You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi tambang mineral yang sangat besar dengan

kualitas produk baik. Potensi ini sangat penting untuk diperhitungkan dalam

waktu yang akan datang. Bahan galian bijih bauksit mempunyai potensi yang

sangat besar di provinsi kalimantan barat dapat menjadi sumber devisa yang besar

bagi negara.

Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya

disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya

adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti

menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan

kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga. Masih rendahnya kemampuan

produksi alat mekanis saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif,

sehingga efesiensi kerja alat menurun yang ditimbulkan oleh adanya waktu

hambatan pada saat jam kerja dan juga amburadulnya sistem penjadwalan yang

dibuat. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diadakan penjadwalan pelayanan

keberangkatan dan kedatangan agar alat muat dan alat angkut dapat bekerja secara

efektif. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka

dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan

menggunakan Metode Antrian.

1
1.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT Aneka Tambang (ANTAM), Tbk adalah pemegang Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Eksplorasi untuk bahan galian bauksit. Lokasi IUP tersebut

secara administratif termasuk dalam Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau,

Provinsi Kalimantan Barat. Batas batas wilayah Kecamatan Tayan Hilir adalah

sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Balai

Selatan : Kecamatan Toba

Barat : Kecamatan Sungai Ambawang

Timur : Kecamatan Meliau

Apabila dilihat dari letak geografisnya Kecamatan Tayan Hilir terletak di

antara 109,9 BT - 110,1 LB dan 0,1 LU 0,1 LS.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Kesampaian

2
PT Aneka Tambang (ANTAM), Tbk dapat ditempuh dengan menggunakan

jalur darat yakni menggunakan kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat

dengan jarak sekitar 120 Km dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2 Jam 24 Menit.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan waktu kerja efektif dari

alat-alat mekanis dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan produksi

alat mekanis dari masing-masing rangkaian kerja yang telah ditetapkan dalam

rangka untuk memenuhi sasaran produksi yang diinginkan.

1.4. Ruang Lingkup Permasalahan

Permasalahan yang terjadi adalah belum efektifnya waktu kerja dari alat

mekanis yang digunakan. Hal ini ditunjukkkan dengan adanya waktu tunggu alat

yang relatif lama dipermukaan kerja penambangan maupun dilokasi peremukan.

Cara pendekatan masalah secara matematis yang dapat memperkirakan

kemungkinan terjadinya antrian atau barisan menunggu baik di penambangan

maupun di lokasi peremukan adalah dengan menggunakan teori antrian.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Teori Antrian

2.1.1. Pengertian umum sistem antrian

Kejadian antrian adalah kejadian yang biasa dijumpai dalam bidang

teknik konstruksi dan teknik pertambangan. Kejadian antrian akan timbul bila

tingkat permintaan untuk memperoleh akan suatu pelayanan melebihi kapasitas

pelayanan yang ada.

Ada dua sistem teori antrian yaitu sistem antrian terbuka dan sistem antrian
tertutup. Disini yang akan dibahas adalah sistem antrian tertutup.
Sistem adalah suatu kesatuan fasilitas pelayanan sejak dari masukkan,
yanitu pelanggan yang akan menggunakan jasa pelayanan, hingga keluar yaitu
pelanggan yang telah memperoleh pelayanan.
2.1.2.Karakteristik dasar model antrian

1. Sumber masukkan

Unit masukkan dari sebuah sistem diperoleh dari beberapa populasi.


Populasi ini bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya. Tidak
terbatas yaitu ketika jumlahnya sangat besar, namun bisa pula terbatas,
yaitu ketika jumlahnya sangat sedikit,mudah didefinisikan, dan setiap
pelanggan yang datang akan mempengaruhi kedatangan pelanggan yang
lain. Populasi pelanggan adalah sumber permintaan pelayanan sistem.
Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu edar antar
kedatangan (interrarrival time), yakni waktu antar kedatangan dan
pelanggan yang berturut-turut pada suatu fasilitas pelayanan. Tingkat
kedatangan itu dapat diketahui secara pasti (deterministic), atau berupa
suatu variabel acak distribusi probabilitasnya telah diketahi.
Sebagai pelanggan yang masuk kedalam sistem akan membentuk sebuah
garis tunggu dan antrian dengan tingkat kedatangan, atau arrival rate

4
tertentu atau random. Berdasarkan keadaan tersebut, maka kedatangan
pelanggan diasumsikan mengikuti distribusi poison. Dalam hal ini,
pelanggan yang telah masuk kedalam sisitem kemudian keluar lagi tidak
diperhitungkan.
2. Sifat-sifat antrian

Hal yang menarik dalam kejadian antrian, apakah para pelanggan yang
masuk kedalam fasilitas datang satu-persatu atau secara berombongan dan
apakah penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) diperkenankan
(Gambar. 1).

