You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).

Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan


menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan
kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari mobilisasi dan imobilisasi?


2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari mobilisasi dan imobilisasi


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Imobilisasi

Imobilisasi adalah ketidakmampuan untuk bergerak secara aktif akibat


berbagai penyakit atau impairment (gangguan pada alat atau organ tubuh) yang
bersifat fisik atau mental. Imobilisasi dapat juga diartikan sebagai keadaan tidak
bergerak atau tirah baring yang terus menerus selama lima hari atau lebih akibat
perubahan fungsi fisiologis. (Potter & Perri, 2010)
Imobilisasi merupakan pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota
badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk, dan berjalan. Hal ini salah
satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti
saat duduk atau berbaring. (Susan J. Garrison, 2004)
Imobilisasi merupakan keadaan seseorang dimana ia tidak dapat bergerak
secara bebas karena kondisinya seperti trauma tulang belakang, cedera otak berat,
fraktur pada ekstremitas dan lainnya. Sehingga mengganggu pergerakan dalam
aktivitasnya.
Kesimpulan :Imobilisasi adalah kemampuan seseorang yang mengalami
keterbatasan gerak secara bebas karena berbagi gangguan yang dialami baik secara
fisik maupun mental.

2.2 Tujuan Imobilisasi

Tujuan imobilisasi yaitu antara lain:


Meningkatkan kemampuan pasien untuk otot dan sendi
Memotivasi Pasien
Mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh
Mengurangi nyeri
Mengembalikan kekuatan tubuh dan otot-otot
Meningkatkan fungsi kardiovaskuler, respirasi, gastrointernal.
Mencegah terjadinya kecacatan sekunder atau komplikasi.

2.4 Faktor-faktor Imobilisasi

Faktor-faktornya yaitu:
1. Cidera tulang, seperti penyakit reumatik, pengapuran tulang atau fraktur tentu
menghambat pergerakan.
2. Penyakit saraf, seperti adany stroke, penyakit parkinson, paralis, dan gangguan
saraf lain yang menimbulkan gangguan pergerakan dan mengakibatkan imobilisasi.
3. Penyakit jantung dan pernapasan, penyakit jantung dan pernafasan akan
menimbulkan kelelahan dan sesak nafas ketika beraktivitas. Akibatnya pasien
dengan gangguan pada organ tersebut akan mengurangi mobilisasinya, ia cenderung
lebih banyak duduk dan berbaring.
4. Gangguan penglihatan, yaitu rasa percaya diri untuk bergerak akan terganggu bila
ada gangguan pada penglihatan karena ada ke khawatriran terpeleset atau
tersandung.
5. Penykit kritis yang memerlukan istirahat
6. Penggunaan gips

2.5 Pencegahan Imobilisasi

Pencegahan imobilisasi antara lain, yaitu:


Pasien dimotivasi untuk banyak minum
Fisioterapi
Mencegah dekobitus dengan cara sering melakukan perubahan posisi
Peningkatan fungsi motorik
Memperbaiki kemampuan mobilitas
Melakukan pergerakan aktif dan pasif

2.6 Dampak Imobilisasi

Imobilisasi berdampak pada sisitem tubuh, seperti:


Perubahan pada metabolisme tubuh
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Gangguan dalam kebutuhan nutrisi
Gangguan gatrointestina (kurangnya nafsu makan)
Respiratori
Kardiovaskuler
Muskuluskeletal
Vertigo

Respon fisiologis terhadap imobilitas:


1. Muskuluskeletal : menurunnya massa otot dan menyebabkan kekuatan otot
menurun dan akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosit
2. Kardiovaskuler : dapat mengakibatkan hipotensi, meningkatkan kerja jantung,
dan terjadinya pembentukan trombus
3. Respiratori : akibat hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, aliran darah
keparu-pru terganggu sehingga pertukaran gas menurun, kerja diasidosis respiratori
4. Vertigo : terjadi akibat seseorang terlalu lama berbaring, hingga aliran darah ke
otak berkurang dan menyebabakan pusing.

2.7 Komplikasi dan Dampak Imobilisasi Bagi Tubuh

1. Infeksi saluran kemih


2. Infeksi paru-paru
3. Gangguan aliran darah
4. Dekubitus

2.8 Tingkat Imobilisasi

1. Imobilitas komplit, imobilisasi ini dilakukan pada individu yang mengalami


gangguan tingkat kesadaran.
2. Imobilitas parsial, imobiliasi ini dilakukan pada pasien yang mengalami fraktur
3. Imobilitas karena alasan pengobatan, imobilisasi ini dilakukan pada individu
yang mengalami gangguan pernafasan atau pada penderita penyakit janting.

2.9 Pengertian Mobilisasi

A. Pengertian Mobilisasi

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah


dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).
Mobilisasi menyebabkan perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan
menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan
kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam.

2.10 Tujuan Mobilisasi

a. Tujuan dari Mobilisasi :


1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari
5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.
Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan
kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan (Carpenito, 2000)

2.11 Indikasi Mobilisasi

1. Pasca amputasi kaki


2. Hemiparese (kelemahan pad satu sisi tubuh)
3. Paraparese (kelemahan pada kedua ekstremitas bawah)
4. Fraktur pada ekstermitas bawah
5. Terpasang dan pasca gips
6. Stroke
7. Kelemahan otot
8. Fase rehabilitasi fisik
9. Tirah baring lemah

2.12 Kontra indikasi

1. Emboli pada pembuluh darah


2. Kelainan sendi atau tulang
3. Imobilisasi karna penyakit jantung
(klien gangguan muskuloskeletal, 2006)

2.13 Faktor mobilisasi

1. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan diikuti oleh prilaku yang dapat
meningkatkan kesehatannya.
2. Proses penyakit dan injury
Adanya penyakit tertentu yang diderita seseorang akan
mempengaruhi mobilitasnya. Contohnya seseorang yang ptah tulang akan kesulitan
untuk bermobilisasi secara bebas.

3. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan aktifitas.
Contoh orang yang berada di desa cenderung berpergian dengan berjalan kaki, beda
halnya dengan orang yang berada dikota yang cendenrung bepergian menggunakan
kendaraan.

4. Tingkat energi
Seseorang melakukan mobilisasi jelas membutuhkan energi. Sedangkan
orang sakit berbeda mobilitasnya dengan orang sehat.

5. Usia
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasnya dibandingkan
remaja.
(pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses keperawatan)
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah


dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan
perbaikan sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi
gastrointestinal normal, dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah
sesegera mungkin, biasanya dalam waktu 12 jam.

Imobilisasi merupakan gangguan imobilisasi fisik . (NANDA)


Sebagai suatu keadaan ketika individu mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995)

Faktor yang mempengaruhi mobilisasi :

a) Gaya Hidup
b) Proses penyakit dan injuri
c) Kebudayaan
d) Tingkat energy
e) Usia dan status perkembangan

You might also like