Professional Documents
Culture Documents
ALPIZAR
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
alpi.alpizar@yahoo.com
Abstrak
Indonesia memang bukan negara yang berdasarkan agama, melainkan negara yang
didasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetapi kehidupan
beragama dan menjalankan ibadah menurut kepercayaan masing-masing sangat dilindungi
oleh undang-undang. Sebagai negara yang melindungi kehidupan beragana, maka di Indonesia
diakui 6 agama, yaitu Islam, Hindu, Budha, Kristen, Kristen Katolik, dan Konghucu. Masing-
masing agama tersebut mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam undang-undang.
Walaupun keenam agama itu berbeda dalam keyakinan dan ajaran, namun tidak melahirkan
konflik di Indonesia. Hal ini tentu saja disebabkan karena masing-masing penganut agama
itu sangat menyadari betapa pentingnya kerukunan dan toleransi terhadap kebebasan beragama
dalam rangka memelihara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama Islam,
sebagai agama yang penganutnya mayoritas di Indonesia, umat Islam sangat menyadari bahwa
di dalam ajaran Islam terdapat rasa untuk menghargai dan menghormati orang lain walaupun
berbeda agama (Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama).
hubungan antaragama. Gejala ini terlihat pembangunan masjid atau gereja. Apalagi
kentara pada pertengahan akhir tahun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
enam puluhan. Hal ini terutama Bahkan tidak jarang ditemui satu keluarga
berhubungan dengan sangat santernya isu yang terdiri dari ang gota-ang gota,
kristenisasi pada saat itu. Barangkali, karena mungkin istri atau suami, mungkin satu
itulah Menteri Agama pada waktu itu, Prof. atau beberapa anak yang berbeda agama.
Mukti Ali, pada tahun 1971 melontarkan Sedangkan dalam pergaulan sehari-hari
gagasan dialog pemuka agama, sebagai orang tidak begitu mempersoalkan
usaha untuk mempertemukan tokoh- keagamaan seseorang. Sudah sejak zaman
tokoh berbagai agama dalam satu forum penjajahan Belanda, umat beragama
di mana masing-masing pihak saling membentuk organisas-organisasi yang
mengemukakan pendapatnya tentang bergerak dalam bidang keagamaan,
masalah-masalah yang menjadi pendidikan, sosial, dan politik. Dalam
kepentingan bersama. Sejak itu kegiatan perkembangan pergerakan-pergerakan
dialog diprogramkan dan merupakan tersebut bukan saja dipengaruhi, tapi juga
kegiatan utama dari Proyek Kerukunan ikut mempengaruhi kehidupan politik.
Hidup Beragama Departemen Agama Salah satu perkembangan yang penting
(LP3ES, 1985: 168-169). dewasa ini adalah bahwa masing-masing
Kenyataan hidup dan berkembangnya umat beragama mempunyai semacam
berbagai agama tersebut menambah puncak organisasi, setidak-tidaknya yang
corak kemajemukan bangsa Indonesia. berdiri di atas kelompok umat. Umat
Satu hal yang menggembirakan adalah, Islam mempunyai Majelis Ulama
walaupun kemajemukan itu mengandung Indonesia, Umat Kristen mempunyai
potensi pertentangan, namun dalam Dewan Gereja-gereja Indonesia, Umat
sejarah Indonesia dapat dikatakan tidak Hindu mempunyai Parisada Hindu
pernah terjadi perang antar penganut Dharma, Umat Budha mempunyai
agama. Sikap toleran di antara pemeluk Majelis Agung Agama Budha
berbagai agama benar-benar merupakan Indonesia dan Umat Kong Hu Cu
suatu yang penting dalam kehidupan mempunyai Majelis Tinggi Agama Kong
bangsa Indonesia. Hu Cu Indonesia.
