You are on page 1of 24

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Asuhan Kerawatn pasien diare adalah suatu rangkaian kegiatan prktik keperawatan
yang langsung diberikan kepada pasien diare dengan menggunakan metodologi
proses keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab
keperawatan

Tujuan Sebagai pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur 1. Perawat memanggil pasien


2. Perawat mempersilahkan pasien untuk duduk dengan nyaman
3. Bila tidak bias duduk, perawat mempersilahkan pasien berbaring ditempat
tidur
4. Perawat melaksanakan anamnesa sesuai keluhan pasien seperti perubahan
konsistensi dan frekuensi faces/mual/muntah/mules/haus/lemes/riwayat
dan pola makanan yang dikonsumsi/demam
5. Perawat melaksanakan pengukuran vital sign
6. Perawat mencatat hasil pengkajian di rekam medis
7. Perawat menuliskan diagnose keperawatan
8. Perawat melaksanakan pendidikan kesehatan (Health Education)
9. Perawat mencatat asuhan keperawatan yang telah dilakukan
10. Perawat mempersilahkan pasien untuk menunggu panggilan pemeriksaan

Unit terkait Unit BP-Umum

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
DIARE NON SPESIFIK

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Diare non spesifik adalah buang air besar (BAB) 3 kali sehari yang bukan
disebabkan oleh kuman khusus maupun parasite. Penyebabnya adalah virus,
makanan yang merangsang atau tercemar toksin, gangguan pencernaan
sebagainya.

Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan diare
non spesifik

Kebijakan Prosedur ini digunakan setiap menentukan diagnosis dan penatalaksanaan diare
non spesifik

Referensi

Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesia (keluhan utama, riwayat penyait sekarang,


riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga)
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/yang sesuai
4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang
5. Petugas menegakkan diagnose dan atau differential diagnosis berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fidik dan
pemeriksaan penunjang (jika diperlukan)
6. Petugas menentukan derajad dehidrasi :
Tanpa dehidrasi : jika keadaan umum baik dan sadar, mata normal, air
mata ada, mulut dan lidah basah, tidak ada rasa haus, turgor kembali cepat
Dehidrasi ringan sedang : gelisah, mata cekung, air mata tidak ada, mulut
dan lidah kering, kehausan, ingin minum banyak, turgor kulit kembali
lambat
7. Bila ada indikasi petugas memberikan rujukan ke pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi
8. Petugas memberikan terapi sesuia dengan diagnose yang ditegakkan
9. Petugas menentukan rehidrasi sesuai derajad dehidrasi:
Tanpa dehidrasi (Terapi A)
Pemberian cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit) sebanyak yang
diinginkan sampai diare berhenti.
Setiap habis buang air besar/BAB :
Anak < 1 tahun : 50-100 ml
Anak 1-4 tahun : 100-200 ml
Anak > 5 tahun : 200-300 ml
Dewasa : 300-400 ml

Meneruskan pemberian ASI bagi bayi dan balita yang masih minum ASI

Derajat ringan-sedang (Terapi B)

Oralit diberikan 75 ml/kg BB dalam 3 jam, jika anak muntah, tunggu 5-


10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian lebih lambat (satu sendok
setiap 2-3 menit)

Derajat berat (Terapi C)

Pasien dirujuk

10. Petugas memberikan terapi dengan zink 20 mg selama 10 hari untuk :


Bayi <6 bulan tablet
Umur 6 bulan 5 tahun 1 tablet
11. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya tentang
upaya rehidrasi oral di rumah, tanda-tanda untuk merujuk dan cara
mencegah diare
12. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit
farmasi
13. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnose, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
14. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry
15. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus

Unit terkait Sub Unit BP Umum


Sub Unit Farmasi
Sub Unit Laboratorium

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENGIDENTIFIKASI DERAJAT DEHIDRASI PADA
DIARE

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Pengukuran tingkat dehidrasi pada diare dengan menggunakan format MTBS

