You are on page 1of 7

http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.

html

LANDASAN TEORI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Untuk keperluan praktis, dapat dikemukakan bahwa dalam ilmu sosial banyak terdapat
istilah-istilah yang berbeda dengan pengertian yang sama. Istilah pengembangan masyarakat
sesungguhnya bersumber pada istilah community development, yang kemudian oleh Jack
Rothman (1979), disamakan pula dengan locality development. Dengan demikian jika dalam
tulisan ini disebutkan ke tiga istilah tersebut, sesungguhnya pengertiannya sama. Pengembangan
masyarakat didefinisikan sebagai :sebuah model pengembangan masyarakat yang menekankan
pada partisipasi penuh seluruh warga masyarakat. PBB (1955) mendefinisikan pengembangan
masyarakat sebagai berikut :
Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk
menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan
partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa masyarakat itu sendiri.

Tropman, dkk (1993) mengemukakan, bahwa :


locality development merupakan suatu cara untuk memperkuat warga masyarakat dan untuk
mendidik mereka melalui pengalaman yang terarah agar mampu melakukan kegiatan
berdasarkan kemampuan sendiri untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka sendiri pula.
Dari ke dua definisi tersebut dapat difahami dua hal :
1. Masalah utama dalam pemberdayaan masyarakat adalah sosial ekonomi.
Mensyaratkan partisipasi penuh warga masyarakat di dalam seluruh proses kegiatan (mulai dari
gagasan sampai kepada pemanfaatan).
Konsep ini diterapkan pada sebuah lingkungan masyarakat setempat (locality/community), yang
biasanya masih memiliki norma-norma sosial tentang konsensus, homogenitas, dan harmoni
(identik dengan masyarakat perdesaan).
1. Tujuan :
a. Tujuan antara :
membangkitkan partisipasi penuh warga masyarakat.
b. Tujuan akhir :
perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk dapat membangun dirinya sendiri.

2. Pendekatan :
Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh warga masyarakat, maka penerapan
pemberdayaan masyarakat lebih ditekankan kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas
warga masyarakat (client-centered) daripada pemecahan masalah demi masalah (problem-
centered). Bagi para perancang program pengembangan masyarakat, locality development berarti
program pendidikan bagi masyarakat untuk mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dalam
program-program pembangunan.

2. Kandungan operasional dalam Locality Development.


a. Kepemimpinan lokal
Dengan system kemasyarakatan local yang relative masih bersifat organis dengan pola interaksi
harmonis, maka dalam perencanaan dan implementasi program pengembangan masyarakat perlu
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

dipertimbangkan, bahwa pemimpin-pemimpin masyarakat masih menempati posisi kunci baik


dalam pembuatan keputusan maupun sebagai representasi masyarakat lokal itu sendiri.
b. Jaringan Hubungan antar Kelompok (Intergroup relations)
Masyarakat merupakan suatu system sosial yang besar, yang di dalamnya berisikan unit-unit
sosial yang lebih kecil yang disebut kelompok. Dalam praktik pengembangan masyarakat,
sesungguhnya yang dihadapi dan dikembangkan adalah kelompok-kelompok warga masyarakat
sehingga menjadi sebuah jaringan kerja yang sinergis. Demikianlah mengapa pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat (community organization and community development), sering
pula disebut sebagai intergroup relations. Dihubungkan dengan interaksi industri-masyarakat
sekitar, maka fihak industri harus merancang dan mengembangkan program-program
pengembangan masyarakat dengan pengertian konsep termaksud. Hal tersebut berarti bahwa
fihak industri harus menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam durasi yang panjang, yang
tidak hanya bertumpu pada pemberian bantuan sosial yang sifatnya sementara dan pendukung;
bahkan dalam jangka panjang bersifat kontra-produktif baik untuk pengembangan masyarakat
maupun untuk pengembangan industri itu sendiri.

PELAKU PENGEMBANGAN MASYARAKAT


Kegiatan pengembangan masyarakat pada dasarnya melibatkan banyak pihak. Secara
garis besar, pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan masyarakat adalah:

