You are on page 1of 8

Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit dari (Tiwit Widowati)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG ENDOFIT DARI


TANAMAN KUNYIT (Curcuma longa L.) SEBAGAI PENGHASIL
ANTIOKSIDAN
(The Isolation and Identification of Endophyte Fungi from Turmeric (Curcuma longa L.)
as an Antioxidant Producer)

Tiwit Widowati, Bustanussalam, Harmastini Sukiman dan Partomuan Simanjuntak


Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Jl. Raya Bogor KM 46, Cibinong, Jabar 16911, Indonesia
e-mail: tiwitwidowati@yahoo.com
Naskah diterima 13 Januari 2016, revisi akhir 15 April 2016 dan disetujui untuk diterbitkan 18 April 2016

ABSTRAK. Kapang endofit merupakan mikroba yang terdapat di dalam jaringan


tanaman tanpa membahayakan tanaman inang. Kapang endofit mampu menghasilkan
metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidan, antikanker
dan antimikroba. Kapang endofit dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman
terutama tanaman obat seperti kunyit (Curcuma longa L). Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi dan mengidentifikasi kapang endofit dari batang tanaman kunyit
yang berpotensi sebagai penghasil antioksidan. Kapang endofit yang diisolasi dari
batang tanaman kunyit diperoleh 12 isolat. Uji antioksidan menggunakan 1,1-Diphenyl-
2-picryl-hydrazyl (DPPH) menunjukkan bahwa isolat K.Cl.Sb.B1 menghasilkan nilai
inhibisi tertinggi (78,81%). Berdasarkan identifikasi molekuler, isolat K.Cl.Sb.B1
merupakan Colletotrichum sp.
Kata kunci: Curcuma longa L., identifikasi antioksidan, kapang endofit

ABSTRACT. Endophyte fungi are microbe that living inside the plant tissue without
harming the host plant. Endophyte fungi can produce secondary metabolite which can
be used as antioxidant, anticancer and antimicobes compound. Endophyte fungi can be
found in many plants especially herbs such as turmeric (Curcuma longa L). The aims of
this study are to isolate and identify endophyte fungi from stem of C. longa L. which is
potential as an antioxidant producer. The endophyte fungi isolated from turmeric stem
were 12 isolates. Antioxidant activity was assayed using 1,1-Diphenyl-2-picryl-hydrazyl
(DPPH) showed that isolate K.Cl.Sb.B1 produced the highest inhibition value
(78,81%). Based on molecular identification, the isolate K.Cl.Sb.B1 was Colletotrichum
sp.
Keywords: Curcuma longa L., endophyte fungi, identification antioxidant

1. PENDAHULUAN dengan tanaman inang, dimana mikroba


Mikroba endofit adalah mikroba endofit mendapatkan nutrisi dari hasil
yang hidup di dalam jaringan tanaman dan metabolisme tanaman sedangkan mikroba
mampu hidup dengan membentuk koloni menghasilkan senyawa aktif berupa
dalam jaringan tanpa membahayakan metabolit sekunder yang menjaga inang
tanaman inang (Strobel & Daisy, 2003). dari serangan penyakit (Taechowishan, et
Mikroba endofit terdapat di jaringan al., 2005).
tanaman seperti bunga, buah, batang, daun, Mikroba endofit sebagai penghasil
akar dan biji serta merupakan pelindung senyawa aktif berpotensi untuk
bagi tanaman inang dari stress lingkungan dikembangkan sebagai produser bahan
dan kompetisi mikroba (Hung & baku obat. Kapang endofit Muscodor albus
Annapurna, 2004). Mikroba ini hidup dari Cinnamomum zeylanicum diketahui
bersimbiosis saling menguntungkan menghasilkan campuran senyawa organik