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah mengukur tingkat dehidrasi


pada pasien diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Tempat tidur, gelas, sendok, teko
b. Buku catatan (form MTBS)
2. Persiapan pasien
a. Pasien dianjurkan untuk dibaringkan di tempat tidur
3. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
3. Lihat sekitar bola mata pakah terlihat cekung hasil langsung ditulis
pada format MTBS
4. Raba ubun-ubun pasien apakah teraba cekung
5. Lihat aoakah anak terlihat gelisah atau marah
6. berikan air minum apakah pasien minum dengan lahap hasil langsung
ditulis pada format MTBS
7. Ukur turgor dengan cubitan pada daerah abdomen, di sekitar kiri dan
kanan pusar dengan arah vertikal hasil langsung ditulis pada format
MTBS
8. Bereskan alat
9. Ucapkan salam
Unit terkait Perawat pemegang program diare
Puskesmas/ UGD, APOTEK

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh
Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENENTUKAN TERAPI CAIRAN

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Menetukan kebutuhan cairan yang sesuai dengan tingkat dehidrasi

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah menentukan terapi cairan yang
akan diberikan

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat-alat trolly berisi:
a. Bagan terapi A,B,C
b. Rujukan
c. Alat tulis
2. Persiapan pasien
Pasien dianjurkan untuk dibaringkan di tempat tidur
B. Pelaksanaan
1. Pasien di anjurkan berbaring di tempat tidur
2. Beri terapi sesuai tingkat dehidrasi
3. Bila diare tanpa dehidrasi beri terapi sesuai terapi A
4. Bila tingkat dehidrasi ringan/sedang beri terapi sesuai terapi B
5. Bila dehidrasi berat beri terapi sesuai terapi C
6. Untuk terapi C siapkan juga rujukan sebelum di bawa ke RS
7. pastikan saat dirujuk di dampingi oleh dokter ayau perawat
8. Catatan tindakan yang dialkukan
Unit terkait Puskesmas/ UGD, APOTEK

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENENTUKAN TERAPI CAIRAN

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Pengukuran tingkat tanpa dehidrasi pada diare dengan n\menggunakan format
MTBS

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah mengukur tingkat dehidrasi


pada pasien diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Tempat tidur, gelas, sendok, teko
b. Buku catatan (form MTBS)
2. Persiapan pasien
Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
B. Pelaksanaan
1. Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
2. tidak ada tanda-tanda bahaya umum : apakah anak tidak mau menetek,
letargis, ada kejang dan memuntahkan semua yang di berikan, langsung
catat pada format MTBS
3. Sekitar bola mata tidak terlihat cekung hasil langsung di tulis pada format
MTBS
4. Pasien minum dengan tidak lahap hasil langsung di tulis padsa format
MTBS
5. cubitab kulit perut tidak lambat hasil langsung di tulis pada format MTBS
9. Tidak gelisah ataupun marah
Unit terkait Puskesmas/ UGD, APOTEK

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENGIDENTIFIKASI DIARE DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Pengukuran tingkat dehidrasi ringan / sedang pada diare dengan menggunakan
format MTBS

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah mengukur tingkat dehidrasi


ringan / sedang pada pasien diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Tempat tidur, gelas, sendok, teko
b. Buku catatan (form MTBS)
2. Persiapan pasien
Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur

B. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
3. Tidak adanya tanda tanda bahaya umum :apakah anak tidak mau
menetek, letargis, ada kejang & memuntahkansemua yang diberikan,
langsung catat pada format MTBS
4. Terlihat 2 atau lebih tanda tanda dibawah ini:
a. Lihat sekitar bola mata apakah terlihat cekung hasil langsung ditulis
pada format MTBS
b. Lihat apakah anak terlihat gelisah atau marah hasil langsung ditulis
pada format MTBS
c. Berikan air minum apakah pasien minum dengan lahap hasil langsung
ditulis pada format MTBS
d. Cubitan kulit perut lambat (2 detik)
5. Bereskan alat
6. Ucapkan salam
Unit terkait Puskesmas/ UGD, APOTEK

Ni Nyoman Sujoni
Dibuat Oleh Koordinator Diare

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENGIDENTIFIKASI DIARE DEHIDRASI BERAT

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Pengukuran tingkat dehidrasi pada diare dengan menggunakan format MTBS

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah mengukur tingkat dehidrasi


berat pada pasien diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
c. Tempat tidur, gelas, sendok, teko
d. Buku catatan (form MTBS)
2. Persiapan pasien
Pasien dianjurkan untuk berbaring di tempat tidur

B. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Pasien dianjurkan berbaring di tempat tidur
3. Terdapatsalah satu dari tanda-tanda bahaya umum : apakah anak tidak mau
menetek, letargis, ada kejang dan memuntahkan semuanya
4. Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda dibawah ini
a. Lihat sekitar bola mata apa terlihat cekung hasil langsung di tulis pada
format MTBS
b. Lihat apakah anak terlihat gelisah atau marah hasil langsung di tulis pada
format MTBS
c. Berikan air minum apakah pasien minum dengan lahap hasil langsung
di tulis padsa format MTBS
d. Cubitan kulit perut sangat lambat ( lebih dari 2 detik ) hasil langsung di
tulis pada format MTBS
Unit terkait 1. Puskesmas/ UGD
2. Ruang obat

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo

PENANGANAN DIARE DI RUMAH (TERAPI A)

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Menentukan kebutuhan cairan yang sesuai dengan diare tanpa dehidrasi

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah menentukan terapi cairan yang
akan di berikan pada diare tanpa dehidrasi

Kebijakan
Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Oralit
b. Air putih
c. Gelas
d. sendok
B. Pelaksanaan
Jelaskan pada ibu tentang 3 aturan perawatan di rumah

1. Memberikan cairan tambahan


a. Memberikan cairan tambahan yang utama bagi bayi muda adalah ASI
b. Berikan ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
c. Jika anak ASI eksklusif, berikan tambahan oralit ayau air matang
d. Jika tidak memperoleh ASI eksklusif beerikan 1 atau lebih cairan
berikut : Oralit, LGG, cairan makanan
e. Ajari ibu mencampur dan memberikan oralit (beri 6 bungkus)
f. Tunjukan kepada ibu berapa banyak cairan yang harus di berikan :
Sampai umur 1 tahun 50cc sampai 100cc tiap kali berak
Umur 1-5 tahun 100cc-200cc tiap kali berak
Katakan pada ibu meminum sedikit tapi sering dari mangkuk atau
gelas
Jika anak muntah, tunggu 10 menit lalu lanjutkan kembali
Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
2. Lanjutkan pemberian makanan
3. Tentukan kapan harus kembali
4. Rapikan alat
Unit terkait Pemegang program Diare

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
PENANGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN / SEDANG
(TERAPI B)

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Menentukan kebutuhan cairan yang sesuai dengan tingkat dehidrasi ringan / sedang

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah menentukan terapi cairan yang
akan di berikan pada diare ringan/sedang

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Oralit
b. Air putih
c. Gelas
d. sendok
B. Pelaksanaan
1. Memberikan cairan oralit di puskesmas sesuai yang dianjurkan selama
periode 3 jam dengan menentukan jumah oralit yang akan di berikan, jumlah
oralit yang di perlukan (dalam ml) dapat di hitung dengan cara : berat badan
(kg) di kalikan 75
2. Berikan jiak anak menginginkan oralit lebih banyak
3. Untuk anak berumur kurang dari 6 bln yang tidak menetek, berikan juga 100-
200ml air matang selama periode ini
4. Tunjukan kepada ibu cara memberikan larutan oralit
5. Setelah 3 jam :
ulangi penilain derajat dehidrasi
pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
mulailah memberi makan jika anak berusia > 6 bulan
beri ASI selama anak mau, jika kurang dari 6 bulan
Unit terkait Pemegang program Diare

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh
Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MENGIDENTIFIKASI DIARE DEHIDRASI BERAT
(TERAPI C)

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Menentukan kebutuhan cairan yang sesuai dengan tingkat dehidrasi

Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah menentukan terapi cairan yang
akan di berikan

