You are on page 1of 22

TOLERANSI TERHADAP KEBEBASAN BERAGAMA

DI INDONESIA (PERSPEKTIF ISLAM)

ALPIZAR
UIN Sultan Syarif Kasim Riau
alpi.alpizar@yahoo.com

Abstrak
Indonesia memang bukan negara yang berdasarkan agama, melainkan negara yang
didasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetapi kehidupan
beragama dan menjalankan ibadah menurut kepercayaan masing-masing sangat dilindungi
oleh undang-undang. Sebagai negara yang melindungi kehidupan beragana, maka di Indonesia
diakui 6 agama, yaitu Islam, Hindu, Budha, Kristen, Kristen Katolik, dan Konghucu. Masing-
masing agama tersebut mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam undang-undang.
Walaupun keenam agama itu berbeda dalam keyakinan dan ajaran, namun tidak melahirkan
konflik di Indonesia. Hal ini tentu saja disebabkan karena masing-masing penganut agama
itu sangat menyadari betapa pentingnya kerukunan dan toleransi terhadap kebebasan beragama
dalam rangka memelihara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terutama Islam,
sebagai agama yang penganutnya mayoritas di Indonesia, umat Islam sangat menyadari bahwa
di dalam ajaran Islam terdapat rasa untuk menghargai dan menghormati orang lain walaupun
berbeda agama (Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama).

Kata kunci: Islam, Toleransi, dan Kebebasan beragama

Pendahuluan orang zalim itu neraka yang gejolaknya


Islam memberi pengakuan yang jelas mengepung mereka.
mengenai hak manusia untuk memilih
agama. Kenyataan ini ditegaskan oleh al- Dalam ayat itu, kalimat man syaa
Quran melalui surah al-Kahfi ayat 29 diulang dua kali. Hal ini menunjukkan
yang artinya; suatu penekanan yang mendalam
Dan katakanlah: kebenaran itu terhadap persoalan kebebasan memilih
datangnya dari Tuhanmu. Maka agama yang diakui dalam Islam (Alias
barangsiapa yang ingin (beriman) Othman (1992: 144-145).
hendaklah ia beriman dan barang siapa Pengakuan ini secara tidak langsung
yang ingin (kafir) biarkanlah dia kafir. mengakui keberadaan agama-agama lain.
Sesungguhnya kami telah sediakan bagi Keberadaan agama-agama ini sudah tentu

132|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

mempunyai perbedaan dan tidak sama dan kalimat suci.


antara satu dengan lain. Terdapatnya d. Benda-benda material yang zahir
perbedaan itu dapat dilihat di antaranya seperti bangunan. Contohnya masjid,
sebagai berikut. gereja, kuil, dan sebagainya.
a. Setiap agama mempunyai namanya
sendiri. Oleh karena itu, sudah tentu Hak terpenting yang diberikan oleh
kandungannya juga mempunyai Islam kepada penganut non muslim ialah
perbedaan. hak kebebasan beragama. Toleransi Islam
b. Perkembangan ilmu pengetahuan bukan sekedar memberikan kebebasan
modern yang meneroka bidang beragama, bahkan memberi kebebasan
keagamaan yang bermacam-macam dalam mengamalkan ajaran mereka. Sikap
telah melahirkan ilmu perbandingan toleransi yang ditunjukkan oleh Islam
agama. Adanya konsep perbandingan dalam aspek ini membayangkan bahwa
itu mengartikan adanya perbedaan umat Islam menghormati penganut
hingga melahirkan ilmu perbandingan agama lain dan membenarkan mereka
agama. melaksanakan upacara peribadatan
c. Lahirnya hak pemilihan agama tertentu mereka dengan aman dan bebas. Sikap
bagi diri individu. Secara logika, kalaulah ini seharusnya juga dilakukan oleh pihak
seseorang menganggap bahwa semua non-Muslim dengan menghor mati
agama sama dan semua benar, sedang kebebasan Muslim untuk melaksanakan
ia sendiri telah memilih agama tertentu, seluruh tuntutan agamanya secara bebas
maka anggapan itu terbukti tidak berasaskan tabii agama tersebut sebagai
benar. Kiranya seperti yang a way of life. Sebagai sebuah sistem hidup
dianggapnya tentu ia boleh saja yang bersikap lengkap dan menyentuh;
berpindah dari satu agama dan sistem memiliki sejumlah ciri seperti
menerima semuanya (Awang, 2003: ketuhanan (rabbaniyyah), nilai akhlak
57). (akhlaqiyyah), kemanusiaan (insyaniyyah),
universalitas (alamiyyah), toleransi
Konsekuensinya lahirlah perbedaan, (tasamuh), keanekaragaman (tanawwu),
terutama berkaitan dengan: kesederhanaan (wassatiyyah), dan ciri saling
a. Perilaku: seperti cara sembahyang, lengkap melengkapi (takamul) (al-
membuat sesajen, perayaan, dan Qordawi, 2001: 27).
upacara. Kerukunan hidup beragama di
b. Sikap: seperti sikap hormat, kasih Indonesia merupakan salah satu tujuan
ataupun takut kepada kekuatan gaib, pembangunan di bidang agama. Gagasan
dan pandangan suci dan bersih ini muncul, terutama karena
terhadap agama. dilatarbelakangi oleh beberapa kejadian
c. Pernyataan: seperti jampi, mantera, yang memperlihatkan gejala meruncingnya

133|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

hubungan antaragama. Gejala ini terlihat pembangunan masjid atau gereja. Apalagi
kentara pada pertengahan akhir tahun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya.
enam puluhan. Hal ini terutama Bahkan tidak jarang ditemui satu keluarga
berhubungan dengan sangat santernya isu yang terdiri dari ang gota-ang gota,
kristenisasi pada saat itu. Barangkali, karena mungkin istri atau suami, mungkin satu
itulah Menteri Agama pada waktu itu, Prof. atau beberapa anak yang berbeda agama.
Mukti Ali, pada tahun 1971 melontarkan Sedangkan dalam pergaulan sehari-hari
gagasan dialog pemuka agama, sebagai orang tidak begitu mempersoalkan
usaha untuk mempertemukan tokoh- keagamaan seseorang. Sudah sejak zaman
tokoh berbagai agama dalam satu forum penjajahan Belanda, umat beragama
di mana masing-masing pihak saling membentuk organisas-organisasi yang
mengemukakan pendapatnya tentang bergerak dalam bidang keagamaan,
masalah-masalah yang menjadi pendidikan, sosial, dan politik. Dalam
kepentingan bersama. Sejak itu kegiatan perkembangan pergerakan-pergerakan
dialog diprogramkan dan merupakan tersebut bukan saja dipengaruhi, tapi juga
kegiatan utama dari Proyek Kerukunan ikut mempengaruhi kehidupan politik.
Hidup Beragama Departemen Agama Salah satu perkembangan yang penting
(LP3ES, 1985: 168-169). dewasa ini adalah bahwa masing-masing
Kenyataan hidup dan berkembangnya umat beragama mempunyai semacam
berbagai agama tersebut menambah puncak organisasi, setidak-tidaknya yang
corak kemajemukan bangsa Indonesia. berdiri di atas kelompok umat. Umat
Satu hal yang menggembirakan adalah, Islam mempunyai Majelis Ulama
walaupun kemajemukan itu mengandung Indonesia, Umat Kristen mempunyai
potensi pertentangan, namun dalam Dewan Gereja-gereja Indonesia, Umat
sejarah Indonesia dapat dikatakan tidak Hindu mempunyai Parisada Hindu
pernah terjadi perang antar penganut Dharma, Umat Budha mempunyai
agama. Sikap toleran di antara pemeluk Majelis Agung Agama Budha
berbagai agama benar-benar merupakan Indonesia dan Umat Kong Hu Cu
suatu yang penting dalam kehidupan mempunyai Majelis Tinggi Agama Kong
bangsa Indonesia. Hu Cu Indonesia.
Di beberapa daerah di mana Ternyata hubungan antar umat
masyarakat memeluk lebih dari satu berbagai agama di Indonesia tidak bisa
agama, dapat disaksikan bukan saja lepas dari problem mayoritas dan
kehidupan yang penuh toleransi dalam minoritas. Di kalangan mayoritas timbul
wujud sikap saling menghormati dan perasaan tidak puas karena terdesak posisi
saling tengang rasa, melainkan juga dan peranannya. Sedangkan di kalangan
tolong-menolong dalam kegiatan yang minoritas timbul ketakutan karena merasa
berkaitan dengan agama, seperti terancam eksistensi dan hak-hak asasinya.

