You are on page 1of 31

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny O
Janis kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Alamat : Ambit, Waled
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah

II. ANAMNESIS
- Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah

- Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poliklinik kandungan RSUD Waled dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah sejak 5 tahun yang lalu yang hilang
timbul. Nyeri perut bagian bawah dirasakan memberat dan sering timbul
1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan perut bagian bawahnya
membesar. .Keluhan keluar darah dari kemaluan disangkal pasien namun
pasien mengaku sering mengalami nyeri saat menstruasi dan pasien juga
mengeluhkan nyeri saat berhubungan dengan suami. Mual dan muntah
tidak dikeluhkan oleh pasien. Gangguan makan disangkal dan pasien juga
menyangkal riwayat demam maupun penurunan berat badan. BAK dan
BAB tidak ada keluham.

1
- Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengeluhkan keluhan serupa 5 tahun yag lalu yang hilang
timbul. Riwayat kencing manis disangkal. Riwayat Hipertensi disangkal.
Riwayat penyakit benjolan pada payudara disangkal.

- Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien menyangkal ada anggota keluarga yang mengeluh keluhan
serupa.Riwayat kencing manis dan hipertensi dalam keluarga disangkal.
Riwayat anggota keluarga memiliki penyakit keganasan disangkal.

- Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat ke dokter spesialis kandungan 1 tahun
yang lalu namun tidak ditemukan kelainan.

- Riwayat Menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi saat berumur 12 tahun, siklus mestruasi
teratur 1 bulan sekali lamanya menstruasi 7 hari dan disertai nyeri saat
menstruasi, pernah keluar darah diluar siklus menstruasi disangkal.

- Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan menggunakan kb suntik 3 bulan selama 1 tahun dan
berhenti 5 tahun terakhir.

- Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah selama 15 tahun dan merupakan pernikahan
pertamanya.

2
- Riwayat Obstetri
Pasien mengaku hamil 1 kali dan anak sekarang berumur 9 tahun dan
belum pernah mengalami keguguran.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 88x/menit
Frekuensi Napas : 20x/menit
Suhu : 36,8C
d. Status interna
Mata : Conjungtiva palpebra pucat -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Discharge(-), epitaksis (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : JVP 52 , pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks :
Inspeksi: dinding dada simetris (+), ictus cordis terlihat di ICS VI linea
axilaris anterior.
Palpasi: ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior, kuat
angkat (+), fremitus taktil simetris, nyeri tekan (-)
Perkusi: sonor seluruh lapang paru,
batas kiri jantung : ICS VI linea axilaris anterior .
batas kanan : ICS V linea parasternalis dekstra.
batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi:
3
Pulmo : vbs +/=, Rh -/-, wh -/-
Cor : Bj I = II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen :
Inspeksi : Cembung, tidak ada tanda peradangan
Aukultasi : Bising usus (+) 10 kali/menit
Perkusi : timpani seluruh lapang paru, diatas benjolan pekak
Palpasi : Supel, defans muscular (-), tes undulasi (-), teraba
massa ukuran sekitar 6x6 cm di region hipogastric hingga iliaca
sinistra, permukaan licin, dapat digerakan, nyeri tekan (-), konsistensi
kenyal.
Ekstremitas: Akral hangat. Crt< 2 detik, oedem (-)
e. Status Ginekologi
1. Genitalia eksterna
Rambut pubis distribusi merata, perdarahan pervaginam (-), tanda
peradangan (-), benjolan pada vulva(-)
2. Genitalia interna
Benjolan pada vagina (-), pembesaran kelenjar bartholini (-), teraba
massa ukuran sekitar 6 cm x 6 cm , permukaan licin, dapat digerakan,
nyeri tekan (-), konsistensi kenyal.

