You are on page 1of 39

MAKALAH

PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL


DIFUSIVITAS INTEGRAL
(D-3)

DISUSUN OLEH
APRIN PRATAMA LUBIS 121150072
FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL
(D-3)

DISUSUN OLEH
APRIN PRATAMA LUBIS 121150072
FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100

Yogyakarta, Juni 2017


Disetujui Oleh
Asisten Pembimbing

Ir. Endang S., M.T.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
Praktikum Pemisahan Difusional dengan judul Difusivitas Integral dengan lancar
tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat
Praktikum Pemisahan Difusional.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Danang Jaya, M.T. selaku kepala laboratorium.
2. Ir. Endang S., M.T. selaku asisten pembimbing.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan.
4. Rekan-rekan sesama praktikan atas kerja samanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sebagai evaluasi untuk kegiatan mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umum.

Yogyakarta, Juni 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR LAMBANG ......................................................................................... vii
INTISARI............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
I.2 Tujuan Percobaan ......................................................................................1
I.3 Tinjauan Pustaka .......................................................................................1
I.4 Hipotesis ....................................................................................................6
BAB II PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1 Alat dan Bahan .........................................................................................7
II.2 Rangkaian Alat .........................................................................................8
II.3 Cara Kerja ................................................................................................8
II.4 Bagan Alir ................................................................................................9
II.5 Analisis Perhitungan ..............................................................................11
BAB III PEMBAHASAN
III.1 Hasil Percobaan ....................................................................................14
III.2 Pembahasan ..........................................................................................16
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan ...........................................................................................19
IV.2 Kritik dan Saran ....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................20
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Transfer massa........................................................................................3


Gambar 2. Rangkaian alat difusivitas integral .........................................................8
Gambar 3. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X1 ........................17
Gambar 4. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X2 ........................18
Gambar 5. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X1 ........................30
Gambar 6. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X2 ........................31

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data percobaan volume pipa kapiler ........................................................14


Tabel 2. Data percobaan volume asam standar dan normalitas NaOH ..................14
Tabel 3. Data standarisasi asam oksalat X1 sebelum difusi ...................................15
Tabel 4. Data standarisasi asam oksalat X2 sebelum difusi ...................................15
Tabel 5. Hasil perhitungan volume NaOH sebelum dan setelah difusi X1 ............15
Tabel 6. Hasil perhitungan volume NaOH sebelum dan setelah difusi X2 ............16
Tabel 7. Data hasil pengamatan berat aquadest dengan volume pipa kapiler ........21
Tabel 8. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas NaOH ...........22
Tabel 9. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas H2C2O4 .........23
Tabel 10. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas H2C2O4 .......24
Tabel 11. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas X1 ...............25
Tabel 12. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas X2 ...............25
Tabel 13. Persentase asam oksalat (X1) .................................................................26
Tabel 14. Persentase asam oksalat (X2) .................................................................26

Tabel 15. Hubungan 2 log(100 ) dan log (2 ) pada asam oksalat X1 ............27

Tabel 16. Hubungan 2 log(100 ) dan log (2 )pada asam oksalat X2.............28

Tabel 17. Persen kesalahan asam oksalat X1 .........................................................30


Tabel 18. Persen kesalahan asam oksalat X2 .........................................................31

vi
DAFTAR LAMBANG

C = Konsentrasi (mol/L)
DAB = Difusivitas massa komponen A melalui B (cm2/menit)
dCA/dx = Gradien konsentrasi A dalam arah X (g/cm2)
E = Persen Asam Oklasat dalam pipa kapiler (%)
JAX = Fluks molar A dalam arah X (g/cm2. detik)
L = Panjang pipa kapiler (cm)
N = Normalitas (N)
t = Waktu (detik)
V = Volume cairan (ml)

vii
INTISARI

Salah satu bentuk transfer massa adalah difusi, dengan mekanisme


kecepatannya dipengaruhi oleh gaya dorong (driving force) yang disebabkan oleh
gradien suhu, konsentrasi, tekanan dan kecepatan aliran.
Harga koefisien difusivitas campuran biner asam oksalat air dengan
variabel konsentrasi dan waktu. Asam oksalat dengan konsentrasi tertentu
dimasukkan ke dalam pipa kapiler, kemudian pipa kapiler dimasukkan ke dalam
bak air dan dialiri air. Pada selang waktu 5 menit pipa kapiler tersebut diambil
dan konsentrasi asam oksalat yang tersisa dianalisa dengan cara titrasi
menggunakan NaOH yang telah distandarisasi untuk mengetahui konsentrasi asam
oksalat setelah difusi.
Dari percobaan yang dilakukan pada asam oksalat X1 diperoleh harga
koefisien difusivitas 0,06324 cm2/menit dengan persamaan garis y = 0,27 x + 3,9
dengan persen kesalahan rata-rata sebesar 0,11 %. Sedangkan, pada asam oksalat
X2 diperoleh harga koefisien difusivitas 0,01412 cm2/menit dengan persamaan
garis y = 0,03 x + 2,7 dengan persen kesalahan rata-rata 0,252 %. Dari percobaan
ini didapat kesimpulan bahwa semakin lama waktu difusi maka semakin kecil
konsentrasi asam oksalatnya, karena semakin banyak asam oksalat yang terdifusi
kedalam air.

