengan maksud agar orang lain memuji perbuatan tersebut. Riya dapat terjadi sebelum
berbuat, ketika sedang berbuat, dan dapat pula sesudah berbuat. Sifat Riya dapat di ketahui
melalui sikap, ucapan, maupun perbuatan itu sendiri. Dalam hal ini Allah swt berfirman: Hai
orang-orang yang beriman, jangan kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan orang yang menerima seperti orang
menafkahkan hartanya karena Riya kepada manusia (QS. Al-Baqarah: 246).
Selain itu Rasulullah saw bersabda: Sesugguhnya segala perbuatan itu dinilai dari
niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan (H.R.Bukhari
dan Muslim)

2. Takabur (Sombong)
Takabur atau sombong ialah suatu sikap yang menganggap orang lain lebih rendah
dari pada dirinya. Orang yang takabur selalu memandang bahwa dirinya lebih baik, lebih
benar, lebih pandai dan sebagainya dari pada orang lain. Oleh sebab itu, sifat ini termasuk
akhlakul madzmumah atau akhlak yang tercela sehingga tidak disukai dalam pergaulan. Sifat
atau sikap Takabur akan berdampak negatif bagi diri seseorang dan juga orang lain. Sifat
Takabur wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Allah swt berfirman:

)18(


)19(

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri. Sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(QS.
Luqman:18-19).

3. Nifaq
Kata Nifaq berasal dari bahasa Arab dan merupakan Shigat isim mashdar yang
artinya berpura-pura atau bermuka dua. Kata kerjanya adalah naafaqa yang mengandung
arti berbuat pura-pura. Orang yang bermuka dua dan suka berbuat pura-pura di sebut
Munafiq. Secara garis besar munafiq dapat dibagi dua yakni yang berhubungan dengan
Itikad (aqidah) dan yang berhubungan dengan amaliah (perbuatan).

Munafiq yang berhubungan dengan aqidah yakni orang yang mengaku percaya
adanya Allah swt, tetapi sebenarnya hatinya tidak percaya. Allah swt berfirman: Di antara
manusia ada yang berkata: Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.(QS.Al-Baqarah:8). Kemudian
Allah swt menegaskan lagi dalam surah selanjutnya. Allah swt berfirman: Mereka (orang-
orang munafiq itu) hendak memperdayakan Allah dan orang-orang beriman, padahal mereka
tidak memperdayakan melainkan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak sadar. Di hati-hati
mereka ada penyakit, maka Allah tambah penyakit kepada mereka, dan adalah bagi mereka
siksa yang pedih dengan sebab mereka telah berdusta.(QS. Al-Baqarah: 9-10).

Sedangkan yang di maksud Munafiq yang berhubungan dengan amaliah ialah yang
berhubungan dengan perbuatan nyata dan terdapat dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Allah swt berfirman: Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan:Kami telah beriman.Dan bila mereka kembali kepada setan-setan mereka,
mereka menyatakan:Sesungguhnya kami spendirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-
olok. (QS. Al-Baqarah: 14).

Ciri-ciri orang munafiq telah ditegaskan Rasulullah saw dalam sabdanya: Tanda-
tanda munafiq ada tiga: apabila berbicara dusta, apabila berjanji ingkar dan apabila di percaya
khianat. (HR. Bukhari). Sedangkan di alam akhirat, pelaku nifaq itu karena dianggap kafir
yang jahat, tentu akan dicampakkan kedalam neraka Jahanam dan ia kekal di dalamnya.
Allah swt berfirman: Sesungguhnya orang-orang munafiq itu ditempatkan pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka.(QS. An-Nisa:145)

4. Fasiq
Kata Fasiq berasal dari bahasa Arab dan merupakan shigat Isim fail yang artinya
orang yang berbuat jahat atau orang yang berbuat maksiat. Fasiq adalah orang yang
sebenarnya mengetahui perintah dan larangan Allah, tetapi dengan sengaja ia tidak
mematuhinya. Orang fasiq itu pada awalnya termasuk orang yang beriman juga, tetapi karena
imannya yang lemah, ia tak mampu mempertahankan diri dari godaan setan dan akhirnya
mengikuti semua ajakan setan.

