You are on page 1of 36

KEPERAWATAN KELUARGA

HOME VISITE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
DENGAN MELEPEPAS ANAK SEBAGAI DEWASA

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

MUSLIHATI
(04021481518002)

Alih Program 2015

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan nikmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu semua
karena keterbatasan kami. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.

Indralaya, Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul... i
Kata Pengantar...... ii
Daftar Isi iii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah..2
C. Tujuan............ 2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Teori Tahap Perkembangan Keluarga.. 3
B. Konsep Teori Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Pelepasan 6
C. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga . 10

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengkajian. 12
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga.. 20
1. Analisa Data20
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan 21
3. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan.. 21
4. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga.. 23
C. Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga... 24

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............ 30
B. Saran.. 30

DAFTAR PUSTKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar
perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu menyelesaikan berbagai
masalah yang timbul. Orang tua diharapkan dapat membantu anak dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan simpati. Oleh
karena itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian nilai positif pada
anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga.
Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang paling banyak
memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama dari keluarga
adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harpan-harapan dan kewajiban
masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat
memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap
anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus
berfungsi menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua individu
yang ada dalam unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan anak
pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak panjang, tergantung pada
beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum
menikah yang masih tinggal dirumah setelah tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase
ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan
dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika sebuah keluarga
tersebut berubaah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga
yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah
reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan
anak-anak yang dewasa ke dalam kehidupan yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap
ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-nenek perubahan lainnya dalam peran
maupun dalam citra diri mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa rumusan masalah antara lain:
1. Apa konsep dasar keluarga?
2. Bagaimana konsep tugas perkembangan keluarga pada dewasa dengan pelepasan
anak?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan pada
dewasa dengan pelepasan anak?
C. Tujuan
1. Umum
Mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga pada dewasa dengan
pelepasan anak dan asuhan keperawatan
2. Khusus
a. Mengetahui konsep dasar keluarga pada dewasa dengan pelepasan anak
b. Mengetahui keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan pada dewasa
dengan pelepasan anak.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui
ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri
sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya
dan menciptakan serta mempertahankan budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan
kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang
ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam
rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu
rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang
saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998,
ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan
nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.
Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap
memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai
mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi
kebutuhan bermain anak.
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak
saat menyelesaikan tugas sekolah.
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung
jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan
anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan
untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu
orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua
memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas
perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak,
memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
3. Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya
adalah fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga. Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi keluarga.
c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
untuk meneruskan keturunan.
d) Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang
tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang
berujung pada perceraian.
e) Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

B. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Keluarga Pada Dewasa


(Pelepasan)
1. Pengertian Tahap Perkembangan Keluarga Pada Dewasa (Pelepasan)
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat anak
pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi kembali keluarga
untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri. Keluarga
mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap
membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah berkisar ke
angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang penuh tantangan,
penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana mempersiapkan masa depan,
penentu karier dan masa usia memasuki dunia pekerjaan dan masa dunia
perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan dan masa usia matang, masa
penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal
fisik, masa energik, masa kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut Prof.
Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa fase yaitu:
1) Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada
masa dewasa awal yaitu:
a) mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b) mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan hubungan yang
intim di luar
c) mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d) mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e) mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2) Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai
kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh terhadap realita
fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra
tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang
dewasa mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan
melakukan hygiene yang baik.
a) Teori-teori tentang masa dewasa tengah
(1) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama
pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas
adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa
tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui
bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa
tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku
merusak anak-anaknya dan masyarakat.
(2) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh perkembangan
untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas perkembangan
tersebut meliputi:
- Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
- Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
- Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
- Mengembangkan aktivitas luang
- Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
- Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
- Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
b) Tahap-tahap perkembangan
(1) Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang
paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang
membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan,
tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman
penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
(2) Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan
informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan
dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau
perubahan pekerjaan.
(3) Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian
yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan
dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan
dewasa.
3) Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat
dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.
Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a) Menurunnya keadaan jasmaniah
b) Perubahan susunan keluarga
c) Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan
atau perbaikan kesehatan yang lalu
d) Penurunan fungsi tubuh
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa
Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumbe ryang ada pada keluarga
6) Berperan suami/istri kakek/nenek
7) Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985 tugas
perkemabangan keluarga meliputi:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri
3. Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
1) Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan.
2) Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
3) Masalah perawatan orang tua lanjut usia.
4) Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik
(kolestrol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi).
5) Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain, kebiasaan minum
alkohol, merokok, makan dan lain-lain.
4. Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda
dengan orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri, masalah
orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan munculnya
kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kolestrol tinggi,
obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa
muda tetap penting. Masalah-masalah menopause di kalangan wanita umum terjadi.
Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet
semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan gaya hidup sehat
menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa (Friedman, 1998 hal.
129). Menurut Ali, 1999 hal. 48
1) Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
2) Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.
3) Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya

C. Konsep Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Dewasa


(Pelepasan)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada pada
keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan memahami betul lingkup,
metode, alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan. Data-data yang
dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk, hal 45)
a) Data umum
b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga.
2. Tahap perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang aktual.
(Santun setiawan dkk, hal 48)
3. Tahap penyusunan rencana keperawatan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi,
maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
urutan prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan
tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan
atau mengatasi masalah kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi.
(Mubarak dkk, 2011,hal 106)
4. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana
perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam
mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk, 2011,hal
108)
5. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka
dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk,
2011,hal 109)
BAB III
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Identitas Keluarga
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Ny.S
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa dan Sumatera
Pendidikan : SMP
Alamat : Indralaya
2. Komposisi keluarga

Status
No Nama L/P Umur Hub. Keluarga Pendidikan
Imunisasi

1. Tn.I L 48 th Suami SD Lengkap

2. Tn.E L 24 th Anak Kandung SMA Lengkap

3. An. T P 13 th Anak Kandung SD Lengkap

3. Genogram
Keterangan:
48 4
: Laki-Laki
8

: Perempuan
24 13

: Tinggal serumah
4. Type Keluarga
Keluarga Ny. S merupakan keluarga inti dengan ayah, ibu dan anak kandung. Ny. S
mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarga
5. Suku Bangsa
Ny. S menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan sumatera, hidup
dilingkungan etnis sumatera. Ny. S berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan sumatera
baik antara anggota keluarga maupun dengan tetangga sekitar. Ny. S mengatakan tidak
ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
6. Agama
Semua anggota keluarga Tn. I beragama Islam dan menjalankan ibadah di rumah dan
di masjid.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
b. Anggota keluarga yang mencari nafkah: yang mencari nafkah Tn. I yang sebagai
kepala keluarga dan Ny. S juga membantu mencari nafkah
c. Penghasilan: Rp. 2.000.000 penghasilan Tn. I dan 1.500.000 untuk penghasilan Ny.
S
d. Harta benda yang dimiliki: motor dan memiliki perabotan rumah yang lengkap
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: Ny. F mengatakan kebutuhan yang
dikeluarkan tiap bulan yaitu membayar cicilan motor, berbelanja untuk kebutuhan
sehari-hari.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga, setiap hari mereka menonton TV bersama-sama
istri anak di malam hari dan sekali seminggu memancing bersama. Kadang mereka
juga berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang
bersama. Jika liburan panjang keluarga pergi ke kampong halaman mengunjungi
orang tua.
b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. I dan Ny. S memiliki 3 anak, keluarga Tn. I dan Ny. S saat ini berada
pada tahap perkembangan keluarga yang sudah melepas anaknya yang sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal sendiri. Hanya anak yang pertama dan terakhir yang
tinggal serumah dengannya..
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Menurut Ny. S tahap perkembangan keluarga sampai ini yang belum terpeNuhi sangat
mengkhawatirkan kehidupan anaknya yang sudah menikah terutama tidak tinggal
serumah dengannya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a) Ny. S mengatakan memiliki masalah kesehatan yaitu rematik
b) Suami Ny. S (Tn. I) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan, setiap
malam hari badannya terasa pegal disebabkan karena kelelahan dari pekerjaan
sebagai buruh.
c) Anak Ny. S (Tn. E): Tn. E sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan
Tn. E jaranng sakit.
d) Anak Ny. S (An. T): An. T tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang
sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menurut pengakuan Ny. S dikeluarganya tidaak mempunyai penyakit yang kronis.
c. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. Y merupakan rumah permanent dengan ukuran panjang 10 meter dan
lebar 6 meter. Dirumah tersebut terdapat:
a) Kamar tidur (2 kamar tidur yang terdapat diruang tengah)
b) Ruang tamu
c) Rumah makan Ny. S bergabung dengan dengan ruang dapur
d) Kamar mandi berjumlah 1 dan WC 1
Lantai rumah Tn. Y terbuat dari plester. Sumber air keluarga berasal dari sumur gali
yang telah dipasang pompa air dan tendon, kualitas airnya bersih. Jarak septictank
dengan sumur >10 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah di belakang
rumah dengan membuatkan saluran dan tempat penampungan. Untuk pembuangan
sampah dilakukan dengan ditampung dulu dikotak sampah kemudian bakar. Untuk
sarana penerangan keluarga Tn. Y menggunakan listrik semuanya.
Gambar Denah Rumah
Jalan
U
B T
S