Kebijakan

Pengertian A. Persiapan
Persiapan alat

a. Oralit
b. Air putih
c. Gelas
d. Sendok
e. Abocath
f. Infus set
g. Cairan infus rl
h. Kasa betadin
i. Kapas alkohol
j. Plester
k. Gunting plester
l. Rujukan
m.Alat tulis
n. Ngt
B. Pelaksanaan
1. Berikan segara cairan intra vena jika dapat dilaksanakan :
Jika anak masih bisa minum berikan oralit melalui mulut
Beri 100ml/kg cairan RL
Periksa kembali anak tiap 1-2 jam jika status dehidrasi belum
membaik beri tetesan lebih cepat
Juga tetap beri oralit 5ml/kg/jam segara setelah anak mau minum
biasanya sesudah 3-4 jam (balita), 1-2 jam ( anak)
Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak 3 jam, klasifikasikan
kembali dehidrasi dan pilih terapi yang sesuai ( A,B,C) untuk
melanjukan pengobatan.
2. Jika tidak bisa memberikan cairan intra vena rujuk segara ke fasilitas
pemberian intra vena
jika anak bisa minum, bekali oralit dan tunjukan cara meminumkan
pada anaknya sedikit demi sedikit dalam perjalanan
3. Berikan pipa nasogastrik untuk rehidrasi jika tidak bisa memberikan cairan
intra vena
lakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa nasogasrtoik atau mulut
beri 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120ml/kg)
periksa kembali anak setiap 1-2 jam :
beri cairan lebih lambat, jika anak muntah terus menerus atau
perut semakin kembung
rujuk anak untuk pengobatan intra vena, jika setelah 3 jam
keadaan dehidrasi tidak membaik
periksa kembali anak setelah 6 jam, klasifikasikan kembali dehidrasi,
kemudian tentukan rencana terapi yang sesuai (A,B,C) untuk
melanjutkan pengobatan
4. Rujuk segera jika pemberian
Caiaran intra vena tidak dapat dilakukan
Beri cairan per oral saat merujuk
Dampingi pasien saat merujuk oleh dokter atau perawat
Tujuan Pemegang program Diare, BP UMUM

Kebijakan

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare

Referensi Deddy Papene


Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
PEMANTAUAN REHIDRASI RT PADA KASUS
DIARE ANAK

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Memantau keadaan pasien setelah mendapat pengobatan dari puskesmas dan
mengetahui catatan perkembangan

Tujuan Untuk memastikan tingkat kesembuhan pasien

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Oralit
b. Format care seeking
2. Persiapan pasien
Pasien di anjurkan untuk di baringkan di tempat tidur dan keluarga dalam
posisi yang nyaman

B. Pelaksanaan
1. Beri salam
2. Katakan maksud dan tujuan kunjungan
3. Mulai memantau keadaan pasien sesuai dengan format care seeking diare
4. Cek kembali, kecekungan di sekitar bola mata, apakah ketika minum terlihat
lahap, keadaaan turgor kulit, apakah pasien terlihat gelisah dan mudah marah
5. Motivasi keluarga untuk membawa pasien ke puskesmas bil masih ada tanda-
tanda dehidrasi
6. Beri kembali oralit bila habis
7. Rapihkan alat
8. Ucapkan salam
Unit terkait BP UMUM, APOTEK

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
MEMBERIKAN PENKES DIARE

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda Diare

Tujuan Agar keluarga mengetahui penangan yang cepat bila terjadi tanda-tanda bahaya
Diare

Kebijakan

Referensi

Prosedur A. Persiapan
1. Persiapan alat
a. Format KNI ibu
b. Alat tulis
c. Oralit
d. Air putih
e. Gelas
f. Sendok
2. Persiapan pasien
Pasien di anjurkan untuk merasa nyaman saat PENKES dilakukan

B. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Pasien di anjurkan untuk dalam posisi aman
3. Jelaskan tanda-tanda bahaya umum seperti tidak mau menetek, letargis,
muntah terus menerus
4. Apabila ada tanda-tanda bahaya umum pada pasien, segera bawa pasien ke
tempat praktek terdekat, atau bila memungkinkan bisa di bawa ke puskesmas
5. Apabila diare lebih dari 5 kali sahari, tanpa ada tanda bahaya umum, anjurkan
untuk kunjungan ulang ke puskesmas
6. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan oralit, di tambah air putih, air tajin,
kuah sop, kuah sayur
7. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan dan minuman sesuai dengan usia
pasien
8. Kaji ulang pengetahuan ibu
9. Beri pujian bila ibu bisa menjawab pertanyaan yang di berikan
10. Beri tahu ulang penjelasan yang tidak ibu mengerti
11. Rapihkan ruangan
12. Ucapkan salam
Unit terkait Pemegang program Diare, Pelayanan obat

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DIARE

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Surveilans epidemiologi penyakit diare adalah kegiatan analisis secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit diare agar melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan surveilans


epidemiologi penyakit diare .

