Professional Documents
Culture Documents
PENANGANAN BENCANA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Terima kasih kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menerima ilmu hingga kami telah mencapai
jenjang tertinggi dalam status pendidikan, yaitu sebagai mahasiswa. Tak lupa pula
kami berterima kasih kepada-Nya karena telah memberi kami waktu untuk
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat . Dalam
proses pembuatan makalah ini kami sebagai tim penyusun mengalami berbagai
hambatan, akan tetapi dengan kesabaran serta dukungan dari media yang
memadai, makalah ini dapat tertuntaskan dengan baik.
Tak ketinggalan pula kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya, juga membantu dalam pengumpulan bahan,
penyusunan dan pembuatan makalah.
Tentunya sebagai manusia, kami sebagai penyusun tak lepas dari berbagai
kesalahan, dan kami menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat di
makalah kami ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca
sebagai bahan evaluasi atas makalah yang kami susun. Harapannya agar kami
menjadi lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga bermanfaat bagi semua
pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. LatarBelakang..................................................................................................................................1
B. RumusanMasalah.............................................................................................................................1
C. TujuanMasalah................................................................................................................................2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 10
PENUTUP 10
A. Kesimpulan....................................................................................................................................10
B. Saran..............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun tujuan yang hendak di capai dari hasil pemaparan di atas adalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bencana
Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia, bencana mempunyai arti
sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau
penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam.(Purwaarminta, 2006)
B. Jenis-jenis Bencana
Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, antara
lain:
1. Bencan alam adalah bencana yang diakibat kan oleh peristiwa atau
serangkain peristiwa yang disebabkan oleh alam atara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
2. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal nteknologi,
gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencan yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan teror
(UU RI, 2007).
Bencana dan dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebab yaitu
bencana geologis, klimatologis dan ekstra-terestrial seperti terlihat Tabel
2.1.
A. Gempa Bumi
merupakan peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan disloksasi
(pergeseran) pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Mekanisme perusakan
terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di
permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan
runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran
gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor, runtuhan batuan, dan
kerusakan tanah lainnya yang merusak pemukiman penduduk. Gempa bumi
juga menyebabkan bencana ikutan berupa, kecelakaan industri dan
transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan
lainnya.
B. Tsunami
diartikan sebagai gelombang laut dengan periode yang ditimbulkan oleh
gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa
gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami
yang naik kedaratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 km/jam dan
ketinggian air.
D. Tanah longsor
merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan,ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada
gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.
E. Banjir
dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang
begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-
tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai mapun karena
pengundululan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah
penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.
F. Kekeringan
adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan air
baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan.
G. Angin topan
adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 12`0 km/jam atau
lebis yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan
selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.
Angin paling kencang yang terjadi didaerah tropis ini umumnya berpusar
dengan radius ratusan kilometer disekitar daerah sistem tekanan rendah yang
ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. Di indonesia dikenan dengan
sebutan angin badai.
H. Gelombang pasang
adalah gelombang air laut yang melebihi batas normal dan dapat
menimbulkan bahaya baikn di lautan, maupun di barat terutama daerah
pinggir pantai. Umumnya gelombang pasang terjadi karena adanya angin
kencang atau topan, perubahan cuaca yang sangat cepat, dan karena ada
pengaruh dari gravitasi bulan maupun matahari. Kecepatan gelombang pasang
sekitar 10-100 km/jam. Gelombang pasang sangat berbahya bagi kapal-kapal
tersebut. Jika terjadi gelombang pasang di laut akan menyebabkan tersapunya
daerah pinggir pantai atau disebut dengan abrasi.
I. Kegagalan teknologi
adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan dsain,
pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam pengguna teknologi
dan industri.
J. Kebakaran
adalah situasi dimana suatu tempat atau lahan atau bangunan dilanda api
serta hasilnya menimbulkan kerugian. Sedangkan lahan dan hutan adalah
keadaan dimana lahan dan hutan dilanda api sehingga mengakibatkan
kerusakan lahan dan hutan serta hasil-hasilnya dan menimbulkan kerugian.
C. Kriteria Bencana
1. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional.
a. Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem
pemerintahan di daerah tersebut, baik dalam kawasan satu provinsi
atau lebih tidak berfungsi.
b. Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami
rusak berat dan tidak berfungsi.
c. Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta
kerusakan bangunan dan rumah tempat tinggal sangat banyak
sehingga menyebabkan unsur-unsur BPBD Provinsi/BPBD
Kabupaten/Kota tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.
d. Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak,
selanjutnya Presiden menetapkan Bencana Nasional.
D. Korban Bencana
1. Manusia. Korban manusia akibat suatu bencana baik yang mengalami
luka ringan, luka berat dan meninggal dunia.
2. Harta Benda. Korban harta benda akibat bencana dapat berupa
hilangnya atau rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan serta
sarana dan prasarana umum lainnya.
3. Lingkungan hidup. Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana
lingkungan yang menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara
umum.
E. Hakekat Penanggulangan Bencana
1. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara Pemerintah
dan masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan
prakarsa masyarakat serta Pemerintah Daerah.
3. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya
bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan
kesiapsiagaan untuk memperkecil, mengurangi dan memperlunak
dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
4. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan
yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat secara lahir
batin.
3. Tanggap Darurat.
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dan
sumber daya dilakukan untuk mengidentifikasi :
1) Cakupan lokasi bencana.
2) Jumlah korban.
3) kerusakan prasarana dan sarana.
4) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan.
5) Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.
b. Penentuan status keadaan darurat bencana.
Keadaan darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai dengan tingkatan bencana untuk tingkat
nasional ditetapkan oleh Presiden, tingkat Provinsi oleh Gubernur
dan tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Wali kota. Pada saat
status keadaan darurat bencana ditetapkan BNPB dan BPBD
memiliki kemudahan akses dibidang :
1) Pengerahan sumber daya manusia.
2) Pengerahan peralatan.
3) Pengerahan logistik.
4) Imigrasi, cukai dan karantina.
5) Perijinan.
6) Pengadaan barang dan jasa.
7) Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang / barang.
8) Penyelamatan.
9) Komando untuk memerintahkan instansi/lembaga.
c. Penyelamatan dan Evakuasi Korban.
Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan pelayanan
kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu
daerah melalui upaya :
1) Pencarian dan penyelamatan korban
2) pertolongan darurat.
3) Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal dunia.
4) Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Dalam tahap ini pemerintah harus
menyediakan kebutuhan dasar meliputi
a) Kebutuhan air bersih dan sanitasi.
b) Pangan.
c) Sandang.
d) Pelayanan kesehatan.
e) Pelayanan Psikososial.
f) Penampungan dan tempat hunian.
5) Perlindungan terhadap kelompok rentan. Dilakukan dengan
memberikan prioritas kepada kelompok rentan berupa
penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan
psikososial. Adapun yang termasuk kelompok rentan terdiri atas
:
a) Bayi, balita dan anak-anak.
b) Ibu yang sedang mengandung dan menyusui.
c) penyandang cacat.
d) Lanjut usia.
6) Pemulihan prasarana dan sarana vital. Pemulihan prasarana dan
sarana vital bertujuan berfungsinya prasarana dan sarana vital
dengan segera, agar kehidupan masyarakat tetap berlangsung,
dilakukan dengan memperbaiki/menggantikan kerusakan akibat
bencana.
4. Pasca Bencana
Dalam penanganan penanggulangan bencana ditahap pasca bencana
dilakukan kegiatan rehabilitas dan rekonstruksi.
a. Rehabilitasi
1) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
2) Perbaikan prasarana dan sarana umum.
3) Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
4) Pemulihan sosial psycologis.
5) Pelayanan kesehatan.
6) Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
7) Pemulihan sosial ekonomi budaya.
8) Pemulihan keamanan dan ketertiban.
9) Pemulihan fungsi pemerintah.
10) Pemulihan fungsi pelayanan publik.
11) Ketentuan lain mengenai rehabilitasi diatur dengan peraturan
pemerintah.
b. Rekonstruksi.
Dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik
meliputi :
1) Pembangunan kembali sarana dan prasarana.
2) Pembangunan kembali sarana sosial masyarakat.
3) Membangkitkan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat.
4) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik dan tahan bencana.
5) Partisipasi dan peran serta lembaga organisasi kemasyarakatan,
dunia usaha dan masyarakat.
6) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
7) Peningkatan fungsi pelayanan publik.
8) Peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat.
9) Ketentuan lain mengenai rekonstruksi diatur dengan peraturan
pemerintah.
J. Penanganan Bencana Di Rumah Sakit
Sebagai contoh bencana dari dalam rumah sakit yang banyak menyebabkan
kerugian dan korban adalah kebakaran. Oleh karenanya metodologi ini
dititik beratkan pada penanggulangan kebakaran, selanjutnya bencana lain
tinggal mengikutinya. Kebakaran di Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi :
- Kebakaran Ringan : Kebakaran yang melibatkan area yang sempit, dengan
api yang kecil.
- Kebakaran Sedang : kebakaran yang melibatkan area lebih luas bersifat
lokal dengan besarnya api sedang.
- Kebakaran Berat : kebakaran yang melibatkan area yang luas dengan api
yang besar.
ORGANISASI
Secara otomatis organisasi penaggulangan bencana menjadi aktif
sesuai ketentuan yang berlaku.
PERENCANAAN SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menghadapi
penanggulangan bencana ditentukan berdasarkan :
- Golongan Kebakaran.
- Jumlah korban yang ada pada saat itu.
Dengan demikian dapat dibuatkan perencanaan SDM sebagai berikut :
a. Berdasarkan Golongan Kebakaran
Kebakaran Ringan : Untuk memadamkan api diperlukan 1 2 orang
dari pegawai yang dinas atau yang berada disekitar
kejadian saja dengan menggunakan 1-2 APAR.
PERENCANAAN LOGISTIK
Perbekalan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun
alat medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana, hal menjadi
peranan penting bagi tim pendukung logistik untuk merencanakan
pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.
