You are on page 1of 5

SELULITIS DENGAN ULKUS VARIKOSUM

Andravita F. Mitaart
Herry E. J. Pandaleke

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: andravitafenti@gmail.com

Abstract: Cellulitis is an acute bacterial infection of dermis and subcutaneous tissue which
manifests as an erythematous lesion with an undefined border accompanied with
inflammatory signs. It is mainly found in the elderly; more frequently in females than
males; with a history of malaise, fever, and pain as the prodromal signs, and enlargement
of local lymph nodes. Cellulitis can occur in any body region, most commonly on the
lower limbs, followed by the arms, head, and, neck. It tends to occur in sites with prior
lesions such as dermatitis, static ulcers (including varicose ulcers), animal bites, or trauma.
A varicose ulcer is an ulcer located on the lower limb caused by a disturbance in the
venous blood flow. We reported an 80-year-old woman, presented with cellulitis and
varicose ulcers. The diagnosis was based on history, clinical signs, and laboratory findings.
The therapy consisted of limb elevation; oral antibiotic clindamycin (300 mg), mefenamic
acid (500 mg), and mebhydroline napadisilate (50 mg), each three times daily; and a
topical therapy that was comprised of a wound dressing using NaCl 0.9% for 30 minutes
three times daily and an application of sodium fusidate cream twice daily. After ten days of
therapy, there were clinical improvements with wound healing without any sign of
cellulitis.
Keywords: cellulitis, varicose ulcer

Abstrak: Selulitis merupakan infeksi bakteri akut pada dermis dan jaringan subkutan yang
ditandai lesi kemerahan berbatas tidak jelas dan disertai tanda-tanda radang. Umumnya
selulitis ditemukan pada usia lanjut, perempuan lebih sering daripada laki-laki, dengan
riwayat lesu, demam, dan rasa nyeri sebagai gejala prodromal, disertai pembesaran
kelenjar getah bening setempat. Selulitis dapat terjadi pada bagian tubuh manapun dengan
predileksi pada tungkai bawah diikuti lengan, kepala, dan leher. Selain itu, selulitis
biasanya timbul pada lokasi dengan lesi yang telah ada sebelummya, yaitu dermatitis,
ulkus stasis (termasuk ulkus varikosum), luka tusuk, gigitan binatang, atau trauma. Ulkus
varikosum ialah ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan gangguan aliran darah venosa.
Kami melaporkan kasus seorang perempuan berusia 80 tahun dengan selulitis dan ulkus
varikosum. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan
penunjang. Penatalaksanaannya ialah elevasi tungkai; antibiotik oral klindamisin 300 mg,
asam mefenamat 500 mg, dan mebhidrolin napadisilat 50 mg, masing-masing 3 kali sehari;
kompres solusio NaCl 0,9% selama 30 menit 3 kali sehari, dan natrium fusidat krim
dioleskan 2 kali sehari. Setelah 10 hari paska terapi, terdapat perbaikan klinis berupa luka
yang mulai mengering tanpa disertai tanda-tanda selulitis.
Kata kunci: selulitis, ulkus varikosum