Kata kunci : driving force, difusivitas, difusi, koefisien, variabel.

viii
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Transfer massa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari hari, di dalam ilmu
pengetahuan dan teknik. Contohnya yaitu, asap dari cerobong asap mengepul ke
udara sekeliling dengan jalan difusi. Sama halnya dengan gula yang dimasukkan ke
dalam air teh akan melarut dan menyebar di dalam air teh dengan jalan difusi.
(Hardjono, 1989)
Dengan mengetahui difusivitas (koefisien difusi) suatu zat, maka akan dapat
mengetahui kemampuan penyebaran massa zat tersebut ke dalam fase yang lain
atau dalam suatu fase. Semakin besar harga difusivitas suatu zat maka dapat
dikatakan zat tersebut mempunyai kemampuan transfer massa yang besar pula.
Dalam industri kimia, koefisien difusi berperan dalam perhitungan waktu proses,
yang selanjutnya digunakan dalam perancangan kapasitas alat.(Hardjono, 1989)

I.2 Tujuan Percobaan


Menentukan koefisien difusivitas integral (DAB) yang merupakan
perbandingan luas dengan waktu dalam satuan cm2/menit dari larutan asam oksalat
yang berbeda.

I.3 Tinjauan Pustaka


Difusi adalah salah satu bentuk transfer massa yang disebabkan oleh adanya
gaya dorong (driving force) yang timbul karena gerakan-gerakan molekul atau
elemen fluida. Difusivitas cairan tergantung pada sifat sifat komponen,
temperatur serta konsentrasi dari cairan tersebut tetapi, dalam pelaksanaan
percobaan ini faktor temperatur diabaikan karena perbedaan temperatur yang kecil
akan menyebabkan perbedaan densitas yang kecil, sehingga menyebabkan massa
tidak berubah. (Hardjono, 1989)

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
1
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Transfer massa berlangsung secara difusi antara dua fase atau lebih,
kebanyakan dalam operasi pemisahan konstituen dari campuran terdapat dua fase
yang saling bersinggungan yang dinamakan sebagai kontak fase.
Dinamika sistem sangat berpengaruh terhadap kecepatan transfer massa.
Sehingga dalam transfer massa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Difusi molekuler yaitu transfer massa yang disebabkan oleh gerakan
molekul secara acak dalam fluida yang diam atau bergerak secara
laminer. Difusi molekuler juga merupakan difusi yang berhubungan
dengan gerakan molekul-molekul melalui sesuatu zat yang disebabkan
oleh tenaga panasnya. Kecepatan rata-rata molekul tergantung pada
suhunya. Molekul bergerak melalui lintasan zig-zag, sehingga kecepatan
difusinya, yaitu jarak bersih yang ditempuh dalam satu arah, hanya
merupakan bagian kecil dari panjang lintasan yang sesungguhnya.
Sehingga difusi molekuler berjalan dengan sangat lambat.
b. Difusi olakan yaitu transfer massa yang terjadi apabila ada suatu fluida
yang mengalir melalui sebuah permukaan dengan aliran turbulen, atau
transfer massa yang dibantu oleh dinamika aliran.
Jika ditinjau, sebuah gas yang mengalir secara turbulen melalui sebuah
permukaan dalam keadaan tetap, dan pada saat yang sama dalam aliran tersebut
terjadi difusi equimolar arus berlawanan. Komponen A mendifusi dari permukaan
dinding ke badan utama gas, sedangkan komponen B mendifusi dari badan utama
gas ke permukaan dinding. (Hardjono, 1989)
Dalam mengamati aliran laminer dalam percobaan, prinsip prinsip yang
harus kita ketahui adalah partikel partikel fluida mengalir secara teratur dan
sejajar dengan sumbu tabung, hal ini dapat dilihat dari besarnya bilangan Reynold
( Re ) pada aliran fluida tersebut. Sedangkan sifat aliran turbulen partikel partikel
tidak lagi mengalir secara teratur ( Re > 2000 ). (Brown, 1950)
Difusivitas adalah suatu faktor perbandingan yaitu, difusivitas massa atau
komponen yang mendifusi melalui komponen pendifusi. Zat yang terlarut akan
mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya
rendah. Kecenderungan zat untuk mendifusi dinyatakan dengan koefisien difusi.

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
2
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Koefisien difusi merupakan sifat spesifik sistem yang tergantung pada suhu,
tekanan dan komposisi sistem. DAB adalah koefisien difusi untuk komponen A yang
mendifusi melalui B. Dari hubungan dasar difusi molekuler yaitu fluks molar relatif
terhadap kecepatan rata-rata molar JA. Yang pertama kali ditemukan oleh Fick
untuk sistem isotermal dan isobarik.
Yang dimaksud dengan fluks sendiri adalah banyaknya suatu komponen, baik
dalam satuan massa atau mol, yang melintasi satu satuan luas permukaan dalam
satu satuan waktu. Fluks dapat ditetapkan berdasarkan suatu koordinat yang tetap
di dalam suatu ruangan, suatu koordinat yang bergerak dengan kecepatan rata-rata
massa, atau suatu koordinat yang bergerak dengan kecepatan rata-rata molar.
Koefisien difusi dapat dijumpai pada persamaan hukum Fick :
dC A ......... (1)
JAx= -DAB
dx
dimana :
JAx : Fluks molar A dalam arah X ( g/cm2.detik )
DAB : Difusivitas massa A melalui B ( cm2/menit )
dCA
: Gradien konsentrasi ( mol/cm4)
dx
Tanda negatif menunjukkan bahwa difusi terjadi dengan arah yang sejalan
dengan penurunan konsentrasi.