K. Tidur
Ruang Tamu
K. Tidur

K. Mandi

Dapur
WC

sumu
r
Pembuangan
limbah
2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Rumah Ny. S berada diwilayah kelurahan yang mayoritas penduduk disekitarnya
adalah pegawai swasta dan negeri. Sarana jalan didaerah tersebut sudah di aspal.
Sarana kesehatan dilingkungan tersebut berupa dokter, bidan dan mantri desa.
Disekitar rumah Ny. S terdapat masjid. Tetangga Ny. S mayoritas beragama Islam
serta memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan,
gotong-royong, bersih desa, pengkajian PKK, dan lain-lain.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Ny. S dan suaminya adalah sejak berkeluarga mereka tidak berpindah-pindah
rumah.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Keluarga Ny. S mengatakan tidak ada perkumpulan atau pertemuan-pertemuan
khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran
kemarin semua keluarga berkumpul.
5. System Pendukung Keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, hubungan satu
anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling
tolong menolong. Keluarga Ny. S tidak mempunyai Jamsostek/asuransi
kesehatan, biasanya mereka berobat langsung di bawah ke puskesmas atau
bidan/mantra desa.
d. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran
a) Tn. I sebagai kepala keluarga, seorang suami, bapak berkewajiban mencari
nafkah untuk keluarga dalam sehari-hari.
b) Ny. S sebagai istri dan turut bekerja membantu suaminya mencari nafkah tetapi
dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan
semua keperluan suaminya dan anak di rumah.
c) Tn. E berperan sebagai anak Ny. S dan Tn. I telah bekerja sebagai pegawai
swasta. Dia juga memberikan penghasilan kepada orang tua.
d) An. T berperan sebagai anak yang menjalankan perannya yang mematuhi
peraturan orang tuanya dan belajar dalam tugas sekolah.
2. Nilai Dan Norma Keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat Indralaya dan beragama islam, keluarga memiliki
nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami
terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari,
karena siang hari masing-masing kerja sampai sore. Keluarga juga menganut
norma/adat yang ada dilingkungan sekitar misalnya takziah, menjeguk orang sakit,
gotong royong, dll.
3. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Menurut Ny. S dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa Jawa
dan bahasa Sumatera, menurut Ny. S dirinya juga cepat akrab dengan keluarga
suaminya.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Ny. S yaitu kepala keluarga Tn. I, namun
untuk pengambilan kebutuhan rumah sehari-hari diberikan kepanan Ny. S. jika ada
suatu permasalahan selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Menurut Ny. S belum pernah menemukan masalah yang berat. Tn. I dan Ny. S
selalu memberikan dukungan satu sama lain. Hubungan antara dirinya dengan
suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga besarnya pun baik.
Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai dan berusaha saling
membantu. Tetapi memiliki masalah pada anaknya yang beru menikah karena
mengkhawatirkan bagaimanan kehidupan setelah menikah nanti

