You are on page 1of 1

KENDENG MENANGIS KEMBALI, ALIANSI BERSATU

Oleh: Yuga Gumilang PW

Kamis, 23 Maret 2017 Gerombolan mahasiswa serta aktivis dari berbagai organisasi dan komunitas
berkumpul dalam satu aliansi, Aliansi Malang Peduli Kendeng. Aliansi melakukan kegiatan aksi yang
dilaksanakan di Depan Gedung Balai Kota Malang dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Malang. Kegiatan
dimulai sejak pukul 09.40 pagi dengan dikawal oleh kepolisian yang menjaga di sekitar kegiatan aksi. Aksi
berlangsung sangat serius, aliansi menuntut untuk segera menutup pembangunan Pabrik PT Semen
Indonesia di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah serta mengecam tindakan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang telah menyalahi aturan perundang-undangan untuk
mengizinkan pembangunan Pabrik PT Semen Indonesia.

Ini sebuah aksi solidaritas untuk rakyat Kendeng yang menolak hadirnya pembangunan pabrik PT Semen
Indonesia. Lebih dari itu, kami juga menentang apapun permasalahan yang menciderai cita-cita agraria
yang memihak kepada rakyat, ujar Iqbal selaku Korlap.

Padahal, pada tanggal 5 Oktober 2016 Mahkamah Agung telah menetapkan penghentian pembangunan
pabrik semen berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung (MA) No Register 99
PK/TUN/2016. Salah satu isi dari putusan PK MAhkamah Agung adalah menyatakan batal Surat Keputusan
Gubernur Jawa Tengah Nomor: 660.1/17 Tahun 2012, tanggal 7 Juni 2012, tentang Izin Lingkungan
Kegiatan Penambangan oleh PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Di Kabupaten Rembang Provinsi Jawa
Tengah. Namun nyatanya, Ganjar Pranowo menggunakan kuasanya dengan mengabaikan keputusan
tersebut dan membuat addendum Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) serta mengeluarkan
ijin baru untuk membangun.

Aksi ini dilakukan bukan atas nama siapapun, organisasi, dan komunitas manapun. Aksi ini murni dari
Aliansi kami yang sangat peduli akan masyarakat Kendeng. Aksi ini agar kalian tau bahwa Indonesia tidak
baik-baik saja, kecam salah satu orator dari Aliansi.

Aliansi mengecam sikap Pemerintah Republik Indonesia yang tidak segera mengambil keputusan yang
berpihak kepada masyarakat Kendeng khususnya, kecewa dengan keputusan pemerintah yang
menggantung tanpa ketegasan, mengutuk aparat yang membiarkan cara-cara adu domba antara warga
yang pro maupun kontra, dan meminta keseriusan pemerintah untuk segera menyelesaikan
permasalahan konflik agraria dan pembangunan yang tak memihak kepada masyarakat dan ruang hidup.

You might also like