You are on page 1of 37

ASKEB ANAK SAKIT (DIARE)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.

Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat, 2008).

Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada
semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi
bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.

Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724,
dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses
belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang
bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta
penanganannya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada anak sakit dengan diare.

2. Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar / diagnosa masalah.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan segera

5. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi berdasarkan diagnosa

6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah dibuat

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah


dilaksanakan

1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program studi dari
pendidikan. Tempat praktek yang dituju adalah BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya.

1.3 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


1.2.2 Tujuan Khusus

1.3 Batasan Masalah / Ruang Lingkup

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Diare

2.1.1 Pengertian Diare

2.1.2 Penyebab Diare / Etiologi

2.1.3 Jenis Diare

2.1.4 Patogenesis

2.1.5 Patofisiologis

2.1.6 Gejala / Gambaran Klinis

2.1.7 Komplikasi

2.1.8 Klasifikasi Diare

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

2.1.10 Penanganan

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

BAB III : TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Subyektif


3.1.2 Data Obyektif

3.2 Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

4.2.2 Bagi Instansi Pelayanan

4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Diare

2.1.1 Pengertian Diare


Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur
lendir dan darah atau lendir saja.

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari
7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit

Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak


normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.

(Ilmu Kesehatan Anak, hal : 283)

2.1.2 Penyebab Diare / Etiologi

Etiologi diare dapat dibagi menjadi 4 faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi Enternal : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab


utama diare pada anak.

Infeksi Enternal ini meliputi :

Infeksi Bakteri : E.coli, salmonella, shigella, vibria cholerae,


aeromonas, dll.

Infeksi Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dll.


Infeksi Parasit : Cacing (ascaris), Protozoa (trichomonas haminis),
Jamur (candida algicans).

b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :

Tonsilofaringitis (Radang Tonsil)

Radang Tenggorokan

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun

2. Faktor Malarbsorbsi

a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)

Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan


diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah
perut.

b. Malarbsorbsi Lemak

Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan


kelenjar lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap di arbsorbsi usus.
Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi.
Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

c. Malarbsorbsi Protein

3. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi,


beracun, mentah (sayuran) dan kurang matang.

4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.

2.1.3 Jenis Diare

1. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.

Penyebabnya sebagai berikut :

Gangguan jasad renik / bakteri yang masuk kedalam usus halus setelah
melewati berbagai rintangan asam lambung

Jasad renik yang berkembang pesat didalam usus halus

Racun yang dikeluarkan oleh bakteri

Kelebihan cairan usus akibat racun

2. Diare Kronis / Menahun / Persisten

Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya
terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan
berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :

Gangguan bakteri jamur dan parasit

Malarbsorbsi kalori dan lemak

Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut.

2.1.4 Patogenesis
Mekanisme dasar menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotic

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk


menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya akan timbul diare
juga.

4. Patogenesis Diare Kronis

Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit,
malarbsorbsi, malnutrisi, dll.

2.1.5 Patofisiologi

Sebagai akibat diare, baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya


gangguan asam basa (Asidosis Metabolic, Hipoglikemia)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukkan kurang, pengeluaran
bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

2.1.6 Gejala / Gambaran Klinis

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat

2. Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah

3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

4. Anus lecet

5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang

6. Muntah sebelum dan sesudah diare

7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)

8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.1.7 Komplikasi

1. Dehidrasi (Ringan, Sedang, Berat)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meterosinus, hipotoni otot, lemak gradiksida,


perubahan elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang

2.1.8 Klasifikasi Diare

Klasifikasi
Gejala Klasifikasi Tindakan / Pengobatan
Diare
1. Dehidrasi Terdapat dua / lebih tanda- a. Diare Dehidrasi Jika tidak ada klasifikasi
tanda berikut : Berat berat lain

Latergis / tidak sadar Berikan cairan untuk


dehidrasi berat (rencana
Mata cowong / cekung
terapi c) dan tablet zink

Tidak bisa minum /


Jika anak juga mempunyai
malas minum
klasifikasi berat lain :

Cubitan kulit perut


Rujuk segera
kembali sangat lambat
Jika masih bisa minum,
berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan

