You are on page 1of 28

LAPORAN KEGIATAN

F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

ANEMIA DAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA KEHAMILAN

Disusun Oleh:
dr. Ratih Puspa Wardani

Puskesmas Sidorejo Kidul


Periode September - Januari 2017
Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode September 2016 - September 2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

Laporan F.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik:

ANEMIA DAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA KEHAMILAN

Diajukan dan dipresentasikan dalam rangka praktik klinis dokter internsip sekaligus
sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program internsip dokter Indonesia
di Puskesmas Sidorejo Kidul

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Desember 2016

Mengetahui,
Dokter Internsip, Dokter Pendamping

dr. Ratih Puspa Wardani dr. Ester Nunuk Trimumpuni


NIP. 19771207 200604 2 008

2
BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian Saraswati dan Sumarno menunjukkan ibu hamil dengan kadar Hb <10
g/dl mempunyai risiko 2,25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb >10 g/dl dimana ibu hamil yang
menderita anemia berat mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR 4,2 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita anemia. Hasil survei
menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi yaitu
51% dan pada ibu nifas 45%.1
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia bukan hanya melemahkan fisik
dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin. Ibu yang
bersikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan bayi BBLR 2-3 kali dan
kemungkinan bayi mati sebesar 1,5 kali lebih besar dibanding ibu dengan status gizi
baik. Menurut Lubis, status gizi ibu sebelum dan selama hamil juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang
sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.2
Ukuran LILA dan status anemia juga menyebabkan nilai Apgar bayi rendah.
Laporan WHO menyebutkan diperkirakan 1 juta anak yang bertahan setelah mengalami
asfiksia saat lahir kini hidup dengan morbiditas jangka panjang seperti cerebral palpasy,
retardasi mental, dan gangguan belajar. Bayi yang mempunyai nilai Apgar yang rendah
memiliki 53 kali kemungkinan menderita cerebral palpasy dibandingkan bayi yang
normal. 2
Laporan ini dibuat untuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
anemia dan KEK.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)


A. Definisi
KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi yaitu keadaan patologis
akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi yang
berlangsung lama atau menahun. KEK ditandai berat badan kurang dari 40 kg
atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm.1
B. Faktor faktor yang mempengaruhi2
1. Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
wanita yang tidak hamil. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting
untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan
malnutrisi.
2. Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda
perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung.
3. Beban kerja/Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas
yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Pada ibu
hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain
untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin
yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada
saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang

4
mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan
tingkat kegiatan.
4. Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu :
a. Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi
dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b. Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah
dan perdarahan yang terus menerus.
c. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
atau parasit yang terdapat pada tubuh.
5. Pengetahuan ibu tentang gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap
terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi
melandasi pemilihan makanan. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang
bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai
pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada
yang kurang bergizi.
6. Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen
hingga 80 persen dari pendapatan dibelanjakan untuk membeli makanan.
Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat
(beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energi
lainnya seperti lemak dan protein.
C. Patogenesis3
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor
manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka simpanan zat
gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini
berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi
kemerosotan jaringan.

5
D. Komplikasi KEK3
1. Terhadap ibu : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap persalinan : persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), perdarahan.
3. Terhadap janin : abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.2 Anemia
A. Definisi
Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit,
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal akibat dari defisiensi salah
satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi
timbulnya defisiensi tersebut. Anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan
akibat ketidakmampuan sistem eritropoiesis dalam mempertahankan kadar Hb
normal. Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar
hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1 dan 3

6
dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trisemester 2.4
B. Klasifikasi
Secara umum anemia dapat diklasifikasikan menjadi:4

1. Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat
besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat
dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat
lelah, sering pusing, mata berkunang- kunang dan keluhan mual dan muntah
pada hamil muda.
2. Anemia megaloblastik
Disebabkan defisiensi asam folat (ptery glutamic acid) dan defisiensi

vitamin B12 (cyanocobalamin).

3. Anemia hipoplastik dan aplastik


Disebabkan sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru.

