You are on page 1of 11

Jurnal FASILKOM Vol.1 No.

2, 1 Oktober 2003

SISTEM MANAJEMEN STRATEGIK DENGAN PENDEKATAN BALANCED


SCORECARD PADA PERGURUAN TINGGI

Yuli Noor Kusumawati, Heru Kurnianto Tjahjono


kusumawati@yahoo.com, hk_tjahyono@yahoo.com

ABSTRAK

This article addresses strategic management of which a design formula utilizing


balanced scorecad approach is applied at higher education institutions. The Yogyakarta
Muhammadiyah University is selected as a research subject of balanced scorecard
design. The application of balance scorecard approach in the private sector, has been
popular. On the contrary, studies related to balanced scorecard in the public sector or
non-profit organization are still conceptually scarce, especially in formulating the design.
This may technically provide a basis for the research to brigde the scarcity of
formulating strategic management design system. Researchers devise the system by means
of literature and empiric data explored from observation. Then the research results offer
alternatives for higher educations. Eventually, the advantages of the system is expected to
enhance of the institutions, so that competitive advantages may be improved.

Kata Kunci: Strategic management system, balancedscorecad, quality and design

PENDAHULUAN
Latar Belakang memenuhi tuntutan mereka. Konsumen
Globalisasi yang melanda dunia (mahasiswa) dunia pendidikan perguruan
dewasa ini secara cepat telah merubah tinggi tidak lagi memandang perguruan
paradigma bisnis sehingga menyebabkan tinggi hanya sebagai tempat menimba
perubahan (change) menjadi faktor yang ilmu. Konsumen menginginkan lebih dari
sangat dominan yang berakibat dengan itu, kenyamanan tempat belajar, fasilitas
semakin ketatnya kompetisi bisnis. Tidak teknologi informasi, pendidikan
dapat dipungkiri bahwa memang tidak ada penunjang kerja (seperti komputer dasar,
yang tetap di dunia ini kecuali perubahan komputer aplikasi, bahasa Inggris,
itu sendiri. Hal tersebut tidak lepas dari perpajakan brevet dan lain-lain),
pesatnya perkembangan teknologi kurikulum yang efektif, tenaga pengajar
informasi sepertikomputer, telekomunikasi yang professional dan kelulusan yang
dan peralatan teknologi lainnya (smart tidak dipersulit adalah merupakan hal-hal
technology). Hal tersebut menyebabkan yang diinginkan konsumen. Kondisi
semakin pesat dan serentaknya globalisasi tersebut dapat diartikan sebagai seleksi
di segenap aspek kehidupan. alam bagi perguruan tinggi sehingga
Perubahan itu juga telah hanya mereka yang memiliki kualitas baik
dirasakan di dunia pendidikan, khususnya bagi konsumennya yang akan eksis dalam
perguruan tinggi. Konsumen akan kompetisi global.
mengalami perubahan yang pesat baik Terlebih lagi dalam era
dalam tuntutan maupun cara mereka globalisasi akan semakin memperluas