2. Fungsi Sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Hubungan antara dirinya dengan suaminya
sampai sejauh ini baik dan hubungna dengan keluarga besarnya pun baik dan
hubungan antara menantu dan anak-anaknya terjallin dengan baik. Hubungan
keluarga dengan orang lain pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: interaksi dan hubungan dalam keluarga
baik-baik saja.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: menurut Ny. S
yang selalu mengambil keputusan ialah Tn. I
d) Kegiatan keluarga waktu senggang: kegiatan di waktu senggang keluarga sering
mancing bersama anaknya seminggu sekali.
e) Partisipasi dalam kegiatan social : membantu dalam kegiatan gotong royong
3. Fungsi Reproduksi
Menurut Ny. S belum merencanakan untuk memiliki anak lagi karena lebih focus
untuk bekerja. Ny. F menggunakan alat kontrasepsi yang berbentuk pil.
4. Fungsi Ekonomi
Ny. S mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan. Dalam anggota keluarga ada yang sekolah jadi
pendapaan keluarga Ny. S cukup untuk membiayai kehidupan sehari-hari.
5. Fungsi Perawatan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Menurut Ny. S sebenarnya mengetahui sebagian penyakit keluarganya dan
sebagian yang lain tidak tahu. Tetapi tidak tahu penyebabnya. Ny. S menderita
sakit rematik dan menurutnya itu hal yang biasa yang terjadi dan tidak oerlu
diperiksakan.
b) Kemampuan Mengambil Keputusan Mengenal Tindakan Kesehatan
Ny. S menderita sakit rematik dan menurutnya itu hal yang biasa yang terjadi
dan sembuh sendirinya asal tidak terlalu berat dalam bekerja.
c) Kemampuan Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Keluarga Ny. S mengatakan tidak begitu banyak mengetahui tentang penyakit
yang diderita, namun keluarga Ny. S hanya segera membawa keluarganya yang
sakit ke pelayanan kesehatan tetapi khusu untuk Ny. S tidak dibawa ke
pelayanan kesehatan karena tidak mau dan hal tersebut tidak terlalu parah.
d) Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah Yang
Sehat
Keluarga mengatakan pembuangan sampah dilakukan di tempat pembuangan
penampungan sementara (kotak sampah) dan selanjutnya dibakar. Pembuangan
air limbah dilakukan dengan cara dibuatkan saluran.
e) Kemampuan Menggunakan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Ny. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka Ny. S
membawanya ke puskesmas atau bidan/mantra desa.
f. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
a) Stressor Jangka Pendek
Ny. S mengatakan sering mengeluh linu di persedian tangannya.
b) Stressor Jangka Panjang
Keluarga memikirkan nasib anaknya yang sudah menikah.
2. Respon Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga jika menderita sakit membawa ke pelayanan kesehatan dan memberikan
dorongan dan semangat pada anggota keluarga yang mempunyai masalah,
keluarga membantu memecahkan masalah yang ada di keluarga tersebut dengan
bermusyawarah. Setelah itu keluarga berusaha dan berdoa untuk bisa keluar dari
masalah tersebut.
3. Strategi Koping
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
g. Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Nama Anggota Keluarga


No Variabel
Tn. I Ny. S Tn. E An. T

Riwayat penyakit - - - -
1
saat ini

Badan terasa Linu di - -


Keluhan yang
2 pegal persedian
dirasakan
tangan

Kelelahan Terjadi jika - -


karena bekerja yang
3 Tanda dan gejala
pekerjaan terlalu berat
sebagai buruh

Riwayat penyakit - - - -
4
sebelumnya

TD = 120/80 TD = 120/80 TD = 120/80 TD = 100/70


mmHg mmHg mmHg mmHg
S = 36,5oC S = 36,5oC S = 36,8oC S = 36oC
5 Tanda-tanda vital RR = 24 x/menit RR = 20 RR = 20 RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit x/menit x/menit N = 78 x/menit
N = 77 N = 77
x/menit x/menit