Dalam hal ini Allah swt berfirman: Dan janganlah kamu menjadi sperti orang-orang
yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri,
mereka itulah orang-orang fasiq.(QS. Al-Hasyr: 19). Menurut kaidah Islam, kalau seseorang
melakukan kejahatan dan kemaksiatan dengan senang dan bangga, tidak ada rasa menyesal
dan rasa malu, maka orang tersebut sebenarnya bukan orang beriman tetapi adalah orang
kafir. Allah swt berfirman: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada
penyakit, maka dengan surat yang turun itu bertambah kekafiran mereka, di samping
kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadan kafir.(QS. At-Taubah: 125)

5. Perbuatan Dosa
Dosa adalah sebagai akibat dari tidak melaksanakan perintah Allah yang wajib dan
mengerjakan larangan Allah yang haram. Hal ini disebabkan karena imannya yang masih
lemah, atau belum memiliki keyakinan kuat kepada kebenaran agamanya. Seseorang yang
beriman lemah apabila berulang-ulang melakukan perbuatan dosa dan tidak segera bertobat,
tentu dosa itu akan mengotori jiwanya, merusak iman yang ada dalam jiwanya.
Allah swt berfirman: Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.
Dan sesungguhnya merugilah orang mengotorinya. (QS. Asy- Syam:9-10). Perbuatan dosa
dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Bagi diri sendiri, dapat menyebabkan
goncangan jiwa, pikiran kacau, hati resah dan cemaskalau perbuatan dosa tersebut diketahui
orang lain. Rasulullah saw bersabda: Dosa ialah yang merisaukan hatimu dan kamu rela
(bila hal itu) diketahui orang lain.(H.R.Muslim)
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini, kita perlu menyadari akan sebuah
kekuatan yang tidak akan pernah bisa kita kalahkan, yaitu kekuatan Allah SWT. Sehingga
dalam kehidupan ini kita tidak bisa terlepas dari yang namanya Allah, yang merupakan hal
mutlak dalam hidup kita. Namun, hal ini tidak akan bisa disadari oleh orang-orang yang tidak
percaya, atau tidak yakin akan Allah, yang kemudian kita sebut debagai orang yang tidak
beriman. Orang yang beriman adalah orang yang percaya dan yakin akan Allah SWT. Baik
yakin akan keberadaan Allah, akan ajaran Allah, maupun yakin akan wahyu yang diturunkan-
Nya. Namun, keyakinan kita atau iman kita tentunya tidak hanya diyakini dengan hati, namun
juga diikrarkan dengan lisan dan wujudkan dengan tindakan amal saleh. Sehingga, keimanan
itu tidak menjadi hal yang tinggal dihati semata. Untuk mewujudkan keimanan, kita perlu
yang namanya ilmu dan amal, yang kemudian mengikat iman, ilmu, dan amal dalam satu
kesatuan yang utuh. Yang dimana untuk menajalni keimanan dalam bentuk ajaran Islam, kita
butuh ilmu akan ajaran tersebut. Yang kemudian kita wujudkan dalam bentuk amal saleh
dalam kehidupan kita. Ketika kita bisa mewujudkan Iman dalam bentuk tindakan amal saleh,
maka disinilah letak dari hakikat sebuah iman, yang kemudian bisa menuntun kehidupan kita
ke arah yang diridhahi Allah SWT.

B.Saran
Ketika kita mampu untuk mewujudkan keimanan dalam kehidupan kita, maka hidup
ini akan lebih berarti untuk orang lain, maupun untuk diri kita sendiri. Namun, untuk
mewujudkan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena akan ada hal-hal
yang kemudian bisa merusak bahkan meniadakan iman. Sehingga, untuk menghindari hal
tersebut, penulis akan memberikan beberapa saran agar bisa mempertahankan iman kita,
antara lain:
1.Menjalankan segala perintah Allah, baik yang wajib seperti shalat, puasa ramadhan, dan
zakat, maupun yang sunnah seperti puasa senin-kamis.
2.Menjauhi segala yang menjadi larangan Allah SWT.
3.Menjalankan semua amalan saleh dengan benar baik secara ilmu maupun secara
pelaksanaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Fathoni, Ahmad. Dkk. 2012. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan Ibadah.
Malang: UMM Press. Budianto, Elham. 2013. Iman, Ilmu, dan Amal. [Online]. Ditulis dala:
http://prezi.com/l5te-mpd5xxm/iman-ilmu-dan-amal/. Diakses pada 7 Maret 2014.Hakikat
Iman. [Online]. Ditulis dalam:http://sufiroad.blogspot.com/2012/09/hakikat-iman.html.
Diakses pada 7 Maret 2014.Ciri-ciri Orang Beriman. [Online]. Ditulis dala:
http://www.islamnyamuslim.com/2013/06/ciri-ciri-orang-beriman.html?m=1. Diakses pada 7
Maret 2014

You might also like