Jika ada kolera didaerah


tersebut, berikan antibiotik
untuk kolera
Terdapat dua / lebih tanda- b. Diare Dehidrasi Berikan cairan dan makanan
tanda berikut : Ringan / Sedang sesuai rencana terapi b dan
tablet zink (10 hari berturut-
Gelisah, rewel / marah
turut)

Mata cowong / cekung


Jika anak juga mempunyai
klasifikasi berat lain :
Haus, minum dengan
lahap Rujuk segera

Cubitan kulit perut Jika masih bisa minum,


kembali sangat lambat berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan

Nasehati kapan kembali


segera

Kunjungan ulang 3 hari jika


tidak ada perbaikan
Tidak cukup tanda-tanda c. Diare Tanpa Beri cairan dan makanan
untuk di klasifikasikan Dehidrasi sesuai rencana terapi a dan
sebagai diare dehidrasi tablet zink (10 hari berturut-
berat atau ringan / sedang turut)

Nasehati kapan kembali


segera

Kunjungan ulang 3 hari jika


tidak ada perbaikan
2. Jika Diare Ada Dehidrasi a. Diare Persisten Atasi dehidrasi sebelum
14 hari / Berat dirujuk, kecuali ada
Lebih klasifikasi berat lain

Rujuk
Tanpa Dehidrasi b. Diare Persisten Nasehati pemberian untuk
diare persisten

Beri tablet zink (10 hari


berturut-turut)

Kunjungan ulang 5 hari


3. Darah Ada darah dalam tinja a. Disentri Beri antibiotic yang sesuai
Dalam
Beri tablet zink (10 hari
Tinja
berturut-turut)

Nasehati kapan kembali


segera

Kunjungan ulang 2 hari

2.1.9 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Tinja : Mikroskopis dan makroskopis. pH dan kadar gula jika


diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance). Biarkan kuman untuk mencari
kuman penyebab dan uji resistensinya terhadap berbagai antibiotika (pada diare
persisten).

2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)

3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal

4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif


terutama pada diare kronik

2.1.10 Penanganan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian Cairan

a. Cairan peroral

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90
mg/l

Sedangkan anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi ringan / sedang kadar


Natrium 50-90 mg/l

Formula lain yang disebut oralit

Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi
garam dan gula

b. Cairan Perenteral / Infuse

Pada umumnya menggunakan cairan RL (Ringer Laktat)

Cara memberikan cairan :

Belum ada dehidrasi

Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi

Dehidrasi Ringan

1 jam pertama : 25 50 ml / kg BB / peroral (nitragastric)

Selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari ad libitum

Dehidrasi Sedang

1 jam pertama : 50 100 ml / kg BB / peroral / intragastric


(sonde)

7 jam berikutnya : 10 12 ml / kg BB / jam dengan 3 5 tetes /


menit
16 jam berikutnya : 125 ml / kg BB / Oralit peroral / intragastric

2. Pengobatan Dietelik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanannya adalah :

a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)

b. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)

c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan

3. Obat Obatan

a. Obat anti sekresi

Asetosal dengan dosis 25 mg/l dengan dosis minimum 30 mg

Klorpapmazin dengan dosis 0,5 / kg BB / hari

b. Obat spasmolitik

Papaverihn

Ekstra bveladona

Opium loperamid

c. Obat pengeras tinja

Kaolin

Dektini

Chorcool
Tahurol

d. Antibiotika

Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali
bila penyebabnya jelas, seperti :

Kolera : Terosiktin 25 50 mg / kg BB / hari

Compylohectar : Eritromycin 40 50 mg / kg BB / hari

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau
pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :

Bertahap dan Sistematis

Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997 :

1. Pengertian

Proses pemecahan masalah

Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan


berdasarkan teori ilmiah.

Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.

Untuk pengambilan suatu keputusan

Yang berfokus pada klien.

2. Langkah-langkah
Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar / Pengkajian

Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data
subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang
termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,
pengetahuan klien.

Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan


fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan
kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi,
palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan
baru dan sebelumnya).

Langkah II : Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah


berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial & Mengantisipasi


Penanganannya

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk
Melakukan Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / Intervensi

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah


sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di antisipasi.

Langkah VI : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman /


Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi
didalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang
benar dalam pelaksanaannya.