60
Mitaart, Pandaleke; Selulitis dengan Ulkus Varikosum 61

Selulitis merupakan infeksi bakteri akut kemerahan pada kedua tungkai bawah sejak
pada dermis dan jaringan subkutan yang 1 hari sebelum masuk rumah sakit yang
ditandai lesi kemerahan dengan batas tidak disertai rasa nyeri dan gatal. Awalnya
jelas dan disertai tanda-tanda radang.1,2 bercak kemerahan di kedua tungkai bawah
Tempat predileksi tersering ialah pada yang disertai rasa gatal muncul sekitar 4
regio ekstremitas bawah, tetapi dapat tahun yang lalu. Pasien sering berobat ke
mengenai lengan, wajah, dan kulit kepala.1 Poliklinik tersebut, dan keluhan ini bersifat
Data yang dikumpulkan dari rumah hilang timbul. Sejak kurang lebih 1 bulan
sakit di Amerika Serikat tahun 2005 yang lalu timbul luka di punggung kaki kiri
menunjukkan bahwa selulitis sering dite- karena digaruk. Awalnya luka kecil yang
mukan pada orang dewasa. Sebuah studi di lama kelamaan meluas. Pada 10 November
Minnesota menyebutkan selulitis tersering 2012, punggung kaki kanan terkena air
pada ekstremitas bawah yaitu 199 episode panas yang meninggalkan luka. Pasien
per 100.000 orang per tahun. Jenis kelamin mengobati sendiri luka tersebut dengan
tidak memengaruhi, namun bertambahnya betadin, namun tidak ada perbaikan.
usia dikaitkan dengan insiden yang lebih Riwayat penyakit dahulu yaitu hipertensi
tinggi.3,4 Agen penyebab tersering yaitu sejak tahun 2006; pasien sering minum
Staphylococcus aureus dan Streptococcus obat nifedipin namun tidak teratur.
group A. Escherichia coli dan entero- Pada pemeriksaan fisik didapatkan
bakteria anaerob lain biasanya terlibat pada keadaan umum tampak sakit sedang,
selulitis.1 kesadaran kompos mentis, tekanan darah
Faktor predisposisi pada selulitis 140/90 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi 24
antara lain status gizi, higiene perorangan, x/menit, dan suhu badan 36,7C. Pada
iklim, penyakit yang mendasari, usia lanjut, pemeriksaan regio kruris 1/3 distal dan
dan penurunan fungsi imunologik (antara dorsum pedis dekstra et sinistra tampak lesi
lain akibat HIV/AIDS).2,5 eritem dan hiperpigmentasi berbatas tidak
Ulkus varikosum adalah ulkus pada tegas, hangat pada perabaan, dan ulkus
tungkai bawah yang disebabkan oleh gang- multipel berukuran 2x1x0,5 cm dan
guan aliran darah venosa. Umumnya hal ini 5x3x0,5 cm, tepi tidak teratur, dengan dasar
ditemukan pada orang dewasa dan usia jaringan granulasi (Gambar 1).
lanjut, lebih sering pada perempuan, dan Pada pemeriksaan laboratorik seder-
disertai dermatitis stasis. Dermatitis stasis hana dengan pewarnaan Gram ditemukan
dapat mengalami infeksi sekunder, misal- kokus gram positif dan negatif. Pemerik-
nya selulitis.6 saan hematologik menunjukkan hasil
Penatalaksanaan selulitis meliputi hemoglobin 10,3 g/dL, GD2JPP 101mg/dL
istirahat, tungkai bawah dan kaki yang sedangkan pemeriksaan lainnya dalam
diserang ditinggikan (elevasi), sedikit lebih batas normal.
tinggi daripada letak jantung. Pengobatan Penatalaksanaan kasus ini berupa
sistemik ialah pemberian antibiotik, dan elevasi tungkai, antibiotik oral yaitu klinda-
secara topikal diberikan kompres terbuka misin 300 mg 3x/hari, asam mefenamat 500
dengan larutan antiseptik.6 mg 3x/hari, mebhidrolin napadisilat
(Interhistin) 3x/hari, kompres dengan
solusio NaCl 0,9% 3x30 menit per hari, dan
LAPORAN KASUS natrium fusidat krim 2x oles per hari. Pada
Seorang perempuan berusia 80 tahun hari ke-10 setelah pemberian terapi, sudah
datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin tampak perbaikan klinis berupa luka yang
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 14 mulai mengering dan tidak ditemukan lagi
Januari 2013 dengan keluhan bengkak tanda-tanda selulitis (Gambar 2).
62 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 60-64

Gambar 1. Tampak lesi eritem dan hiperpigmentasi berbatas tidak tegas pada regio kruris 1/3 distal
dan dorsum pedis dekstra et sinistra, hangat pada perabaan, dan ulkus multipel berukuran 2x1x0,5
cm dan 5x3x0,5 cm tepi tidak teratur, dengan dasar jaringan granulasi (Tanggal 14 Januari 2013
sebelum pemberian terapi).

Gambar 2. Tampak luka yang mulai mengering sedangkan tanda-tanda selulitis tidak ditemukan
lagi (Tanggal 23 Januari 2013, hari ke-10 setelah pemberian terapi).

BAHASAN selulitis umumnya terdapat pada usia lanjut


dengan riwayat lesu, demam, dan rasa nyeri
Diagnosis pada kasus ini ditegakkan sebagai gejala prodromal serta pembesaran
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, kelenjar getah bening setempat.1,2,5,7
dan pemeriksaan penunjang. Pada Selulitis biasanya didahului oleh adanya
anamnesis ditemukan seorang perempuan trauma, dapat terjadi pada bagian tubuh
berusia 80 tahun dengan keluhan bengkak manapun, tetapi tungkai bawah merupakan
kemerahan pada kedua tungkai bawah tempat yang paling sering terkena infeksi,
disertai rasa nyeri, yang diawali bercak diikuti lengan, kepala, dan leher.1,5 Selain
merah kehitaman disertai rasa gatal serta itu, selulitis biasanya timbul pada lokasi
adanya luka akibat garukan dan akibat dengan lesi yang telah ada sebelummya,
terkena air panas. Luka-luka tersebut yaitu dermatitis, ulkus stasis, luka tusuk,
bernanah, dan kulit sekitarnya bengkak, gigitan binatang atau trauma.1 Hasil
merah, nyeri, serta hangat pada perabaan. penelususran acuan pustaka di atas seusai
Berdasarkan acuan pustaka, prevalensi dengan yang ditemukan pada kasus ini.
Mitaart, Pandaleke; Selulitis dengan Ulkus Varikosum 63

