You are on page 1of 37

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

DA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH
DI RUANG SAHADEWA RSUD SANJIWANI
TANGGAL 8 Mei s/d 26 Mei 2017

OLEH :
I KADEK ARYA WIJAYA
(P07120016102)
TINGKAT 1.3 / D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI STUDI D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
1. Definisi penyakit

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo
virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty (betina) (Seoparman , 1990).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang


disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty
(Seoparman, 1996).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue


haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang
dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
ruam atau tanpa ruam.

2. Nama obat dan dosis yang diberikan


Antasida 3x1 tablet
Paracetamol 3x500mg tablet
Ranitidine 3x1 ampul

3. Waktu pemberian obat


Antasida : waktu pemberian obat pukul 14.00 wita
Paracetamol : waktu pemberian obat pukul 14.00 wita
Ranitidine : waktu pemberian obat pukul 14.00 wita

4. Bentuk obat yang diberikan


Antasida : bentuk obat yang diberikan yaitu berupa tablet
Paracetamol : bentuk obat yang diberikan yaitu berupa tablet
Ranitidine : bentuk obat yang diberikan yaitu berupa injeksi intravena
5. Indikasi, kontraindikasi, dan efek samping
Antasida
Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak
usus duabelas jari dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati, perasaan penuh pada lambung.
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap Alluminium
dan Magnesium.
Efek samping : Konstipasi, diare, mual, muntah.

Paracetamol
Indikasi : Mengurangi nyeri pada kondisi : sakit kepala, nyeri otot,
sakit gigi, nyeri pasca operasi minor, nyeri trauma ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh berbagai penyakit.
Pada kondisi demam, paracetamol hanya bersifat simtomatik yaitu
meredakan keluhan demam (menurunkan suhu tubuh) dan tidak
mengobati penyebab demam itu sendiri.
Kontraindikasi : Parasetamol jangan diberikan kepada penderita
hipersensitif/alergi terhadap Paracetamol. Penderita gangguan
fungsi hati berat.
Efek samping : Mual, nyeri perut, dan kehilangan nafsu makan.
Penggunaan jangka panjang dan dosis besar dapat menyebabkan
kerusakan hati. Reaksi hipersensitivitas/alergi seperti ruam,
kemerahan kulit, bengkak di wajah (mata, bibir), sesak napas, dan
syok.

Ranitidine
Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak
lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis. Terapi
pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak
lambung. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis, misal
sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik.
Kontraindikasi : Ranitidin kontraindikasi bagi pasien yang yang
hipersensitif atau alergi terhadap Ranitidin.
Efek samping : Sakit kepala
o Efek samping pada susunan saraf pusat, jarang terjadi :
malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi,
depresi, halusinasi.
o Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti
takikardia, bradikardia, atrioventricular block, premature
ventricular beats.
o Gastrointestinal : konstipasi / susah buang air besar, diare,
mual, muntah, nyeri perut, jarang dilaporkan : pankreatitis.
o Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : atralgia, mialgia.
o Hematologik : leukopenia, granulositopenia,
trombositopenia. Kasus jarang terjadi seperti
agranulositopenia, pansitopenia, trombositopenia, anemia
aplastik pernah dilaporkan.
o Endokrin : ginekomastia, impoten, dan hilangnya libido
pernah dilaporkan pada penderita pria.
o Kulit, jarang dilaporkan : ruam, eritema multiforme,
alopesia.
o Lain-lain : kasusu hipersensitivitas / alergi yang jarang
terjadi.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.DA
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH
DI RUANG SAHADEWA- RSUD SANJIWANI
TANGGAL 15 Mei s/d 18 Mei 2017

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Ny.DA
Umur : 19 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Mahasiswi
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br. Pacung Pejeng Kelod. Tampaksiring Gianyar
Tanggal masuk : 15 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 16-18 Mei 2017
Sumber informasi : Pasien,keluarga pasien dan rekam medis pasien

PENANGGUNG JAWAB
Nama penanggung jawab : Tn. PS
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hub dgn pasien : Ayah

2. STATUS KESEHATAN PASIEN


a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
Pasien mengatakan badan terasa panas sebelum masuk rumah sakit.
Alasan masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan badan terasa panas.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien mencari pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakitnya.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit.
Riwayat pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat sebelumnya.
Riwayat alergi
Pasien mengatakan memiliki alergi terhadap obat Sanmol.
Kebiasaan :(merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan
kesehatan)
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi rokok, alkohol, kopi
dan yang lain-lain yang merugikan kesehatan
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Dx: DHF (Dengue Haemorhagic Fever)
Therapy: IVED RL sebanyak 40 tpm
Nama Obat Dosis Cara Pemberian Indikasi
IVFD RL 40 tpm IV (Intravena) Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik.