PERENCANAAN KOMUNIKASI
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi, yaitu :
- Komunikasi dilakukan dengan singkat, jelas dan benar
- Bagi pengirim berita sebutkan identitas (nama, instansi dan
alamat) dan isi berita yang menyebutkan jenis kejadian, lokasi
kejadian, jumlah korban, tindakan yang telah dilakukan.
- Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima
berita, isi berita dan mencari kebenaran berita tersebut,
melaporkan ke atasan.
PERENCANAAN TRANSPORTASI
Peranan Transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk
pengangkutan korban, oleh karena itu pimpinan disaster dapat
menggunakan alat transportasi ambulan untuk merujuk korban ke rumah
sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi dengan Ambulan
118.
PELAPORAN
Informasi tentang jumlah / beratnya korban dan kerusakan harus
segera didapat dalam 2 s/d 4 jam. Dilakukan evaluasi secara cepat
dan tepat oleh Pimpinan Disaster dan Tim Disaster, selanjutnya
dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah sakit.
Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk
mengatur proses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur
penunjang yang mendukung prose pelayanan sehingga dapat berjalan
sebagaimana mestinya penanganan bencana di rumah sakit pada sistem
penanganan bencana adalah sebagai berikut.
1. PENANGANAN KORBAN
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya
untuk mencegah risiko kecacatan dan atau kematian dimulai sejak di lokasi
kejadian, proses evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau area berkumpul.
Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD.
Penanggung jawab : Ketua Tim Medical Support (Ka. IGD)
Tempat : Triase IGD/lokasi kejadian/area berkumpul/tempat
perawatan
Prosedur di lapangan : - Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya
Kasus (hijau, kuning, merah)
- Menentukan prioritas penanganan
- Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman
- Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang didalamnya
- Transportasi korbsan ke IGD
Di rumah sakit (IGD) :
a. Lakukan triage oleh tim medik.
b. Penempatan korban sesuai hasi triage.
c. Lakukan stabilisasi korban.
d. Berikan tindakan definitif sesuai dengan
kegawatan dan situasi yang ada (Merah, Kuning
Hijau).
e. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasusnya
(ruang perawatan dan OK).
f. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena
pertimbangan medis maupun tempat perawatan.
2. PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN
Barang milik korban hidup berupa pakaian, perhiasan, dokumen dan
lainnya ditempatkan secarakhusus untuk mencegah barang tersebut hilang
maupun tertukar.Sedangkan barang, milik korban meninggal, setelah
didokumentasikan oleh koordinator tim forensik selanjutnya diserahkan ke
pihak kepolisian yang bertugas di forensik.
Tempat : Ruang triage IGD
Penanggungjawab : Kepala Ruangan Triage IGD
Prosedur :
a. Catat barang yang dilepaskan dari korban
atau dibawa oleh korban
b. Bila ada keluarga maka barang tersebut
diserahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form catatan
c. Tempatkan barang milik korban pada
kantong plastik dan disimpan
dilemari/locker terkunci
d. Bila sudah 1 minggu barang milik korban
belum diambil baik oleh pasien sendiri
maupun keluarganya, maka barang-barang
tersebut diserahkan kepada Ka. Humas
dengan menandatangani dokumen serah
terima selanjutnya Ka. Humas menghubungi
pasien maupun keluarganya. Apabila dalam
waktu 1 bulan barang belum diambil, maka
barang tersebut diserahkan oleh Ka. Humas
ke Polsek terdekat.
KUNING (observation)
Korban dengan kondisi stabil saat datang, perawatan dapat
ditunda sementara, tetapi membutuhkan observasi ketat dan re-triage ulang
oleh petugas medis yang berpengalaman. Dalam kondisi normal,
kemungkinan merupakan penderita yang memerlukan tindakan segera.
Termasuk dalam kategori ini :
a. Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen berat)
b. Fraktur multipel
c. Fraktur femur / pelvis
d. Luka bakar luas
e. Gangguan kesadaran / trauma kepala
f. Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan
ketat terhadap timbulnyakomplikasi, dan diberikan perawatan sesegera
mungkin.
BIRU
Korban dengan kemungkinan survive / bertahan hidup nol atau kecil
sekali. Tindakan yang dilakukan hanya observasi atau jika
dimungkinkan pemberian analgesik. Termasuk dalam kategori ini adalah
:
a. Korban dengan trauma berat (severe injuries)
b. Uncompensated blood los
c. Korban dengan pemeriksaan neurologi yang negatif.
HITAM
Korban yang telah meninggal dunia. Pada label dituliskan : nama
korban, umur, jenis kelamin, alamat pasien. Bila korban tidak dikenal
ditulis tidak dikenal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus
mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana
dan akibat-akibat yang ditimbulkannya. Saran-saran, kami sampaikan
kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana
agar tidak menimbulkan kerusakan, korban meninggal dan kerugian yang
besar.
http://nasional.kompas.com/read.2011/01/03/09540611/berbagai.bencana.alam.masih.me
nanti(di akses 7
maret 2016)
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?
option=com_content&task=view&id=6071<emid=1798(di
https://endrosamboda1984.wordpress.com/2012/04/18/manajemen-bencana/
diakses tanggal 3 maret 2016 pukul 13:00