Di beberapa daerah di mana Ternyata hubungan antar umat
masyarakat memeluk lebih dari satu berbagai agama di Indonesia tidak bisa
agama, dapat disaksikan bukan saja lepas dari problem mayoritas dan
kehidupan yang penuh toleransi dalam minoritas. Di kalangan mayoritas timbul
wujud sikap saling menghormati dan perasaan tidak puas karena terdesak posisi
saling tengang rasa, melainkan juga dan peranannya. Sedangkan di kalangan
tolong-menolong dalam kegiatan yang minoritas timbul ketakutan karena merasa
berkaitan dengan agama, seperti terancam eksistensi dan hak-hak asasinya.
Kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh yang nyata dan dapat diserap secara
mahasiswa-mahasiswa IAIN, ST Teologi indrawi. Islam menghendaki realitas
dan STF Drijarkara, misalnya, telah konkrit, bukan imaginasi. Karena itu
melahirkan apa yang mereka namakan dalam konsep Islam tidak dapat
Kelompok dan Pastor itu mengadakan dipisahkan antara keimanan yang abstrak
pertemuan-pertemuan dan diskusi-diskusi dengan realitas indrawi yang konkrit
secara bergiliran atas keinginan dan prakarsa berupa tingkah laku yang dikenal dengan
mereka sendiri. Dengan menumbuhkan istilah amal saleh.
suasana ini di kalangan pemuda, terutama Melalui kerealistisan inilah Islam
mahasiswa yang kelak diharapkan akan menghadapi alam berwujud realistis yang
menjadi pemuka-pemuka masyarakat, menjelmakan dan mendorong munculnya
sesungguhnya tidak perlu ada kecemasan sikap, aktivitas, dan kreativitas
bahwa agama akan menjadi faktor yang kemanusiaan dalam alam nyata, yaitu
tidak positif untuk persatuan dan kehidupan sehari-hari sebagai individu
kesatuan bangsa. dan masyarakat di tengah-tengah
lingkungan alamnya.
Ajaran Islam Bersifat Universal Agama Islam adalah risalah (pesan-
Ajaran Islam bersifat universal dan pesan) yang diturunkan Tuhan kepada
berlaku setiap zaman. Keabadian dan Nabi dan Rasul sebagai petunjuk dan
keaktualan Islam telah dibuktikan pedoman yang mengandung hukum-
sepanjang sejarahnya, di mana setiap hukum sempurna untuk dipergunakan
kur un waktu dan perkembangan dalam menyeleng garakan tata cara
peradaban manusia senantiasa dapat kehidupan manusia, yaitu mengatur
dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam hubungan manusia dengan manusia,
melalui al-Quran sebagai landasannya. hubungan manusia dengan alam, dan
Keuniversalan konsep Islam merupakan hubungan manusia dengan khaliknya.
jawaban terhadap keterbatasan manusia Sebagai sumber nilai, agama Islam
dan pemikirannya yang temporal dan memberikan petunjuk, pedoman, dan
parsial. Karena keparsialannya ini pendorong bagi manusia dalam
muncullah kekurangan dan dari menciptakan dan mengembangkan
ketemporalannya lahirlah kegoyahan yang budaya serta memberikan pemecahan
menuntut kekurangan dan kelemahan terhadap segala persoalan hidup dan
yang lebih membuktikan akan kehidupan. Di dalamnya mengandung
kebenarannya. ketentuan-ketentuan keimanan, ibadah,
Konsep Islam berhubungan dengan muamalah, dan pola tingkah laku dalam
realitas-realitas nyata dan menyakinkan berhubungan dengan sesama makhluk
yang tidak terlepas hakekat Ilahi di mana yang menentukan proses berpikir, merasa,
hakekat itu membekas dalam jejak-jejak dan pembentukan kata hati.
pasrah, tunduk, dan patuh dari manusia ketika mulai tenggelam dan ajalnya sudah
terhadap Tuhannya atau makhluk diambang kematian, ia mengakui adanya
terhadap Khalik, Tuhan Yang Maha Esa. kebenaran Islam tersebut (QS.Yunus: 90).