4. Anemia hemolitik

Karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada


pembuatannya.
C. Faktor Risiko
1. Asupan Fe yang tidak memadai5
Hanya sekitar 25% WUS memenuhi kebutuhan Fe sesuai AKG
(26g/hari). Secara rata-rata, wanita mengkonsumsi 6,5 g Fe perhari melalui
diet makanan. Ketidakcukupan Fe tidak hanya dipenuhi dari konsumsi
makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dan lain-lain), tetapi
dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Variasi ini disebabkan oleh
perubahan fisiologis tubuh seperti ibu hamil dan menyusui sehingga
meningkatkan kebutuhan Fe bagi tubuh, tipe Fe yang dikonsumsi, dan faktor
diet yang mempercepat (enhancer) dan menghambat (inhibitor) penyerapan
Fe, jenis yang dimakan. Heme iron dari Hb dan mioglobin hewan lebih

7
mudah dicerna dan tidak dipengaruhi oleh inhibitor Fe. Non-heme iron yang
membentuk 90% Fe dari makanan non-daging (termasuk biji-bijian, sayuran,
buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh.
Bioavabilitas non-heme iron dipengaruhi oleh beberapa faktor inhibitor
dan enhancer. Inhibitor utama penyerapan Fe adalah fitat dan polifenol. Fitat
terutama ditemukan pada biji-bijian sereal, kacang dan beberapa sayuran
seperti bayam. Polifenol dijumpai dalam minuman kopi, teh, dan susu.
Enhancer penyerapan Fe antara lain asam askorbat atau vitamin C dan
protein hewani dalam daging sapi, ayam, ikan karena mengandung asam
amino pengikat Fe untuk meningkatkan absorpsi Fe. Alkohol dan asam laktat
kurang mampu meningkatkan penyerapan Fe (Fatmah, 2007).

2. Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan


Fe akibat peningkatan volume darah, menyediakan Fe bagi janin dan
plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan.
Peningkatan absorpsi Fe selama trisemester II kehamilan membantu
peningkatan kebutuhan. Beberapa studi menggambarkan pengaruh antara
suplementasi Fe selama kehamilan dan peningkatan konsentrasi Hb pada
trisemester III kehamilan dapat meningkatkan berat lahir bayi dan usia
kehamilan (Fatmah, 2007).

3. Malabsorpsi

Episode diare yang berulang akibat kebiasaan yang tidak higienis dapat
mengakibatkan malabsorpsi. Insiden diare yang cukup tinggi, terjadi terutama
pada kebanyakan negara berkembang. Infestasi cacing, khusunya cacing
tambang dan askaris menyebabkan kehilangan besi dan malabsorpsi besi. Di
daerah endemik malaria, serangan malaria yang berulang dapat menimbulkan
anemia karena defisiensi zat besi (Gibney, 2009)

4. Simpanan Zat Besi yang buruk

Simpanan zat besi dalam tubuh orang-orang Asia memiliki jumlah yang
tidak besar, terbukti dari rendahnya hemosiderin dalam sumsum tulang dan
rendahnya simpanan zat besi di dalam hati. Jika bayi dilahirkan dengan

8
simpanan zat besi yang buruk, maka defisiensi ini akan semakin parah pada
bayi yang hanya mendapatkan ASI saja dalam periode waktu yang lama.
5. Kehilangan banyak darah
Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah. Pada
wanita, kehilangan darah terjadi melalui menstruasi. Wanita hamil juga
mengalami pendarahan saat dan setelah melahirkan. Efek samping atau akibat
kehilangan darah ini tergantung pada jumlah darah yang keluar dan cadangan
Fe dalam tubuh.
Komplikasi kehamilan yang mengarah pada pendarahan saat dan pasca
persalinan dihubungkan juga dengan peningkatan resiko anemia. Plasenta
previa dan plasenta abrupsi berisiko terhadap timbulnya anemia setelah
melahirkan. Dalam persalinan normal seorang wanita hamil akan
mengeluarkan darah rata-rata 500 ml atau setara dengan 200 mg Fe.

Pendarahan juga meningkat saat proses melahirkan secara caesar/operasi.