JAxx JAxx+x

x x+
x=0 x x=L

Gambar 1. Transfer massa

Neraca Massa :
Massa Masuk Massa Keluar Massa Yang Bereaksi = Massa Akumulasi.
dC dC dC
DAB A A DAB A A 0 A x A
dx x dx x x dx
.......................(2)

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
3
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Persamaan ( 2 ) dibagi dengan A dx, maka :


d dCA dCA
DAB
dx dx dx .........................................................................(3)

d 2C A dCA
DAB
dx2 dx .........................................................................(4)
d 2C A 1 dCA
2

dx DAB dx .........................................................................(5)

Bila dalam percobaan digunakan asam oksalat. Konsentrasi asam oksalat


mula mula dalam pipa kapiler adalah CAo pada :
x =x
t =0
CA = CAo
Konsentrasi asam oksalat dalam pipa kapiler pada waktu t = ~ :
x =x
t =~
CA =0
Pada ujung pipa kapiler yang tertutup tidak ada transfer massa :
x =0
t =t
dCA
=0
dx
Konsentrasi asam oksalat pada ujung kapiler pada setiap saat :
x =L
t =t
CA = CA
Penyelesaian persamaan differensial dari persamaan ( 3 ) adalah :

4 (1) n ( 2n L ) (2n 1) 2 2 DAB t


CA
cos exp

n 1 (2n 1) ( 2 L ) 4 L 2
...............(6)

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
4
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

dimana :
CA = Konsentrasi asam oksalat (mol/L)
DAB = Difusivitas asam oksalat (cm2/menit)
t = Waktu difusi (menit)
L = Panjang pipa (cm)

Menghitung asam oksalat setelah difusi :


N = CA . V
dN = CA . dV + V . dCA ; CA = tetap
dN = CA . A . dx
N = CA . A . dx
Jumlah asam oksalat mula mula dalam pipa kapiler adalah :
No = CAo . A . L ....................................................................................(7)

Persentase asam oksalat setelah difusi dalam pipa kapiler adalah :


N
E= 100% ...............................................................................(8)
N0
L
A C A dx
E= 0
100% .......................................................................(9)
C Ao A L
L
CA
E= C
0 Ao L
dx 100% ....................................................................(10)

Persamaan ( 4 ) disubstitusikan ke persamaan ( 5 ), sehingga diperoleh :


800 1 (2n 1) 2 2 DAB t
E= 2 exp
n 2 (2n 1) 2 4 L 2
..........................(11)

Untuk DAB yang tetap dan DAB , t/L2 kecil, maka persamaan ( 6 ) dapat
didekati dengan :

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
5
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

D t
E = 100 200 AB
2 ..............................................................(12)
L

D t
100 E = 200 AB
2
L
.............................................................(13)
1 t
log ( 100 E ) = log ( 200 D AB.. ) + 2 Log ( L2 )
........................(14)
t
2 log ( 100 E ) = 2 log ( 200 D AB.. ) + Log ( L2 )
......................(15)
t
Sehingga persamaan dapat dibuat grafik hubungan antara Log ( ) terhadap
L2
Log ( 100-E ) dan juga persamaan diatas dapat diselesaikan dengan metode Least
Square, dengan persamaan pendekatan secara garis lurus sebagai berikut :
y=a+bx .......................................................(16)
dimana :
y = 2 log ( 100 E )

a = 2 log ( 200 D . )
AB

t
x = Log ( )
L2
b = tan = gradien = 1
dengan :
E = Perbandingan asam oksalat yang tertinggal
t = Waktu (menit)
L = Panjang pipa kapiler (cm)
DAB = Koefisien difusi (cm2/menit)

I.4 Hipotesis
Nilai DAB dipengaruhi oleh waktu dan konsentrasi, semakin besar konsentrasi
asam oksalat semakin besar pula DAB nya, semakin lama waktu difusi maka akan
semakin banyak asam oksalat yang terdifusi oleh air.

