Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji secara etimologis berasal dari bahasa Arab yaitu: al-hajju yang berarti:
al-qashdu yaitu menyengaja atau menuju, bermaksud, berniat pergi atau berniat
untuk mendatangi seseorang yang dipandang mulia, yang dimaksud dengan berniat
dalam pengertian ini ialah berniat untuk melakukan sesuatu yang baik ditempat
tertentu, karena tempat itu dipandang mulia atau terhormat. Karena itu, termasuk
dalam pengertian umum haji adalah apabila seseorang mengunjungi orang lain
yang dipandang mulia atau terhormat. Dalam istilah syara, al-hajju berarti sengaja
mengunjungi Kabah untuk melakukan ibadah tertentu, pada waktu tertentu dengan
melakukan suatu pekerjaan tertentu. Kata haji juga sering diartikan dengan naik
haji. Kemudian dalam pengertian terminologis, haji mempunyai arti orang yang
Ibadah haji merupakan puncak ritual dari rukun Islam. Ibadah haji juga
merupakan investasi syiar dan kekuatan Islam yang dahsyat. Hal ini terefleksi dalam
1
Suyadi, Kajian Yuridis Terhadap Jamaah Haji Sebagai Konsumen Jasa Pelayanan
Penyelenggaraan Ibadah Umroh Dan Haji Plus Berdasarkan Uu Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen, Artikel Jurnal, SAINTEKS, (Purwokerto: UMP, Vol 7, No 2, 2011), hal. 47-
48.
1
penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan amanah UUD 1945. Di samping karena
Ibadah Haji. Eksistensi undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 ini belum menjawab
(professional).
memunculkan masalah, yaitu antara lain karena: regulasi dan operasi terpusat dalam
satu institusi, satuan kerja yang bersifat ad hoc, subsidi APBN / APBD, penetapan
setiap tahun, namun tidak pernah sepi dari masalah, seperti jauhnya pemondokan
jamaah dari Masjid al-haram, daya tampung dan fasilitas pemondokan yang tidak
memadai, transportasi antarjemput jamaah yang kacau, adanya pungutan yang tidak
bertanggung jawab, distribusi catering yang kacau, penelantaran calon jamaah oleh
KBIH atau penyelenggara haji khusus, dan lain sebagainya. Adanya berbagai
masalah tersebut sudah barang tentu memberikan dampak tidak baik bagi
2
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Hajidalam sangpencerah.com, Diakses 25
September 2015, http://www.sangpencerah.com/2013/09/problematika-penyelenggaraan-ibadah-
haji.html
2
pemerintah dan jamaah. Pemerintah dianggap tidak pernah serius mempersiapkan
dan menyelenggarakan prosesi ibadat haji. Hal tersebut tentu lama-kelamaan bisa
dari kenyataan tersebut. Banyak kalangan percaya bahwa hanya melalui swatanisasi
haji, penyelenggaraan haji di Indonesia akan bejalan lebih baik. Namun demikian,
tidak sedikit pula kalangan yang meragukannya, sebab pengalaman pada masa lalu
Sampai saat ini, masih ada sejumlah isu aktual yang masih mewarnai
penyelenggaraan haji, antara lain: bunga tabungan, dana talangan, dana abadi umat,
tabungandilatarbelakangi oleh fakta bahwa tabungan haji dari setoran awal jamaah
calon haji yang kini mencapai sekitar Rp. 40 Trilyun dengan bunga rata-rata Rp. 1,5
apakah hukum dan keabsahan bunga tabungan yang dimanfaatkan tanpa izin dari
jamaah calon haji. Selain itu, jumlah bunga yang besar itu berpotensi rawan
3
Nurulhidayati, Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Penyelenggaraan Haji Di Indonesia, dalam
Nurulhidayati25.wordpress.com, Dipublikasikan 23 Juni 2014, https://nurulhidayati25. wordpress.
com/2014/06/23/penerapan-fungsi-manajemen-dalam-penyelenggaraan-haji-di-indonesia/
3
penyimpangan dan penyelewengan, sebagaimana ditelisik oleh Komisi
lembaga keuangan dan kini menjadi tren di masyarakat pada hakekatnya telah
mendistorsi syarat istithaah haji. Meski dengan dalih sebagai akad qardh (piutang)
dan ijarah (sewa menyewa jasa) tetapi secara syari, penggabungan antara piutang
dan jual beli itu dilarang. Di samping dana talangan itu menimbulkan praktik
rentenir dan sangat memberatkan masyarakat. Selama masa penantian banyak dari
mereka yang harus tersiksa dengan cicilan piutang. Bahkan sepulang menunaikan
ibadah haji pun, seringkali masih menanggung beban cicilan biaya perjalanan
hajinya.
Ketiga, berkaitan dengan dana Abadi Umat yaitusejumlah dana yang diperoleh
dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional
Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat. Kini,
jumlah dana tersebut konon telah mencapai sekitar Rp. 2,5 Trilyun. Dana itu tidak
dapat dimanfaatkan sejak dibekukan pada tahun 2005. Semestinya sesuai dengan
kemaslahatan umat yang meliputi kegiatan pelayanan ibadah haji, pendidikan dan
prasarana ibadah.
4
Ibid.
4
Keempat, berkaitan dengan daftartunggu. Secara nasional daftar tunggu calon
jamaah haji hingga kini sudah mencapai sekitar 1,9 juta orang, sementara kuota haji
Indonesia setiap tahunnya hanya 211.000 orang, sehingga semakin hari semakin
orang kepada Pemerintah Arab Saudi, tetapi itu bukan solusi. Hal ini perlu kebijakan
haji yang lazim dilakukan sebelum calon jamaah haji berangkat menunaikan ibadah
haji saat ini terasa kurang intensif dan bahkan terkesan hanya formalitas belaka,
terhadap Manasik Haji akan menentukan kualitas haji. Untuk itu, syarat istithaah
semestinya juga mencakup penguasaan aspek ilmu dan pengetahuan agama. Dalam
proses manasik haji, perlu ada uji membaca Al Quran, dan pengetahuan agama
lainnya. Bagi yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat manasik dan diperkenankan
prasarana dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji masih belum efektif.
5
Undang Undang tentang Penyelengaraan Ibadah Haji belum tegas memisahkan
antara fungsi regulator, operator dan evaluator, selama ini tiga fumgsi tersbut masih
terpusat di satu titik maka peluang abuse of power menjadi lebih besar bahkan
penyelengaraan ibadah haji antara lain regulasi, kelembagaan, tata laksana dan
sebagai salah satu kementerian dengan indeks integrasi terendah (versi KPK tahun
2011) oleh karena itu munculna gagasan untuk pemisahan antara regulator, operator,
Haji, merupakan respons positif dan rasional bagi upaya perbaikan sistem
jumlah calon jamaah haji yang ingin berangkat ke tanah suci. Hal ini berimbas
terhadap semakin membengkaknya daftar tunggu (waiting list) calon jamaah haji
Indonesia yang kini mencapai sekitar 1,9 juta orang sementara kuota haji Indonesia
setiap tahunnya hanya berkisar 210.000 orang. Animo tinggi ummat Islam untuk
5
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Hajidalam sangpencerah.com, Diakses 25
September 2015, http://www.sangpencerah.com/2013/09/problematika-penyelenggaraan-ibadah-
haji.html
6
praktek Dana Talangan Haji yang diberikan oleh pihak perbankan baik itu Bank
antrean tunggu calon jamaah haji. Rasionalitasnya adalah dana Talangan Haji yang
diberikan oleh Bank maka memperlonggar seseorang untuk dapat mendaftar, diikuti
untuk mendapatkan nomor porsi atau seat calon jamaah haji melalui bantuan
pinjaman dana dari Bank yang kemudian diangsur dalam kurun waktu tertentu.
Berangkat dari sini maka muncul anggapan dana talangan haji telah mereduksi
penerbangan, biaya pemondokan di Makkah dan Madinah serta living cost jamaah
haji, sebelumnya setiap calon jamaah haji harus menyetor awal dana tabungan haji
ke Bank untuk mendapatkan porsi atau seat kemudian melunasi sesuai besaran BPIH
ketika jamaah haji tersebut berangkat. Tabungan Haji dari setoran awal calon
jamaah haji ini yang kini mencapai 40 triliun rupiah dengan bunga rata rata 1
mensubsidi kebutuhan jamaah haji yang berangkat lebih dahulu namun praktek ini
minim sandaran hukumnya karena penggunaan bunga dari tabungan jamaah haji
juga tanpa persetujuan calon jamaah haji yang belum berangkat serta besarnya
yang disinyalir oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain bunga tabungan haji hal
yang paling disoroti adalah tentang pengelolaan Dana Abadi Ummat (DAU) yaitu
7
sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Ummat
dan/atau sisa biaya operasional penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber halal
yang tidak mengikat. Ide ini digagas ketika Menteri Agama dijabat oleh Tarmizi
Taher dan saat ini diperkirakan Dana Abadi Ummat tersebut mencapai 2,5 triliun
rupiah, sesuai amanat pasal 47 ayat 1 UU no 13 Tahun 2008 Dana Abadi Ummat
prakteknnya pemerintah lebih memilih menempatkan DAU ini dalam bentuk sukuk
(Surat Berharga Syariah Negara/SBSN) berupa Suku Dana Haji (SHDI) hal ini
diperburuk dengan pencatatan dan pelaporan DAU yang belum transparan dan
akuntabel apalagi Badan Pengelola Dana Abadi Ummat secara ex officio masih
dijabat oleh pejabat Kementrian Agama yang seharusnya sesuai dengan amanah
DAU.6
pihak yang terlibat dan banyak hal yang terkait didalamnya, untuk itu
sebagai otoritas tunggal penyelenggara ibadah haji, kita semua berharap carut marut
penyelengaraan ibdah haji dan kisah pilu calon jamaah haji yang gagal berangkat
tidak menjadi sebuah ritual dan lagu wajib yang kita dengar setiap bulan haji tiba
dikarenakan tiga hal, yaitu: (1) ketidaksesuaian antara idealitas dan realitas, (2)
6
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Haji.... Ibid.
8
Ketidaksepadanan antara terbatasnya otoritas dan wewenang dengan besarnya tugas
penelitian ini.
