You are on page 1of 7

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN

KASUS SISTEM PERKEMIHAN II KASUS I


Seorang wanita berumur 30 tahun datang dengan keluhan nyeri seperti terbakar saat BAK,sering BAK
sedikit-sedikit,inkontinensia serta urgency dan agak demam.
I. PENGKAJIAN DATA :
DATA SUBJEKTIF, klien mengatakan :
nyeri seperti terbakar saat BAK,
sering BAK sedikit-sedikit,
inkontinensia serta urgency
dan agak demam
II. DIAGNOSA MEDIS
INFEKSI SALURAN KEMIH / URINARIUS TRAKTUS INFECTION
III. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang
dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/ mikroorganisme lain (Waspadji, S,1998: 264).
Infeksi saluran kemih adalah adanya mikro organism patogenik dalam traktus urinarius,dengan atau tanpa
disertai tanda dan gejala.(brunner &suddarth.2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal
itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, E.J,2001: 480)
B. KLASIFIKASI ISK / UTI
Infeksi saluran kemih / urinarius traktus infection diklasifikasikan seperti :
a) UTI bagian atas : pielonefritis akut / kronik, nephritis interstisial, abses renal.
b) UTI bagian bawah : sistisis ( peradangan pada kandung kemih ), uretritis ( peradangan uretra ),
prostatitis ( peradangan pada kelenjar prostat ).
c) UTI complicated : terjadi karena infeksi, biasanya tidak terjadi berulang.
d) UTI uncomplicated: terjadi karena nosokomial, kateterisasi, pregnancy, immunosupresan, DM.
C. INFEKSI SALURAN KEMIH BAGIAN BAWAH
1) SISTITIS
Sistitis adalah infeksi pada kandung kemih.dan lebih sering terjadi pada wanita(www.medicatore.com)
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering di sebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra (brunner &suddarth.2001)
Etiologi
Refluks urtrovesikal(aliran balik urin dari uretra kedalam kandung kemih
Kontaminasi fekal
Pemakaian keteter atau sistoskop
Manifestasi klinis
Urgensi
Sering berkemih
Rasa panas/rasa terbakar saat berkemih
Nyeri pada saat berkemih (disuria)
Nokturia (berkemih di malam hari)
Nyeri atau spasme pada area kandung kemih dan suprapubis atau sampai dirasakan di punggung sebelah
bawah
Adanya piuria(sel darah putih dalam urin),bakteri,hematuria (sel darah merah)
Pemeriksaan diagnostic
Rontgen, untuk menggambarkan ginjal, ureter dan kandung kemih
Sistouretrografi, untuk mengetahui adanya arus balik air kemih dari kandung kemih dan penyempitan
uretra
Uretrogram retrograd, untuk mengetahui adanya penyempitan, divertikula atau fistula
Sistoskopi, untuk melihat kandung kemih secara langsung dengan serat optic
Penatalaksanaan
Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah minum banyak cairan. Aksi pembilasan
ini akan membuang banyak bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh pertahanan alami
tubuh.
Pemberian antibiotik per-oral (tablet, kapsul, sirup) selama 3 hari atau dosis tunggal biasanya efektif,
selama belum timbul komplikasi.jika infeksinya kebal,biasanya antibiotic di berikan selama 7-10 hari
Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan fenazopiridin.
Gejalanya seringkali bisa dikurangi dengan membuat suasana air kemih menjadi basa, yaitu dengan
meminum baking soda yang dilarutkan dalam air.
Pembedahan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada aliran kemih (uropati obstruktif) atau untuk
memperbaiki kelainan struktur yang menyebabkan infeksi lebih mudah terjadi.
Biasanya sebelum pembedahan diberikan antibiotik untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi ke
seluruh tubuh.
Pengobatan
Sulfisoxazole(gantrisin)
Trimethoprim/sulfamethoxazole
Nitrofurantoin(macrodantin)
Ampisilin atau amoksisilin
Pyridium (analgesic)
Pencegahan
Tindakan pencegahan pada penderita yang telah mengalami sistitis lebih dari 2 kali,antibiotic bias terus
diberikan dalam dosis rendah.antibiotik bisa di berikan setiap hari,3 kali /minggu atau segera setelah
melakukan hubungan seksual.
2) URETRITIS
Uretritis adalah Inflamasi uretra, biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan
sebagai gonoreal.
Uretritis di bagi dua,yaitu:
1. Uretritis gonoreal disebabkan oleh neisseria gonorrhoeae dan di tualarkan melalui kontak seksual
2. Uretritis nongonoreal disebabkan oleh klamidia trakomatik atau ureaplasma urelytikum.
Etiologi