IV. DIAGNOSA BANDING


- Kista ovarium
- Mioma uteri

4
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : uterus AF ukuran 6,4x3,1, massa hipoecoic 11x9,2

VI. DIAGNOSA KERJA


Kista ovarium

VII. RENCANA TERAPI


- Observasi KU, tanda-tanda vital, dan perdarahan
- Tindakan operatif: kistektomi
- Penatalaksanaan post op
a. IVFD RL 18 tpm
b. Cefotaxim 3x1 gr
c. Metronidazole 3x1 fls
d. Gentamisin 2x80 mg
e. Ketorolac 1 amp/8 jam
f. Kalnex 3x1 gr
g. Alinamin 3x1 amp
h. Pemeriksaan PA

VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,


folikel de graff atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat
pertumbuhan dari epithelium ovarium (Dorland,2002).

Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,
kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan,
tumor ovarium yang dijumpai paling sering ialah kista dermoid, kista coklat
atau kista lutein.Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang halangi masuknya
kepala ke dalam panggul (Wiknjosastro et al, 2009).

Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus,


biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis
berisi cairan serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi
pada indung telur atau ovarium (Mansjoer, 2000)

Jadi, dapat disimpulkan kista ovarium adalah kantong abnormal yang


berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak juga
dapat menyebabkan keganasan.

6
2.2 Anatomi Sistem Reproduksi Perempuan

Organ reproduksi wanita diklasifikasikan menjadi eksternal dan


internal.

1. Organ Genitalia Eksterna

Organ reproduksi eksterna atau pudenda, yang sering disebut sebagai


vulva mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang dimulai
dari mons pubis, labia mayora dan labia minora, klitoris, himen, vestibulum,
meatus uretra dan berbagai kelenjar serta pembuluh darah.

Gambar 1. Organ eksterna wanita ( Winkjosastro et al, 2009)

7
a. Mons Pubis

Mons pubis atau monsveneris adalah bagian yang menonjol berisi lemak
yang terletak di permukaan anterior simfisis pubis.Setelah pubertas, kulit
monsveneris tertutup oleh rambut ikal yang membentuk pola distribusi
tertentu yaitu pada wanita berbentuk segitiga.Mons veneris berfungsi
sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.

b. Labia Mayora

Labia mayora berupa dua buah lipatan bulatan jaringan lemak lanjutan
mons pubis ke arah bawah yang ditutupi kulit dan belakang banyak
mengandung pleksus vena.Panjang labia mayora 7 8 cm dan agak
meruncing pada ujung bawah.Secara embriologis, labia mayora homolog
dengan skrotum pada pria.Labia mayora berfungsi sebagai pelindung
karena kedua bibir ini menutupi lubang vagina sementara bantalan
lemaknya bekerja sebagai bantal.

c. Labia Minora

Labia minora atau nimfe adalah lipatan jaringan tipis dan bila terbuka
terihat lembab dan kemerahan, menyerupai selaput mukosa.Pada labia
minora banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung saraf.

d. Klitoris

Klitoris merupakan organ erektil yang homolog dengan penis dan terletak
dekat ujung superior vulva.Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm, bahkan
dalam keadaan ereksi sekalipun (Verkauf dkk.1992) dan posisinya sangat
terlipat karena tarikan labia minora.

e. Vestibulum

8
Vestibulum adalah daerah berbentuk buah almond yang dibatasi labia
minora sebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai fouschettx,
berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang yaitu orificium uretra
eksternum, introitus vagina, ductus glandula Bartholini kanan dan kiri dan
duktus skene kanan dan kiri, antara fouschettx dan liang vagina disebut
fosa navikularis.

f. Ostium Uretra

Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum,1 sampai
1,5 cm di bawah arkus pubis dan dekat bagian atas liang vagina. Meatus
uretra terletak di dua pertiga bagian bawah uretra terletak tepat di atas
dinding anterior vagina.
g. Ostium vagina dan Himen

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup

lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Himen atau selaput dara adalah lapisan tipis yang menutupi sebagian besar
dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi
dapat keluar. Lubang himen biasanya berbentuk bulan sabit atau sirkular,
namun kadang kala berupa banyak lubang kecil (kribiformis), bercelah
(septata) atau berumbai tidak beraturan (fimbriata).Bentuk serta
konsistensi himen sangat bervariasi terutama terdiri atas jaringan ikat
elastin dan kolagen. Himen imperforata, suatu lesi yang jarang, yang
merupakan keadaan ketika liang vagina tertutup sama sekali dan
mengakibatkan retensi cairan menstruasi.
h. Vagina

Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi

membran dari jenis epitelium bergaris khusus, dialiri banyak pembuluh


darah dan serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum sampai uterus
adalah 7, 5 cm. Bagian ini merupakan penghubung antara introitus vagina
9
dan uterus.Pada puncak vagina menonjol leher rahim yang disebut
porsio.Bentuk vagina sebelah dalam berlipat lipat disebut rugae.Vagina
mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai saluran luar dari uterus yang
dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi, sebagai organ kopulasi wanita
dan sebagai jalan lahir.

i. Perineum

Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum kurang lebih
4 cm. Jaringan utama yang menopang perineum adalah diafragma pelvis
dan urogenital.

2. Organ Genitalia Interna

Organ genitalia interna adalah suatu alat reproduksi yang berada di


dalam tidak dapat dilihat kecuali dengan jalan pembedahan.Organ genitalia
interna terdiri dari uterus, serviks uteri, korpus uteri, ovarium.

10
Gambar. 2. Organ Interna Wanita ( Cunningham, 2004 )

a. Uterus

Uterus atau rahim merupakan organ muskular yang sebagiantertutup


oleh peritoneum atau serosa.Rongga uterus dilapisi endomentrium.Uterus
wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara kandung kemih
di anterior dan rektum di posterior.Bentuk uterus menyerupai buah pir, uterus
terapung di dalam pelvis dengan jaringan dan ligamentum. Panjang uterus
kurang lebih 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm dan berat uterus 50 gram.
Fungsi uterus adalah untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
perkembangan. Uterus terdiri dari :

1) Fundus uteri

Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba fallopi

berinserasi ke uterus.Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana fundus


uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan
perabaan fundus uteri.

2) Korpus uteri

Korpus uteri merupakan bagian uterus yang terbesar pada

kehamilan.Dinding korpus uteri terdiri lapisan serosa, muskular dan


mukosa.Rongga yang terdapat dalam korpus uteri disebut kavum uteri atau
rongga rahim.Korpus uteri berfungsi sebagai tempat janin berkembang.

3) Serviks uteri

Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang

terletak di bawah ismus.Serviks terutama terdiri dari atas jaringan kolagen,

11
ditambah jaringan elastin serta pembuluh darah, namun masih memiliki
serabut otot polos.Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan sekret yang kental dan
lengket dari kanalis servikalis.Jika saluran kelenjar serviks tersumbat dapat
berbentuk kista, retensi berdiameter beberapa milimeter yang disebut sebagai
folikel nabothian.

Secara histologik uterus terdiri dari :

. 1) Miometrium(lapisan otot polos)

. Tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada


waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampai
keukuran normal sebelumnya.

. 2) Endometrium(epitel,kelenjar,jaringan dan pembuluh darah)

. Endometrium merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting


dalam siklus haid. Pada masa kehamilan endometrium akan menebal,
pembuluh darah akan bertambah banyak, hal ini diperlukan untuk
memberikan makan pada janin.

. 3) Lapisan serosa(peritoneum viseral)

. Lapisan serosa terdiri dari ligamentum yang menguatkan uterus, yaitu :

a. Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra, mencegah supaya uterus

tidak turun.

b. Ligamentum sakrouterium sinistra dan dekstra, menahan uterus

supaya tidak banyak bergerak.


c. Ligamentum rotondum sinistra dan dekstra, menahan uterus agar
dalam keadaan antefleksi.
d. Ligamentum infundibulo pelvikum, ligamen yang menahan tuba
falopii.

12
4) Ovarium

Ovarium atau indung telur merupakan organ yang berbentukbuah


almond,. Ukuran ovarium cukup bervariasi, selama masa reproduksi
panjang ovarium 2,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm dan tebal 0,6
sampai 1,5 cm. Berat dari ovarium adalah 5 sampai 6 gram, ovarium
terletak di bagian atas rongga panggul dan bersandar pada lekukan
dangkal dinding lateral pelvis diantara pembuluh darah iliaka eksterna dan
interna yang divergen.