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
6
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan


II.1.1 Alat
a. Alat suntik
b. Buret
c. Erlenmeyer
d. Corong
e. Stopwatch
f. Penggaris
g. Termometer
h. Timbangan
i. Pipa kapiler

II.1.2 Bahan
a. Air
b. Larutas Asam Oksalat (H2C2O4)
c. Aquadest
d. Larutan NaOH
e. Larutas Asam Standar
f. Indikator PP

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
7
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

II.2 Rangkaian Alat

Gambar 2. Rangkaian alat difusivitas integral

Keterangan Gambar:
1. Bak penampung air
2. Kran pengatur aliran
3. Pipa kapiler
4. Bak difusi
5. Outlet

II.3 Cara Kerja


Untuk mengetahui volume pipa kapiler pertama-tama pipa kosong ditimbang,
kemudian pipa kosong tersebut diisi oleh aquadest kemudian ditimbang. Panjang
pipa diukur menggunakan mistar, lalu suhu aquadest diukur untuk mencari densitas
pada suhu tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan standarisasi NaOH dengan cara asam standar
diambil 10 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah dengan indikator
PP 2 tetes lalu dititrasi dengan NaOH. Kemudian volume NaOH yang digunakan
untuk titrasi dicatat, lakukan percobaan sebanyak 3 kali. Standarisasi asam oksalat
(X1) langkah pertama larutan asam oksalat (X1) diambil sebanyak 10 ml kemudian
ditambahkan indikator PP dan dititrasi dengan NaOH. Kemudian volume NaOH
yang digunakan untuk titrasi dicatat dan volume NaOH yang digunakan tersebut

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
8
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

sebagai volume NaOH sebelum difusi. Hal yang sama dilakukan untuk asam
oksalat (X2).
Selanjutnya percobaan difusi, mula-mula pipa kapiler diisi dengan asam
oksalat dan diusahakan agar tidak ada gelembung udara di pipa kapiler, lalu pipa
kapiler disusun dalam bak air dengan diurutkan posisinya dari posisi tinggi ke
rendah, lalu air dialirkan dan alirannya diatur agar laminer. Pada saat permukaan
air sejajar dengan pipa kapiler paling tinggi, waktu dicatat sebagai t=0. Kemudian
pipa kapiler diambil setiap selang waktu 5 menit secara berurutan. Selanjutnya
asam oksalat yang terdapat pada pipa kapiler diambil dengan jarum suntik dan
dimasukkan ke dalam labu takar kemudian ditambah aquadest hingga volume 10
ml, lalu larutan dipindah ke erlenmeyer. Kemudian tambahkan indikator PP dan
dititrasi dengan NaOH. Percobaan diulang untuk asam oksalat (X2).

II.4 Bagan Alir


a. Menentukan volume pipa kapiler
Menimbang berat pipa kapiler kosong

Menimbang berat pipa yang diisi dengan aquadest, sehingga diperoleh berat
aquadest

Mengukur panjang pipa

Mengukur suhu aquadest

Mencari densitas aquadest berdasarkan suhu yang telah diukur

Menghitung volume pipa

Setelah menghitung volume pipa, dilanjutkan dengan mengukur tinggi


masing-masing pipa kapiler

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
9
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

b. Standarisasi larutan NaOH


Mengambil asam standar 10 ml larutan

Memasukkan asam standar ke dalam erlenmeyer dan menambahkannya


dengan indikator PP

Menitrasi larutan standar dengan larutan NaOH

Mencatat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi

Melakukan percobaan sebanyak tiga kali

c. Standarisasi asam oksalat


Memasukkan sebanyak 10 ml larutan asam oksalat (X1) ke dalam
erlenmeyer dan menambahkannya dengan indikator PP

Menitrasi asam oksalat (X1) dengan larutan NaOH

Mencatat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi

Melakukan percobaan yang sama untuk larutan asam oksalat (X2)

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
10
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

d. Percobaan difusi
Mengisi pipa kapiler dengan asam oksalat dan mengusahakan tidak ada
gelembung udara.

Menyusun pipa kapiler dalam bak air dengan mengurutkan dari posisi
tertinggi ke rendah.

Mengalirkan air dan mengatur agar alirannya laminer, pada saat air
mencapai puncak pipa kapiler waktu dicatat sebagai t=0.

Mengambil pipa kapiler setiap selang waktu 5 menit secara berurutan.

Mengambil asam oksalat yang terdapat pada pipa kapiler dengan


menggunakan jarum suntik.

Memasukkannya ke dalam labu takar kemudian menambahkan aquadest


hingga volumenya mencapai 10 ml, lalu memindahkan larutan ke dalam
erlenmeyer.

Menambahkan indikator PP dan menitrasinya dengan NaOH. Percobaan


diulangi untuk asam oksalat (X2).

II.5 Analisis Perhitungan


m
1. Volume pipa V

Dimana : V = Volume pipa (ml)
m = Berat aquadest (gr)
= Densitas aquadest (gr/ml)

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
11
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

2. Menentukan Normalitas NaOH


V1 x N1 = V2 x N2
Dimana : V1 = Volume asam standar (ml)
N1 = Normalitas asam standar (N)
V2 = Volume NaOH (ml)
N2 = Normalitas NaOH (N)

3. Menentukan Normalitas asam oksalat sebelum dan setelah difusi


V1 x N1 = V2 x N2
Dimana : V1 = Volume asam standar (ml)
N1 = Normalitas asam standar (N)
V2 = Volume NaOH (ml)
N2 = Normalitas NaOH (N)

