You are on page 1of 12

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH ELIMINASI ALVI

Posted by: Psikologi Keperawatan dan Kesehatan on: Juli 7, 2008

In: keperawatan

Tinggalkan Sebuah Komentar

oleh : Suprianto

PENGKAJIAN

Pengkajian eliminasi alvi meliputi mengumpulkan riwayat keperawatan, melakukan


pemeriksaan fisik pada abdomen, rektum dan anus serta inspeksi feses. Perawat seharusnya
juga mengkaji ulang beberapa data yang didapat dari pemeriksaan diagnostik yang relevan.

Riwayat Keperawatan

Riwayat keperawatan eliminasi fekal membantu perawat menentukan pola defekasi normal
klien. Perawat mendapatkan suatu gambaran feses normal dan beberapa perubahan yang
terjadi dan mengumpulkan informasi tentang beberapa masalah yang pernah terjadi
berhubungan dengan eliminasi, adanya ostomy dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola
eliminasi. Sebagai contoh untuk mengumpulkan riwayat keperawatan, perhatikan Assesment
review sebagai berikut :

Pola defekasi

q Kapan anda biasanya ingin BAB ?

q Apakah kebiasaan tersebut saat ini mengalami perubahan ?

Gambaran feses dan perubahan yang terjadi

q Apakah anda memperhatikan adanya perubahan warna, tekstur (keras, lemah, cair),
permukaan, atau bau feses anda saat ini ?

Masalah eliminasi alvi

q Masalah apa yang anda rasakan sekarang (sejak beberapa hari yang lalu) berkaitan
dengan BAB (konstipasi, diare, kembung, merembes / inkontinensia{tidak tuntas}) ?
q Kapan dan berapa sering hal tersebut terjadi ?

q Menurut anda kira-kira apa penyebabnya (makanan, minuman, latihan, emosi, obat-
obatan, penyakit, operasi) ?

q Usaha apa yang anda lakukan untukmengatasinya dan bagaimana hasilnya ?

Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi

q Menggunakan alat bantu BAB. Apa yang anda lakukan untuk mempertahankan
kebiasaan BAB normal ? Menggunakan bahan-bahan alami seperti makanan / minuman
tertentu atau obat-obatan ?

q Diet. Makanan apa yang anda percaya mempengaruhi BAB ? Makanan apa yang biasa
anda makan ? yang biasa anda hindari, berapa kali anda makan dalam sehari ?

q Cairan. Berapa banyak dan jenis minuman yang anda minum dalam sehari ? (misalnya
6 gelas air, 2 cangkir kopi)

q Aktivitas dan Latihan. Pola aktivitas / latihan harian apa yang biasa dilakukan ?

q Medikasi. Apakah anda minum obat yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan
(misalnya Fe, antibiotik) ?

q Stress. Apakah anda merasakan stress. Apakah dengan ini anda mengira berpengaruh
pada pola BAB (defekasi) anda ? Bagaimana ?

Ada ostomi dan penanganannya

q Apa yang biasa anda lakukan terhadap kolostomy anda ?

q Jika ada masalah, apa yang anda lakukan ?

q Apakah anda memerlukan bantuan perawat untuk menangani kolostomy anda ?


Bagaimana caranya ?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi dikhususkan pada saluran intestinal. Auskultasi dikerjakan sebelum
palpasi, sebab palpasi dapat merubah peristaltik. Pemeriksaan rektum dan anus meliputi
inspeksi dan palpasi.

Inspeksi Feses

Observasi feses klien terhadap warna, konsistensi, bentuk permukaan, jumlah, bau dan
adanya unsur-unsur abdomen. Perhatikan tabel berikut :

KARAKTERISTIK FESES NORMAL DAN ABNORMAL

Karakteristik Normal Abnormal Kemungkinan penyebab

Warna Dewasa : Pekat / putih Adanya pigmen empedu


kecoklatan (obstruksi empedu);
pemeriksaan diagnostik
Bayi : kekuningan
menggunakan barium

Hitam / spt ter. Obat (spt. Fe); PSPA


(lambung, usus halus); diet
tinggi buah merah dan sayur
hijau tua (spt. Bayam)

Merah PSPB (spt. Rektum),


beberapa makanan spt bit.

Pucat Malabsorbsi lemak; diet


tinggi susu dan produk susu
dan rendah daging.

Orange atau hijau Infeksi usus

Konsistensi Berbentuk, lunak, Keras, kering Dehidrasi, penurunan


agak cair / lembek, motilitas usus akibat
basah. kurangnya serat, kurang
latihan, gangguan emosi dan
laksantif abuse.
Diare Peningkatan motilitas usus
(mis. akibat iritasi kolon
oleh bakteri).

