You are on page 1of 22

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2017


Tanggal Masuk : 11 Februari 2017
Ruang : Isolasi Beringin

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

Nama : Tn. M

Alamat : Selakau, Kab. Sambas

Umur : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Status : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SD (Putus Sekolah)

Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia

No. CM : 01 1759

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. B

Umur : 34 Tahun

Agama : Islam
Pekerjaan : Petani

Alamat : Selakau Kab. Sambas

Hubungan dengan Klien : Adek Kandung

B. Alasan Masuk

1. Riwayat masuk rumah sakit

Pasien masuk dibawa polisi karena membacok istrinya, berbicara


sendiri, berperilaku aneh selama 6 bulan dan sering mondar mandir tanpa
alasan.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
2. Riwayat saat dikaji
Pasien mengatakan sering mendengar beberapa orang yang
mendatangi pasien dan berencana akan membunuh beliau sehingga pasien
sering memberontak saat orang orang itu mendekatinya/datang. MK....?

C. Faktor Predisposisi

1. Pasien belum pernah mengalami gangguan kejiwaan di masa lalu dan


belum pernah menjalani pengobatan sebelumnya
2. klien tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan
kejiwaan
3. pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

D. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda tanda Vital :


a. Tekanan darah 120/80 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. Suhu badan : 36.4 0C
d. Respirasi : 23 x/menit

2. Ukuran
a. Tinggi Badan : 162 cm
b. Berat badan : 70 Kg
c. Kondisi Fisik

Klien mengatakan kondisi tubuhnya saat ini baik baik saja dan tidak
ada keluhan fisik.

E. Psikososial

1. Genogram

Keterangan :
Laki laki Satu Rumah

Perempuan Garis Perkawinan

Meninggal Garis Keturunan

Klien
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukainya
Masalah Keperawatan : -
b. Identitas diri
Klien dapat menyebutkan nama dan alamat rumah. Tempat tanggal
lahir denagn baik dan benar
Masalah keperawatan : -

c. Peran
Klien mengatakan bahwa ia adalah seorang suami dan merupakan
ayah dari anaknya dan sering membantu masyarakat saat otong royong
dll
Masalah keperawatan : -
d. Ideal diri
Klien berharap setelah keluar dari rumah sakit ia dapat bertemu
dan berkumpul dengan keluarga di rumah
Masalah Keperawatan : -
e. Harga diri
Klien mengatakan tidak malu untuk berinteraksi dengan teman sekitar
Masalah Keperawatan : -
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang terdekat
Klien mengatakan mempunyai orang yang berarti yaitu istri dan
anaknya, apabila ada masalah klien memilih untuk memendam
masalah
Klien mengatakan dalam masyarakat klien sering mengikuti
kegiatan gotong royong, setelah dirumah sakit klien tidak pernah
mengikuti kegiatan sosial seperti bersosialisasi dengan teman-teman
satu bangsalnya. klien selalu diam jika diajak berbicara, setelah di
arahkan oleh perawat klien mulai berkomunikasi dengan teman
sebangsalnya.
b. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Kien mengatakan tidak ada hambatan, hanya saja klien malas untuk
berbicara dengan orang lain.
c. Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan klien mengatakan saat di rumah
rutin beribadah.
Masalah Keperawatan :

F. Status Mental
1. Penampilan

- Klien tampak agak rapi, rambutnya jarang disisir, gigi kuning, kulit
bersih.
- Cara berpakaian sudah rapi, baju dan celana tidak terbalik.