134|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

Problem di atas, yakni perasaan yang menyangkut pula masalah


terdesak di satu pihak dan perasaan perbedaan agama di Kalimantan Timur.
terancam di pihak lain, membawa Dari kegiatan-kegiatan studi kasus
implikasi dalam hubungan antarumat tersebut hubungan yang intim dari unsur-
berbagai agama dan pergaulan unsur yang berbeda agama dapat
masyarakat, dan bisa menggejala dalam dibangun dan antara satu sama lain bisa
berbagai bentuk ketegangan. mengenal dan belajar.
Salah satu gagasan yang dilemparkan Bentuk lain dari kerjasama adalah
oleh Prof. Mukti Ali pada saat-saat awal Program Kerjasama Sosial
jabatannya sebagai Menteri Agama adalah Kemasyarakatan. Kegiatan itu baru
tentang dialog antar pemuka berbagai diadakan pada tahun 1977 dan
agama. Gagasan tersebut memang diselenggarakan di Jakarta dan Medan.
kemudian diprogramkan dengan Program ini diwujudkan dalam bentuk
membentuk Proyek Kerukunan Hidup training dan Dharmabakti Kemasyarakatan
Beragama yang menyeleng garakan yang diikuti oleh generasi muda.
dialog-dialog tersebut. Untuk Jakarta, sebanyak 10 orang
Sebagai peningkatan lanjutan dari mahasiswa IAIN, 10 orang mahasiswa
program dialog sejak tahun 1976 itu, telah Sekolah Teologi, dan 10 orang mahasiswa
dilaksanakan program studi kasus yang Sekolah Ting gi Filsafat diajar
merupakan kegiatan bersama para ahli mengadakan camping bersama di Ciawi
dari berbagai agama. Sebagai contoh dari selama satu ming gu. Di dalamnya
kegiatan itu telah dilakukan beberapa diundang beberapa penulis, mengadakan
kegiatan. Dari buku-buku laporan studi diskusi di antara mereka sendiri dan pada
kasus tercatat masalah-masalah yang telah hari terakhir mereka mengadakan
dipelajari, antara lain adalah kaitan antara Dharmabakti kemasyarakatan bersama.
agama sebagai pembawa nilai dan amal Di Medan, beberapa anggota HMI,
dengan kenyataan kehidupan masyarakat GMKI, dan PII juga mengadakan camping
di empat desa, yakni desa NU, bersama dengan acara yang hampir
Muhammadiyah, Protestan, dan Katolik bersamaan dengan Jakarta. Acara ini
di daerah Jawa Timur; Peranan pemuka- berlanjut dengan mengadakan
pemuka agama dalam berbagai kegiatan Dharmawisata ke Sibolga.
masyarakat di desa, yakni desa Islam dan Melihat penyelenggaraan dan
Kristen di Kota Medan; Pola hubungan kegiatan para peserta selama dan setelah
antarumat berbagai agama di Toraja; camping bersama itu, tampak hal-hal yang
Peranan dan bentuk-bentuk kegiatan meng gembirakan. Keintiman dan
rumah-rumah ibadah (masjid dan gereja) keakraban pergaulan membuat perbedaan
dalam pembinaan jemaahnya di Kota keyakinan agama tidak menjadi penghalang.
Bandung; dan masalah kawin kontrak Para peserta Kerjasama Sosial

135|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

Kemasyarakatan yang diselenggarakan oleh yang nyata dan dapat diserap secara
mahasiswa-mahasiswa IAIN, ST Teologi indrawi. Islam menghendaki realitas
dan STF Drijarkara, misalnya, telah konkrit, bukan imaginasi. Karena itu
melahirkan apa yang mereka namakan dalam konsep Islam tidak dapat
Kelompok dan Pastor itu mengadakan dipisahkan antara keimanan yang abstrak
pertemuan-pertemuan dan diskusi-diskusi dengan realitas indrawi yang konkrit
secara bergiliran atas keinginan dan prakarsa berupa tingkah laku yang dikenal dengan
mereka sendiri. Dengan menumbuhkan istilah amal saleh.
suasana ini di kalangan pemuda, terutama Melalui kerealistisan inilah Islam
mahasiswa yang kelak diharapkan akan menghadapi alam berwujud realistis yang
menjadi pemuka-pemuka masyarakat, menjelmakan dan mendorong munculnya
sesungguhnya tidak perlu ada kecemasan sikap, aktivitas, dan kreativitas
bahwa agama akan menjadi faktor yang kemanusiaan dalam alam nyata, yaitu
tidak positif untuk persatuan dan kehidupan sehari-hari sebagai individu
kesatuan bangsa. dan masyarakat di tengah-tengah
lingkungan alamnya.
Ajaran Islam Bersifat Universal Agama Islam adalah risalah (pesan-
Ajaran Islam bersifat universal dan pesan) yang diturunkan Tuhan kepada
berlaku setiap zaman. Keabadian dan Nabi dan Rasul sebagai petunjuk dan
keaktualan Islam telah dibuktikan pedoman yang mengandung hukum-
sepanjang sejarahnya, di mana setiap hukum sempurna untuk dipergunakan
kur un waktu dan perkembangan dalam menyeleng garakan tata cara
peradaban manusia senantiasa dapat kehidupan manusia, yaitu mengatur
dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam hubungan manusia dengan manusia,
melalui al-Quran sebagai landasannya. hubungan manusia dengan alam, dan
Keuniversalan konsep Islam merupakan hubungan manusia dengan khaliknya.
jawaban terhadap keterbatasan manusia Sebagai sumber nilai, agama Islam
dan pemikirannya yang temporal dan memberikan petunjuk, pedoman, dan
parsial. Karena keparsialannya ini pendorong bagi manusia dalam
muncullah kekurangan dan dari menciptakan dan mengembangkan
ketemporalannya lahirlah kegoyahan yang budaya serta memberikan pemecahan
menuntut kekurangan dan kelemahan terhadap segala persoalan hidup dan
yang lebih membuktikan akan kehidupan. Di dalamnya mengandung
kebenarannya. ketentuan-ketentuan keimanan, ibadah,
Konsep Islam berhubungan dengan muamalah, dan pola tingkah laku dalam
realitas-realitas nyata dan menyakinkan berhubungan dengan sesama makhluk
yang tidak terlepas hakekat Ilahi di mana yang menentukan proses berpikir, merasa,
hakekat itu membekas dalam jejak-jejak dan pembentukan kata hati.

136|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

Sebagai implikasi dari penamaan kitab-kitab suci dari bangsa-bangsa lain.


