You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Upaya Pencegahan Kekambuhan Penyakit Asma Bronkiale di
Tinjau dari Tingkat Pengetahuan. Berkat kerjasama dari anggota kelompok kami
serta bimbingan dari dosen pembimbing.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami menyadari bahwa keberhasilan dalam
pembuatan makalah ini bukanlah keberhasilan kami semata. Untuk itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Wisnu Nugraha Aji S.Pd, M.Pd yang telah
membimbing selama perkuliahan dan teman-teman yang telah membantu secara
tidak langsung.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan pada
mahasiswa yang akan datang.

Klaten, 14 Desember 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Manfaat.........................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Asma Bronkiale...........................................................................3
B. Upaya Pencegahan Kekambuhan Penyakit Asma Bronkiale ditinjau dari
Pengetahuan..........................................................................................................4
SIMPULAN.............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan
perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-
zat-zat yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi
di masyarakat adalah penyakit asma. Asma adalah salah satu di antara beberapa
penyakit di sembuhkan secara total. Kesembuhan dari suatu serangan asma tidak
menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari ancaman seragan berikutnya.
Peran dokter dan perawat dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting.
Dokter dan perawat sebagai pintu pertama dalam penyembuhan pasien. Dalam
memberikan mutu pelayanan selalu meningkatkan kualias dan memberikan
edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bagi pasien dan
keluarga sangat penting. Terutama bagi sikap dan tindakan pasien dalam
mematuhi edukasi yang diberikan oleh dokter dan perawat.
Pendidikan kesehatan atau edukasi dapat mempengaruhi penyakit pasien.
Tingkat pendidikan yang rendah akan kesulitan mengerti bahaya penyakit asma.
Dibuktikan di Benua Asia seperti Singapura, Taiwan, Jepang penderita penyakit
asma sangat mencolok. Penyakit asma setiap tahunnya meningkat di negara
berkembang maupun negara maju karena sebagian orang memiliki pendidikan
rendah tentang kesehatan. Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik
menyusun makalah upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma bronkiale
ditinjau dari tingkat pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut.

1
1. Bagaimana definisi tentang asma bronkiale secara luas?
2. Bagaimana upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma
bronkiale di tinjau dari pengetahuan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas didapatkan tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi tentang asma bronkiale secara luas
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan kekambuhan penyakit asma

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas didapatkan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
a. penulis dapat menambah pengetahuan mengenai apa itu
penyakit asma bronkiale secara luas
b. Penulis dapat menambah pengetahuan mengenai upaya
pencegahan kekambuhan penyakit asma bronkiale dengan
menyatukan berbagai sumber dari buku
c. Penulis dapat mengembangkan suatu karya ilmiah
mengenai penyakit asma bronkiale secara sistematis dengan
mengembangkan fakta dari sumber buku
d. Penulis dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
asma bronkiale dengan membaca diperpustakaan sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan

2. Bagi Pembaca
a. Membantu mengetahui tentang penyakit asma bronkiale
b. Membantu memberikan penjelasan mengenai upaya pencegahan
kekambuhan asma bronkiale
c. Membantu mendapatkan gambaran tentang bagaimana cara
mengobati penyakit asma bronkiale

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma Bronkiale


Asma bronkiale adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
peningkatan tekanan napas terhadap rangsangan dari luar. Penyakit asma bronkial
merupakan salah satu bentuk penyakit paru obstruktif menahun yaitu penyakit
paru jangka panjang yang ditandai oleh peningkatan resistensi jalan napas. Asma
terjadi pada individu tertentu yang berespon secara agresif terhadap berbagai jenis
iritan di jalan napas. Pada tahun 1984, kematian akibat asma dari 63.000 kematian
di Inggris dan Wales (Francis, 2005 : 33). Asma biasanya terjadi adanya alergi
debu, serbuk bunga, bau menyengat, udara dingin dan kelelahan yang
menyebabkan penyempitan saluran napas yang terjadi tiba-tiba dan akan sembuh
secara spontan atau dengan pengobatan.
Pasien yang memiliki penyakit asma biasanya ditandai dengan gejala napas
mengi, napas pendek, dada terasa sesak, batuk yang bervariasi dan tapkinea
(Francis, 2005 : 26). Gejala penyakit asma pada pasien bisa berupa denyut nadi
cepat, pengeluaran keringat (perspirasi) yang banyak, bunyi napas yang berkurang
dan biasanya terjadi pada orang dewasa. Gejala yang terjadi pada anak berupa
sesak napas, nyeri pada dada, sakit tenggorokan, dan tidur yang kurang nyaman.
Penyakit asma bronkiale dapat dibagi menjadi tiga macam menurut faktor
penyebabnya. Pertama, asma alergi ektrinsik yang merupakan penyebab asma
berasal dari keadaan sekitar seperti bau yang menyengat, bulu binatang, debu
rumah, bantal kapuk, zat aditif pangan yang mengandung sulfit. Kedua, asma
alergi intrinsik yang merupakan penyebab asma berasal dari tubuh seperti iritan,
stres emosi, kelelahan, perubahan suhu, perubahan kelembapan, kecemasan, batuk
atau tertawa, dan faktor genetik. Ketiga, asma campuran yang terdiri dari
kombinasi ekstrinsik dan intrinsik.
Pengobatan penyakit asma dapat dibagi menjadi terapi serangan akut, terapi
pemeliharaan, dan pengobatan alternatif. Terapi serangan akut dilakukan dengan
memberikan salbutamol atau terbutalin dan bila obat tidak memberikan efek maka