Masalah Keperawatan :

2. Pembicaraan

Klien ketika bicara nada suara pelan,klien lebih banyak diam saat
diajak berbicara dan lebih banyak menjawab dengan tidak tau,
kontak mata klien kurang
Masalah Keperawatan : -
3. Aktifitas Motorik
Pada kondisi sekarang klien terlihat tampak lesu, diam, tiduran.
Masalah Keperawatan : -
4. Alam Perasaan
Alam perasaan klien terlihat sedih, klien mengatakan merindukan
istri dan anak nya dank lien menyesal telah menganiaya istri nya.
Masalah Keperawatan : ...........?
5. Afek sosial
Afek klien tumpul, klien tidak dapat mengekspresikan perasaan
nya, wajah klien terlihat sama pada saat sedih dan senang.
Masalah Keperawatan :
6. Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara klien sedikit kooperatif, klien lebih banyak diam
dan menjawab tidak tau
Masalah Keperawatan : -

7. Persepsi
Sampai saat dikaji klien mengatakan sering mendengar suara yang
mengatakan Kau Kafir dan sering melihat bayangan orang ramai
yang ingin menciderainya (ingin membunuhnya). MK....?
8. Isi Pikir
Obsesi : klien memiliki obsesi ingin cepat sembuh dan pulang
kerumah untuk menemui istri dan anak nya karena klien sangat rindu
kepada istri dan anak nya.
9. Arus Pikir
Saat wawancara klien terkadang mengulang pembicaraan atau
perseveren.
10. Tingkat Kesadaran
Klien mengalami disorientasi waktu karena klien tidak mengetahui
kapan dia masuk Rumah Sakit Jiwa
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
Klien dapat mengingat kejadian saat dibawa ke rumah sakit dengan
diantar oleh polisi. Dan klien dapat mengingat nama mahasiswa saat
berkenalan dengan benar.
Masalah Keperawatan : -
12. Tingkat Konsentrasi Berhitung
Klien dapat menghitung dengan baik misalnya 2x5 = 10, 5+5 = 10,
Klien dapat memfokuskan konsentrasi dengan baik
Masalah Keperawatan : -
13. Kemampuan Penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, kemampuan penilaian
klien baik karena klien bisa membedakan yang mana yang lebih baik
antara mencuci tangan sebelum makan dengan tidak mencuci tangan.
Masalah Keperawatan : -

14. Daya Tilik Diri


Klien mampu mengenali penyakitnya dan tidak mengingkari
terhadap penyakitnya karena klien mampu menjelaskan mengapa klien
bisa seperti ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa seperti ini.
Masalah Keperawatan : -

G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik seperti
biasanya, klien makan 3x sehari, pagi, siang dan sore, minum 6 gelas
sehari.

2. BAB/BAK
Klien BAB 1x sehari, BAK 5x sehari dan mampu melakukan
eliminasi dengan baik, menjaga kebersihan setelah BAB dan BAK dengan
baik.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari pagi dan sore hari, menyikat gigi
saat mandi, kebersihan tubuh baik.
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti pakaian 1x sehari dengan pakaian yang
disediakan rumah sakit, klien dapat memilih dan mengambil pakaian
dengan baik dan sudah sesuai dengan aturan rumah sakit.
5. Pola Istirahat Tidur
Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur karena klien dapat
tidur dengan kualitas 6-8 jam perhari, baik malam maupun siang.
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan dirumah sakit selalu minum obat.
7. Aktivitas di dalam rumah
Sebelum masuk Rumah Sakit Klien bisa membantu pekerjaan rumah
seperti mencuci, menyapu, dll.
8. Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan bekerja sehari-hari sebagai wiraswasta.

H. Aspek Medik

Terapi obat :
lodomer :2x1
inj. diazepam : 1 amp
hexymer :2x1
Resperidon : 2 x 1mg
Klozafin : 2x 1

I. Masalah Keperawatan

1. Prilaku kekerasan
2. Halusinasi

J. Analisa Data

NO DATA PROBLEM
1 DS : klien mengatakan Perilaku Kekerasan
klien membela diri karena
klien merasa ingin
dibunuh oleh orang
DO : raut wajah tegang
dan cemas, tatapan mata
tajam, muka tampak
merah, bicara pelan dan
susah diajak bicara
2 DS : Pasien mengatakan Halusinasi
sering mendengar
beberapa orang yang
mendatangi pasien dan
berencana akan
membunuhnya
DO : pasien tidak banyak
bicara, pasien berdiam
diri, dan sering
mengalihkan pandangan,

Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Actual Koping Individu Tidak Efektif

Causa Halusinasi

K. Diagnosa Keperawatan

1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan persepsi sensori; Halusinasi

L. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Criteria hasil Intervensi
Perilaku TUM:Klienda 1. klien 1. beri salam panggil
kekerasan pat mau membalas nama
2. sebutkan nama
melanjutkan salam
2. klien mau menjabat perawat sambil jabat
peran sesuai
tangan tangan
dengan
3. klien mau 3. jelaskan maksud
tanggung
menyebut nama hubungan interaksi
jawab. 4. klien mau 4. jelaskan kontrak
TUK 1: tersenyum yang akan dibahas
5. klien mau kontak 5. beri rasa aman dan
Klien dapat
mata simpati
membina
6. klien mau 6. lakukan kontak mata
hubungan
mengetahui nama singkat tapi sering
saling
perawat
percaya.

TUK 2: 1. klien 1. beri kesempatan untuk


Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan
mengidentifik perasaanya perasaan
2. bantu klien untuk
asi 2. klien dapat
mengungkapkan
kemampuan mengungkapkan
penyebab perasaan
penyebab penyebab perasaan
jengkel/kesal
kekerasan marah dari lingkungan
atau orang lain
TUK 3 : 1. klien mampu 1. Anjurkan klien
Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan apa
mengidentifik perasaan saat yang dialami dan
asi tanda- marah/jengkel dirasakan saat marah
2. klien dapat 2. Observasi tanda-tanda
tanda perilaku
menyimpulkan perilaku kekerasan
kekerasan
tanda-tanda marah pada klien
3. Simpulkan bersama
yang dialami.
klien tanda dan gejala
kesal yang di alami
TUK 4; 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien
Klien dapat mengungkapkan untuk
mengidentifik perilaku kekerasan mengungkapkan
asi perilaku yang biasa perilaku kekerasan
kekerasan dilakukan yang biasa dilakukan
2. Klien dapat
yang biasa klien .
bermain peran 2. Bantu klien bermain
dilakukan
dengan perilaku peran sesuai dengan
kekerasan yang perilaku kekerasan
biasa dilakukan yang biasa
M. Implementasi dan Evaluasi

Waktu Dx SP IMPLEMENTASI EVALUASI


Selasa 1 SP 1. Membina hubungan S :Klien senang
15/01/13 1 saling percaya dengan karena disapa oleh
17.00 mengungkapkan perawat.
komunikasi terapeutik O:
2. Menyapa klien dengan
- Klien mau berjabat
ramah,baik verbal
tangan
maupun non verbal. - Klien mau bercerita
3. Memperkenal diri
tentang diri nya
dengan sopan. - Kontak mata cukup
4. Menjelaskan tujuan
A : Klien mampu
pertemuan dengan
membina hubungan
lengkap
saling percaya, SP 1
5. Menanyakan nama
tercapai.
klien dengan lengkap.
6. Mengatakan dengan P : Lanjutkan SP 2,klien
jujur dan menepati janji dapat mengidentifikasi
7. Menunjukkan rasa
penyebab marah.
empati dan menerima
K : Klien di minta
klien apa adanya.
untuk mencari
8. Memberikan perhatian
penyebab marah.
kepada klien dan
perhatikankebutuhan
dasar klien