9
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 9-16

volatil dan mempunyai aktivitas endofit dilakukan menurut metode Tomita


antimikroba dengan spektrum yang luas (2003). Sampel tanaman dicuci dengan air
(Ezra, et al., 2004). Selanjutnya kapang mengalir selama 10 menit kemudian
endofit Taxomyces andreane dari tanaman dipotong menjadi beberapa bagian dengan
Taxus brevifolia menghasilkan senyawa panjang 2-3 cm. Potongan batang tanaman
aktif berupa paclitaxel (taksol) yaitu obat kunyit disterilisasi permukaan dengan cara
antikanker (Strobel & Daisy, 2003). direndam dalam alkohol 75% selama 1
Senyawa pestacin dan isopestacin yang menit, larutan sodium hipoklorit (NaOCl)
diperoleh dari kultur endofit Pestalotiopsis 5,3% selama 5 menit dan alkohol 75%
microspora dari tanaman Terminalia selama 30 detik. Potongan sampel
morobensis menunjukkan aktivitas dikeringkan dengan kertas tisu steril
antimikroba dan antioksidan (Harper, et kemudian dibelah dengan pisau steril dan
al., 2003) diletakkan pada cawan petri yang berisi
Berbagai jenis tanaman terutama media Corn Meal Malt (CMM) yang
tanaman obat dapat digunakan sebagai terdiri dari 17 g Corn Meal Agar, 20 g
sumber isolat kapang endofit. Kapang Malt Extract, 2 g Yeast Extract dan 50 mg
endofit dari tanaman obat merupakan chloramphenicol per liter air lalu
sumber metabolit sekunder. Isaka, et al., diinkubasi pada pada suhu ruang selama 3
(2010) melaporkan kapang endofit Xylaria hari sampai 4 minggu.
sp. dari tanaman Licuala spinosa Koloni kapang yang sudah tumbuh
mengandung senyawa Eremophilanoides dimurnikan dengan cara memotong
yang bersifat antikanker. Senyawa sebagian miselium kapang dan
Phomoarcherins A-C dihasilkan kapang dipindahkan secara aseptik ke dalam media
endofit Phomopsis archeri yang berasal kultur. Media kultur yang digunakan dalam
dari tanaman obat Viguiera albindia, penelitian ini adalah Potato Dextrose Agar
bersifat antimalaria (Hemtasin, et al., (PDA). Koloni diinkubasi pada suhu ruang
2011). Tumbuhan yang banyak digunakan selama 48-72 jam. Koloni yang terpisah
oleh masyarakat sebagai bahan baku obat- dan tumbuh dengan baik selanjutnya
obatan tradisional antara lain dari marga ditanam pada media PDA miring sebanyak
Zingiberaceae. Salah satu jenis tanaman dua ulangan. Isolat kapang yang telah
yang sering digunakan adalah kunyit murni diidentifikasi secara makroskopis.
(Curcuma longa L.). Kunyit selain
Karakterisasi Morfologi Kapang
digunakan sebagai bahan baku obat juga
Karakterisasi morfologi kapang
dipakai sebagai bumbu dapur dan zat
dilakukan dengan mengamati beberapa
pewarna alami. Tanaman ini mempunyai
karakter secara makroskopis. Pengamatan
senyawa aktif yaitu kurkumin yang
makroskopis meliputi warna dan
berpotensi sebagai antioksidan (Maehara,
permukaan koloni (granular, seperti
et al., 2011). Penelitian ini bertujuan untuk
tepung, menggunung, licin), tekstur,
mendapatkan kapang endofit dari batang
zonasi, daerah tumbuh, garis-garis radial
tanaman kunyit yang berpotensi
dan konsentris, dan warna balik koloni.
menghasilkan senyawa kimia yang
memiliki aktivitas antioksidan. Seleksi Kapang Penghasil Antioksidan
Kapang yang telah diperoleh
2. METODE PENELITIAN difermentasi secara bertahap pada media
Isolasi dan Pemurnian Kapang Endofit Potato Dextrose Broth (PDB) volume 5
Tanaman kunyit yang digunakan ml, 50 ml dan 500 ml dan diinkubasi
dalam penelitian ini diperoleh dari daerah goyang dengan shaker pada kecepatan 150
Cicurug, Sukabumi. Sampel tanaman rpm selama 7 hari. Kultur cair disaring
disimpan dalam plastik untuk dilakukan menggunakan kertas saring untuk
tahap isolasi di Laboratorium Mikroba memisahkan filtrat dan biomassa. Filtrat
Simbiotik Tanaman, Pusat Penelitian diekstraksi dengan etil asetat sedangkan
Bioteknologi-LIPI. Isolasi kapang bakteri biomassa dikeringkan dalam oven pada
suhu 50oC selama 24 jam. Biomassa kering