Letak normal ics Letak normal Letak Letak normal ics


2 dan 3 5dan 6 ics 2 dan 3 normal ics 2 2 dan 3 5dan 6
Ictus cordis 5dan 6 dan 3 5dan Ictus cordis
normal yaitu ics Ictus cordis 6 normal yaitu ics
5 dan 6 normal yaitu Ictus cordis 5 dan 6
Sistem
6 Irama teratur, ics 5 dan 6 normal yaitu Irama teratur,
kardiovaskuler
suara tambahan Irama teratur, ics 5 dan 6 suara tambahan
tidak ada suara Irama tidak ada
tambahan teratur, suara
tidak ada tambahan
tidak ada

Saat bernafas Saat bernafas Saat Saat bernafas


tidak tidak bernafas tidak
menggunakan menggunakan tidak menggunakan
otot bantuan otot bantuan menggunaka otot bantuan
pernafasan. pernafasan. n otot pernafasan.
Tidak ada Tidak ada bantuan Tidak ada
bengkak, lesi (-) bengkak, lesi pernafasan. bengkak, lesi (-)
7 Sistem respirasi Tidak ada (-) Tidak ada Tidak ada
penimbunan Tidak ada bengkak, lesi penimbunan
cairan penimbunan (-) cairan
Bunyi nafas cairan Tidak ada Bunyi nafas
vesikuler Bunyi nafas penimbunan vesikuler
vesikuler cairan
Bunyi nafas
vesikuler
Simetris, warna Simetris, Simetris, Simetris, warna
normal, asites warna normal, warna normal, asites (-)
(-) asites (-) normal, Tidak ada nyeri
Tidak ada nyeri Tidak ada asites (-) tekan, tidak ada
tekan, tidak ada nyeri tekan, Tidak ada benjolan
benjolan tidak ada nyeri tekan, Bising usus (+)
8 Sistem GI tract Bising usus (+) benjolan tidak ada Organ pada
Organ pada Bising usus benjolan abdomen normal
abdomen (+) Bising usus
normal Organ pada (+)
abdomen Organ pada
normal abdomen
normal

Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi


Sistem dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
9
musculoskeletal Reflek patella Reflek patella Reflek Reflek patella
(+) (+) patella (+) (+)

10 Sistem genetalia - - - -

h. Harapan Keluarga
1) Terhadap masalah kesehatannya: Keluarga berharap agar tetap sehat.
2) Terhadap petugas kesehatan yang ada: Dengan adanya petugas kesehatan yang
datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa
memberikan pengetahuan atau solusi kepada masyarakat dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu masalah keluarga yang
dihadapi dengan berkurang.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS: Nyeri pada keluarga Ketidakmampuan keluarga
- Ny. S mengatakan sering Tn. I khususnya Ny. S mengenal masalah penyakit
merasa linu di persendian rematik pada Ny. S
tangannya sehingga kaku
untuk digerakkan.
- Ny. S mengatakan ketika
bekerja terlalu berat
tangannya merasa senut-
senut (nyeri) dan sulit
digerakkan.
DO:
- Ny. S tampak memegang
tangan karena menahan nyeri
- Skala nyeri sedang (4)
DS : Ketakutan pada Ketidakmampuan keluarga
- Ny. S mengatakan khawatir keluarga Tn. I mengambil keputusan
terhadap rumah tangga khususnya Ny. S dalam menangani
anaknya yang sudah ketidakmandirian anak yang
menikah, karena sebelumnya sudah menikah
sering ketergantungan kepada
Ny. S sebelum menikah
- Ny. S mengatakan An.H
tidak pernah jauh dari
orangtuanya, dan tidak
pernah memisahkan diri
(kontrak rumah) sebelumnya
DO :
- Tampak kehawatiran pada
ekspresi wajah Ny. S saat
menceritakan anaknya yang
sudah menikah.

