You are on page 1of 11

RANCANGAN FORMULA

<<<AUXICAM>>>

TIM PENYUSUN FORMULA

No. NIM Nama Tanggung Jawab


PENGEMBANG PROSES
1 N 111 15 504 ARIQ RIFQIUL HISYAM
PRODUKSI
PENGEMBANG
2 N 111 15 034 SUARNI SPESIFIKASI DAN
DOKUMEN
PENGEMBANG BAHAN
3 N 111 15 070 SUCI ANNISA LESTARI
KEMAS
4 N 111 15 315 ILHAM SUMARSONO FORMULATOR

DISETUJUI OLEH

<<<SELVA NATSIR>>>

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

Halaman1dari18
<<AUXICAM>>
I. Rancangan Formula
Tiap 2 g, mengandung:
Meloxicam 15 mg
Basis suppositoria ad 100 %
-Polyethylene Glycol 4000 4%
-Polyethylene Glycol 1000 96 %

II. Rencana desain sediaan


- Rencana nomor registrasi : DKL 1771100453A1
- Rencana nomor bets : 7041133
- Rencana klaim etiket : 1 Suppositoria @ 2g mengandung 15 mg
Meloxicam
- Rencana bahan kemas : Aluminium foil
primer
- Rencana bahan kemas : Kertas formika
sekunder
- Rencana bahan label/etiket : -
- Rencana bahan leaflet/ : Kertas HVS 70 GSM
brosur
- Rencana indikasi sediaan : Untuk mengobati artritis reumatoid, untuk
pengobatan simtomatik jangka pendek pada
osteoartritis eksaserbasi akut, dan untuk
pengobatan terhadap ankylosing spondilitys (3:
81).
III. Dasar Formulasi
III.1 Dasar pembuatan sediaan
a. Meloxicam dimetabolisme menjadi metabolit yang tidak aktif di dalam hati oleh
sitokrom P-450 (CYP) 2C9 isoenzim, dengan kontribusi kecil oleh CYP3A4,
sehingga jika dibuat dalam bentuk sediaan suppositoria menghindari efek lintas
pertama, setidaknya sebagian yang dapat menyebabkan kadarnya dalam darah
menjadi lebih tinggi jika dibandingkan efek lintas pertama pada rute oral (5:
1080) dan (2: 266).
b. Sediaan rektal biasa diberikan untuk memberikan absorpsi sistemik obat pada
situasi dimana absorpsi melalui obat oral tidak disarankan, misalnya untuk obat
pengiritasi saluran pencernaan, contohnya obat anti-infamasi non steroid,
khususnya pada kondisi kronis (1: 158).
c. Suppositoria juga merupakan sebuah sediaan yang bagus untuk pasien yang
tidak ingin diberikan sejumlah injeksi setiap harinya, juga dapat diberikan untuk
menghindari rasa ingin muntah dan dimuntahkan yang disebabkan oleh
pengobatan tertentu pada peberian oral. Biasanya menghasilkan onset kerja
yang cepat sebagai alternatif dari injeksi. Selain itu biaya yang relative rendah
dan tidak membutuhkan tehnik yang sulit, jika dibandingkan dengan terapi
parenteral (2: 365-367).
III.2 Dasar pemilihan bahan aktif dan kekuatan sediaan