10
Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit dari (Tiwit Widowati)

kemudian diekstrak dengan etil asetat ruang kedap udara selama 5 menit
sampai semua biomassa terendam oleh kemudian dilarutkan dengan 0,2 x volume
pelarut dengan rasio 1:2. Masing-masing RNAse dan 30 l buffer TE steril,
ekstrak dikeringkan menggunakan selanjutnya diinkubasi pada suhu 370C
rotavapor. Ekstrak kapang konsentrasi 100 selama 10 menit dan 700C selama 10
ppm direaksikan dengan 0,6 mL DPPH menit. Ekstraksi DNA fungi dilakukan
0,4 mM. Campuran tersebut diinkubasi ke dengan menggunakan reagen kit nucleon
dalam water bath pada suhu 37oC selama PHYTOpure (Amersham LIFE SCIENCE,
30 menit. Selanjutnya larutan tersebut Amerika).
diukur absorbansinya menggunakan Amplifikasi PCR pada ITS
spektrofotometri dengan panjang menggunakan Primer ITS 4: 5`-- TCC
gelombang 515 nm (Molyneux, 2004). TCC GCT TAT TGA TAT GC 3` dan
Primer ITS 5: 5`--GGA AGT AAA AGT
Identifikasi Molekuler
CGT AAC AAG G 3` (White, et al.,
Identifikasi isolat fungi dilakukan
1990; O`Donnell, 1993). Amplifikasi DNA
secara molekuler berdasarkan analisis
dilakukan dengan membuat volume 30 l
genetika secara parsial pada lokus Internal
yang mengandung 10,5 l air bebas basa,
Transcribed Spacer (ITS) ribosomal DNA
15 l 2 x PCR mastermix (Promega), 0,75
fungi. Identifikasi dilakukan pada isolat
l 10 pmol masing-masing primer ITS 4
yang menghasilkan aktivitas antioksidan
dan ITS 5 serta 3 l (sekitar 250 ng/l)
tertinggi. Isolasi DNA diawali dengan
templat DNA. Reaksi amplifikasi
menumbuhkan isolat fungi dalam media
dilakukan sebanyak 35 siklus sebagai
cair Potato Dextrose Broth (PDB) dan
berikut: pre-denaturasi pada 950C selama
diinkubasi selama 72 jam. Biomassa
15 menit, denaturasi pada 950C selama 30
berupa miselia fungi selanjutnya dipanen
menit, pemansan (annealing) pada 550C
dengan menyaring hasil fermentasi dengan
selama 30 detik, pemanjangan pada 720C
menggunakan kertas saring steril dan
selama 1,5 menit, pemanjangan ulang pada
dicuci dengan akuades steril. Miselia
720C selama 5 menit dan terakhir disimpan
dimasukkan dalam mortar steril dan
pada suhu 250C selama 10 menit.
digerus dengan penggerus steril dengan
Pemurnian produk PCR dilakukan dengan
ditambahkan nitrogen cair. Sekitar 0,5 g
PEG precipitation method (Hiraishi, et al.,
biomassa kering dipindahkan ke dalam 1,5
1995) dan dilanjutkan dengan siklus
ml tabung mikro yang berisi 600 l larutan
sekuensing. Hasil siklus sekuensing
buffer CTAB. Tabung kemudian dibolak-
dimurnikan kembali dengan Ethanol
balik dan diinkubasi pada suhu 65oC
purification method. Analisis pembacaan
selama 30 menit dan selanjutnya
urutan basa nitrogen menggunakan
diinkubasi di dalam es selama 5 menit.
automated DNA sequencer (ABI PRISM
Sebanyak 600 l campuran kloroform dan
3130 Genetic Analyzer) (Applied
isoamil alkohol dengan perbandingan 24:1
Biosystems).
ditambahkan ke dalam tabung. Tabung
Data mentah hasil pengurutan
kemudian dibolak-balik dan disentrifugasi
selanjutnya dipotong dan dikumpulkan
pada 25.000 x g pada suhu 40C selama 10
menggunakan program BioEdit (Hall,
menit. Supernatan dipindahkan ke dalam
2013). Data sekuens yang telah
tabung baru dan ditambahkan dengan 0,1 x
dikumpulkan selanjutnya di BLAST
volume 2M NaOAc pH 5,2 dan 3 x volume
dengan data genom yang telah didaftarkan
etanol kemudian diinkubasi pada suhu
di DNA Data Bank of Japan (DDBJ, 2015)
-200C selama 2 jam. Pelet DNA kapang
atau National Center for Biotechnology
diperoleh dengan cara sentrifugasi pada
Information (NCBI, 2016) guna
25.000 x g pada suhu 40C selama 25 menit.
menentukan takson atau spesies yang
Pelet DNA kapang dicuci dengan 500 l
memiliki homology/similarity terbesar dan
70% etanol kemudian disentrifugasi pada
terdekat secara molekuler.
25.000 x g pada suhu 40C selama 5 menit.
Pelet DNA kapang dikeringkan di dalam

