Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
INES JIANA
P278340110055
DOSEN PEMBIMBING :
SURABAYA
ANALISA PENGAWET BENZOAT
Tinjauan Pustaka
sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi,
pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba. Tidak jarang produsen
menggunakannya pada pangan yang relatif awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa
simpan atau memperbaiki tekstur. Pengawet yang banyak dijual dipasaran dan digunakan
untuk mengawetkan berbagai pangan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam natrium
benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk
mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat,
Zat pengawet terdiri dari zat pengawet organik dan anorganik dalam bentuk asam dan
garamnya. Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada anorganik karena bahan ini
lebih mudah dibuat. Zat kimia yang sering dipakai sebagai bahan pengawet ialah asam sorbat,
asam propionat, asam benzoat, asam asetat, dan epoksida. Zat pengawet anorganik yang
masih sering dipakai adalah sulfit, nitrat, dan nitrit. Sulfit digunakan dalam bentuk gas SO2,
garam Na, atau K sulfit, bisulfit dan metabisulfit. Bentuk efektifnya sebagai pengawet adalah
asam sulfit tak terdisosiasi (terutama terbentuk pada pH di bawah 3). Molekul sulfit mudah
menembus dinding sel mikroba bereaksi dengan asetaldehida membentuk senyawa yang tidak
dapat difermentasi mikroba, mereduksi ikatan disulfida enzim, dan bereaksi dengan keton
No. 722/ 1988 adalah berupa senyawa kimia seperti asam benzoate, kalium bisulfit, kalium
meta bisulfit, kalkum nitrat, kalium nitrit, belerang dioksida, asam sorbat, asam propionate,
kalium propionate, kalium sorbat, kalium sulfite, kalsium benzoit, kalsium propionate,
metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionate, natrium sulfite, nisin,
dan propel-p-hidroksi- benzoat. Senyawa pengawet lain yang dipergunaakan sebagai bahan
pengawet makanan dan minuman dan diduga memiliki efek terhadap kesehatan apabila
ilmiah yang diperoleh dari pengaruh senyawa pengawet makanan ini masih ada yang
diragukan keamanannya (Giesova, dkk., 2004; Bevilacqua, dkk., 2010). Beberapa bahan
pengawet dan zat tambahan yang dimasukkan kedalam makanan yang sudah digolongkan
sebagai senyawa yang dapat mengurangi kesehatan manusia dan sebaiknya dihindari dari
makanan. Ada juga bahan pengawet yang tidak diperbolehkan ditambahkan kedalam
makanan dan minuman, namun masih dipergunakan secara illegal seperti formalin dan boraks
Natrium benzoat adalah garam sodium dari asam benzoat dan ada dalam bentuk
garam ketika dilarutkan dalam air. Hal ini dapat diproduksi dengan mereaksikan sodium
hidroksida dengan asam benzoat. Pengawet ini banyak dijual dipasaran dan digunakan untuk
berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal,
selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain Rumus kimia natrium benzoat yaitu C6H5COONa.
(Cahyadi, 2008).
Bentuk aslinya asam benzoat terjadi secara alami dalam bahan gum benzoin. Natrium
benzoat berwarna putih, granula tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan dan lebih larut dalam
air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut dalam alkohol. Dalam bahan pangan
garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi.
Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 4,0 untuk menghambat
pertumbuhan kapang dan kamir (Anonim, 2012). Meskipun asam benzoat adalah pengawet
yang lebih efektif, natrium benzoat lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan
karena natrium benzoat 200 kali lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat yang tidak
terdisosiasi %
3 93,5
4 59,3
5 12,8
6 1,44
7 0,144
pKa 4,19
(Cahyadi, 2008).