(Saminem, 2008)
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 16.00 WIB Oleh : Yusraini Jabbar

RS / BPS / Klinik : BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya

3.1.1 DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

1.1 Bayi / Anak

Nama : An. N

Tanggal / Jam Lahir : 14 Agustus 2009 / 21.00 WIB

Usia : 1 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan ( )

Anak Ke : 1 (satu)

Jumlah Saudara Kandung : -

1.2 Orang Tua

Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. S


Umur : 23 th Umur : 25 th
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Jl. Gn. Anyar Tengah Alamat : Jl. Gn. Anyar Tengah

Gg. I no. 27 Surabaya Gg. I no. 27 Surabaya

2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak
encer dan berampas 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

3. Riwayat Antenatal

Penyakit / Infeksi Saat Hamil : Tidak ada


Tempat & Frekuensi ANC : BPS, 4x ANC
Imunisasi yang diperoleh saat ANC & Frekuensi: Imunisasi TT1 dan TT2
Kebiasaan ibu selama hamil : Melakukan pekerjaan RT
Obat / Jamu yang diminum selama hamil : Tidak ada

4. Riwayat Kelahiran

Tempat Lahir dan Penolong : BPS dan penolong Bidan

Cara dan Lama Kelahiran : Spontan B. dan lamanya 20 menit

Komplikasi Persalinan : Tidak ada

Kondisi saat lahir : Baik

5. Riwayat Imunisasi

Jenis Imunisasi BCG Hepatitis DPT Polio Campak DT Lain-lain

Terakhir sekali 10 / 08 28 / 11 27 / 12 27 / 12 23 / 05
- -
di berikan
2009 2009 2009 2009 2009
Frekuensi
1x 3x 3x 4x 1x - -
pemberian

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Perkembangan Anak

Ibu mengatakan bahwa anaknya berumur 1 tahun sudah mendapatkan imunisasi


yang lengkap dan berkembang sesuai dengan usianya.

b. Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)

Pasien : Ibu mengatakan bahwa anaknya sedang menderita penyakit


diare dan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular
seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun
seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun
seperti (Jantung, Ginjal).

Orang Tua : Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)
dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang


menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)
dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).

c. Perilaku Kesehatan

Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita
penyakit diare.

d. Penyuluhan yang pernah didapat oleh orang tua / keluarga terdekat


Ibu mengatakan bahwa dirinya pernah mendapatkan penyuluhan tentang
merawat bayi, pemberian ASI eksklusif serta pemberian nutrisi yang tepat dan
seimbang bagi anak.

7. Riwayat Psiko-Sosial-Budaya Keluarga

Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak
pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.

8. Pola Kehidupan Sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Lama pemberian ASI : 6 bulan

Jenis makanan utama : Nasi

Lauk, sayur, buah yang dikonsumsi : Tahu, tempe, telur, sayuran dan jeruk

Jumlah / Frekuensi pemberian : 3 x sehari

Makanan ekstra yang biasa dimakan : Tidak ada

Nafsu makan : Sedikit berkurang

b. Pola Eliminasi

BAK : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas,
bau khas dan tidak ada nyeri

BAB : Ibu mengatakan bahwa anaknya sebelum sakit BAB 1-2 x


perhari warna khas, bau khasdan konsistensi lembek. Pada saat
sakit anaknya BAB 4 x perhari warna khas, bau khas dan
konsistensi encer.

c. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah berkembang sesuai dengan usianya
saat ini dan aktivitas anak sehari-hari hanya bermain

d. Pola Istirahat / Tidur

Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang 4 jam (12.00 16.00 WIB) dan
tidur malam 10 jam (21.00 07.00 WIB)

e. Personal Hygiene

Ibu mengatakan bahwa anaknya mandi 2x sehari, menggosok gigi 3x sehari,


mencuci rambut 2x sehari dan mengganti popok / pakaian 2x sehari atau jika
basah dan kotor

3.1.2 DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran : Composmentis

b. Keadaan Umum : Cukup

c. Antropometri : BBL / TBL : 2400 gram / 48 cm

BB (k/p sebelum / sesudah) : 10 kg

TB : 75 cm

Lingk. Lengan Atas : 10 cm

Lingk. Dada : 30 cm

Lingk. Kepala : 45 cm

d. Tanda-Tanda Vital :
Nadi : 96 x/menit (Teratur / Tidak)

Suhu : 37,1 C (Axilla / Rectal)