Penyakit kelamin/infeksi saluran kemih


Uretritis nongokokus juga dinamakan uretritis nonspesifik(40 % disebabkan klamidia)
Komponen penting dari sindrom reiter
Manifestasi klinis
1)Mukosa memerah dan oedema
2)Terdapat cairan eksudat yang purulent
3)Ada ulserasi pada urethra
4)Adanya rasa gatal yang menggelitik
5)Good morning sign
6)Adanya nanah awal miksi
7)Nyeri pada saat miksi
8)Kesulitan untuk memulai miksi
9)Nyeri pada abdomen bagian bawah.
10)demam,menggigil dan malaise
11) aliran urin berkurang dan retensi urin
Pemeriksaan khusus
Pewarnaan gram dari secret
Tes dan biakan untuk infeksi kelamin termasuk tes serologic untuk sifilis
Biakan klamidia dan mikoplasma
Pemeriksaan untuk trikomonas dengan sediaan basah
Biakan urin untuk infeksi salura kemih
Hematuria memrlukan sistokopi dan pemeriksaan saluran kemih lengkap ,termasuk rontgen dan
pemeriksaan denga n zat warna bila menetap
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan adanya pengeluaran nanah yang berlebihan
Melihat dengan mikroskop meningkat atau tidaknya jumlah sel darah putih
Pengujian adanya N. gonorrhoeae dan C.trachomatis
Pemeriksaan urine
Percobaan amplifikasi pada asam nukleat
Pengobatan
Infeksi penyakit kelamin dengan antibiotic yang tepat ;penicillin untuk gonore.tetracyclin atau
erythromycin untuk klamidia dan mikoplasma ;metronidazole untuk trichomonas
Infeksi saluran kemih biasanya di akibatkan oleh E.coli dan obati dengan ampicilin,sulfonamide atau co-
trimoxazole
Antimicrobial untuk mengatasi uretritis
Parenteral ceftriaxone, Oral azithromycin, Oral ciprofloxacin, Oral cefixme , Oral doxixycline, Oral
parenteral spectinomycin, Oral ofloxacin, Oral cefixima Oral ciprofloxacin
Antibiotik seperti penicilin, amoxilin, dan ampicilin tidak dapat digunakan karena tidak memiliki daya tahan
yang menjadi standar.
Prognosis
Mungkin kambuh walaupun dengan pengobatan yang adekuat
Pertimbangkan pengobatan terhadap partner seksual,hampir se
lau perlu pada trikomaonas dan mungkin pula perlu bagi penyebab uretritis yang lain.
Pencegahan
Pencegahan dari urethritis ini dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan pada pasien tentang pergaulan
dan perilaku seks yang sehat diantaranya:
Mengajarkan pada pasien factor-faktor resiko yang dapat terjadi dari sindroma pms
Menjaga pergaulan, dengan orang-orang yang berhubungan dengan multiple seks
Menghindari pergaulan bebas
Menghindari penyalahgunaan obat
Menghindari freeseks
Menggunakan kondom pada semua pasangan dan pada semua waktu melakukan hubungan seksual
Masyarakat dianjurkan untuk mempelajari masalah-masalah penyakit yang berkaitan dengan saluran
kemih, dan kesehatan tubuh.
Menjaga kebersihan alat kelamih
D. INFEKSI SALURAN KEMIH BAGIAN ATAS
1) PIELONEFRITIS
Pielonefritis adalah infeksi bakteri piala ginjal,tubulus dan jaringan dari salah satu atau kedua ginjal
(http://nusaindah.tripod.com/kesisk.htm )
Pielonefritis adalah infeksi pada pyelum GINJAL yang sangat berbahaya sehingga dapat terjadi gagal ginjal
sehingga perlu cuci darah dengan alat yang di sebut hemodialisa
Pielonefritis di bagi menjadi dua :
1. Pielonefritis akut
2. Pielonefritis kronik
Etiologi
Refluks ureterovesikalurin refluks ke ureter karena katup ueterovesikal tidak kompeten
Obstruksi traktus urinarius (ginjal akan rentan terhadap infeksi)
Tumor kandung kemih
Striktur
Hyperplasia prostatic benigna
Batu urinarius
Manifestasi klinis
Demam dan menggigil
Nyeri punggung
Nyeri tekan pada sudut kostovertebral(CVA)
Lekositosis
Adanya bakteri and sel darah putih pada urin
Disuria
Sering berkemih
Keletihan sakit kepala
Nafsu makan rendah
Poliuria
Haus yang berlebihan
Kehilangan BB
Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan melalui Urogram intravena dan ultrasound untuk mengetahui lokasi obstruksi di traktus
urinarius
Kultur urin dan tes sen sitivitas dl lakukan untuk menentukan organism penyebab sehingga agens
antimicrobial
Pengukuran BUN,kadar kreatinin dan klirens kreatinin
