You are on page 1of 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses persalinan merupakan saat yang paling menegangkan dan
mencemaskan bagi wanita, apalagi jika persalinan tersebut merupakan
persalinan pertamanya. Saat mengetahui dirinya hamil ibu harus beradaptasi
dengan berbagai perubahan, mulai dari perubahan fisik sampai perubahan
psikologis yang dapat mempengaruhi emosinya. Setelah dihadapkan dengan
perubahan-perubahan saat hamil sekarang ibu mulai dihadapkan dengan
proses persalinannya, dan pastilah bagi para calon ibu yang baru pertama kali
hamil mereka belum mengetahui apa yang harus dilakukan saat persalinan
terjadi nanti, mulai dari bagaimana cara mengejan yang baik dan berbagai
kecemasan lain yang akan dihadapinya nanti. Di negara berkembang, saat
melahirkan dan minggu pertama setelah melahirkan merupakan periode kritis
bagi ibu dan bayinya. Sekitar seperempat hingga separuh kematian bayi
berumur kurang dari satu tahun terjadi dalam minggu pertama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persalinan?
2. Apa saja faktor-faktor dalam persalinan?
3. Apa penyebab persalinan?
4. Apa saja tanda-tanda permulaan persalinan?
5. Apa saja tanda-tanda in partu dalam persalinan?
6. Apa saja kala-kala dalam persalinan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persalinan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor persalinan
3. Untuk mengetahui penyebab persalinan
4. Untuk mengetahui tanda-tanda permulaan persalinan
5. Untuk mengetahui tanda-tanda in partu dalam persalinan
6. Untuk mengetahui kala-kala persalinan

1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan prematur atau postmatur), mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama), mempunyai
janin (tunggal) dengan presentasi vertex (puncak kepala) dan oksiput
pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial (seperti
forceps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat), dan
mencakup pelahiran plasenta yang normal.
Menurut Rustam Mochtar (1998), persalinan normal adalah proses
kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim
melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
2.2 Faktor-faktor Persalinan
Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan, yaitu:
a. Power
Kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot
volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu
ibu mengejan. Power utama pada persalinan adalah tenaga atau
kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
(Hellen Farrer, 1999: 119)
a) Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
1) His (kontraksi otot uterus)
Kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot
otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih
pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong
janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
serviks.

2
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
4) Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum
rotundum
b) Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan
psikis
c) Perubahan-perubahan akibat his :
1) Pada uterus dan servik. Uterus teraba keras/padat karena
kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan
intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
2) Pada ibu rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi
rahim. Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Pada janin pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter
kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin
melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena
adanya iskemia fisiologis.
d) Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal
yang harus diperhatikan dari his:
1) Frekuensi his
Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.

3
2) Intensitas his
Kekuatan his diukur dalam mmHg, intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui
bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut
berjalan jalan sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
4) Datangnya his
Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5) Interval
Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit
6) Aktivitas his
Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
e) His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau
spasme usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang
terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan
sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu
dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik
fisik maupun mental.
f) Kelainan kontraksi otot rahim
1) Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang
normal yang terbagi menjadi Inertia uteri primer dan
sekunder. Inertian uteri prime terjadi apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah. Inertia uteri sekunder terjadi jika
his pernah cukup kuat tapi kemudian melemah

4
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada
pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin
ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan
bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.
2) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak
terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania
uteri dapat terjadi:
a) Persalinan Presipitatus
b) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam.
c) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya :
1) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan
dalam persalinan.
2) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan inversion uteri
3) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin
sampai kematian janin dalam rahim
3) Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat
menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat
meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam
rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:
a. Faktor usia penderita relatif tua
b. Pimpinan persalinan
c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d. Rasa takut dan cemas
b. Passage
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin

5
dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan
lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a) Os. Coxae
1. Os illium
2. Os. Ischium
3. Os. Pubis
b) Os. Sacrum = promotorium
c) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3) Pintu Panggul
a) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet.
c) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet.
d) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara
inlet dan outlet.
4) Bidang-bidang
a) Bidang Hodge I: dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium.
b) Bidang Hodge II: sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c) Bidang Hodge III: sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d) Bidang Hodge IV: sejajar Hodge I, II dan III setinggi os.
Coccygis
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan
passanger utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala

6
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala
janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa
bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-
olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap
sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang
nyata.
Aspek psikologis meliputi :
1. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual.
2. Pengalaman bayi sebelumnya.
3. Kebiasaan adat.
4. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
Sikap negatif terhadap persalinan dipengaruhi oleh:
1. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan.
2. Persalinan sebagai ancaman pada self-image.
3. Medikasi persalinan.
4. Nyeri persalinan dan kelahiran
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini perawat atau bidan
adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

7
2.3 Penyebab Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
a. Teori penurunan hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Turunnya kadar hormon estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh
kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi (pemecahan ketuban), oksitosin
drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
2.4 Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening/setting/dropping, yaitu kepala turun memasuki PAP,
terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.
c. Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan oleh bagian
terbawah janin.

8
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang disebut fase labor
pains.
e. Serviks menjasi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah
bisa bercampur darah.
2.5 Tanda-tanda In Partu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, serimg, dan
teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar.
2.6 Kala-kala Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu:
1) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase, yaitu:
a) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan
vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur,

9
kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap
kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
b. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada
multi 0.5 jam.
1. Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir
sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum
dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat
sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan
vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang
kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis
melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-
ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan
ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah
panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura
sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul,
maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero
posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul.
Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam

10
jurusan muka belakang yang menguntungkan karena ukuran
terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero
posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a) Penurunan kepala.
b) Fleksi.
c) Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
d) Ekstensi.
e) Ekspulsi.
f) Rotasi luar (putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,
akan tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu
persatu.
1) Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari
kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi
pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP,
biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi
yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura
sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os. parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati
simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium,
maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2
jenis asinklitismus yaitu:
a) Asinklitismus posterior
Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os.
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
b) Asinklitismus anterior

11
Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal
belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada
persalinan normal, tetapi kalau berat gerakan ini dapat
menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul
yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala
II persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan
retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan
langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim,
sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan
kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot
abdomen dan melurusnya badan anak.
a) Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat
di antara simpisis dan promontorium.
b) Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal
belakang lebih rendah dari os parietal depan
c) Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os
parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang
2) Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi
yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga
bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke
arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari
ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan
dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)
menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm) sampai

12
di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam
keadaan fleksi maksimal.
3) Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi
belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan
kearah simpisis.
Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan,
karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
4) Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-
ubun kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi
dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu
mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka
kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis
akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka
lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun
besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan
ekstensi.
5) Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi
yaitu kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan

13
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di
dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami
putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan
dengan tuber ischiadikum sepihak.
6) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah
simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu
belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh
badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat,
dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar
oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah
mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu
bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10% kasus,
keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai
contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah
atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus
teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam
waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam
vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan
dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

14
d. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE
3.1 Contoh Kasus
Ny.YN datang ke poli kandungan tanggal 27 Oktober 2013 pada pukul
01.00 WIB ditemani suaminya. Ny.YN mengeluh mules dan nyeri di daerah perut sejak
kemarin pukul 21.00 WIB, disertai dengan keluarnya air ketuban. Ny. YN mengatakan
bahwa mules dan nyeri yang dirasakan semakin kuat. Ny. YN mengerang
kesakitan dan memegangi perutnya. Ny. YN mengatakan tidak bisa tidur sejak
tadi malam karena perutnya sudah mulai mules dan mencoba untuk mengganti
posisi yang nyaman untuk tidur, akan tetapi tetap tidak bisa tidur. Ny. YN
cemas akan persalinannya nanti. Hasil anamnesa Ny.YN berusia 25 tahun hamil
anak pertama belum pernah keguguran. HPHT tanggal 20 Januari 2013, haid teratur
siklus 28 hari. Gerakan janin masih dirasakan, ANC di Bidan dan Dokter dengan hasil
normal, ibu makan terakhir pukul 18.00 WIB dengan nasi satu piring, sayur bayam
dan ayam goreng, minum terakhir susu pukul 20.00 WIB, BAK terakhir pukul
21.00 WIB dan BAB terakhir kemarin pukul 17.00 WIB.