RR : 35 x/menit (Teratur / Tidak)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi
Kepala
Keadaan kulit kepala : Bersih dan tidak ada ketombe
Warna rambut : Hitam
Jumlah : Lebat
Rontok / Tidak : Tidak Rontok
Muka
Kebersihan : Bersih
Pucat : Tidak pucat
Oedema : Tidak oedema
Mata
Bentuk : Tidak cowong
Conjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterus
Palpebra : Tidak oedema
Hidung
Kebersihan : Bersih
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Telinga
Bentuk : Simetris
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut
Bentuk : Simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Keadaan gigi rapi dan tidak ada caries gigi
Mukosa mulut : Lembab
Lidah : Bersih
Leher
Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Aksilla
Pembesaran kel. limfe : Tidak ada
Dada dan payudara
Bentuk : Simetris / funnel chest
Kebersihan : Bersih
Abdomen
Kebersihan : Bersih
Pembeesaran Abdomen : Tidak ada
Turgor Kulit : Menurun
Punggung
Posisi tulang belakang : Normal / Lordosis (Tegak)
Genetalia
Kebersihan : Bersih
Warna : Kemerahan
Kelainan : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak oedema
Anus
Kelainan : Tidak ada
Ekstermitas atas & bawah
Simetris : Simetris
Oedema : Tidak oedema
Jumlah Jari : Lengkap, tidak ada polidaktil / sindaktil
b. Palpasi
Dada & payudara
Nyeri tekan : Tidak ada
Tumor / benjolan : Tidak ada
Keluaran : Tidak ada
Leher
Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Abdomen
Nyeri Tekan : Tidak ada
Kembung : Ada kembung
c. Auskultasi
Dada
Ronchi / Whezing : Tidak ada
Abdomen
Bising Usus : Positif
d. Perkusi
Refleks patella : Tidak dilakukan
3. Tumbuh Kembang
a. Tumbuh (Antropometri)

BB : 10 kg

TB : 75 cm

Lingk. Dada : 30 cm

Lingk. Lengan Atas : 10 cm

Lingk. Kepala : 45 cm

b. Kembang
Motorik Halus : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mampu
memasukkan mainan kedalam cangkir dan
meletakkan benda ke tangan orang lain

Motorik Kasar : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah bisa berdiri


tanpa berpegangan, sudah bisa melangkah sendiri dan
duduk sempurna

c. Sistem Neurologi

Reflek Moro : Positif / Kuat

Reflek Rooting : Positif / Kuat

Reflek Graphs / Plantar : Positif / Kuat

Reflek Sucking : Positif / Kuat

Reflek Tonic Neck : Positif / Kuat

Reflek Swallowing : Positif / Kuat

Reflek Babynsky : Positif / Kuat

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Hemoglobin : Tidak dilakukan
b. Urine
Albumin : Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain
Tidak dilakukan
3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA MASALAH
Tanggal Jam Diagnosa / Masalah Data Dasar
08-10-2010 16.10 Anak N usia 1 tahun DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas
dengan diare tanpa 6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1
dehidrasi hari

DO : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Suhu : 37,1 C

Nadi : 96 x/menit

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising Usus (+)

3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Potensial terjadinya dehidrasi ringan

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral

3.5 INTERVENSI

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 16.15 WIB

Diagnosa : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi


Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 30 menit diharapkan ibu mengerti
dan memahami tindakan yang akan dilakukan, serta memahami penjelasan
petugas.

Kriteria Hasil : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Baik

TTV dalam Batas normal : Suhu : 36,5 37,5 C

Nadi : 60 100 x/menit

RR : 40 60 x/menit

Turgor Kulit : Baik

Abdomen : Kembung (-), Bising Usus (+)

Tidak terjadi dehidrasi

INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan pemeriksaan pada anak 1. Dengan melakukan pemeriksaan pada anak
diharapkan dapat mengetahui kondisi yang
dialami oleh anak saat ini

2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan 2. Diharapkan dengan dilakukan observasi


tanda-tanda vital keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda
vital, keadaan pasien dapat dipantau
3. Observasi tanda-tanda dehidrasi 3. Diharapkan dengan dilakukan observasi tanda-
tanda dehidrasi pasien tidak mengalami
dehidrasi ke tingkat yang lebih tinggi
4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu 4. Diharapkan ibu dan keluarga dapat mengerti
dan keluarga tentang kondisi anaknya saat ini

5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan 5. Diharapkan keadaan anak dapat membaik dan
oralit tidak terjadi dehidrasi

6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi 6. a. Nutrisi


dan personal hygiene
Lakukan pengenceran pada pemberian susu
formula.

b. Personal Hygiene

Jaga kebersihan badan terutama pada


kebersihan kuku dan jari.