Halaman2dari18
1. Piroksikam dan meloksikam digunakan untuk mengobati RA, ankylosing
spondilitis, dan esteoartritis, yang keduanya memiliki waktu paruh yang panjang
yaitu membuat pemberian satu kali sehari dapat dilakukan (9: 605).
2. Pada dosis rendah hingga sedang, meloxicam menunjukkan iritasi GI yang lebih
kecil dibandingkan piroxicam (9: 605)
3. Meloxicam merupakan derivat-oxicam yang agak selektif menghambat COX-2
lebih kuat daripada COX-1, sehingga kurang merangsang mukosa lambung (7:
334)
4. Efikasi Untuk osteoartritis 7,5 atau 15 mg sekali sehari, jika dibandingkan
terhadap piroksikam 20 mg sehari atau 100 mg sehari untuk konvensional atau
pelepasan diperpanjang dari diklofenak (5: 1080)
5. Untuk dosis oral dan suppositoria umumnya 7.5 sampai 15 mg tiap hari. Dosis
lebih rendah disarankan untuk orang tua dan pada renal dialisys (11: 1620).
6. Pemberian dosis maksimum yaitu 15 mg setiap hari dapat memberikan manfaat
tambahan (5: 1080).
III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan
1.Polyethylene glycol sebagai basis
a. Umumnya tidak bersifat mengiritasi terhadap kulit (4: 517).
b. Mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan lemak, misalnya titik
leburnya dapat ditingkatkan untuk bertahan terhadap paparan dari iklim
panas; pelepasan terhadap obat tidak tergantung pada titik lebur; stabilitas
fisik dalam penyimpanan lebih baik dan suppositoria dengan cepat atau
mudah miscible dengan cairan rektum (4: 517).
c. Berbagai kombinasi darI PGE dapat dikombinasikan dengan peleburan,
menggunakan dua atau lebih jenis berbeda untuk mencapai basis
suppositoria yang sesuai dengan konsistensi dan karakteristik yang
diinginkan (2: 373).
d. Massa PGE dengan daerah lebur rendah (47-49 o C) dan kelarutan yang lebih
baik dimiliki oleh komposisi campuran PEG 1000 (9 bagian) dengan 4000 (1
bagian) (6: 286-287).
e. Beberapa kombinasi PGE telah disiapkan untuk basis suppositoria dengan
karakteristik fisika yang berbeda-beda. Contoh formula ini dapat
digambarkan yaitu PEG 1000 (96 %) dengan PEG 4000 (4%), yang
mempunyai titik leleh rendah, dan berguna bila diinginkan penghancuran
yang cepat, sedangkan untuk kombinasi lainnya yaitu PEG 1000 (75%)
dengan PEG 4000 (25%), basis ini lebih tahan panas dan berguna bila
dikehendaki pelepasan zat aktif yang lambat (14: 1174-1175)

III.4 Dasar pemilihan bahan kemas


1. Pengambilan air selama penyimpanan akan menghasilkan perubahan pada sifat
mekaniknya (melunak) dan bentuk dari sediaan tersebut. Maka dari itu, proteksi
melawan pengambilan air selama penyimpanan dihasilkan dengan penggunaan
pengemasan pelawan lembab (1: 170).
2. Kebanyakan suppositoria komersial secara individu dibungkus antara foil atau plastik.
Beberapa dikemas pada strip bersambung, dipisahkan dengan memotong selama
penggunaan. Suppositoria juga umunya dikemas pada kardus pelastik (2: 384).
3. Kebanyakan suppositoria saat saat sekarang dikemas secara individual dalam sebuah
plastik (PVC) atau aluminium foil (12: 540).
III.5 Dasar pemilihan metode

Halaman3dari18
1. Pembuatan suppositoria umumnya dibuat oleh penyatuan (penuangan) leburan
(2: 383)
2. Cara penuangan paling sering digunakan, selain itu metode pencetakan tidak
memiliki homogenitas optimal, berbeda dengan hasil yang diperoleh melalui
cara penuangan, juga kekompakannya lebih rendah. Untuk obat cair, cara
pencetakan kurang cocok (6: 289-290)
3. Metode semi automatis membutuhkan teknologi dalam prosesnya dengan
menguhubungkan teori yang ada, yang mungkin alatnya tidak tersedia (12: 540)
IV. Informasi Bahan Aktif
IV.1. Uraian farmakologi
Nama : Meloxicam
Kelas : Anti inflamasi non-steroid
farmakologi
Indikasi : Meloxicam digunakan dalam penatalaksanaan artritis rematoid,
untuk pengobatan simtomatik jangka pendek eksaserbasi
osteoarthritis akut, dan untuk pengobatan gejala ankylosing
spondylits. Juga dapat digunakan dalam pengobatan Artritis
juvenile idiopathic.

Mekanisme : Merupakan obat AINS yang bekerja menghambat COX-1 dan COX-
kerja 2, tetapi daya hambatnya lebih besar terhadap COX-2, sehingga
dapat dikategorikan sebagai prefential COX-2.