Sikap tersebut tidak hanya berlaku Kedua, Islam berasal dari kata al-
bagi hamba-Nya (manusia), tetapi juga silmu atau al-salmu yang berarti damai dan
merupakan hakikat dari seluruh alam, aman. Hal ini mengandung makna bahwa
yaitu sikap penyerahan diri, pasrah, orang ber-Islam berarti orang yang masuk
tunduk, dan patuh ciptaan (makhluk) dalam perdamaian dan keamanan, dan
kepada penciptanya (Khalik). Langit dan seorang muslim adalah orang yang
bumi (benda-benda mati) adalah taat, membuat perdamaian dan keamanan
patuh, dan pasrah (Islam) kepada Tuhan dengan Tuhan, manusia, dirinya sendiri,
(QS. Fushilat: 11), demikian pula segala dan alam. Damai dengan Tuhan berarti
yang ada di langit dan bumi, baik berupa tunduk dan patuh secara menyeluruh
benda mati maupun benda hidup (QS. an- kepada kehendak-Nya. Damai dengan
Nahl: 49; Ali Imran: 83), semua makhluk, manusia tidak hanya berarti meninggalkan
baik berupa benda mati maupun benda perbuatan jelek dan tidak menyakiti orang
hidup, berjalan secara alami, teratur, lain, tetapi juga berbuat baik kepada orang
seimbang mengikuti ketentuan Tuhan lain, karena manusia tidak terlepas dari
yang berupa hukum alam (sunnatullah). ketergantungan kepada orang lain. Damai
Sehingga hukum-hukum itu dijadikan dengan dirinya sendiri berarti selalu
pedoman dan kemudian digunakan oleh memelihara diri dan menjaganya dari
manusia dalam perkembangan ilmu berbagai macam ancaman dan siksaan
pengetahuan dan teknologi. atau penderitaan, apakah berupa penyakit
Menjalankan syariat Islam bagi umat jasmani maupun rohani, dan lain-lain.
manusia adalah sama nilainya dengan Sedangkan damai dengan alam berarti
berjalannya alam mengikuti hukum- memelihara, memakmurkan, dan
hukumnya sendiri yang ditetapkan oleh membudidayakan alam, serta
Allah. Karena itu, al-Islam bersifat alami, memanfaatkannya selaras dengan sifat
wajar, fitri, dan natural. Sedangkan sikap dan kondisi dari alam itu sendiri, dan tidak
menentang terhadap kehendak dan merusaknya atau melanggar hukum-
rencana Tuhan adalah tidak alami, tidak hukum alam (Sunnatullah).
wajar sebagaimana wajarnya alam yang Manusia adalah umat yang satu (QS.
tidak ber jalan mengikuti hukum- al-Baqarah: 213) dan merupakan doktrin
hukumnya sendiri. Adakalanya manusia pokok dari ajaran Islam. Manusia
telah ber-Islam, namun karena faktor memang diciptakan dalam berbagai jenis
eksternal yang memengaruhinya, maka ia ras, bahasa, dan suku bangsa, tetapi
berpaling darinya. Firaun semasa hidupnya mereka dianjurkan untuk saling
enggan mengikuti keIslamannya, tetapi mengenal, saling memahami dan
hendaklah ia beriman, dan barangsiapa Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. thaghut dan beriman kepada Allah, maka
Sesungguhnya kami telah sediakan bagi sesungguhnya ia telah berpegang kepada
orang-orang zalim itu neraka, yang buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
mereka meminta minum, niscaya mereka Maha Mengetahui (QS. al-Baqarah:
akan diberi minum dengan air seperti besi 256).
yang mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan Jika dalam aspek sosial kemasyarakatan
tempat istirahat yang paling jelek (QS. semangat toleransi menjadi sebuah
al-Kahfi: 29). anjuran, umat Islam boleh saling tolong,
bekerjasama, dan saling menghormati
Persoalan keyakinan atau beragama dengan orang-orang non muslim, tetapi
terpulang kepada hak pilih orang dalam sosial aqidah sama sekali tidak
perorang, masing-masing individu, sebab dibenarkan adanya toleransi (bergama)
Allah sendiri telah memberikan antara umat Isalm dengan orang-orang
kebebasan kepada manusia untuk non-muslim.