Pada status dermatologik regio kruris natrium fusidat krim 2x oles pada luka per
1/3 distal dan dorsum pedis dekstra et hari. Perawatan dari lesi lokal selulitis
sinistra ditemukan lesi eritem dan termasuk tirah baring dan elevasi dari area
hiperpigmentasi, berbatas tidak tegas, yang terlibat untuk mengurangi edema
hangat pada perabaan, ulkus multipel setempat.1 Solusio NaCl 0,9% yang di-
berukuran 2x1x0,5 cm dan 5x3x0,5 cm gunakan untuk kompres bersifat normal
dengan tepi tidak teratur dan dasar jaringan secara fisiologik, isotonik dengan plasma,
granulasi. Hal ini sesuai dengan acuan dan dapat melembabkan lingkungan sekitar
pustaka, dimana pada temuan klinis infeksi untuk penyembuhan luka.11 Antibiotik yang
jaringan lunak biasanya terjadi akut, difus, sesuai diberikan dalam dosis lengkap
tampak merah dan menyebar, terdapat secara intramuskular atau intravena pada
inflamasi supuratif di dermis, subkutan, kasus yang lebih berat sehubungan dengan
atau jaringan otot. Kelainan kulit berupa adanya sepsis, artritis, atau suspek fasitis,
infiltrat yang difus di subkutan disertai sedangkan pengobatan oral dapat diberikan
tanda-tanda radang akut, yaitu rubor pada kasus yang lebih ringan dengan
(eritem), kalor (hangat), dolor (nyeri) dan infeksi tanpa komplikasi. Pada kasus
tumor (bengkak). 1,5,7,8 selulitis, umumnya pengobatan ditujukan
Kasus ini didiagnosis banding dengan terhadap Streptococcus pyogenes dan
erisipelas. Erisipelas ialah penyakit infeksi Staphylococcus aureus.2,7 Pilihan antibiotik
bakteri akut dengan gejala utama adanya lini pertama ialah flukloksasilin dan
lesi eritem berwarna merah cerah, berbatas golongan penisilin. Bila alergi terhadap
tegas, tepi meninggi, dapat disertai edema, penisilin, dapat digunakan antibiotik
vesikel, bula, dan tidak disertai tanda-tanda golongan makrolid atau klindamisin seba-
radang akut.1,2,5,7 Pada kasus ini didapatkan gai alternatif. Klindamisin dapat menekan
lesi eritem yang berbatas tidak tegas produksi toksin dari grup streptokokus, C.
dengan tepi tidak meninggi disertai tanda- Prefringens, dan stafilokokus aureus.12
tanda radang akut sehingga diagnosis Pada kasus ini ditemukan riwayat alergi
banding erisipelas dapat disingkirkan. terhadap obat golongan penisilin. Anti-
Faktor predisposisi antara lain status histamin diberikan untuk mengurangi rasa
gizi, higiene perorangan, iklim dan gatal yang dapat memperparah dermatitis
penyakit yang mendasari, usia lanjut, stasis. Pada kasus ini diberikan anti-
penurunan fungsi imunologi seperti pada histamin golongan H1-sedatif untuk
pasien HIV/AIDS. 1,2,9 Kasus ini telah mengatasi rasa gatal.13 Bila luka telah
berusia lanjut dan diduga port dentree kering dapat diberikan krim natrium fusidat
ialah dermatitis stasis pada kedua tungkai sebagai antibiotik topikal yang bekerja
bawah. Kelainan ini sudah hilang timbul menghambat sintesis protein dengan
sejak 4 tahun lalu. Hal ini sesuai dengan aktivitas spesifik terhadap stafilokokus dan
acuan pustaka dimana dermatitis stasis mempunyai daya penetrasi tinggi, sehingga
dapat mengalami komplikasi berupa ulkus dapat mencapai lapisan lebih dalam.14,15
di atas maleolus yang disebut ulkus Selulitis bukan merupakan penyakit
varikosum atau ulkus venosum; serta dapat yang mengancam nyawa namun dapat
pula mengalami infeksi sekunder, misalnya berkembang menjadi sepsis bila tidak
selulitis.10 diberikan pengobatan segera. Prognosis
Penatalaksanaan pada kasus ini ialah quo ad vitam dan quo ad functionam pada
elevasi tungkai, antibiotik oral klindamisin kasus ini ialah dubia ad bonam. Quo ad
300 mg 3x/hari setelah makan, asam sanationam pasien ini ialah dubia karena
mefenamat 500 mg 3x/hari bila nyeri, tingginya kemungkinan rekurensi meng-
mebhidrolin napadisilat (Interhistin) ingat adanya faktor predisposisi yang
3x/hari bila terasa gatal, kompres dengan belum ditangani yaitu dermatitis stasis dan
solusio NaCl 0,9% 3x30 menit per hari, dan ulkus varikosum.
64 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 1, Maret 2014, hlm. 60-64

SIMPULAN Proc. 2007;82(7): 817-21.


