Professional Documents
Culture Documents
Diperiksa Oleh :
Disusun Oleh :
Direktur Medik dan
KSM Kesehatan Anak
Standar Keperawatan
Tanggal Terbit
Pelayanan 20 Februari 2017 Ditetapkan Oleh :
Direktur Utama
Medik
dr. H. Agus Fidliansyah
NIP. 19720801 200212 1 006
Anak yang sangat kurus, nutrisi enteral mungkin tidak cukup. Pada
beberapa kasus nutrisi parenteral adalah prosedur untuk
menyelamatkan jiwa. Nutrisi parenteral harus dilakukan pada fase
awal, segera setelah pendekatan nutrisi yang lebih sedikit invasif
sudah dicoba tetapi tidak berhasil. Walaupun demikian harus diingat
bahwa nutrisi parenteral mempunyai banyak risiko, sehingga
merupakan pilihan terakhir, yaitu pada pasien dengan intoleransi
terhadap hampir semua makanan, termasuk monosakarida.
Pemberian mikronutrien
Vitamin A, asam folat, besi, vitamin B12, zinc bekerja pada
mukosa intestinal dan respons imun sehingga harus
diberikan pada pasien diare persisten. Pasien diare persisten
rentan terhadap kekurangan mikronutrien, diakibatkan
asupan nutrisi yang tidak adekuat dan pembuangan
mikronutrien melalui defekasi. Suplementasi multivitamin
dan mineral harus diberikan minimal dua RDA
(Recommended Daily Allowances) selama dua minggu. Satu
RDA untuk anak umur 1 tahun meliputi asam folat 50
mikrogram, zinc 10 mg, vitamin A 400 mikrogram, zat besi
10 mg, tembaga 1 mg dan magnesium 80 mg. WHO (2006)
merekomendasikan suplementasi zinc untuk anak berusia 6
bulan sebesar 10 mg dan untuk anak berusia >6 bulan
sebesar 20 mg, dengan masa pemberian 10 14 hari.
Terapi farmakologis
Terapi antibiotik rutin tidak direkomendasikan karena
terbukti tidak efektif. Antibiotik diberikan hanya jika
terdapat tanda-tanda infeksi baik infeksi intestinal maupun
ekstra-intestinal. Jika dalam tinja didapatkan darah, segera
diberikan antibiotik yang sensitif untuk shigellosis. Pilihan
antibiotik metronidazol oral (50 mg/kgBB dalam 3 dosis
terbagi) diberikan pada kondisi adanya trofozoit Entamoeba
histolytica dalam feses, atau jika tidak didapatkan perbaikan
klinis pada pemberian dua antibiotic berbeda yang biasanya
efektif untuk shigella. Jika dicurigai penyebab adalah infeksi
lainnya, antibiotik disesuaikan dengan hasil biakan tinja dan
sensitivitas.
Probiotik dapat diberikan baik untuk diare akut maupun
diare berkepanjangan (berdasarkan hasil penelitian
metanalisis yang luas dan reliable). Gaon dkk (2003)
mengungkapkan bahwa pemberian susu yang mengandung
Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophillus dan
Saccharomyces boulardi pada penderita diare persisten
selama 5 hari menurunkan jumlah tinja, durasi diare, dan
durasi muntah yang menyertai. Dosis probiotik yang
direkomendasikan adalah 10 CFU, baik probiotik hidup
ataupun yang telah mati.
j. Pemantauan Pemantauan diperlukan untuk memantau tumbuh kembang anak
sekaligus memantau perkembangan hasil terapi. Anak-anak yang
tidak menunjukkan perbaikan dengan terapi diare persisten
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk menyingkirkan
kemungkinan diare intraktabel. Kegagalan manajemen nutrisi
ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi berak dan diikuti
kembalinya tanda-tanda dehidrasi, atau kegagalan pertambahan
berat badan dalam waktu 7 hari. Ketika semua terapi telah dilakukan
namun tidak ada perbaikan, maka satu-satunya pilihan adalah nutrisi
parenteral atau pembedahan, termasuk transplantasi usus.
k. Komplikasinya & - Malnutrisi
Tatalaksana - Gangguan elektrolit
- Gangguan perkembangan
l. Prognosis Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanationam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
m. Daftar Pustaka 1. Persisten diarrhea in children in developing countries.
Memorandum from a WHO meeting. Bull 1. WHO.
1988;66:709-17.
2. Fauvean V, Henry FJ, Briend A, Yunus M, Chakraburty J.
Persistent diarrhea as a cause of childhood 2. mortality in
rural Bangladesh. Acta Pediatr Suppl. 1992;381:1214.
3. Bishop WP. Diarrhea. Dalam: Dawn RE, penyunting.
Pediatric practice gastroenterology. New 5. York:McGraw
Hill Medica;2010. h.41 54.
4. Soenarto Y. Diare kronis dan diare persisten. Dalam: Juffrie
M, Soenarto Y, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS,
penyunting. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1.
Cetakan Kedua. Jakarta:UKK Gastroenterologi-Hepatologi
IDAI;2011 .h.121-36.
5. World Heath Organization. Evaluation of an algorithm for
the treatment of persistent diarrhea : A multicenter study,
International Working Group on persistent diarrhea. World
Health Organ Bull. 1996;74:479-89 .
6. Bellemare S, Harting L, Wiebe N. Oral rehydration versus
intravenous therapy for threating dehydration due to
gastroenteritis in children. A meta-analysis of randomized
controlled trials. BMC Med. 2004;15:2-11.
7. Berni Canani R, Cirillo P, Terrin G,. Probiotics the treatment
of acute gastroenteritis: A randomized clinical trial with five
different preparations. BMJ. 2007;335:60
8. Soenarto SS, Juffrie M, Mulyani NS, Damayanti W,
Widowati T. Diare Persisten. Dalam: Standar Pelayanan
Media (SPM) Kelompok Staf Medik (KSM) Kesehatan Anak
RSUP dr. Sardjito. Yogyakarta: 2014.