11
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 9-16

3. HASIL DAN PEMBAHASAN lingkungan yang banyak mempengaruhi


Isolasi dan Karakterisasi Kapang struktur dan komposisi spesies mikroba
Endofit yang mengkolonisasi akar, batang, cabang
Hasil isolasi kapang endofit dari dan daun (Araujo, et al., 2002). Hal ini
bagian batang kunyit diperoleh 12 isolat. menunjukkan bahwa mikroba endofit
Isolat-isolat tersebut disimpan dalam bervariasi di dalam tanaman atau
media PDA miring untuk digunakan dalam tergantung pada interaksi dengan endofit
pengujian selanjutnya. Berdasarkan atau patogen lainnya.
deskripsi ciri-ciri dan karakter Seleksi Kapang Penghasil Antioksidan
makroskopis kapang endofit terdapat Bioaktivitas ekstrak kunyit yang
perbedaan morfologi yang sangat diukur adalah antioksidan dengan data
bervariasi, hal ini dapat dilihat pada Tabel dalam IC50. Molyneux (2004) menyatakan
1. nilai IC50 (Inhibition Concentration 50)
Adanya variasi bentuk kapang adalah konsentrasi antioksidan (g/ml)
endofit yang diperoleh, diantaranya yang mampu menghambat 50% aktivitas
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. radikal bebas.
Habitat tanaman merupakan faktor

Tabel 1. Karakter morfologi kapang endofit dari batang C. longa


Kecepatan
Garis Lingkaran
Kode Isolat Bentuk Koloni Tumbuh Foto
Radial Konsentris
(cm/hari)
Miselium agak halus, warna
K.Cl.Sb.B1 koloni hijau abu-abu, warna Ada Tidak ada 0,7
sebalik hijau putih
Permukaan koloni lebih Tidak
K.Cl.Sb.B2 Tidak ada 0,9
kasar dan berwarna putih ada
Miselium seperti beludru
dengan hifa aerial pendek,
K.Cl.Sb.B3 Ada Ada 0,9
warna putih,warna sebalik
putih hijau
Permukaan koloni lebih
Tidak
K.Cl.Sb.B4 kasar, berwarna putih, warna Ada 1
ada
sebalik putih orange
Permukaan koloni lebih Tidak
K.Cl.Sb.B5 Ada 0,8
kasar dan berwarna putih ada
Hifa aerial halus, pendek,
K.Cl.Sb.B6 Ada Ada 1,1
tegak dan berwarna putih

Hifa aerial panjang, padat


K.Cl.Sb.B7 Ada Ada 0,7
seperti kapas, berwarna putih
Permukaan koloni lebih
Tidak
K.Cl.Sb.B8 kasar dan berwarna putih Tidak ada 0,8
ada
coklat
Permukaan koloni lebih
Tidak
K.Cl.Sb.B9 kasar dan berwarna putih. Tidak ada 0,7
ada
Warna sebalik coklat hijau
Miselium seperti beludru
K.Cl.Sb.B10 dengan hifa aerial pendek, Ada Ada 0,8
warna koloni putih hijau
Permukaan koloni lebih
K.Cl.Sb.B11 kasar dan berwarna putih. Ada Ada 1,2
Warna sebalik putih hijau
Permukaan koloni lebih Tidak
K.Cl.Sb.B12 Tidak ada 0,8
kasar dan berwarna putih ada
Keterangan: K = kapang; Cl = Curcuma longa; Sb = Sukabumi; B = batang; 1-12 = nomor koleksi

12
Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit dari (Tiwit Widowati)