Penatalaksanaan
Pemberian terapi parenteral selama 24 jam sampai 48 jam sampai pasien afebril
Pemantauan kadar kreatinin serum dan hitung darah pasien
Pemberian nitrofurantoin atau kombinasi sulfametaxazole dan trimethoprim digunakan untuk menekan
pertumbuhan bakteri
E. ETIOLOGI UTI.
1. E. coli.
2. Refluks uretrovesikal.
3. Kontaminasi fekal.
4. Nisseria gonorrhoeae, clamidia trakomatik.
5. Obstruksi traktusurinarius.
G. MENIFESTASI KLINIS UTI
Disuria ( nyeri dan kesulitan berkemih ).
Rasa terbakar.
Pengosongan kandung kemih 3 jam.
Urgency.
Nokturia.
Inkontinensia.
Nyeri pada suprapubis dan pelvis.
Hematuria.
Back pain.
( brickley dan szilagyl, 2003 )
INKONTINENSIA URIN
Pengertian
Inkontinensia adalah keluarnya urin tanpa di kehendaki,penderita mengeluarkan urin tanpa rasa ingin
kencing dapat bersifat periodic atau tetap,di sebabkan kelainan anatomic atau hilangnya fungsi sfingter
uretra
Tipe-tipe inkontinensia urin
1. Inkontinensia akibat stress adalah eliminasi urin di luar keinginan melalui uretra sebagai akibat dari
peningkatan mendadak pada tekanan intra abdomen.
2. Urge inkontinensia terjadi bila pasien merasakan dorongan atau keinginan untuk urinasi tetapi tidak
mampu menahannya cukup lama sebelum mencapai toilet.
3. Overflow inkontinensia di tandai oleh eliminasi urin yang sering dan kadang-kadang terjadi hampir terus-
menerus dari kandung kemih
4. Inkontinensia fungsional merupakan inkontinensia dengan fungsi saluran kemih bagian bawah yang utuh
tetapi ada factor lain,seperti gangguan kognitif berat yang membuat pasien sulit untuk mengidentifikasi
perlunya urinasi atau gangguan fisik yang menyebabkan pasien sulit tidak mungkin menjangkau toilet untuk
melakukan urinasi.
Etiologi
Inkontinensia karena stress (kelemahan mekanisme sfingter,keluarnya urin secara periodic bila tekanan
intraabdomen meningkat,akibat hilangnya resistensi pada miduretra karena dasar kandung kemih dan
uretra turun)
Inkotinensia urgency (dapat tanpa dikehendaki dan hebat,pengeluaran urin tanpa di sadari,akibat tonus
otot detrusor meningkat,atau sfingter uereter tidak stabil atau kombiansi keduanya)
Inkontinensia paradoksal overflow(akibat retensi urin kronikflacid bladder,bila tekanan itravesika
menyamai resistensi uretra,urin menetes keluar)
Manifestasi klinis
Urin menetes dapat menetap pada yang sebenarnya maupun yang paradoksal
Dengan mengedan,batuk, berdiri menyebabkan stress
Penderita dengan inkontinensia karena stress biasanya tidak mengeluarkan urin bila terlentang
Pemeriksaan khusus
Sistometrik dengan rekaman tekanan uretra dan kandung kemih
Sistoskopi,sistogram untuk menetukan kelainan anatomic dan obstruktif
Pengobatan
Kelainan anatomic di obati dengan pembedahan
Kadang-kadang hipertrofi kandung kemih dapat dilatih
Kateterisasi yang di lakukan sendiri secara intermitten untuk kandung kemih yang atonik
Antikolinergik mengurangi tonus vesika,menambah kapasita dari vesika yang hipertonik (propanheline 15-
30 mg,3-4 X sehari)
Klinergik merangsang dan meningkatkan efesiensi kontraksi pada vesika yang atonik (urecholine 10-15
mg,tiap 4-6 jam)
H. FAKTOR RESIKO UTI
1. Kegagalan pengosongan kandung kemih.
2. Obstruksi aliran urin ( abnormalitas congenital, striktur uretra, tumor kandung kemih, batu dalam ureter
).
3. Peradagan atau luka lecet dari mukosa uretra.
4. Pemasangan kateter.
5. Diabetes mellitus ( tingkat glukosa dalam urin ).
6. Kehamilan.
7. Gangguan neurologis.
I. Pemeriksaan diagnostik
1. Hitung koloni :hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tamping aliran tengah atau
dari specimen dalam kateter dianggap sebagai kiteria utama adanya infeksi.
2. Temuan di tingkat sel :adanya sel darah merah dan sel darah putih. Dengan cara mengambil specimen
urin untuk disptik urin dapat bereaksi positif untuk sel darah putih dan nitrat yang mengindikasikan adanya
infeksi dan juga mikroskopi urin menunjukkan sel darah merah dan adanya sel darah merah dan adanya sel