memilih jalan hidupnya. Manusia oleh Rasulullah Saw. tatkala diajak
Allah SWT. diberi peluang untuk bertoleransi dalam sebuah anjuran, bahwa
menimbang secara bijak dan kritis antara pihak kaum Muslimin mengikuti ibadah
memilih Islam atau kufur dengan segala orang-orang kafir dan sebaliknya, secara
risikonya. Meski demikian, Islam tidak tegas Rasulullah diperintahkan oleh Allah
kurang-kurangnya memberi peringatan SWT untuk menolak tawaran yang ingin
dan menyampaikan ajakan agar manusia menghancurkan prinsip dasar Aqidah
itu mau beriman. Islamiyah itu. Allah berfirman:
Dalam sebuah Hadits, riwayat Ibnu Katakanlah: Hai orang-orang kafir.
Abbas, seorang lelaki dari sahabat Anshar Aku tidak akan menyembah apa yang
datang kepada Nabi, meminta izin untuk kamu sembah. Dan kamu bukan
memaksa dua anaknya yang beragama penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan
Nasrani agar beralih menjadi muslim. Apa aku tidak pernah menjadi penyembah apa
jawab Nabi? Beliau menolak permintaan yang kamu sembah, dan kamu tidak
itu, sambil membacakan ayat yang pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
melarang pemaksaan seseorang dalam yang aku sembah. Untukmu agamamu,
beragama, yaitu Surah al-Baqarah ayat dan untukku, agamaku (QS. al-
256: Kafirun: 1-6).
Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas Islam adalah agama yang mengajarkan
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. untuk menghoramati para utusan Allah,
kaum kafir Mekah tidak berhenti dalam lagi adalah orang-orang yang tidak tertarik
hal kekejaman mereka terhadap umat pada agama dan mereka bergabung
Islam. Mereka menganiaya orang Islam dengan kaum Muslim seperti burung-
disebabkan karena keimanan umat Islam. burung pada kawanan yang sama. Bila
Beberapa diletakkan di atas batu yang dilihat dari sudut pandang ini, penduduk
membara, beberapa lainnya disuruh Muslim mewakili mayoritas. Di sisi lain,
berbaring di atas pasir yang panas di orang-orang Yahudi yang berkuasa
bawah terik matahari siang. Beberapa sebelum kedatangan Rasulullah ke
mereka diikat kakinya pada dua unta dan Madinah sekarang mereka telah
unta tersebut ditunggangi ke arah yang berkurang dan menjadi minoritas. Sebagai
berlawanan yang menyebabkan kaki konsekuensinya, dengan menjadi Kepala
orang Islam terpotong menjadi dua Negara, pemerintahan Rasulullah Saw.
bagian. Bahkan wanita-wanita yang telah terbentuk dengan kuat. Meskipun
dipukuli tidak terhindar dari penyiksaan ini. demikian, perintah tersebut menyatakan
Jadi jika ayat sebelumnya yang saya kutip bahwa Kalian tidak akan menggunakan
dimaksudkan untuk menyelamatkan umat paksaan dalam agama, juga tidak akan
Islam dari kekejaman, maka sejarah menggunakan kekuatan terhadap orang-
membuktikan bahwa hal itu tidak orang lemah walaupun mereka bukan
mengarahkan pada tujuan itu. Perintah ini Islam yang telah bergabung dengan kalian
tidak terbatas pada saat itu saja, tapi hal sebagai kawan dan saudara, atau tidak
itu juga berlaku dalam al-Quran Suci akan menggunakan kekuatan terhadap
untuk ini. orang Yahudi yang hidup di bawah
Tidak tahan dengan kekejaman yang wilayah kalian.
ditimbulkan oleh orang-orang sebangsa Anda sekalian dapat melihat dari
sendiri, kaum Muslim hijrah ke Madinah. perjanjian yang disusun, bagaimana
Setelah kedatangan mereka perjanjian suasana cinta dan kasih sayang, kebebasan
dibuat dengan orang-orang Yahudi beragama, dan toleransi tercipta.