Tanggal masuk : 27 Oktober 2013 Jam masuk : 01.00 WIB


Ruang/kelas : VK/ III Kamar No. : 22
Pengkajian tanggal : 27 Oktober 2013
1. Identitas
Nama pasien : Ny YN Nama suami : Tn NY
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1.
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Komet Raya 8/30 Alamat : Jl Komet Raya 8/30
Status perkawinan : Kawin
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh mules dan nyeri di daerah perut sejak kemarin pukul 21.00 WIB

16
3. Riwayat keperawatan :
a) Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 th. Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3x ganti softex Lamanya : 4- 7 hari
HPHT : 20 Januari 2013 Keluhan : tidak ada
TP : 27 Oktober 2013
2) Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
No TAHUN Umu Pe Jen Pe Pe Lase Inf Perd Jen BB pj
. r ny is nol ny rasi eks arah is
keha ulit on ulit i an
mila g
n
1. Hamil ini

3) Kehamilan Sekarang :
a. Diagnosa : G I P0 A0
b. Imunisasi : TT 1: sudah
TT2 : sudah
c. ANC : 8 kali
d. Keluhan selama hamil : mual dan pusing
e. Pengobatan selama hamil : tidak
f. Pergerakan janin : ya, sejak usia 4,5 bulan
g. Rencana perawatan bayi : sendiri
h. Kesangggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi :
Breast care : (x) Ya () Tidak
Perineal care : (x) Ya () Tidak
Nutrisi : (x) Ya () Tidak
Senam nifas : (x) Ya () Tidak
KB : (x) Ya () Tidak
Menyusui : (x) Ya () Tidak

17
4) Persalinan Sekarang :
a. Keluhan His
Mulai kontraksi tanggal / jam : 27 Oktober 2013
Interval : 10 menit
Lama : 3 X 35
Kekuatan : adekuat
b. Pengeluaran Pervagina
Jenis : Air ketuban.
Jumlah : 50 ml warna jernih
c. Periksa Dalam :
Hasil pembukaan 4 cm
Effecement 75 %
Ketuban : ( - )
Presentasi anak : kepala
Bidang Hodge II
d. Kala Persalinan :
a) Kala I :
Mulai persalinan : Tgl 27 Okt 2013 Jam 01.25 WITA
Lama kala I :1 Jam 20 Menit
Pengobatan yang didapat : ( - )
b) Kala II :
Mulai : Tgl 27 Okt 2013 Jam 02.45.
Lama kala II : 7 Menit
Pengobatan yang didapat : -
Penyulit : -
Cara mengatasi : -
Keadaan bayi : baik
Lahir tgl : 27 Okt 2013 Jam 02.50 WIB.
Jenis Kelamin : Perempuan
APGAR Score 1 : 6
APGAR Score 5 : 8

18
c) Kala III
Mulai : Tgl 27 Oktober 2013 Jam 02.50
TFU 1 jari bawah pusat .kontraksi uterus : baik
Lama Kala III : 5 Menit.
Cara kelahiran plasenta : spontan
Kotiledon : lengkap
Selaput : lengkap
Perdarahan selama persalinan : 200 CC.
Pengobatan yang didapat : Piton 1 ampul.
Beferan 1 Suppositoria.
Methergin 1 ampul.
d) Kala IV :
Keadaan Umum : Baik
Tanda vital :
TD : 130/90 mmHg RR : 23 X/menit
N: 90 X/menit S : 36,8 C
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Perdarahan : tidak
Perineum : Ruptur spontan
Jumlah Hecting : jelujur dan HZ 4
e. Keadaan Bayi :
BB : 3000 gram
PB : 45 cm
Pusat : Normal
Perawatan tali pusat : Alkohol 70%
Anus : berlubang
Suhu : 36,8 C
Lingkar kepala : Lingkaran Sub Occipito Bregnatica : 9,5 Cm.
Lingkaran Fronto Occipitalis : 11,5 Cm
Lingkaran Mento Occipitalis : 9,5 Cm.
Kelainan kepala : Tidak ada