Seleksi Kapang Penghasil Antioksidan juga ditunjukkan oleh isolat K.Cl.Sb.B1


Bioaktivitas ekstrak kunyit yang (38,37%), sedangkan nilai inhibisi
diukur adalah antioksidan dengan data terendah diperoleh dari ekstrak biomassa
dalam IC50. Molyneux (2004) menyatakan isolat K.Cl.Sb.B5 dan K.Cl.Sb.B6 (0,89%).
nilai IC50 (Inhibition Concentration 50) Data tersebut menyatakan bahwa filtrat
adalah konsentrasi antioksidan (g/ml) isolat K.Cl.Sb.B1 bisa menghambat radikal
yang mampu menghambat 50% aktivitas bebas dengan keaktifan sedang, sedangkan
radikal bebas. Pola aktivitas antioksidan isolat yang lain, tidak aktif. Hasil Tabel 2
dari bahan yang diuji dinyatakan aktif bila menunjukkan bahwa nilai % inhibisi filtrat
menghambat radikal bebas lebih dari 80%, lebih besar dibandingkan dengan
dinyatakan sedang keaktifannya bila biomassa, hal ini terjadi karena senyawa
menghambat 50-80% dan dinyatakan tidak aktif antioksidan yang dihasilkan berada
aktif bila menghambat kurang dari 50%. banyak di filtrat (ekstraseluler)
Zat aktif pada kunyit yang memiliki dibandingkan di biomassa (intraseluler).
efektivitas sebagai antioksidan (% inhibisi) Uji antioksidan DPPH didasarkan
adalah kurkumin. Pigmen alami berwarna pada kemampuan senyawa aktif
kuning ini memiliki kemampuan yang antioksidan untuk meredam aktifitas
sangat baik dalam melindungi tubuh dari radikal bebas DPPH yang berwarna ungu
radikal bebas yang sangat baik terutama membentuk senyawa stabil non-radikal
radikal bebas berupa lemak buruk dan yang bewarna kuning. Aktivitas
senyawa yang larut dalam lemak. Hasil perendaman DPPH menunjukkan adanya
ekstrak etil asetat dari filtrat dan biomassa kemampuan senyawa antioksidan untuk
kapang endofit kunyit mempunyai aktivitas mendonorkan elektron atau hidrogen
antioksidan yang bervariasi seperti yang sehingga merubah radikal menjadi non-
ditunjukkan pada Tabel 2. radikal yang lebih stabil (Bougatef, et al.,
2009). Souwaluck & Yingyong (2009)
Tabel 2. Persentase inhibisi dari ekstrak etil melaporkan adanya aktivitas antioksidan
asetat filtrat dan biomassa dari ekstrak rimpang Zingiber montanum
Inhibisi (%) (Koenig) Link ex Dietr., antara 57,63-
No. Kode Isolat 80,88%. Selain itu, juga dilaporkan adanya
Filtrat Biomassa
aktivitas antioksidan dari tanaman
1. K.Cl.Sb.B1 78,81 38,37
Zingiberaceae di Taiwan sekitar 53-89%
2. K.Cl.Sb.B2 24,21 4,81 (Chen, et al., 2008).
3. K.Cl.Sb.B3 33,41 8,84
4. K.Cl.Sb.B4 34,32 21,56 Identifikasi Molekuler Isolat K.Cl.Sb.B1
Hasil sekuensing ITS rDNA isolat
5. K.Cl.Sb.B5 54,24 0,89
K.Cl.Sb.B1 adalah sebagai berikut:
6. K.Cl.Sb.B6 42,49 0,89 >1776493_B1_ITS_4
7. K.Cl.Sb.B7 40,07 12,98 GGGGGTTTTACGGCTAGAGTCCCTC
8. K.Cl.Sb.B8 33,29 8,05 CGAATCCCAATGCGAGACGAAATGT
TACTACGCAAAGGAGGCTCCGAGAG
9. K.Cl.Sb.B9 22,52 7,94 GGTCCGCCACTACCTTTAAGGGCCT
10. K.Cl.Sb.B10 30,23 1,16 ACGTCAACCGTAGAGCCCCAACACC
11. K.Cl.Sb.B11 42,57 3,10 AAGCAGAGCTTGAGGGTTGAAATGA
12. K.Cl.Sb.B12 48,87 7,11 CGCTCGAACAGGCATGCCCGCCAGA
ATGCTGGCGGGCGCAATGTGCGTTC
AAAGATTCGATGATTCACTGAATTC
Ektrak dari filtrat isolat K.Cl.Sb.B1 TGCAATTCACATTACTTATCGCATTT
menunjukkan nilai inhibisi tertinggi
CGCTGCGTTCTTCATCGATGCCAGA
(78,81%), sedangkan nilai inhibisi
ACCAAGAGATCCGTTGTTAAAAGTT
terendah ditunjukkan oleh ekstrak filtrat
TTGATTATTTGCTTGTGTCACTCAGA
isolat K.Cl.Sb.B9 (22,52%). Persentase
AGAAACGTCGTTAAATCAGAGTTTG
inhibisi tertinggi dari ekstrak biomassa
GTTATCCTCCGGCGGGCGCCCCACC