11
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

kesempatan sekolah-sekolah luar negeri sistem manajemen strategik? Pertama,


untuk mendirikan sekolah di Indonesia pendekatan balanced scorecard dimulai
sehingga semakin memperkuat warna dari pendekatan yang bersifat strategik
persaingan di dunia perguruan tinggi. dengan membangun sasaran-sasaran
Dengan demikian kehadiran globalisasi strategik yang selanjutnya dilanjutkan
telah merubah segala pandangan yang sampai pada action plan dan anggaran.
dahulu dianggap mapan dan sekaligus Kedua, perspektif balanced scorecard
membawa perspektif baru bagi manajemen bersifat komprehensif, artinya cakupan
dalam menerjuni lingkungan global, perspektif yang dikembangkan tidak hanya
termasuk di dalamnya manajemen pada perspektif keuangan, tetapi juga
perguruan tinggi. Kondisi tersebut perspektif lainnya di luar keuangan.
memaksa manajemen perguruan tinggi di Ketiga, balanced scorecard
Indonesia untuk melakukan evaluasi mengkondisikan anggota organisasi untuk
fundamental terhadap sistem manajemen membangun hubungan antar berbagai
strategik yang biasa digunakan sebab perspektif ataupun sasaran strategik yang
lingkungan bisnis yang melingkupi bersifat sebab akibat (causal relationship).
organisasi perguruan tinggi semakin Keempat, sistem manajemen strategik
kompleks dan turbulen. dengan pendekatan balanced scorecard
Strategi yang digunakan juga dapat membangun keseimbangan sasaran
harus lebih memperhatikan aspek-aspek strategik (balanced) yang dihasilkan oleh
(prespektif) yang dapat diukur sistem perencanaan strategik ini. Dan yang
kinerjanya, baik kinerja secara finansial kelima adalah keterukuran. Sistem
maupun non-finansial. Apalagi aspek pengukuran yang diterapkan organisasi
kinerja non-finansial di perguruan tinggi mempunyai dampak yang sangat besar
lebih dominan sehingga pengukuran terhadap perilaku manusia di dalam
kinerjanya relatif sulit. Oleh karena itu maupun di luar organisasi. Untuk berhasil
dalam penelitian ini, pendekatan sistem dan tumbuh dalam persaingan yang ketat,
manajemen strategik yang digunakan organisasi harus menggunakan sistem
adalah konsep balanced scorecard. pengukuran dan manajemen yang
Konsep balanced scorecard diturunkan dari strategi dan kapabilitas
dikembangkan oleh. Kaplan dan Norton organisasi. Oleh karena itu, balanced
(1996). Konsep tersebut berawal dari scorecard tidak hanya sebagai alat
penelitian tentang Measuring pengukur kinerja organisasi bahkan
Performance in the Organization of the berfungsi sebagai suatu sistem manajemen
Future. Penelitian tersebut diawali dengan strategik (strategic management system)
adanya keyakinan bahwa pengukuran yang memberikan kerangka untuk
kinerja keuangan tidak lagi memadai, menyelesaikan proses manajemen sampai
bahkan dapat menghambat kemajuan pada tingkatan action.
organisasi di masa yang akan datang. Konsep balanced scorecard
Temuan-temuan studi tersebut diringkas menjadi penting untuk digunakan karena
dalam sebuah artikel berjudul Balanced mampu memberikan suatu sistem
Scorecard-Measures That Drive manajemen strategik yang dapat
Performance dalam Harvard Business digunakan untuk mencapai visi dan misi
Review edisi Januari-Februari 1992 perguruan tinggi melalui berbagai inisiatif
(Kaplan dan Norton, 1996). Mengapa strategi (action plan) dan penyusunan
balance scorecard digunakan sebagai anggaran. Dengan pendekatan sistem

12
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

manajemen strategik ini, khususnya pembelajaran dan pertumbuhan


dengan mengadaptasi konsep balanced serta nilai dan manfaat.
scorecarad, diharapkan dapat 2. Perspektif Pelanggan
meningkatkan keunggulan perguruan Dalam perspektif ini kinerja
tinggi dalam persaingan global. organisasi diukur dari bagaimana
memuaskan pelanggan (customer).
Rumusan Masalah Hal tersebut sejalan dengan
kecenderungan banyak pendekatan
Rumusan masalah dalam penelitian ini yang mementingkan customer
adalah: focus dan customer satisfaction
Bagaimanakah sistem manajemen dalam kegiatan bisnisnya,
strategik dengan pendekatan balanced perspektif ini menjelaskan pula
scorecard didesain sehingga fit bagi betapa fatal akibatnya bagi
perguruan tinggi organisasi apabila pelanggan tidak
puas. Oleh karena itu strategi
Tujuan Penelitian manajemen diarahkan pada upaya
menghasilkan value yang terbaik
Mencari sistem manajemen strategik bagi pelanggan.
yang fit untuk merumuskan desain 3. Perspektif Proses Bisnis
sistem tersebut dengan pendekatan Perspektif ini mengacu pada
balanced scorecard. proses-proses kerja yang dilakukan
dalam organisasi. Dalam perspektif
PEMBAHASAN ini kinerja organisasi diukur dari
Kerangka Teori bagaimana organisasi dijalankan
dan apakah organisasi dapat
Empat Prepektif dalam Penyusunan mengoperasikan produk atau jasa
Strategi Berbasis Balance Scorecard secara efektif dan efisien sesuai
Dalam rangka mempertimbangkan dan yang disyaratkan organisasi atau
memilih strategic objectives yang yang menjadi tuntutan pelanggan.
komprehensive dan koheren maka visi 4. Perspektif Pembelajaran dan
organisasi perlu dijabarkan ke dalam Pertumbuhan
strategi dan rencana strategik yang Perspektif ini menekankan pada
meliputi sebagai berikut (Kaplan 1993 bagaimana organisasi dapat
dalam Yuli, 2001): berinovasi selalu terus tumbuh dan
berkembang agar dapat bersaing di
masa sekarang dan yang akan
1. Perspektif Keuangan datang, Berkaitan dengan upaya
Perspektif ini mengukur kinerja menghasilkan produk dan jasa
organisasi dalam pencapaian yang memiliki value bagi
keuangan yang optimal dan nilai customer, organisasi memerlukan
pasar. Keuangan yang optimal SDM yang yang produktif dan
dalam organisasi akan sangat memiliki komitmen. Produktivitas
mendukung empat perspektif SDM ditentukan oleh kompetensi
strategi lainnya, yaitu customer, SDM dan ketersediaan prasarana
proses bisnis internal, yang diperlukan untuk
menjalankan proses bisnis.

