Professional Documents
Culture Documents
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : By. D
Umur : 1 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Mejasem Barat RT 02/02 Kramat
Bangsal : Perinatalogi
Masuk RS : 11 Juli 2013
1
2. DATA DASAR
1. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien dan bidan
di Bangsal Mawar dan didukung catatan medis pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 15.30 WIB.
Ibu pasien datang sendiri ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 11 Juli 2013
jam 7.15 dengan keluhan perut terasa kencang 5 jam smrs. Assesment obstetri saat masuk
adalah G2P1A0 H 40mg janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala inpartu kala 1 fase
aktif dengan riwayat SC 5 tahun yang lalu. 2 jam Setelah MRS ketuban pecah. 4 jam setelah
MRS pembukaan lengkap kepala Hodge 3 dan ibu tidak bisa mengejan. Dilakukan rehidrasi
RL 1 colf per infus. 5 jam setelah MRS DJJ 155x/menit. Pada 6 jam setelah MRS bayi lahir
spontan, jenis kelamin laki-laki, berat 3200 gr, panjang 49 cm, warna kulit kebiruan dengan
APGAR 3 dan air ketuban keruh. 5 menit kemudian plasenta lahir spontan lengkap, kotiledon
lengkap. Bayi dilakukan tindakan mengeringkan, menghisap lendir, memotong tali pusat,
menghangatkan bayi, dan melakukan resusitasi, injeksi Neo K dan tetes mata observasi KU
dan TTV serta konsul dengan dokter Sp,A. 5 menit setelah dilakukan tindakan awal, bayi
bernafas spontan tidak teratur cepat dan dalam dengan retraksi dada. 30 menit setelah bayi
lahir, bayi di pindah ke ruang perinatalogi dengan riwayat bayi aterm partus lama (dipimpin>
1 jam) APGAR 3 keadaan sesak. Di ruang perinatologi diberi oksigen sungkup 5 lt/menit. 3
jam setelah lahir bayi di beri CPAP FiO2 50%. Saturasi oksigen membaik dan dilanjutkan
tatalaksana sesuai instruksi Sp. A. Selama perawatan tidak kejang, BAB mekonium, BAK
(+), popok diganti 3 x sehari.
Selama kehamilan pasien pernah di periksa dengan USG pada bulan ke 6 kehamilan
dan tidak ditemukan kelainan.
2
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kelainan ginjal, darah tinggi,
kencing manis dan asma.
Riwayat Perawatan Antenatal
Ibu pasien G2P1A0 berumur 37 tahun, berobat di bidan swasta setiap bulan sampai kelahiran.
Selama kehamilan tidak ada kelainan.
Riwayat Persalinan
Bayi laki-laki lahir dari dengan kehamilan ibu G2P1A0 H40 minggu, HPHT 4
Oktober 2012. Bayi lahir secara spontan, ditolong oleh bidan. Bayi lahir biru, tidak bernafas
dengan berat badan lahir 3200 gram, panjang badan lahir 49 cm, ketuban keruh, presentasi
kepala. Penyulit berupa kala 2 lama dan dilakukan tindakan episotomi. Bayi dirawat di
perinatologi.
Ibu pasien datang sendiri ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 11 Juli 2013
jam 7.15 dengan keluhan perut terasa kencang 5 jam smrs. Assesment obstetri saat masuk
adalah G2P1A0 H 40mg janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala inpartu kala 1 fase
aktif dengan riwayat SC 5 tahun yang lalu. 35 menit setelah masuk rumah sakit djj 145x/m,
KU stabil os pindah mawar. 4 jam setelah MRS pembukaan lengkap kepala Hodge 3 dan ibu
tidak bisa mengejan. Dilakukan rehidrasi RL 1 colf per infus. Feses telah keluar dan
terpasang kateter urin serta dilakukan episiotomy. Pada 5 jam setelah MRS bayi lahir spontan
plasenta lengkap, dan dijahit jelujur luar dalam, fundus uteri turun dan keras. Pada 7 jam
setelah MRS TFU turun pesat, vc keras, PPV positif, dbn, OS pindah ke Mawar 2.