Bentuk Silinder (bentuk Mengecil, bentuk Kondisi obstruksi rektum


rektum) dgn 2,5 pensil atau seperti
cm u/ orang dewasa benang

Jumlah Tergantung diet


(100 400 gr/hari)

Bau Aromatik : Tajam, pedas Infeksi, perdarahan


dipenga-ruhi oleh
makanan yang
dimakan dan flora
bakteri.

Unsur pokok Sejumlah kecil Pus Infeksi bakteri


bagian kasar
Mukus Konsidi peradangan
makanan yg tdk
dicerna, potongan Parasit Perdarahan gastrointestinal
bak-teri yang mati,
Darah Malabsorbsi
sel epitel, lemak,
protein, unsur- Lemak dalam Salah makan
unsur kering cairan jumlah besar
pencernaan
Benda asing
(pigmen empedu
dll)

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik saluran gastrointestinal meliputi tehnik visualisasi langsung / tidak


langsung dan pemeriksaan laboratorium terhadap unsur-unsur yang tidak normal.

DIAGNOSA

Label diagnostik masalah eliminasi alvi menurut NANDA meliputi :


- Inkontinensia alvi

- Konstipasi

- Resiko terjadi konstipasi

- Konstipasi yang dirasakan

- Diare

(aplikasi klinis dari diagnosa ini lihat pada pedoman diagnosa NANDA yang meliputi tujuan
dan intervensi)

Masalah eliminasi alvi dapat mempengaruhi banyak area fungsi manusia dan dapat menjadi
etiologi diagnosa NANDA yang lain, seperti :

v Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan

a. Diare berkepanjangan

b. Hilangnya cairan abnormal melalui ostomy

v Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan

a. Diare berkepanjangan

b. Inkontinensia alvi

v Harga diri rendah berhubungan dengan

a. Ostomy

b. Inkontinensia usus

c. Perlunya bantuan untuk toileting

v Defisit pengetahuan tentang bowel training, manajemen ostomy berhubungan dengan


kurangnya pengalaman

v Ansietas berhubungan dengan

a. Hilangnya kontrol eliminasi alvi akibat ostomy

b. Respon lain terhadap ostomy


PERENCANAAN

Tujuan utama klien dengan masalah eliminasi alvi adalah untuk :

- Mempertahankan atau mengembalikan pola eliminasi alvi normal

- Mempertahankan atau mendapatkan kembali konsisteni feses normal

- Mencegah resiko yang berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,


trauma kulit, distensi abdomen dan nyeri.

IMPLEMENTASI

Peningkatan Keteraturan Defekasi

Perawat dapat membantu klien memperbaiki keteraturan defekasi dengan

a. Memberikan privacy kepada klien saat defekasi

b. Mengatur waktu, menyediakan waktu untuk defeksi

c. Memperhatikan nutrisi dan cairan, meliputi diit tinggi serat seperti sayuran, buah-
buahan, nasi; mempertahankan minum 2 3 liter/hari

d. Memberikan latihan / aktivitas rutin kepada klien

e. Positioning

Privacy

Privacy selama defekasi sangat penting untuk kebanyakan orang. Perawat seharusnya
menyediakan waktu sebanyak mungkin seperti kepada klien yang perlu menyendiri untuk
defeksi. Pada beberapa klien yang mengalami kelemahan, perawat mungkin perlu
menyediakan air atau alat kebersihan seperti tissue dan tetap berada dalam jangkauan
pembicaraan dengan klien.

Waktu

Klien seharusnya dianjurkan untuk defeksi ketika merasa ingin defekasi. Untuk menegakkan
keteraturan eliminasi alvi, klien dan perawat dapat berdiskusi ketika terjadi peristaltik normal
dan menyediakan waktu untuk defekasi. Aktivitas lain seperti mandi dan ambulasi
seharusnya tidak menyita waktu untuk defekasi.
Nutrisi dan Cairan

Untuk mengatur defekasi normal diperlukan diet, tergantung jenis feses klien yang terjadi,
frekuensi defekasi dan jenis makanan yang dirasakan klien dapat membantu defekasi normal.

Untuk Konstipasi

Tingkatkan asupan cairan dan instruksikan klien untuk minum cairan hangat dan jus buah,
juga masukkan serat dalam diet.

Untuk Diare

Anjurkan asupan cairan dan makanan lunak. Makan dalam porsi kecil dapat membantu
karena lebih mudah diserap. Minuman terlalu panas / dingin seharusnya dihindari sebab
merangkasang peristaltik. Makanan tinggi serat dan tinggi rempah dapat mencetuskan diare.
Untuk manajemen diare, ajarkan klien sebagai berikut :

- Minum minimal 8 gelas / hari untuk mencegah dehidrasi

- Makan makanan yang mengandung Natrium dan Kalium. Sebagian besar makanan
mengandung Na. Kalium ditemukan dalam daging, beberapa sayuran dan buah seperti tomat,
nanas dan pisang.