GAMBAR. 1
DASAR-DASAR PROSES ANTRIAN

Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak untuk memasuki suatu

fasilitas pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging terjadi apabila

seorang pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan antrian

dan fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalul lama.

5
3. Disiplin Pelayanan

Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani.

Tipe aturan antrian terdiri dari :

a). FIFO (First In First Out)

Aturan yang mendasdar pada yang pertama masuk, pertama keluar atau

pertama datang pertama yang akan dilayani (First come first served).

Aturan ini umum digunakan pada pemindahan tanah.

b). LIFO (Last In First Out)

Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang terakhir

masuk pertama keluar.

c). SIRO (Service In Random Order)

Aturan pelayanan dalam urutan acak

d). PRI (Priority Disciplines)

Aturan pelayanan berdasarkan prioritas.

4. Mekanisme Pelayanan

Berdasarkan mekanisme pelayanannya sistem antrian dapat dibedakan

menjadi :

a). Pelayanan tunggal (single server)

Model antrian yang hanya memiliki satu fasilitas pelayanan. Model ini

merupakan konfigurasi dasar model antrian dan akan menjadi dasar

bagi pembahsan sistem-sistem lainnya.

6
b). Multi pelayanan

i. Sistem antrian dengan pelayanan paralel

Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu dan

disusun secara berjajar, artinya sejumlah pelanggan bisa dilayani

oleh sejumlah fasilitas secara bersaman.

ii. Sistem antrian pelayanan seri

Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu yang

disusun secara berurutan, artinya pelanggan dalam fasilitas

pelayanan akan dilayani secara bertahap.

2.2 Notasi Model Antrian

Terdapat banyak varian yang mungkin dari model antrian. Ciri-diri dari
masing-masing model akan diringkas dalam notasi Kendall.
Notasi Kendall yang asli : (a/b/c) ; yang diperluas : (a/b/c/d/e/f)

Dimana:

a = distribusi kedatangan

b = distribusi keberangkatan atau waktu pelayanan

Untuk a dan b M menunjukkan poisson

Ek menunjukkan erlang

D menunjukkan deterministik

c = banyaknya pelayanan paralel

d = disiplin antri

e = jumlah maksimum pengantri dalam sistem (antri dan dilayani)

f = jumlah sumber kedatangan

7
2.3. Informasi Sistem Antrian

Secara prinsip informasi sistem antrian yang perlu ditarik adalah:

1. Waktu tunggu truck dalam sistem dan dalam antrian

2. Panjang antrian truck, jumlah truck dalam sistem

3. Waktu menganggur alat muat

4. Jumlah alat muat yang menganggur

5. Produktifitas, produksi atas hasil dari suatu operasi.

2.4. Sistem Antrian Putaran

Sistem antrian putaran adalah salah satu sistem antrian tertutup, yang lebih
komplek dari model antrian pelayanan tunggal atau antrian terbuka. Pada operasi
ini terdiri dari tahap-tahap atau tingkat-tingkat yang terbatas dalam sebuah putaran
tertutup. Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 2.
Pelanggan yang selesai dilayani pada tahap i, dengan segera antri untuk
mendapat pelayanan pada tahap i + 1. Dimana i = 1,2,3,.,M, dan M = Jumlah
total tahap.

Tahap 1

Tahap M Tahap 2

Tahap ?

Gambar 2
Tahap-tahap dalam sistem antrian putaran

8
Hasil dari tahap i adalah masukkan untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang
terjadi pada tahap awal akan terulang pada tahap berikutnya. Karena operasi
antrian merupakan sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya terbatas.
Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader,
unit stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap,
yaitu :
1. Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck)
2. Dump truck bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile)
3. Lokasi stockpile (merupakan pelayanan dump truck menumpahkan
muatannya).
4. Dump truck kosong ( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front
penambangan).
Pada model antrian putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan
kedua alat mekanis ini dianggap sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya.
Dimana pada masing-masing tahapnya memiliki aktifitas pelayanan yang
berbeda-beda. Pada Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4 dianggap sebagai tahap
pelayanan sendiri (self service). Disiplin antrian pada model antrian putaran ini
harus benar-benar dilaksanakan guna mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama
dari peralatan mekanis untuk dilayani sehingga sasaran produksi yang diinginkan
dapat tercapai.