Kesan : Persalinan tidak normal dengan penyulit kala 2 yang tidak maju. Neonatus aterm,
lahir spontan, bayi dalam keadaan asfiksia.
3
Riwayat Keluarga
Silsilah Keluarga
Pasien
Corak Reproduksi
Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan 1.000.000 per bulan,
sedangkan ibu adalah ibu rumah tangga. Ayah pasien menanggung 2 orang anak.dan 1 orang
istri. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas.
Keadaan Rumah : Dinding rumah tembok, dihuni 3 orang, kamar berjumlah 3, 1 kamar
mandi di dalam rumah. Jarak septic tank kurang dari 10 meter dari rumah, limbah buangan ke
selokan. Sumber air minum dari air PAM yang direbus terlebih dahulu bila digunakan untuk
4
minum. Pencahayaan dan ventilasi cukup, jarak anatara rumah saling berdekatan sekitar 1
meter.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan di bangsal Perinatologi Dahlia pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 16.00 WIB
Anak laki-laki usia 1 hari. Berat badan sekarang : 3200 gr. Panjang badan : 49 cm.
Kesan Umum : Gerak Kurang aktif, menangis lemah, sesak nafas (+),
sianosis (+), anemis (-), CPAP (+), NGT(+).
Tanda Vital
palpebra (-/-)
5
Leher : Simetris, pergerakan baik, tumor(-), tanda trauma (-),
pembesaran KGB (-)
Pulmo:
Cor :
Abdomen :
6
Punggung : Vertebra letak di tengah, tidak skoliosis, tidak kifosis,
tidak lordosis, tidak spina bifida
Ekstremitas :
Superior Inferior
Deformitas - /- - /-
3. PEMERIKSAAN KHUSUS
Data Antopometri
1. Anak laki-laki usia : 1 hari
2. Berat badan : 3200 gr
3. Panjang badan : 49 cm
7
Kesan : Berat badan baik dan tinggi badan cukup, sesuai masa
kehamilan
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tgl 11 July 2013
4. DIAGNOSA BANDING
Asfiksia
Faktor Ibu Pelviccefalo disproporsion, fatigue, atonia uteri, partus macet
Faktor Janin presentasi kepala atas
Faktor Plasenta- lilitan tali pusat
Sepsis
Antepartum
Durantepartum
Postpartum
5. DIAGNOSIS KERJA
8
Bayi lahir aterm sesuai masa kehamilan
6. PENATALAKSANAAN
Tindakan awal
1. Mengeringkan bayi
2. Menghisap lendir
3. Memotong tali pusat
4. Menghangatkan bayi
5. Melakukan resusitasi
6. Konsul dr. Sp.A
Medikamentosa
1. Infus D10%
2. Ceftazidime 500/3 IV
3. Neo K 1x 2 IM
4. Calsium gluconas 2 amp per kolf
Non Medikamentosa
1. Observasi TTV
2. Observasi hipothermi
3. O2 sungkup 5lt/m bila ada retraksi ganti CPAP FiO2 50%
8. PROGRAM
9. PROGNOSIS
9
a. Pemeriksaan :
ANALISA KASUS
Seorang bayi laki-laki berumur 1 hari dilahirkan di RSUD Kardinah pada pukul 12.40
siang WIB tanggal 11 Juli 2013 dengan keluhan utama bayi tidak bernafas. Bayi lahir aterm
spontan dengan bantuan episiotomy dengan bb 3200 gr dan pb 49cm presentasi belakang
kepala, APGAR 3 kulit kebiruan, ketuban jernih, nafas tidak spontan. Pada saat persalinan
kala 2 lama (1jam). Bayi dilakukan resusitasi selama 5 menit sebelum terdapat nafas spontan
tidak teratur dan di beri CPAP dengan Fi O2 50%. BAB dan BAK normal. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan kulit kebiruan, retraksi dada (+), dan akral dingin. Pada pemeriksaan
penunjang tidak terdapat kelainan yang bermakna. Berdasarkan pemeriksaan anamnesis dan
fisik pada pasien ini ditegakkan diagnose bayi lahir aterm sesuai masa kehamilan, Asfiksia
Nenatorum et causa partus lama dan gizi baik.