B. Identifikasi Permasalahan
yakni pemondokan, transportasi, dan katering. Meski persoalan itu terjadi dari tahun
fasilitas dan sarana fisik semata. Penyelenggaraan ibadah haji juga harus
memperhatikan syarat istithaah, serta manasik dan manafi haji untuk menjamin
kemabruran haji.
prinsip syariah untuk kemaslahatan jamaah haji dan umat Islam di Indonesia.
haji. Apalagi revisi UU ini sudah masuk Program Legislasi Nasional 2011. Hal ini
9
sesuai pula dengan usulan Panitia Angket Haji DPR-RI yang disampaikan dalam
C. Permasalahan Penelitian
pelaksanaan ibadah haji. Berdasarkan permasalahan umum ini dapat dirinci menjadi
Provinsi Bengkulu?
Provinsi Bengkulu?
Provinsi Bengkulu?
10
D. Tujuan Penelitian
Provinsi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu.
Bengkulu.
Bengkulu.
E. Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu secara akademis
a. Manfaat Akademis
11
harapan dapat dijadikan salah satu perbandingan oleh peneliti lainnya. Secara
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan secara praktis bermanfaat pada tiga hal:
(1) Menjadi bahan pertimbangan dan masukan terhadap kebijakan yang akan
Memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji yang lebih baik, profesional
dan memuaskan calon jamaah dalam bentuk rekomendasi kepada Menteri Agama
RI; dan (3) Menambah referensi dan pengetahuan tentang manajemen pelayanan
permasalahan ini.
F. Kerangka Teoritis
12
goals.7 Oleh karena itu dalam proses tersebut memerlukan pengaturan berbagai
sumber daya (personal maupun material). Dengan kata lain, dalam proses itu
terdapat kegiatan dengan orang-orang dan fasilitas (material) agar tujuan pelayanan
sampai pengawasan dan penilaian. Dari hasil pengelolaan itu menghasilkan sesuatu
berikutnya. Pendapat ini didukung Stoner dan Winkel (1987) yang mengatakan,
sumber organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila kegiatan
pengefektifan dan efisiensi kegiatan secara teknis, begitu juga dalam pelayanan.
dengan baik maka akan menghasilkan output dan outcome yang baik pula. Fungsi
manusia pelaksananya, anggaran yang tersedia, alat yang menunjang kegiatan dan
7
Imam Syaukani (ed.), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia (Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Beragama Badan Litbang dan Diklat Depag RI, 2009), hal. 10.
13
metode yang tepat. Berkaitan dengan manajemen pelayanan haji, maka yang harus
perencanaan tersebut dalam tindakan nyata, serta pengawasan dari atasan terhadap
tersebut, perlu pula dilihat tenaga yang tersedia baik dari segi jumlah maupun
atau perorangan kepada konsumen/customer yang bersifat tidak berwujud dan tidak
dapat dimiliki. Oleh karena itu, perlu upaya peningkatan pelayanan kepada
pelayanan umum, administrasi, ibadah, dan kesehatan. Pelayanan umum antara lain
bimbingan manasik haji, hal-hal yang berkaitan dengan ibadah (shalat di pesawat,
14
menyangkut pendaftaran, paspor, panggilan masuk asrama dan pelayanan kesehatan
kesehatan.8
ketidak sempurnaan pelayanan haji itu antara lain adanya hambatan dan
seperti fungsi transparansi dan koordinasi para pejabat. Ini akibat system birokrasi
ada keraguan pejabat ditingkat atas terhadap kemampuan para pelaksana ditingkat
bawah (KUA), sehingga merasa perlu untuk tidak menyalurkan biaya bimbingan
manasik haji secara langsung kepaada mereka. Bila model birokrasi semacam ini
diteruskan, dalam jangka panjang bisa menimbulkan resitensi dari para pelaksana
tingkat bawah. Resistensi itu bisa berbentuk ketidak acuhan mereka terhadap
8
Imam Syaukani (ed.), Manajemen Pelayanan Haji ....Ibid.
15
belum efektif dalam meningkatkan pelayanan kepada jamaah calon haji. Paling tidak
kerja rutin)
Sudah saatnya sistem pengelolaan haji menerapkan tata kelola modern yang
lebih baik dengan memisahkan antara fungsi regulator, operator, dan evaluator.
Selama ini tiga fungsi pengelolaan ibadah haji masih dimonopoli oleh Kementerian
Agama.
dan evaluator, serta keberadaan badan khusus haji merupakan respons positif dan
rasional bagi upaya perbaikan sistem penyelenggaraan haji yang lebih baik,
9
Nurulhidayati, Penerapan Fungsi Manajemen Dalam Penyelenggaraan Haji ....Op. cit.
16
G. Metode Penelitian
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi suatu
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
membatasi studi. Kedua, untuk memenuhi kriteria inklusif atau eklusif suatu teori
10
Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 1995), hal. 8.
11
Robert Bogdan & Stevan J. Taylor, Introduction To Qualitative Methodes Research, A
Phenomenological Approach To Social Sciences (New York: John Willey & Son, 1975), hal. 5.
17
informasi yang baru diperoleh di lapangan yang biasa disebut inclusion-exclusion
criteria (Lexy Moleong, 1995: 63). Kedua maksud tersebut secara fungsional saling
tentang persoalan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Dengan kata lain,
yang diteliti bukan orang namun sumber informasi yang dikenal dengan informan.
Dalam hal ini, diambil beberapa orang yang dianggap mengetahui permasalahan
yang ada di wilayah penelitian, terutama mereka yang berkompenten dan terlihat
aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dimaksud dalam tema penelitian. Hal ini relevan
Para informan yang ditetapkan sebagai subyek dalam penelitain ini adalah
12
Masri Singarimbun, Metode Penelitian, (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 145.
18
orang-orang yang terlibat dalam pengorganisasian pelaksana dalam melaksanakan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari wawancara dengan responden dan data sekunder, yaitu
data yang diperoleh sudah dikumpulkan dan sudah diolah dan dikumpulkan oleh
pihak lain namun diambil referensinya dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan
keterangan atau tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Observasi ini dilakukan secara non partisipatif, dimana observer tidak
ikut berpartisipasi dalam kegiatan para subyek dan berstruktur dengan menggunakan
cara mencatat dan memanfaatkan data yang ada di institusi terkait berupa arsip, peta
triangulasi data yaitu sebuah cara mencari data yang mendukung dengan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Metode yang dipakai dalam triangulasi data
antara lain dengan membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil observasi,
19
antara ucapan sumber data di depan umum dengan ucapannya di kala sendiri, antara
hasil wawancara dengan dokumen, antara kata orang dengan kata yang
berikutnya adalah analisis data yaitu sebuah proses pelacakan dan pengaturan secara
13
Lexy Moleong, 1995: 53).
20
BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Secara etimologi (lughah) kata haji terambil dari Bahasa Arab yaitu Haji
yang merupakan bentuk masdar dan berasal dari kata kerja (fiil) yakni, maknanya
adalah al-Qashdu yang berarti bermaksud, berniat dan menyengaja. Dari sini dapat
dimuliakan. Pengertian haji secara istilah yaitu pekerjaan yang khusus yang
dikerjakan pada waktu yang tertentu, dan tempat yang tertentu untuk tujuan yang
yaitu al-qasd artinya berhajat atau berkehendak. Dan menurut syara artinya
haji menurut bahasa ialah al-qasd atau berkehendak. Menurut istilah haji berarti
memberikan definisi, haji adalah pergi menuju Baitullah, rumah Allah untuk
14
Sissah & Fuad Rahman, Problematika Ritual Ibadah Haji: Telaah Perilaku Sosial Keagamaan
Hujjaj di Kota Jambi, Artikel dalam Media Akademika, (Jambi: IAIN Jambi, Vol. 27, No. 3, Juli 2012),
hal. 332.
15
Abd al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-Madhahib al-Arbaah (t.tp.: Dar al- Irshad, t.t.),
jilid 1, h.559
16
Ibn Taimiyyah, Fiqh al-Hajj, ed. Dr. Sayyid al-Jamili (cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikral-Arabi,
1989), h.7
17
Syams al-Din Muhammad bin Ahmad al-Sharbini, Mughni al-Muhtaj ila MarifahMaani Alfaz
al-Minhaj (Kaherah: Dar al-Hadits, t.t.), jilid 2, h. 257
21
menunaikan rangkaian ritual yang sesuai dengan ketentuan syariat yang ditetapkan.
Haji atau nusuk itu wajib dilaksanakan setiap orang Islam sesuai dengan rukun
Islam.18
untuk melakukan sesuatu yang dimuliakan. Adapun menurut syara ialah niat
mengunjungi tempat tertentu pada waktu yang tertentu untuk melaksanakan segala
amalan yang tertentu yaitu wuquf di Arafah, tawaf, sai dengan syarat tertentu. 19
Adapun hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap orang lelaki
dan perempuan sekali seumur hidup dengan syarat-syarat tertentu. Haji adalah
suatu kemestian di dalam agama, barang siapa yang mengingkarinya boleh jatuh
kepada hukum kafir menurut kesepakatan ulama. Haji adalah sebaik-baiknya amal
yang dapat membersihkan diri dari kejahatan nafsu dan kecintaan kepada syahwat,
18
Syams al-Din Abi al-Farj Abd al-Rahman bin Abi Umar Muhammad bin AhmadIbn Qudamah
al-Muqaddasi, al-Sharh al-Kabir ala Matn al-Mughni (Dar al-Kitab al-Arabi, t.t.), 3, h.359, Ahmad bin
Yahya al-Murtado, Taj al-Madhhab li Ahkam al-Madhhab (t.tp.: Dar al-Kitab al-Islami, t.t.), h. 462.
19
Al-Sharbini, Mughni al-Muhtaj, 2, h.257.
20
Al-Sharbini, Mughni al-Muhtaj, 2, h.257.
21
Abd al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-Madhahib al-Arbaah, h.559, IbnTaimiyyah,
Fiqh al-Hajj, h. 7-8
22
Dasar kefarduan haji dalam Islam ditetapkan oleh Alquran, Hadis danIjma.
siapa saja yang mampu sampai kepada-Nya dan siapa saja yangkufur (ingkar akan
kewajiban ibadah haji itu), maka sesungguhnya Allah MahaKaya dari sekalian
mengerjakan haji telah ada jauh sebelum kedatangan Islam tepatnya pada masa
Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail AS., sebagaimana digambarkan Allah SWT
dalam surat al-Hajj ayat 26. Kegiatan inti ritual ibadah haji dimulai pada tanggal 8
Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang
Kegiatan haji sendiri dilakukan dari tanggal 8 s/d 12 Dzulhijjah, bulan ke-12
dari kalender Islam. Ritual ibadah haji itu sendiri telah dikumandangkan oleh Nabi
Ibrahim AS. sekitar 3600 tahun lalu. Sesudah masa beliau, praktek-prakteknya
Penyelenggaraan Ibadah Haji yang dimaksud dengan ibadah haji adalah: "Ibadah
22
Ibid.