1. Mengkaji pengetahuan
klien tentang perilaku
kekerasan dan penyebab.
2. Memberikan
kesempatan kepada
klien untuk
mengungkapkan
perasaan penyebab
perilaku kekerasan
3. Memberikan pujian
17.00 SP
terhadap kemampuan
2
klien memngungkap kan
persaan nya.
S : Klien marah apabila
keinginannya tidak
terpenuhi
O:
Klien dapat
mengungkapkan
perasaan marah atau
jengkel.
Klien tampak tegang
tegangan dan tatapan
mata tajam.
A : Klien mampu
mengungkapkan
penyebab marah atau
jengkel,SP 2 tercapai.
P : Lanjutkan SP 3,
klien dapat mengontrol
dan penanganan
perilaku kekerasan
dengan cara sholat dan
berdoa.
K : Klien diminta untuk
mencari penyebab dan
tanda marah yang
belum di ungkapkan
Rabu SP 1. Mendiskusikan bersama S : klien saat marah
16/01/2013 3 klien tentang apa yang akan berbicara dengan
12.30 dirasakan saat klien nada tinggi, tangan
marah mengepal, matanya
2. Mendiskusikan bersama
menatap tajam,
klien tentang tanda-tanda
wajahnya tampak
perilaku kekerasan.
merah.
O : pasien menunjukkan
tanda-tanda :
a. Nada suara tinggi
b. Mata menatap tajam
c. Tangan mengepal.
A : klien mampu
mengidentifikasi tanda
dan gejala saat marah
atau jengkel. SP 3
tercapai.
K: klien diminta untuk
mengidentifikasi
perilaku kekerasan yang
sering dilakukan.
SP 1. Menganjurkan klien S : klien akan marah-
4 untuk mengungkapkan marah apabila
perilaku kekerasan yang keinginanya tidak
bias dilakukan. dipenuhi dan memukul
2. Membantu klien
pintu / jendela.
bermain peran sesuai
O : klien tampak
dengan perilaku
:Tegang, tangan
kekerasan.
mengepal, mata
3. Membicarakan dengan
menatap tajam, wajah
klien apakah dengan
memerah.
cara yang dilakukan oleh
klien masalah akan A : klien mampu
teratasi. mengungkapkan
perilaku kekerasan yang
bisa dilakukan. SP 4
tercapai.
P : lanjutkan SP 5, klien
dapat mengungkapkan
perilaku yang sering
dilakukan saat marah.
K :klien diminta untuk
mengingat kembali
akibat yang akan
ditimbulkan.
Kamis SP 1. Membicarakan akibat S : klien sangat
18/01/2013 5 atau kerugian dan cara menyesal dan ingin
11.15 yang dilakukan kilen minta maaf setelah
pada saat marah dirinya marah marah
2. Menyimpulkan
dan memukul ayahnya.
bersama klien akibat
O : klien tampak :
dari cara yang
sedih, ingin menangis,
digunakan oleh klien
mata menatap tajam,
3. Menanyakan kepada
wajah memerah.
klien apakah klien mau
A : klien mampu
mempelajari cara-cara
mengungkapkan akibat
yang baru dan sehat
atau kerugian dari
perilaku kekerasan yang
dilakukannya, SP 5
tercapai.
P : lanjutkan SP 6, klien
dapat mengontrol
perilaku yang sering
dilakukan saat marah.
K : klien diminta untuk
berlatih mengontrol
marah dengan cara
sholat dan berdoa.
12.00 SP 1. Melatih klien S : Klien mengatakan
6 mengontrol perilaku jarang sholat dan
kekerasan dan merasa doa nya tidak
penanganan dengan cara dikabulkan.
sholan dan berdoa O : Klien tidak
2. Menganjurkan klien
melaksanakan sholat
memasukkan dalam
dan berdoa.
jadwal kegiatan.
A : SP 6 belum tercapai
P : Ulangi dan
Pertahankan SP 6,
K : Klien diminta
berlatih untuk
meminum obat secara
teratur
SP 1. Melatih klien minum S : Klien mengatakan
7 obat dengan teratur minum obat secara
2. menganjurkan klien
teratur setelah makan.
memasukkan dalam
O : Klien mau minum
jadwal kegiatan
obat tanpa paksaan
perawat.
A : SP 7 tercapai
P : Ulangi SP 6, dan
pertahankan SP 1 SP
7.
K : Klien diminta untuk
mempertahankan apa
yang telah dilakukan
tadi.
2 SP 1. membina hubungan S: Klien senang
1 saling percaya karena disapa oleh
2. mendukung
perawat.
keluarga dalam
O:
mengontrol
- Klien mau berjabat
halusinasi
tangan
3. menganjurkan klien
- Klien mau bercerita
minum obat dengan
tentang diri nya
bantuan minimal - Kontak mata cukup
A : Klien mampu
membina hubungan
saling percaya, SP 1
tercapai.
P : Lanjutkan SP 2,klien
dapat mengidentifikasi
penyebab marah.
SP mengidentifikasi jenis S: Klien mengatakan
2 halusinasi melihat beberapa orang
yang mau
membunuhnya
O: Klien tampak
khawatir
A: Klien mendapat
halusinasi persepsi
sensori penglihatan
P: lanjutkan sp 3
SP 1. mengidentifikasi S: Klien mengatakan
3 waktu halusinasi. halusinasinya ketika
2. mengidentifikasi
melihat orang ramai
frekuensi
O: Pasien tampak
halusinasi.
3. mengidentifikasi khawatir jika melihat
situasi halusinasi. orang ramai
A: Klien mendapat
halusinasi persepsi
sensori penglihatan
P: Lanjutkan sp 4
SP merespon klien S:
4 terhadap halusiansi
SP Mengajarkan pasien
5 menghardik
halusinasi