PERJALANAN PENYAKIT
Hari 0
10
Tidak dilakukan
Abdomen : tidak dilakukan
Genitalia: Laki - laki, Testis menggantung, rugae kasar.
Ekstremitas superior : tidak dilakukan
Ekstremitas inferior : tidak dilakukan
GDS= 110mg/dL
A: bayi aterm, Asfiksia neonatus
P: infus D10% + Calsium gluconas 20 ml, injeksi ceftazid 2x500/3, oksigen sungkup 5
lt/m CPAP nasal bila retraksi (+)
Hari 1
Hari 2
S: tidak sesak, tidak kejang, BAB(+) mekonium, BAK (+)
O: KU: Gerak aktif, menangis kuat, CPAP nasal, tidak sianosis, tidak sesak
TTV: HR: 124, RR 36, S: 37,3 C
Kepala: mesosefali, UUB tidak tegang, tidak cekung
Mata: CA-/-, SI-/-
Thorax : C: S1-S2 reg, M(-), G(-)
P: SNV: +/+, Wh-/-, Rh +/+, retraksi (-)
Abdomen : buncit, BU(+), supel, hepatomegali(-)
11
Ekst: hangat (+/+), odem (-/-), pucat (+/+), sianosis (-/-), tonus (+/+)
A: Bayi aterm sesuai masa kehamilan
Asfiksia neonatus perbaikan
P: infus D10+Ca gluconas 2 amp, Neo K 1x 2 gtt opht, Ceftazid 2x 500/3, Oksigen
sungkup 5lt/m
Hari 3
S: tidak sesak, tidak kejang, BAB(+) feses, BAK (+)
O: KU: Gerak aktif, menangis kuat, sungkup O2, tidak sianosis, tidak sesak
TTV: HR: 112, RR 32, S: 37,0 C
Kepala: mesosefali, UUB tidak tegang, tidak cekung
Mata: CA-/-, SI-/-
Thorax : C: S1-S2 reg, M(-), G(-)
P: SNV: +/+, Wh-/-, Rh -/-, retraksi (-)
Abdomen : buncit, BU(+), supel, hepatomegali(-)
Ekst: hangat (+/+), odem (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), tonus (+/+)
A: Bayi aterm sesuai masa kehamilan
Asfiksia neonatus perbaikan
P: infus D10+Ca gluconas 2 amp, Neo K 1x 2 gtt opht, Ceftazid 2x 500/3, O2 headbox
Hari 4
S: tidak sesak, tidak kejang, BAB(+) feses, BAK (+)
O: KU: Gerak aktif, menangis kuat, headbox O2, tidak sianosis, tidak sesak
TTV: HR: 112, RR 30, S: 37,0 C
Kepala: mesosefali, UUB tidak tegang, tidak cekung
Mata: CA-/-, SI-/-
Thorax : C: S1-S2 reg, M(-), G(-)
P: SNV: +/+, Wh-/-, Rh -/-, retraksi (-)
Abdomen : buncit, BU(+), supel, hepatomegali(-)
Ekst: hangat (+/+), odem (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-), tonus (+/+)
A: Bayi aterm sesuai masa kehamilan
Asfiksia neonatus perbaikan
P: infus D10+Ca gluconas 2 amp, Neo K 1x 2 gtt opht, Ceftazid 2x 500/3, boleh pulang
kontrol ke poli anak RSUD Kardinah 3 hari kemudian.
12
TINJAUAN PUSTAKA
Asfiksia Neonatal
DEFINISI
Asfiksia neonatus adalah kegagalan nafas spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa
saat setelah lahir.
