You are on page 1of 12

Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan.

Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara
pertanyaan itu adalah kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran
dan relevansi pendidikan dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang
selama ini diambil telah mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh
globalisasi ekonomi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat.
Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan berbagai variabel yang sedang berkembang.
Diantara variabel penting untuk dicermati adalah perkembangan proses modernisasi yang amat
dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni kapitalisme global di dalam kehidupan
masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan dengan beragam perkembangan
aspirasi di dunia internasional.
Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan ketika
banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi kebutuhan yang
berkembang ditengah masyarakat. Urgensi ini menjadi krusial ketika para pembuat kebijakan
pendidikan lokal juga terlibat dalam proses penentuan kebijakan untuk memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi semakin signifikan
ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan pendidikan bertemu dengan perubahan situasi
Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara
pertanyaan itu adalah kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran
dan relevansi pendidikan dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang
selama ini diambil telah mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh
globalisasi ekonomi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat.
Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan berbagai variabel yang sedang berkembang.
Diantara variabel penting untuk dicermati adalah perkembangan proses modernisasi yang amat
dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni kapitalisme global di dalam kehidupan
masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan dengan beragam perkembangan
aspirasi di dunia internasional.

Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan ketika
banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi kebutuhan yang
berkembang ditengah masyarakat. Urgensi ini menjadi krusial ketika para pembuat kebijakan
pendidikan lokal juga terlibat dalam proses penentuan kebijakan untuk memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi semakin signifikan
ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan pendidikan bertemu dengan perubahan situasi
internasional. Hal tersebut sebagai akibat dari proses modernisasi dan globalisasi ekonomi. Apa
yang terjadi di Barat atau Utara selalu menjadi rujukan dan referensi pertimbangan politik
pendidikan baik bagi para penguasa di tingkat pusat maupun para otoritas pengambil kebijakan
di tingkat lokal.

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-
pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari
pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan
syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas
sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-
batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang
menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia
inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.

Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan
yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan
yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan
suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia
yang baru.

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu,
inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa
praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi
yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang
terjadi di masyarakat.

Adapun pengertian Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an


individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu
gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan.
Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah
Managerial, Teknologi, dan Kurikulum.

Sayangnya, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down,
dalam arti, inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.
Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan.

Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan
untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi
antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap,
pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut,
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby
1967 ada empat hal, yaitu:

Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan
anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan
buku lebih luas.
Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD
proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang
dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan
yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi
tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.

Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem
pendidikan mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun
status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.

Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM
yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat
manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara
inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan
berfungsi tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific, dan Direction to goal
attaintment. Adapun aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan
Personal.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode
yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan
yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan
Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi
adalah the process through which an individual (or other decision making unit) passes from first
knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt
or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision.

B. Pengertian Modernisasi Pendidikan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modernisasi berarti proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.

Dari uraian di atas, dijumpai poin penting dari modernisasi: satu, proses pergeseran sikap dan
mentalitas. Dua, menyesuaikan dengan tuntutan masa kini. Saat ini kita berada dalam era
globalisasi; pengetahuan dan teknologi berkembang dan menyebar dengan pesat. Hal ini
mendorong timbulnya masyarakat baru di muka bumi, yaitu masyarakat dunia; menggantikan
konsep masyarakat tradisional yang terkungkung oleh ruang dan waktu serta batas-batas
geografis. Kita tidak bisa menutup mata, bahwa kita pun adalah bagian dari masyarakat dunia.
Karena itu, modernisasi dilakukan sebagai langkah agar bisa fit in the society.

Lalu, apa hubungannya dengan pendidikan? Pendidikan berperan sebagai conservative agent
(Alwasilah, 2008:59), berfungsi menyiapkan masinis-masinis untuk menjalankan lokomotif
penarik gerbong modernisasi. Karena itu, pendidikan sangat berperan dalam proses pergeseran
sikap dan mentalitas.

Internasionalisasi dalam pendidikan, dipandang sebagai salah satu cara untuk memodernisasikan
pendidikan. Internasionalisasi dimaknai dengan membuka peluang kerjasama dengan perguruan
tinggi (maupun sekolah) di luar negeri; demi terciptanya transfer dan pertukaran pengetahuan.
Tentu saja hal ini sangat baik bagi kemajuan pendidikan kita, supaya kita tidak menjadi katak
dalam tempurung.