darah putih per lapang pandang tanpa sel epitel
3. Kultur urin :
Urinalisis
1)Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2)Hematuria 5 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Bakteriologis
1)Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
102 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
2)Biakan bakteri
3)Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
4.Pemeriksaan urologic dengan ultrasuara ginjal,pielogram intravena, dan sistouretrogram berkemih dan
pemeriksaan lainnya dapat dilakukan untuk mengevaluasi penyebab infeksi kambuhan.
F. Penatalaksanaan
- Terapi antibiotik, dengan urinalisis berulang setelah pemberian obat.
- Wanita dan gadis dianjurkan untuk sering dan pergi buang air kecil sesuai kebutuhan untuk membilas
mikrogonisme yang mungkin merayat naik ke uretra.
G. Pengobatan penyakit ISK
a.Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
b. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
c.Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganism yang mungkin
naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang
urethra oleh bakteri faeces.
H. Pencegahan
Pencegahan dari urethritis ini dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan pada pasien tentang pergaulan
dan perilaku seks yang sehat diantaranya:
Mengajarkan pada pasien factor-faktor resiko yang dapat terjadi dari sindroma pms
Menjaga pergaulan, dengan orang-orang yang berhubungan dengan multiple seks
Menghindari pergaulan bebas
Menghindari penyalahgunaan obat
Menghindari freeseks
Menggunakan kondom pada semua pasangan dan pada semua waktu melakukan hubungan seksual
Masyarakat dianjurkan untuk mempelajari masalah-masalah penyakit yang berkaitan dengan saluran
kemih, dan kesehatan tubuh.
Menjaga kebersihan alat kelamin.
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Infeksi b.d kontaminasi bakteri, uretrovesikal refluks, dan kontaminasi kateter yang ditandai dengan
suhu tubuh, leukositosis.
2. Nyeri b.d proses inflamasi pada epitel kandung kemih yang ditandai dengan nyeri terbakar saat
berkemih.
3. Perubahan eliminasi urin b.d inflamasi, perubahan kapasitas kandung kemih yang ditandai dengan oliguri,
inkontinensia.
4. Hipertemi b.d perubahan regulasi suhu tubuh yang ditandai dengan suhu tubuh , leukositosis.
5. Kurang pengetahuan b.d factor predisposisi infeksi dan kekambuhan, pencegahan kekambuhan.
V. ASUHAN KEPERAWATAN
DX I : Infeksi b.d kontaminasi bakteri, uretrovesikal refluks, dan kontaminasi kateter yang ditandai dengan
suhu tubuh, leukositosis.
Tujuan : proses terjadinya infeksi dapat teratasi.
Criteria hasil :
Suhu tubuh normal.
Kadar leukosit normal.
Intervensi keperawatan :
Mandiri
kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam.
berikan perawatan perineal dan pertahankan agar tetap bersih dan kering
observasi

Pantau TTV
Monitor pemeriksaan ulang urin kultur dan sensitivitas untuk menentukan respon terapi.
Edukasi

Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontraindikasi.


Anjurkan klien untuk berkemih secara komplit dan membersihkan area penineal.
Kolaborasi

Berikan antiiotik sesuai instruksi dokter.

DX 2 : Nyeri b.d proses inflamasi pada epitel kandung kemih yang ditandai dengan nyeri terbakar saat
berkemih.
Tujuan : keluhan nyeri pada klien teratasi.
Criteria hasil :
Nyeri berkurang.
Klien tidak mengeluh kesakitan lagi.
Intervensi :
mandiri
Kaji intensitas, lokasi dan factor yang memperberat nyeri.
Berikan rendam duduk, sabun hangat untuk perineum agar dapat meningkatkan relaksasi otot.
Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang toleransi
observasi

Pantau aliran dan karakteristik urin.


Pantau tanda tanda vital.
Edukasi

anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontraindikasi .


anjurkan klien untuk menghindari kopi, the, kola, alcohol karena dapat mengiritasi saluran perkemihan.
Kolaborasi

Berikan analgetik
Berikan antibacterial
Ex : matenamin bipurat.

You might also like