13
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

itu balanced scorecard juga diterapkan


Peran Balanced Scorecard Dalam dalam sistem penterjemahan strategi untuk
Sistem Manajemen Strategik menghasilkan sasaran strategik yang
Pada mulanya balanced scorecard komprehensive, koheren, seimbang dan
merupakan salah satu bagian dari konsep terukur. Balanced scorecard sebagai
manajemen kinerja yang dikembangkan sistem manajemen strategik memperluas
untuk mengukur kinerja suatu organisasi. perspektif yang dituju dalam perencanaan
Pernyataan ini dikuatkan oleh Ghobadian strategik sehingga tidak hanya pada aspek
dan Ashworth (1994) yang menyatakan hasil dan keuangan, tetapi juga meliputi
bahwa karakteristik sistem pengukuran fungsi-fungsi bisnis dalam organisasi. Di
kinerja adalah konsisten dengan samping itu balanced scorecard juga
menggunakan prinsip yang sejalan dengan mengkaitkan antar perspektif tersebut
pendekatan balanced scorecard untuk sebagai hubungan sebab akibat sehingga
manajemen kinerja. Pendekatan balanced koheren satu dengan lainnya. Peran
scorecard diakui merupakan suatu sistem balanced scorecard lainnya adalah dalam
pengukuran kinerja yang terintegrasi hal keterukuran, dapat terlihat pada level
karena mempertimbangkan aspek-aspek scorecard yang tampak dalam program,
yang terkait secara lebih mendalam baik anggaran dan ukuran hasil.
aspek kinerja finansial maupun aspek
kinerja non-finansial. Pengukuran Kinerja Bagian Dari
Balanced scorecard juga Sistem Manajemen Strategik
merupakan alat yang potensial bagi para
manajer senior untuk mendorong Dalam sistem manajemen
pelaksanaan strategi organisasi secara strategik, pengukuran merupakan hal yang
efektif karena mencakup strategi secara sangat penting. If we can account it, we
komprehensif mulai dari strategi yang can improve it Hal tersebut akan
focus pada learning and growth, focus berpengaruh penting terhadap perilaku
internal process, customer focus hingga manusia yang ada di dalam organisasi
outcome yang berupa financial focus maupun di luar organisasi. Begitu pula
(Kaplan dan Norton, 1992, 1994). dengan pengukuran kinerja organisasi
Dalam sistem manajemen merupakan salah satu alat pengendalian
strategik terdapat enam tahapan utama (control) perusahaan yang bertujuan untuk
yang terdiri atas: memotivasi karyawan dalam mencapai apa
1. Perumusan strategi (strategy yang dikehendaki. Penggunakaan alat
formulation) ukur kinerja yang tepat akan menyebabkan
2. Perencanaan strategik (strategic kemampuan perusahaan untuk mencapai
planning) superioritas kinerja menjadi semakin
3. Penyusunan program terbuka. Superioritas kinerja ini
(programming) merupakan salah satu indikasi perusahaan
4. Penyusunan anggaran (budgeting) memiliki tingkat kompetitif yang tinggi
5. Implementasi (implementation) (Slater, 1996).
6. Pengendalian (controlling) Literatur-literatur akuntansi
Dalam sistem manajemen manajemen tradisional telah
strategik, kerangka balanced scorecard mengembangkan ukuran kinerja keuangan
mengkaitkan secara strategik antara visi, guna mengevaluasi kinerja manajerial.
misi dan nilai ke dalam aksi. Di samping Banyak penulis (Anthony, 1965;