5. James WD, Berger TG, Elston DM.
Telah dilaporkan satu kasus selulitis Bacterial infections. In: James WD,
dan ulkus varikosum pada seorang Berger TG, Elston DM. Andrews
perempuan berusia 80 tahun, dengan Disease of the Skin (Tenth Edition).
riwayat trauma dan dermatitis statis yang Philadelphia: Saunders Elsevier; 2006.
diduga sebagai faktor predisposisi. p. 251-95.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan 6. Sularsito SA. Ulkus kruris. In: Djuanda A,
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik- Hamzah M, Aisah S, penyunting. Ilmu
saan penunjang. Pada kasus ini ditemukan Penyakit Kulit dan Kelamin (Edisi ke
adanya ulkus dan pembengkakan kemerah- 6). Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2010. p. 245-52.
an pada kedua tungkai bawah sejak 1 hari
7. Blume JE, Levine EG, Heymann WR.
sebelum masuk rumah sakit yang disertai Bacterial infectionss. In: Bolognia JL,
rasa nyeri dan gatal. Jorizzo JL, Schaffer JU, editors.
Penatalaksanaan berupa elevasi tung- Dermatology (Third Edition).
kai, antibiotik oral klindamisin 300 mg Edinburgh; Elsevier; 2012; p. 1124-4.
3x/hari, asam mefenamat 500 mg 3x/hari, 8. Wingfield C. Diagnosing and managing
mebhidrolin napadisilat (Interhistin) lower limb cellulitis. Nursing times.
3x/hari, kompres dengan solusio NaCl 2012; 108(27): 18-21.
0,9% 3x30 menit per hari, dan natrium 9. Sjarial. Infeksi bakteri stafilokok dan
fusidat krim 2x oles per hari. Setelah 10 streptokok. In: Harahap M, penyunting.
hari paska terapi, terdapat perbaikan klinis Ilmu Penyakit Kulit, Jakarta:
Hipokrates: 1998. p. 53-5.
berupa luka yang mulai mengering sedang-
10. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. In:
kan tanda-tanda selulitis tidak tampak lagi. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,
penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin (Edisi ke 6). Jakarta: Badan
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit FKUI; 2010. p. 129-53.
1. Saavedra A, Weinberg AN, Swartz MN, 11. Shai A, Maibach HI. Wound healing and
Johnson RA. Soft tissue infections: ulcers of the skin: Diagnosing and
Erysipelas, cellulitis, gangrenous therapy-The Practical Approach.
cellulitis, and myonecrosis. In: Wolff Heidelberg: Springer-Verlag Berlin
K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest Heidelberg; 2005.
BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. 12. The Clinical Resource efficiency Support
Fitzpatricks Dermatology in General Team (CREST). Guidelines on the
Medicine (Eight Edition). New York: management of cellulitis in adults.
McGraw Hill; 2012; p. 1720- 31. Belfast-North Ireland; 2005.
2. Hay RJ, Adriaans BM. Bacterial infections. 13. Limb SL, Wood RA. Antihistamines. In:
In: Burn T, Breathnach S, Cox N, Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
Griffiths C, editors. Rooks Textbook Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ,
of Dermatology (Eight Edition). editors. Fitzpatricks Dermatology in
Singapore: Willey-Blackwell Publishing; General Medicine (Eight Edition). New
2010; p. 30.1-30.82. York: McGraw Hill; 2012; p. 2776-87.
3. Rogers RL, Perkins J. Skin and soft tissue 14. Jazid IZ. Pemakaian antibiotik topikal
infections. Prim Care Clin Office Pract. pada penyakit kulit. MDVI.
2006; 33:697-710. 2002;29(1):320-6.
4. McNamara DR, Tleyjeh IM, Berbari EF, 15. Wes DP, Micali G. Principles of pediatric
Lahr BD, Martinez JW, Mirzoyev dermatological therapy. In: Harper J,
SA. Incidence of lower-extremity Oranje A, Rose N, editors. Textbook of
cellulitis: a population-based study in Pediatric Dermatology. Massachusetts:
Olmsted county, Minnesota. Mayo Clin Blackwell Science Ltd; 2000; p. 1738-40.

You might also like