Ovarium melekat pada ligamentum latum melalui


mesovarium.Ligamentum utero-ovarika memanjang dari bagian lateral
dan posterior uterus, tepat di bawah insersi tuba, ke uterus atau kutub
bawah ovarium.Ovarium ditutupi oleh peritoneum dan terdiri dari otot
serta jaringan ikat yang merupakan sambungan dari uterus.Ligamentum
infundibulopelvikum atau ligamentum suspensorium ovarii memanjang
dari bagian atas kutub tuba ke dinding pelvis yang dilewati pembuluh
ovarika dan saraf.

Ovarium terdiri dari dua bagian, korteks dan medulla.Korteks, atau


lapisan luar, dalam lapisan ini terdapat ovum dan folikel de Graaf.Korteks
ovarium berbentuk kumparan yang diantaranya tersebar folikel primodial
dan folikel de Graaf dalam berbagai tahap perkembangan.Bagian paling
terluar dari korteks, yang kusam dan keputih-putihan, dikenal sebagai
tunika albugenia, pada permukaannya terdapat epitel kuboid yaitu epitel
germinal Waldeyer.Medulla, atau bagian tengah dari ovarium, terdiri dari
jaringan ikat longgar yang merupakan kelanjutan dari
mesovarium.Terdapat sejumlah besar arteri dan vena dalam medulla dan
sejumlah kecil serat otot polos yang berkesinambungan dengan yang
berasal dari ligamentum suspensorium.

13
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon yaitu hormon seks steroid (estrogen, progesteron,
dan androgen) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
fungsi wanita normal.Hormon estrogen bertanggung jawab atas
pertumbuhan pola rambut aksila serta pubik dan berperan dalam
mempertahankan kalsium dalam tulang.Progesteron dipengaruhi oleh
estrogen sehingga dapat menimbulkan retensi cairan dalam jaringan, juga
dapat menyebabkan penumpukkan lemak.

5) Tuba fallopii

Tuba fallopii atau saluran ovum yang memiliki panjangyang bervariasi


dari 8 sampai 14 cm dengan diameter 3 sampai 8 mm, bagian terlebar dari
ampula antara 5 sampai 8 mm dan ditutupi oleh peritoneum dan lumennya
dilapisi oleh membranmukosa. Saluran ovum berjalan dari lateral kiri dan
kanan. Tuba fallopii berfungsi untuk menghantarkan ovum dari ovarium
ke uterus dan untuk perjalanan ovum yang telah dibuahi. Tuba fallopii
terdiri dari :
1) Pars Interstisiallis,bagian yang terdapat di dinding uterus.

2) Pars Ismika atau ismus merupakan bagian dari medial yang

sempit seluruhnya.

3) Pars. Ampularis, bagian yang terbentuk saluran leher tempat

konsepsi agak lebar.


4) Infindibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen
dan mempunyai umbai yang disebut fimbria yang berfungsi untuk
menangkap telur dan menyalurkan telur kembali ke
tuba.(Cunningham, 2004)

2.3 Etiologi
14
Etiologi dari kista ovarium belum diketahui secara pasti. Namun,
secara umum dapat digolongkan etiologi terhadap jenis kista yang dialami.
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu sendiri.Kista indung
telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang


nantinya akan menentukan tipe kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,
tipe folikuler merupakan tipe kista yang peling banyak ditemukan.Kista jenis
ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol.Cairan yang mengisi kista dsebagian besar berupa darah yang
keluar akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah ovarium.Pada
beberapa kasus dapat juga diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut
dan gigi yang dinamakan kista dermoid.

Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam


ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka
saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun, pada beberapa
kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang
nantinya akan menjadi kista.