14
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

Merchant, 1998) berpendapat bahwa Lingkungan kuliah yang asri


pengukuran keuangan Pelayanan administrasi yang ramah
mengkomunikasikan tujuan keuangan, dan dan cepat
hanya memberikan ringkasan kinerja Program studi yang memiliki prospek
keuangan saja, tetapi tidak melibatkan baik
kinerja pada bidang lainnya seperti bidang Ketepatan lama studi perkuliahan
pemasaran, sumber daya manusia dan Biaya kuliah yang kompetitif
operasional lainnya. Oleh karena itu Budaya akademik yang menunjang
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada proses belajar
ukuran kinerja keuangan ini perlu
Teknologi canggih yang digunakan
didukung dengan mencari alat ukur kinerja dalam perkuliahan
yang lain. Kelemahan yang ada pada Contoh kualitas di atas hanya
ukuran kinerja keuangan kemudian dapat menggambarkan kualitas dari aspek hasil,
diatasi dengan konsep balanced scorecard. yang terkait dengan pertanyaan tentang
Balanced scorecard merupakan suatu apakah produk atau jasa perguruan tinggi
konsep yang mengintegrasikan ukuran- tersebut memenuhi atau bahkan melebihi
ukuran kinerja keuangan dengan ukuran- harapan pelanggan. Pendekatan demikian
ukuran kinerja non-keuangan. sering kita kenal dengan istilah little Q.
Dalam pandangan lain, kualitas lebih dari
Kualitas Perguruan Tinggi sekedar aspek hasil tetapi juga aspek
Pengertian kualitas sangat beragam manusia, organisasi dan juga kualitas
sehingga sulit membuat definisi yang prosesnya serta lingkungan.
bersifat communal opinio. Banyak orang Pandangan kedua di atas sejalan
akan mengalami kesulitan dalam dengan pendekatan strategik dengan
memberikan definisi kualitas, meskipun balanced scorecard yang menggunakan
demikian orang dapat memberikan rincian
perspektif bisnis meliputi paling tidak
mengenai kualitas. Menurut Hansen dan empat aspek yang terdiri atas perspektif
Mowen (1997) menyebutkan bahwa customer, perspektif keuangan, perspektif
pengertian kualitas untuk barang meliputi proses bisnis dan perspektif pembelajaran
keawetan bahan, keandalan, bentuk dan & pertumbuhan.
tampilan, kepraktisan, kecanggihan, harga Penelitian ini bertujuan untuk
dan lain-lain. Pengertian kualitas jasa
mencari formulasi desain sistem
meliputi kecepatan layanan, kesesuaian manajemen strategik. Adapun metoda dan
dengan yang diinginkan pelanggan, desain penelitian secara detail adalah
kemudahan proses (tidak birokratis), sebagai berikut:
layanan terhadap komplain, kedekatan
sikap dengan pelanggan, dan harga. Secara
Jenis Penelitian
lebih spesifik aspek kualitas di dalam
Studi Literatur
sebuah universitas, seperti dicontohkan
Peneliti merumuskan alternatif sistem
pada rincian sebagai berikut:
manajemen strategik perguruan tinggi
Alumni yang berperan dalam sesuai dengan pendekatan balanced
kehidupan masyarakat scorecard. Untuk dapat merumuskan
Dosen yang berpendidikan Doktor dan sistem manajemen strategik tersebut,
Magister peneliti akan melakukan eksplorasi
Gedung kuliah yang megah dan hasil-hasil penelitian luar dan dalam
nyaman

