You are on page 1of 1

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

PERAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA


11 12 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA
KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP KEHADIRAN
MINERALISASI/ALTERSI PADA TUBUH BATUAN GUNUNG API IJO
BERUMUR TERSIER DI PEGUNUNGAN KULONPROGO-YOGYAKARTA

Asmoro Widagdo1*,
Subagyo Pramumijoyo1,
Agung Harijoko1,
Ari Setiawan2
1
)Geological Department-Gadjah Mada University
2
)Geophysics Department-Gadjah Mada University
*corresponding author: asmoro_widagdo@yahoo.com

ABSTRAK
Kulonprogo merupakan wilayah pegunungan tersusun atas beberapa tubuh gunung api Tersier.
Beberapa tempat pada tubuh batuan gunung api ini dijumpai mineralisasi yang menghasilkan endapan
mineral. Penelitian ini dilakukan guna mengkaji bagaimana peran struktur geologi terhadap kehadiran
rekahan pada batuan sebagai ruang mineralisasi dan altersi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pengamatan citra daerah
penelitian, pengamatan langsung dan pengukuran struktur sesar maupun kekar yang ada. Pengukuran
kekar dan urat kuarsa dilakukan dengan mengukur kedudukan bidang strike dan dip/kemiringan.
Pengukuran dan analisis kekar dibedakan dalam kekar gerus dan kekar ekstensi. Pengukuran sesar
meliputi strike, dip, pitch dan arah pergerakan. Pengukuran breksiasi sebagai strike sesar dilakukan
dengan mengukur kecenderungan arah penjajaran fragmen breksiasi. Pengukuran dan analisis urat
dibedakan dalam kelompok urat bagi yang tebal dan uratan bagi yang tipis. Dilakukan penentuan
terhadap jenis mineral yang terbentuk pada urat yang ada serta penentuan jenis alterasi yang terbentuk
di sekitar kekar atau sesar.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian cukup kompleks yang dihasilkan oleh
fase kompresi dan fase ekstensi. Fase kompresi terbenuk oleh gaya utama terbesar horisontal berarah
utara-selatan dan gaya terlemah barat-timur. Gaya kompresi ini menghasilkan empat sesar sinistral
utama berarah timurlaut-baratdaya. Pada area antara dua sesar menghasilkan zona tarikan. Urat-urat
kuarsa dan zona alterasi berkembang dengan arah utara-selatan, baratdaya-timurlaut dan baratlaut-
tenggara. Bersamaan dengan fase tektonik ini terbentuk intrusi-intrusi di zona ekstensi antar sesar
yang terbentuk. Fase kedua adalah fase ekstensi oleh gaya utama vertikal dan gaya terlemah horisontal
berarah utara-selatan sehingga menghasilkan sesar normal barat-timur dan urat berarah barat-timur.

Kata kunci : mineralisasi, sesar, kekar, kompresi, ekstensi.

Cek koordinat F Nanggulan dr Pranayoga


399205;9135750

You might also like