Madinah yang bukan Islam pada saat itu, Perjanjian itu berbunyi sebagai berikut:
yang menunjukkan bagaimana Umat Islam dan Yahudi akan hidup
masyarakat bisa hidup bersama dan tetap bersama satu sama lain dalam
bebas, dan menunjukkan bagaimana hak- kebaikan dan kekuatan dan tidak akan
hak satu sama lain diperhatikan. Namun, melakukan perbuatan yang berlebihan
sebelum itu ajaran al-Quran dengan jelas atau kekejaman apapun terhadap satu
menyatakan Tidak boleh ada paksaan sama lain;
dalam agama (Q.S al-Baqarah: 225). Orang-orang Yahudi akan terus
Perintah ini diturunkan di Madinah. menjaga iman mereka sendiri dan
Pada saat itu mayoritas penduduk umat Islam dengan imannya;
Madinah telah menjadi Muslim, sebagian Kehidupan dan hak milik semua
warga negara harus dihormati dan dendam dengan cara yang sama
dilindungi keamanannya dalam kasus kejamnya. Jika kalian melakukannya,
kejahatan yang dilakukan oleh maka kalian adalah sesat, kata lain untuk
seseorang; sebutan keIslaman kalian menjadi tidak
Semua perselisihan akan mengacu berarti. Al-Quran Suci menyatakan:
keputusan Nabi Allah karena dia janganlah kebencian sesuatu
memiliki otoritas yang menentukan, kaum mendorong kamu bertindak tidak
tetapi semua keputusan yang adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat
menyangkut pribadi akan didasarkan kepada takwa (QS al-Maidah: 9).
pada aturan masing-masing.
Ini adalah standar toleransi dan
Tentu saja ada poin-poin lainnya keadilan dalam Islam. Islam
dalam perjanjian ini selain keempat poin menganjurkan untuk tidak menanggapi
yang dikutip tersebut. Sekarang coba lihat tuduhan rendah dan hina dari lawan,
upaya apa yang telah digunakan untuk karena dengan melakukan itu maka akan
membangun keadaan masyarakat yang membuat kita sendiri menjadi kejam.
penuh kebebasan dan kasih sayang. Pada Sebaliknya, memanfaatkan adalah
waktu itu tidak ada hukum nasional. tindakan yang lebih baik dan kalaupun
Setiap orang hidup sesuai dengan tradisi diharuskan untuk membalas maka kita
dan hukum klan atau suku. Nabi balas dengan catatan tidak melebihi luka
Muhammad Saw. tidak mengatakan yang telah ditimbulkan kepada kita.
bahwa Anda adalah minoritas, tetapi Satu lagi kandungan ajaran agama
memang benar bahwa anda harus Islam ialah ia berkaitan dengan tata susila
mematuhi undang-undang mayoritas masyarakat. Ini bermakna agama bukan
Islam. Sebaliknya, kondisi dari perjanjian saja merupakan soal perhubungan antara
itu adalah urusan anda akan ditentukan manusia dengan tuhan, malah merupakan
berdasarkan undang-undang anda sendiri. soal hubungan manusia dengan manusai.
Ini adalah piagam pertama kebebasan hati Lantaran itu, perkataan toleransi
nurani dan berkeyakinan dalam Islam. mempunyai peranan yang signifikan bagi
melahirkan kehidupan yang harmoni.
Standar Toleransi dalam Islam Perkataan toleran dalam bahasa Melayu
Contoh lain yang sangat baik tentang merujuk kepada sikap sedia menghormati atau
toleransi seperti dijelaskan al-Quran menerima pendapat orang lain yang berbeda
bahwa bagaimanapun keadaannya, anda dengan pendirian sendiri (Kamus Dewan,
tidak boleh meninggalkan toleransi. 1998: 1463). Perkataan ini dalam bahasa
Terlepas dari kekejaman yang ditimbulkan arabnya dinamakan tasamuh. Perkataan ini
pada kalian, kalian juga bertindak selain adalah kata masdar disebut dengan
dengan keadilan dan tidak membalas menghormati pegangan orang lain (Mujam
al-araby al-asasiy, t.th: 640). Teguh pada prinsip, toleran pada sikap.