15
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

negeri, dan buku- buku yang relevan Desain Penerapan Balanced Scorecard
dengan tujuan penelitian. pada Perguruan Tinggi
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui Dengan menerapkan balanced
permasalahan manajemen strategik scorecard sebagai sistem manajemen
pada perguruan tinggi di Indonesia dan strategik, maka organisasi perguruan
untuk mendapatkan informasi dalam tinggi dapat menterjemahkan visi,
penyusunan desain sistem manajemen mengembangkan strategic initiatives guna
strategik pada perguruan tinggi dengan mencapai strategic objective yang telah
rerangka balanced scorecard yang ditetapkan secara lebih sistematis. Pada
telah disusun oleh peneliti berdasarkan gambar A, dapat dilihat hubungan antara
hasil studi literatur. masing-masing perspektif yang terdapat
dalam balanced-scorecard (translate
Sistem Manajemen Strategik pada strategy into action).
Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi termasuk


organisasi yang tidak dapat
dikelompokkan secara murni ke dalam
public sector dan juga tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok
private sector. Oleh karena itu tujuan akhir
dari organisasi perguruan tinggi bukanlah
menekankan pada aspek shareholders
value seperti wealth-creating institution
ataupun wealth-multiplying institution,
namun lebih sesuai pada aspek penciptaan
customer value terkait dengan visi dan
misi perguruan tinggi. Hal tersebut akan
berdampak dalam sistem manajemen
strategik perguruan tinggi. Mengapa dalam
kaitannya dengan manajemen strategik,
pendekatan sistem diperlukan?
Manajemen strategik adalah suatu proses
yang digunakan oleh manajemen dan
karyawan untuk merumuskan dan
mengimplementasikan strategi dalam
penyediaan customer value terbaik untuk
mewujudkan visi organisasi. Secara
essensial, manajemen strategik adalah
suatu upaya manajemen untuk
membangun masa depan organisasi
(Bounds, 1994). Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan suatu sistem yang
terstruktur dalam melaksanakan
manajemen strategik

16
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

Konsumen
Peningkatan kepercayaan mahasiswa, masyarakat dan user dalam
menggunakan jasa pendidikan pada PT dengan semakin meningkatnya
peminat untuk menggunakan jasa pendidikan yang ditawarkan PT

Alumnus mempunyai kualifikasi yang baik Mahasiswa, masyarakat dan


sehingga terserap baik dalam pasar kerja user puas dengan pelayanan
yang diberikan PT.

Pertumbuhan dan bauran sumber pendanaan


dengan peningkatan pendapatan.
Keuangan

Perbaikan Perbaikan Perbaikan kinerja


kinerja kinerja bidang pengelolaan
akademik administrasi kemahasiswaan
Proses Bisnis melalui dan keuangan dan alumni
Internal inovasi dengan melalui peran
program dukungan aktif sebagai
pendidikan sistem fasilitator
informasi

Kompeten Kemampuan Working Manajem


si SDM Sistem Environm en dan
Pembelajaran dan PertumbuhanInformasi entt kepuasan
dosen
serta
karyawan

Gambar 1. Hubungan antar elemen pengukuran balanced scorecard pada organisasi


perguruan tinggi / PT (Heru, 2001)

Untuk mewujudkan visi dan misi, sehingga memunculkan brand equity.


customer value menjadi sasaran utama Brand equity dengan dukungan
dalam suatu organisasi. Hal tersebut terkait organizational/ firm culture yakni budaya
erat dengan pembangunan citra publik yang telah terbentuk dalam lingkungan
terhadap organisasi. Citra publik akan organisasi akan membentuk firm equity.
dapat dicapai bila organisasi mampu Untuk mewujudkan visi dan misi
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan yang inheren pada customer value, maka
konsumen, masyarakat dan lembaga user organisasi harus didukung oleh tonggak

