Professional Documents
Culture Documents
Interaksi soisal mrupakan istilah untuk pergerakan spasial dan aktivitas manusia.
Terdapat model interaksi social yg umum digunakan, misalnya model gravitasi.
Model gravitasi dalam hal ini didasarkan pada teori gravitasi Newtn, dimana
interaksi antar 2 tempat dipengaruhi oleh besarnya akivitas social dan hasil
produksi masyarakat di dua tempat yang ada, serta jarak dan besarnya pengaruh
jarak antar kedua tempat.
Dalam perkembangan model gravitasi yang lebih lanjut, interaksi antar dua
wilayah (wilayah 1 = i ; wilayah 2 = j) dimodelkan sebagai fungsi dari masa kedua
wilayah (mi dan mj) serta jarak (r) antar kedua wilayah. Dalam model gravitsi,
terdapat pengembangan atas iterpetasi dan peubah yang digunakan, seiring
dengan berkembangnya model gravitasi. Peubah tersebut antara lain : Interaksi
Spasial (Tij), massa kedua wilayah (mi dan mj), jarak antar wilayah (rij) serta
parameter-parameter persamaan. Parameter-parameter yg didapatkan dari
model gravitasi dapat mnggambarkan karakteristik suatu wilayah (produksi atau
pasar).
Selanjutnya terdapat model ptensial, dimana model ini merupakan turunan dari
model gravitasi. Melaui model ini kita dapat menghitung indeks derajat
aksesibilitas. Wilayah dengan indeks potensial tertinggi merupakan wilayah
dengan hirarki sbg pusat pelayanan yg tinggi pula.
Kemudian Single and Double Constraints Models. Dari Model ini kita dapat
mengidentifikasi sifat daya dorong masing-masing wilayah asal (Ai) dan sifat
daya Tarik dari wilayah tujuan (Bj)
Migrasi terjadi akibat adanya factor pendorong ataupun factor penarik. BPS
(1995) membagi migras antar provinsi menjadi tiga jenis yaitu:
2. Industrialisasi
3. Potensi pasar
5. Kemajuan transportasi
6. Tarikan social
7. Kemajuan Pendidikan
Model Todaro
Implikasi kebijakan
Suburbanisasi
Merupakan proses terbentuknya permukiman-permukiman baru dan kawasan
industri di pinggiran perkotaan.suburbaniasi melahirkan akulturasi budaya,
konversi lahan, spekulasi lahan, dll.
Model Gravitasi
Model gravitasi menjelaskan bahwa migrasi di antara dua wilayah meningkat
sejalan dengan jumlah penduduk, perbedaan upah dan semakin dekat jarak
diantaranya. Asumsi model ini adalah bahwa jumlah populasi dapat mewakili
kemungkinan seseorang tetap tinggal atau bermigrasi ke suatu wilayah. Faktor
utama dalam model ini adalah faktor jarak, dan faktor upah merupakan faktor
pendukung.
Mobilitas Modal
Modal akan mengalir ke wilayah yang memiliki tingkat resiko investasi rendah,
tanpa hambatan psikologis dan dukungan saham modal. Bentuk modal ada tiga
yaitu modal dalam bentuk uang (money capital), yaitu modal yang dapat
mengalir dari satu wilayah ke wilayah lain mengikuti aliran barang dan jasa atau
untuk membiayai investasi. Kedua, modal dalam bentuk aset fisik, yaitu modal
yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dalam jumlah relatif
terbatas. Ketiga, modal dalam bentuk fisik yang tidak dapat dipindahkan dan
dapat mengalami perubahan nilai atau manfaat.
Aliran Gagasan dan Inovasi
Gagasan adalah cara atau pemikiran baru tentang sesuatu yang sedang
dikerjakan. Inovasi adalah penerapan ekonomi dari suatu gagasan. Implikasi dari
inovasi perkembangan wilayah Terlihat dari skala waktu sejak inovasi dilahirkan
hingga aplikasi dalam skala ekonomi, proses penyebaran inovasi menyajikan
mekanisme pemilahan industri. Mekanisme ini menggambaran bahwa kota
metropolitan hanya berlaku sebagai pembuat inovasi dan rekayasa teknologi
produksi hanya pada tahap awal.