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah penyakit rematik pada Ny. S
2. Ketakutan pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan dalam menangani ketidakmandirian anak yang sudah
menikah

3. Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


a) Diagnosa 1: Nyeri pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah penyakit rematik pada Ny. S
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah penyakit rematik telah
aktual terjadi pada Ny. S pada saat
1 bekerja yang terlalu berat,
dengan mengeluh linu di
persendian bagian tangan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang baik
dalam keluarga
b. Keluarga besar selalu
memberikan bantuan
c. Tersedianya pelayanan
kesehatan yaitu puskesmas
yang disekitar rumah
d. Ny. S bekerja di luar rumah
sehingga tidak banyak
memiliki waktu untuk
merawat diri sendiri
3. Potensial untuk 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah berlangsung
dicegah: tinggi cukup lama. Jarak rumah
1
dengan pelayanan kesehatan
dekat.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 Saat Tn. S mengeluh linu di
masalah: persendian tangan, keluarga
segera langsung tidak membawa ke
ditangani 1 palayanan kesehatan karena hal
ini biasa saja. Namun Ny. S
mengatakan keluhan akan
hilang dengan sendirinya.
Total 5

b) Diagnosa 2: Ketakutan pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d


ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam menangani
ketidakmandirian anak yang sudah menikah
No. Kriteria Perhitungan Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Ny. S mengkhawatirkan
aktual terhadap rumah tangga anaknya
yang sudah menikah, karena
sebelumnya sering
ketergantungan kepada Ny. S
sebelum menikah
1
a. Ny. S mengatakan An.H
tidak pernah jauh dari
orangtuanya, dan tidak
pernah memisahkan diri
(kontrak rumah) sebelumnya
.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Keluarga memiliki sumber
untuk diubah: daya yang cukup kuat untuk
mudah mengatasi masalah yaitu:
a. Pola komunikasi yang baik
2
dengan anaknya yang sudah
menikah
b. Keluarga selalu
memberikan support.
3. Potensial untuk 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah berlangsung
dicegah: tinggi tidak terlalu lama, untuk
mengatasi kekhawatiran Ny. S
1 sering menelpon anaknya yang
sudah menikah dan sesekali
menjenguk anaknya dan
menantu
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 1 1 Saat Ny. S mengeluhkan
masalah: Ada kekhawatirannya pada anaknya
masalah tetapi yang sudah menikah diberikan
harus penjelasan karena sudah
segera semestinya orang tua harus
ditangani melepaskan anaknya yang
sudah menikah.
Total 4 1/2