1. Pemerintah
Pemerintah merupakan pihak yang paling bertanggung jawab dalam upaya mensejahterakan
masyarakatnya. Oleh karena itu, pemerintah memiliki porsi yang paling besar dalam
pengembangan masyarakat. Secara tidak langsung pemerintah telah melakukan kegiatan
pengembangan masyarakat melalui penyelenggaraan program-program pembangunan pada
berbagai bidang kehidupan. Selian itu, pemerintah, sebagai pemegang kekuasaan yang
dimandatkan oleh warganya, membuat berbagai regulasi yang ditujukan kepada terciptanya
kehidupan masyarakat yang sejahtera. Rubin dan Rubin (1992) mengidentifikasikan 10 (sepuluh)
fungsi pemerintah dalam kaitannya denga pengembangan masyarakat, yaitu:
a. Mendesain program pembangunan
b. Pendanaan program dan pengalokasian sumber-sumber
c. Penyediaan pelayanan langsung untuk warga masyarakat
d. Menyelenggarakan pembangunan sarana dan prasarana
e. Mengawasi kegiatan yang dipercayakan kepada pihak lain (swasta)
f. Menciptakan hukum dan melakukan penguatan hokum
g. Menyelenggarakan regulasi
h. Melakukan negosiasi dan persuasi kepada pihak lain
i. Melakukan adjudikasi dan mediasi
j. Membuat perencanaan

Dalam menjalankan fungsinya, pemerintah banyak melakukan kerjasama dengan lembaga lain
atau pun menuntut lembaga lain untuk menyelenggarakan pengembangan masyarakat.

2. Organisasi
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

Organisasi yang terlibat dalam pengembangan masyarakat adalah organisasi yang turut
menyelenggarakan pengembangan masyarakat atau menjadi pelaksana pengembangan
masyarakat. Organisasi ini dapat pula yang menyediakan dana untuk kegiatan pengembangan
masyarakat. Sebagaian besar organisasi pada umumnya bersentuhan langsung dengan
masyarakat dalam menyelenggarakan pengembangan masyarakat, terlebih lagi setelah
pemerintah memberikan porsi yang lebih besar kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
untuk turut melaksanakan kegiaatn pengembangan masyarakat. Namun demikian, tidak selalu
organisasi yang menyelenggarakan/melakukan pengembangan masyarakat adalah organisasi
masyarakat, namun pemerintahpun memiliki organisasi yang sengaja dibentuk untuk turut
melakukan kegiatan pengembangan masyarakat.

1. Masyarakat
Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, masyarakat sebagai sasaran meliliki kedudukan
yang sangat strategis. Masyarakat tidak lagi dipandang sebagai obyek kegiatan yang hanya akan
menerima hasil kegiatan pengembangan masyarakat, melainkan sebagai pihak yang harus turut
menentukan dalam kegiatan tersebut. Terlebih lagi dengan adanya paradigma yang baru, yaitu
people-centered development. Masyarakat bersama-sama dengan pelaksana perubahan
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pengembangan masyarakat.

2. Pelaksana/Agen Perubahan
Agen perubahan pada umumnya memiliki kesadaran yang cukup tinggi dan kepedulian yang
sangat besar terhadap pengembangan masyarakat. Istilah pelaksana/agen perubahan lebih sering
digantikan dengan community organizer atau CD worker.

PROSES COMMUNITY DEVELOPMENT.


Sesuai dengan prinsip dasar yang digunakan dan menjadi gagasan inti community development
yaitu partisipasi masyarakat, maka setiap langkah dalam proses community development
haruslah dilakukan oleh warga masyarakat itu sendiri dengan bantuan keahlian dan teknis dari
system pelaksana dan system kegiatan.

1. Assessment
Assessment merupakan langkah terpenting dari seluruh proses locality development, karena hasil
assessment ini akan menentukan ketepatan serta efektivitas program locality development itu
sendiri. Assessment mencakup needs assessment, identifikasi masalah, analisis masalah, dan
resources assessment. Asesmen mencakup tidak hanya masalah klien, melainkan juga sumber-
sumber, kekuatan-kekuatan, motivasi, komponen-komponen fungsional, dan faktor-faktor yang
positif lainnya yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan klien, dalam
meningkatkan keberfungsian, dan dalam mendukung pertumbuhan.
Para stakeholder yang akan terlibat dalam proses treatment harus dapat diidentifikasi agar dapat
dioptimalkan kontribusinya untuk pengembangan masyarakat.

2. Plan of Treatment
Planning, menurut Meryl Ruoss (1970) adalah organized foresight. Plan of Treatment merupakan
sebuah proses insight dalam mengidentifikasi, memilah, menghubungkan masalah atau
kebutuhan dengan sumber-sumber yang dapat didayagunakan untuk memecahkan masalah dan
atau memenuhi kebutuhan melalui serangkaian kegiatan (program dan proyek). Dalam tahap ini
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

para stakeholder yang sudah diidentifikasi ditempatkan pada peran dan fungsi yang sesuai
dengan struktur pelaksana pengembangan masyarakat. Kejelasan peran fungsi tersebut akan
menjadi sinergi yang besar bagi penyelenggaraan pengembangan masyarakat dalam proses
treatment. Setidaknya ada empat pihak yang terlibat dalam pengembangan masyarakat, yaitu:
Perusahaan;
Pemerintah, baik lokal maupun nasional dan regional;
Lembaga mitra, yang ikut dilibatkan karena memiliki sumber yang dapat bersinergi dalam
kegiatan;
Masyarakat, yang terdiri dari local leader dan warga masyarakat.