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi folikel stimulation hormon (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -
10 cm (folikel normal berukuran maksimum 2,5 cm); berasal dari folikel
ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat
multipel dan bilateral.Biasanya asimtomatik atau tanpa gejala.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung


telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh

15
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya bersifat bilateral dan berisi cairan bening,


berwarna seperti jerami; biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor
indung telur, serta terapi hormon.

2.4 Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang diduga berperan dalam pembentukan


kista ovarium.(Anurogo, 2009):

a. Pengobatan infertilitas
Pasien yang sedang diobati untuk infertilitas dengan induksi ovulasi
dengan gonadotropin atau bahan lainnya, seperti clomiphene citrate atau
letrozole, dapat membentuk kista ovary sebagai bagian dari ovarian
hyperstimulation syndrome.
b. Tamoxifen
Tamoxifen dapat mengakibatkan kista ovari benigna fungsional yang
biasanya timbul setelah penghentian terapi.
c. Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua
saat kadar hCG tertinggi.
d. Hypothyroidism
Karena kemiripan antara subunit alpha thyroid-stimulating hormone
(TSH) dan hCG, hipotirodisme dapat menstimulasi pertumbuhan kista
16
ovarii.
e. Gonadotropin maternal
Efek transplasental dari gonadotropin maternal dapat menyebabkan
pembentukan dari kista ovarii neonatal dan fetal.
f. Merokok
Risiko kista ovarii fungsional meningkat dengan merokok; resiko dari
merokok mungkin meningkat lebih jauh dengan penurunan indeks massa
tubuh (IMT)
g. Ligasi tuba
kista fungsional telah dihubungkan dengan sterilisasi ligasi tuba

2.5 Manifestasi Klinis

Kebanyakan tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan


tanda.Sebagian besar gejala dan tanda yang ditemukan adalah akibat
pertumbuhan, aktivitas hormonal atau komplikasi tumor tersebut.Gejala dan
tanda tersebut berupa benjolan di perut, mungkin ada keluhan rasa berat,
gangguan atau kesulitan defekasi karena desakan, udem tungkai karena
tekanan pada pembuluh balik atau limfa dan rasa sesak karena desakan
diafragma ke kranial.Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan
sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar (Sastrawinata et al,2004) :

a. Perasaan sebah
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
c. Makan sedikit terasa cepat kenyang
d. Sering kembung
e. Nyeri senggama
f. Nafsu makan menurun

17
g. Rasa penuh pada perut bagian bawah

h. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga

tekanan pada dubur


i. Gangguan menstruasi.

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor

itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa

yang dapat menyebabkan hipermenorrea.


j. Akibat Pertumbuhan

Dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan

perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya


tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak
seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat
menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang
kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang hanya
menimbulkan rasa berat pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan
oedema pada tungkai dapat terjadi. Dapat timbul komplikasi berupa asites,
atau gejala sindrom perut akut, akibatnya putaran tungkai tumor atau
gangguan peredaran darah karena penyebab lain ( Sjamjuhidajat, 2004 ).

2.6 Klasifikasi

Kista ovarium dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium


nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka pembagiannya
adalah sebagai berikut:

1. Tumor Nonneoplastik

Tumor nonneoplastik jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon


progesteron dan estrogen.
a. Tumor akibat radang
18
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial dan kista

tuboovarial.

b. Tumor lain

1) Kista Folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel atau dari beberapa
folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen
tidak mengalami proses atresia yang lazim melainkan menjadi
membesar menjadi kista. Kista ini berasal dari folikel yang
menjadi besar semasa proses atresia folikuli. Setiap bulan sejumlah
besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul
dengan degenerasi dari epitel follikel.Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil.Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan
cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang
dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.Biasanya besarnya tidak
melebihi sebuah jeruk.Sering terjadi pada pubertas, climacterium,
dan sesudah salpingektomi.

2) Kista Korpus Luteum

Kista ini terjadi akibat perdarahan yang sering terjadi didalam


korpus luteum, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena
darah tua.