4. Penetapan Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga


Prioritas Diagnose keperawatan skor
1. Nyeri pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d 5
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit rematik
pada Ny. S
2. Ketakutan pada keluarga Tn. I khususnya Ny. S b/d 4 1/2
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam
menangani ketidakmandirian anak yang sudah menikah
C. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan KH
No Diagnosa Kep. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
1. Nyeri pada Setelah Setelah dilakukan Respon a. Rematik adalah a. Diskusikan bersama
keluarga dilakukan intervensi selama verbal kelainan inflamasi keluarga mengenai
Tn. I intervensi 1x35 menit, yang terutama pengertian rematik
khususnya keperawatan diharapkan nyeri mengenai synovial b. Jelaskan pada keluarga
Ny. S b/d selama 1 x berkurang dengan dari persendian mengenai penyebab dan
ketidakma pertemuan, kriteria hasil b. Penyebab rematik keadaan rematik serta
mpuan keluarga dapat keluarga mampu: antara lain genetic, klasifikasi dari rematik
keluarga mengenal 1. Mengenal pekerjaan, cedera dengan menggunakan
mengenal keluarga dengan masalah sendi dll lembar balik dan poster
masalah masalah rematik a. Mejelaskan c. Tanda gejala rematik c. Jelaskan tanda gejala
penyakit kembali adalah nyeri rematik
rematik pengertian persendian, kaku d. Jelaskan kepada keluarga
pada Ny. S rematik sendi, penurunan mengenai dampak bila
b. Menjelaskan mobilitas, dan seseorang terkena rematik
kembali keletihan e. Beri kesemppatan kepada
penyebab d. Dampak rematik keluarga untuk bertanya
rematik lebih lanjut adalah f. Bantu keluarga untuk
c. Menjelaskan dapat menimbulkan mengulangi apa yang telah
kembali perubanhan pada didiskusikan
tanda dan jaringan g. Beri pujian atas perilaku
gejala yang benar
rematik
d. Menjelaskan
kembali
dampak yang
dapat terjadi
bila
seseorang
menderita
rematik
2. Mengambil Respon Keluarga menyatakan a. Jelaskan kepada keluarga
keputusan verbal keputusannya dalam mengenai tindakan yang
untuk mengatasi rematik harus dilakukan saat Ny. S
mengatasi menderita rematik
rematik b. Bimbing dan motivasi Ny.
S untuk mengambil
keputusan dalam menangani
masalah rematik
c. Beri pujian atas keputusan
yang diambil untuk
mengatasi masalah rematik
3. Memberikan Respon Keluarga dapat a. Berikan penjelasan pada
perawatan verbal menjelaskan dan keluarga tentang cara
pada Ny. S dan re mendemonstrasikan cara mengurangi nyeri
dengan nyeri demonstr merawat keluarga dengan b. Demonstrasikan pada
akut rematik asi rematik yaitu dengan keluarga tentang cara
teknik relaksasi napas mengurangi nyeri
dalam, menghindari c. Berikan penjelasan pada
pekerjaan yang berat, keluarga tentang mandi air
sediakan waslap hangat hangat
untuk mengompres d. Ajurkan keluarga untuk
sendi-sendi yang sakit sediakan waslap hangat
beberapa kali sehari, untuk mengompres sendi-
berikan masase yang sendi yang sakit beberapa
lembut dan pengobatan kali sehari
secara teratur e. Anjurkan keluarga untuk
memeriksaan Ny. S secara
teratur ke pelayanan
kesehatan
4. Menciptakan Pada Keluarga a.
Jelaskan pentingnya
lingkungan kunjunga memperlihatkan lingkungan dalam
yang n yang kondisi ruangan
yang mempengaruhi kondisi
kondusif bagi direncan rapi dan tenang penderita rematik
penderita akan b. Diskusikan dengan
rematik keluarga cara-cara menata
lingkungan
c. Motivasi keluarga untuk
menata ruangan
d. Beri pujian atas tindakan
yang dilakukan
5. Memanfaatka Psikomot Keluarga membawa Tn. a. Jelaskan pentingnya
n pelayanan or S ke puskesmas penyakit rematik secara rutin
kesehatan b. Diskusikan dengan
untuk keluarga manfaat membawa
mengontrol anggota keluarga ke
penyakit puskesmas
rematik c. Berikan pujian atas
tindakan positif yang telah
dilakukan