13
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 9-16

CGCGGACGGGAGAGGGCCGGGAGA TTCAACCCTCAAGCTCTGCTTGGTGT
CGTCCTTTTTAGGGGACGCCTACCC TGGGGCTCTACGGTTGACGTAGGCC
GCCGAAGCAACAGTTAAGGTATGTT CTTAAAGGTAGTGGCGGACCCTCTC
CACAAAGGGTTGATGAGCGGTAACT GGAGCCTCCTTTGCGTAGTAACATT
CAGTAATGATCCCTCCGCTGGTTCA TCGTCTCGCATTGGGATTCGGAGGG
CCAACGGAGACCTTGTTACG ACTCTAGCCGTAAAACCCCCAATTT
TACTAAGGTTGACCTCGGATCAGGT
>1776492_B1_ITS_5 AGGAATACCCGCTGAACTTAAGCAT
TTACTGAGTTACCGCTCATCAACCCT ATCAATA
TTGTGAACATACCTTAACTGTTGCTT
CGGCGGGTAGGCGTCCCCTAAAAAG Berdasarkan hasil sekuen, isolat
GACGTCTCCCGGCCCTCTCCCGTCC K.Cl.Sb.B1 menunjukkan 100% kemiripan
GCGGGTGGGGCGCCCGCCGGAGGA dengan sekuen Colletotrichum sp. dari
TAACCAAACTCTGATTTAACGACGT GenBank yang dapat dilihat pada Tabel 3.
TTCTTCTGAGTGACACAAGCAAATA Adanya kemiripan antara 99-100%
ATCAAAACTTTTAACAACGGATCTC menunjukkan bahwa isolat K.Cl.Sb.B1
TTGGTTCTGGCATCGATGAAGAACG mempunyai jumlah kromosom, ukuran
CAGCGAAATGCGATAAGTAATGTGA genom dan fungsi gen yang sama dengan
ATTGCAGAATTCAGTGAATCATCGA Colletotrichum sp.
ATCTTTGAACGCACATTGCGCCCGC Colletotrichum merupakan genus
CAGCATTCTGGCGGGCATGCCTGTT kapang yang bersimbiosis dengan tanaman
CGAGCGTCATTTCAACCCTCAAGCT sebagai endofit atau fitopatogen
CTGCTTGGTGTTGGGGCTCTACGGTT (Rodriguez & Redman, 2008). Beberapa
GACGTAGGCCCTTAAAGGTAGTGGC spesies Colletotrichum adalah patogen bagi
GGACCCTCTCGGAGCCTCCTTTGCG tanaman, tetapi spesies yang lain
TAGTAACATTTCGTCTCGCATTGGG mempunyai hubungan simbiosis
ATTCGGAGGGACTCTAGCCGTAAAA mutualistik dengan inangnya, bahkan
CCCCCAATTTTACTAAGGTTGACCTC diantaranya menghasilkan beberapa
GGATCAGGTAGGAATACCCGCTGAA senyawa bioaktif. Tianpanich, et al.,
CTTAAGCATATCAATA (2011) melaporkan telah mengisolasi dan
mengidentifikasi 5 senyawa turunan
>Contig-B1 isocoumarins dan phtalide baru dari
CGTAACAAGGTCTCCGTTGGTGAAC kapang endofit Colletotrichum sp.
CAGCGGAGGGATCATTACTGAGTTA CRI535-02 yang menunjukkan aktifitas
CCGCTCATCAACCCTTTGTGAACAT antioksidan, sitotoksik dan radikal bebas.
ACCTTAACTGTTGCTTCGGCGGGTA Phtalide alami dapat ditemukan
GGCGTCCCCTAAAAAGGACGTCTCC pada tumbuhan dan kapang serta
CGGCCCTCTCCCGTCCGCGGGTGGG mempunyai aktifitas biologis dengan
GCGCCCGCCGGAGGATAACCAAACT spektrum yang luas. Penelitian lain
CTGATTTAACGACGTTTCTTCTGAGT menyebutkan bahwa kapang endofit
GACACAAGCAAATAATCAAAACTTT Colletotrichum gleosporioides strain JGC-
TAACAACGGATCTCTTGGTTCTGGC 9 yang diisolasi dari tanaman obat Justicia
ATCGATGAAGAACGCAGCGAAATG gendarussa mampu menghasilkan senyawa
CGATAAGTAATGTGAATTGCAGAAT taksol sebagai obat antikanker dan
TCAGTGAATCATCGAATCTTTGAAC antioksidan (Gangadevi & Muthumary,
GCACATTGCGCCCGCCAGCATTCTG 2008). Kapang endofit C. gleosporioides
GCGGGCATGCCTGTTCGAGCGTCAT

Tabel 3. Analisis blast berdasarkan sekuen ITS-rDNA


Deskripsi Nilai total Nilai pensejajaran Nilai E Kemiripan
Colletotrichum sp. ITCC 6450 1077 100% 0.0 100%
Colletotrichum sp. ITCC 4971 1077 100% 0.0 100%