Asam benzoat sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas,
dimana ia akan mengkristal setelah didinginkan; asam benzoat larut dalam alkohol dan eter
dan jika direaksikan dengan larutan besi (III) klorida akan membentuk endapan besi (III)
benzoat basa berwarna jingga kekuningan dari larutan-larutan netral.(Vogel, 1985). Natrium
benzoat dikenal sebagai pengawet sintesis, ia juga merupakan bakteriostatik dan fungistatik
di bawah kondisi asam. Natrium benzoat digunakan paling lazim berupa asam dalam
makanan seperti cuka, minuman bersoda (asam karbonat), selai dan jus buah (asam sitrat),
bahan pengawet natrium benzoat tidak selalu aman terutama jika digunakan dalam jumlah
keram perut, rasa kebas dimulut bagi orang yang lelah. Pengawet ini memperburuk keadaan
juga bersifat akumulatif yang dapat menimbulkan penyakit kanker dalam jangka waktu
panjang dan ada juga laporan yang menunjukkan bahwa pengawet ini dapat merusak sistem
Metabolisme asam benzoat didalam tubuh meliputi dua tahap reaksi, pertama
dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh
melalui urin. Jadi, didalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat
yang tidak dieksresi sebagai asam hipurat, dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan
asam glukoronat dan dieksresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita
urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan
Metode :
Prinsip :
Uji kualitatif : Sampel dialkaliskan dengan NaoH untuk diubah menjadi Natrium
benzoat lalu diasamkan pada pH 4,0. Kemudian ekstrak diuapkan dan ditambah NH3
hingga alkalis dan ditambah FeCl3, terbentuk endapan ferribenzoat berwarna salmon
Uji Kuantitatif : Sampel dijenuhkan dengan NaCl dan dibuat alkalis dengan
penambahan NaOH. Kemudian diasamkan kembali untuk diekstrak dengan eter. Hasil
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya kandungan pengawet benzoat dalam sampel makanan dan
minuman.
Uji Kualitatif
Persiapan Sampel
1. Sebanyak 100 ml atau lebih filtrat dari persiapan sampel dimasukkan ke dalam labu
pemisah.
2. Kemudian menambahkan HCl (1+3) sampai asam dan menambahkan lagi 5-10 ml
HCl (1+3).
3. Setelah itularutan tadi diekstrak dengan 75 100 ml eter. Jika perlu lapisan air
diekstrak kembali dengan eter. Ekstrak eter dicuci dengan masing-masing 5 ml air
sebanyak 3 kali. Ekstrak eter yang telah dicuci dimasukkan ke dalam cawan porselin
4. Residu yang diperoleh dilarutkan dalam air. Jika perlu dipanaskan sampai 80 - 85C
selama 10 menit.
5. Larutan tersebut ditambahkan dengan beberapa tetes NH3 sampai larutan menjadi
6. Residu yang tersisa dilarutkan kembali dengan air panas kemudian disaring jika perlu.
7. Ke dalam larutan ditambahkan beberapa tetes FeCl3 netral 0,5 %. Adanya asam
Uji Kuantitatif:
Persiapan Sampel
1. Sampel dihomogenkan
2. Memasukkan 150 ml sampel ke dalam labu ukur 500 ml lalu tambahkan NaCl
powder secukupnya.
4. Mengencerkan campuran tersebut dengan NaCl jenuh dan dikocok berulang kali.
5. Diamkan selama 2 jam
Penetapan sampel
penambahan HCl.
4. Mengambil lapisan eter yang terbentuk setiap kali ekstraksi dilakukan dan tampung
5. Residu asam benzoat yang didapat dilarutkan dalam 30- 50 ml alkohol, dan
Hasil :
Uji Kualitatif:
Uji Kuantitatif :
Massa = V x N x BE
126,07
= 0,1 x 0,01 x 2
= 0,0630 gram
10 X 0,01 = 10,7 X N2
N2 = 0,0093 N
Penetapan Kadar
V1 = 9,8
V2 = 9,7
V rata-rata = 9,75
10 6
Kadar benzoat (ppm) =
1000
= 0,5940 ppm
Pembahasan:
Pada pemeriksaan kualitatif ini, residu hasil ekstraksi sampel c-nom dilarutkan dengan
NH3. Hal ini dilakukan hingga larutan menjadi alkalis. Sampel harus dihomogenkan terlebih
dahulu atau jika sampel padat maka harus dihaluskan terlebih dahulu agar luas permukaan
kontak lebih luas. Dari proses analisa didapatkan hasil positf (+) untuk analisa Na-benzoat
dalam sampel C-Nom dan untuk analisa kuantitatif diperoleh kadar Na-benzoat sebesar 0,
5940 ppm.
Daftar Pustaka
Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. 2003. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian.Liberty. Yogyakarta.