Antasida 3x1 tab Oral Untuk mengurangi gejala-gejala yang


berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, tukak pada duodenum dengan
gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung,
nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh
pada lambung

Paracetamol 3 x 500mg Oral Mengurangi rasa nyeri pada kondisi sakit


kepala, nyeri otot, sakit gigi, nyeri pasca
operasi minor, nyeri trauma ringan.
Menurunkan demam yang disebabkan oleh
berbagai penyakit

Ranitidin 3 x 1 amp IV (Intravena) Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks


esophagus, dyspepsia episodic kronis, tukak
akibat AINS, tukak duodenum karena
H.pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi
lain dimana pengurangan asam lambung akan
bermanfaat
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan tidak ada masalah tentang persepsi kesehatannya dan
mengaku bahwa kesehatannya penting bagi dirinya
b. Pola Nutrisi/metabolic
Pola makan:
Makan 3x sehari porsi normal dengan jenis makanan padat dengan rute
makan oral dan 1 porsi makan
Pola minum:
Minum 5 gelas sehari sekitar 2500 cc/ hari
c. Pola eliminasi
BAB 1x sehari dengan konsistensi keras bau khas facces berwarna kuning
serta tidak terdapat darah dan BAK 4x sehari
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total.
Total skore ADL : 12
Oksigenasi:
Pasien tidak terpasang oksigen
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan setiap hari tidur dengan rentang 6 8
jam. Tidur malam pukul 23.00, bangun pagi pukul 06.00.
Saat sakit : Saat sakit pasien mengatakan susah tidur dan sedikit
terganggu karena ruang gerak yang tidak memadai.
f. Pola kognitif-perseptual
Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan pasien mampu
mengerti edukasi tentang penyakit yang diberikan oleh tenaga kesehatan
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah pada konsep diri seperti harga
diri,body image,ideal diri tidak bermasalah dan peran tidak bermasalah
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien tidak mengatakan tentang pola seksual dan reproduksinya
i. Pola peran-hubungan
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dengan keluarga maupun
temannya.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan jika mengalami masalah stress akan bercerita dengan
keluarganya.
k. Pola keyakinan-nilai
Pasien menganut agama Hindu, dan melaksanakan persembahyangan 3 x
sehari.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : Komposmentis
GCS : verbal : 4 psikomotor : 5 mata: 6
b. Tanda-tanda vital : Nadi :88x/mnt Temp: 37,60C RR :20x/mnt TD
:110/70
c. Status Gizi :Baik
BB:50kg TB:160cm
IMT : 19
d. Keadaan fisik (IPPA)
1) Kepala dan leher
Kepala : tidak ada ketombe (kepala tampak bersih)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid.
2) Thorax
Paru
Bunyi nafas vesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti
wheezing atau ronchi.
Jantung
Nadi 88x/menit . kekuatan reguler, irama teratur
Retraksi dada
Inspeksi : pergerakan dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler,tidak terdengar bunyi
tambahan seperti Wheezing atau ronchi.
3) Payudara dan ketiak
Bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan pada ketiak, puting susu
keluar
4) Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, perut simetris , tidak ada
luka, bising usus normal, tidak ada edema.
5) Genetalia
Berjenis kelamin perempuan, tidak pinosis dan tidak ada kelainan
6) Integumen
Turgor kulit tidak elastis, tidak terdapat laserasi, warna kulit sawo
matang.
7) Ekremitas
Atas
Simetris, tangan teraba hangat, tidak ada edema, kuku bersih,
terpasang infus pada lengan kanan
Bawah
Simetris, kaki teraba hangat, tidak ada edema, tidak menggunakan
alat bantu pergerakan dengan skala aktivitas 2.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan

Parameter Hasil Satuan Nilai normal


WBC 2,7 10^3/uL 4,0-10,0
Lymph# 0,4 10^3/uL 0,8-4,0
Mid# 0,2 10^3/uL 0,1-0,9
Gran# 2,1 10^3/uL 2,0-7,0
Lymph% 15,9 20,0-40,0
Mid% 6,5 3,0-9,0
Gran% 77,6 50,0-70,0
RBC 3,94 10^6/uL 3,50-5,50
HGB 12,3 g/dL 11,0-16,0
HCT 36,0 37,0-54,0
MCV 91,3 iL 82,0-95,0
MCH 31,2 pg 27,0-31,0
MCHC 34,2 g/dL 32,0-36,0
RDW-CV 13,0 11,5-14,5
RDW-SD 45,6 35,0-56,0
PLT 48 10^3/uL 150-450
MPV 9,8 iL 7,0-11,0
PDW 16,1 9,0-17,0
PCT 0,047 0,108-0,282
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.ANALISA DATA

No Tanggal Data Fokus Analisis Masalah

1 16 Mei DS: Pasien P: peningkatan Hipertermia


2017 mengatakan suhu tubuh.
badannya teraba E: proses infeksi
hangat virus dengue fever
DO: S: keluarga pasien
mengatakan pasien
S = 37,6oc
Ny.DA badannya
Badan teraba
teraba hangat S =
panas
37,6oc, nadi = 88
Aksal terasa
x/mnt, TD =
hangat
110/70 x/mnt
2. ANALISA MASALAH
P : Peningkatan pada suhu tubuh

E : Proses infeksi virus dengue fever


S : Keluarga pasien mengatakan pasien Ny.DA badannya teraba hangat
S = 37,6oc, nadi = 88 x/mnt, TD = 110/70 x/mnt

3. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Penigkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidak adekuatan
system kekebalan tubuh yang ditandai dengan pasien mengeluh lemas, dan
badan terasa panas.
III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal No Tujuan Intervensi Rasional


Dx (NOC) (NIC)
17 Mei 2017 1 Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. Menjalin hubungan
tindakan keperawatan komunikasi dengan pasien dan
selama 3x24 jam defisit terapeutik agar keluarga, agar
peningkatan suhu tubuh pasien dapat pasien mampu
teratasi dengan kriteria mengekspresikan mengungkapkan
hasil : nyeri semua keluhannya

Fever Treatment

1. Suhu tubuh 1. Monitor suhu 1. Mengetahui secepat

dalam rentang sesering mungkin mungkin perubahan

normal (36,5- yang terjadi pada

37,0) suhu tubuh pasien

2. Berkeringat saat
badan panas 2. Monitor tanda- 2. Mengetahui tanda-

3. Tidak ada tanda vital dan tanda terjadinya

perubahan warna tanda-tanda syok

kulit (bintik- hipertermia

bintik merah ) 3. Suhu ruangan harus


4. Tidak ada sakit 3. Pantau suhu
dirubah atau
kepala lingkungan
dipertahankan, suhu
5. Tidak ada ruangan harus
dehidrasi mendekati normal
4. Anjurkan pasien 4. Minum yang
untuk minum air banyak dapat
hangat dalam membantu
jumlah yang menurunkan
banyak demam dan
menggunakan baju
tipis yang
5. Berikan kompres
menyerap keringat
air hangat

5. Kompres air hangat


dapat membantu
penyerapan panas
sehingga dapat
menurunkan suhu
tubuh

6. Kompres hangat 6. Pemindahan panas


pada lipatan paha secara konduksi
dan aksila
7. Delegasi 7. Digunakan untuk
pemberian obat mengurangi demam
(Paracetamol dengan aksi pada
3x500mg hipothalamus
,Ranitidine 3x1
vial,Antasida
3x1tab,)

8. Kolaborasi 8. Memenuhi

pemberian cairan kebutuhan cairan

intravena elektrolit tubuh

9. Beri Health 9. Meningkatkan

Education ke pengetahuan dan

pasien dan pemahaman dari

keluargannya pasien dan

mengenai keluarganya

hipertermia

10. Anjurkan pasien 10. Meminimalisasi


untuk beristirahat produksi panas
yang diproduksi
oleh tubuh
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Jam No Evaluasi Formatif