14
Isolasi dan Identifikasi Kapang Endofit dari (Tiwit Widowati)

yang diisolasi dari tanaman Michelia Antioxidant and free radical-scavenging


campaca juga menghasilkan senyawa aktif activities of smooth hound (Mustelus)
2-phenylethyl 1H-indol-3-yl-acetate dan muscle protein hydrolysates by
tujuh senyawa lain yang menunjukkan gastrointestinal proteases. Food
Chemical. 114, 1198-1205.
aktifitas antikanker dan antifungal (Chapla,
et al., 2014). Chapla, V. M., Zeraik, M. L., Leptokarydis, I.
Ekstrak etil asetat dari kapang H., Silva, G. H., Bolzani, V. S., Young,
endofit Colletotrichum sp. yang diisolasi M. C. M., Pfenning, L. H. & Araujo, A.
dari tanaman Polygala elongata R. (2014). Antifungal Compounds
Produced by Colletotrichum
menunjukkan nilai inhibisi maksimum
gloeosporioides, an Endophytic Fungus
81,72% pada konsentrasi 100 g/ml from Michelia champaca. Molecules.
(Pawle & Singh, 2014). Nilai tersebut 19, 19243-19252.
sedikit lebih tinggi jika dibandingkan doi:10.3390/molecules191119243.
dengan nilai inhibisi yang dihasilkan isolat
K.Cl.Sb.B1 (78,81%) yang juga DDBJ. (2015). Blast. DNA Data Bank of Japan
(DDBJ). http://blast.ddbj.nig.ac.jp/.
teridentifikasi sebagai Colletotrichum sp.
Nath, et al., (2014) melaporkan bahwa Ezra, D., Hess, W. M. & Strobel G. A. (2004).
ekstrak etanol dari kapang endofit New endophytic isolates of Muscodor
Colletotrichum gleosporioides MKL1 yang albus, a volatile-antibiotic-producing
diisolasi dari tanaman Murraya koengii fungus. Microbiology. 150, 4023-4031.
doi: 10.1099/mic0.27334-0.
menunjukkan nilai inhibisi lebih rendah
(52,77%) dibandingkan ekstrak dari isolat Gangadevi, V. & Muthumary, J. (2008).
K.Cl.Sb.B1. Isolation of Colletotrichum
gloeosporioides, a novel endophytic
taxol-producing fungus from the leaves
4. KESIMPULAN of a medicinal plant, Justicia
Isolasi kapang endofit dari batang gendarussa. Mycologia Balcanica. 5, 1-
tanaman kunyit diperoleh 12 isolat. 4.
Ekstrak filtrat dari isolat K.Cl.Sb.B1
berpotensi sebagai penghasil antioksidan Hall, Tom. (2013). BioEdit. Ibis Biosciences
Carlsbad, CA 92008.
dengan IC50 sebesar 78,81%. Hasil
http://www.mbio.ncsu.edu/BioEdit/
identifikasi molekuler menunjukkan isolat bioedit.html.
K.Cl.Sb.B1 merupakan kapang
Colletotrichum sp. Harper, J. K., Arif, A. M. & Ford E. J. (2003).
Pestacin: a 1,3-dihydro isobenzofuran
from Pestalotiopsis microspora
UCAPAN TERIMA KASIH possessing antioxidant and antimycotic
Kami mengucapkan terima kasih activities. Tetrahedron. 59(14), 2471-
kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan 2476.
Indonesia atas dana penelitian yang telah
diberikan melalui kegiatan penelitian Hemtasin, C., Kanokmedhakul, S.,
Kanokmedhakul, K., Hahnvajanawong,
kompetitif.
C., Soytong, K., Prabpai, S. &
Kongsaeree, P. 2011. Cytotoxic
DAFTAR PUSTAKA Pentacyclic and tetracyclic aromatic
Araujo, W. L., Marcon, J., Maccheroni Jr, W., sesquiterpenes from Phomopsis archeri.
van Elsas, J. D. & Azevedo, J. L. J. Nat. Prod. 74(4), 609-613.
(2002). Diversity of Endophytic
Bacterial Populations and Their Hiraishi, A., Kamagata, Y. & Nakamura, N.
Interaction with Xylella fastidiosa in (1995). Polymerase chain reaction
Citrus Plants. Applied and amplification and restriction fragment
Environmental Microbiology. 68(10), length polymorphism analysis of 16S
4906-4914. DOI: rRNA genes from methanogens.
10.1128/AEM.68.10.4906-4914.2002. Journal of Fermentation
Bioengineering. 79, 523-529.
Bougatef, A., Muhammed, H., Rafik, B., Imen,
L., Yosra, T. E. & Moncef, N. (2009).