Tujuan KH
No Diagnosa Kep. Intervensi
J. Panjang J. Pendek Kriteria Standar
2. Ketakutan Setelah Setelah dilakukan Respon a. cara memandirikan c. Kaji pengetahuan keluarga
pada dilakukan intervensi selama verbal anak merupakan tentang cara memandirikan
keluarga intervensi 1x35 menit, salah satu sikap anak
Tn. I keperawatan diharapkan klien untuk membiasakan d. Berikan penjelasan kepada
khususnya selama 1x tidak ketakutan anak tidak terlalu keluarga cara
Ny. S b/d pertemuan, dengn kriteria bergantung pada memandirikan anak
ketidakma keluarga hasil keluarga orang tua e. Anjurkan kepada keluarga
mpuan mampu mampu: b. manfaat dari cara untuk mengetahui manfaat,
keluarga mengambil 1.Mengenal memandirikan anak dan cara memandirikan
mengambil keputusan dalam masalah yaitu tanggng cara anak
keputusan menangani a. Mejelaskan yang baru, arah dan f. Anjurkan kepada keluarga
dalam ketidakmandiria kembali tujuan baru dll untuk mulai memberi
menangani n anak yang akibat lanjut kesempatan kepada anak
ketidakma sudah menikah dari untuk mandiri
ndirian ketidakmandi g. Ajarkan keluarga untuk
anak yang rian anak mulai memandirikan anak
sudah dalam dari kecil
menikah kehidupanny h. Beri reinforcement positif
a atas hasil yang dicapai
b. Menjelaskan keluarga
kembali
manfaat dari
cara
memandirika
n anak
2. Mengambil Respon Keluarga menyatakan a. Kaji pengetahuan keluarga
keputusan verbal keputusannya dalam tentang akibat lanjut dari
untuk mengatasi ketakutan ketidakmandirian anak
mengatasi terhadap anak yang dalam kehidupannya
ketakutan sudah menikah b. Jelaskan kepada keluarga
terhadap anak tentang akibat lanjut dari
yang sudah ketidakmandirian anak
menikah dalam kehidupannya
c. Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
d. Evaluasi kembali
penjelasan tentang akibat
lanjut dari
ketidakmandirian anak
dalam kehidupannya
e. Berikan reinforcement
positif
3. Memberikan Respon Keluarga dapat a. Berikan penjelasan pada
perawatan verbal menjelaskan dan keluarga tentang cara
pada Ny. S dan re mendemonstrasikan cara mengurangi ketakutam
dengan nyeri demonstr merawat keluarga Tn. I pada Ny. S
akut rematik asi khususnya Ny. S yang b. Demonstrasikan pada
menagalami keluarga tentang cara
ketakutan/khawatir yaitu mengurangi Ketakutan Ny.
dengan cara mengajak S
sesekali menjeguk anak c. Ajurkan keluarga untuk
dan memantu dan saling seminggu sekali menjeguk
memberi kabar lewat via anak an menantu
telp. kerumahnya
4. Menciptakan Pada Keluarga a. Kaji tingkat pengetahuan
lingkungan kunjunga memperlihatkan keluarga tentang cara
yang kondusif n yang kondisi ruangan yang memodifikasi lingkungan
direncan rapi dan tenang yang baik untuk keluarga
akan dalam memandirikan anak
b. Beri pujian atas
pengetahuan keluarga
c. Jelaskan cara memodifikasi
lingkungan yang baik dalam
memandirikan anak
d. Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
e. Jawab pertanyaan keluarga
f. Minta keluarga untuk
mengulang kembali
g. Beri pujian pada keluarga
atas kemampuan keluarga.
5. Memanfaatka Psikomot Keluarga membawa Ny. a. Kaji pengetahuan keluarga
n pelayanan or S jika mengalami sakit tentang fasilitas-fasilitas
kesehatan kesehatan yang ada
b. Beri reinforcement positif
c. Diskusikan tentang fasilitas-
fasilitas yang ada
d. Beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
e. Jawab pertanyaan keluarga
f. Beri reinforcement positif
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap
tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing
termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap
berikutnya dengan sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan telah membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
dengan lancar sesuai dengan tahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak
sebagai dewasa) sehingga dapat menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota keluarga.

B. SARAN
Agar perawat keluarga dapat membantu mengenali masalah keluarga terutama
dalam keluarga melepas anak sebagai dewasa, perawat membatu mengenali tahap-tahap
dalam perkembangan keluarga sesuai kebutuhan keluarganya

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2006. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta. EGC.


Jhonson. L & Leni. R. (20010). Keperawatan Keluarga plus Contih ASKEP Keluarga.
Yogyakarta: Nuha Medika

M. Friedman, Marylin, (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga


Setiawati, Satun, dkk. 2008. Penutun Praktis Asuhan Keperawatan Keluaraga. Jakarta: Trans
Info Media

You might also like