tersebut, maka Islam agama universal, Seorang Yahudi hanya percaya kepada
karena berasal dari Zat yang menguasainya, Nabi-nabi keturunan Israel. Seorang
mengatur, dan memelihara sekalian alam. Kristen hanya percaya kepada Yesus
Ajaran Islam dimaksudkan untuk seluruh Kristus dan sebagian dari Nabi-nabi Bani
umat manusia, bukan untuk kelompok Israel. Seorang Budhis hanya percaya
tertentu, karena nabi Muhammad diutus kepada Budha Gautama. Seorang
unutk seluruh umat manusia (QS. al- Zoroastrian hanya percaya kepada
Anbiya: 107). Berbeda dengan para Rasul Zoroaster. Seorang Hindu hanya percaya
sebelumnya yang hanya diutus untuk satu kepada orang-orang yang mereka anggap
bangsa dan wilayah tertentu. Kehadiran Nabi yang dibangkitkan oleh India.
Nabi/Rasul berikutnya adalah untuk Seorang Kong Hu Cu hanya percaya
menyempurnakan ajaran Nabi/Rasul kepada Kong Hucu. Tetapi seorang
sebelumnya dan meluruskan ajaran yang muslim percaya kepada mereka semua,
telah diselewengkan oleh bangsa di juga percaya kepada Nabi Muhammad
wilayah tertentu. Kehadiran Nabi SAW. Karena itu agama Islam adalah
Muhammad adalah Rasul pamungkas agama yang mencakup semua ajaran
yang diutus untuk seluruh umat manusia. agama yang diwahyukan oleh Allah di
Karena itu, walaupun Islam pertama kali dunia ini, sebagaimana al-Quran
tumbuh dan berkembang di Jazirah Arab, merupakan himpunan dari semua kitab
namun titahnya menjangkau semua suci yang pernah diturunkan oleh Allah
lapisan bangsa Arab dan Non-Arab, serta di dunia ini. Hal ini merupakan indikasi
tidak tergantung kepada satu ras, bahasa, dari universalitas ajaran Islam.
tempat, ataupun masa, dan kelompok Menjelaskan universalitas ajaran Islam
manusia. dapat pula ditempuh melalui analisis dan
Di samping itu, salah satu prinsip yang kajian tentang pengertian Islam, karena
fundamental dalam Isalm ialah bahwa yang pertama-tama menjadi sumber ide
orang Islam harus percaya kepada para tentang universalitas Islam adalah
Nabi dan Rasul yang dibangkitkan pengertian Islam itu sendiri. Kata Islam
sebelum Nabi Muhammad. Islam mengandung arti atau makna yang
menuntut pemeluknya supaya percaya bermacam-macam, tetapi mengandung
kepada semua agama di dunia yang kesatuan makna. Sebagaimana dapat
mendahuluinya yang diturunkan oleh dipahami dan direnungkan pada uraian ini.
Tuhan. Hal ini dinyatakan oleh Allah Pertama, Islam berasal dari kata al-
dalam QS. al-Baqarah ayat 4 dan 136. salamu, al-salmu, dan al-silmu yang berarti:
Apabila dibandingkan dengan pemeluk menyerahkan diri, pasrah, tunduk, dan
agama lain, maka seorang muslim adalah patuh. Dengan demikian, Islam
orang yang percaya kepada Nabi-nabi dan mengandung sikap penyerahan diri,

137|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

pasrah, tunduk, dan patuh dari manusia ketika mulai tenggelam dan ajalnya sudah
terhadap Tuhannya atau makhluk diambang kematian, ia mengakui adanya
terhadap Khalik, Tuhan Yang Maha Esa. kebenaran Islam tersebut (QS.Yunus: 90).
Sikap tersebut tidak hanya berlaku Kedua, Islam berasal dari kata al-
bagi hamba-Nya (manusia), tetapi juga silmu atau al-salmu yang berarti damai dan
merupakan hakikat dari seluruh alam, aman. Hal ini mengandung makna bahwa
yaitu sikap penyerahan diri, pasrah, orang ber-Islam berarti orang yang masuk
tunduk, dan patuh ciptaan (makhluk) dalam perdamaian dan keamanan, dan
kepada penciptanya (Khalik). Langit dan seorang muslim adalah orang yang
bumi (benda-benda mati) adalah taat, membuat perdamaian dan keamanan
patuh, dan pasrah (Islam) kepada Tuhan dengan Tuhan, manusia, dirinya sendiri,
(QS. Fushilat: 11), demikian pula segala dan alam. Damai dengan Tuhan berarti
yang ada di langit dan bumi, baik berupa tunduk dan patuh secara menyeluruh
benda mati maupun benda hidup (QS. an- kepada kehendak-Nya. Damai dengan
Nahl: 49; Ali Imran: 83), semua makhluk, manusia tidak hanya berarti meninggalkan
baik berupa benda mati maupun benda perbuatan jelek dan tidak menyakiti orang
hidup, berjalan secara alami, teratur, lain, tetapi juga berbuat baik kepada orang
seimbang mengikuti ketentuan Tuhan lain, karena manusia tidak terlepas dari
yang berupa hukum alam (sunnatullah). ketergantungan kepada orang lain. Damai
Sehingga hukum-hukum itu dijadikan dengan dirinya sendiri berarti selalu
pedoman dan kemudian digunakan oleh memelihara diri dan menjaganya dari
manusia dalam perkembangan ilmu berbagai macam ancaman dan siksaan
pengetahuan dan teknologi. atau penderitaan, apakah berupa penyakit
Menjalankan syariat Islam bagi umat jasmani maupun rohani, dan lain-lain.
manusia adalah sama nilainya dengan Sedangkan damai dengan alam berarti
berjalannya alam mengikuti hukum- memelihara, memakmurkan, dan
hukumnya sendiri yang ditetapkan oleh membudidayakan alam, serta
Allah. Karena itu, al-Islam bersifat alami, memanfaatkannya selaras dengan sifat
wajar, fitri, dan natural. Sedangkan sikap dan kondisi dari alam itu sendiri, dan tidak
menentang terhadap kehendak dan merusaknya atau melanggar hukum-
rencana Tuhan adalah tidak alami, tidak hukum alam (Sunnatullah).
wajar sebagaimana wajarnya alam yang Manusia adalah umat yang satu (QS.
tidak ber jalan mengikuti hukum- al-Baqarah: 213) dan merupakan doktrin
hukumnya sendiri. Adakalanya manusia pokok dari ajaran Islam. Manusia
telah ber-Islam, namun karena faktor memang diciptakan dalam berbagai jenis
eksternal yang memengaruhinya, maka ia ras, bahasa, dan suku bangsa, tetapi
berpaling darinya. Firaun semasa hidupnya mereka dianjurkan untuk saling
enggan mengikuti keIslamannya, tetapi mengenal, saling memahami dan

138|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

bekerjasama, bukan untuk saling kayakinanmya kepada orang lain. Setiap


bermusuhan, sebab tingkat perbedaan orang bebas untuk berkeyakinan,
manusia yang satu dengan lainnya sedangkan Islam tugasnya hanyalah
ditentukan oleh intensitas dan kualitas menyampaikan (QS. al-Maidah: 99). Di
takwanya bukan jenis ras, suku bangsa, samping itu, sikap keagamaan hasil
dan bahasanya (QS. Hujurat: 13). paksaan adalah tidak autentik, karena
Merupakan keputusan dan kehendak kehilangan dimensinya yang paling
Tuhan bahwa manusia memang mendasar, yaitu kemurnian dan
ditakdirkan untuk berbeda pandangan, keikhlasan.
sebagaimana firman Allah dalam QS. Dengan memperhatikan substansi
Hud ayat 118; ajaran dan realitas sejarah dari dakwah
Nabi Muhammad SAW., maka
YXT  <Q\iPXT <R%  `= #\SIP \vXq X[ SVXT mer upakan tugas Islam untuk
menciptakan perdamaian di dunia ini
 | W*c&WDSWsWc dengan menegakkan persaudaraan semua
agama di dunia, menghimpun kebenaran-
Artinya: Jikalau Tuhanmu menghendaki, kebenaran yang terdapat dalam agama-
tentu Dia menjadikan manusia umat yang agama yang dulu, membetulkan ajaran-
satu, tetapi mereka senantiasa berselisih ajaran yang salah, mengganti yang palsu
pendapat. dengan yang benar, mengajarkan
kebajikan abadi yang dulu belum pernah
Karena perbedaan manusia merupakan diajarkan karena keadaan-keadaan khusus
kehendak Tuhan, maka tugas manusia dari setiap ras dan masyarakat dari
adalah menjalin kerjasama menciptakan tingkatan perkembangannya, dan
kedamaian di antara mereka serta akhirnya mengajarkan tuntutan moral dan
berlomba-lomba dalam mencapai spiritual bagi kemajuan umat manusia.
kebajikan dan ridha-Nya. Dengan demikian, universalitas Islam
Islam bukan hanya mengakui bukan hanya menjadi idealitas, tetapi
persamaan hak manusia, baik sipil sekaligus membumi atau terwujud di
maupun politik, tetapi juga mengakui muka bumi ini.
hak-hak rohaniah. Di dalam QS. al-
Baqarah ayat 256 dinyatakan, bahwa Toleransi dan Kebebasan Beragama
tidak ada paksaan untuk (memasuki) dalam Islam Suatu Fakta di Indonesia
agama Islam. Ini menunjukkan betapa Sebagai makhluk sosial, manusia
Islam menghargai batin orang, sehingga mutlak membutuhkan hubungan dengan
walaupun yakin bahwa Islam adalah sesamanya dan lingkungan sekitar untuk
agama yang paling benar, namun seorang melestarikan eksistensinya di dunia. Tidak
muslim tidak diperkenankan memaksakan ada satupun manusia yang mampu

139|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

bertahan hidup tanpa memperoleh Sesungguhnya nabi Muhammd SAW.