4. Menentukan prosentase asam oksalat


Untuk menentukan prosentase asam oksalat sisa (sebelum dan setelah
difusi) dapat dilihat dari perbedaan normalitas asam oksalat sebelum dan
setelah difusi.
N
E= 100 0 0
No
Dimana : E = % sisa asam oksalat
N = Normalitas asam oksalat setelah difusi
No= Normalitas asam oksalat sebelum difusi

5. Menentukan Difusivitas
Dapat ditentukan dari rumus:
.D AB .t
E 100 200
L2
Yang dijabarkan menjadi:
1
Log(100 E) = 2Log ( 2 ) + Log (200 )

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
12
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

t
2 Log (100 E ) Log 2 Log (200 D AB )
L2
Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan metode Least Square:
y = a + bx
dimana : y = 2 log (100-E)
t
a = log ( )
L2

b = intercept = 2 log ( 200 D AB )

dengan : E = Perbandingan asam oksalat yang tertinggal


t = waktu
L = panjang pipa kapiler
DAB = koefisien difusivitas

6. Menentukan persen kesalahan


Ydata Yhitung
0
0 Kesalahan 100 0
0
Ydata

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
13
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Hasil Percobaan


1. Menentukan volume pipa kapiler
Suhu Aquadest = 29
Densitas Aquadest = 0,995945 gram/ml
Tabel 1. Data percobaan volume pipa kapiler
Panjang Berat Pipa Berat Pipa Berat Volume
No
Pipa (cm) Kosong (gr) Isi (gr) Aquadest (gr) Pipa (ml)
1 10,2 9,2456 12,7498 3,5042 3,5184
2 10,1 9,2366 12,6739 3,4373 3,4512
3 10 9,1140 12,5345 3,4205 3,4344
4 9,9 9,0857 12,4942 3,4085 3,4223
5 9,8 8,9613 12,3450 3,3837 3,3974

2. Standarisasi larutan NaOH


Normalitas Asam Standar = 0,1 N
Volume NaOH rata-rata = 9,5 ml
Normalitas NaOH rata -rata = 0,105 N
Tabel 2. Data percobaan volume asam standar dan normalitas NaOH
Volume Asam Standar Volume NaOH Normalitas NaOH
No
(ml) (ml) (N)
1 10 9,3 0,107
2 10 9,2 0,108
3 10 10 0,1

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
14
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Tabel 3. Data standarisasi asam oksalat X1 sebelum difusi


Volume NaOH Volume Asam Oksalat Normalitas Asam
No
(ml) (ml) Oksalat (N)
1 4,70 10 0,0493
2 4,60 10 0,0483
3 4,65 10 0,0488

Volume NaOH rata-rata = 4,65 ml


Normalitas Asam Oksalat rata-rata = 0,0488 N
Tabel 4. Data standarisasi asam oksalat X2 sebelum difusi
Volume NaOH Volume Asam Oksalat Normalitas Asam
No
(ml) (ml) Oksalat (N)
1 3,8 10 0,0399
2 3,9 10 0,0409
3 3,7 10 0,0388

Volume NaOH rata-rata = 3,8 ml


Normalitas Asam Oksalat rata-rata = 0,0398 N
Tabel 5. Hasil perhitungan volume NaOH sebelum dan setelah difusi asam oksalat
(X1)
Volume NaOH Volume Normalitas Asam Oksalat
Waktu (ml) Asam
(menit) Sebelum Sesudah Oksalat
Sebelum Difusi Setelah Difusi
Difusi Difusi (ml)

5 4,65 1,9 10 0,0488 0,01995


10 4,65 1,6 10 0,0488 0,01680
15 4,65 1,4 10 0,0488 0,01470
20 4,65 1,3 10 0,0488 0,01365
25 4,65 1,2 10 0,0488 0,01260

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
15
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Tabel 6. Hasil perhitungan volume NaOH sebelum dan setelah difusi asam oksalat
(X2)
Volume NaOH Volume Normalitas Asam Oksalat
Waktu (ml) Asam
(menit) Sebelum Sesudah Oksalatat
Sebelum Difusi Setelah Difusi
Difusi Difusi (ml)

5 3,8 1,2 10 0,0398 0,0126


10 3,8 1,2 10 0,0398 0,0126
15 3,8 1,2 10 0,0398 0,0126
20 3,8 1,2 10 0,0398 0,0126
25 3,8 1,1 10 0,0398 0,0115

III.2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan koefisien difusivitas cairan (DAB).
Difusivitas memiliki dimensi yaitu panjang pangkat dua dibagi dengan waktu. Nilai
dari koefisien dari difusivitas tergantung dari tekanan temperatur (suhu) dan
komposisi sistem.
Pada percobaan ini dilakukan proses titrasi menggunakan indikator PP.
Percobaan titrasi digunakan untuk menentukan normalitas asam oksalat sebelum
difusi.
Penggunaan aquadest hingga volume larutan asam oksalat yang akan dititrasi
sebanyak 10 ml dimaksudkan untuk mempermudah proses titrasi karena sedikitnya
asam oksalat yang terdapat pada pipa kapiler karena volume pipa kapiler yang kecil.
Untuk mengetahui normalitas asam oksalat setelah difusi harus dilakukan titrasi
karena normalitas yang akan dihitung adalah normalitas asam oksalat sebanyak
volume pipa kapiler.
Dari hasil percobaan normalitas asam oksalat X1 sesudah difusi mengalami
penurunan, hal ini sudah sesuai teori yang ada. Adapun, persen kesalahan
disebabkan oleh kurang cermatnya dalam melihat volume buret.