17
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

keuangan yang kuat sehingga dari baik yang dilakukan secara eksternal
perspektif keuangan, sustainable maupun internal dan meningkatkan
outstanding financial return menjadi hal kepuasan karyawan serta didukung dengan
yang penting. sistem informasi yang akurat dan tepat
Keuangan yang kokoh akan dapat waktu sehingga terbentuk human capital
dicapai bila organisasi mampu yang terintegrasi.
meningkatkan pendapatan, menekan biaya
operasi/produksi dan dapat memanfaatkan Bagaimana Penerapan Balanced
asset (assets utilization) yang ada dalam Scorecard ?
organisasi secara optimal. Peningkatan
pendapatan akan dapat dicapai jika Dalam kenyataannya balanced
organisasi mempunyai citra dan opini scorecard bukanlah obat mujarab bagi
publik yang baik di mata publik ataupun segala penyakit organisasi di era
konsumennya, tersebut terutama terkait globalisasi ini. Bahkan banyak sekali data
peran organisasi dalam masyarakat. yang menceritakan kegagalan penerapan
Hal lain yang tidak kalah balanced scorecard pada sejumlah besar
pentingnya adalah bagaimana mewujudkan oeganisasi, baik organisasi pada private
visi dan misi terhadap kehidupan sector maupun public sector. Bahkan
masyarakat. Sedangkan penekanan biaya berdasarkan penelitian Mc Cunn (1998)
produksi dan pemanfaatan asset dapat menerangkan bahwa 70% penerapan
dicapai secara optimal bila organisasi balanced scorecard mengalami kegagalan.
mampu meningkatkan minat konsumennya Hal tersebut disebabkan karena penerapan
dan kepuasan konsumen, sehingga tercapai balanced scorecard tidak ditempatkan
economies of scale. Kepuasan konsumen pada level sistem manajemen strategik,
akan dapat dicapai bila organisasi mampu melainkan sebagai alat dalam organisasi
memberikan produk dan jasa pendidikan yang bersifat administratif. Oleh karena
yang berkualitas. Untuk dapat itu. Proses penerapan balanced scorecard
meningkatkan kualitas produk dibutuhkan merupakan hal yang kritis dalam
upaya peningkatan secara terus menerus organisasi sehingga membutuhkan
terhadap produk yang sudah ada dan kesiapan strategik.
menciptakan iklim agar dapat Langkah awal dalam penerapan
dikembangkan kreativitas para dosen dan balanced scorecard dapat dilihat pada
Pusat-pusat pengembangan. Gambar B yang menjelaskan hubungan
Sementara itu, untuk dapat empat proses penting sebagai managing
melakukan bisnis proses yang strategy dengan mengkombinasikan visi,
mencerminkan service excellence maka misi, tujuan jangka panjang, tujuan jangka
organisasi diharapkan mampu mengatasi pendek dan proses. Hubungan proses
masalah-masalah operasional dengan baik, penerapan balanced scorecard adalah
meningkatkan kemampuan standar sebagai berikut:
pelayanan dan meningkatkan efisiensi
sehingga menjadi organizational capital
dalam proses tersebut. Untuk dapat
meningkatkan kreativitas dan efisiensi
serta meminimalkan masalah-masalah
operasi, organisasi dapat mengembangkan
kemampuan karyawan melalui pelatihan

18
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

Memperjelas dan
menerjemahkan visi dan
strategi
Memperjelas visi
Menghasilkan konsensus

Mengkomunikasikan Merencanakan dan


dan Menghubungkan Menetapkan Sasaran
Mengkomunikasika BALANCED Menetapkan sasaran
n dan mendidik Memadukan inisiatif
Menetapkan tujuan SCORECARD strategis
Mengaitkan imbalan Mengalokasikan
dengan ukuran sumber daya
kinerja-tonggak Menetapkan
Umpan balik dan tonggak-tonggak
pembelajaran strategis penting
Mengartikulasikan visi
bersama
Memberikan umpan
balik strategis
Memfasilitasi tinjauan
ulang dan
pembelajaran strategi

Sumber: Balanced Scorecard, 1996

Gambar 2. Proses Balanced Scorecard Sebagai Sistem Manajemen Strategi

1. Memperjelas dan menerjemahkan anggota dalam universitas tersebut


visi dan strategi harus memahami visi dan cara
Langkah awal dalam peneraapan bagaimana mencapai tujuan serta
balanced scorecard adalah mengetahui indikator keberhasilan
menjelaskan visi dan strategi yang ditetapkan dalam organisasi.
universitas ke segenap dosen, Segala perencanaan yang bertujuan
karyawan dan mahasiswa. Melalui pengembangan organisasi
visi yang telah ditetapkan, pimpinan perguruan tinggi maupun
menetapkan strategi yang merupakan operasional harus berorientasi pada
proses dan tahapan sasaran pokok pencapaian tujuan yang mengarah
untuk mewujudkan visi universitas di pada visi. Disamping itu harus
masa yang akan datang. dicantumkan key factor yang
2. Mengkomunikasikan dan terkait.
menghubungkan strategic 3. Merencanakan dan menetapkan
objectives dan measures sasaran dan strategic initiatives
Selanjutnya mengkomunikasikan Dalam menetapkan rencana dan
dan menghubungkan strategic target yang akan dicapai, organisasi
objectives dan pengukuran ke harus melakukan pendekatan terpadu
seluruh bagian organisasi. Setiap sampai pada penyusunan program