bantuan dari lingkungan dan sesamanya. berhutang makanan dari orang Yahudi dan
Dalam konteks ini, manusia harus beliau meng gadaikan pakaian besi
selalu menjaga hubungan antar sesama kepadanya (HR. Imam Bukhari).
dengan sebaik-baiknya, tak terkecuali
terhadap orang lain yang tidak seagama, Toleransi dalam Islam dan kebebasan
atau yang lazim disebut dengan istilah beragama adalah topik yang penting
toleransi beragama. ketika dihadapkan pada situasi ketika
Toleransi beragama berarti saling Islam mendapat banyak kritikan bahwa
menghor mati dan berlapang dada Islam adalah agama intoleran,
terhadap pemeluk agama lain, tidak diskiminatif, dan ekstrem. Islam dituduh
memaksa mengikuti agamanya dan tidak tidak memberikan ruang kebebasan
mencampuri urusan agama masing- beragama, kebebasan berpendapat,
masing. Umat Islam diperbolehkan sebaliknya Islam sarat dengan kekerasan
bekerjasama dengan pemeluk agama lain atas nama agama sehingga jauh dari
dalam aspek ekonomi, sosial, dan urusan perdaimaan, kasih sayang, dan persatuan.
duniawi lainnya. Dalam sejarahpun, Nabi Dalam soal beragama, Islam tidak
Muhammad Saw. telah memberi teladan mengenal konsep pemaksaan beragama.
mengenai bagaimana hidup bersama Setiap individu diberi kelonggaran
dalam keberagaman. sepenuhnya untuk memeluk agama
Dari Sahabat Abdullah ibn Amr, tertentu dengan kesadarannya sendiri,
sesungguhnya dia menyembelih seekor kambing. tanpa intimidasi.
Dia berkata, Apakah kalian sudah
memberikan hadiah (daging sembilahan) Dan jikalau Tuhanmu menghendaki,
kepada tetanggaku yang beragama Yahudi? tentulah beriman semua orang yang di muka
Karena aku mendengar Rasulullah berkata, bumi seluruhnya. Maka apakah kamu
Malaikat Jibril senantiasa berwasiat (hendak) memaksa manusia supaya mereka
kepadaku tentang tetangga, sampai aku menjadi orang-orang yang beriman
menyangka beliau akan mewariskannya semuanya? Dan tidak ada seorangpun
kepadaku (HR. Abu Dawud). akan beriman kecuali dengan izin Allah;
dan Allah menimpakan kemurkaan
Sesungguhnya ketika (serombongan orang kepada orang-orang yang tidak
membawa) jenazah melintas di depan mempergunakan akalnya (QS. Yunus:
Rasulullah, maka beliau berdiri. Para 99-100).
Sahabat bertanya, Sesungguhnya ia
adalah jenazah orang Yahudi wahai Nabi? Dan katakanlah: Kebenaran itu
Beliau menjawab, Bukankah dia juga jiwa datangnya dari Tuhanmu; maka
(manusia)? (HR. Imam Bukhari). barangsiapa yang ingin (beriman)

140|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

hendaklah ia beriman, dan barangsiapa Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. thaghut dan beriman kepada Allah, maka
Sesungguhnya kami telah sediakan bagi sesungguhnya ia telah berpegang kepada
orang-orang zalim itu neraka, yang buhul tali yang amat kuat yang tidak akan
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
mereka meminta minum, niscaya mereka Maha Mengetahui (QS. al-Baqarah:
akan diberi minum dengan air seperti besi 256).
yang mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan Jika dalam aspek sosial kemasyarakatan
tempat istirahat yang paling jelek (QS. semangat toleransi menjadi sebuah
al-Kahfi: 29). anjuran, umat Islam boleh saling tolong,
bekerjasama, dan saling menghormati
Persoalan keyakinan atau beragama dengan orang-orang non muslim, tetapi
terpulang kepada hak pilih orang dalam sosial aqidah sama sekali tidak
perorang, masing-masing individu, sebab dibenarkan adanya toleransi (bergama)
Allah sendiri telah memberikan antara umat Isalm dengan orang-orang
kebebasan kepada manusia untuk non-muslim.
memilih jalan hidupnya. Manusia oleh Rasulullah Saw. tatkala diajak
Allah SWT. diberi peluang untuk bertoleransi dalam sebuah anjuran, bahwa
menimbang secara bijak dan kritis antara pihak kaum Muslimin mengikuti ibadah
memilih Islam atau kufur dengan segala orang-orang kafir dan sebaliknya, secara
risikonya. Meski demikian, Islam tidak tegas Rasulullah diperintahkan oleh Allah
kurang-kurangnya memberi peringatan SWT untuk menolak tawaran yang ingin
dan menyampaikan ajakan agar manusia menghancurkan prinsip dasar Aqidah
itu mau beriman. Islamiyah itu. Allah berfirman:
Dalam sebuah Hadits, riwayat Ibnu Katakanlah: Hai orang-orang kafir.
Abbas, seorang lelaki dari sahabat Anshar Aku tidak akan menyembah apa yang
datang kepada Nabi, meminta izin untuk kamu sembah. Dan kamu bukan
memaksa dua anaknya yang beragama penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan
Nasrani agar beralih menjadi muslim. Apa aku tidak pernah menjadi penyembah apa
jawab Nabi? Beliau menolak permintaan yang kamu sembah, dan kamu tidak
itu, sambil membacakan ayat yang pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
melarang pemaksaan seseorang dalam yang aku sembah. Untukmu agamamu,
beragama, yaitu Surah al-Baqarah ayat dan untukku, agamaku (QS. al-
256: Kafirun: 1-6).
Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas Islam adalah agama yang mengajarkan
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. untuk menghoramati para utusan Allah,

141|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

menyakini bahwa mereka adalah para Ketika Rasulullah Saw mengklaim


utusan Allah yang benar yang bertugas bahwa beliau adalah utusan Allah, dan
menyampaikan ajaran-ajaran yang sesuai atas bimbingan Allah, beliau menyatakan
dengan situasi masing-masing zaman. bahwa ia adalah seorang nabi dengan
Dari hal ini bagaimana mungkin bisa membawa syariat terakhir dan satu-satunya
dikatakan bahwa agama seperti ini tidak sarana keselamatan, seperti dijelaskan
mengajarkan toleransi terhadap agama Allah dalam QS. al-Kahfi ayat 29.
lain? Bagaimana bisa dikatakan agama Selanjutnya, adalah urusan Allah
Islam tidak mengajarkan persatuan dan untuk memberi balasan pada orang yang
kerukunan dengan agama lain? Bagaimana tidak beriman, di dunia maupun di akhirat.
bisa agama Islam mengajarkan kebiasaan Oleh karena itu, wahai Nabi dan wahai
intoleransi agama dan menganjurkan orang-orang yang beriman pada nabi, tugas
hidup dengan orang lain tanpa cinta dan kalian hanyalah menyampaikan pesan
kasih sayang? Tidak mungkin menyatakan tersebut. Untuk kepentingan menciptakan
bahwa dalam agama Islam tidak ada nilai- lingkungan yang penuh cinta dan kasih
nilai kesabaran berpendapat atau sayang serta toleransi, kalian harus
berbicara adalah suatu tuduhan yang tidak menyebarkan pesan ini dengan penuh
berdasar. kebaikan. Karena anda yakin bahwa
Kata Islam sendiri mengandung makna dengan ajaran Tuhan yang diberikan
anti dari kekejaman, disharmonisasi, dan kepadamu, agama kalian adalah benar dan
intoleransi. Salah satu artinya adalah damai, berdasarkan pada kebenaran, ini adalah
penyerahan diri, ketaatan, dan juga berarti persyaratan bagi terciptanya kabajikan
menciptakan kerukunan dan perdamaian. bagi orang lain, bahwa apa yang kalian
Salah satu makna lainnya adalah anggap benar untuk diri kalian, kalian
menghindari orang yang menyakiti, arti harus menyebarkannya juga pada seluruh
lainnya adalah hidup bersama secara umat manusia dan juga melibatkan
harmonis. Tujuan dari penjelasan tentang mereka dalam perintah ini.
kata Islam yang diberikan oleh Allah pada Mungkin bisa saja orang lain akan
agama Islam ini adalah karena seluruh mengajukan keberatan seperti ini bahwa
ajaran-ajaran dan hukum-hukum yang pilihan untuk beriman atau tidak beriman
dibawa oleh Rasulullah Saw penuh dengan yang diberikan kepada orang-orang
cinta, toleransi, kesabaran, kebebasan hati Mekah itu diberikan pada saat posisi umat
nurani, kebebaan berbicara, dan hak untuk Islam masih sangat lemah. Maka kalimat
mengungkapkan pendapat. itulah yang dipergunakan sehingga orang-
Selanjutnya lihatlah bagaimana orang kafir Mekah tidak membinasakan
Rasulullah Saw mengajarkan kepada kita umat Islam secara kejam.
semua tentang semangat toleransi, Kebenaran ini adalah argumen yang
kebebasan beragama, dan berkeyakinan. lemah. Walaupun adanya perintah ini,