15
BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 7 No.1, Juni 2016 : 9-16

Hung, P. Q. & Annapurna, K. (2004). Isolation Colletotrichum spesies isolated from


and characterization of endophytic Polygala elongata. International
bacteria in soybean (Glycine sp.). Journal of Pharma and Bio Sciences.
Omonrice. 12, 92-101. 5(3), 313-319.
I-Nan Chen, I. C., Chang. C. C., Ng C. C., Rodriguez, R. & Redman, R. (2008). More
Wang, C. Y., Shyu, Y. T. & Chang, T. than 400 million years of evolution and
L. (2008). Antioxidant and some plant still cant make it on their
Antimicrobial Activity of Zingiberaceae own: plant stress tolerance via fungal
Plants in Taiwan. Plant. Foods Hum. symbiosis. Journal of Experiment
Nutr. 63, 1520. Botany. 59(5), 1109-1114.
DOI:10.1093/jxb/erm342.
Isaka, M., Chinthanom, P., Boonruangprapa,
T., Rungjindamai, N. & Pinruan, U. Saowaluck, B. & Yingyong, P. (2009).
(2010). Eremophilanetype Essential Oil and Antioxidant Activity
sesquiterpenes from the fungus Xylaria of Cassumunar Ginger (Zingiberaceae:
sp. BCC 21097. J. Nat. Prod. 73, 683 Zingiber montanum (Koenig) Link ex
687. Dietr.) Collected from Various Parts of
Thailand. Kasetsart Journal Natural
Maehara, S., Ikeda, M., Haraguchi, H.,
Science. 43, 467-475.
Kitamura, C., Nagoe, T., Ohashi, K. &
Shibuya, H. (2011). Microbial Strobel, G.A. & Daisy, B. (2003).
conversion of curcumin into colorless Bioprocessing for microbial endophytes
hydroderivatives by the endophytic and their natural products. Microbiology
fungus Diaporthe sp. associated with and Molecular Biology Revievs. 67(4),
Curcuma longa. Chem Pharm Bull. 491-502. DOI:
59(8), 1042-1044. 10.1128/MMBR.67.4.491-502.2003.
Molyneux, P. (2004). The use of the stable free Taechowisan, T., Lu, C., Shen, Y. & Lumyong,
radical diphenylpycryl-hydrazyl S. (2005). Secondary metabolites from
(DPPH) for estimating antioxidant endophytic Streptomyces aureofaciens
activity. Songklanarin Journal of CMUAc130 and their antifungal
Science Technology. 26(2), 211-219. activity. Microbiology. 151, 1691-1695.
DOI:10.1099/mic0.27758-0.
Nath, A., Pathak, J. & Joshi, S. R. (2014).
Bioactivity assessment of endophytic Tianpanich, K., Prachya, S., Wiyakrutta, S.,
fungi associated with Centella asiatica Mahidol, C., Ruchirawat, S. &
and Murraya koengii. Journal of Kittakoop, P. (2011). Radical
Applied Biology & Biotechnology. Scavenging and Antioxidant Activities
2(05), 006-011. DOI: 10.7324/ of Isocoumarins and a Phthalide from
JABB.2014.2502. the Endophytic Fungus Colletotrichum
sp. Journal of Natural Product. 74, 79-
NCBI. (2016). Blast. National Center for
81.
Biotechnology Information. U.S.
National Library of Medicine. Tomita, F. (2003). Endophytes in Southeast
http://blast.ncbi.nlm.nih.gov/Blast.cgi. Asia and Japan: their taxonomic
diversity and potential applications.
O`Donnell, K. (1993). Fusarium and its near
Fungal Diversity. 14, 187-204.
relatives. In: Reynolds, D.R. &
Taylor, J.W. (eds), The fungal White, T. J., Bruns, T. D., Lee, S. B. & Taylor,
holomorph: Mitotic, meiotic and J. W. (1990). Amplification and direct
pleomorphic specification in fungal sequencing of fungal RNA genes for
systematic (pp. 225-233). CAB phylogenetics. In: Innis, M.A.,
International, Wallingford. Gelfand, D.H., Sninsky, J. J. & White,
T. J. (eds). PCR protocols (pp. 315-
Pawle, G. & Singh, S. K. (2014). Antioxidant
322) Academic, San Diego.
Potential of Endophytic Fungus

16

You might also like