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia menduduki penyebab ke-3 penyebab kematian pada bayi baru lahir. Sekitar
10% bayi baru lahir mengalami asfiksia neonatorum.
ETIOLOGI
Terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta dan faktor fetus dan neonatus. Faktor ibu meliputi
hipoksia pada ibu itu sendiri atau gangguan aliran darah di uterus dan plasenta. Faktor
plasenta meliputi kelainan plasenta seperti plasenta previa atau plasenta acreta. Faktor fetus
meliputi kompresi umbilikus yang dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat di temukan pada keadaan talipusat yang melilit leher,
tertekan saat melewati jalan lahir, atau saat tali pusat terlilit. Faktor neonatus meliputi depresi
pusat pernafasan bayi baru lahir yang dapat terjadi pada pemakaian obat anestesi berlebihan
atau bayi prematur dimana reflex pernafasan belum sempurna. Asphyxia neonatus dapat juga
terjadi saat persalinan terjadi trauma atau adanya kelainan kongenital pada bayi seperti hernia
diafragmatika, stenosis saluran pernafasan, penyakit jantung bawaan.
PATHOFISIOLOGI
13
Perjalanan penyakitnya pertama terjadi gasping primer bayi akan tampak biru oleh karena
peningkatan kadar Hb tereduksi akibat penumpukan CO2 kemudian bila dibiarkan atau usaha
resusitasi gagal maka akan menjati pucat akibat efek penyelamatan otak dimana darah adari
organ-organ yang tidak vital akan dialihkan ke jantung, otak dan kelenjar adrenal sehingga
kulit menjadi tampak pucat. Bila tetap tidak tertolong maka akn terjadi bradikardi dan
kematian.
Perubahan biokimiawi yang terjadi berawal dari tekanan oksigen yang menurun dan tekanan
CO2 yang meningkat. Kadar oksigen yang menurun menyebabkan organ organ beralih dari
metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob. Sedangkan tekanan CO 2 yang meningkat
akan diubah menjadi asam karbonat yang meningkatkan keasaman darah. Metabolisme
anaerob tersebut juga akan menghasilkan produk sampingan berupa asam laktat yang
menumpuk i cairan tubuh dan meningkatkan keasaman darah juga.
Gejala apneu yang muncul pada bayi yang mengalami asphyxia dibedakan menjadi apneu
primer dan sekunder. Apneu primer terjadi setelah periode tachypneu. Setelah tachypneu
kemudian apnue primer, bayi akan mengalami nafas yang megap-megap atau tidak beraturan
sebelum terjadinya apneu sekunder. Pola pernafasan seperti ini dipicu oleh pertama
rangsangan kadar CO2 yang meningkat atau rangsangan hipercapnia yang mengakibatkan
tachypneu namun setelah tidak berhasil menurunkan kadar CO2 maka ada rangsangan
14
hipoksik yang menyebabkan rangsangan nafas namun tidak beraturan oleh karena tidak diatur
lagi oleh pusat pneumotaktik.
MANIFESTASI KLINIK
Dari anamnesis didapatkan faktor resiko seperti kesuliatan lahir, lahir tidak bernafas, lilitan
tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, atau airketuban tercampur mekonium.
Dari pemeriksaan fisik intrauterin didapatkan DJJ<100x/menit atau >160 x/menit
(kardiotokografi), kekeruhan air ketuban, meconium dalam air ketuban. (menandakan sedang
atau pernah mengalami hipoksemia). Pada saat bayi telah lahir dapat ditemukan bayi tidak
bernafas, bayi denyut jantung nya <100/ menit, kulit sianosis, pucat atau tonus menurun.
Pemeriksaan APGAR score dilakukan di menit 1 dan menit ke 5, bila nilai apgar setelah
menit ke 5 masih kurang dari 7 maka penilaian dilakukan tiap 5 menit sampai score mencapai
7. APGAR score berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi dan menentukan
prognosis, bukan untuk memulai resusitasi. Resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi
belum menangis.