19
Pengobatan yang didapat : tidak ada
5) Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB : tidak
6) Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada
Pengobatan yang didapat : tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : Penyakit diabetes mellitus : tidak ada
Penyakit jantung : tidak ada
Penyakit hipertensi : tidak ada
Penyakit lainnya : tidak ada
7) Riwayat Lingkungan
Kebersihan : baik
Bahaya : tidak ada
8) Aspek Psikososial
Klien bertanya kepada perawat kapan bayinya lahir. Klien bertanya
apakah bisa melahirkan secara normal dan klien tampak tegang dan
cemas. Setelah persalinan, klien merasa gembira karena anaknya lahir
dengan selamat,dan juga keadaan tersebut tidak menimbulkan
perubahan terhadap kehidupan sehari-hari. Klien pun ingin merawat
anaknya sendiri dengan dibantu oleh suaminya yang merupakan orang
yang terpenting menurut klien, keluarga klien pun sangat mendukung
keadaan klien saat ini dan klien mengatakan bahwa dia sudah siap
untuk menjadi seorang ibu.
9) Kebutuhan Dasar Khusus :
a. Pola nutrisi
1) Frekwensi makan : 3 x/hari
2) Jenis makanan rumah : nasi, lauk, sayur.
3) Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan : tidak ada
b. Pola eliminasi
BAK:
1) Frekwensi : 4 5 kali
2) Warna : kuning jernih

20
3) Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
BAB:
1) Frekwensi : 1 kali/sehari
2) Warna : kuning kecoklatan
3) Bau : khas feces
4) Konsistensi : lunak padat
5) Keluhan : tidak ada
c. Pola personal Hygiene
1) Mandi
a) Frekwensi : 2 x/hari
b) Sabun : ya
2) Oral hygiene
a) Frekwensi : 2 x/hari
b) Waktu : pagi dan sore setelah makan
3) Cuci rambut
a) Frekwensi : 1 x/seminggu
b) Shampo : ya
d. Pola istirahat dan tidur
a) Lama tidur : 6 8 Jam /hari
b) Kebiasaan sebelum tidur : nonton TV
c) Keluhan : tidak ada
e. Pola aktifitas dan latihan
a) Kegiatan dalam pekerjaan : mengurus rumah
b) Waktu bekerja : pagi sampai malam
c) Olah raga : tidak
d) Kegiatan waktu luang : menonton TV
e) Keluhan dalam aktifitas : tidak ada
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
a) Merokok : Tidak
b) Minuman keras : Tidak
c) Ketergantungan obat : Tidak

21
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik Kesadaran : komposmentis
Tekanan darah :130/90mmHg Nadi : 90 x/menit
Respirasi rate : 23 x/mnt Suhu : 36,8C
Berat badan : 65 kg Tinggi badan : 160 cm
Skala nyeri :5 Lila : 26 cm
a. Sistem penglihatan
1) Posisi mata : simetris
2) Kelopak mata : Normal
3) Gerakan mata : Normal
4) Pergerakan bola mata : Normal
5) Konjungtiva : Normal (Merah)
6) Kornea : Normal
7) Sklera : Anikterik
b. Sistem Pernafasan
1) Jalan nafas : Bersih
2) Pernafasan : Tidak sesak
3) Suara nafas : Normal (Vesikuler)
4) Menggunakan otot otot bantu pernafasan : Tidak
5) Lain lain : tidak ada
c. Sirkulasi jantung
1) Kecepatan denyut apical : 100 x/menit
2) Irama : Teratur
3) Kelainan bunyi jantung : normal (S1 S2 tunggal)
4) Sakit dada : Tidak
d. Sistem Pencernaan
1) Keadaan mulut
a) Gigi : Tidak
b) Memakai gigi palsu : Tidak
c) Lainnya : tidak ada
e. Sistem Perkemihan :
a) BAK