Mendatangkan dosen dan mahasiwa asing, menyelenggarakan perkuliahan dengan bahasa


pengantar bahasa Inggris memang positif. Tetapi, kita pun perlu memikirkan bagaimana
menjembatani perbedaan kultur akademik di PT (sekolah) luar negeri dengan kultur akademik
yang masih berlangsung di PT (sekolah) dalam negeri. Kita perlu menyiapkan mahasiswa kita,
untuk menghadapi perkuliahan taraf internasional bukan hanya dari segi bahasa. Tetapi juga
mempersiapkan mahasiswa agar terhindar dari gegar budaya yang disebabkan oleh perbedaan
kultur akademik.

Alangkah baiknya jika modernisasi pendidikan difokuskan pada pemanfaatan potensi lokal dan
pengembangan strategi berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat kita bukan apa yang
diinginkan. Karena, seringkali apa yang diinginkan sebenarnya bukan yang sesungguhnya kita
butuhkan.
Modernisasi sering disalah artikan sebagai sikap kebarat-baratan; kita dikatakan sudah modern
jika sudah menerapkan gaya barat dalam kehidupan. Padahal, hal itu sepenuhnya salah.
Bagaimanapun, kita adalah orang timur yang memiliki karakteristik tersendiri. Kita tidak perlu
memaksa mendefinisikan diri kita sebagai orang lain hanya agar diakui oleh masyarakat.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Pada era Meiji, Jepang mulai membuka dirinya terhadap dunia internasional, setelah sebelumnya
melakukan politik menutup diri (sakoku) selama ratusan tahun. Menyadari dirinya akan
tertinggal jika tidak cepat melakukan penysesuaian, Jepang pun melakukan langkah drastis;
dengan menyerap pengetahuan asing dan membawanya ke dalam negeri. Contoh dalam bidang
bahasa, era Meiji ditandai dengan kemunculan kosakata kanji baru. Ketika mereka menyerap
teknologi baru, istilah-istilah teknis yang baru pertama kali diperkenalkan dibuat padanannya
dalam bahasa Jepang, lewat penggabungan beberapa karakter kanji yang memiliki makna sama
dengan bahasa rujukan.

Mengapa bangsa Jepang repot- repot membuatnya? Bangsa Jepang sangat bangga pada jati diri
kejepangannya, bagi mereka konsep menyesuaikan dengan tuntutan masa kini adalah
mendekatkan unsur modern pada kehidupan masyarakat dengan bentuk- bentuk yang telah
dikenal oleh masyarakat. Bagi mayoritas masyarakat Jepang yang tidak familiar dengan bahasa
asing, membuat bentuk baru yang mudah diterima masyarakat lebih penting dibanding memaksa
menerima bahasa asing secara bulat-bulat. Lewat cara ini, bukan hanya pengetahuan baru yang
didapat, kekayaan kosakata pun bertambah.
Ada ungkapan yang berbunyi, knowledge is power but character is more. Pengetahuan adalah
kekuatan, tapi yang lebih penting dari itu adalah karakter. Ketika kita berbicara modernisasi, kita
berbicara transfer dan pertukaran pengetahuan yang menjadi sumber kekuatan dalam
menghadapi era globalisasi. Tetapi karakterlah yang membuat kita dapat bertahan ditengah
derasnya arus zaman. Karakter, tidak dipelajari lewat cara transfer maupun pertukaran
pengetahuan; melainkan lewat pemerolehan pengetahuan yang berasal dari kearifan lokal.
Sugiarto (2009) mengemukakan bahwa mengesampingkan adat tradisi, mengabaikan
pengalaman masa lalu dan kearifan lokal merupakan kebiasaan yang dapat membuat kehancuran
bangsa. Karena itu, pendidikan sebaiknya bersifat kontekstual, menggali potensi-potensi lokal
dan menyebarkannya dalam pengajaran. Bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan belaka.
Sources : dari berbagai sumber
Share this article :
Tweet
?

Post a Comment
Prev Post Next Post Home

Reflection
Technology
Education
Entrepreneur
Globalisasi
Docoment SMA
Naura Latifah Umami
Follow @faqihjogja
Kompasiana Faqih Muhammad

Bhineka Tunggal Ika

There was an error in this gadget

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Faqih Muhammad Calender

Video and Profile My Campus


Popular post
Pendekatan Fenomenologi dalam Penelitian Kualitatif

Pengantar Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi penelitian kualitatif yang


berakar pada filosofi dan psikologi, dan berfo...

Inovasi dan Modernisasi Dalam Pendidikan

Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dal...

Eksploitasi Perempuan dan Anak di Perkebunan Kelapa Sawit

Hegemoni Yang Tersembunyi Hegemoni Teks dan Wacana Saat ini Indonesia memiliki
luas lahan perkebunan kelapa sawit sekitar 7,8 juta h...