23
haji adalah rukun islam yang kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
dimaksud dengan jamaah haji adalah: "Warga Negara Indonesia yang beragama
Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan
haji khusus adalah pihak yang menyelenggarakan ibadah haji yang pengelolaan,
pembiayaan, dan pelayanannya bersifat khusus. Ibadah haji bagi umat islam
merupakan kewajiban utama kelima dari rukun Islam. Haji wajib dikerjakan sekali
seumur hidup bagi setiap muslim yang termasuk dalam kategori mukallaf, artinya
saja, karena biaya yang relatif cukup mahal, maka Allah SWT memberikan
keringanan yaitu ibadah haji diwajibkan hanya untuk orang yang mampu, baik
mampu secara rohani maupun jasmani serta tentu mampu dalam hal ekonomi.
mutlak dari Allah SWT yang ditentukan dalam Al-Quran. Surat Ali Imran, ayat
97. Syarat kemampuan tersebut berkaitan dengan sifat khusus ibadah haji itu
sendiri, yaitu hanya dapat dilaksanakan dalam waktu dan tempat yang telah
ditentukan. Waktu pelaksanaan ibadah haji adalah setiap Bulan Dzulhijjah (bulan
24
berupa padang pasir yang terletak lebih kurang 21 km dari kota Makkah dan Arab
Saudi.
Dasar ibadah haji menurut Sunnah Rasulullah yaitu hadits dari Umar bin
Khattab (r.a.) mengenai kisah seorang penanya (Malaikat Jibril) yang bertanya
kepada Rasulullah Saw.: Hadits dari Umar bin Khattab (r.a.) mengenai kisah
seorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw., kemudian Nabi Saw. berkata
kepadanya, Engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah
berkata, Jadi, jika saya mengamalkan semua itu, berarti saya seorang Muslim?
Dasar ibadah haji dalam Islam selain berdasarkan Alquran dan al-Hadis,
juga telah menjadi kesepakatan umat atas wajibnya, maka barangsiapa yang
kotor (dosa) dan tidak melakukan kefasikan maka laksana bayi yang lahir dari
23
H.R. Imam al-Bayhaqi dan Imam al-Daraqutni, dalam: Al-Muttaqi al-Hindi, Kanz al-Ummal,
Jilid. 1, Kitab al-Iman wa al-Islam, Bab fi Haqiqatihima (Al-Iman wa al-Islam), Fasl fi Haqiqah al-
Imam, No. 1358
24
Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikri, 1981), Jilid II, hlm. 98. Dalam hadits lain
ditegaskan bahwa Islam menganulir dosa sebelum masuk Islam sama halnya dengan haji dapat
menganulir dosa sebelumnya. Lihat: Sayid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Kairo: Dar al-Fath li al-Ilamal-
Araby, 1997), hlm. 443.
25
Ibadah haji telah diwajibkan maka tunaikanlah. Begitu istimewanya ibadah
haji namun rasulullah khawatir umat tidak mampu melakukannya lebih dari sekali
sehingga rasulullah tidak menyuruh kita melakukannya setiap tahun. apa saja
keistimewaan ibadah haji dan umroh? Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
Artinya: Umrah ke umrah adalah penghapus dosa antara keduanya, dan haji
yang mabrur tidak ada pahala baginya selain Surga. [1] Dari Ibnu
Masud Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda.25
Iringilah antara ibadah haji dan umrah karena keduanya meniadakan dosa
dan kefakiran, sebagaimana alat peniup api menghilangkan kotoran (karat)
besi, emas dan perak, dan tidak ada balasan bagi haji mabrur melainkan
Surga.26Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, Aku
mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
25
UMH, Keutamaan Ibadah Umroh dan Haji, dalam umrohhajimabrur.com, Diakses 29
September 2015, http://umrohhajimabrur.com/keutamaan-ibadah-umroh-haji.html
26
UMH, Keutamaan Ibadah Umroh dan Haji....., Ibid.
26
Orang yang berperang di jalan Allah dan orang yang menunaikan haji dan
umrah, adalah delegasi Allah. (ketika) Allah menyeru mereka, maka mereka
memenuhi panggilan-Nya. Dan (ketika) mereka meminta kepada-Nya, maka
Allah mengabulkan (pemintaan mereka). 27Haji beserta umrah adalah
kewajiban yang dilakukan sekali dalam seumur hidup, bagi setiap muslim,
baligh, berakal, merdeka serta mampu.
:
: .
:
.
Artinya: Telah diwajibkan atas kalian ibadah haji, maka tunaikanlah (ibadah
haji tersebut). Lalu ada seorang berkata, Apakah setiap tahun,
wahai Rasulullah? Lalu beliau diam sampai orang tersebut
mengatakannya tiga kali, kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda, Andaikata aku menjawab ya, niscaya akan
menjadi suatu kewajiban dan niscaya kalian tidak akan mampu
(melaksanakannya). Kemudian beliau bersabda, Biarkanlah aku
sebagaimana aku membiarkan kalian. Sesungguhnya yang
membinasakan orang-orang sebelum kalian ialah banyak bertanya
dan banyak berselisih dengan Nabi mereka. Apabila aku
memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka laksanakanlah
semampu kalian. Dan apabila aku melarang sesuatu, maka
tinggalkanlah. 28
27
UMH, Keutamaan Ibadah Umroh dan Haji....., Ibid.
28
Shahih: [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 639)], Shahiih Muslim (II/970, no. 1337), Sunan an-
Nasa-i (5/110)
27
Artinya: Islam dibangun atas lima pilar: (1) Persaksian bahwa tidak ada ilah
yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat, (3)
menunaikan zakat, (4) haji ke Baitullah, dan (5) berpuasa
Ramadhan. 29
Dari Shabi bin Mabad, ia berkata, Aku pergi menemui Umar, lalu aku
berkata kepadanya:
.
:
Artinya: Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku telah masuk Islam, dan aku
yakin bahwa diriku telah wajib menunaikan ibadah haji dan umrah, lalu aku
mulai mengerjakan kedua ibadah tersebut. Lalu beliau berkata, Engkau telah
mendapatkan petunjuk untuk melaksanakan Sunnah Nabimu. 31
29
Takhrijnya telah berlalu pada Kitab Thaharah.
30
Shahih: Irwaa-ul Ghaliil 982, Shahiih Muslim (II/911, no. 1241).
31
Shahih: Irwaa-ul Ghaliil 983, Sunan an-Nasa-i (V/142), Sunan Abi Dawud (V/230, no. 1722),
Sunan Ibni Majah (II/989, no. 2970)
28
Bagi umat Islam, mengunjungi kabah disyariatkan menurut kesanggupan
(istithoah) dan tidak ada unsur paksaan (ikrah). Dari sinilah haji merupakan suatu
haji mabrur yakni yang tidak dinodai dosa. Dalam artian implikasi dari
pelaksanaan ibadah haji dapat menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan pada
masa lalu.
adat dan kebiasaan seseorang,dan hal yang demikian tentunya berbeda bagi setiap
orang, ada yang naikkendaraan yang mewah dan ada yang sederhana. Syarat
aman dalamperjalanan, ada mahram bagi perempuan, dan bukan masa iddah bagi
seorangwanita.
29
atauyang disewa, dan disyaratkan tidak ada kesulitan yang besar selama
dalamperjalanan, aman pada diri dan hartanya, dan ada mahram bagi wanita.
perbekalan dan perjalanan. Dari segi perbekalan disyaratkan ada kelebihandari segi
perjalanan, bagi perempuan hendaklah ada mahram, bagi yangbuta hendaklah ada
dua: Istitaah bi al-Nafs dan Istitaah bi al-Ghayr. Maksud dari yang pertama
ialah, kemampuan dari segi perbekalan, ada tunggangan dalam perjalanan, aman
dalam perjalanan, ada air dan perbekalan, ada mahram bagi wanita dan ada
penuntun bagi yang buta, ditetapkan tidak ada kesulitan yang besar bagi
tunggangan selama dalam perjalanan, masih dalam waktu haji, dan dimaksudkan
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji yang
mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-
sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i,
wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai
lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-
32
Abd al-Rahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-Madhahib al-Arbaah, h. 560-564
30
segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk
Sejarah ibadah haji tidak terlepas dari pribadi agung yang pertama kali
mengajarkannya, yaitu Nabi Ibrahim, nenek moyang bangsa Arab dan Ibrani, serta
bapak dari tiga agama monoteis: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kenyataan
menunjukkan bahwa dari tiga komunitas agama tersebut, hanya umat Islam yang
setiap hari menyebut nama Ibrahim dengan penuh khidmat, pada bagian akhir shalat
mereka.Dalam Alquran, nama Nabi Ibrahim, disebutkan 69 kali yang tersebar dalam
25 Surat dan merupakan peringkat kedua terbanyak disebutkan sesudah Nabi Musa.
Beliau lahir di tanah Caldea33(Irak) daerah muara Sungai Efrat. Meskipun hidup di
sejak muda remaja telah memiliki sifat hanif, yaitu cenderung kepada kebenaran
memerintahkan Ibrahim untuk membawa Hajar dan anak mereka yang masih kecil
meninggalkan Kana'an ke arah selatan34, menuju sebuah lembah yang bernama Baka
bahasa Arab dan Ibrani, kata baka mempunyai dua arti: "berderai air mata" dan
"pohon balsam".
33
M u h a m m a d H u s a i n H a e k a l ,Sejarah Nabi Muhammad Saw Dari Perioda Pra-Islam
Sampai Dengan Wafatnya Nabi,Pustaka Online Mediaisnet
34
Kisah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar beserta perjalanannya ditulis oleh al-Thabari dalam kitab
tarikhnya. Muhammad Ibn Jarir Al-Thabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, (Mesir: Dar al-Ma'arif,tt),
Jilid 1, h. 275-283
31
Allah menjelaskannya dalam Q.S Ali Imran 96:
didirikan oleh generasi pertama umat manusia dari zaman Nabi Adam. Pada masa
Nabi Ibrahim lembah itu sudah ditelantarkan, tiada manusia yang menghuni, dan
Rumah Allah yang pertama itu hanya tinggal fondasinya saja yang berupa lempung
merah.