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
16
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Sedangkan, hasil percobaan pada saat asam oksalat X2 sesudah difusi


didapatkan normalitas asam oksalat tetap. Hal ini disebabkan karena kurang
cermatnya dalam melihat volume buret.
Dari percobaan didapat hubungan antara asam oksalat yang terdifusi dengan
waktu difusi, sehingga persamaannya adalah 2 log ( 100 E ) = 2 log ( 200
t
D AB. . ) + Log ( L2 ).

Berdasarkan rumus diatas dapat dikatakan bahwa hubungan antara 2 log ( 100
t
E ) dan Log ( ) adalah berbanding lurus. Dimana jika nilai 2 log ( 100 E )
L2
t
semakin besar, maka nilai Log ( ) juga semakin besar.
L2
3,8

3,75
2 Log (100-E)

3,7

3,65 Y Data
Y Hitung
3,6
Linear (Y Data)
3,55 y = 0,2701x + 3,9033
R = 0,9955
3,5
-1,4 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Log (t/L2)

Gambar 3. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X1


Dari hasil percobaan didapatkan hubungan antara 2 log ( 100 E ) dan Log (
t
) adalah berbanding lurus. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
L2

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
17
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

3,71
3,705
3,7
3,695
2 Log (100-E)

3,69
3,685
Y Data
3,68
3,675 Y Hitung
3,67 Linear (Y Data)
3,665
y = 0,0309x + 3,7036
3,66 R = 0,3372
3,655
-1,4 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Log (t/L2)

Gambar 4. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X2

Dari hasil percobaan didapatkan hubungan antara 2 log ( 100 E ) dan Log (
t
) adalah berbanding lurus. Hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
L2

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
18
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
1. Koefisien difusivitas integral (DAB) yang didapatkan dengan larutan asam
oksalat X1 = 0,06324 cm2/menit, didapatkan persamaan y = 0,27 x + 3,9.
2. Koefisien difusivitas integral (DAB) yang didapatkan dengan larutan asam
oksalat X2 = 0,01412 cm2/menit, didapatkan persamaan y = 0,03 x + 2,7.

IV.2 Kritik dan Saran


Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan yang akan praktikum untuk
lebih teliti dalam membaca skala volume pada buret dan mengukur tinggi pipa
kapiler, serta teliti dalam mengambil volume asam oksalat setelah difusi.
Praktikan menyarankan agar yang akan melakukan percobaan ini
memperhatikan kebersihan alat-alat praktikum sehingga tidak ada larutan yang
akan tercemar karena tidak sterilnya alat-alat praktikum, seperti pengambilan
larutan sampel X1 dan X2, penggunaan jarum suntik untuk mengambil larutan
sampel X1 dan X2.

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
19
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G. 1950. Unit Operation. New York : John Willey and Sons, Inc.

Hardjono. 1989. Diktat Kuliah Operasi Teknik Kimia II. Hal 1 4. Yogyakarta :

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia UGM

Perry, R.A. 1973. Chemical Engineering Hand Book. 6th ed. New York : Mc. Graw

Hill Book Company.

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
20
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

LAMPIRAN

Analisis Perhitungan
1. Menentukan volume pipa kapiler
Suhu aquadest = 29C
Densitas aquadest = 0,995945 g/ml
Berat aquadest = Berat pipa isi berat pipa kosong
= (12,7498 9,2456) gram
= 3,5042 gram

Volume pipa kapiler =
3,5042
Volume pipa kapiler = 0,995945 /

= 3,5184 ml
Dengan cara yang sama diperoleh :
Tabel 7. Data hasil pengamatan berat aquadest dengan volume pipa
Panjang Berat Pipa Berat Pipa Berat Volume
No
Pipa (cm) Kosong (gr) Isi (gr) Aquadest (gr) Pipa (ml)
1 10,2 9,2456 12,7498 3,5042 3,5184
2 10,1 9,2366 12,6739 3,4373 3,4512
3 10,0 9,1140 12,5345 3,4205 3,4344
4 9,90 9,0857 12,4942 3,4085 3,4223
5 9,80 8,9613 12,3450 3,3837 3,3974

2. Menentukan Normalitas NaOH


Normalitas asam standar = 0.1 N
Volume asam standar = 10 ml
V1 x N1 = V2 x N2
1 1
2 =
2
Dimana :

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
21
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

V1 = Volume asam standar (ml)


N1 = Normalitas asam standar (N)
V2 = Volume NaOH (ml)
N2 = Normalitas NaOH (N)
Pada sampel 1, jika volume NaOH = 9,3 ml

10 0,1
2 = = 0,107 N
9,3

Dengan cara yang sama diperoleh :


Tabel 8. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas NaOH
Volume Asam Standar Volume NaOH Normalitas NaOH
No
(ml) (ml) (N)
1 10 9,3 0,107
2 10 9,2 0,108
3 10 10 0,100