Blog Archive
Followers
Total Pageviews
33724

Belakangan ini muncul perdebatan menarik tentang praktik pendidikan. Perdebatan itu
mencakup pertanyaan-pertanyaan pokok dalam penyelenggaraan pendidikan. Diantara
pertanyaan itu adalah kemana arah kebijakan pendidikan kita akan ditujukan? Dimanakah peran
dan relevansi pendidikan dengan pembangunan ekonomi? Apakah kebijakan pendidikan yang
selama ini diambil telah mempertimbangkan tuntutan perubahan yang disebabkan oleh
globalisasi ekonomi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu banyak menghantui masyarakat.
Kebijakan harus diambil setelah memperhatikan berbagai variabel yang sedang berkembang.
Diantara variabel penting untuk dicermati adalah perkembangan proses modernisasi yang amat
dinamis, seiring dengan itu juga munculnya hegemoni kapitalisme global di dalam kehidupan
masyarakat yang membawa konsekuensi interkoneksi kebijakan dengan beragam perkembangan
aspirasi di dunia internasional.
Ada kepentingan yang cukup besar untuk membangun suatu arah kebijakan pendidikan ketika
banyak variasi dan analisa kebijakan pendidikan yang dilansir sebagai antisipasi kebutuhan yang
berkembang ditengah masyarakat. Urgensi ini menjadi krusial ketika para pembuat kebijakan
pendidikan lokal juga terlibat dalam proses penentuan kebijakan untuk memenuhi kepentingan
umum. Kepentingan membangun arah pendidikan yang lebih terang menjadi semakin signifikan
ketika tuntutan kontemporerisasi kebijakan pendidikan bertemu dengan perubahan situasi
internasional. Hal tersebut sebagai akibat dari proses modernisasi dan globalisasi ekonomi. Apa
yang terjadi di Barat atau Utara selalu menjadi rujukan dan referensi pertimbangan politik
pendidikan baik bagi para penguasa di tingkat pusat maupun para otoritas pengambil kebijakan
di tingkat lokal.

A. Pengertian Inovasi Pendidikan


Inovasi mengandalkan adanya pribadi yang kreatif. Dalam setiap kebudayaan terdapat pribadi-
pribadi yang inovatif. Dalam masyarakat yang sederhana yang relatif masih tertutup dari
pengaruh kebudayaan luar, inovasi berjalan dengan lambat. Dalam masyarakat yang terbuka
kemungkinan untuk inovasi menjadi terbuka karena didorong oleh kondisi budaya yang
memungkinkan. Oleh sebab itu, di dalam masyarakat modern pribadi yang inovatif merupakan
syarat mutlak bagi perkembangan kebudayaan. Inovasi merupakan dasar dari lahirnya suatu
masyarakat dan budaya modern di dalam dunia yang terbuka dewasa ini.

Inovasi kebudayaan di dalam bidang teknologi dewasa ini begitu cepat dan begitu tersebar luas
sehingga merupakan motor dari lahirnya suatu masyarakat dunia yang bersatu. Di dalam
kebudayaan modern pada abad teknologi dan informasi dalam millennium ketiga, kemampuan
untuk inovasi merupakan ciri dari manusia yang dapat survive dan dapat bersaing. Persaingan di
dalam dunia modern telah merupakan suatu tuntutan oleh karena kita tidak mengenal lagi batas-
batas negara. Perdagangan bebas, dunia yang terbuka tanpa-batas, teknologi komunikasi yang
menyatukan, kehidupan cyber yang menisbikan waktu dan ruang, menuntut manusia-manusia
inovatif. Dengan sendirinya wajah kebudayaan dunia masa depan akan lain sifatnya.

Betapa besar peranan inovasi di dalam dunia modern, menuntut peran dan fungsi pendidikan
yang luar biasa untuk melahirkan manusia-manusia yang inovatif. Dengan kata lain, pendidikan
yang tidak inovatif, yang mematikan kreativitas generasi muda, berarti tidak memungkinkan
suatu bangsa untuk bersaing dan hidup di dalam masyarakat modern yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan akan menempati peranan sentral di dalam lahirnya suatu kebudayaan dunia
yang baru.

Inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang disadari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu,
inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa
praktik-praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi
yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan
persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang
terjadi di masyarakat.

Adapun pengertian Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an


individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu
gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan.
Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang. Contoh bidangnya adalah
Managerial, Teknologi, dan Kurikulum.