Kontraindikasi : Pemberian Meloxicam harus dihindari pada penderita gangguan


hati berat, gangguan pendarahan, dan pada pasien dengan gagal
ginjal kecuali menerima cuci darah. Penggunaan rektal harus
dihindari pada pasien dengan riwayat proktitis, wasir, atau
perdarahan rektum.

Efek samping : Pada pencernaan beresiko menyebabkan efek yang serius pada
saluran pencernaan misalnya pendarahan, ulserasi yang dapat
terjadi kapanpun baik tanpa tanda bahaya maupun dengan tanda.

Toksisitas : Dosis yang lebih tinggi misalnya 30 mg per hari berhubungan


dengan peningkatan efek terhadap saluran pencernaan

Dosis dan : Dalam pengobatan artritis rematoid dan ankilosis spondilitis,


pemberian meloxicam diberikan dalam dosis oral biasa 15 mg sehari sebagai
dosis tunggal. Mereka dengan peningkatan risiko efek samping
harus dimulai pada 7,5 mg setiap hari. Sebuah dosis 7,5 mg setiap
hari disarankan untuk pengobatan jangka panjang pada orang tua.
Dalam pengobatan eksaserbasi akut dari osteoarthritis biasa dosis
harian oral meloxicam adalah 7.5 mg, ditingkatkan jika perlu
sampai maksimal 15 mg sehari diberikan sebagai dosis tunggal.
Meloxicam dapat diberikan oleh supositoria rektal dalam dosis
yang sama dengan yang digunakan secara oral tetapi
penggunaannya harus dibatasi waktu sesingkat mungkin.
Interaksi obat : Cholestyramine meningkatkan pembersihan dan mengurangi
waktu paruh meloxicam.

Halaman4dari18
Farmakokinetika : Meloxicam diabsorbsi secara baik setelah pemberian secara oral
atau rektal dengan konsentrasi plasma puncak dicapai hingga 6
jam. Meloxicam 99% terikat pada protein plasma. Meloxicam
memiliki waktu paruh eliminasi plasma sekitar 20 jam. Secara
ekstensif dimetabolisme, terutama oleh oksidasi metabolit utama,
5'-carboxymeloxicam. Studi In vitro menunjukkan bahwa sitokrom
P450 isoenzim CYP2C9 memainkan peran penting dalam
metabolisme meloxicam dengan CYP3A4 yang terlibat untuk
tingkat yang lebih rendah. Meloxicam, dalam bentuk metabolit,
diekskresikan dalam jumlah yang sama dalam urin dan tinja;
kurang dari 5% dari dosis diekskresikan tidak berubah. Volume
distribusi meningkat pada gagal ginjal.
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (15: 779-780)
Nama resmi : MELOXICAM RB:
Nama lain : Meloksikam
RM : C14H13N3O4S2
BM : 351,4

Pemerian : Serbuk kuning


Kelarutan : Dalam air : Praktis tidak larut dalam air
Dalam pelarut lain : mudah larut dalam aseton; larut dalam
dimetilformamida; sangat mudah larut dalam etanol (96%) dan
metanol.
pKa dan pH : pKa: 1.1 dan 4.2 pH: 1,8 - 2,8
larutan
Titik lebur : 254 C
Polimorfisme : -
Informasi : Meloxicam merupaka derivatif oksikam yang secara struktur
tambahan berhubungan dengan piroksikam, dan merupakan obat AINS yang
memperlihatkan aksi analgesik, antpiretik dan antiinflamasi, serta
telah menunjukkan sebagai preferential dibandingkan dengan
COX2 selektif inhibitor
IV.3. Uraian stabilitas
Stabilitas : Suhu :-

Cahaya : -

Udara : -

pH : tidak kurang dari 4 dan tidak lebih dari 9.