SP Menganjurkan klien
6 memasukkan dalam
kegiatan harian
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Nama klien : Tn. M, umur tahun, Jenis Kelamin : Laki-Laki,
Agama : Islam, Pendidikan : SD, Suku / Bangsa : Melayu / Indonesia, Status
Perekawinan : Kawin, Alamat : Selakau, Kabupaten Sambas No CM : 011 75 9 .
Pasien masuk dibawa polisi karena membacok istrinya, berbicara sendiri,
berpilaku aneh selama 6 bulan dan sering mondar mandir tanpa alasan. Pasien
mengatakan sering mendengar beberapa orang yang mendatangi pasien dan
berencana akan membunuh beliau sehingga pasien sering memberontak saat orang
orang itu mendekatinya/datang.

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Sesuai dengan data yang di dapat dari klien, klien menunjukkan tanda-tanda
gejala marah : muka merah tegang, pandangan tajam dan data yang didapat
menampakkan gejala perilaku kekerasan seperti mudah tersinggung dan setiap
keinginannya harus terpenuhi, perilaku kekerasan yang sering dilakukan klien
adalah marah-marah, membentak-bentak dan mengamuk.

B. DIAGNOSA KEPEARAWATAN
Dengan adanya data-data haail pengkajian pada kasus Tn. M penulis
menyimpulkan terdapat diagnosa keperawatan yaitu perilaku kekerasan dan
halusinasi.
Diagnosa yang pertama yaitu perilaku kekerasan yang ditandai Pasien masuk
dibawa polisi karena membacok istrinya, raut muka cemas dan tegang, sering
mengalihkan pandangan dan wajah kemerahan.
Menurut Budi Anna Keliat S.Kp (1998), mengatakan bahwa perilaku yang
berhubungan dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : mata merah,
memaksakan kehendak, menyerang atau menghindar, mengatakan dengan jelas
(asertivines), memberontak (acting out), amuk atau kekerasan (violence).
Dari data teori yang ditanyakan Budi Anna Keliat S.Kp 1998 pad dasarnya tidak
efektif berbeda tetapi pada saat pengkajian tidak ditemukan klien muka merah.
Diagnosa kedua adalah halusinasi hal ini didukung karena pada saat kasus Tn. M
didapatkan data sebagai berikut : klien sering berbicara sendiri, mondar-mandir,
berperilaku aneh selama 6 bulan, sering mengalihkan pandangan.
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
Penulis akan menguraikan rencana dan penatalaksanaan yang telah dilakukan
untuk mengatasi permasalahan yang ada pada Tn. M.
Diagnosa pertama yaitu perilaku kekerasan. Pada diagnosa pertama ini terdapat 7
tujuan khusus rencana keperawatan serta 7 tindakan yang telah dilaksanakan.
Untuk SP 1 adalah bina hubungan saling percaya. Dengan mengungkapkan
komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal, perknalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien nama
panggilan yang disukai klien, jelaskan tujuan pertemuan, tunjukkan sikap empati
dan menerima keadaan klein apa adanya, beri perhatian pada klien, dan perhatikan
kebutuhan dasar klien. Pada SP 1 kelompok tidak mengalami hambatan karena
klien dpat diajak bekerja sama dengan cukup kooperatif.
Rencana keperawatan yang telah disusun oleh kelompok untuk SP 2 adalah
mengidentifikasi kemampuan penyebab kekerasan . Bantu klien untuk
mengungkapkan penyebab jengkel dan marah. Tindakan yang telah dilakukan
kelompok adalah Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku kekerasan dan
penyebab. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab perilaku kekerasan, Memberikan pujian terhadap kemampuan klien
memngungkap kan persaan nya. Pada SP 2 kelompok tidak mengalami kesulitan
atau kendala, karena klien mampu mengungkapkan penyebab marah yang dialami
yaitu karena keinginan yang tidak dipenuhi.