Kebijakan

Referensi 1. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.


2. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare, Kemenkes RI, 2011.
Prosedur A. Pengumpulan Data Diare :
Laporan rutin : laporan bulanan dan laporan mingguan (W2), yang diambil
dari register harian penderita diare.
Laporan kejadian luar biasa (KLB) / Wabah, yang dilaporkan dalam periode
24 jam (W1) yang dilanjutkan dengan laporann khusus yang meliputi :
1. Kronologis terjadinya KLB
2. Cara penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
3. Keadaan epidemiologis penderita
4. Hasil penyelidikan yang telah dilakukan
5. Hasil penanggulangan KLB dan RTL
Kriteria KLB Diare (Permenkes RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010) :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 4 Permenkes Nomor 1501/Meneks/Per/X/2010
(konfirmasi kolera) yang sebelumnya tidak ada atau tidak dkenal
pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun
waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali lipat atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam,
hari atau minggu.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan
rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.
6. Angka kematian kasus (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjjukkan kenaikan 50% atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penykit periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
B. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi :
Data-data yang telah dikumpulkan diolah dan ditampilkan dalam bentuk table-
tabel atau grafik, kemudian dianalisis dan diinterpretasi.

C. Penyebarluasan Hasil Interpretasi :


Hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikumpulkan, diumpanbalikkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu : kepada pihak kecamatan dan
desa.

Unit terkait P2 Diare, Sureveilans, Pustu, Polindes.

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo
PELAYANAN DIARE DI PUSKESMAS

SOP No. Dokumen :

No. Revisi :

Tgl. Terbit :

Halaman :

Kepala UPTD
Puskesmas Doloduo

Deddy Papene NIP.


UPTD PUSKESMAS 19641229 198603 1
DOLODUO 015

Pengertian Suatu tata cara untuk memberikan pelayanan diare di puskesmas.


Tujuan Memberikan pelayanan yang cepat, sistematis dan benar.
Kebijakan Puskesmas merupakan tempat rujukan pertama, sebelum dirujuk ke tempat
pelayanan kesehatan lanjutan yaitu rumah sakit.

Referensi
Prosedur 1. Pasien balita yang dating menuju loket pendaftaran.
2. Loket pendaftaran :
Setiap balita yang datang dicatat pada buku register puskesmas
Balita di persilakan menunggu di ruang tunggu.
3. Balita menunggu giliran dipanggil untuk pemeriksaan diruang pelayanan
sesuai dengan urutan kedatangan. Balita di panggil satu persatu
4. Ruang pelayanan :
a. Dokter
Setiap balita tersebut diatas di berikan pelayanan :
Anamnese
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan dehidrasi
Pemeriksaan penyakit
b. Petugas sanitasi dan gizi
Pengukuran berat badan
Pengukuran tinggi/panjang badan
Pengukuran atropometri
5. Pasien (balita) dengan keluhan penyakit mendapat resep obat menuju apotik.
6. Apotik :
Pasien menyerahkan resep ke petugas apotik.
Pasien menunggu giliran dan menerima obat
Pasien menerima obat sesuai yang tertera di resep.
7. Balita yang menderita keluhan penyakit berat, atau gizi buruk, atau diare
dengan dehidrasi berat di rujuk ke rumah sakit.
8. Balita yang menderita keluhan penyakit ringan, diobati penyakitnya.
9. Balita bukan gizi buruk, diberikan tatalaksana balita gizi kurang.
10. Balita diare dengan tingkat dehidrasi ringan, diberikan terapi tatalaksana diare
tipe A.
11. Balita sehat dipersilakan pulang.

Unit terkait P2 Diare, Sureveilans, Pustu, Polindes.

Ni Nyoman Sujoni
Koordinator Diare
Dibuat Oleh

Deddy Papene
Disetujui Oleh Kepala UPTD Puskesmas Doloduo

You might also like