Cara membersihkan botol sesuai dengan


standart (sterilisasi).
7. Berikan terapi kepada pasien 7. Diharapkan untuk mempercepat kesembuhan
pasien

3.6 IMPLEMENTASI

Diagnosa : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

Tanggal Jam Implementasi / Tindakan


08-10-2010 16.25 1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang
dialami oleh anak saat ini

16.30 2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 C

RR : 35 x/menit
16.35 3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)


16.40 4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk
mengetahui kondisi pasien saat ini
16.45 5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit
16.50 6. Memberikan HE kepada ibu tentang :

a. Nutrisi

Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada


pembuatan susu formula.

b. Personal Hygiene

Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan


jari.

Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu


dengan cara merebus botol kedalam air mendidih 20 menit
untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal didalam
botol susu.
16.55 7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol : 3 x tablet
Diaform : 3 x tablet

Coludium : 2 x tablet Puyer terdiri dari

Antasid : 2 x tablet 10 bungkus

Ratrim : 2 x tablet

CTM : 3 x tablet

Vosea : 3 x 1 sendok teh

3.7 EVALUASI

Tanggal : 08 Oktober 2010 Jam : 17.00 WIB

S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan
ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

O : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

A : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi


P : Memberikan HE pada ibu tentang :

Personal Hygiene

Nutrisi

Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol

Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak

Minum obat secara teratur

Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan

BAB IV

PENUTUP

Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak N dengan diare tanpa
dehidrasi di BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
dan saran sesuai uraian dibawah berikut :

4.1 Kesimpulan

1. Pengkajian

DS : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak


berak encer dan berampas 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1
hari.

DO : Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit


Suhu : 37,1 C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah

Diagnosa : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

3. Identifikasi Diagnosa Potensial

Potensial terjadinya dehidrasi ringan

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Penuhi asupan cairan untuk mengatasi degidrasi atau rehidrasi peroral

5. Intervensi

Diagnosa : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Lakukan pemeriksaan pada anak


2. Observasi keadaan umum, kesadaran dan tanda-tanda vital

3. Observasi tanda-tanda dehidrasi

4. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga


5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan oralit
6. Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene
7. Berikan terapi kepada pasien
6. Implementasi
Diagnosa : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh
anak saat ini

2. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 C

RR : 35 x/menit

3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda vital

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui
kondisi pasien saat ini

5. Melakukan rehidrasi dengan cara pemberian oralit

6. Memberikan HE kepada ibu tentang :

a. Nutrisi

Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu
formula
b. Personal Hygiene

Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari

Cara membersihkan botol sesuai dengan standart (sterilisasi) yaitu dengan


cara merebus botol kedalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan
kuman / bakteri yang tertinggal didalam botol susu

7. Memberikan terapi puyer diare :

Metronidazol : 3 x tablet

Diaform : 3 x tablet

Coludium : 2 x tablet Puyer terdiri dari

Antasid : 2 x tablet 10 bungkus

Ratrim : 2 x tablet

CTM : 3 x tablet

Vosea : 3 x 1 sendok teh

7. Evaluasi

S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas
dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas

O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Cukup

TTV : Nadi : 96 x/menit

Suhu : 37,1 C

RR : 35 x/menit

Mata : Tidak cowong

Turgor Kulit : Menurun

Abdomen : Kembung (+), Bising usus (+)

A : Anak N usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi

P : Memberikan HE pada ibu tentang :

Personal Hygiene

Nutrisi

Pentingnya pemberian cairan dan cara membersihkan botol

Membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak

Minum obat secara teratur

Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu
jika ada keluhan

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Mahasiswa

Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat
praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
4.2.1 Bagi Instansi Pelayanan

Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang


yang telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami
sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara optimal.

4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan

Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun
keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan
mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap
yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara

Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC

Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC

Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI

Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakart

You might also like