3
diinjeksikan adrenalin yang diulang dua kali dalam waktu satu jam. Terapi
pemeliharaan dilakukan secara bertingkat berdasakan prinsip (baru) bahwa asma
adalah suatu penyakit peradangan. Pengobatan alternatif dilakukan dengan terapi
non-konvesional yang mencukupi penggunaan vitamin C, akupuntur, terapi
pernapasan yang dapat menurunkan kekambuhan asma bagi penderita.
Pencegahan penyakit asma bisa dilakukan dengan menghindari faktor risiko
penyebabnya, seperti pasien menghindari pemicu asma, mengikuti rencana
pengobatan yang dibuat oleh dokter, mengenali serangan asma dan melakukan
langkah pengobatan yang tepat, menggunakan obat-obatan asma yang disarankan
oleh dokter secara teratur, memonitor kondisi saluran pernapasan. Mematuhi
edukasi yang diberikan dokter atau perawat sangat dianjurkan agar asma tidak
kambuh kembali. Dengan cara tersebut penyakit asma pasien dapat teroptimalkan
angka kekambuhannya.

B. Upaya Pencegahan Kekambuhan Penyakit Asma Bronkiale ditinjau


dari Pengetahuan
Asma ( dalam bahasa Yunani mereng, terengah ) merupakan peradangan
kronis yang umum yang terjadi pada saluran napas yang ditandai dengan gejala
yang bervariasi dan berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversible
dan spasme bronkus (Rahardja, 2002 : 638). Asma disebut juga dengan istilah
benges bagi orang jawa atau mengi. Karena dari suara yang di keluarkan oleh
penderita asma. Sehingga masyarakat khususnya awam menyubutnya sebagai
istilah tersebut.
Peran dokter dan perawat dalam memberikan upaya pencegahan penyakit
asma. Edukasi adalah cara pencegahan yang diberikan dokter dan perawat.
Edukasi sangat penting dalam pemberian informasi yang dapat memperbaiki
kondisi pasien. Dan merupakan salah satu mencegah angka kekambuhan penyakit
asma pasien di kalangan masyarakat. Apalagi penyakit asma belum jelas
penyebabnya.