3. Treatment
Tahap ini merupakan implementasi dari strategi locality development, monitoring, dan
evaluasi.Dalam tahap implementasi, maka perlu diperhitungkan situasi actual yang akan
menentukan tindakan yang perlu dilakukan.Monitoring memberikan dua manfaat utama, yaitu :
a. Memberikan informasi untuk pegangan sementara program masih sedang berlangsung.
b. Memberikan informasi bagi evaluasi berkala. Evaluasi ditujukan baik kepada pelaksanaan
program (proses dan hasil), maupun kepada kerjasama di antara semua pelaku.

4. Terminasi
Terminasi merupakan langkah penghentian sementara (sekuensi) kegiatan locality development;
yang mungkin kelak ditindaklanjuti dengan rangkaian kegiatan berikutnya. Satu tahap antara
yang harsu disadari betul oleh pelaksana perubahan pada saat melakukan terminasi adalah tahap
stabilisasi. Tahapan antara ini penting dilakukan karena pada saat melakukan intervensi dalam
masyarakat terjadi berbagai perubahan dalam struktur masyarakat yang dapat mempengaruhi
sistem nilai dalam masyarakat. Pada tahap stabilisasi ini harus dipastikan bahwa perubahan yang
terjadi dalam masyarakat dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga menjadi
tatanan yang dapat mendukung perkembangan masyarakat selanjutnya.

5. Tindak Lanjut
Tahap tindak lanjut berisi penyelenggaraan kegiatan dalam masyarakat dengan berdasarkan
kepada kondisi masyarakat yang baru dengan segala kesiapan untuk berkembang lebih lanjut.
Pada tahap ini yang lebih banyak dilakukan adalah dengan memberikan stimulan-stimulan yang
akan segera ditindaklanjuti oleh masyarakat secara independen.

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Seperti telah dikemukakan pada bagian awal bahwa pengembangan masyarakat bertujuan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat melalui keterlibatan warga masyarakat dan
didasarkan kepada kekuatan yang dimiliki warga masyarakat. Oleh karena itu, menurut Ife
(1995) ada 22 (dua puluh dua) prinsip dalam pengembangan masyarakat, beberapa prinsip yang
mendasar yaitu:

1. Integrated Development
Kegiatan pengembangan masyarakat harus merupakan sebuah pembangunan yang terintegrasi,
yang dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, yaitu sosial, ekonomi, politik, budaya,
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

lingkungan, dan spiritual. Dengan kata lain, ketika kegiatan pengembangan masyarakat
difokuskan pada satu aspek, maka kegiatan tersebut harus memperhatikan dan memperhitungkan
keterkaitan dengan aspek lainnya.

2. Human Right
Kegiatan pengembangan harus dapat menjamin adanya pemenuhan hak bagi setiap manusia
untuk hidup secara layak dan baik.

3. Sustainability
Kegiatan pengembangan masyarakat harus memperhatikan keberlangsungan lingkungan,
sehingga penggunaan bahan-bahan yang non-renewable harus diminimalisir. Hasil kegiatan
pengembangan masyarakat pun tidak menimbulakn dampak buruk bagi lingkungan hidup
manusia. Sustainability ini mengandung pengertian pula bahwa kegiatan pengembangan tidak
hanya untuk kepentingan sesaat, namun harus memperhatikan sifat keberlanjutan dari kegiatan
yang direncanakan.

4. Empowerment
Pemberdayaan merupakan tujuan dari pengembangan masyarakat. Pemberdayaan mengandung
arti menyediakan sumber-sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan kepada warga
masyarakat untuk meningkatkan kapasitasnya agar dapat menentukan masa depannya, dan dapat
berpartisipasi dalam kehidpan masyarakat dan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Termasuk
di dalamnya menghilangkan berbagai hambatan yang akan menghalangi perkembangan
masyarakat. Hal ini juga berarti bahwa pengembangan masyarakat menjadi proses belajar bagi
masyarakat untuk meningkatkan dirinya, sehingga keghiatan pengembangan masyaakat dapat
berkelanjutan.