Konsep ini diakui dalam ajaran Islam Dengan itu, Islam mengarahkan orang
sebagai adanya pengakuan nilai-nilai Islam berpegang pada prinsip kebenaran
Qurani terhadap hak asasi manusia. Dari Islam, tetapi tidak pula melunturkan sikap
konsep ini lahirlah berbagai sifat, sikap hormat kepada penganut non-Islam.
positif, dan kebaikan. Antara lain Kenyataan ini dapat ditinjau dari
persaudaraan, sikap saling menghargai, semangat al-Quran sendiri.
kedamaian, keselamatan, dan
kemaslahatan. Secara tidak langsung ia Teguh Pada Prinsip
dapat menghindari sikap negatif, Teguh pada prinsip ini bermakna
pertentangan, pertengkaran, rasa berkeyakinan bahwa asas-asas utama
dendam, dengki, dan kebencian. Falsafah dalam persoalan akidah dan ibadah
di balik konsep ini untuk menciptakan mestilah mengikuti deskripsi yang
kemaslahatan demi menghadirkan diterima dari sumber yang sahih sebagai
keselamatan dan kedamaian masyarakat suatu kebenaran mutlak. Dalam hal ini,
(Asep Muhyidin dan Agus Ahmed, 2002: tiada ruang untuk berkompromi sebagai
97). jalan toleransi terhadap kebenaran
Selaras dengan itu, dapat disimpulkan tersebut. Lanjutan itu, pemikiran kita
bahwa toleransi ialah bersikap bertolak mestilah berpegang bahwa Aqidah yang
angsur dan berlapang dada dalam benar adalah berasaskan petunjuk al-
menerima realitas kemajemukan etnik, Quran dan al-Hadits dan Ibadah yang
budaya, dan agama sebagai sunnatullah. betul adalah bersumberkan keterangan al-
Islam menekankan konsep ini terhadap Quran dan al-Hadits.
golongan non-Islam dengan Dalam perkara aqidah misalnya, al-
membenarkan, menghormati, serta Quran menunjukkan kenyataan tegas
menjamin sepenuhnya hak-hak asasi dari Allah yang memperingatkan manusia
manusia berdasarkan tuntutan dan bahwa kebenaran itu hanya ada pada
batasan yang digariskan al-Quran dan al- Islam dan selain Islam adalah batil. Antara
Sunnah. ayat-ayat tersebut:
Dalam Islam, toleran yang 1. Sesungguhnya agama yang diakui di
dikemukakan mempunyai kepiawaiannya sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali
tersendiri. Ini karena toleran jika tidak Imran: 19).
dicermati dengan neraca al-Quran dan 2. Barangsiapa yang mencari agama
al-Hadits dapat menghasilkan selain agama Islam, maka sekali-kali
pelanggaran terhadap beberapa ketentuan tidak akan diterima (agama itu)
hukum. Justru, kami berpandangan daripadanya, dan di akhirat termasuk
bahwa toleransi Islam terhadap orang-orang yang rugi (QS Ali
kebebasan beragama berdiri di atas asas Imran: 85).
suatu pendekatan untuk melahirkan dari pihak yang dihina lantaran sakit
kerukunan beragama. Ini karena hatinya. Tindakan demikian juga
berdasarkan teori tersebut ia menandakan pihak Islam sudah
menyarankan agar penganut sesuatu kehabisan alasan untuk
agama bersikap tegas dengan memburukkan perbuatan mereka. Ini
kebenaran agamanya sendiri dan merupakan gambaran akibat
menyalahkan agama-agama lain. Di kekurangan ilmu. Lalu yang harus
samping itu, berusaha pula supaya dilakukan bukan menghina tuhan
menerima saja dalam dunia ini untuk mereka tetapi menggungkapkan
mencapai kerukunan beragama bagaimana keburukan menyembah
(Ramli Awang, 1992: 57). Biasanya berhala dengan alasan yang logis
pendekatan demikian akan dilakukan (Hamka, 1983: 304-305). Asas ini
melalui jalur pemerintahan. Campur tidak hanya tertumpu kepada
tangan ini biasanya melahirkan penyembah berhala saja, tetapi juga
intoleransi. melengkapi agama-agama lain seperti
Kristiani dan Yahudi.
