Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK V
MAHAWIRA DJAMA, S.Kep
ROSLINA MOITO, S.Kep
YENNY MAKAHAGHI, S.Kep
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di jaga V desa Tateli maka
mahasiswa berusaha untuk menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang ada.
1. Persiapan
2.
3. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian,perencanaan, implementasi,evaluasi dan
tindak lanjut.
a. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi kesehatan di
Jaga V , maka diperlukan data yang didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri
dari kegiatan :
1 0 5 Tahun 62 35,63
2 6 10 Tahun 19 10,92
3 11 15 Tahun 19 10,92
4 16 20 Tahun 10 5,75
5 21 30 Tahun 34 19,54
6 31 40 Tahun 25 14,37
7 41 50 Tahun 15 8,62
8 51 60 Tahun 17 9,77
9 >60 Tahun 9 5,17
Jumlah 174 100%
Dari data di atas terlihat bahwa kelompok umur yang terbanyak adalah umur
0 -5 Tahun yaitu sebanyak 62 jiwa (35,63%)
Dari data di atas terlihat bahwa penduduk terbanyak berjenis kelamin perempuan 93 Jiwa
(53,45%)
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk beragama Kristen
Protestan yaitu sebanyak 48 KK (62,5%)
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk adalah dari suku
Minahasa yaitu sebanyak 20 KK (41,67%)
5. Pendidikan
No Pendidikan Jumlah %
1 Belum Sekolah 19 10,92
2 TK 8 4,60
3 SD 62 35,63
4 SLTP 43 24,71
5 SLTA 36 20,69
6 P.T 6 3,45
7 Tidak Sekolah - -
Jumlah 174 100%
Interpretasi
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk berpendidikan Sekolah
Dasar yaitu sebanyak 62 Jiwa (35,63%)
6. Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah %
1 PNS 4 2,30
2 Tani 16 9,20
3 Tukang 2 1,15
4 Swasta 24 13,79
5 Siswa 44 25,29
6 Lain-lain 73 41.95
Jumlah 174 100%
7. Penghasilan KK/Bulan
No Jumlah Penhasilan Jumlah %
1 500.000 15 31,25
2 600.000-1.000.000 16 33,33
3 1.100.000-1.500.000 7 14,58
4 1.600.000-2.000.000 5 10,42
5 2.100.000-3.000.000 4 8,33
6 >3.000.000 1 2,08
Jumlah 48 100%
Interpretasi :
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar Keluarga berpenghasilan
Rp. 600.000-1.000.000,- / bulan yaitu sebanyak 16 KK (33,33%).
8. Jenis Rumah
No Jenis Rumah Jumlah %
1 Permanen 26 72,22
2 Semi Permanen 7 19,44
3 Bambu 1 2,78
4 Papan 2 5,56
Jumlah 36 100%
Interpretasi :
Dari data jenis rumah terlihat bahwa sebagian besar jenis bangunan yang ada
adalah permanen yaitu sebanyak 26 rumah (72,22%)
9. Kepemilikan WC
No Kepemilikan WC Jumlah %
1 Ada 26 72,22
2 Tidak 10 27,78
Jumlah 36 100%
Interpretasi :
Dari data di atas terlihat bahwa paling banyak keluarga sudah memiliki WC dan
Kamar mandi yaitu sebanyak 26 Rumah (72,22%).
Sebagian besar masyarakat jaga V desa tateli tinggal di rumah milik sendiri yaitu
sebanyak 33 KK (68,75%) tetapi masih banyak juga KK yang menumpang di
rumah orang tua atau saudara ini menunjukan bahwa dalam satu rumah di huni
oleh 2-3 KK dengan jumlah anggota keluarga yang besar , keadaan seperti ini tidak
sesuai dengan syarat suatu rumah yang sehat dan bisa menyebabkan timbulnya
penyakit dalam keluarga.
17. Akseptor KB
No Akseptor Jumlah %
1 Ya 27 71,05
2 Tidak 11 28,95
Jumlah 38 100%
Interpretasi :
Sebagian besar pasangan usia subur mengikuti keluarga berencana yaitu sebanyak
27 pasang (71,05%).