Rencana keperawatan yang telah dilakukan penulis untuk SP 3 adalah anjurkan


klien untuk mengungkapkan perasaan yang dialami saat marah, jengkel, observasi
tanda, perilaku kekerasan pada klien. Pada SP 3 ini kelompok tidak mengalami
kendala karena klien mampu untuk mengungkapkan perasaan saat marah, jengkel,
klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel dan marah, yaitu saat marah klien
berbicara keras, banyak bicara, perilaku tidak wajar dan sulit diarahkan.
Rencana keperawatan yang kelompok susun untuk SP 4 adalah anjurkan klien
mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Bantu klien bermain
peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. Bicarakan dengan
klien apakah yang klien lakukan masalahnya selesai. Tindakan keperawatan untuk
SP 4 ini kelompok tidak mengalami kesulitan kendala karena klien dapat
menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan yaitu berbicara keras dan
berguling-guling ditanah.
Rencana keperawatan untuk SP 5 yang kelompok susun adalah bicarakan akibat
atau kerugian dari cara yang dilakukan klien, bersama klien menyimpulkan akibat
atau cara yang digunakan oleh klien. Tanyakan pada klien apakah klien ingin
membicarakan cara baru yang sehat. Tindakan kelompok yang telah dilakukan
bersama dengan klien membicarakan akibat dan kerugian yang klien lakukan dan
menyimpulkan akibat atau kerugian yang klien lakukan dan menyimpulkan akibat
atau kerugian dari cara yang digunakan klien. Pada SP 5 kelompok tidak
mengalami kendala karena klien kooperatif sehingga klien mampu menyebutkan
akibat dan kerugian dari cara yang telah klien gunakan adalah klien bisa
menyakiti diri sendiri, klien bisa dijauhi teman-temannya.
Rencana keperawatan untuk SP 6 adalah apakah klien klien ingin belajar cara
yang baru yang sehat, berikan pujian jika klien mengetahui cara klien yang sehat,
didiskusikan dengan klien cara yang sehat tindakan yang telah kelompok lakukan
menanyakan pada klien apakah klien mau mempelajari cara baru sehat, berikan
pujian pada klien jika mengetahui cara baru dan sehat tersebut, mendiskusikan
cara yang baru dan sehat. Pada SP 6 ini kelompok mengalami kendala karena
klien kurang kooperatif, klien juga tidak dapat melakukan Sholat dan berdoa
karena beranggapan sia - sia.
Diagnosa kedua adalah halusinasi pada diagnosa kedua ini terdapat 7 intervensi
dan 7 tindakan keperawatan.
Untuk SP 1 adalah adalah bina hubungan saling percaya. Dengan mengungkapkan
komunikasi terapeutik yaitu sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal, perknalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien nama
panggilan yang disukai klien, jelaskan tujuan pertemuan, tunjukkan sikap empati
dan menerima keadaan klein apa adanya, beri perhatian pada klien, dan perhatikan
kebutuhan dasar klien. Pada SP 1 kelompok tidak mengalami hambatan karena
klien dpat diajak bekerja sama dengan cukup kooperatif.
Untuk SP 2 adalah ajarkan pasien mengidentifikasi halusinasi dengan
menanyakan halusisnasi yang dirasakan pasien. SP 2 kelompok tidak mengalami
hambatan karena klien dapat bekerja sama dengan cukup kooperatif.
Rencana keperawatan untuk SP 3 adalah mengidentifikasi waktu, frekuensi dan
situasi halusinasi. Untuk SP 3 kelompok tidak mengalami hambatan karena klien
dapat bekerja sama dengan cukup kooperatif.