142|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

kaum kafir Mekah tidak berhenti dalam lagi adalah orang-orang yang tidak tertarik
hal kekejaman mereka terhadap umat pada agama dan mereka bergabung
Islam. Mereka menganiaya orang Islam dengan kaum Muslim seperti burung-
disebabkan karena keimanan umat Islam. burung pada kawanan yang sama. Bila
Beberapa diletakkan di atas batu yang dilihat dari sudut pandang ini, penduduk
membara, beberapa lainnya disuruh Muslim mewakili mayoritas. Di sisi lain,
berbaring di atas pasir yang panas di orang-orang Yahudi yang berkuasa
bawah terik matahari siang. Beberapa sebelum kedatangan Rasulullah ke
mereka diikat kakinya pada dua unta dan Madinah sekarang mereka telah
unta tersebut ditunggangi ke arah yang berkurang dan menjadi minoritas. Sebagai
berlawanan yang menyebabkan kaki konsekuensinya, dengan menjadi Kepala
orang Islam terpotong menjadi dua Negara, pemerintahan Rasulullah Saw.
bagian. Bahkan wanita-wanita yang telah terbentuk dengan kuat. Meskipun
dipukuli tidak terhindar dari penyiksaan ini. demikian, perintah tersebut menyatakan
Jadi jika ayat sebelumnya yang saya kutip bahwa Kalian tidak akan menggunakan
dimaksudkan untuk menyelamatkan umat paksaan dalam agama, juga tidak akan
Islam dari kekejaman, maka sejarah menggunakan kekuatan terhadap orang-
membuktikan bahwa hal itu tidak orang lemah walaupun mereka bukan
mengarahkan pada tujuan itu. Perintah ini Islam yang telah bergabung dengan kalian
tidak terbatas pada saat itu saja, tapi hal sebagai kawan dan saudara, atau tidak
itu juga berlaku dalam al-Quran Suci akan menggunakan kekuatan terhadap
untuk ini. orang Yahudi yang hidup di bawah
Tidak tahan dengan kekejaman yang wilayah kalian.
ditimbulkan oleh orang-orang sebangsa Anda sekalian dapat melihat dari
sendiri, kaum Muslim hijrah ke Madinah. perjanjian yang disusun, bagaimana
Setelah kedatangan mereka perjanjian suasana cinta dan kasih sayang, kebebasan
dibuat dengan orang-orang Yahudi beragama, dan toleransi tercipta.
Madinah yang bukan Islam pada saat itu, Perjanjian itu berbunyi sebagai berikut:
yang menunjukkan bagaimana Umat Islam dan Yahudi akan hidup
masyarakat bisa hidup bersama dan tetap bersama satu sama lain dalam
bebas, dan menunjukkan bagaimana hak- kebaikan dan kekuatan dan tidak akan
hak satu sama lain diperhatikan. Namun, melakukan perbuatan yang berlebihan
sebelum itu ajaran al-Quran dengan jelas atau kekejaman apapun terhadap satu
menyatakan Tidak boleh ada paksaan sama lain;
dalam agama (Q.S al-Baqarah: 225). Orang-orang Yahudi akan terus
Perintah ini diturunkan di Madinah. menjaga iman mereka sendiri dan
Pada saat itu mayoritas penduduk umat Islam dengan imannya;
Madinah telah menjadi Muslim, sebagian Kehidupan dan hak milik semua

143|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

warga negara harus dihormati dan dendam dengan cara yang sama
dilindungi keamanannya dalam kasus kejamnya. Jika kalian melakukannya,
kejahatan yang dilakukan oleh maka kalian adalah sesat, kata lain untuk
seseorang; sebutan keIslaman kalian menjadi tidak
Semua perselisihan akan mengacu berarti. Al-Quran Suci menyatakan:
keputusan Nabi Allah karena dia janganlah kebencian sesuatu
memiliki otoritas yang menentukan, kaum mendorong kamu bertindak tidak
tetapi semua keputusan yang adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat
menyangkut pribadi akan didasarkan kepada takwa (QS al-Maidah: 9).
pada aturan masing-masing.
Ini adalah standar toleransi dan
Tentu saja ada poin-poin lainnya keadilan dalam Islam. Islam
dalam perjanjian ini selain keempat poin menganjurkan untuk tidak menanggapi
yang dikutip tersebut. Sekarang coba lihat tuduhan rendah dan hina dari lawan,
upaya apa yang telah digunakan untuk karena dengan melakukan itu maka akan
membangun keadaan masyarakat yang membuat kita sendiri menjadi kejam.
penuh kebebasan dan kasih sayang. Pada Sebaliknya, memanfaatkan adalah
waktu itu tidak ada hukum nasional. tindakan yang lebih baik dan kalaupun
Setiap orang hidup sesuai dengan tradisi diharuskan untuk membalas maka kita
dan hukum klan atau suku. Nabi balas dengan catatan tidak melebihi luka
Muhammad Saw. tidak mengatakan yang telah ditimbulkan kepada kita.
bahwa Anda adalah minoritas, tetapi Satu lagi kandungan ajaran agama
memang benar bahwa anda harus Islam ialah ia berkaitan dengan tata susila
mematuhi undang-undang mayoritas masyarakat. Ini bermakna agama bukan
Islam. Sebaliknya, kondisi dari perjanjian saja merupakan soal perhubungan antara
itu adalah urusan anda akan ditentukan manusia dengan tuhan, malah merupakan
berdasarkan undang-undang anda sendiri. soal hubungan manusia dengan manusai.
Ini adalah piagam pertama kebebasan hati Lantaran itu, perkataan toleransi
nurani dan berkeyakinan dalam Islam. mempunyai peranan yang signifikan bagi
melahirkan kehidupan yang harmoni.
Standar Toleransi dalam Islam Perkataan toleran dalam bahasa Melayu
Contoh lain yang sangat baik tentang merujuk kepada sikap sedia menghormati atau
toleransi seperti dijelaskan al-Quran menerima pendapat orang lain yang berbeda
bahwa bagaimanapun keadaannya, anda dengan pendirian sendiri (Kamus Dewan,
tidak boleh meninggalkan toleransi. 1998: 1463). Perkataan ini dalam bahasa
Terlepas dari kekejaman yang ditimbulkan arabnya dinamakan tasamuh. Perkataan ini
pada kalian, kalian juga bertindak selain adalah kata masdar disebut dengan
dengan keadilan dan tidak membalas menghormati pegangan orang lain (Mujam