Oleh karena bangunan Rumah Allah yang didirikan Ibrahim dan Ismail itu
meter itu dikenal dengan sebutan Ka'bah. Setelah Ka'bah selesai dibangun, turunlah
perintah Allah kepada Nabi Ibrahim agar menyeru manusia untuk menunaikan
32
Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh
Nabi Ibrahim kepada Allah yang tercantum dalam Q.S Al-Baqarah: 128;
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau
dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada
Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji
kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang
Akan tetapi seiring berjalan waktu Setelah beberapa abad, Manasik atau
ini berlangsung berabad-abad. Dan akhirnya tibalah saatnya doa Nabi Ibrahim
dikabulkan, yaitu doa yang beliau sampaikan kepada Allah ketika mendirikan
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka,
yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta
mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha
Bijaksana
Sebagai jawaban atas doa Nabi Ibrahim tersebut, Allah mengutus seorang
manusia dari kalangan suku Quraisy yang bernama Muhammad sebagai Nabi dan
Rasul Terakhir yang meneruskan dan menyempurnakan ajaran seluruh Nabi dan
Rasul terdahulu.
33
C. Penyelenggaraan Ibadah Haji di Masa Rasulullah
Ibadah haji sebagai Rukun Islam yang kelima mulai diwajibkan Allah SWT
kepada umat Islam pada tahun 4 Hijri (625 M).35 Allah menetapkan bahwa syari`at
haji dari Nabi Ibrahim wajib dilaksanakan umat Islam dengan turunnya Q.S Ali
Imran 97:
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah haji diwajibkan bagi mereka yang
mampu melakukan perjalanan ke sana, yaitu mampu dalam hal fisik, finansial, dan
keamanan tanpa gangguan. Ketika perintah haji itu diwahyukan Allah, Makkah
Kondisi itu tidak memungkinkan bagi Nabi Muhammad s.a.w. beserta para shahabat
para shahabat yang mampu, terutama kaum Anshar yang tidak dikenali oleh orang-
orang Makkah, untuk menunaikan ibadah haji yang sesuai dengan manasik Nabi
35
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah S.A.W.Http://Irfanan shory.
Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29 September 2015
34
Ibrahim dan tidak mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan penyembahan
berhala.36
Rasulullah s.a.w. bahwa mereka mengerjakan sa`i dengan keraguan, sebab di tengah
mas`a antara Safa dan Marwah terdapat dua berhala besar Asaf dan Nailah. Maka
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syiar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
km di sebelah barat laut Makkah. Kaum Quraisy mengutus Suhail ibn Amr untuk
senjata antara Makkah dan Madinah, serta kaum Muslimin harus menunda umrah
36
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah
S.A.W.Http://Irfananshory.Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29
Septemer 2015
35
tetapi tahun depan diberikan kebebasan melakukan umrah dan tinggal selama tiga
hari di Makkah. Di luar dugaan para shahabat, ternyata Rasulullah s.a.w. menyetujui
usul Suhail, Sepintas lalu isi perjanjian kelihatannya merugikan kaum Muslimin,
salah satu tonggak penting dalam sejarah Islam, sebab untuk pertama kalinya kaum
atau Maret 629) Rasulullah s.a.w. beserta para shahabat untuk pertama kalinya
Muslimin kelihatan letih dan pasti tidak kuat berkeliling tujuh putaran. Mendengar
ejekan ini, Rasulullah s.a.w. bersabda kepada jemaah beliau, Marilah kita
tunjukkan kepada mereka bahwa kita kuat. Bahu kanan kita terbuka dari kain ihram,
akhirnya bubar. Pada putaran keempat, setelah orang-orang usil di atas bukit Qubais
pergi, Rasulullah s.a.w. mengajak para shahabat berhenti berlari dan berjalan seperti
biasa. Inilah latar belakang beberapa sunnah thawaf di kemudian hari; bahu kanan
37
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah
S.A.W.Http://Irfananshory.Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29
Septemer 2015
38
Ibid.
36
yang terbuka, serta berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama khusus pada thawaf
yang pertama. Selesai tujuh putaran, Rasulullah s.a.w. shalat dua rakaat di Maqam
Ibrahim, kemudian minum air Zamzam. Sesudah itu Rasulullah melakukan sa`i
antara Safa dan Marwah, dan akhirnya melakukan tahallul dengan mencukur
rambut.
Ketika masuk waktu zuhur, Rasulullah s.a.w. menyuruh Bilal ibn Rabah naik
yang baru pertama kali mereka dengar. Kaum musyrikin menyaksikan betapa
rapinya saf-saf kaum Muslimin yang sedang shalat berjamaah. Hari itu, 17
Dzulqa`dah 7 Hijri (17 Maret 629), untuk pertama kalinya azan berkumandang di
Makkah dan Nabi Muhammad s.a.w. menjadi imam shalat di depan Ka`bah.
Pada tahun 8 Hijri Rasulullah melakukan umrah dua kali, yaitu ketika
menaklukkan Makkah serta ketika beliau pulang dari Perang Hunain. Ditambah
dengan umrah tahun sebelumnya, Rasulullah sempat melakukan umrah tiga kali,
shahabat Abu Bakar Shiddiq untuk memimpin ibadah haji. Rasulullah sendiri tidak
ikut lantaran sedang menghadapi Perang Tabuk melawan pasukan Romawi. Abu
39
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah
S.A.W.Http://Irfananshory.Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29
Septemer 2015
37
berdasarkan firman Allah dalam At-Taubah 28 yang baru diterima Nabi, bahwa
mulai tahun depan kaum musyrikin dilarang mendekati Masjid al-Haram dan
Madinah, dan seluruh penduduk telah memeluk agama Islam. Maka pada bulan
Syawwal 10 Hijri (awal tahun 632) Rasulullah s.a.w. mengumumkan bahwa beliau
sendiri akan memimpin ibadah haji tahun itu. Berita ini disambut hangat oleh
Rasulullah s.a.w. dan menyaksikan setiap langkah beliau dalam melakukan manasik
haji.40
diikuti sekitar 30.000 jemaah. Seluruh istri beliau ikut serta, dan juga putri beliau
rombongan singgah untuk istirahat dan mempersiapkan ihram. Di sini istri Abu
Bakar Shiddiq, Asma, melahirkan putra yang diberi nama Muhammad. Abu Bakar
40
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabiy, 1977), h. 642
38
Asma cukup mandi bersuci, lalu memakai pembalut yang rapi, dan dapat
siap untuk berihram, Rasulullah s.a.w. menaiki unta kembali, lalu bersama seluruh
jemaah mengucapkan: Labbaik Allahumma Hajjan. Tidak ada yang berniat umrah,
sebab menurut tradisi saat itu umrah hanya boleh di luar musim haji. Tiga cara haji
(Tamattu`, Ifrad, Qiran) yang kita kenal sekarang baru diajarkan Rasulullah s.a.w.
di Makkah delapan hari berikutnya. Rombongan menuju Makkah dengan tiada henti
mengucapkan talbiyah. Pada Sabtu 3 Dzulhijjah (29 Februari), mereka tiba di Sarif,
memasuki Makkah. Di sana sudah menunggu puluhan ribu umat yang datang dari
berbagai penjuru, dan total jemaah haji mencapai lebih dari 100.000 orang.
Rasulullah s.a.w. memasuki Masjid al-Haram melalui gerbang Banu Syaibah atau
Ibrahim. Masjid al-Haram saat itu adalah lapangan tempat shalat dan thawaf,
sedangkan bangunan masjid baru dirintis oleh Khalifah Umar ibn Khattab (634-
644), lalu mengalami perluasan dari masa ke masa sehingga akhirnya megah seperti
sekarang.
41
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah.., h. 642
39
Rasulullah s.a.w. memberikan empat caraistilam tersebut. Ketika umrah pertama
kali tahun 7 Hijri, beliau mengecup Hajar Aswad. Ketika penaklukan Makkah tahun
8 Hijri, beliau menyentuhkan ujung tongkat ke Hajar Aswad dari atas unta. Ketika
umrah saat pulang dari Hunain, Hajar Aswad beliau usap dengan tangan kanan.
Ketika beliau haji tahun 10 Hijri, beliau hanya melambaikan tangan dari jauh ke
satu istri beliau, berthawaf dengan ditandu sebab sedang sakit. Setiap melewati
Rukun Yamani Rasulullah s.a.w. cuma mengusapnya dengan tangan. Antara Rukun
Yamani dan Hajar Aswad beliau mengucapkan doa paling populer: Rabbana atina fi
tujuh putaran, beliau shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, kemudian pergi
Kemudian Rasulullah s.a.w. menuju bukit Safa untuk memulai sa`i. Beliau
naik ke bukit, lalu menghadap Ka`bah, bertakbir tiga kali dan berdoa. Kemudian
beliau turun ke lembah menuju Marwah, dan sesampai di Marwah Rasulullah s.a.w.
tujuh kali.