4
Tingkat pendidikan pasien. Dokter dan perawat dalam pemberian edukasi dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sangatlah sulit. Karena respon tentang
kesehatan di masyarakat sangat diabaikan dan kurangnya kesadaran akan
pentingnya kesehatan tubuh . Hal itu, sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Suryani 2008 di RSU Soetomo Surabaya yang meneliti hubungan antara
pengetahuan penderita tentang asma dengan frekuensi kekambuhan asma
(Alsagaff, 2006 : 22-23). Di buktikan gambaran persentasi kekambuhan asma
pada tingkat pendidikan yang rendah di Instansi Rawat Jalan RS Paru di Ario
Wirawan Salatiga jumlah pasien SD persentasi kekambuhan mencapai 50%,
SMP/SLTA persentasi kekambuhan mencapai 30%, SMA/SMK/SLTP persentasi
kekambuhan mencapai 20% dan S1 persentasi kekambuhan mencapai 10% pada
penderita asma. (Musliha, 2010 : 60-61). Sehingga tingkat pengetahuan yang
rendah, cukup dan baik dapat mempengaruhi penyakit asma. Serta persentasi
kontrol yang tidak telepas dari pengetahuan dan responden yang positif dan baik.
Tinggi pengetahuan responden tentang asma dengan kategori baik. Hal ini
karena seringnya responden mendapatkan informasi tentang asma saat melakukan
pengobatan atau kontrol dari petugas di Puskesmas / Rumah Sakit. Petugas
kesehatan yang sering berintraksi dan bertanggung jawab dalam proses
penyampaian informasi mengenai penyakit asma serta peran aktif dalam
pelaksanaan bagi pasien dalam membantu proses pengobatan. Disisi lain juga
mendukung pasien mendapat informasi yang bersumber dari media cetak dan
penyuluhan dari petugas, perawat dan dokter ketika melakukan kontrol. Pada saat
konselor memberikan secara jelas sehingga responden tidak bingung dan mengerti
tentang penyakit asma (Muttaaqin, 2008 : 46).
Dengan demikian pasien akan muncul sikap mengontrol kekambuhan asma
secara positif yang tinggi, disertai pengetahuan yang baik . Menurut Azwar 2008,
dalam komponen kongnitif yang mempengaruhi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu
terbuka, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan mengenai apa yang diharapkan
dari objek tertentu. Dibuktikan terbentukannya tingkat pendidikan responden juga
mempunyai peran yang tinggi terhadap kemampuan dalam memahami tentang

5
penyakit asma. Sehingga angka kekambuhan pasien akan menurun dikalangan
masyarakat.
Faktor kontrol pasien. Menurut MKI 2008, mengurangi rokok atau berhenti
merokok, menghindari asap rokok, lingkungan kerja, makanan, adaktif, obat yang
menimbulkan gejala dapat memperbaiki kontrol asma serta keperluan obat.
(Muttaqin, 2008 : 45). Tetapi biasanya penderita bereaksi terhadap banyak faktor
lingungan sehingga upaya menghindari alergi sulit untuk dilakukan. Hal hal lain
yang harus dihindari adalah polutan indoor dan outdoor, makanan dan aditif,
obesitas, emosi stress dan berbagai faktor lainnya.
Penatalaksanaan asma. Tujuan utama dari penatalaksanaan asma adalah dapat
mengontrol manifestasi klinis dari penyakit untuk waktu yang lama,
meningkatakan dan mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat
hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. (Prasetyo,
2010 : 35 ). Tujuan pengobatan dan pencegahan asma adalah agar penderita
memiliki faal paru senormal mungkin, mengurangi reaktifitas saluran napas,
sehingga menurunkan angka perawatan dan angka kematian akibat asma.

BAB III

6
SIMPULAN

Asma bronkiale adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya


peningkatan kepekaan saluran nafas yang ditandai dengan mengi, batuk kering
yang biasanya terjadi pada malam hingga menjelang pagi hari. Batuk disertai
dahak yang kental dan disertai flu. Asma disebabkan karena beberapa faktor
internal dalam lingkungan tempat tinggal.
Pencegahan asma dengan cara menghindari faktor penyebab resiko yang
telah kami jelaskan diatas. Dan selalu konsultasi dan kontrol ke Puskesmas atau
Rumah Sakit. Agar kekambuhan penyakit asma dan kesehatan tubuh terjaga
dengan cara menjaga pola tubuh yang baik.
Selalu memperhatikan penyuluhan yang diberikan dan informasi yang
disampaikan petugas, perawat maupun dokter. Karena semakin banyak
pengetahuan dan responden yang pasien miliki semakin baik tingkat kesehatan
tubuh. Dan sebagai sumber bagaimana pasien mengontrol penyakit asmanya.

DAFTAR PUSTAKA

7
Alsagaff , H & Mukti. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :
Airlangga
Francis, Caia. 2005. Perawatan Respirasi. Jakarta : Erlangga
Kowalact, J. 2011. Buku Ajar Patofisiologi Aplikasi pada Praktik
Keperawatan. Jakarta : EGC
Murwani,Arita. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Bosyem Publishing
Musliha. 2010. Perawatan Gawat Darurat. Yogyakarta : Nuha Medika
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika
Prasetyo,Budi. 2010. Seputar Masalah Asma. Yogyakarta : Divapress
Price, Sylvia.2002. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Patofisiologi.
Jakarta. vol 2 : 769
Rahadjha,Kusuma. 2002. Obat-obat Penting. Jakarta : PT.Elex Media
Komputido.
Sugiono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

You might also like