3) Kista Lutein

Kista ini biasanya bilateral dan menjadi membesar sebesar


tinju.Tumbuhnya kista ini adalah akibat dari pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan.Kista ini dapat terjadi pada
kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma.Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada
19
masa vaskularisasi.Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya,
terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan
berwarna kekuning-kuningan.Secara perlahan-lahan terjadi
resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tersisa cairan
yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista korpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam
dalam jaringan-jaringan perut.
4) Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian bagian kecil
dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.

5) Kista Endometrium

Belum diketahui penyebabnya dan tidak ada hubungannya dengan


endometroid.

6) Kista Stein-Laventhal

Kista ini dikenal sebagai sindrom Stein-Laventhal dan kiranya


disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal.Biasanya kedua
ovarium membesar dan bersifat polikistik, permukaan rata,
berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan
mikroskopis akan tampak tunika yang tebal dan fibrotik.
Dibawahnya tampak folikel dalam bermacam-macam stadium,
tetapi tidak ditemukan corpus luteum.Secara klinis memberikan
gejala yang disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu yang terdiri
dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan
oligomenorrhoe.Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan
hyperplasi dari tunica interna yang menghasilkan zat
androgenik.Kelainan ini merupakan penyakit herediter yang
autosomal dominan.

20
2. Tumor Neoplastik Jinak

Tumor neoplastik jinak terdiri dari :


a. Tumor Kistik

1) Kistoma ovarii simpleks

Kistoma ovarii simpleks diduga kista ini adalah suatu jenis


kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.Kista ini mempunyai
permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral,
dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis dan cairan di dalam
kista jernih, serus, dan berwarna kuning.Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik.Berhubung dengan adanya tangkai, dapat
terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak.Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma
serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan
tekanan cairan dalam kista.

2) Kistadenoma Ovarii Musinosum

Asal kista ini belum pasti, menurut Mayer, mungkin kista ini
berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen lainnya. Ada penulis yang
berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum,
sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner.

3) Kistadenoma Ovarii Serosum

Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium


(germinal ephitelium).Kista jenis ini tak mencapai ukuran yang
amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum.
Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berrbagala
karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun
21
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan.Ciri khas
kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista
sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.Isi kista
cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran
darah.Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya
penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

4) Kista endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding


dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium.Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam
tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

5) Kista dermoid

Kista dermoid suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-


struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel
kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih
kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada
elemen elemen endoderm dan mesoderm. Bahan yang terdapat
dalam rongga kista ini ialah produk dari kelenjar sebasea berupa
massa lembek seperti lemak bercampur dengan rambut

2.7 Patofisiologi

Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor


ovarium yang kecil.Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat dari
pertumbuhan, aktivitas endokrin dan kompikasi tumor tumor tersebut.
(Helm, 2008)

1. Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan


pembenjolan perut.Tekanan terhadap alatalat disekitarnya disebabkan
22
oleh besarnya tumor atau posisisnya dalam perut.Apabila tumor mendesak
kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu
kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang
kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat juga
mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika

tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.


3. Akibat komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur-angsur


menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi dalam
jumlah yang banyak akan menimbulkan nyeri di perut.

b. Putaran tangkai

Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau


lebih.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan
ini menimbulkan rasa sakit.

c. Infeksi pada tumor

Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman patogen.Kista dermoid


cenderung mengalami peradangan disusul pernanahan.

d. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada
saat persetubuhan. Jika, robekan kista disertai hemoragi yang timbul
secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam
23
rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai
tanda tanda abdomen akut.

e. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis


yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan.Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan, adanya anak sebar (metastasis)

memperkuat diagnosa keganasan. (Wiknjosastro, 2005).

2.8 Diagnosis

a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien.Banyak


tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium
yang kecil.Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut.Rasa sakit
atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan
bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa
penuh di perut.Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan
terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih
menjadi sering. (DeChemey et al,1994)

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus


terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering.Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam.Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak.Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan
hormon.Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal
dapat terjadi.Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.