Hari/Tgl Tindakan Keperawata TTD
WITA Dx

Selasa/ 16 08.00 1 Memberikan salam dan DS :


Mei 2017 WITA melakukan komunikasi Pasien dan keluarga
terapiutik kepada pasien mengucapkan salam.
dan keluarga DO :
Pasien dan keluarga
tampak antusias dengan
kehadiran perawat ke
ruangannya.
Pasien sedang tampak
mengkonsumsi 1 gelas
susu.
Pasien tampak mengigil
Pasien menggunakan
selimut

DS:
08.30 Memonitoring suhu tubuh
Pasien megatakan suhu
WITA pasien
tubuhnya 38,1oc pagi
perkiraan jam 04.00 Wita
DO :

Suhu tubuh pasien 38oc


Pasien tampak mengigil
09.00 Memonitoring tanda-tanda DS :
WITA Vital dan tanda-tanda Pasien mengatakan ingin
hipertermia tidur saja karena merasa
pusing
DO :

Pasien tampak lemas


Hasil TTV :
Suhu : 37,6oc
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 20x/menit

DS :
10.00 Memberikan obat
WITA antipiretik (Paracetamol Pasien mengatakan pagi
tablet 500mg) tadi ketika ia panas tidak
mendapatkan obat
penurun panas
DO :

Pasien sudah
mengonsumsi obat yang
diberikan
Pasien mengonsumsi obat
paracetamol tablet dengan
dosis 500mg
DS :
Memberikan Health
10.05 Keluarga pasien sudah
Education ke pasien dan
WITA mengetahui sedikit
keluarganya mengenai
tentang tanda-tanda
hipertermia
hipertermia
DO :

Pasien dan keluarga


menyimak secara seksama
pemberian HE tentang
hipertermia

DS :
10.20 Menganjurkan pasien untuk
Pasien mengatakan akan
WITA beristirahat
beristirahat untuk
mengurangi rasa pusing
DO :

Pasien sudah mulai


beristirahat

10.30
DS :
WITA Menganjurkan pasien untuk
minum air hangat Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak
mau minum air hangat,
sejak pagi ia hanya
minum setengan gelas
susu saja
DO :

Pasien menolak untuk


minum air hangat

DS :
Memonitoring suhu tubuh
11.00 Pasien mengatakan suhu
pasien
WITA tubuhnya meningkat
kembali sejak setengah
jam yang lalu
DO :

Hasil pemeriksaan suhu :


38oc

DS :
Memberikan kompres air
Ayah pasien mengatakan
11.10 hangat
bahwa ia yang akan
WITA
melakukan kompres
hangat untuk Ny.DA
Kompres hangat
diletakkan di lipatan
ketiak dan di dahi Ny.DA

DS :
Rabu/ 17 08.00 Menganjurkan pasien untuk
Ayah pasien mengatakan
Mei 2017 WITA minum air hangat
bahwa Ny.DA sudah mau
meminum air hangat
sediki-sedikit ketika suhu
tubuhnya meningkat
DO :

Ayah pasien sedang


membantu Ny.DA untuk
minum air hangat
menggunakan sendok

DS :
08.10
Memonitoring suhu tubuh Ayah pasien mengatakan
WITA
pasien suhu tubuh Ny.DA sudah
mulai membaik setelah di
kompres air hangat dan
berkeringat
DO :

Pasien tampak sedang


istirahat dan pasien
kelihatan lebih segar
V. EVALUASI

No Hari/Tgl Jam No. Dx Evaluasi Ttd


1. Rabu,18 13.00 1 S : Pasien mengatakan sudah merasa
Mei 2017 WITA dirinya membaik dan pasien
mengatakan tidak ada peningkatan
suhu tubuh

O : mukosa bibir pasien tidak tampak


kering lagi dan pasien tampak lebih
segar.Nadi :70x/mnt Temp: 360C RR
:24x/mnt TD :110/80

A : Tujuan tercapai dan masalah sudah


teratasi sebagian

P : Pertahankan kondisi pasien


Lembar Pengesahan :

Denpasar,..........................2017

Mengetahui,
Clinical Instructure/CI Mahasiswa,

(...................................................) (....................................................)
NIP. NIM.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(..................................................................)
NIP

You might also like