Inkompatibiltas : Gugus fungsi :-

Ion logam :-

Senyawa tertentu : -

Saran : Simpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan

Halaman5dari18
1. Polyethylene Glycol
Nama resmi : POLYAETHYLENGLYCOLUM RB a-Hydro-o-
hydroxypoly(oxy-1,2-
ethanediyl)
Nama lain : Poliglikol; Carbowax;
Carbowax Sentry; Lipoxol;
Lutrol E; makrogol; PEG;
Pluriol E; polyoxyethylene
glycol.
Kelas fungsional : basis salep; plastitizer;
pelarut; basis supositoria;
pelicin tablet dan kapsul.
Konsentrasi : Kombinasi PEG 1000 (96 %) dengan PEG 4000 (4%).
RM : HOCH2(CH2OCH2)mCH2OH dimana m mewakili rata-rata jumlah
kelompok oksietilena. Untuk PEG 4000 m= 69.084.0 dan PEG
1000 m= 22.3.
BM : 9501050 (PPEG 1000); 30004800 (PEG 4000)
Pemerian : kelas padat (PEG> 1000) berwarna putih atau agak putih dalam
warna, dan berbagai konsistensi dari pasta ke serpih lilin.
Memiliki samar, bau manis. Kelas PEG 6000 dan di atas tersedia
sebagai serbuk yang bebas mengalir; Untuk PEG 4000 berupa
serbuk licin putih atau potongan putih kuning gading, praktis
tidak berbau dan tidak berasa; Untuk PEG 1000 yaitu massa
seperti salep, putih atau hampir putih.
Kelarutan : Semua kelas dari PGE larut dalam air dan larut dalam semua
proporsi dengan PGE lainnya (setelah meleleh, jika perlu).
Larutan dari kelas dengan berat molekul yang tinggi-berat dapat
membentuk gel. PGA cair yang larut dalam aseton, alkohol,
benzena, gliserin, dan glikol. PGA padat larut dalam aseton,
diklorometana, etanol (95%), dan metanol; sedikit larut dalam
hidrokarbon alifatik dan eter, tapi larut dalam lemak, minyak
tetap, dan minyak mineral.
pKa dan pH : -
larutan
Titik lebur : 3740oC untuk PEG 1000; 4448 oC untuk PEG 1500; 4048 oC
untuk PEG 1540; 4550oC untuk PEG 2000; 4854 oC untuk PEG
3000; 5058oC untuk PEG 4000; 5563 oC untuk PEG 6000;60
63oC untuk PEG 8000; 6063oC untuk PEG 20000
Informasi lain : Suhu beku : 35 45 oC (Untuk PEG 1000).

Halaman6dari18
Stabilitas : PGE secara kimiawi stabil di udara dan dalam larutan, meskipun
PGE dengan nilai dengan berat molekul yang kurang dari 2000
bersifat higroskopis. PGE tidak mendukung pertumbuhan
mikroba, dan tidak menjadi tengik. PGEdan larutan PGE
disterilkan dengan autoklaf, filtrasi, atau iradiasi gamma.
Sterilisasi PGE denga nilai yang masih dalam berbentuk padat
dengan panas kering pada 150 oC selama 1 jam dapat
menyebabkan oksidasi, gelap, dan pembentukan produk
degradasi asam. Idealnya, sterilisasi harus dilakukan dalam
suasana inert. Oksidasinya juga dapat dihambat oleh masuknya
antioksidan yang sesuai. Jika tangki dipanaskan digunakan untuk
menjaga PGE biasanya padat dalam keadaan cair, perawatan
harus diambil untuk menghindari kontaminasi dengan zat besi,
yang dapat menyebabkan perubahan warna. Suhu harus dijaga
seminimum yang diperlukan untuk memastikan fluiditas;
oksidasi dapat terjadi jika terpapar untuk waktu yang lama pada
suhu melebihi 50oC. Namun, penyimpanan di bawah nitrogen
mengurangi kemungkinan oksidasi..
Inkompatibilitas : Reaktivitas kimia PGE terutama terbatas pada dua gugus
hidroksil terminal, yang dapat diesterifikasi ataupun dieterifikasi.
Namun, semua nilai PGA dapat menunjukkan beberapa aktivitas
oksidasi karena adanya pengotor peroksida dan produk
sekunder dibentuk oleh autoksidasi. Nilai PGE cair dan padat
mungkin tidak kompatibel dengan beberapa zat pewarna.
Aktivitas antibakteri antibiotik tertentu berkurang dalam basis
PGE, terutama yang dari penisilin dan bacitracin. Khasiat
pengawet paraben juga mungkin terganggu karena mengikat
dengan polietilen glikol. Efek fisik yang disebabkan oleh basis
PGE termasuk pelunakan dan pencairan dalam campuran
dengan fenol, asam tanat, dan asam salisilat. Perubahan warna
dari sulfonamid dan ditranol juga dapat terjadi, dan sorbitol
dapat diendapkan dari campuran. Plastik, seperti polyethylene,
fenolformaldehid, polyvinyl klorida, dan membran selulosa-ester
(di filter) dapat melunak atau dilarutkan oleh polietilen glikol.
Migrasi dari polietilen glikol dapat terjadi dari lapisan film tablet,
yang mengarah ke interaksi dengan komponen inti.
Penanganan : Perhatikan tindakan pencegahan yang normal sesuai dengan
keadaan dan kuantitas materi ditangani. pelindung mata
direkomendasikan.
Toksisitas : PEG 1000 : LD50 g/kg (tikus, ip): 20; (tikus, ip): 15.6; (tikus, oral):
32
PEG 4000 : LD50 g/kg (babi, oral): 50.9; (tikus, ip): 16; (kelinci,
oral): 76; (tikus, ip): 11.6; (tikus, oral): 50
Saran : PGE harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat
penyimpanan yang sejuk dan kering. stainless steel, aluminium, kaca, atau
kontainer berlapis baja lebih disukai untuk penyimpanan dengan
niai PGE yang berbetuk cair
VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi
VI.1 Peralatan