5. Self-reliance
Kegiatan pengembangan masyarakat sedapat mungkin memanfaatkan berbagai sumber yang
dimiliki oleh masyarakat daripada menggantungkan kepada dukungan dari luar. Adapun sumber
yang berasal dari luar haruslah hanya sebagai pendukung saja.

6. Organic Development
Kegiatan pengembangan merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Selain itu, masyarakat
sendiri mempunyai sifat organis. Oleh karena itu, untuk bisa berkembang membutuhkan
lingkungan dan kondisi yang sesuai dengan keadaan masyarakat yang unik. Untuk itu percapatan
perkembangan masyarakat hanya bisa ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, dalam pengertian
ditentukan oleh kondisi dan situasi pada masyarakat.

7. The Integrity of Process


Pengembangan masyarakat tidak hanya mementingkan hasil, namun juga prosesnya itu sendiri.
Proses di dalam pengembangan masyarakat akan melibatkan berbagai pihak, berbagai teknik,
berbagai strategi, yang kesemuanya harus terintegrasi dan memberikan kesempatan kepada
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

masyarakat untuk belajar.

8. Co-operation
Pengembangan masyarakat lebih membutuhkan struktur yang kooperatif, mengingat proses
pengembangan masyarakat dilakukan untuk dalam kondisi yang harmonis dan tanpa kekerasan.
Kerjasama akan dapat lebih menguntungkan, karena dalam prosesnya terjadi saling melengkapi
dan saling belajar.

9. Participation
Pengembangan masyarakat sedapat mungkin memaksimalkan partisipasi masyarakat, dengan
tujuan agar setiap orang dapat terlibat secara aktif dalam aktivitas dan proses masyarakat.
Partisipasi ini juga harus didasarkan kepada kesanggupan masing-masing. Artinya bahwa setiap
orang akan berpartisipasi dengan cara yang berbeda-beda. Dengan demikian perlu diperhatikan
adanya upaya-upaya yang dapat menjamin partisipasi dari berbagai kelompok masyarakat.

PARTISIPASI DAN KEARIFAN LOKAL

Pada bagian terdahulu selalu dinyatakan berulang-ulang bahwa proses community development
tidak bisa terlepas dari adanya pelibatan masyarakat dalam setiap langkahnya. Pentingnya
partisipasi ini didasarkan kepada pandangan bahwa dengan partisipasi masyarakat maka:

1. lebih banyak hasil kerja yang dicapai


2. ada nilai dasar yang berarti bagi masyarakat karena menyangkut harga diri
3. pelayanan dapat diberikan dengan biaya yang murah
4. katalisator untuk program selanjutnya
5. mendorong tanggung jawab
6. menjamin kebutuhan yang dirasakan masyarakat telah dilibatkan
7. pekerjaan dilaksanakan dengan arah yang benar
8. menghimpun dan memenfaatkan berbagai pengetahuan yang ada di masyarakat perpaduan
keahlian
9. membebaskan orang dari ketergantungan terhadap keahlian orang lain
10. lebih menyadarkan terhadap penyebab sehingga timbul kesadaran terhadap usaha untuk
mengatasinya

Meskipun demikian, partisipasi bukanlah sebuah kenyataan yang dapat terjadi begitu saja. Ada
prasyarat untuk terjadinya partisipasi, yaitu:
1. Kebebasan untuk berpartisipasi, yaitu otonomi
http://jawarakaruhun.blogspot.co.id/2015/11/landasan-teori-pemberdayaan-masyarakat.html

2. Kemampuan nyata untuk berpartisipasi


3. Kehendak untuk berpartisipasi

Dalam proses community development, pemenuhan prasyarat untuk berpartisipasi harus


diupayakan oleh pelaksana perubahan. Masyarakat harus diberi kekuatan dan lingkungan yang
kondusif untuk dapat berpartisipasi. Hal ini dilakukan melalui pengkondisian secara simultan
sebagai rangkaian dari proses community development.

Bagaimana pun juga, kemungkinan untuk berpartisipasi sudah ada dan dimiliki oleh masyarakat.
Semua bentuk masyarakat memiliki kearifan lokal yang sudah tumbuh dan terpelihara dalam
kehidupan masyarakat. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat sebagai pendukung nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Perhatian terhadap
adanya kearifan lokal masyarakat seringkali luput sebagai akibat dari adanya kepentingan-
kepentingan pragmatis dari semua pihak yang terlibat dalam proses community development.
Implikasinya adalah kearifan lokal masyarakat terkikis oleh nilai-nilai baru yang kurang
menguntungkan dan secara tidak disadari terinternalisasi dalam masyarakat

You might also like