22
1) Pola rutin : 7 8 x/hari
2) Jumlah : 150 cc/24jam
3) Warna : Kuning Jernih
f. Sistem Integumen/ Muskuloskeletal
a) Turgor kulit : Elastis
b) Warna kulit : kuning langsat
c) Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak
d) Kesulitan dalam pergerakan : Tidak
g. Dada dan Axilla
a) Mammae membesar : Ya
b) Areolla mammae : hiperpigmentasi
c) Papila mammae : Menonjol
d) Colostrum keluar : Ya
5. Pemeriksaan Khusus Abdomen dan Genital, Antenatal dan
Intranatal
a. Inspeksi
1) Perut membesar : ya
2) Arah : membujur vertikal
3) Linea : Nigra
4) Striae : Albicans
5) Luka bekas operasi : Tidak
b. Palpasi
1. Leopold I : TFU : 34 cm, berisi bokong
2. Leopod II : punggung kiri
3. Leopold III : kepala
4. Leopold IV : Tangan konvergen/sejajar/divergen
5. BJ : 3000 gram
6. Kontraksi : baik
c. Auskultasi :
DJJ : 12 11 12= 35x4=140x/menit
d. Data Tambahan :
Perineum : ada aliran cairan ketuban putih jernih

23
6. Data Penunjang
a) Laboratorium : tidak dilakukan
b) USG : tidak dilakukan
c) Rontgen : tidak dilakukan
d) Terapi yang didapat : Amoxilin 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg,
beferan 1 sup
3.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
NS.
DIAGNOSIS : Nyeri Akut
(NANDA-I)
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
yang akttual atau potensial atau digambarkan dalam hal
DEFINITION: kerusakan sedemikian rupa (international Association for
study of pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di
antisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan.
Perubahan tekanan darah
Laporan isyarat
Mengekspresikan perilaku (mis.,gelisah,
merengek,menangis,waspada, iritabilitas, mendesah)
Masker wajah (mis., kurang bercahayah, tampak
DEFINING
kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu
CHARACTER
fokus, meringis)
ISTICS
Sikap melindungi rasa nyeri
Indikasi nyeri yang dapat diamati
Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
Melaporkan nyeri secara verbal
Gangguan tidur
RELATED Agens cedera (mis., biologis, zat kimia, fisik,
FACTORS: psikologis)

24
Subjective data entry Objective data entry
- Klien mengeluh mules dan nyeri di - S :36,8 0C
daerah perut sejak kemarin pukul 21.00 - N :90 x/ menit
WIB, disertai dengan keluarnya air - TD :
ketuban. 130/90 mmHg
- Klien mengatakan kehamilan ini - RR : 23 x / menit
merupakan kehamilan yang pertama dan - TB :160
belum pernah keguguran. cm
- Klien mengatakan bahwa mules dan - BB : 65
nyeri yang dirasakan semakin kuat kg
- Klien mengatakan tidak bisa tidur - Skala nyeri :5
sejak tadi malam karena perutnya - Klien tampak
sudah mulai mules dan mencoba mengerang kesakitan
untuk mengganti posisi yang dan memegangi
ASSESSMENT

nyaman untuk tidur, akan tetapi perutnya.


tetap tidak bisa tidur.
- Klien cemas akan persalinannya
nanti.
Ns. Diagnosis (Specify):
Client Nyeri Akut
DIAGNOSIS

Diagnostic Related to:


Statement: Agens cedera fisik ( berhubungan dengan kontraksi
rahim yang semakin intensif. )