19
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

dan anggaran. Misal program strategik pokok yang didukung


semester pendek, maka oleh perspektif lain.
perencanaan disusun secara terpadu 3. Balanced scorecard bukanlah
mulai dari bagian administrasi sesuatu yang instan sehingga
akademik, bagian umum dan membutuhkan komitmen dari
keamanan, koordinasi dosen baik segenap anggota organisasi
dari segi matakuliah yang perguruan tinggi.
ditawarkan maupun keseragaman
materi yang disampaikan, hingga
bagian keuangan yang menghitung DAFTAR PUSTAKA
anggarannya.
4. Umpan balik dan pembelajaran Amstrong, M dan Baron, A. (1998),
strategis Manajemen kinerja Handbook,
Untuk selalu mengkondisikan diri IPM, London.
dengan kuatnya perubahan, maka Daniel, A.C. (1989) , Manajemen
perguruan tinggi harus menjadi kinerja: Improving Quality
learning organization. Dengan Productivity through Positive
demikian proses evaluasi menjadi hal Reinforcement, manajemen
yang strategis dalam organisasi. kinerja Publications, Turker, GA
Setiap program yang telah
dilaksanakan harus dievaluasi secara Ghobadian, A dan Ashworth, J. (1994),
obyektif (sebagai tanggung jawab Performance measurement in
team bukan saling menyalahkan local government concepts and
secara individu bila ada kekurangan practice. Internal Journal of
dalam pelaksanaan) untuk dapat operation & Production
memperbaiki untuk perencanaan dan Management. Vol. 14 No. 5
pengembangan program berikutnya. Kaplan, R.S. dan Norton, D.P., (2000).
The Strategic Focused
KESIMPULAN Organization, Harvard Business
School Press
1. Berdasarkan pengamatan, masih
sering ditemui adanya Kaplan, R.S. dan Norton, D.P., (1992).
kesenjangan antara visi, strategi The Balanced Scorecard-
dan implementasi dalam measures than drive
organisasi perguruan tinggi performance, Harvard Business
sehingga terlihat tidak review, Januari-Februari
terintegrasi antara visi organisasi ----------------------------------------,
dan program dalam organisasi. (1996). Translating strategy into
2. Sistem manajemen strategik pada action: the balanced scorecard,
perguruan tinggi dapat Harvard Business School Press,
mengadaptasi pendekatan Boston
balanced scorecard, dengan
menempatkan customer value Kloot, L. dan Martin, J. (1998) Strategic
terkait dengan visi dan misi Manajemen kinerja : A Balanced
organisasi sebagai sasaran Approach to Manajemen kinerja
Issues in Local Government,

21
Jurnal FASILKOM Vol.1 No.2, 1 Oktober 2003

Victoria University of Publik, M.Si UGM,


Technology, Melbourn unpublished.
Kurnianto, Heru. (2001). Rancangan
Otley, D. (1998). Perfomance
Penerapan Balanced Scorecard
Management: Framework for
di Fakultas Ekonomi Univ.
management accounting
Muhammadiyah Yogyakarta,
research, Paper presented at
MM UGM, unpublished.
management Accounting
Research Group, Aston Business
Merchant, K.A. (1990). The Effect of
School, Birmingham, 17-18
financial controls on data
September
manipulation and management
myopia, Accounting, ---------- (1999) Manajemen kinerja:
Organizations and society, Vol. framework for management
15, no. 4 control systems research,
Management accounting
--------------------(1998). Modern
tresearch, Vol. 10
management control systems:
text and cases, Prentice Hall Rogers, S. (1994), ). Perfomance
Management in local
Mulyadi.(2001). Balanced Scorecard,
government, Longmans, Essex
Penerbit Salemba Empat.
Slater dkk (1998) Concepts of provetae
Noor K, Yuli (2001), Analisa Balance
sector management for public
Scorecard Dalam Penyusunan
administrator, Report to ADB,
Strategi dan Pencapaian
University of Birmingham
Tujuan Akhir dari Segi
Prespektif Keuangan di Sektor

22

You might also like