Diagnosis asfiksia neonatorum
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain foto polos dada, USG kepala,
laboratorium darah rutin, analisa gas darah, dan serum elektrolit.
Bila pH umbilikal <7,0 dengan APGAR score menit ke-5 adalah 0-3, maka kemungkinan
akan ada keterlibatan organ dalam, dan gangguan neurologis (kejang, hipotoni, atau koma)
PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar resusitasi adalah memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan
saluran pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernafasan, memberikan bantuan
nafas bila usaha nafas bayi tidak adekuat, melakukan koreksi asidosis, dan menjaga sirkulasi
tetap baik.
Tindakan umum berupa pengawasan suhu kerena hipotermia akan merangsang terjadinya
usaha untuk meningkatkan suhu tubuh yang mengkonsumsi lebih banya energi, oksigen
danmemproduksi lebih banyak asam laktat serta mengurangi efektifitas kontraksi otot
pernafasan. Penghangatan dapat dilakukan dengan memberi lampu yang cukup kuat pada
bayi untuk pemanasan luar dan pengeringan supaya panas tubuh tidak hilang karena
evaporasi. Tindakan keda berupa pembersihan jalan nafas dilakukan diposisi kepala lebih
rendah supaya mempermudah keluarnya lendir. Tindakan ketiga berupa rangsangan untuk
16
menimbulkan pernafasan, hal ini dapat dilakukan dengan tindakan penghisapan lendir,
pengaliran O2 ke dalam mukosa hidung, dan rangsangan nyeri dengan memukul kedua
telapak kaki bayi atau menekan tendon achiles.
Bila bayi cukup bulan, cairan amnion jernih, bernafas atau menangis, dan tonus otot bagus
maka bayi sehat dan dapat dilakukan asuhan bayi sehat. Bila tidak, maka dilakukan langkah
awal resusitasi setelah 30 detik. Langkah awal berupa memberi kehangatan dengan
menempatkan di bawah pemancar panas, kemudian hisap lendir dengan kepala setengah
fleksi, keringkan dan rangsang bayi, reposis kepala dan nilai bayi. Bila bayi bernafas dan
denyut lebih dari 100x/menit, kulit berwarna kemerahan, maka dapat dilakukan observasi.
Bila tidak, maka bayi di beri oksigen dan ventilasi tekanan positif. Bila frekuensi denyut di
bawah 60 x/m maka lakukan kompresi dada dan epinefrin. Bila ventilasi efektif, denyut di
atas 100 dan kemerahan maka lanjutkan dengan perawatan pasca resusitasi.
Asuhan pasca resusitasi berupa observasi selama 2 jam. Hal yang perlu di observasi
adalah retraksi, RR<30x/menit, atau >60x/menit, warna nya kebiruan, pucat dan lemas.
Bila resusitasi tidak berhasil selama 10 menit, maka dapat dipertimbangkan untuk
berhenti resusitasi.
Tindakan khusus tergantung seberapa berat asfiksia yang dialami bayi. Pada asfiksia
berat (APGAR 0-3) dengan memperbaiki ventilasi paru dengan memberikan oksigen tekanan
17
positif dengan endotraceal tube. Tekanan ventilasi tidak boleh lebih tinggi dari 30 cm H2O
untuk mencegah kemungkinan inflasi paru yang berlebihan dan ruptur alveoli. Serta memberi
antibiotik profilaksis. Untuk menangani asidosis paru perlu diberikan natrium bikarbonat
dengan dosis 2-4 mEq/KG BB atau larutan natrium bikarbonat 7,5% ditambah glukosa 15-
20% dengan dosis 2-4ml/KGBB yang disuntikkan secara perlahan-lahan melalui vena
umbilikalis. Bila perlu dilakukan kompresi dada, dilakukan dengan 3x kopresi dinding thorax
diikuti dengan 1 x ventilasi. Asfikisa sedang (skor apgar 4-6) melakukan stimulasi dalam
waktu 30-60 detik bila tidak timbul pernafasan spontan maka ventilisasi aktif harus segar
dilakukan. Cara ventilisasi aktif yaitu dengan meletakkan kateter O2 intranasal dan O2
dialirkan dengan aliran 1-2 l/menit. Memberikan posisi dorsofleksi kepala pada bayi.