144|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

al-araby al-asasiy, t.th: 640). Teguh pada prinsip, toleran pada sikap.
Konsep ini diakui dalam ajaran Islam Dengan itu, Islam mengarahkan orang
sebagai adanya pengakuan nilai-nilai Islam berpegang pada prinsip kebenaran
Qurani terhadap hak asasi manusia. Dari Islam, tetapi tidak pula melunturkan sikap
konsep ini lahirlah berbagai sifat, sikap hormat kepada penganut non-Islam.
positif, dan kebaikan. Antara lain Kenyataan ini dapat ditinjau dari
persaudaraan, sikap saling menghargai, semangat al-Quran sendiri.
kedamaian, keselamatan, dan
kemaslahatan. Secara tidak langsung ia Teguh Pada Prinsip
dapat menghindari sikap negatif, Teguh pada prinsip ini bermakna
pertentangan, pertengkaran, rasa berkeyakinan bahwa asas-asas utama
dendam, dengki, dan kebencian. Falsafah dalam persoalan akidah dan ibadah
di balik konsep ini untuk menciptakan mestilah mengikuti deskripsi yang
kemaslahatan demi menghadirkan diterima dari sumber yang sahih sebagai
keselamatan dan kedamaian masyarakat suatu kebenaran mutlak. Dalam hal ini,
(Asep Muhyidin dan Agus Ahmed, 2002: tiada ruang untuk berkompromi sebagai
97). jalan toleransi terhadap kebenaran
Selaras dengan itu, dapat disimpulkan tersebut. Lanjutan itu, pemikiran kita
bahwa toleransi ialah bersikap bertolak mestilah berpegang bahwa Aqidah yang
angsur dan berlapang dada dalam benar adalah berasaskan petunjuk al-
menerima realitas kemajemukan etnik, Quran dan al-Hadits dan Ibadah yang
budaya, dan agama sebagai sunnatullah. betul adalah bersumberkan keterangan al-
Islam menekankan konsep ini terhadap Quran dan al-Hadits.
golongan non-Islam dengan Dalam perkara aqidah misalnya, al-
membenarkan, menghormati, serta Quran menunjukkan kenyataan tegas
menjamin sepenuhnya hak-hak asasi dari Allah yang memperingatkan manusia
manusia berdasarkan tuntutan dan bahwa kebenaran itu hanya ada pada
batasan yang digariskan al-Quran dan al- Islam dan selain Islam adalah batil. Antara
Sunnah. ayat-ayat tersebut:
Dalam Islam, toleran yang 1. Sesungguhnya agama yang diakui di
dikemukakan mempunyai kepiawaiannya sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali
tersendiri. Ini karena toleran jika tidak Imran: 19).
dicermati dengan neraca al-Quran dan 2. Barangsiapa yang mencari agama
al-Hadits dapat menghasilkan selain agama Islam, maka sekali-kali
pelanggaran terhadap beberapa ketentuan tidak akan diterima (agama itu)
hukum. Justru, kami berpandangan daripadanya, dan di akhirat termasuk
bahwa toleransi Islam terhadap orang-orang yang rugi (QS Ali
kebebasan beragama berdiri di atas asas Imran: 85).

145|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

3. Kebenaran itu datangnya dari Surah itu jelas memberi pedoman


Tuhanmu. Maka janganlah engkau kepada orang Islam bahwa aqidah
ter masuk kalangan orang yang tidaklah dapat dikompromikan. Tauhid
bimbang (QS. al-Baqarah: 147). dan syirik tidak dapat ditemukan. Kalau
4. Pada hari ini Aku sempurnakan bagi yang hak hendak dipersatukan dengan
kalian agama kalian dan Aku lengkapi yang batil, maka yang batil jugalah yang
nikmat-Ku atas kalian dan Aku ridhai menang. Oleh sebab itu, maka aqidah
Islam sebagai agama kalian (QS. al- tauhid itu tidaklah mengenal apa yang
Maidah: 3). dinamakan sinkritisme yang berarti suai
menyesuaikan. Misalnya, di antara
Redaksi ayat-ayat di atas memberi animisme dengan Tauhid, penyembahan
petunjuk tentang kebenaran hanya satu berhala dengan sembahyang.
dan hanya itu yang diterima. Jika memilih
lain dari itu, maka si pemilih Jaminan Islam Terhadap Kebebasan
bertanggungjawab atas pelihannya itu. Beragama
Perkara ini berkait dengan aqidah. Dalam Walaupun antara Islam dan agama-
Islam, masalah aqidah adalah persoalan agama yang lain ada perbedaan, namun
pokok. Justru, sebarang bentuk mufakat tetap memberi jaminan terhadap
atau kompromi dapat mengakibatkan kebebasan beragama. Hal ini dapat
aqidahnya rusak. dibuktikan sekurang-kurangnya melalui
Al-Quran juga menegaskan adanya tiga perkara, yaitu:
perbedaan mendasar antara Islam dengan 1. Adanya keterangan ayat yang
yang lain. Dalam hal ini apa yang melarang tindakan pemaksaan untuk
dianjurkan Islam ialah supaya menjaga melepaskan agama asalnya untuk
garis pemisah tersebut (QS. al-Kafirun: memeluk Islam. Pemerintah Muslim
1-6). umumnya telah mentaati prinsip ini
Sehubungan dengan itu, soal akidah dan membiarkan masyarakat non-
di antaranya Tauhid mengesakan Allah, muslim untuk melaksanakan
sekali-kali tidaklah dapat dikompromikan agamanya selama mereka membayar
atau dicampurkan dengan syirik. Dalam Jizyah dan mentaati pemerintah. Dari
ayat tersebut ditegaskan tentang segi yang lain mereka dibebaskan dari
perbedaan yang disembah dan juga kewajiban menganggotai militer dan
perbedaan cara beribadah. Tegasnya, yang digantikan dengan jizyah.
disembah lain dan cara menyembahpun 2. Islam juga membenarkan kebebasan
lain. Justru, cara ibadah agama orang lain individu untuk menyebarkan agama,
bukanlah ibadah di sisi Islam. Begitu juga dengan cara penjelasan dan alasan
tuhan yang disembah oleh mereka bukan yang baik. Oleh karena itu, kaum
Tuhan yang diakui oleh Islam. Muslim dituntut dalam al-Quran

146|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

untuk menggunakan penjelasan maksud pemaksaan itu untuk


dengan cara lemah lembut dalam menyelamatkan manusia yang
mengajak manusia menganut agama dianggapnya sesat itu tidak tercapai.
Islam. Para penganut agama juga Orang yang dipaksa menukar
wajar untuk menerapkan cara serupa. agamanya itu pada hakikatnya masih
3. Al-Quran menegaskan bahwa iman tetap sesat dan masih tetap tidak
yang benar (al-Iman al-Sahih) berasal dapat diselamatkan. Kesadaran ini
dari kepastian dan kepercayaan bukan dapat melahirkan sikap toleransi
dari meniru dan taklid buta dari tradisi beragama (Harun Nasution, 1995:
lalu. Hal ini diungkap dengan jelas al- 270). Lantaran itu, Islam mengajarkan
Quran dalam surah al-Baqarah: 170. dakwah dengan penuh hikmah. Ini
Ayat ini memberi petunjuk bahwa karena iman hanya subur pada orang
peniruan mentah-mentah tanpa dalam keadaan penuh rela, dapat
kebijaksanaan dan petunjuk yang menerima hujah dan bukti-bukti
benar merupakan cara orang yang tentang kebenaran tersebut (Zuhaily,
tidak beriman. 1991: 21).
Malahan Allah sendiri tidak
Sikap Terhadap Kepercayaan Agama meng gunakan paksaan untuk
Orang Non-Islam mewujudkan banyak orang beriman
Dalam soal sikap orang muslim (QS. Yunus: 99). Dalam ayat itu
terhadap kepercayaan agama orang non- Zamakhsyari menyatakan kalau Allah
muslim terdapat beberapa panduan yang mau Ia dapat memaksa mereka
digariskan dalam al-Quran, antaranya: beriman, tetapi Allah tidak berbuat
a. Tidak memaksa demikian, Allah menyerahkan urusan
Orang Islam sekalipun menjabat Iman kepada pilihan manusia (Alias
sebagai penguasa tinggi dilarang Othman, 1992: 147). Oleh karena itu,
memaksa orang-orang kafir untuk individu pemerintah berdasarkan ayat
masuk Islam (QS. al-Baqarah: 256). ini wajib bertujuan untuk meramaikan
Paksaan menganut suatu agama dari meng gunakan pengaruh
tidak membuat orang tersebut benar- kekuasaan yang ada padanya untuk
benar yakin dengan agama yang tujuan meramaikan penganut agama
dipaksakan ke atasnya. Orang itu jika Islam. Bagi pemerintah Islam pula
menganut agama baru pun sekadar dalam hal ini mereka berfungsi untuk
pada zahirnya saja, tetapi batinnya mengawasi dan mencegah kekuatan-
masih berpegang kepada agama kekuatan yang berusaha menghalangi
asalnya. Jika mempunyai peluang kebebasan beragama di masyarakat.
mereka akan kembali kepada Atas asas itu, Islam tidak dapat
kepercayaan yang asal. Dengan itu, menerima teori penggantian sebagai