Halaman7dari18
Tuliskan peralatan yang direncanakan untuk digunakan pada tabel berikut
No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP
1 Timbangan analitik 1
2 Sendok tanduk 1
3 Cawan porselin 5
4 Kompor listrik 1
5 Lumpang dan alu 1
6 Termometer 1
7 Cetakan suppositoria 1
8 Pinset 2
9 Sudip 1
10 Batang Pengaduk 2

VI.2 Rancangan Spesifikasi Sediaan


Tentukan spesifikasi produk akhir
No. Kriteria Spesifikasi
1 Berat suppositoria 5g
2 Kadar 85-110 %
3 Desintegrasi < 6 menit
4 Disolusi Larut
5 Silindris, dan salah satu sisi
Bentuk, Warna dan Bau menumpul: putih kekuninga; tidak
berbau
6 Keseragaman bobot 5 %-7,5 %
VII. Rancangan Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer
Jenis : Strip
Bahan : Foil
Dimensi : 4,5 cm x 10,5 cm x 13 cm
Volume : -
(lampirkan gambar skematis)
VII.2 Kemasan Sekunder
Jenis : Kertas Karton
Bahan : Karton
Dimensi : 5 cm x 11 cm
Volume :-
(lampirkan gambar skematis)
VII.3 Leaflet
Jenis : Kertas HVS
Bahan : GSM 70
Dimensi :-
(lampirkan gambar skematis)
VII.4 Label
Jenis :-
Bahan :-
Dimensi :-
(lampirkan gambar skematis)
VIII. Perhitungan nilai tukar, produksi, dan perhitungan lain