6. Hemoglobinopati
Pembentukan hemoglobin yang abnormal, seperti pada thalasemia dan
anemia sel sabit merupakan faktor non gizi yang penting.
7. Obat dan faktor lainnya
Anemia defisiensi besi berkaitan dengan keadaan inflamasi yang kronis
seperti arthritis, kehilangan darah melalui saluran pencernaan akibat
pemakaian obat, seperti aspirin, dalam jangka waktu lama, dan tumor.
D. Patofisiologi
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia
atau hipervolemia. Akan tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan
dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin
19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10
minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu.5
E. Diagnosis
Pendiagnosisan kasus anemia defisiensi besi yang baik adalah dengan
menghitung konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah yang disertai dengan
pemeriksaan hematokrit (pocked volume of red cells). Indikator lain adalah

9
kadar zat besi dalam serum, iron binding capacity, kadar ferritin dalam serum,
free erythrocyte protoporphyrin (FEP), serta mean corpuscular volume (MCV).5

F. Komplikasi Anemia pada Kehamilan


Pada ibu hamil, konsekuensi anemia defisiensi besi dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu, adanya efek negatif pada ibu dan efek negatif pada bayinya.
Anemia yang terjadi pada kelompok ini merupakan faktor resiko terjadinya
kematian pada masa perinatal. Anemia merupakan penyebab mayor kematian
ibu melahirkan. Sekitar 20-40% kematian ibu melahirkan adalah disebabkan
oleh anemia. Ibu hamil memiliki usia kehamilan lebih tinggi terjadinya kelahiran
bayi prematur. Gambar berikut menunjukkan dampak defisiensi zat besi pada
ibu bersalin.

10
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kekurangan zat besi
menyebabkan kadar hemoglobin dalam darah rendah, sehingga jika
pengangkutan oksigen ke otak menurun dan proses katalis juga menurun akibat
enzim yang mengandung zat besi berkurang. Menurunnya proses katalis dan
pengangkutan oksigen ke otak yang menurun menyebabkan produksi ATP otot
rahim menurun sehingga partus menjadi lama. Lamanya proses persalinan dapat
menyebabkan bayi menderita asfiksia dan bayi berisiko meninggal. Anemia ibu
hamil merupakan satu faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan
pertumbuhan intra uteri (Intra Uterine Growth Retardation/IUGR), yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya kematian janin, BBLR yaitu berat
lahir kurang dari 2500 gram, dan abnormalitas.5
2.3 Kehamilan
A. Definisi
Masa kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (9 bulan 7 hari, atau 40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Masa kehamilan dibagi dalam
3 triwulan.6

11
B. Gizi pada ibu hamil6
Gizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi (baik makro maupun mikro)
yang dibutuhkan oleh seorang ibu hamil baik pada trimester I, trimester II dan
trimester III serta harus cukup jumlah, mutu yang dapat dipenuhi dari kebutuhan
makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik
serta tidak mengalami gangguan dan masalah.
Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk
pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan
ibunya. Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar
11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat
seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur
suhu tubuh dan cadangan makanan.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa
mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang
normal perlu tambahan kira-kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280
hari. Hal ini perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari
selama hamil. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang beraneka
ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh
zat gizi dari makanan lainnya.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil meliputi
1. Energi
Tambahan energi selain untuk ibu, janin juga perlu untuk tumbuh
kembang. Banyaknya energi yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar
80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari.
2. Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan
pertumbuhan janinnya. Kebutuhan protein pada trimester I hingga
trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya, sedangkan pada trimester III
sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI

12
2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein
bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging
tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu,
tempe dan kacang-kacangan Protein digunakan untuk: pembentukan
jaringan baru baik plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel,
pembentukan cadangan darah dan Persiapan masa menyusui.
3. Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama
dalam kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber
tenaga dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Selain itu, lemak
disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar lemak akan
meningkat pada kehamilan tirmester III.
4. Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis
karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti,
sereal, nasi, dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan
mineral serta meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya
konstipasi.
5.Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita
tidak hamil. Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan vitamin meliputi:
a. Asam Folat
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting
dalam perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah
neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.
Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan prematur,
anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR),
dan pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar 600-
800 miligram. Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004