25
3.3 Intervensi Keperawatan
Nama : Ny. YN
Umur : 25 tahun
Dx : Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi rahim yang semakin intensif.
NOC NIC
OUTCOME INDIKATOR INTERVENSI AKTIVITAS
Discomfort level - Pain : 3 Manajemen nyeri 1. Gunakan strategi
(2109) - Anxiety : 4 Def : komunikasi
Def : - Moaning : Mengurangi nyeri terapeutik yang
Severity of 4 atau menurunkan dapat diterima
observed or - Restlessne nyeri ke level tentang pengalaman
reported mental ss : 4 kenyamanan yang nyeri dan merasa
or physical diterima oleh menerima respon
discomfort pasien pasien terhdap nyeri
2. Identifikasi dampak
pengalaman nyeri
terhadap kualitas
hidup
3. Bantu pasien dan
keluarga untuk
memperoleh
dukungan
4. Beri informasi
tentang nyeri misal
penyebab nyeri,
berapa lama
berakhir, antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
5. Kontrol faktor
lingkungan yang
dapat mempengaruhi

26
respon pasien
mengalami
ketidaknyamanan.
6. Kurangi atau
hilangkan faktor
yang menjadi
presipitasi atau
meningkatkan
pengalaman nyer.i
7. Ajarkan teknik
penggunaan non
farmakologi misal
relaksasi.
8. Beri penurun nyeri
yang optimal dengan
resep analgesik.
9. Dorong istirahat
yang adekuat tidur
untuk memfasilitasi
penurunan nyeri.
10.Melibatkan keluarga
dalam modalitas
penurunan nyeri.

27
3.4 Implementasi
No Diagnosa/ Tgl/jam Tindakan Paraf
. Masalah
kolaboratif
1. Nyeri Akut 27 Oktober 1. Gunakan strategi komunikasi
berhubunga 2013 / 01.45 terapeutik yang dapat diterima
n dengan WIB tentang pengalaman nyeri dan
kontraksi merasa menerima respon pasien
rahim yang terhdap nyeri
semakin 2. Identifikasi dampak
intensif pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup
3. Bantu pasien dan keluarga
untuk memperoleh dukungan
4. Beri informasi tentang nyeri
misal penyebab nyeri, berapa
lama berakhir, antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
5. Kontrol faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon
pasien mengalami
ketidaknyamanan.
6. Kurangi atau hilangkan faktor
yang menjadi presipitasi atau
meningkatkan pengalaman
nyer.i
7. Ajarkan teknik penggunaan non
farmakologi misal relaksasi.
8. Beri penurun nyeri yang
optimal dengan resep analgesik.
9. Dorong istirahat yang adekuat
tidur untuk memfasilitasi

28
penurunan nyeri.
10. Melibatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri.

3.5 Evaluasi
No. Diagnosa/ Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf
Masalah
kolaboratif
1. Nyeri Akut 27 Oktober S : Klien mengatakan nyerinya
berhubungan 2013 / 01.45 sudah mulai berkurang akibat
dengan WIB kontraksi rahim yang
kontraksi semakin intensif
rahim yang O : Klien mulai tampak tenang,
semakin tidak mengerang dan skala
intensif nyeri 1
A : Masalah sudah teratasi
P : Tindakan keperawatan
diberhentikan

29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu
sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Faktor-
faktor yang terlibat dalam persalinan, yaitu: power, passage, passanger,
psikis (psikologis), dan penolong. Penyebab persalinan belum pasti
diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor
hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi. Kala dalam persalinan dibagi menjadi empat yakni kala I (kala
pembukaan) yang ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, kala
II (pengeluaran janin), kala III (pengeluaran plasenta) dan kala IV yang
merupakan pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui tanda-tanda persalinan
dan cara menolong persalinan yang benar agar persalinan dapat berjalan
dengan baik dan lancar dan ibu serta anaknya bisa sehat dan selamat.

30

You might also like