147|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

suatu pendekatan untuk melahirkan dari pihak yang dihina lantaran sakit
kerukunan beragama. Ini karena hatinya. Tindakan demikian juga
berdasarkan teori tersebut ia menandakan pihak Islam sudah
menyarankan agar penganut sesuatu kehabisan alasan untuk
agama bersikap tegas dengan memburukkan perbuatan mereka. Ini
kebenaran agamanya sendiri dan merupakan gambaran akibat
menyalahkan agama-agama lain. Di kekurangan ilmu. Lalu yang harus
samping itu, berusaha pula supaya dilakukan bukan menghina tuhan
menerima saja dalam dunia ini untuk mereka tetapi menggungkapkan
mencapai kerukunan beragama bagaimana keburukan menyembah
(Ramli Awang, 1992: 57). Biasanya berhala dengan alasan yang logis
pendekatan demikian akan dilakukan (Hamka, 1983: 304-305). Asas ini
melalui jalur pemerintahan. Campur tidak hanya tertumpu kepada
tangan ini biasanya melahirkan penyembah berhala saja, tetapi juga
intoleransi. melengkapi agama-agama lain seperti
Kristiani dan Yahudi.
b. Tidak mencaci maki terhadap
sesembahan agama lain c. Melakukan dialog dengan cara yang
Dalam usaha untuk mewujudkan baik
ketenteraman dan keharmonisan Di samping larangan memaksa
dalam sebuah masyarakat atau negara, dan menghina Tuhan agama lain,
maka individu, pemerintah, baik di Islam juga menganjurkan secara aktif
tingkat yang paling rendah hingga ke melakukan dialog-dialog termasuk
tingkat yang paling tinggi haruslah dengan non-muslim. Dialog-dialog
memastikan bahwa tidak melakukan tersebut sebagai suatu bentuk
tindakan penghinaan atau tanggung jawab dakwah yang menjadi
merendahkan agama Islam, baik kewajiban pada orang Islam yang
dilakukan oleh non-muslim ataupun mampu.
umat Islam sendiri. Larangan yang Bagaimanapun dalam melakukan
sama juga dikenakan kepada umat aktivitas tersebut perkara yang
Islam agar jangan memperolok- berhubungan dengan metode pada
olokkan simbol atau subjek agama gaya dan bentuk persembahan perlu
lain (QS. al-Anam: 108). juga dipertimbangkan. Berdasarkan
Ayat di atas merupakan suatu Surah al-Nahl ayat 125 Allah telah
larangan dari memaki atau menghina menggariskan beberapa panduan
sesembahan dalam konteks asbab kepada Rasulullah saw. khususnya dan
nuzul orang jahiliyah. Perbuatan itu kepada para pendakwah umumnya
hanya akan mengundang provokasi tentang asas-asas ketentuan yang

148|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

patut digunakan ketika sesi dialog menyeru mereka dengan sebaik-baik


dijalankan. Asas-asas itu meliputi cara berdebat atau dengan cara
hikmah, nasehat, pengajaran yang bertukar pikiran dengan lemah
baik, dan perbincangan yang paling lembut menurut perintah Allah.
sesuai. Ringkasnya, baginda menggunakan
kebijaksanaannya dengan cara-cara
d. Hikmah yang sesuai terhadap segenap tingkat
Hikmah mempunyai maksud sasaran (Wan Hussein Azmi, 1988:
yang sangat luas. Secara umum, 82).
hikmah selalu diartikan sebagai
bijaksana. Syed Qutb (1977: 2201- e. Nasehat yang Baik
2202) misalnya menghubungkan Perkataan al-mauzat diambil
kepentingan pengetahuan tentang dari perkataan al-waz yang bermaksud
latar belakang dan keadaan golongan memberi nasehat atau peringatan
sasaran untuk diterapkan pendekatan terhadap akibat perbuatan yang tidak
dakwah yang sesuai. Kesesuaian itu baik (Ali Jarisyah, t.th: 155).
dengan mengambil sesuatu yang tidak Al-Aluri (1979: 20) berpendapat
menyusahkan atau membebankan perkataan al-waz berarti memberi
sasaran dakwah supaya mereka dapat nasehat yang baik dengan cara yang
menerimanya dengan mudah. Ini dapat menarik hati pendengar serta
bermaksud kebijaksanaan berkaitan meng gunakan uslub yang dapat
erat dalam membuat pertimbangan diterima kebenarannya untuk
antara realitas sasaran dan kesesuaian diamalkan.
pendekatan. Pada dasarnya manusia tidak suka
Rasulullah Saw contohnya sukses dinasehati karena ia dianggap lemah,
memperbaiki diri manusia yang rusak sedangkan manusia tidak suka akan
dengan cara berhikmah, yaitu dengan kelemahan. Oleh karena itu, nasehat
menggunakan susunan kata-kata yang untuk tujuan dakwah hendaknya
biasa dan mudah diterima akal, dilakukan dengan cara yang baik
menggunakan dalil yang jelas, kuat supaya golongan sasaran dapat
dan tegas terhadap mereka yang memahami adanya kejujuran
berjiwa kuat yang berkehendakkan penasehat. Seterusnya terbentuk
kebenaran. Terhadap mereka yang pikiran golongan ini akan diperlukan
berjiwa lemah, Rasulullah nasehat itu (Abdul Aziz Mohd Zin,
menggunakan kata-kata yang dapat 2001: 10).
memuaskan hati mereka. Terhadap Secara rasional, penyampai
mereka yang jahat dan berpegang sesuatu materi secara baik dari pihak
dengan yang batil, Rasulullah pendakwah biasanya akan mendapat

149|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

sambutan yang baik dari pihak kata yang jelas dan tersusun, maka
sasaran. Justru pendekatan ini wajar maksud yang hendak disampaikan itu
dipraktikkan untuk mendapat akan mudah dipahami dan diterima
pengaruh yang positif dalam gerakan (al-Maraghi, t.th: 157-158).
dakwah. Rasulullah telah Abd. al-Karim Zaydan
mengamalkan pendekatan ini menjelaskan bahwa perdebatan dalam
sepanjang sejarah dakwah baginda. konteks dakwah ialah dengan
Begitu juga dengan Nabi-nabi dan menggunakan kata-kata yang lemah
rasul-rasul sebelumnya (Mohd Amin lembut, merendah diri, tenang, dan
Rahim, 2001: 77-78). berakhlak mulia serta menjauhi sifat-
Sebagai contoh, Allah telah sifat negatif seperti marah, meninggi
memerintahkan kepada Nabi Musa diri, dan menyinggung perasaan
dan Nabi Harun dalam Surah Taha pendengar serta tidak lari dari
ayat 43 dan 44 yang bermaksud: ketentuan dakwah yang sebenarnya,
Pergilah kamu berdua kepada yaitu menyakinkan sasaran tentang
Firaun, sesungguhnya dia sombong kebenaran Islam.
dan melewati batas. Maka katakanlah Perdebatan ini hendaklah
kepadanya kata-kata yang lemah dilakukan dengan tujuan
lembut, supaya dia sadar dan takut menyampaikan kebenaran dan
kepada Allah. bukannya untuk tujuan bermegah-
megah bagi pihak yang menang.
f. Lakukan Perdebatan dengan Cara Perdebatan ini mestilah dilakukan
yang Baik dalam suasana yang tenang supaya
Perkataan al-Mujadalah berasal tidak terjadi ketegangan dan
dari perkataan jadala yang berarti pertengkaran dari perdebatan kedua
simpulan yang amat kuat (Ibnu al- belah pihak. Dalam hal ini al-Quran
Manzur, t.th: 108). ada menyentuh tentang larangan
Al-Maraghi menjelaskan al- berdebat dengan Ahli al-Kitab dalam
Mujadalah sebagai percakapan atau masalah agama, kecuali dengan cara
bertukar pikiran sehingga orang yang yang terbaik (QS. al-Ankabut: 46).
pada mulanya menentang akan Tujuannya untuk menjaga hati
berpuas hati dengan penjelasan yang mereka dan mencegah lahirnya api
diberi dengan baik. kefanatikan di dalam hati masing-
Metode ini dilakukan dengan masing. Bahkan Allah mengajar agar
mengemukakan hujah dan dalil yang tunjukkan beberapa titik persamaan
dapat menerangkan suatu maksud antara agama mereka dengan Islam
yang tidak jelas. Setelah digunakan (QS. Luqman: 15).
hujan dan dalil yang tepat dan kata- Dengan demikian jelaslah bahwa