13
menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5 mg/kg/hr (200
mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran
berwarna hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.
b. Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas,
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A
menyebabkan kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Sumber vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau
kuning, mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
c. VitaminB
Vitamin B1, vitamin B2, niasin dan asam pantotenat yang dibutuhkan
untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12 diperlukan
untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Vitamin B6
berperan dalam metabolisme asam amino.
d. Vitamin C
Antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan
untuk membentuk kolagen serta menghantarkan sinyal ke otak.
Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ibu
hamil disarankan mengkonsumsi 85 miligram per hari. Sumber
vitamin C didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan
brokoli.
e. Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan
kalsium dan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah
osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D terdapat pada ssusu, kuning
telur dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari.
f. Vitamin E
Vitamin E berfungsi untuk pertumbuhan sel dan jaringan serta
integrasi sel darah merah. Selama kehamilan wanita hamil dianjurkan
mengkonsumsi 2 miligram per hari.
g. Vitamin K

14
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan
pada bayi. Pada umumnya kekurangan vitamin K jarang terjadi,
karena vitamin K terdapat pada banyak jenis makanan dan juga
disintesis oleh bakteri usus.
6. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan
sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
a. Zat Besi
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama
kehamilan yang dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi
dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah
merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain itu,
zat besi penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi dan
mengurangi kejadian anemia. Defisiensi zat besi akan berakibat ibu
hamil mudah lelah dan rentan infeksi, resiko persalinan prematur dan
berat badan bayi lahir rendah. Untuk mencukupi kebutuhan zat besi,
ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30 miligram tiap hari. Efek
samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea (mual muntah). Zat
besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak dianjurkan
mengkonsumsi bersama kopi, teh, dan susu. Sumber alami zat besi
dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang, unggas, sereal, dan
kacang-kacangan.
b. Zat Seng
Zat seng digunakan untuk pe
mbentukan tulang selubung syaraf tulang belakang. Resiko
kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi
lahir rendah. Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram per
hari. Sumber makanan yang mengandung seng antara lain: kerang,
daging, kacang-kacangan, sereal.
c. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi, membantu pembuluh darah

15
berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf,
kontraksi otot dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil
sekitar 1000 miligram per hari. Sumber kalsium didapat dari ikan teri,
susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
d. Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram
dalam bentuk garam beryodium karena menyebabkan hipotirodisme
yang berkelanjutan menjadi kretinisme.
e. Fosfor
Berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta kenaikan
metabolisme kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan
kram pada tungkai.
f.Fluor
Untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan fluor menyebabkan
pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor terdapat dalam air minum.
g.Natrium
Berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan dalam
jaringan sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada ibu
hamil. Kebutuhan natrium meningkat seiring dengan meningkatnya
kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil 3,3 gram per minggu.

16
C. Manfaat gizi untuk ibu hamil dan janin
Kebiasaan makanan pada ibu hamil dapat mempengaruhi jalannya
kehamilan (berupa komplikasi seperti anemia), ketidaknyamanan (rasa letih,
mual dipagi hari), masa persiapan kelahiran dan persalinan (pada umumnya ibu
yang dietnya baik, jarang mengalami kesulitan/persalinan yang terlalu dini),
emosinya (diet yang baik dapat memperlunak perubahan suasana hati) dan
pemulihan pasca lahir (tubuh yang bergizi baik akan lebih cepat pulih). Asupan
makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk :
1. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati.
3. Sumber tenaga.
4. Mengatur suhu tubuh.
5. Cadangan makanan.7
D. Pengaruh gizi kurang
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain : anemia, KEK, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan

17
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi semakin
meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).7
E. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting baik yang bersifat
subjektif maupun yang bersifat objektif. Status gizi janin ditentukan antara
status gizi ibu sebelum dan selama dalam kehamilan dan keadaan ini
dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh keadaan
sosial ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi ibu, paritas dan jarak kehamilan
jika yang dikandung bukan anak yang pertama.
Penilaian Status Gizi Ibu Hamil meliputi:
1. Berat Badan
Berat badan sebelum hamil dan perubahan berat badan selama
kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk
memprediksikan berat badan bayi lahir rendah. Wanita dengan berat badan
rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil
atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung
melahirkan bayi BBLR. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat
mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu
hamil yang status gizi jelek sebelum hamil maka kenaikan berat badan
pada saat hamil akan berpengaruh terhadap berat bayi lahir. Kenaikan
tersebut meliputi kenaikan komponen janin yaitu pertumbuhan janin,
plasenta dan cairan amnion . Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pada akhir kehamilan kenaikan
berat hendaknya 12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang

18
memiliki berat ideal cukup 10-12 kg sedangkan untuk ibu yang tergolong
gemuk cukup naik < 10 kg .
2. Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin (Hb) adalah komponen darah yang bertugas mengangkut
oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Untuk level normalnya
untuk wanita sekitar 12-16 gram per 100 ml sedang untuk pria sekitar 14-
18 gram per 100 ml. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya
menunjukkan penurunan jumlah kadar Hb. Hemoglobin merupakan
parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia. Anemia
merupakan masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada ibu
hamil. Kurang lebih 50% ibu hamil di Indonesia menderita anemia.
Anemia merupakan salah satu status gizi yang berpengaruh terhadap
BBLR. Pengukuran kadar haemoglobin dilakukan sebelum usia kehamilan
20 minggu dan pada kehamilan 28 minggu .
3. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukurann LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan
energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek. 7

BAB III
STATUS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Fitriyani
Jenis Kelamin : Perempuan

19
Usia : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Suami : SMA
Pekerjaan Suami : Karyawan Pabrik
Alamat : Pabelan
B. Anamnesis (5 Oktober 2016)
Keluhan Utama :
o Pasien mengeluh berat badan susah naik.
Riwayat Penyakit Sekarang :
o Pasien ingin memeriksakan kehamilan. Pasien mengeluh berat badannya
susah naik. Mual (+), muntah (-), lelah (+), sering pusing (+), mata
berkunang- kunang (+). Karena mual, nafsu makan pasien menurun jadi
pasien jarang makan. Pasien sudah diberi obat penambah darah oleh bu
bidan tapi pasien malas minum sehingga obat penambah darahnya jarang
diminum. Pasien punya kebiasaan mengkonsumsi teh kental minimal 3 kali
dalam sehari. BAB dan BAK normal. Bengkak pada kaki dan tangan (-).
o Menarche usia 12 tahun.
o Siklus menstruasi teratur (28 hari)
o HPHT : 2 Mei 2016
o HTP : 4 Februari 2017
o UK : 22 minggu
Riwayat Obstetri :
o Kehamilan pertama.
o Kontrol di Puskesmas yang pertama kalinya, biasa periksa di bidan Endang.

Riwayat Penyakit Dahulu :


o Alergi (-)
o Hipertensi (-)
o Diabetes Melitus (-)
o Asthma (-)

20
Riwayat Penyakit Keluarga :
o Alergi (-)
o Hipertensi (-)
o Diabetes Melitus (+)
o Asthma (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : compos mentis
Keadaan Umum : baik
Status Gizi
o TB : 152 cm
o BB sebelum hamil : 37 kg
o BB sekarang : 42 kg
o LILA : 20 cm
Tanda-tanda Vital
o Tekanan Darah : 100/60 mmHg
o Nadi : 84 x/ menit, reguler, isi cukup
o RR : 18 x/ menit, reguler
o Suhu : 36,4 C
Status Generalisata
o Kepala : normocephal, konjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
o Leher : tidak tampak pembesaran KGB
o Thorax :I : simetris, retraksi (-/-)
P : pengembangan dada simetris, NT (-)
P : sonor (+/+)
A : vesikuler (+/+), RBK (-/-), wheezing (-/-), S1-S2
reguler, murmur (-), gallop (-)
o Abdomen
Leopold : balotement
TFU : 18 cm
DJJ : (+)
o Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan (tidak ada indikasi).
o Ekstremitas : Edema (-) di keempat ekstremitas, akral hangat, CRT