Sayangnya, inovasi pendidikan umumnya merupakan suatu gerakan yang bersifat top down,
dalam arti, inisiatif dalam melakukan inovasi selalu datang dari pihak pemerintah.
Misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, telah banyak dilontarkan
model-model inovasi pendidikan dalam berbagai bidang antara lain : usaha pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektifitas pendidikan, dan relevansi
pendidikan.

Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan
untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Indonesia. Beberapa contoh inovasi
antara lain : program belajar jarak jauh, manajemen berbasis sekolah, pengajaran kelas rangkap,
pembelajaran konstektual, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya
pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut,
antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar,
pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.

Ciri-ciri inovasi pendidikan dapat dikenal dengan beberapa identifikasi, namun menurut ashby
1967 ada empat hal, yaitu:

Ketika masyarakat/orang tua mulai sibuk dengan peran keluar sehingga tugas pendidikan
anak sebagian digeser dari orang tua pindah ke guru atau dari rumah ke sekolah.
Terjadi adopsi kata yang ditulis ke instruksi lisan
Adanya penemuan alat untuk keperluan percetakan yang mengakibatkan ketersediaan
buku lebih luas.
Adanya alat elektronika yang bermacam-macam radio, telepon, TV, computer, LCD
proyektor, perekan internet, LAN, dsb ).

Keempat hal tersebut telah menimbulkan banyak masalah. Untuk itulah kelima teknologi yang
dibahas pada poin sebelumnya sangat membantu untuk solusi pemecahan. Perubahan pendidikan
yang dinginkan sekolah sesuai visi dan misinya tentunya sangat tergantung pada lima teknologi
tersebut yaitu sistem berfikir, sistem desain, ilmu pengetahuan yang berkualitas, manajemen.

Saat ini, sekolah negeri maupun swasta mulai berusaha keras untuk mengatur kembali sistem
pendidikan mereka. Banyak program yang ditawarkan pada masyarakat, baik itu jurusan maupun
status sekolah yaitu SSN, unggul, model, internasional, akselerasi dan sarana prasarananya.

Yang jelas, perubahan sekolah untuk menghadapi dunia global harus disiapkan dari unsur SDM
yang berkualitas sehingga mampu berfikir membuat desain pendidikan, mempunyai kiat
manajemen yang baik dan tidak gagap terhadap pendidikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa antara
inovasi pendidikan dengan teknologi pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan.

Inovasi merupakan obyek dan teknologi pendidikan merupakan subyeknya. Dalam inovasi
pendidikan butuh SDM dan peralatan yang menunjang, sebaliknya SDM dan alat tidak akan
berfungsi tanpa digunakan untuk tujuan yang pasti dan bermanfaat dimasa datang.

Menurut Miles karakteristik inovasi adalah Deliberate, Novel, Specific, dan Direction to goal
attaintment. Adapun aspek pokok yang mempengaruhi inovasi adalah Struktur, Prosedur, dan
Personal.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas
pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode
yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil
teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi
pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan.

Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan
yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan
Inovasi (Innovation decision Process). Menurut Everett M Rogers proses keputusan inovasi
adalah the process through which an individual (or other decision making unit) passes from first
knowledge of an innovation,to forming an attitude toward the innovation, to a decision to adopt
or reject, to implementation of the new ide, and to confirmation of this decision.

B. Pengertian Modernisasi Pendidikan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, modernisasi berarti proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.

Dari uraian di atas, dijumpai poin penting dari modernisasi: satu, proses pergeseran sikap dan
mentalitas. Dua, menyesuaikan dengan tuntutan masa kini. Saat ini kita berada dalam era
globalisasi; pengetahuan dan teknologi berkembang dan menyebar dengan pesat. Hal ini
mendorong timbulnya masyarakat baru di muka bumi, yaitu masyarakat dunia; menggantikan
konsep masyarakat tradisional yang terkungkung oleh ruang dan waktu serta batas-batas
geografis. Kita tidak bisa menutup mata, bahwa kita pun adalah bagian dari masyarakat dunia.
Karena itu, modernisasi dilakukan sebagai langkah agar bisa fit in the society.

Lalu, apa hubungannya dengan pendidikan? Pendidikan berperan sebagai conservative agent
(Alwasilah, 2008:59), berfungsi menyiapkan masinis-masinis untuk menjalankan lokomotif
penarik gerbong modernisasi. Karena itu, pendidikan sangat berperan dalam proses pergeseran
sikap dan mentalitas.

Internasionalisasi dalam pendidikan, dipandang sebagai salah satu cara untuk memodernisasikan
pendidikan. Internasionalisasi dimaknai dengan membuka peluang kerjasama dengan perguruan
tinggi (maupun sekolah) di luar negeri; demi terciptanya transfer dan pertukaran pengetahuan.
Tentu saja hal ini sangat baik bagi kemajuan pendidikan kita, supaya kita tidak menjadi katak
dalam tempurung.