yang mengejutkan para shahabat karena belum pernah terjadi sebelumnya: beliau
memerintahkan seluruh shahabat yang tidak membawa hadyu atau hewan qurban
42
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah..,h.643
40
agar mengubah niat haji menjadi umrah, padahal selama ini umrah hanya dilakukan
di luar musim haji. Dengan mengubah niat menjadi umrah, sebagian besar jemaah
haji yang tidak membawa hadyu dapat bertahallul dan baru berihram lagi untuk haji
tanggal 8 Dzulhijjah. Oleh karena mereka tidak membawa hadyu dari rumah, tentu
pada Hari Nahar (10 Dzulhijjah) atau Hari-Hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah) mereka
harus menyediakan hewan untuk dijadikan hadyu. Dan ini yang kemudian dikenal
hajji abadan abadan (Telah masuk umrah ke dalam haji untuk selama-
lamanya).43Artinya, sejak saat itu umrah dapat dikerjakan di musim haji, bahkan
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah haji. Mendengar penegasan
Rasulullah s.a.w., para shahabat yang sebagian besar tidak membawa hadyu
mengubah niat haji menjadi umrah, lalu bertahallul secara massal. Hanya Rasulullah
s.a.w. dan sebagian kecil sahabat yang terus berihram sebab mereka membawa
hadyu.44
Sejak hari itu, 4 Dzulhijjah 10 Hijri, mulailah diperkenalkan tiga cara ibadah
haji. Pertama, Haji Tamattu` atau bersenang-senang (umrah dulu, baru haji) bagi
mereka yang tidak membawa hadyu. Kedua, Haji Ifrad atau mandiri (haji dulu,
baru umrah) bagi penduduk Makkah yang membawa hadyu. Ketiga, Haji Qiran atau
gabungan (haji dan umrah langsung digabungkan) 45 bagi yang bukan penduduk
43
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah.., h. 644
44
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah.., h. 644
45
Dr. Wahah al-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu (Dimasq: Dar al-Fikr,tt), Juz 3, h.2193
41
Makkah yang membawa hadyu. Cara terakhir inilah, yaitu Haji Qiran, yang
dikerjakan Rasulullah s.a.w. Sesudah mengerjakan haji, Rasulullah s.a.w. tidak lagi
Dzulhijjah.
sebagai keringanan bagi umat-Nya, melalui wahyu yang turun ketika Rasulullah
s.a.w. dan rombongan tertahan di Hudaibiyah tahun 6 Hijri, tetapi baru pada tahun
pelaksanaannya. Ayat perintah tamattu` itu kini tercantum dalam Q.S Al-Baqarah
196:
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang
mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di
tempat penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfid-yah, yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-
orang yang bukan penduduk kota Mekah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.
Dengan demikian jemaah haji Indonesia yang sudah tentu bukan pribumi
Makkah dan boleh dipastikan tidak membawa hadyu dari rumah, tidak ada pilihan
42
lain kecuali melaksanakan perintah Rasulullah s.a.w. untuk mengambil cara Haji
Tamattu`. Hal ini berlaku baik bagi jemaah Gelombang Pertama (yang ke Madinah
umat beliau yang memakai cara Tamattu` kembali mengenakan pakaian ihram dan
memakai cara Ifrad atau Qiran, termasuk beliau sendiri, memang sudah dalam
keadaan berihram sebab sesudah thawaf dan sa`i tanggal 1 Maret mereka tidak
bertahallul. Manasik haji yang beliau terapkan di Arafah, Muzdalifah dan Mina
sangat perlu kita cermati, sebab manasik ini merupakan sistem baru yang berbeda
dengan sistem lama, berdasarkan aturan Ilahi dalam Al-Baqarah 196-203 yang
diwahyukan tahun 6 Hijri dan baru sempat diterapkan pada ibadah haji Rasulullah
Pada tanggal 8 Dzulhijjah pagi, Rasulullah s.a.w. beserta jemaah haji pergi
menuju Mina (6 km dari Makkah) untuk mempersiapkan air, sebab mulai tanggal 10
Dzulhijjah sesudah pulang dari Arafah mereka akan tinggal di Mina selama
beberapa hari. Itulah sebabnya tanggal 8 Dzulhijjah disebut Hari Tarwiyah atau
mempersiapkan air.
s.a.w. dan seluruh jemaah haji berangkat menuju Arafah, 19 km dari Mina ke arah
timur. Ketika melewati Muzdalifah, kaum Quraisy berharap agar Rasulullah s.a.w.
berhenti, sebab selama ini kaum Quraisy selalu berwuquf di Muzdalifah sedangkan
43
yang berwuquf di Arafah adalah mereka yang bukan suku Quraisy. Maka Rasulullah
s.a.w. memerintahkan agar seluruh jemaah haji tanpa kecuali kembali kepada
syari`at asli Nabi Ibrahim a.s. untuk berwuquf di Arafah, sesuai dengan firman Allah
waktu wuquf. Haji itu di Arafah, sabda beliau. Allah mengutus para malaikat ke
langit dunia untuk merekam segala permohonan anak cucu Adam yang wuquf di
Arafah. Sambil menghadap kiblat, Rasulullah s.a.w. dan para shahabat memuji dan
mengagungkan Allah, berzikir dan berdoa, memohon ampun atas segala dosa,
untuk berangkat menuju masy'aril haram (Muzdalifah), sesuai dengan firman Allah
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafat, berdzikirlah kepada
Allah di Masyarilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah
sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat
dan rombongan menunaikan shalat maghrib dan isya secara jama` dan
46
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah, h.646
44
tetapi beliau mengizinkan orang-orang yang lemah, wanita dan anak-anak berangkat
Pada hari Sabtu 10 Dzulhijjah (7 Maret) pagi hari Rasulullah s.a.w. dan
rombongan sampai di Mina. Beliau tidak mampir di Jumrah Ula dan Jumrah
Wustha, melainkan langsung menuju Jumrah Aqabah. Berbeda dengan Jumrah Ula
dan Jumrah Wustha yang berada di lapangan terbuka, Jumrah Aqabah terletak di
kaki bukit. Itulah sebabnya penampung batu lontaran di Jumrah Ula dan Jumrah
karena terhalang cadas bukit. Di kemudian hari, meskipun bukit Aqabah sudah
dipapas rata dengan tanah, Jumrah Aqabah selama berabad-abad dibiarkan tetap
dikelilingi setengah lingkaran. Baru pada tahun 2004, pemerintah Arab Saudi
dengan batu kerikil sebanyak tujuh kali, dan bertakbir pada setiap lontaran, sebagai
lambang usaha penolakan terhadap syaithan, meniru tindakan Nabi Ibrahim a.s.
yang digoda syaithan tatkala akan menyembelih putranya, Nabi Isma`il a.s. Sesudah
masykuran wa dzanban maghfuran (Ya Allah, jadikanlah hal ini sebagai haji yang
45
Selanjutnya Rasulullah s.a.w. pergi ke Makkah untuk melakukan thawaf
mengelilingi Ka`bah. Setelah shalat zuhur beliau kembali ke Mina. Oleh karena
Rasulullah s.a.w. mengambil cara Haji Qiran (haji dan umrah digabungkan), tanggal
10 Dzulhijjah itu beliau tidak melakukan sa`i di antara Safa dan Marwah. Sa`i beliau
cukup satu kali pada saat masuk Makkah yang sudah mencakup sa`i haji dan umrah.
Tetapi sebagian besar para shahabat melakukan sa`i tanggal 10 Dzulhijjah atau
Rasulullah s.a.w. Inilah sa`i haji bagi para shahabat yang Tamattu`, sebab sa`i
mereka pada hari pertama masuk Makkah adalah sa`i umrah saja dan belum sa`i
haji.
Apapun urutan manasik yang dipilih oleh para jemaah haji, Rasulullah s.a.w.
Hari Tasyriq, kecuali mereka yang karena kesibukannya tidak dapat menginap.
di Makkah untuk mengelola siqayah (air Zamzam untuk jemaah haji). Demikian
pula para gembala yang harus menjaga ternak mereka di malam hari diberi izin oleh
s.a.w. dan para jemaah haji melontar secara berturut-turut Jumrah Ula, Jumrah
Wustha, dan akhirnya Jumrah Aqabah, masing-masing tujuh lontaran. Beliau berdoa
47
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah
S.A.W.Http://Irfananshory.Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29
Septemer 2015
46
sesudah melontar Jumrah Ula dan Jumrah Wustha, tetapi segera pergi setelah
tidak sempat melontar pada siang hari untuk melakukannya di malam hari. Juga bagi
orang yang sakit, lanjut usia, lemah, anak kecil atau wanita hamil, pelontaran boleh
Rasulullah s.a.w. juga menerapkan kebolehan dari Allah bagi jemaah haji
untuk memilih dua hari atau tiga hari dalam melontar tiga jumrah, sesuai dengan
Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua
hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan
(keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi
orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa
kamu akan dikumpulkan kepada-Nya
Jadi pada tanggal 12 Dzulhijjah sore hari jemaah haji boleh melakukan nafar
awwal (pulang duluan) meninggalkan Mina pulang ke Makkah. Mereka yang ingin
nafar awwal harus sudah berada di luar Mina sebelum maghrib. Jika saat maghrib
masih di Mina, mereka harus mengambil nafar tsani (pulang rombongan kedua),
yaitu harus bermalam lagi di Mina dan melontar lagi tiga jumrah tanggal 13
Dzulhijjah, baru pulang ke Makkah. Sebagian shahabat memilih nafar awwal dan
47
sebagian lagi memilih nafar tsani. Adapun Rasulullah s.a.w. melakukan nafar tsani,
Sesudah shalat shubuh hari Rabu 14 Dzulhijjah (11 Maret), Rasulullah s.a.w.
dengan istri-istri beliau, kecuali Safiyah yang mengalami haid dua hari sebelumnya,
melakukan thawaf wada, lalu mereka kembali ke Madinah. Rasulullah s.a.w. tidak
dapat berada lama-lama di Makkah, sebab pekerjaan beliau selaku Kepala Negara
harus segera beliau rampungkan. Tiga bulan sesudah itu, pada hari Senin tanggal 12
dimulai sejak masuknya agama Islam ke Indonesia, masa penjajahan, masa orde
lama, masa Orde Baru hingga sekarang. Sejarah perhajian di Indonesia memiliki
fasa yang cukup panjang danmemiliki liku-liku sejarah perjalanan yang cukup
menarik untuk dikaji, karenaia berlaku semasa pemerintahan Belanda yang tidak
arah yang lebih baik, dimulai dari pengangkutandengan kapal laut yang hanya
kaya yang berasal dari Makassar yangmengangkut para jamaah haji yang saat itu
48
Irfan Anshory, Kisah Ibadah Haji Rasulullah
S.A.W.Http://Irfananshory.Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29
Septemer 2015
48
masih sangat sedikit, dengan kadarbayaran tertentu. Demikian pula setibanya di
negeri Hijaz dengan pelayananyang sangat minimum, baik dari segi pengangkutan,
banyak sekali parajamaah yang memutuskan untuk tinggal di kedua negeri suci
tersebut yaituMakkah dan Madinah. Ada yang sifatnya sementara untuk menuntut
disebutsebagai mukimin.