Rencana keperawatan untuk SP 4 adalah mendiskusikan respon pasien terhadap
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan pasien. Untuk SP 4 kelompok tidak
mengalami hambatan karena klien dapat bekerja sama dengan cukup kooperatif.
D. EVALUASI
Pengkajian inervensi dan implementasi yang telah dilakukan menghasilkan
sebagai berikut :
Diagnosa 1 yaitu resiko mencederai diri sndiri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan perilaku kekerasan. Pada diagnosa pertama, akan
menjabarkan atau menjelaskan hasil yang diperoleh.
Evaluasi SP 1 klien sudah mampu membina hubungan saling percaya dengan
menunjukkan ekspresi wajah yag bersahabat: menunjukkan rasa senang: kontak
mata kurang: mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab
salam, duduk berdampingan dengan perawat dan mau mengutarakan masalah
yang dihadapi. Pada SP 1 tidak ada kendala karena klien kooperatif. Kesimpulan
pada SP 1 telah dapat dilakukan dan sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun oleh penulis.
Evaluasi SP 2 klien dapat mengungkapkan perasaannya dan klien dapat
mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau marah(dari diri sendiri, orang
lain dan lingkungan). Pada SP 2 ini kelompok tidak mengalami kendala karena
klien bisa mengungkapkan penyebab jengkel: bila keinginannya tidak dipenuhi.
Kesimpulan SP 2 dapat dilakukan dengan baik dan sudah sesuai dengan intervensi
yang telah direncanakan dan disusun oleh kelompok.
Evaluasi SP 3 klien dapat mengungkapkan perasaan pada saat marah atau jengkel
dan klien menyimpulkan tanda-tanda jengkel atau marah yang dialami yaitu : suka
marah-marah, bicara keras, perilaku tidaak wajar dan sulit diarahkan. Pada SP 3
kelompok tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan dengan baik dan sesuai
dengan rencana yang disusun.
Evaluasi SP 4 klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan yaitu : marah-marah, suara keras dan suka memukul pintu rumah
tetangganya. Klien dapat bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan dan dapat mengetahui cara yang biasa dapat menyelesaikan
masalah atau tidak. SP 4 ini penulis tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan
tersebut, klien kooperatif dan dapat diajak kerjasama. Kesimpulan SP 4 dapat
terlaksanan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Evaluasi SP 5 klien dapat mengungkapkan akibat cara marah yang di lakukan oleh
klien yaitu : dapat merugikan orang lain dan diri sendiri maupun orang lain.
Dalam SP 5 ini penulis tidak mengalami kendala dalam pelaksanaan tersebut,
klien kooperatif dan dapat diajak kerjasama. Kesimpulan SP 5dapat terlaksanan
dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Evaluasi SP 6 klien dapat memilih cara yang sehat dan dapat mempraktekan cara
yang sehat menyalurkan kemarahanya yaitu dengan sholat dan berdoa. Dalam SP
6 ini penulis mengalami kendala dalam pelaksanaan tersebut, klien kurang
kooperatif dan tidak dapat diajak kerjasama. Kesimpulan SP 6 belum dapat
terlaksanan dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Evaluasi SP 7 klien dapat minum obat secara teratur. Dalam SP 6 ini penulis tidak
ada kendala dalam pelaksanaan tersebut, klien kooperatif dan dapat diajak
kerjasama. Kesimpulan SP 7 dapat terlaksanan dengan baik sesuai dengan rencana
yang telah disusun.
Diagnosa 2

You might also like