Volume NaOH rata-rata = 9,5 ml


Normalitas NaOH rata-rata = 0,105 N

3. Standarisasi asam oksalat sebelum difusi (X1) dan (X2)


Standarisasi asam oksalat sebelum difusi (X1)
Normalitas NaOH rata-rata= 0,105 N
Volume asam oksalat = 10 ml

V1 x N1 = V2 x N2
Dimana :
V1 = Volume NaOH sebelum difusi
N1 = Normalitas NaOH
V2 = Volume asam oksalat
N2 = Normalitas asam oksalat

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
22
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Jika pada sampel 1 ,volume NaOH (V1 ) = 4,7 ml


volume asam oksalat (V2 ) = 10 ml
Maka Normalitas asam oksalat pada sampel 1 adalah
4,7 0,105
2 = = 0,0493 N
10

Dengan cara yang sama diperoleh :


Tabel 9. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas H2C2O4
Volume NaOH Volume Asam Oksalat Normalitas Asam
No
(ml) (ml) Oksalat (N)
1 4,70 10 0,0493
2 4,60 10 0,0483
3 4,65 10 0,0488

Standarisasi asam oksalat sebelum difusi (X2)


Normalitas NaOH rata-rata= 0,105 N
Volume asam oksalat = 10 ml

V1 x N1 = V2 x N2
Dimana :
V1 = Volume NaOH sebelum difusi
N1 = Normalitas NaOH
V2 = Volume asam oksalat
N2 = Normalitas asam oksalat
Jika pada sampel 1 ,volume NaOH (V1 ) = 3,8 ml
volume asam oksalat (V2 ) = 10 ml

Maka Normalitas asam oksalat pada sampel 1 adalah


3,8 0,105
2 = = 0,0399 N
10

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
23
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Dengan cara yang sama diperoleh :


Tabel 10. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas H2C2O4
Volume NaOH Volume Asam Oksalat Normalitas Asam
No
(ml) (ml) Oksalat (N)
1 3,8 10 0,0399
2 3,9 10 0,0409
3 3,7 10 0,0388

4. Menentukan normalitas asam oksalat sesudah difusi


Normalitas NaOH rata-rata = 0,105 N
Volume asam oksalat = 10 ml

V1 x N1 = V2 x N2
Dimana :
V1 = Volume NaOH setelah difusi
N1 = Normalitas NaOH
V2 = Volume asam oksalat
N2 = Normalitas asam oksalat
Jika pada sampel 1 ,volume NaOH (V1 ) = 1,3 ml
Volume asam oksalat (V2 ) = 10 ml
Maka Normalitas asam oksalat pada sampel 1 adalah
1,9 ml x 0,105 N
2 = = 0,01995 N
10

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
24
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Dengan cara yang sama diperoleh :


Tabel 11. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas asam oksalat
(X1)
Volume NaOH Normalitas Asam
Volume Asam
No sesudah difusi Oksalat sesudah difusi
Oksalat (ml)
(ml) (N)
1 1,9 10 0,01995
2 1,6 10 0,01680
3 1,4 10 0,01470
4 1,3 10 0,01365
5 1,2 10 0,01260

Tabel 12. Data hasil pengamatan volume NaOH dengan normalitas asam oksalat
(X2)
Volume NaOH Normalitas Asam
Volume Asam
No sesudah difusi Oksalat sesudah difusi
Oksalat (ml)
(ml) (N)
1 1,2 10 0,0126
2 1,1 10 0,0126
3 1,1 10 0,0126
4 1,1 10 0,0126
5 1,1 10 0,0115

5. Menentukan persentase asam oksalat sisa (E)


N
E =N0 x 100%

Dimana :
E = % Sisa asam oksalat
N = Normalitas asam oksalat setelah difusi
No = Normalitas asam oksalat sebelum difusi
Untuk Asam Oksalat X1

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
25
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Jika: N = 0,01365 N
No = 0,0488 N
0,01995
= x 100% = 40,88 %
0,0488

Dengan cara yang sama :


Tabel 13. Persentase asam oksalat (X1)
No N No E%
1 0,01995 0,0488 40,88

2 0,01680 0,0488 34,43

3 0,01470 0,0488 30,12

4 0,01365 0,0488 27,97

5 0,01260 0,0488 25,82

Untuk Asam Oksalat X2


Jika: N = 0,0115 N
No = 0,0398 N
0,0126
= 0,0398 x 100% = 30,15 %

Tabel 14.Persentase asam oksalat (X2)


No N No E%
1 0,0126 0,0398 31,66
2 0,0126 0,0398 31,66
3 0,0126 0,0398 31,66
4 0,0126 0,0398 31,66
5 0,0115 0,0398 28,89

6. Menentukan koefisien difusivitas


a. Asam oksalat X2

. .
= 100 200
2

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
26
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

. .
100 = 200
2
1
log(100 ) = log(200 . ) + log 2
2

2 log(100 ) = 2 log(200 . ) + log
2
Persamaan diatas diselesaikan dengan metode Least Square
y = ax + b
Dimana :
Y = 2 log(100 )

x = log ( 2 )

b = 2 log(200( . )
a. Asam oksalat X1
Y = 2 log( 100 40,88) = 3,5434
5
X = log (10,22 )= -1,318