perhatian khusus baik pada zaman kolonial maupun setelah kemerdekaan. Dan
bangsa Indonesia walaupun dalam keadaan dijajah oleh Belanda, umat Islam dengan
memerlukan waktu cukup lama, tidak mulus dan berbahaya yang selalu mengancam
nyawa karena sarana angkutan perahu atau kapal yang digunakan tidak memenuhi
standar dan sering berganti, medannya tidak pernah dilalui dan hambatan lainnya
menerima apa saja yang terjadi sekalipun nyawa harus melayang asalkan ibadah haji
mengandungnuansa politik yang sangat kental, karena dari satu segi untuk
49
Sedangkan padazaman kemerdekaan pengaturan penyelenggaraan haji dimaksudkan
fatwa kepada seluruh umat Islam Indonesia bahwa haram bagi umat Islam
tidak wajib pergi haji, dimana berlaku fardhu ain bagi umat Islam melakukan
perang melawan penjajah bangsa dan agama. Pada tahun 1948 pemerintah
Indonesia mengirimkan misi haji, yang terdiri dari K.R.H. Moh. Adnan, H.
menghadap Raja Arab Saudi.50 Misi tersebut mendapat sambutan hangat dari
Baginda Raja Ibnu Saud dan pada tahun itu juga bendera Merah Putih pertama
sehingga calon jamaah haji yang berangkat tahun 1949 cukup banyak. Pada
waktu itu jamaah haji yang berhasil diberangkatkan oleh Pemerintah mencapai
9.892 orang, sedangkan yang wafat sebanyak 320 orang atau 3,23%-nya,
sedangkan panitia yang dilibatkan guna membantu jamaah haji dalam bidang
49
Muhammad Nuri; Pragmatisme Penyelenggaraan Ibadah Haji, Salam; Jurnal Filsafat dan Budaya
Hukum, h. 148.
50
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indoesia, Laporan Akhir, Evaluasi Kebijakan
Pemerintah Terkait Dengan Persaingan Usaha Dalam Rancangan Perubahan Undang-Undang no
17/1999 tentang penyeleggaraan haji, h.5
50
administrasi dan pengurusan di tanah suci sebanyak 27 orang, adapun tim
yang berangkat haji, pemerintah memiliki data lain yaitu jamaah haji yang
berangkat secara mandiri sebanyak 1.843 orang, wafat 42 orang atau 2,28%,
Penyelenggara Haji Indonesia (PHI) yang berada pada setiap Keresidenan atau
(PPHI)51 yang diketuai oleh K.H.M. Sudjak. Kedudukan PPHI semakin kuat
tatkala Menteri Agama mengeluarkan Surat Kementerian Agama RIS No. 3170
Tahun 1950 dan Surat Edaran Menteri Agama RIS No. A. III/I/648 Tahun 1950
yang menunjuk PPHI sebagai lembaga yang sah di samping pemerintah untuk
mengurus dan menyelenggarakan Ibadah Haji di Indonesia. Pada masa itu salah
51
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indoesia, Laporan Akhir, evaluasi kebijakan
pemerintah terkait dengan persaingan usaha dalam rancangan perubahan undang-undang no 17/1999
tentang penyeleggaraan haji, h.5
51
jamaah haji apabila menaiki kapal laut yang penuh dengan bahaya. Pada masa
tahun 1950-an tersebut penanganan haji secara langsung tidak dilakukan oleh
grafik yang meningkat walaupun biaya yang ditetapkan oleh pemerintah selalu
menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya, yaitu sejak tahun
1949 sebesar Rp. 3.395,14 meningkat dua kali lipat pada tahun 1950 dan tahun
1951 sebesar Rp. 6.487,25 atau sekitar 52,3%. Biaya perjalanan ibadah haji
justru mengalami kenaikan hanya sekitar 10%, yaitu pada tahun 1951 sebesar
Rp. 6.487,25. Jumlah jamaah haji Indonesia mencapai puncaknya pada tahun
1951 sebanyak 9.502 orang, petugas haji Indonesia 20 orang, jamaah haji yang
transportasi udara. Tentunya terdapat perbedaan tarif angkutan haji yang cukup
besar, hampir dua kali lipat, yaitu untuk tarif haji udara sebesar Rp. 16.691,
Dengan adanya transportasi jamaah haji udara maka pada tahun 1952
jumlah jamaah haji meningkat sebanyak 14.324 orang, dengan perincian yang
52
menggunakan kapal laut sebanyak 14.031 orang, pesawat udara 293 orang,
jumlah jamaah haji yang wafat 278 orang atau 1,94%, sedangkan petugas haji
Pada tahun 1964 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 122 tahun 1964 yang
berisi tentang upaya mengatasi pengangkutan jamaah haji (laut) dari Indonesia,
maka pada tanggal 1 Desember 1964 berdirilah PT. Arafat yang bergerak di
bidang pelayanan ibadah haji dengan kapal laut. Tujuan didirikannya PT. Arafat
adalah:
bidang pelayanan.
haji antara lain KM. Gunung Jati, KM. Tjut Nyak Dien, KM. Ambulombo, KM.
Pasific Abeto, KM. Belle Abetto, KM. Le Havre Abeto dan KM. La Grande
Abeto. Kapal laut untuk pengangkutan jamaah haji ini termasuk kapal laut yang
memiliki keunggulan teknologi pada saat itu dan dapat berlayar untuk jangka
waktu satu bulan. Di kapal ini seluruh calon jamaah haji Indonesia melakukan
53
(2) Penyelenggaraan Haji pada Masa Orde Baru
dimulai sejak masuknya agama Islam ke Indonesia, masa penjajahan, masa orde
lama, masa Orde Baru hingga sekarang. Dari masa ke masa penyelenggaraan
haji banyak mengalami dinamika yang bermuara pada persoalan pokok, yaitu
Indonesia yang menganut sistem Republik dan Saudi Arabia yang berbentuk
Kerajaan.52
Tugas awal penguasa orde baru sebagai pucuk pimpinan Negara pada
porak-poranda akibat G 30S PKI dan kekuasaan orde lama. Pembenahan sistem
biaya, sistem manajerial dan bentuk organisasi yang kemudian ditetapkan dalam
keputusan Dirjen Urusan Haji Nomor 105 tahun 1966. Pada tahun itu ditetapkan
pula biaya perjalanan ibadah haji dalam tiga kategori, yaitu haji dengan kapal
laut sebesar Rp. 27.000, haji berdikari sebesar Rp. 67.500, haji dengan pesawat
52
Abdul Hadi Ramadhan, Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada Pemerintah Orde
Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses 20 September 2015, http://abdul hadi
mulyaramadhan. blogspot.co.id/2014/05/moderenisasi-manajemen-penyelenggaraan. html
54
udara sebesar Rp. 110.000. Jumlah jamaah haji yang diberangkatkan seluruhnya
mencapai 15.983 orang, yaitu dengan kapal laut sebanyak 15.610 orang, dengan
pesawat udara 373 orang, sedangkan jumlah haji kapal laut yang wafat 114
ibadah haji, sejak penentuan biaya hingga pelaksanaan serta hubungan antara
1970, yaitu biaya perjalanan pesawat terbang sebesar Rp. 380.000, sedangkan
berdikari sebesar Rp. 336.000. Secara resmi pemerintah tidak menetapkan biaya
haji dengan kapal laut karena jumlah calon jamaah haji yang menggunakan
menggunakan kapal laut. Sesuai data tahun tersebut jamaah haji berdikari yang
53
Abdul Hadi Ramadhan, Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada Pemerintah Orde
Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses 20 September 2015, http://abdulhadi
mulyara ma dhan.blogspot.co.id/2014/05/moderenisasi-manajemen-penyelenggaraan. html
55
tahun 1971-1973 penyelenggaraan ibadah haji tidak banyak mengalami
perubahan-perubahan kebijakan.
Indonesia dan mengejutkan dunia ketika pesawat udara Martin Air yang
menewaskan 1.126 orang dan merupakan peristiwa besar yang tak terlupakan
diketahui secara pasti, yang jelas pesawat tersebut menabrak gunung. Ada pula
Rp. 556.000, dan pesawat terbang sebesar Rp. 560.000.Pada waktu itu jumlah
ibadah haji berdikari kapal laut sebanyak 15.396 orang dan pesawat udara
Banyaknya problema perjalanan haji dengan kapal laut yang tidak dapat
56
dan menetapkan bahwa penyelenggaraan angkutan haji dilaksanakan dengan
ditimpa kedukaan yang luar biasa akibat terjadinya kecelakaan pesawat udara
yang mengangkut jamaah haji untuk kedua kalinya.Kecelakaan ini juga terjadi
Leider.Jamaah haji yang wafat seluruhnya 960 orang, termasuk yang wafat
dalam hal ini Menteri Agama, mengkaji ulang penyelenggaraan ibadah haji agar
lebih terjamin. Pada tahun 1979, bersama Menteri Kehakiman, Menteri Agama
ini merupakan cikal bakal dari peraturan penyelenggaraan ibadah haji.Pada saat
itu banyak di antara para jamaah haji yang mencari jalan pintas akibat gagal
kemudian tinggal sementara untuk menunggu waktu haji tiba.Hal ini banyak
haji yang kemudian tidak bisa kembali ke kampung halaman karena kehabisan
bekal (biaya).
54
Abdul Hadi Ramadhan, Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada Pemerintah Orde
Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses 20 September 2015, http://abdul
hadimulyaramadhan. blogspot.co.id/2014/05/moderenisasi-manajemen-penyelenggaraan. html
57
Dasawarsa 1980-an terjadi perkembangan menarik dimana pemerintah
khususnya untuk pelayanan eksklusif yang dikenal dengan nama program ONH
Plus. Pihak swasta sendiri menyebut kegiatan itu merupakan sub-sistem atau
otoritas mengenai ketentuan perusahaan mana saja, kuota, dan harga paket ONH
jamaah haji di lingkungannya. Kegiatan itu tidak lepas dari kontrol pemerintah
dan tetap tergabung dalam paket penyelenggaraan urusan haji yang dikelola
pemerintah.
fungsional, apalagi meningkatnya taraf hidup dan daya kritis masyarakat akan
haji.
tersendiri karena tempat atau wilayah peribadatan haji di Arab Saudi tetap, yaitu
58
Makkah, Mina, Arafah, Muzdalifah dan Madinah. Wilayah ini juga tidak
mungkin akan mampu menampung jumlah jamaah haji yang terus bertambah
dari Negara-negara lain. Hal ini jelas akan membebani masing-masing jamaah
haji secara fisik, seperti kelelahan, kebisingan, serta kemacetan, dan bahkan
bahwa orde baru melakukan sentralisasi kebijakan dan monopoli dalam antara
dilakukan.