- Tingkatkan makanan yang mengandung serat yang mudah larut seperti pisang

- Hindari alkohol dan minuman yang mengandung kafein

- Batasi makanan yang mengandung serat tidak larut seperti buah mentah, sereal

- Batasi makanan berlemak

- Bersihkan dan keringkan daerah perianal sesudah BAB untuk mencegah iritasi

- Jika mungkin hentikan obat yang menyebabkan diare

- Jika diare telah berhenti, hidupkan kembali flora usus normal dengan minum produk-produk
susu fermentasi.

Untuk Flatulensi
Batasi minuman berkarbinat, gunakan sedotan saat minum dan mengunyah gusi; untuk
meningkatkan pencernaan udara. Hindari makanan yang menghasilkan gas, seperti kubis,
buncis, bawang dan bunga kol.

Latihan

Latihan teratur membantu klien mengembangkan pola defekasi normal. Klien dengan
kelemahan otot abdomen dan pelvis (yang mengganggu defekasi normal) mungkin dapat
menguatkannya dengan mengikuti latihan isometrik sebagai berikut :

- Dengan posisi supine, perketat otot sbdomen dengan mengejangkan, menahan selama 10
detik dan kemudian relax. Ulangi 5 10 kali sehari tergantung kekuatan klien.

Positioning

Meskipun posisi jongkong memberikan bantuan terbaik untuk defekasi. Posisi pada toilet
adalah yang terbaik untuk sebagian besar orang. Untuk klien yang mengalami kesulitan untuk
duduk dan bangun dari toilet, maka memerlukan alat bantu BAB seperti commode, bedpad
yang jenis dan bentuknya disesuaikan dengan kondisi klien.

Obat-obatan

Obat-obatan yang termasuk kategori mempengaruhi eliminasi alvi adalah katarsis dan
laxantive, antidiare dan antiflatulensi

Mengurangi flatulensi

Ada banyak cara untuk mengurangi / mengeluarkan flatus, meliputi menghindari makanan
yang menghasilkan gas, latihan, bergerak di tempat tidur dan ambulasi. Gerakan merangsang
peristaltik dan membantu melepaskan flatus dan reabsorbsi gas dalam kapiler intestinal. Satu
metode untuk penanganan flatulensi adalah dengan memasukkan suatu rectal tube. Caranya
adalah sebagai berikut :

1. Gunakan rectal tube ukuran 22 30 F untuk dewasa dan yanglebih kecil untuk anak

2. Tempatkan klien pada posisi miring

3. Berikan lubrikasi untuk mengurangi iritasi


4. Buka anus dan masukkan rectal tube dalam rektum (10 cm). Rectal tube akan merangsang
peristaltik. Jika tidak ada flatus yang keluar, masukkan tube lebih dalam. Jangan menekan
tube jika tidak bisa masuk dengan mudah.

5. Lepaskan tube jangan lebih dari 30 menit untuk menghindari iritasi. Jika terjadi distensi
abdomen, masukkan tube setiap 2 3 jam.

6. Jika tube tidak dapat mengurangi flatus, konsul dengan dokter untuk pemakaian
suppository, enema atau obat-obatan yang lain.

Pemberian Enema

Enema adalah larutan yang dimasukkan dalam rektum dan usus besar. Cara kerja enema
adalah untuk mengembangkan usus dan kadang-kadang mengiritasi mukosa usus,
meningkatkan peristaltik dan membantu mengeluarkan feses dan flatus.

Jenis enema :

1. Cleansing enema / huknah

Cleansing enema dimaksudkan untuk mengeluarkan feses. Tindakan ini utamanya diberikan
untuk :

- Mencegah keluarnya feses saat operasi

- Persiapan pemeriksaan diagnostik tertentu pada usus

- Mengeluarkan feses dari usus saat konstipasi / obstipasi

Cleansing enema menggunakan bermacam-macam larutan sebagai berikut :

Larutan Unsur Tindakan Waktu Efek samping

Hipertonis 90 120 cc Menarik air dari ruang 5 10 Retensi Sodium


(misal Sodium interstisiil ke dalam
phosphate) kolon, merangsang
peristaltik,
menyebabkan defekasi

Hipotonis 500 1000 cc air Distensi abdomen, me- 15 20 Ketidakseimbangan


kran rangsang peristaltik, cairan dan elek-
melunakkan feses trolit, intoksikasi
air

Isotonis 500 1000 cc Distensi abdomen, me- 15 - 20 Kemungkinan


normal saline rangsang peristaltik, retensi Na.
(NaCl 0.9 %) melunakkan feses

Air sabun 500 1000 cc (3 mengiritasi mukosa, 10 15 Iritasi dan merusak


5 cc sabun distensi kolon mukosa
dalam 1000 cc
air)

Minyak 90 120 cc Lubrikasi feses dan 3


mukosa kolon jam

Cleansing enema juga dapat digambarkan tinggi dan rendah. Tinggi jika pembersihan
dimungkinkan mencapai kolon. Klien berubah posisi dari lateral kiri ke dorsal recumbent dan
kemudian lateral kanan selama pemberian enema, dengan posisi kontainer 30 46 cm dari
klien. Rendah jika pembersihan hanya pada rektum dan sigmoid. Posisi klien dipertahankan
lateral kiri selama pemberian enema dengan posisi kontainer tidak lebih dari 30 cm dari klien.