b. Tidak mencaci maki terhadap
sesembahan agama lain c. Melakukan dialog dengan cara yang
Dalam usaha untuk mewujudkan baik
ketenteraman dan keharmonisan Di samping larangan memaksa
dalam sebuah masyarakat atau negara, dan menghina Tuhan agama lain,
maka individu, pemerintah, baik di Islam juga menganjurkan secara aktif
tingkat yang paling rendah hingga ke melakukan dialog-dialog termasuk
tingkat yang paling tinggi haruslah dengan non-muslim. Dialog-dialog
memastikan bahwa tidak melakukan tersebut sebagai suatu bentuk
tindakan penghinaan atau tanggung jawab dakwah yang menjadi
merendahkan agama Islam, baik kewajiban pada orang Islam yang
dilakukan oleh non-muslim ataupun mampu.
umat Islam sendiri. Larangan yang Bagaimanapun dalam melakukan
sama juga dikenakan kepada umat aktivitas tersebut perkara yang
Islam agar jangan memperolok- berhubungan dengan metode pada
olokkan simbol atau subjek agama gaya dan bentuk persembahan perlu
lain (QS. al-Anam: 108). juga dipertimbangkan. Berdasarkan
Ayat di atas merupakan suatu Surah al-Nahl ayat 125 Allah telah
larangan dari memaki atau menghina menggariskan beberapa panduan
sesembahan dalam konteks asbab kepada Rasulullah saw. khususnya dan
nuzul orang jahiliyah. Perbuatan itu kepada para pendakwah umumnya
hanya akan mengundang provokasi tentang asas-asas ketentuan yang
sambutan yang baik dari pihak kata yang jelas dan tersusun, maka
sasaran. Justru pendekatan ini wajar maksud yang hendak disampaikan itu
dipraktikkan untuk mendapat akan mudah dipahami dan diterima
pengaruh yang positif dalam gerakan (al-Maraghi, t.th: 157-158).
dakwah. Rasulullah telah Abd. al-Karim Zaydan
mengamalkan pendekatan ini menjelaskan bahwa perdebatan dalam
sepanjang sejarah dakwah baginda. konteks dakwah ialah dengan
Begitu juga dengan Nabi-nabi dan menggunakan kata-kata yang lemah
rasul-rasul sebelumnya (Mohd Amin lembut, merendah diri, tenang, dan
Rahim, 2001: 77-78). berakhlak mulia serta menjauhi sifat-
Sebagai contoh, Allah telah sifat negatif seperti marah, meninggi
memerintahkan kepada Nabi Musa diri, dan menyinggung perasaan
dan Nabi Harun dalam Surah Taha pendengar serta tidak lari dari
ayat 43 dan 44 yang bermaksud: ketentuan dakwah yang sebenarnya,
Pergilah kamu berdua kepada yaitu menyakinkan sasaran tentang
Firaun, sesungguhnya dia sombong kebenaran Islam.
dan melewati batas. Maka katakanlah Perdebatan ini hendaklah
kepadanya kata-kata yang lemah dilakukan dengan tujuan
lembut, supaya dia sadar dan takut menyampaikan kebenaran dan
kepada Allah. bukannya untuk tujuan bermegah-
megah bagi pihak yang menang.
f. Lakukan Perdebatan dengan Cara Perdebatan ini mestilah dilakukan
yang Baik dalam suasana yang tenang supaya
Perkataan al-Mujadalah berasal tidak terjadi ketegangan dan
dari perkataan jadala yang berarti pertengkaran dari perdebatan kedua
simpulan yang amat kuat (Ibnu al- belah pihak. Dalam hal ini al-Quran
Manzur, t.th: 108). ada menyentuh tentang larangan
Al-Maraghi menjelaskan al- berdebat dengan Ahli al-Kitab dalam
Mujadalah sebagai percakapan atau masalah agama, kecuali dengan cara
bertukar pikiran sehingga orang yang yang terbaik (QS. al-Ankabut: 46).