24
Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,
inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne.Pada keganasan, dapat
ditemukan penurunan berat badan yang drastis.

b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen.Walau pada
wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal
ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause.Perabaan
menjadi sulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile,
permukaan massa umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong
pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul
pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau
endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium.Cancer
antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran
sel ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari
35 U/ml adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien
dengan karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan
meningkat pada kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.
b. Laparoskopi
Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-
sifat tumor.
c. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam
rongga perut yang bebas dan tidak.USG adalah alat diagnostik
imaging yang utama untuk kista ovarium.Kista simpleks bentuknya
unilokular, dindingnya tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak

25
terdapat internal echo.Biasanya jenis kista seperti ini tidak ganas, dan
merupakan kista fungsioal, kista luteal atau mungkln juga kistadenoma
serosa atau kista inklusi.
Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke
dalam lumen.Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga
kista neoplasma benigna.USG sulit membedakan kista ovarium
dengan hidrosalfing, paraovarian dan kista tuba.USG endovaginal
dapat memberikan pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur
pelvis.Pemeriksaana ini tidak memerlukan kandung kemih yang
penuh. USG transabdominal lebih baik dari endovaginal untuk
mengevaluasi massa yang besar dan organ intrabdomen lain, seperti
ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung kemih yang penuh.
d. MRI
MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan,
dapat memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI
ini biasanya tidak diperlukan
e. CT Scan
Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan
kurang baik bila dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai
untukmengidentifikasi organ intraabdomen dan retroperitoneum dalam
kasus keganasan ovarium.
f. Foto Rontgen
Menentukan adanya hidrotoraks.Pada kista dermoid kadang dapat
terlihat gigi.
g. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.
h. Tes kehamilan
Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal berikut

26
yaitu pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan diatas

disertai pada pemeriksaan fisik :

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm

2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau

mengisi kavum douglasi

3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

2.9 Komplikasi

Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur-


angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik
yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat
dan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan


melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum
parietale.Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula
akibat trauma yaitu jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya
mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat robekan akan segera berkurang.
Namun bila terjadi hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat
berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa
nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen,
seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan keganasan
dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum,
kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma Meigs
ditemukan pada 40% dari kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium disertai
asites dan hidrotoraks.

27
2.10 Penatalaksanaan

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan


operasi dan tumor non neoplastik tidak.Tumor non neoplastik biasanya
besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas


adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor.Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi
perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan
tuba.Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi
anatomi untuk diperikasa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan


terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista yang
berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman
untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan
USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista berukuran kurang
dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang


lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks.Laparoskopi digunaknan pada
pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan
keluhan.Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan
dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan
laparaskopi.Eksisi kista dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien
yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa
mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita


postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari
28
35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko
menyebabkan karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan ahli
endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom
ovarium polikistik.Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan untuk
kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml dan pada
pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan


pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.Untuk
tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.Prosedurnya
adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-ooforektomi, dan
appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya saja
(ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya
ia masih muda, belum menpunyai anak, derajat keganasan tumor rendah
seperti pada fow potential malignancy (borderline).

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,
disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat
sitostatika seperti agents alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan
antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah
penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan
sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali. (Moeloek et al, 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Anurogo D. 2009.Kista ovarium.Available from http://www.netsains.com. (accessed


on 15 Juni 2013)

29
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD.

Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2.Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7. 2.

DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and
Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange; 1994. p. 744-51.

Dorland N. Dalam: Hartanto H, Koesoemawati H, Salim IN, dkk (eds). Kamus


Kedokteran Dorland, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002.

Helm, CW. Ovarian Cyst.19 maret 2008. (Available at

:http://.emedicine.com/med/topic1699.htm, accessed on 15 Juni 2013)

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium

Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta :Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik Obstetri


dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia; 2006.

p.130-1 6. Ovarian Cyst. 6 April 2008. (Available at

http://en.wikipedia.org/wiki/Ovarian_cyst, accessed on 15 Juni 2013)

Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri


Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. Ilmu Kandungan.Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009. p. 346-65.

30
31

You might also like