2. Carminative enema

Diberikan utamanya untuk mengeluarkan flatus. Cairan dimasukkan ke dalam rektum


mengeluarkan gas yang menambah distensi pada rektum dan kolon, kemudian merangsang
peristaltik. Untuk dewasa diperlukan cairan 60 80 cc.

3. Retention enema / klisma

Adalah memasukkan minyak atau obat ke dalam rektum dan kolon sigmoid. Cairan
dipertahankan dalam waktu yang relatif lama (misalnya 1 3 jam), untuk melunakkan feses
dan lubrikasi rektum dan anus yang membantu keluarnya feses. Antibiotik enema digunakan
untuk menangani infeksi lokal, antihelmentic enema untuk membunuh cacing parasit,
nutritive enema untuk memberikan cairan dan nutrien pada rektum.

4. Return-flow enema
Kadang-kadang digunakan untuk mengeluarkan flatus. Sekitar 100 200 cc cairan
dimasukkan ke dalam rektuum dan kolon sigmoid yang akan merangsang peristaltik.
Tindakan ini diulangi 4 5 x sampai flatus keluar dan distensi abdomen berkurang.

Pengeluaran Obstipasi secara Digital

Pengeluaran secara digital meliputi penghancuran massa feses secara digital dan
mengeluarkan bagian-bagiannya. Adanya kemungkinan terjadinya trauma pada mukosa
saluran pencernaan, tindakan ini harus diperhatikan dengan matang. Stimulasi rektum juga
merupakan kontraindikasi pada beberapa klien karena dapat menyebabkan respon vagal
berlebihan yang berdampak aritmia jantung. Sebelum penghancuran feses dianjurkan
diberikan klisma glyserin dan dipertahankan selama 30 menit. Setelah prosedur ini perawat
dapat menggunakan berbagai macam intervensi untuk mengeluarkan feses yang tersisa,
seperti dengan cleansing enema atau dengan suppositoria.

Pengeluaran secara manual obstipasi dapat menimbulkan rasa nyeri, perawat dapat
menggunakan 1 2 cc lidokain (xylocain) gel pada sarung tangan yang dimasukkan ke anus.

Program Bowel Training

Pada klien yang mengalami konstipasi kronik, sering terjadi obstipasi / inkontinensia feses,
program bowel training dapat membantu mengatasinya. Program ini didasarkan pada faktor
dalam kontrol klien dan didesain untuk membantu klien mendapatkan kembali defekasi
normal. Program ini berkaitan dengan asupan cairan dan makanan, latihan dan kebiasaan
defekasi. Sebelum mengawali program ini, klien harus memahaminya dan terlibat langsung.
Secara garis besar program ini adalah sebagai berikut :

o Tentukan kebiasaan defekasi klien dan faktor yang membantu dan menghambat defekasi
normal.

o Desain suatu rencana dengan klien yang meliputi :

a. Asupan cairan sekitar 2500 3000 cc/hari

b. Peningkatan diit tinggi serat

c. Asupan air hangat, khususnya sebelum waktu defekasi


d. Peningkatan aktivitas / latihan

o Pertahankan hal-hal berikut secara rutin harian selama 2 3 minggu :

a. Berikan suppository katarsis (seperti dulcolax) 30 menit sebelum waktu defekasi klien
untuk merangsang defekasi.

b. Saat klien merasa ingin defekasi, bantu klien untuk pergi ke toilet / duduk di Commode
atau bedpan. Catat lamanya waktu antara pemberian suppository dan keinginan defekasi.

c. Berikan klien privacy selama defekasi dan batasi waktunya, biasanya cukup 30 40 menit.

d. Ajarkan klien cara-cara meningkatkan tekanan pada kolon, tetapi hindari mengecan
berlebihan, karena dapat mengakibatkan hemorrhoid.

o Berikan umpan balik positif kepada klien yang telah berhasil defekasi. Hindari negatif
feedback jika klien gagal. Banyak klien memerlukan waktu dari minggu sampai bulan untuk
mencapai keberhasilan

EVALUASI

- Apakah asupan cairan dan diet klien sudah tepat ?

- Apakah tingkat aktivitas klien sudah sesuai ?

- Apakah klien dan keluarga memahami instruksi ?

You might also like