21
< 2, sianosis (-)
D. Pemeriksaan Laboratorium
Hb :9
Golongan darah : AB
HbsAg :-
PITC :-
E. Diagnosis
G1P0A0, hamil 22 minggu risiko tinggi dengan anemia dan KEK
F. Terapi
Farmakoterapi
Pemberian tablet Ferospat 1x1 tube I
Edukasi
Kontrol 10 hari lagi
Melakukan pola makan sehat dan seimbang agar nutrisi ibu dan janin cukup
Makan besar 4 kali sehari diselingi snack 3 kali sehari agar kebutuhan gizi janin
dan ibu hamil terpenuhi
Makan makanan yang tinggi Fe
Makan makanan yang tinggi energi tinggi protein
Makan dulu sebelum minum Ferospat agar tidak mual dan muntah. Akan lebih
baik lagi bila minum Ferospat dengan air jeruk. Kurangi minum teh karena
menghambat absorbsi zat besi

BAB IV
PEMBAHASAN

Berat badan sebelum hamil adalah 37 kg dengan tinggi badan 152 cm. Maka berat
badan ideal pasien yang seharusnya adalah (152-100)-10%=46,8 kg. Selama kehamilan
seharusnya berat badan pasien bertambah 10-12 kg selama masa kehamilan berarti berat

22
badan pasien sewaktu hamil seharusnya 56,8-58,8 kg. Berat badan sekarang yaitu 42 kg
berarti masih dibutuhkan peningkatan berat badan pasien sebanyak 56,8 kg 42 kg =
14,8 kg. Diharapkan peningkatan berat badan 14,8 kg selama sisa kehamilan. Usia
kehamilan pasien saat ini 22 minggu berarti masih tersisa 18 minggu atau 4,5 bulan
kehamilan. Kenaikan berat badan yang diharapkan berarti sebesar 3,3 kg per bulan
sampai kelahiran. LILA pada pasien adalah 20 cm menandakan adanya kurang energy
kronis, dimana normalnya nilai LILA lebih dari 23,5 cm. Pada pasien pemeriksaan
hemoglobin 9,0 menunjukkan pasien mengalami anemia dimana kadar normal
hemoglobin pasien pada trimester II adalah lebih dari 10.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang
sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat
besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-
kira 84.000 kalori selama masa kehamilan kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan
ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan
yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya. Makanan yang dimakan
haruslah banyak mengandung gizi dan cukup mengandung vitamin dan mineral yang
banyak diperlukan didalam tubuh ibu hamil.
Pasien diedukasi mengenai gizi ibu hamil dan gizi seimbang. Hal yang harus
diperhatikan mengenai gizi ibu hamil antara lain ibu harus makan teratur empat kali
sehari. Makan snack selingan tiga kali sehari. Hidangan harus tersusun dari bahan
makanan bergizi yang terdiri : makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
Pasien juga diedukasi untuk menggunakan aneka ragam makanan yang ada dan memilih
berbagai macam bahan makanan yang segar. Selain dijelaskan mengenai gizi ibu hamil,
pasien juga dijelaskan mengenai manfaat makanan bagi ibu hamil. Kegunaan makanan
pada ibu hamil untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan, untuk
mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu sendiri, agar luka-luka
persalinan cepat sembuh, dan untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama pasien saat ini sedang memasuki
kehamilan trimester kedua dan mengalami KEK dan anemia. Pasien diedukasi untuk
mengkonsumsi makanan tinggi energi tinggi protein. Sebab pada trimester kedua,
pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat badan ibu pun naik turun dengan