Dengan cara yang sama diperoleh data :



Tabel 15. Hubungan 2 log(100 ) dan log (2 ) pada asam oksalat (X1)

E% Waktu L
No X Y X2 X.Y
(X1) (menit) (cm)

1 40,88 5 10,2 -1,318 3,543 1,738 -4,671


2 34,43 10 10,1 -1,009 3,633 1,017 -3,665
3 30,12 15 10 -0,824 3,689 0,679 -3,093
4 27,97 20 9,9 -0,690 3,715 0,476 -2,564
5 25,82 25 9,8 -0,585 3,741 0,342 -2,186
-4,426 18,32 4,252 -16,13
y = ax + bn
xy = ax2 + bx
18,32 = -4,426 a + 5 b

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
27
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

-16,13 = 4,252 a + -4,426 b

-81,11 = 19,59 a + -22,13 b


-80,65 = 21,26 a + -22,13 b -
-0,46 = -1,67 a
0,27 = a
3,90 = b
Sehingga diperoleh persamaan garis lurus untuk asam oksalat X1
y = 0,27 x + 3,9
2 (200( . ) =

2(200( . ) = 3,9

log(200( . ) = 1,95

(200( . ) = 89,125

( . ) = 0,4456
2
= 0,06324

b. Asam oksalat X2
Y = 2 log( 100 28,89) = 3,703
5
x = log (10,22 ) = -1,318

Dengan cara yang sama diperoleh data :



Tabel 16. Hubungan 2 log(100 ) dan log (2 ) pada asam oksalat X2

Waktu L
No E% X Y X2 X.Y
(menit) (cm)
1 31,66 5 10,2 -1,318 3,669 1,738 -4,837
2 31,66 10 10,1 -1,009 3,669 1,017 -3,701
3 31,66 15 10 -0,824 3,669 0,679 -3,023
4 31,66 20 9,9 -0,690 3,669 0,476 -2,533
5 28,89 25 9,8 -0,585 3,704 0,342 -2,165
-4,426 18,38 4,252 -16,26

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
28
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

y = ax + nb
xy = ax2 + bx

18,38 = -4,426 a + 5 b
-16,26 = 4,252 a + -4,426 b

-81,35 = 19,59 a + -22,13 b


-81,30 = 21,26 a + -22,13 b -
0,03 = a
3,70 = b

Sehingga diperoleh persamaan garis lurus untuk asam oksalat X2


Y = 0,03 x + 3,7

2 (200( . ) = 3,7

log(200( . ) = 1,85

(200( . ) = 70,79

( . ) = 0,3540
2
= 0,01412

7. Menentukan Persen Kesalahan


Y data Y hitung
% Kesalahan = | | x100%
Y data
a. Asam Oksalat X1
Y hitung = Y = 0,27 x + 3,9
Y hitung = 0,27 (-1,318) + 3,9
Y hitung = 3,544
3,543 3,544
% Kesalahan = | | x100%
3,543
= 0,017 %

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
29
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Dengan cara yang sama akan diperoleh data:


Tabel 17. Persen kesalahan asam oksalat X1
No X Y data Y hitung % kesalahan
1 -1,318 3,543 3,544 0,017
2 -1,009 3,633 3,628 0,159
3 -0,824 3,689 3,678 0,302
4 -0,690 3,715 3,714 0,037
5 -0,585 3,741 3,742 0,042

Persen kesalahan rata-rata = 0,11 %


3,8

3,75
2 Log (100-E)

3,7

3,65 Y Data
Y Hitung
3,6
Linear (Y Data)
3,55 y = 0,2701x + 3,9033
R = 0,9955
3,5
-1,4 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Log (t/L2)

Gambar 5. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X1

b. Asam Oksalat X2
Y = 0,03 x + 2,7
Y hitung = 0,03 (-1,318) + 2,7
Y hitung = 3,6605
3,669 3,6605
% Kesalahan = | | x100%
3,669
= 0,243 %
Dengan cara yang sama akan diperoleh data:

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
30
MAKALAH PRAKTIKUM PEMISAHAN DIFUSIONAL
DIFUSIVITAS INTEGRAL

Tabel 18. Persen kesalahan asam oksalat X2


No X Y data Y hitung % kesalahan
1 -1,318 3,669 3,6605 0,243
2 -1,009 3,669 3,6697 0,010
3 -0,824 3,669 3,6753 0,161
4 -0,690 3,669 3,6793 0,270
5 -0,585 3,704 3,6825 0,576

Persen kesalahan rata-rata = 0,252 %

3,71
3,705
3,7
3,695
2 Log (100-E)

3,69
y = 0,0309x + 3,7036
R = 0,3372 3,685
Y Data
3,68
3,675 Y Hitung
3,67 Linear (Y Data)
3,665
3,66
3,655
-1,4 -1,2 -1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0
Log (t/L2)

Gambar 6. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) X2

APRIN PRATAMA LUBIS 121150072


FAKHURRAHMAN BENNY S. 121150092
DIYAH AYU SARI 121150100
31

You might also like