Lakukan gerakan membuka dan menutup nares dan mulutsecara teratur disertai gerakan dagu
keatas dan ke bawah dalam frekuensi 20x/menit sambil memperhatikan gerakan dinding
toraks dana abdomen. Jika tidak ada hasil yangdiperlihatkan oleh bayi makalakukan
ventilisasi mulut kemulut atau ventilisasi kantong masker.Ventilisasi dilakukan secara teratur
dengan frekuensi 20 30 x/menit sambilmemperhatikan gerakan pernafasan spontan yang
timbul.
Indikasi penggunaan CPAP :
- Gangguan nafas sedang sampai berat
- Transient Tachypnoe of neonate
- Apnoe berulang
- SpO2 <60 Torr dalam pemberian FiO2 > 60%
Terapi medaikamentosa berupa epinefrin, plasma expander, dan natrium bicarbonat atau
naloxone. Epinefrin berindikasi : Denyut jantung bayi< 60x/menit setelah paling tidak 30 deti
kdilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada tetap asistolik. Dosis : 0,1-0,3 ml/kg BB
dalam larutan 1 :10.000 (0,01-0,03 mg/Kg BB). Cara : i.v atau endotrakeal. Dapat diulang 3-5
menit bila perlu. Plasma ekspander dengan indikasi: Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi
mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi. Hipovolemia kemungkinan
akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi
kecil/lemah , dan pada resusitasi tidak memberikan respons yang adekuat. Jenis cairan
:Larutan Kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9% Ringer laktat). Transfusi darah golongan O
negative jika diduga kehilangan darah banyak. Dosis : Dosis awal 10 ml/Kg BB i.v pelan
selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai menunjukkan respon klinis. Bicarbonate: Indikasi :
Asidosis metabolic, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi. Diberikan bila
ventilasi dan sirkulasi sudah baik. Penggunaan bicarbonate pada keadaan asidosis metabolic
18
dan hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan gas darah dan kimiawi. Dosis:1-2
mEq/kg BB atau 2 ml/kg BB (4,2%) atau 1ml/KgBB (7,4%). Cara : Diencerkan dengan
aquabides atau dextrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan
minimal 2 menit. Efek samping :Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari
bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak. Naloxone Hydrochlorida adalah antagonis
narkotik yang tidak menyebabkan depresi pernafasan. Sebelum diberikan Naloxone :
ventilasi harus adekuat dan stabil. Indikasi :Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang
ibunya menggunakan narkotik 4 jam sebelum persalinan. Jangan diberikan pada bayi baru
lahir yang ibunya baru dicurigai sebagai pengguna obat narkotik sebab akan menyebabkan
tanda-tanda withdrawal tiba-tiba pada sebagian bayi. Dosis : 0,1mg/Kg BB (0,4 mg/ml atau 1
mg/ml)
KOMPLIKASI
Pada otak dapat terjadi hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, atau serebral palsi. Pada
jantung dan paru: hipertensi pulmonal persisten, disfungsi ventrikel, perdarahan paru dan
edema paru. Pada organ gastrointestinal dapat terjadi NEC, stress ulcer. Pada ginjal dapat
terjadi nekrosis tubuler akut, sindroma inapropriate diuretik hormone. Pada keadaan umum
dapat terjadi infeksi dan sepsis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care. Edisi 15. 2001
McGraw Hill.
2. Avert Gordon B: Neonatologi, Pathology and Management Of The New Born. Edisi
ke 2. Lippincott. Philadelphia 1981
3. Rudolfs Fundamental Of Pediatric. Edisi 3. McGraw Hill. 2002
4. Behrman, Kliegman : Nelson Essential Of Pediatric-Delivery Room Care. W.B
Saunders. 1990.
19