Sebagai contoh, dapat dilihat pada evaluasi tahun 1993 yang mencoba
antara lain:
(2) Meningkatkan keterpaduan dan koordinasi antar instansi yang terkait dalam
55
Abdul Hadi Ramadhan, Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada Pemerintah Orde
Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses 20 September 2015, http://abdulha
dimulyaramadhan.blogspot.co.id/2014/05/moderenisasi-manajemen-penyelenggaraan. html
59
(3) Meningkatkan fungsi dan peran posko haji di Departemen Agama sebagai
(5) Menyempurnakan pengaturan yang baku pada semua bentuk dan jenis
sebagai berikut :
jamaah haji.
(4) Mengusahakan adanya fatwa MUI tentang ibadah haji sekali seumur
sistem komputerisasi yang beroperasi secara on line, walaupun pada saat itu
56
Ibid.
60
belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya
informasi.57
Pada masa reformasi tepatnya pada tahun 1999 akhirnya dimulailah era
berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama
serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri sehingga diperoleh
haji mabrur. Inilah hal yang dituju dalam Undang-Undang tersebut dalam hal
57
Abdul Hadi Ramadhan, Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada Pemerintah Orde
Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses 20 September 2015,
http://abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/2014/05/moderenisasi-manajemen-penyelenggaraan. html
58
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indoesia, Laporan Akhir, evaluasi kebijakan
pemerintah terkait dengan persaingan usaha dalam rancangan perubahan undang-undang no 17/1999
tentang penyeleggaraan haji, h.8
61
Tetapi, apa yang dicanangkan dalam Undang-Undang ternyata tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Dari tahun ke tahun tidak ada gebrakan pembenahan sistem
dan manajemen penyelenggaraan Ibadah Haji yang lebih baik. Hal tersebut
diperparah oleh kejadian pada musim haji tahun 2006 Masehi/1427 Hijriyah dimana
terjadi kelaparan pada jamaah haji reguler disebabkan keterlambatan yang amat
sangat lama dalam menyediakan dan membawa makanan oleh pihak penyedia
nomor 13/2008 yang menegaskan bahwa Pemerintah dalam hal ini Depag masih
menjadi Operator penyelenggaraan ibadah haji Indonesia. Hal itu tertuang jelas
dalam Pasal 10 ayat (1) yang berbunyi Pemerintah sebagai penyelenggara Ibadah
maka dibutuhkan karyawan/pegawai atau dengan kata lain sumber daya manusia
naluri inovasi, motivasi, pro aktif) yang tinggi, adanya sistem dan manajemen yang
yang dilaksanakan secara efektif. Di samping itu, terciptanya hubungan kerja yang
baik di antara beberapa unit terkait dalam penyelenggaraan ibadah haji, yaitu
62
Perhubungan, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Departemen
besar Kerajaan Arab Saudi dalam hal izin masuk (visa) ke Negara Arab Saudi dan
Saudi.
perubahan dan penyempurnaan namun hingga saat ini terus muncul ketidakpuasan.
Formula yang tepat dan memenuhi asas utama penyelenggaraan haji yang baik,
yaitu aman, nyaman, dan sempurna secara syariah masih terus dalam pencarian.
(2) Pemotongan kuota haji Indonesia sebesar 20 persen dari kuota dasar sebagai
(3) Migrasi Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dari Bank
Pada tahun 2014 dilakukan sejumlah perbaikan regulasi dan tata kelola haji
antara lain:
59
Unggul Tri Ratomo, Catatan penting penyelenggaraan haji Indonesia , dalam
antaranews.com/berita, Dipublikasikan 15 April 2015, http://www.antaranews.com/berita/
491465/catatan-penting-penyelenggaraan-haji-indonesia
63
(2) Penggunaan kuota jamaah haji dilakukan secara transparan dan akuntable
(4) Upgrade bus shalawat yang beroperasion selama 24 jam untuk mengantar
(1) Implementasi total pelaksanaan pilot project e-hajj yang ditetapkan otoritas
Arab Saudi
(2) Pengendalian daftar tunggu jamaah haji dengan memprioritaskan calon jemaah
haji yang belum pernah melaksanakan ibadah haji dan mengimbau yang sudah
(6) Selain itu, dilakukan penetapan Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi
64
(7) Pada tahun 2015 ini juga diterapkan rute baru keberangkatan dan pemulangan
(4) Pada tahun 2015 juga diberlakukan penyediaan makan siang bagi jamaah haji
Djamil, lebih dari 98 persen kuota haji Indonesia pada 2015 ini diisi oleh orang-
orang yang belum pernah berhaji. Jumlah jemaah haji yang berangkat dan sampai
ke Saudi Arabia pada tahun ini sebanyak 154.454. Dari jumlah itu, 98.45 persen atau
152.054 orang berstatus belum berhaji. Sementara yang sudah berhaji tercatat hanya
1,55 persen atau 2.400 orang, kata Djamil dalam rilis yang diterima Tempo,
Data ini sekaligus untuk membantah tudingan yang menyebutkan bahwa kuota
haji tahun ini bocor karena sekitar 40 persen diisi oleh orang-orang yang sudah
60
Unggul Tri Ratomo, Catatan penting penyelenggaraan haji Indonesia , dalam
antaranews.com/berita, Dipublikasikan 15 April 2015, http://www.antaranews.com/ berita/ 491 465/
catatan-penting-penyelenggaraan-haji-indonesia
61
Tempo, Kuota Haji 2015, Mayoritas untuk Jemaah Belum Berhaji dalam http://nasional.tempo. co/read/news,
Diakses 10 Oktober 2015, http://nasional. tempo.co/read/news/ 2015/10/05/173 706363/kuota-haji-2015-mayoritas-untuk-
jemaah-belum-berhaji
65
berhaji. Menurut Dirjen PHU, data itu bisa dicek di Siskohat (Haji integrated
66
BAB III. TINJAUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG
mereka dapat menunaikan ibadah haji yang sesuai dengan ajaran Islam. Dan untuk
itu juga, diadakan pembinaan ibadah haji (manasik haji) yang berisi serangkaian
Terdapat enam unsur pokok dalam penyelenggaraan ibadah haji yang harus
diperhatikan: (1) calon haji; (2) pembiayaan; (3) kelengkapan administratif; (4)
pelaksana. Enam unsur tersebut saling berkelindan satu sama lain, di mana
berkaitan dengan: pertama, jemaah haji yang telah terdaftar sah dan memenuhi
syarat dapat diberangkatkan ke Arab Saudi; kedua, seluruh jemaah haji yang telah
ketiga, seluruh jemaah haji yang telah berada di tanah suci dapat menjalankan
67
ibadah wukuf di Arafah dan rukun haji lainnya; dan keempat, jemaah haji yang
telah menunaikan ibadah haji seluruhnya dapat dipulangkan ke daerah asal dengan
selamat.62
pernah dan sedang dijalankan sebagai dasar hukum adalah sebagai berikut: 63
1. Ordonansi Haji
tahun 1922 Nomor 698 berikut perubahan dan tambahannya (Sb.1922 No. 698,
1923 No. 15 en 597, 1924 No. 529, 1925 No. 258, 1927 No. 286, 1932 No. 554,
1937 No. 507, 1939 No. 357, 1947 No. 50). Kemudian pada 1938 pemerintah
2. Peraturan Presiden
ada pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Baru pada tahun 1960
62
Imam Syaukani (ed.), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia....Op. cit, 1.
63
Abdul Khaliq Ahmad, Regulasi Penyelenggaraan Haji di Indonesia, Opini dalam Buletin KPHI,
(Jakarta, KPHI, Voume 1, 2014), hal. 13-14, http://kphi.go.id/buletin/48Buletin%20KPHI% 20edisi
%201.pdf
68
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 1960 tentang
3. Keputusan Presiden64
4. Undang-Undang
pada tahun 1999, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-
64
Abdul Khaliq Ahmad, Regulasi Penyelenggaraan....Ibid.
69
Penyelenggaraan Ibadah Haji yang kedua-duanya merupakan usul inisiatif DPR,
dan satu UU tentang Pengelolaan Keuangan Haji yang berasal dari usul inisiatif
masyarakat akan perlunya aturan hukum yang kuat, jelas serta dapat mengatur
agar dalam pelaksanaannya dapat berlangsung dengan mudah, aman, tertib, dan
Penyelenggaraan Ibadah Haji atas inisiatif DPR yang diajukan dan diputuskan
menjadi UU, dan disahkan oleh Presiden Habibie pada tanggal 3 Mei 1999
UU Nomor 17 Tahun 1999 adalah salah satu produk era reformasi, dan
No. 17 Tahun 1999 dinyatakan harus diganti karena sudah tidak sesuai lagi
melekatnya tiga fungsi sekaligus pada Departemen Agama, yaitu sebagai fungsi
Akhirnya UU No. 17 Tahun 1999 pun direvisi dan diganti dengan UU No.
13 Tahun 2008. Proses revisi UU No. 17 Tahun 1999, juga atas inisiatif DPR
70
setelah menerima banyak masukan dan desakan dari masyarakat untuk
banyak kekurangan yang terdapat dalam UU No. 17 Tahun 1999 yang dibuat
Haji sudah dianggap baik karena antara lain sudah memisahkan fungsi
haji terus berulang setiap musim haji, karena dilaksanakan oleh kepanitiaan
65
Abdul Khaliq Ahmad, Regulasi Penyelenggaraan....Ibid.
71
munculnya wacana badan khusus penyelenggara ibadah haji. Revisi UU No. 13
Tahun 2008 pun masuk dalam daftar Prolegnas DPR 2012. Kemudian Komisi
Setelah RUU ini berada di tangan Baleg DPR hingga selesai masa jabatan
terhadap UU No. 13 Tahun 2008 dan telah masuk dalam daft ar Prolegnas DPR.
UU Pengelolaan Keuangan Haji lahir atas usul inisiatif Pemerintah dan diajukan
setelah DPR terlebih dahulu mengajukan usul inisiatif revisi UU No. 13 Tahun
diprioritaskan dan diputuskan oleh DPR di akhir masa jabatannya, yakni tanggal
Haji.