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
Data Masalah Kesehatan
Komunitas
1. Diagnosa Keperawatan I :
Intervensi :
2. Diagnosa Keperawatan II :
Risiko terjadinya penyakit pada bayi/balita diakibatkan oleh penurunan daya tahan
tubuh ibu, bayi/balita berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pentingnya imunisasi pada bayi/balita dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan pada bayi/balita
Tujuan Jangka Panjang :
Intervensi :
c. Implementasi
Implementasi :
d. Evaluasi
Diagnosa Keperawatan I :
a. Evaluasi Struktur
Dari 36 rumah yang ada di jaga V , terdapat 10 rumah yang tidak ada
Jamban dan mereka memembuang tinja dengan menumpang pada keluarga lain
dan ada sebagian membuang tinja di sungai dan 24 rumah tidak mempunyai
SPAL, mereka membuang air limbah rumah tangga sembarangan. Masalah
kesehatan lingkungan ditemukan pada semua keluarga binaan yang berjumlah
3 keluarga. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan menggunakan alat bantu yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan warga. Pemberitahuan
kegiatan penyuluhan, kerja bakti, dan pembuatan SPAL percontohan
dilakukan melalui pemberitahuan lewat pengumuman secara langsung pada
kegiatan PKK jaga V. Rencana kegiatan juga disampaikan secara langsung
pada saat melakukan kunjungan ke keluarga binaan. Kegiatan tersebut
mendapat respon positif dari warga jaga V Desa Tateli. Untuk keperluan
penyuluhan dan kerja bakti disediakan oleh mahasiswa, unyuk kegiatan
posyandu disediakan oleh puskesmas, Kegiatan UKS disediakan oleh
puskesmas dan penyuluhan disediakan oleh mahasiswa, dan pembuatan SPAL.
percontohan disediakan oleh mahasiswa dan dan salah satu keluarga binaan
Waktu pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan. Sebelum pelaksanaan
kegiatan, mahasiswa menghubungi anggota Kepala Dusun dan pihak yang
terkait. Selain itu mempersiapkan bahan dan media yang akan digunakan serta
menentukan mahasiswa yang akan memberikan penyuluhan tentang kesehatan
lingkungan.
b. Evaluasi Proses
Penyuluhan dilakukan terhadap keluarga binaan pada lingkungan
rumah yang dilakukan oleh masing-masing mahasiswa yang menjadi
penanggungjawab keluarga binaan tersebut, sedangkan penyuluhan kepada
masyarakat dilaksanakan selesai MMD II dan pada pertemuan PKK jaga V dan
pelaksanaan posyandu. Pelaksanaan penyuluhan keseluruhan berjalan lancar
sesuai rencana berkat dukungan dan kerjasama dari kepala dusun, tokoh
masyarakat, PKK , mahasiswa dan seluruh masyarakat jaga V. Demikian pula
dengan pelaksanaan kerja bakti, pembuatan SPAL percontohan dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
c. Evaluasi Hasil
Dari 10 keluarga yang tidak memiliki jamban termasuk keluarga
binaan setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil untuk psikomotor
kesepuluh keluarga masih belum membuat jamban hal ini disebabkan belum
tersedianya dana untuk pengadaan jamban tersebut mengingat ekonomi
keluarga yang rendah. Sedangkan dari segi kognitif dari 10 kelurga
(27,78% ) keluarga yang tidak memiliki jamban termasuk fokus keluarga
binaan dari masing-masing mahasiswa mengatakan akan berusaha untuk
membuat jamban keluarga baik sendiri maupun kolektif. Untuk masalah SPAL,
setelah dilakukan pembinaan mengalami perubahan dari segi psikomotor yaitu
penurunan dari 66,67 % yang awalnya tidak memiliki SPAL menjadi 44,44 %
yaitu sebanyak 16 rumah, sedangkan dari segi kognitif pada umumnya telah
memahami tentang SPAL dan berjanji akan membuat setelah mempunyai dana
yang cukup. Kerja bakti yang dilaksanakan 1 kali dihadiri oleh sebagian besar
masyarakat jaga V termasuk keluarga binaan. Demikian halnya dengan
pelaksanaan penyuluhan kesehatan lingkungan ( daftar hadir terlampir).