Halaman8dari18
Perhitungan nilai tukar

1. Meloxicam yang diperlukan : 0,015 g x 1 = 0,015 g

2. Bobot 1 suppo : 2gx1=2g

3. Nilai tukar Meloxicam : 0,015 x 0,7 = 0,0105 g

4. Jumlah basis yang diperlukan untuk 1 suppo : 2 g - 0,0105 g = 1,9895 g

5. Jumlah basis untuk 6 suppo : 1,9895 g x 6 = 11, 937 g

Perhitungan bahan 1 suppo

1. Meloxicam : 15 mg = 0,015 g

2. PEG 1000 : 96/100 x 1,9895 g = 1,91 g

3. PEG 4000 : 4/100 x 1,9895 g = 0,08 g

Perhitungan bahan 6 suppo

1. Meloxicam : 15 mg = 0,015 g x 6 = 0,09 g

2. PEG 1000 : 1,91 g x 6 = 11.46 g

3. PEG 4000 : 0,08 g x 6 = 0,48 g

Perhitungan nilai tukar secara praktek

1. 5 gram x 6 : 30 gram

2. Basisi kosong : 4,4314 gram

3. Basis + zat aktif : 4,484 gram

4. Zat aktif : 0,1 gram

5. Basis hilang : 4,384 gram

(Bobot zat aktif + bobot basis) bobot zat aktif : 4,484 0,1 = 4,384 gram

Bobot basis awal bobot basis akhir : 4,4314 4,384 = 0,0473 gram

Nilai tukar untuk 0,01 gram : 0,0474 gram

Nilai tukar untuk 0,1 gram : 0,473 gram

Perhitungan Batch

1. Meloxicam : 0,015 x 6 = 0,09 gram

2. Bobot 6 suppo : 5 gram x 6 = 30 gram

Halaman9dari18
IX. Rancangan proses produksi
Penentuan nilai tukar
1. Dibuat basis suppositoria untuk 6 suppo, dimana 3 suppo berisi basis tanpa bahan aktif,
dan 3 suppo lainnya berisi basis dengan bahan aktif, kemudian basis dilebur, lalu hasil
leburan dicetak pada alat pencetak.
2. Ditunggu suppo hingga mengeras, lalu ditimbang.
3. Dicatat bobot yang diperoleh, dan dihitung nilai rata-rata bobot suppo yang berisi basis
tanpa bahan aktif dengan suppo yang berisi basis dengan bahan aktif.
4. Dari data yang dipeoleh, ditentukan nilai tukarnya (Bobot basis praktek = bobot basis
yang berisi bahan aktif-bobot bahan aktif yang digunakan; Nilai tukar = Bobot basis
tanpa bahan aktif bobot basis praktek)
Rancangan proses produksi
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang meloxicam sebanyak 0,09 g (dapat dilakukan penggerusan dengan lumpang
sebelum ditimbang guna memperkecil ukuran partikelnya), PEG 1000 sebanyak 28,758
g, dan PEG 4000 sebanyak 1,982 g.
3. Campur dan lebur PEG 1000 dan 4000 dalam beaker dengan menggunakan kompor
listrik pada suhu sekitar 55o C, hingga kedua bahan melebur semua.
4. Campurkan meloxicam yang telah ditimbang dalam basis yang telah dilebur pada
beaker, dan diaduk dengan menggunakan BTP hingga homogen.
5. Setelah bahan tercampur merata, hasil leburan antara bahan aktif dengan basis dituang
dalam cetakan, lalu dinginkan pada tempat yang suhunya di bawah titik lebur PGA yang
digunakan (dibawah 45o C), hingga suppositoria mulai mengeras.
6. Kemas suppositoria pada strip foil (wadah primer) dengan menggunakan pinset, lalu
masukkan dalam kardus (wadah sekunder) dan beri brosur.
X Referensi

1. Langley, C. (2008). FASTtrack: Pharmaceutcal Compounding and Dispending. London:


Pharmaceutical Press.
2. Ansel, Howard, C. (1995). Pharmaceutcal Dosage Form and Drug Delivery System. USA:
Williams and Wilkins Chester Field.
3. Sean, C. Sweetman. (2009). Martndale. The Complete Drug Reference. 36th ed..
London: Pharmaceutical Press.
4. Row, C.R, Sheskey J.P, Quinn E.M. (2009). Handbook of Pharmaceutcal Exipients. 6th ed.
London: The Pharmaceutical Press.
5. American Hospital Formulary Services. (2005). AHFS Drug Informaton. USA: American
Society of Health System Pharmacists Inc.
6. Voight, Rudolf. (1995). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
7. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. (2007). Obat-Obat Pentng, Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya ed. 6. Jakarta: Elex Media Komputindo.
8. Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
9. Champe, Pamela C. (2013). Farmakologi Ulasan Bergambar ed. 4. Jakarta: EGC.
10. Allen, Lyod. V. (2008). Suppositories. United Kingdom: Pharmaceutical Press.
11. Moffat, Anthony. C, et all. (2011). Clarkes Analysis of Drug and Poisons, 4th ed. United
Kingdom: Pharmaceutical Press.
12. Aulton, M. E. (2001). Pharmaceutcs The Science of Dosage Form Design, 2nd ed:
Churchill Livingstone.
13. Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, ed. 3. Jakarta: DEPKES RI.
14. Lahman. Teori dan Praktk Farmasi Industri.

Halaman10dari18
Editing Notes:
1. Jangan mengganti font. Gunakan font Calibri 11

Halaman11dari18

You might also like