150|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

di dalam melakukan dialog antar (wahai Muhammad menjadikan


agama tidak menjadi halangan kepada mereka (yang kafir) mendapat
orang Islam. Mereka diajar agar petunjuk (karena kewajibanmu hanya
melakukan sesuatu itu dengan menyampaikan petunjuk), akan tetapi
mengambil dasar-dasar yang dapat Allah jualah yang memberi petunjuk
menghindari dari terjebak dalam (dengan memberi taufik) kepada siapa
dialog yang menimbulkan api yang dikehendakinya (menurut
kefanatikan. Bahkan mereka juga undang-undang peraturannya). Dan
diajar agar tidak mengharapkan orang apa jua harta yang halal yang kamu
yang diseru itu mesti menganut Islam. belanjakan (pada Allah), maka
Ini karena persoalan hidayah hak (faedahnya dan pahalanya) adalah
milik Allah. Mereka hanyalah untuk diri kamu sendiri dan kamu
berusaha. Justru, ingatan tersebut pula tidaklah mendermakan sesuatu
mempunyai nada toleran yang tinggi. melainkan karena menuntut keredaan
Allah dan apa jua yang kamu
g. Menjalin hubungan muamalah dalam dermakan dari harta yang halal, akan
kehidupan sehari-hari disempurnakan (balasan pahalanya)
Islam menggariskan bahwa dasar kepada kamu, dan (balasan baik)
hubungan antara setiap Muslim kamu (itu pula) tidak dikurangkan
terhadap seluruh manusia meskipun (QS. al-Baqarah: 272).
mereka kafir dituntut untuk berbuat
baik dan berlaku adil. Layanan itu Malahan layanan berbuat baik itu
dengan memperhatikan sikap mereka juga dilakukan merata kepada
terhadap Muslim (QS. al-Mumtahanah: tawanan perang. Ini ditegaskan oleh
8-9). al-Quran supaya memberi makanan
Bagi seorang anak yang Muslim yang disukai kepada orang miskin,
tetapi mempunyai kedua ibu bapak anak yatim dan orang yang ditawan.
non-mulsim, al-Quran menganjurkan Dalam konteks ayat tawanan perang
agar bergaul dengan baik. Ini bermakna itu adalah orang musyrikin.
al-Quran tidak menganjurkan Dapat disimpulkan bahwa
memutuskan silaturrahmi dalam perbedaan agama tidak menjadikan
keluarga karena perbedaan agama. Islam intolerance terhadap agama lain.
Al-Quran juga tidak menghalangi Sebaliknya, Islam dalam nada perintah
kaum Muslim yang ingin menyumbang menganjurkan agar melakukan
kepada kaum keluarga atau tetangga kebaikan, meneruskan hubungan
mereka yang masih lagi dalam baik, dan juga melakukan dialog-
kemusyrikan. Allah menegaskan. dialog dengan cara terbaik. Islam juga
Tidaklah engkau diwajibkan melarang paksaan, merusak tempat

151|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

peribadatan bukan Islam malahan boleh juga dengan mujadalah tetapi dalam
menghina dan mencemooh keadaan yang terkontrol.
sesembahan agama lain. Sehubungan dengan itu, Islam
membuka ruang kepada penganutnya
Kesimpulan untuk berinteraksi dengan masyarakat
Ajaran Islam yang senantiasa bukan Islam. Bagaimanapun dalam
memberi penekanan kepada umatnya keadaan begitu, penghayatan toleransi
agar terus bersikap toleransi kepada orang seharusnya dilaksanakan dengan penuh
bukan Islam. Hal ini merupakan hati-hati supaya tidak melanggar batasan
ketentuan yang bersumber dari wahyu. yang ditetapkan yang akhirnya membawa
Dalam berhadapan dengan isu kepada ke gelinciran aqidah dan
keragaman agama ini, diajukan kelemahan penghayatan Islam sendiri di
pendekatan Agree in Disagreement, yaitu kalangan umat Islam. Jika ini bisa
setuju dalam perbedaan. Pendekatan dipertahankan, berarti umat Islam telah
menekankan bahwa mempercayai agama mengangkat ajaran Islam yang begitu
yang dipeluk itulah yang benar dan paling agung yang telah diajarkan selama ini
baik. Di samping itu, mereka memahami dalam rangka menciptakan kedamaian,
adanya unsur-unsur perbedaan atau keharmonisan, keamanan, dan kerukunan
persamaan antara satu agama dengan hidup manusia.
agama yang lain. Dengan penuh
kesadaran atas dasar itulah maka sikap
saling menghargai perlu antara pemeluk Daftar Kepustakaan
agama yang berbeda itu. Inilah jalan yang
paling baik dan sesuai untuk melahirkan Abdul Aziz Mohd Zin. (2001). Metodologi
keharmonisan hidup beragama. Setiap Dakwah. Kuala Lumpur:
orang yang beragama harus percaya Universiti Malaya.
bahwa agama yang dipeluknya itulah Alias Othman. (1992). Asas-asas Pemikiran
agama yang paling benar dan terbaik. Islam. Kuala Lumpur: Pustaka
Pendekatan itulah dianggap sesuai Salam.
dengan kehendak Islam. Ini karena ia al-Aluri, Adam Abdullah. (1979). Tarikh
menyarankan kepada penganutnya agar al-Dawat Ila Allah Bayn al-Ams wa
berpegang teguh dengan prinsip, tetapi al-Yawin. Kaherah: Maktabah
toleran pada sikap. Lanjutan itu, usaha Wahbah.
dakwah yang dilakukan tidak al-Qardhawi, Yusuf. (2001). al-Taqafah al-
membenarkan cara-cara kotor seperti Arabiyyah al-Islamiyah Bayn al-
paksaan maupun penghinaan dan Asalah Wa al-Muasyarah. Beirut:
cemooh. Sebaliknya, ditawarkan dialog Muassasah Al-Risalah.
dengan cara hikmah, mauizah hasanah, dan Asep Muhyidin dan Agus Ahmed. (2002).

152|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015
Alpizar: Toleransi Terhadap Kebebasan Beragama di Indonesia

Metode Pengembangan Dakwah. Lumpur: Dewan Bahasa dan


Bandung: Pustaka Setia. Pustaka.
Bustanuddin Agus. (2006). Agama Dalam Mohd Amin Rahim. (2001). Panduan
Kehidupan Manusia, Pengantar Pendakwah Secara Praktikal. Kuala
Antropologi Agama. Jakarta: PT. Lumpur: Darul Fikri.
Raja Grapindo Persada. Muhaimin, dkk. (2005). Kawasan dan
Departemen Agama RI. (1983). Wawasan Studi Islam. Jakarta:
Perbandingan Agama. Jilid II. Kencana.
Jakarta: Depag RI. Mukti Ali. (1972). Agama dan Pembangunan
H.M. Rasyidi. (1974). Empat Kuliah Agama di Indonesia Bagian 1. Jakarta:
Islam Pada Perguruan Tinggi. Jakarta: Depertemen Agama RI.
Bulan Bintang. Qutub, Syed. (1977). Fi Zilal Al-Quran.
Hamka. (1983). Tafsir al-Azhar. Jld. 7. Jld.4. Beirut: Dar Al-Auruq.
Jakarta: Pustaka Panjimas. Ramli Awang. (2003). Islam Alternatif
Harun Nasution. (1995). Islam Rasional. Per paduan Sejagat. Skudai:
Bandung: Mizan. Universitas Teknologi Malaysia.
Hasbullah Mursyid, dkk. (1978). Hak Atas Sidi Gazalba. (1975). Asas Agama Islam.
Kebebasan Beragama. Jakarta: Jakarta: Bulan Bintang.
BPK.Gunung Mulia. Syamsuddin Abdullah. (1997). Agama dan
Husaini Ismail. (1995). Gejala-gejala Masyarakat, Pendekatan Sosiologi
Agama. Banda Aceh: Syiah Kuala Agama. Cet. I. Jakarta: Logos
University Press. Wacana Ilmu.
Ibnu al-Manzur. (t.th). Lisan al-Arab. Jld. Wan Hussein Azmi. (1988). Panduan
13. Dakwah Islamiyah. Kuala Lumpur:
Jarisyah, Ali. (t.th). Duat La Buqhat. Kuwait: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Dar al-Buhuth al-Alamiyah. Zuhaily, Wahbah. (1991). Tafsir Munir. Jld.
Kamus Dewan. (1998). Edisi. 3 Kuala 3. Beirut: Dar al-Fikri, Muasir.

153|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,


Vol.7, No.2 Juli-Desember 2015

You might also like