Diagnosa Perawatan 2 :
a. Evaluasi Struktur
b. Evaluasi Hasil
Penyuluhan diikuti oleh sebagian besar masyarakat jaga V
pelaksanaannya dilaksanakan pada pertemuan PKK dan saat pelaksanaan
poyandu jaga V, setelah diberikan penyuluhan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan Ibu hamil,bayi/balita,penyakit menular, makanan bergizi
serta kesehatan lingkungan bertambah hal ini dibuktikan dengan antusias
masyarakat yang sangat besa melalui pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan kepada penyaji. Dan telah dibuktikan melalui pelaksanaan
Posyandu di Jaga V pada tanggal 04 Februari 2010. Setelah keseluruhan
kegiatan dilaksanakan , sebagai tindak lanjut Mahasiswa menyerahkan
sepenuhnya kepada pemerintah dan masyarakat dusun Bontojai untuk dapat
melanjutkan serta memanfaatkan sarana kesehatan yang ada.
BAB V
PENUTUP
B. Kesimpulan
Asuhan Keperawatan Komunitas sebagai salah satu penerapan dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan
menyeluruh melalui kerjasama dan peran serta masyarakat, sedangkan fokus
keperawatan individu, kelompok, keluarga menekanan pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif.
Praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan oleh
mahasiswa Ners Fakultas Kedokteran Universitas Samratulangi Manado di jaga V Desa
Tateli Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa menggunakan peran serta masyarakat
melalui strategi pembinaan wilayah dan keluarga binaan . Pemilihan keluarga binaan
berdasarkan keluarga yang berisiko tinggi dan rawan dalam kesehatan. Pemilihan
dilakukan mahasiswa pada saat pengkajian.
Dalam kegiatan ini mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat melakukan
pengkajian, menetapkan masalah, menentukan prioritas, membuat perencanaan,
melaksanakan kegiatan dan evaluasi..Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di Jaga
V adalah : Lingkungan masyarakat yang kurang sehat dan Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang kesehatan bayi/ Anak.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain : melakukan Penyuluhan, kerja bakti, kegiatan posyandu,
dan pembuatan SPAL percontohan .
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan tersebut diatas didapatkan hasil
antara lain, terlaksananya kegiatan penyuluhan (pada masyarakat umum, ibu-ibu, anak-
anak dan lansia), terlaksananya kegiatan kerja bakti, dan 1(satu) buah SPAL
percontohan.
Keberhasilan yang dicapai merupakan tanda adanya peningkatan peran serta
masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, Puskesmas, dan pemerintah
setempat. Dan secara umum adalah karena adanya dukungan penuh dari masyarakat
Jaga V Desa Tateli.
B. S a r a n
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas telah dilaksanakan,
maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kerja sama yang baik dari pihak pendidikan dengan aparat pemerintah dan Dinas
Kesehatan di lahan praktek perlu dipertahankan.
2. Kerja sama antara pemerintah dan instansi terkait agar tetap dipertahankan dan
dikembangkan sehingga program yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan
baik.
3. Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan pembinaan yang
berkesinambungan kepada Kader kesehatan yang ada agar termotivasi untuk
melaksanakan program-program kesehatan termasuk dalam melakukan pembinaan
pada keluarga yang berisiko.
4. Mengadakan penyegaran kader setiap 3 bulan oleh pihak Puskesmas.
5. Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat untuk
menindaklanjuti hasil dari berbagai kegiatan praktik mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bailon and Maglaya S.A. Family Healt NursingThe Proces, Quenzon City: SG
Bailon Maglaya . Up Coolage Nursing
Departemen Kesehatan, Ditjen PPM dan PLP, (1990 ) Buku Pedoman Pelaksanan
Progaram Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),Untuk
Petugas Kesehatan, Jakarta : Depkes RI