You are on page 1of 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

No Dokumen Revisi Halaman

Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh,


Direktur Rumah Sakit Harapan Bunda
PREEKLAMPSI
BERAT
(PEB)
(dr. Ormaia Nja Oemar, M. Kes)

Preeklamsi adalah sindrom spesifik kehamilan berupa


berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi endotel.
Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit kehamilan sering dijumpai
PENGERTIAN
dan termasuk dalam tiga trias kematian, bersama perdarahan dan
infeksi. Proteinuria adalah tanda penting preeklamsi, dan apabila tidak
terdapat proteinuria maka diagnosisnya dipertanyakan..
1. Tanyakan usia kehamilan sekarang dan HPHT?
2. Tanyakan jumlah kunjungan ANC dan hasil kunjungan?
3. Tanyakan riwayat kehamilan sebelumnya dan riwayat persalinan
ANAMNESA
sebelumnya?
4. Tanyakan RPD dan RPK?
5. Tanyakan RKS dan RPO?
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan
perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme
merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi
vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi
arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan
sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi
plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan
plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth
Retardation.
PATOGENESIS
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan
darah akan naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan
dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan
dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme
arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus
Diagnosis preeclampsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga
gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema,
hipertensi, dan proteinuria.
Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka.

Disebut preeclampsia berat bila ditemukan gejala berikut:


PEMERIKSAAN
FISIK
Tekanan darah sistolik 169 mmHg atau diastolic 110 mmHg
Proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup
Oliguria (< 400 ml dalm 24 jam)
Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan
Edema paru atau sianosis
Trombositopenia
Pertumbuhan janin terhambat

1. Desakan darah: pasien dalam keadaan istirahat desakan sistolik


160 mmHg dan desakan diastolik 90 mmHg.
2. Proteinuria: 5 gr/jumlah urin selama 24 atau dipstick 4+.
3. Oliguria:produksi urin < 400-500 cc/24 jam.
4. Kenaikan kreatinin serum.
5. Edema paru dan sianosis.
6. Nyeri epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen:
KRITERIA disebabkan teregangnya kapsula Glisson. Nyeri dapat sebagai
DIAGNOSIS gejala awal ruptur hepar.
7. Gangguan otak dan visus: perubahan kesadaran, nyeri
kepala,scotomata, dan pandangan kabur.
8. Gangguan fungsi hepar: peningkatan alanine atau aspartate
aminotransferase.
9. Hemolisis mikroangiopatik.
10. Trombositopenia < 100.000cell/mm3
11. Sindroma HELLP

DIAGNOSA Preeklampsi Berat

DIAGNOSA 1. Superimposed Hipertensi


BANDING 2. Eklampsia
1. Urin: protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin.
PEMERIKSAAN 2. Darah: trombosit, ureum, kreatinin, SGOT,LDH dan bilirubin
PENUNJANG 3. USG

Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan


organ vital pada keadaan normal, dan melahirkan bayi dengan trauma
sekecil-kecilnya pada ibu dan bayi.
TERAPI
Rawat RS
Berikan MgSO4 dalm infuse dextrose 5% dengan kecepatan 15-
20 tetes per menit. Dosis awal MgSO4 IV dalam 10 menit
selanjutnya 2G/jam dalm drip infuse sampai tekanan darah stabil
(140-150/90-100mmHg). Ini diberikan sampai 24 jam pasca
persalinan atau hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada
perbaikan nyata ataupun ada tampak tanda-tanda intoksikasi.
Syarat pemeberian MgSO4 adalah reflex patella kuat, frekuensi
pernapasan >16 kali, dan dieresis >100 cc dalm 4 jam
sebelumnya (0,5 ml/kg BB/jam). Harus tersedia antidote
MgSO4 yaitu kalsium glukonas 10% yang dapat segera
diberikan secara Iv selama 3 menit. Selama pemberian MgSO4
perhatikan tekanan darah, suhu, perasaan panas, serta wajah
merah.
Berikan nifedipin 3-4 x 10 mg oral. Bila pada jam ke-4 tekanan
diastolic belum turun sampai 20%, berikan tambahan 10 mg oral
(dosis maksimum 80mg/hari). Bila tekanan diastolic meningkat
110 mmHg, berikan tambahan sublingual. Tujuannya adalah
penurunan tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian
diharapkan menjadi stabil (140-150/90-100mmHg). Bila sulit
dikendalikan, dapat dikombinasikan dengan pindolol.
Periksa tekanan darah, nadi dan pernapasan tiap jam. Pasang
kateter dan kantong urin. Ukur urin setiap 6 jam. Bila < 100
ml/4 jam, kurangi dosis MgSO4 menjadi 1 gram/jam.
Dilakukan USG dan karidotografi (KTG). Pemeriksaan KTG
diulangi sekurang-kurangnya 2 kali/24 jam.
Penaganan aktif bila kehamilan 35 minggu, ada tanda-tanda
impending eklampsia, kegagalan terapi konservatif, ada tanda
gawat janin atau pertumbuhan janin terhambat, dan sindrom
HELLP.
Berikan diuretic bila ada edema paru, payah jantung kongestif
atau edema anasarka, berupa furosemid 40 mg. oksigenasi 4-6
L/menit. Periksa gas darah secara berkala untuk koreksi asidosis.
Berikan antipiretik bila suhu rectal diatas 38,5C dan dibantu
kompres dingin. Antibiotic diberikan atas indikasi
Lakukan treminasi kehamilan secara seksio memakai anastesi
umum N2O mengingat keuntungan relaksasi sedasi pada ibu dan
dampaknya relative kecil bagi janin. Bila dari pemeriksaan lab
tidak ada tanda KID, dapat dilakukan anastesi epidural atau
spinal.anastesi lokal diperlukan pada indikasi treminasi segera
dengan keadaan ibu kurang baik.

EDUKASI /
1.
PENCEGAHAN
1. Solutio Plasenta, Biasanya terjadi pada ibu yang menderita
hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia.
2. Hipofibrinogemia, Kadar fibrin dalam darah yang menurun.
3. Hemolisis, Penghancuran dinding sel darah merah sehingga
menyebabkan plasma darah yang tidak berwarna menjadi merah.
KOMPLIKASI
4. Perdarahan Otak Komplikasi ini merupakan penyebab utama
kematian maternal penderita eklampsia
5. Kelainan mata, kehilangan penglihatan untuk sementara, yang
berlangsung selama seminggu.
6. Edema paru, pada kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena
penyakit jantung.
7. Nekrosis hati, nekrosis periportan pada preeklampsia, eklamsi
merupakan akibat vasopasmus anterior umum. Kelainan ini
diduga khas untuk eklampsia.
8. Sindrome Hellp,Hemolysis, elevated liver enymes dan low
platelete.
9. Kelainan ginjal, kelainan berupa endoklrosis glomerulus, yaitu
pembengkakkan sitoplasma sel endotial tubulus. Ginjal tanpa
kelainan struktur lain, kelainan lain yang dapat timbul ialah
anuria sampai gagal ginjal.
10. Komplikasi lain, lidah tergigit, trauma dan faktur karena jatuh
akibat kejang- kejang preumania aspirasi, dan DIC
(Disseminated Intravascular Coogulation)
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra uteri.

PROGNOSIS 1.

TINGKAT EVIDENS

TINGKAT
REKOMENDASI

PENELAAH KLINIS

INDIKATOR MEDIS 1.

KEPUSTAKAAN

Disetujui oleh : Dibuat oleh :


Ketua Komite Medik Ketua SMF Bagian OBGYN

You might also like