Mendatangkan dosen dan mahasiwa asing, menyelenggarakan perkuliahan dengan bahasa


pengantar bahasa Inggris memang positif. Tetapi, kita pun perlu memikirkan bagaimana
menjembatani perbedaan kultur akademik di PT (sekolah) luar negeri dengan kultur akademik
yang masih berlangsung di PT (sekolah) dalam negeri. Kita perlu menyiapkan mahasiswa kita,
untuk menghadapi perkuliahan taraf internasional bukan hanya dari segi bahasa. Tetapi juga
mempersiapkan mahasiswa agar terhindar dari gegar budaya yang disebabkan oleh perbedaan
kultur akademik.

Alangkah baiknya jika modernisasi pendidikan difokuskan pada pemanfaatan potensi lokal dan
pengembangan strategi berdasarkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat kita bukan apa yang
diinginkan. Karena, seringkali apa yang diinginkan sebenarnya bukan yang sesungguhnya kita
butuhkan.

Modernisasi sering disalah artikan sebagai sikap kebarat-baratan; kita dikatakan sudah modern
jika sudah menerapkan gaya barat dalam kehidupan. Padahal, hal itu sepenuhnya salah.
Bagaimanapun, kita adalah orang timur yang memiliki karakteristik tersendiri. Kita tidak perlu
memaksa mendefinisikan diri kita sebagai orang lain hanya agar diakui oleh masyarakat.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Ada baiknya kita berkaca pada bangsa Jepang. Bangsa Jepang mampu merepresentasikan dirinya
sendiri dalam masyarakat dunia. Lihatlah mereka begitu berpegang teguh pada akar budayanya,
dimanapun mereka berada. Mereka merupakan satu contoh bangsa yang sukses melakukan
modernisasi berbasis pada potensi lokal. Pada pengaruh asing yang masuk, mereka tidak
menelan bulat-bulat pengaruh tersebut, melainkan menyerap dan menyilangkannya dengan
budaya sendiri.

Pada era Meiji, Jepang mulai membuka dirinya terhadap dunia internasional, setelah sebelumnya
melakukan politik menutup diri (sakoku) selama ratusan tahun. Menyadari dirinya akan
tertinggal jika tidak cepat melakukan penysesuaian, Jepang pun melakukan langkah drastis;
dengan menyerap pengetahuan asing dan membawanya ke dalam negeri. Contoh dalam bidang
bahasa, era Meiji ditandai dengan kemunculan kosakata kanji baru. Ketika mereka menyerap
teknologi baru, istilah-istilah teknis yang baru pertama kali diperkenalkan dibuat padanannya
dalam bahasa Jepang, lewat penggabungan beberapa karakter kanji yang memiliki makna sama
dengan bahasa rujukan.

Mengapa bangsa Jepang repot- repot membuatnya? Bangsa Jepang sangat bangga pada jati diri
kejepangannya, bagi mereka konsep menyesuaikan dengan tuntutan masa kini adalah
mendekatkan unsur modern pada kehidupan masyarakat dengan bentuk- bentuk yang telah
dikenal oleh masyarakat. Bagi mayoritas masyarakat Jepang yang tidak familiar dengan bahasa
asing, membuat bentuk baru yang mudah diterima masyarakat lebih penting dibanding memaksa
menerima bahasa asing secara bulat-bulat. Lewat cara ini, bukan hanya pengetahuan baru yang
didapat, kekayaan kosakata pun bertambah.
Ada ungkapan yang berbunyi, knowledge is power but character is more. Pengetahuan adalah
kekuatan, tapi yang lebih penting dari itu adalah karakter. Ketika kita berbicara modernisasi, kita
berbicara transfer dan pertukaran pengetahuan yang menjadi sumber kekuatan dalam
menghadapi era globalisasi. Tetapi karakterlah yang membuat kita dapat bertahan ditengah
derasnya arus zaman. Karakter, tidak dipelajari lewat cara transfer maupun pertukaran
pengetahuan; melainkan lewat pemerolehan pengetahuan yang berasal dari kearifan lokal.
Sugiarto (2009) mengemukakan bahwa mengesampingkan adat tradisi, mengabaikan
pengalaman masa lalu dan kearifan lokal merupakan kebiasaan yang dapat membuat kehancuran
bangsa. Karena itu, pendidikan sebaiknya bersifat kontekstual, menggali potensi-potensi lokal
dan menyebarkannya dalam pengajaran. Bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan belaka.

You might also like