Migrasi di Indonesia
Migrasi di Indonesia dipengaruhi oleh pengaruh internasional. Aliran migrasi
antara Pulau Jawa dan keseluruhan Indonesia, menunjukan kecenderungan
yang hampir sama dengan migrasi dengan luar Jawa. Jawa Tengah, DKI Jakarta
dan Jawa Timur mengambil peran sebagai sumber migrant, sedangkan tujuan
migran terpenting adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
Kebijakan Migrasi
Motivasi membuka diri dari pendatang muncul karena ada beberapa keuntungan
yang diperoleh. Pertama, umumnya diakui bahwa tenaga kerja pendatang
bersedia menerima upah rendah sehingga secara nyata menurunkan biaya
produksi. Kedua, umumnya tenaga kerja migran terserap dalam sektor-sektor
tertentu dengan ketrampilan minimum. Ketiga, dalam kasus tertentu, pendatang
selain memiliki ketrampilan tinggi juga membawa sejumlah modal. Meskipun
demikian, terdapat beberapa hal yang harus diwaspadai, antara lain imigran
gelap, dan pengaturan aliran modal.
Desentralisasi (Otonomi)
Desentralisasi merupakan kebijakan dalam malakukan pembangunan secara
tersebar dan cepat, karena kebijakan otonomi memberikan peran yang lebih
banyak kepada pemerintah daerah dalam pembangunan.
Liberalisasi Perdagangan
Dalam kerangka liberalisasi, dibangun sinergi antara kebijakan industri, industri
perdagangan, dan investasi untuk meningkatkan daya saing global dengan
membuka aksesiblitas yang sama terhadap kesempatan kerja. Persayaratan
penting, tidak hanya didukung dengan tersedianya sistem produksi unggulan,
tetapi juga dengan kebijakan investasi yang kaya insentif dan berkembangnya
jaringan informasi pasar dan teknologi bagi kegiatan produksi dan distribusi.
Membangun Kelembagaan
Mekanisme kelembagaan perlu dibangun dan diperkuat. Tujuanya tidak hanya
untuk mengarakan aliran investasi seacar efektif, tetapi juga menjamin proses
transaksi ataupun investasi sesuai kontrak, dan mencegah komitmen yang tak
berharga, melainkan juga mekanisme kelembagaan dan kebijakan dengan tiga
ciri penting: Efisien, Operasional mengalokasikan sumber daya, komoditas dan
tenaga kerja, serta adil mengalirkan manfaat kepada komponen-komponen
ekonomi, lingkungan dan sosial
Review Jurnal
Judul : Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan
Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia
Penulis : Rini Sulistiawati
Berdasarkan hasil pengujian koeffisien jalur diperoleh hasil bahwa variabel Upah
Minimum (X1) berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja,
sedangkan variabel Penyerapan Tenaga kerja (Y1) mempunyai pengaruh yang
tidak signifikan terhadap variabel Kesejahteraan Masyarakat (Y2).
Teori Arthur Lewis dalam Jhingan (2003:156-158) mendukung temuan studi ini.
Asumsi teori Lewis yaitu perekonomian suatu negara terbagi menjadi dua sektor:
pertama, sektor tradisional yaitu sektor pertanian subsisten yang surplus tenaga
kerja, dan tingkat upah yang rendah, dan kedua, sektor industri perkotaan
modern yang tingkat produktivitasnya tinggi dengan upah yang lebih tinggi pula,
dan menjadi penampung transfer tenaga kerja dari sektor tradisional.
studi ini tidak mendukung studi Knight, John, Deng Quheng, & Li Shi (2011) yang
menemukan bahwa surplus tenaga kerja di pedesaan China ternyata tidak selalu
mengalir ke perkotaan, seperti pada model Lewis, walaupun sudah ada kenaikan
upah bagi pekerja migran.ini disebabkan masyarakat desa yg memiliki pemikiran
usia yg sudah tua, serta masih adanya tanggungan di desa.