2.5. Waktu Edar dan Produksi Alat Muat


Waktu edar untuk alat angkut yang digunakan pada operasi pengangkutan
adalah :
Rata-rata waktu edar = waktu tunggu truck
+ waktu penumpahan truck
+ waktu antri pada loader
+ waktu waktu antri pada lokasi stockpile
+ Waktu pengangkutan truck
+ waktu truck kembali kosong
= Wi

9
Produksi yang dihasilkan untuk periode waktu yang diberikan untuk satu
shift (pengangkutan satu unit truck ketempat penumpahan), dapat dihitung dengan
:
Periode waktu yang tertarik
Produksi = N Kapasitas truck
Waktu edar

Produksi dapat juga dihitung dengan :


Produksi = Periode waktu yang tertarik kapasitas truck
Dimana : N = Jumlah truck
= Tingkat kesibukan loader (%)
= tingkat pelayanan loader, truck/jam

2.6. Penjadwalan Kerja


Hasil akhir dari teori antrian adalah membuat suatu penjadwalan kerja
dari alat angkut, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang
durasi awal kedatangan alat angkut di lokasi penambangan sampai awal
keberangkatan alat angkut dari lokasi stockpile ke lokasi penambangan lagi.
Dengan mengetahui waktu tunggu alat muat atau tingkat pelayanan
rata-rata alat muat (Wq 1 ) dan waktu edar dari alat angkut (C T2 ), maka dapat
dibuat suatu penjadwalan kerja dari alat muat dan alat angkut.
Waktu edar rata-rata alat angkut secara terperinci yaitu :
a. Waktu pemuatan atau waktu pelayanan, menit.
b. Waktu pengangkutan alat angkut,menit.
c. Waktu penumpahan material oleh alat angkut, menit.
d. Waktu kembali kosong ke lokasi penambangan, menit.

10
Penjadwalan juga dibuat berdasarkan pada waktu antara kedatangan alat
angkut dan waktu edar alat muat.
Dengan adanya penjadwalan kerja tersebut diharapkan :
1. Dapat menambah target produksi sesuai dengan sasaran produksi yang
dikehendaki.
2. Dapat meningkatkan effesiensi kerja alat muat dan alat angkut.
3. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya waktu tunggu alat muat dan
waktu antri alat angkut baik pada saat dilayani maupun pada saat
penumpahan.

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang

menunjang, baik yang bersifat sebagai dasar penelitian maupun yang bersifat

sebagai pendukung dan referensi yang berkaitan dengan kualitas dan

pencampuran bauksit.

2. Observasi Lapangan

Maksud dari observasi lapangan adalah dengan melakukan pengamatan

secara langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi

pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Orientasi lapangan dilakukan untuk mengetahui sekilas kondisi lapangan.

3. Data yang diperlukan

a. Data peralatan dalam sistem pemuatan dan pengangkutan

i. Jumlah alat muat dan alat angkut serta spesifikasinya.

ii. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk menufer, waktu tunggu,

waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu

antri.

iii. Produksi alat muat dan alat angkut

iv. Waktu kerja efektif atau efesiensi kerja

v. Jadwal kerja dari peralatan

vi. Pola atau cara pemuatannya

12
b. Data-data pendukung yang meliputi :

i. Data geologi regional dan sejarah geologi

ii. Data litologi, data topografi dan data hidrologi

iii. Peta geologi

iv. Kegiatan penambangan

v. Kondisi jalan angkut dan kondisi front kerja.

c. Data-data lainnya dengan menyesuaikan keadaan dilapangan.

4. Pengolahan Data

Dari hasil pengumpulan data yang telah didapatkan dan data dari hasil survey

di lokasi penambangan akan didapat data-data yang akan disusun secara

sistematis dan bisa digunakan sebagai bahan analisis.

5. Analisis Data

Analisis terhadap berbagai data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif

guna memperoleh kesimpulan sementara yang selanjutnya dapat

dipergunakan untuk analisis lebih lanjut dalam membuat saran.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Achadi Wahyu.(1996), Studi Teori Antrian Terhadap Sistem Kerja Wheel


Loader dan Dump Truck di Quary Clay-3 Dalam Upaya Peningkatan
Produksi 2.400.000 ton Klinker Pertahun P.T. Indocement Tunggal Perkasa
P-9 Palimanan- Cirebon-1996, Perpustakaan Tambang UPN Veteran
Yogyakarta.

2. Carmichael. D.G.(1987), Engineering Queues in Construction and Mining,


Departemen of Civil Engineering Univercity of Westeren Australia.

3. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation


Research, 3rd Edition, Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.

4. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition ,


Macmillan Publishing Co.,Inc.,New York.

5. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation


Research), BPFE, Yogyakarta.

6. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik


Pertambangan, ITB, Bandung.

7. Zanwawi Soejoeti.(1985), Metode Statistik, Penerbit Karunia Jakarta,


Universitas Terbuka.

14

You might also like