pada mulanya menentang akan Tujuannya untuk menjaga hati
berpuas hati dengan penjelasan yang mereka dan mencegah lahirnya api
diberi dengan baik. kefanatikan di dalam hati masing-
Metode ini dilakukan dengan masing. Bahkan Allah mengajar agar
mengemukakan hujah dan dalil yang tunjukkan beberapa titik persamaan
dapat menerangkan suatu maksud antara agama mereka dengan Islam
yang tidak jelas. Setelah digunakan (QS. Luqman: 15).
hujan dan dalil yang tepat dan kata- Dengan demikian jelaslah bahwa
peribadatan bukan Islam malahan boleh juga dengan mujadalah tetapi dalam
menghina dan mencemooh keadaan yang terkontrol.
sesembahan agama lain. Sehubungan dengan itu, Islam
membuka ruang kepada penganutnya
Kesimpulan untuk berinteraksi dengan masyarakat
Ajaran Islam yang senantiasa bukan Islam. Bagaimanapun dalam
memberi penekanan kepada umatnya keadaan begitu, penghayatan toleransi
agar terus bersikap toleransi kepada orang seharusnya dilaksanakan dengan penuh
bukan Islam. Hal ini merupakan hati-hati supaya tidak melanggar batasan
ketentuan yang bersumber dari wahyu. yang ditetapkan yang akhirnya membawa
Dalam berhadapan dengan isu kepada ke gelinciran aqidah dan
keragaman agama ini, diajukan kelemahan penghayatan Islam sendiri di
pendekatan Agree in Disagreement, yaitu kalangan umat Islam. Jika ini bisa
setuju dalam perbedaan. Pendekatan dipertahankan, berarti umat Islam telah
menekankan bahwa mempercayai agama mengangkat ajaran Islam yang begitu
yang dipeluk itulah yang benar dan paling agung yang telah diajarkan selama ini
baik. Di samping itu, mereka memahami dalam rangka menciptakan kedamaian,
adanya unsur-unsur perbedaan atau keharmonisan, keamanan, dan kerukunan
persamaan antara satu agama dengan hidup manusia.
agama yang lain. Dengan penuh
kesadaran atas dasar itulah maka sikap
saling menghargai perlu antara pemeluk Daftar Kepustakaan
agama yang berbeda itu. Inilah jalan yang
paling baik dan sesuai untuk melahirkan Abdul Aziz Mohd Zin. (2001). Metodologi
keharmonisan hidup beragama. Setiap Dakwah. Kuala Lumpur:
orang yang beragama harus percaya Universiti Malaya.
bahwa agama yang dipeluknya itulah Alias Othman. (1992). Asas-asas Pemikiran
agama yang paling benar dan terbaik. Islam. Kuala Lumpur: Pustaka
Pendekatan itulah dianggap sesuai Salam.
dengan kehendak Islam. Ini karena ia al-Aluri, Adam Abdullah. (1979). Tarikh
menyarankan kepada penganutnya agar al-Dawat Ila Allah Bayn al-Ams wa
berpegang teguh dengan prinsip, tetapi al-Yawin. Kaherah: Maktabah
toleran pada sikap. Lanjutan itu, usaha Wahbah.
dakwah yang dilakukan tidak al-Qardhawi, Yusuf. (2001). al-Taqafah al-
membenarkan cara-cara kotor seperti Arabiyyah al-Islamiyah Bayn al-
paksaan maupun penghinaan dan Asalah Wa al-Muasyarah. Beirut:
cemooh. Sebaliknya, ditawarkan dialog Muassasah Al-Risalah.
dengan cara hikmah, mauizah hasanah, dan Asep Muhyidin dan Agus Ahmed. (2002).