23
cepat. Kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, payudara dan lemak. Sumber utama untuk tambahan kalori yang
dibutuhkan selama kehamilan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin adalah
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti,
sereal, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks mengandung vitamin dan mineral serta
meningkatkan asupan serat untuk mencegah terjadinya konstipasi.
Kebutuhan protein bisa didapat dari nabati maupun hewani. Sumber hewani
seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu. Sedangkan sumber nabati seperti tahu,
tempe dan kacang-kacangan. Protein digunakan untuk pembentukan jaringan baru baik
plasenta dan janin, pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan cadangan darah dan
persiapan masa menyusui. Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan
janin selama dalam kandungan sebagai kalori utama sebagai sumber tenaga dan untuk
pertumbuhan jaringan plasenta dan disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui.
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibandingkan wanita tidak hamil.
Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin
serta proses diferensiasi sel.
Pasien mengalami anemia. Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun
suplemen terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian yang
dilakukan oleh Fatimah menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin berkaitan erat dengan
konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi cadangan besi
dalam tubuh ibu akan mengalami penurunan yang tajam dan akan habis pada akhir
kehamilan. Oleh karena itu pasien ini diberikan Ferospat 1x1. Faktor risiko anemia pada
pasien ini adalah pasien yang tidak nafsu makan karena mengeluh mual dan juga
kebiasaan pasien mengkonsumsi teh kental minimal tiga kali sehari dan pasien tidak
rutin mengkonsumsi obat penambah darah. Seperti yang diketahui bahwa teh
menghambat absorbsi dari zat besi untuk itu pasien diedukasi untuk mengurangi
ataupun menghentikan kebiasaan minum teh. Pasien juga diedukasi untuk minum
Ferospat berbarengan dengan jeruk karena jeruk banyak mengandung vitamin C yang
akan meningkatkan absorbsi zat besi. Pasien diedukasi untuk mengkonsumsi makanan
tinggi Fe, baik protein hewani seperti daging sapi, ayam dan ikan maupun Fe yang
berasal dari nabati seperti jeruk, asparagus, bayam, dan tomat.

24
Berdasarkan edukasi tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kenaikan berat
badan dan hemogloobin pasien. Pada data tersebut dilakukan intervensi dengan
meningkatkan asupan karbohidrat, protein, lemak, serta Fe. Hal tersebut dilakukan
untuk membantu menaikkan berat badan, LILA, dan hemoglobin pasien agar menjadi
normal.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

25
1. KEK adalah keadaan malnutrisi akibat kekurangan relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi yang berlangsung menahun ditandai dengan LILA < 23,5 cm.
2. Anemia dalam kehamilan adalah penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
selama masa kehamilan pada trimester 1 dan 3 dan kurang dari 10 g/dl selama
masa post partum dan trisemester 2.
3. Pada kehamilan kenaikan berat badan yang diharapkan yaitu berat badan ideal +
10-12 kg. Dimana berat badan ideal didapatkan dari (BB-100)-10%.
4. Pada kehamilan semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang sering kali
menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi
dan kalsium.
5. Ibu hamil harus makan makanan seimbang dan bergizi 4 kali sehari dengan
selingan snack 3 kali sehari.
6. Kalori tambahan yang perlu dikonsumsi ibu hamil sebesar 300 kalori per hari
7. Ibu hamil dengan anemia memerlukan mengkonsumsi makanan tinggi Fe untuk
meningkatkan kadar hemoglobin..
8. Pasien KEK diharuskan mengkonsumsi makanan tinggi energy tinggi protein.
9. Ibu hamil diharuskan mengkonsumsi suplemen Fe untuk meningkatkan kadar Hb
dan untuk pertumbuhan dan metabolisme energi janin dan plasenta.

B. Kesimpulan
1. Dilakukan penyuluhan kepada semua wanita usia subur mengenai anemia dan
KEK sebagai upaya pencegahan terjadinya anemia dan KEK pada kehamilan.
2. Dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya mengecek kadar Hb dan ukuran
LILA sedini mungkin pada ibu hamil untuk deteksi dini KEK dan anemia
dikarenakan masih banyak pasien yang mau mendekati kelahiran belum pernah
periksa Hb.
3. Pemberian suplemen Fe sedini mungkin dan pemberian leaflet mengenai cara
minum suplemen Fe yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Pedoman


Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis. Jakarta. 1996.

26
2. Minarto. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) Tahun 2010-
2014. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658.
3. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Panduan
Penyelenggaraan PMT Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil KEK.
<http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Panduan-PMT- Balita-
dan-Bumil-BOK-4-Jan-2012.pdf.>
4. Sandjaja. Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Indonesia.
Gizi Indon. 2009. 32(2): 128-138.
5. Badan Penelitian dan Pegembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010. Jakarta. 2010.
6. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Gizi Ibu
Hamil dan Pengembangan Makanan Tambahan Ibu Hamil Berbasis Pangan
Lokal. Jakarta. 2010.
7. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
2004.

LAMPIRAN

27
28

You might also like