Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
TINGKAT IIA
DIV KEPERAWATAN
SEMESTER IV
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK SAKIT
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA DIARE
pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
diduga terdapat intoleransi laktosa
bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi (culture dan
sensitivity test)
E. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut
dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak
dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60
mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam dan tajin
disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan
sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
a) Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg
(1) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
(2) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
(1) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
(1) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(2) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
(3) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
(1) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,
jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1 %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1
ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
e) Untuk bayi berat badan lahir rendah
(1) Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
b. Pengobatan diuretik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan:
1) Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh
2) Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)
3) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau
tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.
2. Penanganan Diare Di Rumah
Ada 4 aturan perawatan anak diare di rumah yaitu:
a. Beri cairan Tambahan sebanyak anak mau.
1) Jelaskan kepada ibu:
i. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
ii. Jika anak mendapat ASI eksklusiof beri oralit atau air matang
sebagai tambahan
iii. Jika anak tidak memperoleh ASI, berikan 1 atau lebih cairan
berikut ini:P oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) dan
air matang
2) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit
3) Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/ cairan lain yang harus
diberikan setiap kali anak berak
i. Sampai umur 1 tahun : 50-100 ml setiap kali berak
ii. Umur 1-5 tahun : 100-200 ml setiap kali berak
Katakan kepada ibu:
i. Agar meminumkan sedikit sedikit tapi sering dari mangkuk/
cangkir
ii. Jika anak muntah tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi
dengan lebih lambat
iii. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
b. Beri tablet zinc selama 10 hari
c. Lanjutkan pemberian makan
d. Beritau ibu kapan harus kembali
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data yang
dikumpulkan atau dikaji meliputi :
1. Identitas Pasien
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan
kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan
penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau
lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
b. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
f. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi
yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan
gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang
baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
3. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Bernafas
Kaji pernafasan pasien. Kaji apakah pasien mengalami kesulitan saat bernafas
b. Makan dan Minum
Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS .
Kebiasaan : pola makan, frekuensi, jenis. Perubahan :setelah di rumah sakit
c. Eliminasi
1) BAK
Kebiasaan : frekuensi, warna, bau.
Perubahan setelah sakit
2) BAB
Kebiasaan : frekuensi, warna, konsistensi.
Perubahan setelah sakit.
d. Gerak dan Aktivitas
Kaji gerak dan aktivitas pasien selama berada di RS
e. Istirahat dan tidur
Kebiasaan : kaji kebiasaan istirahat tidur pasien
Perubahan setelah sakit
f. Kebersihan Diri
Kaji bagaimana toiletingnya pasien.
g. Pengaturan suhu tubuh
Cek suhu tubuh pasien, normal(36-37C), pireksia/demam(38-40C),
hiperpireksia=40C< ataupun hipertermi <35,5C.
h. Rasa Nyaman
Observasi adanya keluhan yang mengganggu kenyamanan pasien. Observasi nyeri
yang di keluhkan pasien.
i. Rasa Aman
Kaji keluarga pasien mengenai kecemasan yang ia rasakan
j. Sosialisasi dan Komunikasi
Observasi social dan komunikasi pasien. Kaji apakan pasien mampu bercanda
dengan keluarganya.
k. Bekerja
Kaji pasien apakah pasien mampu bermain dan bercanda dengan keluarganya
i. Ibadah
Ketahui agama apa yang dianut pasien
j. Rekreasi
Observasi apakah sebelumnya pasien sering rekreasi dan sengaja meluangkan
waktunya untuk rekreasi. Tujuannya untuk mengetahui teknik yang tepat saat
depresi.
k. Pengetahuan atau belajar
Seberapa besar keingintahuan keluarga mengenai cara pencegahan diare pada
anak. Disinilah peran perawat untuk memberikan HE kepada keluarga pasien
mengenai cara pencegahan diare pada anak.
4. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,
lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1
tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau
tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa
minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada
diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat >
375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang >
2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ),
frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan kehilangan cairan melalui diare dan intake yang tidak adekuat
lt/hr
Kolaborasi : - koreksi
- Pemeriksaan keseimbang c
laboratorium serum dan elektrolit
elektrolit (Na, BUN untuk
K,Ca, BUN) mengetahui fa
- Cairan parenteral ginjal (kompe
( IV line ) sesuai - Mengganti c
dengan umur dan elek
- Obat-obatan : secara adekua
(antisekresin, cepat.
antispasmolitik, - anti sekresi un
antibiotik) menurunkan
sekresi cairan
elektrolit agar
simbang,
antispasmolit
untuk proses
absorbsi norm
antibiotik seb
anti bakteri
berspektrum l
untuk
menghambat
endotoksin
Menghilangka
nyeri
membantu d
manajemen ny
7 Intoleransi aktivitas Setelah diberikan Periksa tanda vital Hipotensi orto
berhubungan dengan askep selama x24 sebelum dan segera dapat t
kelemahan jam diharapkan pasien
setelah aktivitas. dengan aktivit
dapat beraktivitas,
Kaji Kelemahan
dengan kriteria hasil : presipitator/penyebab disebabkan
- Pasien kelemahan beberapa hal
Evaluasi peningkatan Dapat
menunjukkan
intoleran aktivitas. menunjukkan
peningkatan
Kolaborasi peningkatan
aktivitas secara
Implementasikan dekompensasi
bertahap.
program rehabilitasi jantung dar
Kolaborasi
Peningkatan
bertahap
aktivitas
menghindari
jantung/ kon
oksigen berleb
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose medis &
NANDA NIC-NOC.Jakarta : Med Action Publishing
Carpenito, Lynda Juall, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,;1995
Depkes RI.2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Edisi 2011 Halaman 2-
11.Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A. Dkk.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 1. EGC, Jakarta
Smeltzer, Suzanna C. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
Suddarth Edisi 8 Volume 2. EGC, Jakarta.
Suriadi dan Yuliani,R. 2010.Buku Pegangan Praktik Klinik Asuhan Keperawatan Pada
Anak Edisi 2 Halaman 82.Jakarta: Sagung Seto