72
UU ini mengatur bahwa pengelolaan keuangan haji yang meliputi
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai badan hukum publik yang
internasional bagi setiap jamaah haji dari seluruh negara, termasuk Indonesia
mulai tahun 1430 Hijriyah. Hal ini memaksa pemerintah Indonesia harus
khusus haji yang berwarna coklat. Karena untuk mengubah UU tersebut dengan
Untuk itu, Presiden menempuh cara dengan mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun
2009 tentang Perubahan UU No. 13 Tahun 2008 yang ditetapkan pada 17 juli
2009, kemudian diterima dan disahkan menjadi UU oleh DPR dalam Rapat
ketentuan paspor haji yang berwarna coklat dihapus dan diganti dengan paspor
73
Jika dicermati, pengaturan penyelenggaraan ibadah haji pasca
74
dengan pesawat udara.
1999 Lahir Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun
1999 mengenai penyelenggaraan haji yang merupakan
landasan hukum bagi penyelenggaraan haji Indonesia
hingga saat ini. Sejak ditetapkan UU No. 17 tersebut,
penyelenggaraan haji Indonesia bersandar pada
ketentuan perundangan ini.67
2008 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
tentangPenyelenggaraan Ibadah Haji
2014 Penetapan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Haji
merupakan peran yang sangat vital. Hal ini di sebabkan karena Pemerintah
Indonesia bertugas untuk membentuk badan dan komisi yang bertugas dalam
67
Muhammad Nuri; Pragmatisme Penyelenggaraan Ibadah Haji, Salam; Jurnal Filsafat dan Budaya
Hukum, h. 152
75
Pelaksanaan pelayanan ibadah haji terkait dengan beberapa institusi
Dalam Negeri RI, dan Kementrian Luar Negeri RI. Institusi-institusi ini
pelaksana ini bekerjasama dengan lembaga legislatif yakni DPR RI dan DPD
RI. Selain itu juga, ada pengawas eksternal dan internal masing-masing
Masyarakat.
76
Dalam rangka pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji ini
nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah. Karena itu, penting untuk
dan peraturan ini menjadi dasar dan panduan dalam penyelenggaraan ibadah
68
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji, Opini dalam Buletin KPHI,
(Jakarta, KPHI, Voume 2, 2014), hal. 27.
77
Dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji, Menteri Agama
menunjuk petugas yang menyertai jamaah haji yang terdiri atas Tim
(TPIHI), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Petugas haji yang
berasal dari unsur jamaah, yaitu Ketua Rombongan (Karom) dan Ketua
Indonesia dan PPIH Arab Saudi. PPIH Arab Saudi dibentuk oleh Menteri
Agama sebelum pelaksanaan ibadah haji dimulai yang terdiri atas unsur
78
PPIH Arab Saudi membentuk tiga Daerah Kerja (Daker): Daker Jeddah,
sehingga jaamah haji bisa melaksanakan ibadah haji dengan mandiri dan
69
Idmah Amaliah Mustainah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji Indonesia dan
Malaysia 2005-2010, Skripsi, (Makassar, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, 2012), hal.63.
79
Perhubungan RI, Kementrian Dalam Negeri RI, dan Kementrian Luar
yakni DPR RI dan DPD RI. Selain itu juga, ada pengawas eksternal dan
Ibadah Haji (BPIH) ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah
sosialisasikan kepada instansi yang terkait dan pada akhirnya akan menjadi
melalui bank syariah atau bank umum nasional yang ditunjuk oleh Menteri.
80
Setelah mengatur dan merumuskan biaya penyelenggaraan ibadah
prosedur dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Dalam hal kuota
(OKI) ke -17 di Amman tahun 1987, tentang prosedur dan peraturan khusus
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Untuk itu, segala
70
Kementerian Agama RI, 2010. Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh, hlm. 6
81
hal yang mendukung terwujudnya tujuan tersebut harus diupayakan
tata cara ibadah haji di Tanah Air dan Arab Saudi. Ruang lingkup
dan panduan di Arab Saudi agar jamaah haji dapat melaksanakan ibadah
haji dengan tertib, lancar, aman, dan nyaman sesuai tuntunan syariat.
memungut biaya tambahan dari jamaah haji di luar BPIH yang telah
ditetapkan. Dalam ketentuan ayat (2), akomodasi bagi jamaah haji harus
82
Madinah dilakukan melalui majmuah (service group atau kelompok
71
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan ....Ibid.
83
standar gizi yang memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, dan
supervisi/konsultan hukum.
haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan PIH, dilakukan oleh
Kesehatan Haji Daerah (TKHD) oleh gubernur atau bupati /walikota. Tim
84
KesehatanHaji Indonesia adalah petugas yang menyertai jamaah haji dalam
jamaah haji. TKHI yang lulus seleksi ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
72
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan ....Ibid.
85
mengatur PIHK. Disebut khusus karena sesuai Pasal 38 (1) dan (2) UU
Arabia sesuai ketentuan wajib melindungi setiap warga negara Indonesia yang
ibadahnya agar menjadi haji yang mabrur. Apalagi setiap jamaah haji
73
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan ....Ibid.
86
mengkoordinasikan dan mengendalikan serta mengevaluasi operasional
haji Indonesia. Namun realitanya dari tahun ke tahun jumlah pelibatan unsur
TNI/Polri tersebut sangat sedikit dibanding beban tugas yang harus dihadapi di
lapangan.
ditentukan hanya dari banyaknya jumlah petugas dari unsur TNI/Polri, tetapi
(2) Strategi perlindungan yang efektif dan efisien diterapkan pada setiap fase
ibadah
Arab Saudi.75
74
M. Samidin Nashir, Strategi Jaring Laba-Laba dalam Perlindungan Jamaah Haji, Opini dalam
Buletin KPHI, (Jakarta, KPHI, Voume 1, 2014), hal. 17-18, http://kphi.go.id/buletin/
48Buletin%20KPHI% 20edisi %201.pdf
75
M. Samidin Nashir, Strategi Jaring Laba-Laba....Ibid.
87
Strategi Perlindungan dan Pengamanan Jamaah Haji Pelibatan secara
formal unsur TNI/Polri dalam PPIH Arab Saudi terjadi sejak musim haji tahun
2005 yang melibatkan 30 orang perwira menengah. Saat itu fokus penanganan
Muaisim hingga Jamarat dan bagaimana menangani jamaah tersesat jalan yang
Provinsi Bengkulu; Unsur Pimpinan (Ketua, Wakil Ketua I, II, III, dan IV).
II, dan III); Unsur pelaksana teknis (seksi akomodasi, eksi transportasi,
seksi keamanan, seksi konsumsi, seksi kesehatan, seksi Humas, dan seksi
sekretariat).
88
Tugas pokok Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Provinsi
terkait.
Panitia ini pada tahun ini mengadakan rapat lebih dari 5 kali. Sejak
bulan mei, mereka telah mengadakan rapat, di mulai dari rapat persiapan,
76
Wawancara dengan Zahdi Tahir, 8 Nopember 2015.
89
dalam hal Penyelenggaraan pemberangkatan dan pemulangan calon
Haji, baik kepada Gubernur Bengkulu maupun kepada Menteri Agama RI,
kepada Menteri Agama melalui Dirjen PHU. Wakil Ketua I, bertugas dalam
tugas kepada ketua. Wakil Ketua II bertugas dalam membantu ketua dalam
ketua.
dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada ketua. Wakil Ketua IV, bertugas
90
dalam membantu ketua dalam mengkoordinasikan dan mengendalikan
ketua.
91
Unsur pelaksana terdiri dari: seksi akomodasi, transportasi, keamanan,
Bengkulu.
asrama haji Padang, mengurus tiket kapal calon jamaah dan kendaraan,
haji, menjaga keamanan dan ketertiban calon jamaah haji selama berada di
92
jamaah haji baik pada saat pemberangkatan dan pemulangan, memberikan
93
mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas ke tatausahaan dan tugas-tugas
tahun 1436 H/2015 M yang dihadiri seluruh unsur PPIH; rapat pemantapan
seluruh PPIH, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Pol PP, PJR Polda
Dari rapat ini dirumuskanlah pembagian tugas PPIH, agar seluruh panitia
94
yang prima bagi jamaah haji Provinsi Bengkulu sesuai dengan rencana dan
Padang.
Haji Daerah (TPHD) dan 15 petugas kloter dibiayai ongkos Pulang Pergi
pada tanggal 30 Agustus, dengan 455 CJH. Terdiri dari CJH Kota
95
pemberangkatan kedua pada 31 Agustus dengan CJH sebanyak 455 CJH.
Sebanyak 158 CJH diantaranya berasal dari Bengkulu Utara, 140 CJH
397 orang yang akan digabung dengan sebanyak 58 CJH Padang terdiri dari
102 CJH Bengkulu Selatan, 6 orang CJH Kota Bengkulu dan 184 CJH
asrama haji yang memiliki sebanyak 150 tempat tidur dan 300 unit lagi di
Tahun 2013. "Mulai tahun ini jamaah calon haji Bengkulu tidak perlu
96
penyambutan Surat Keputusan Embarkasi Haji Antara dari Gubernur
77
Azwar, Pemberangkatan Haji Di Embarkasi Antara Bengkulu Berjalan Lancar, dalan
antaranews.com, 17 September 20131, http://www.antaranews.com/print/387510/bandara-fatmawati-
jadi-embarkasi-haji-antara
97
koordinator urusan haji No. 113/09/HK/2007 ditetapkansebesar Rp.
Rp.75.000,-. Namun demikian ada juga jamaah haji yang ikut Kelompok
ditanggung oleh KBIH itu sendiri, baik pemeriksaan kesehatan haji tahap
98
kemudahan dalam mengkoordinasikan pelaksanaan ibadah Haji secara
bilateral dengan Pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1950. Kerjasama kedua
negara ini meliputi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan
tahun merupakan pengirim jemaah haji terbanyak di dunia. Hal ini tentu saja
yang dimana Arab Saudi merupakan negara yang merupakan tempat sakral
dan dihormati karena di negara tersebut Islam pertama kali disebarkan, dan
78
Idmah Amaliah Mustainah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji Indonesia dan Malaysia
2005-2010, Skripsi, (Makassar, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, 2012), hal. 6.
99
Pemerintah Arab Saudi juga, setiap tahunnya, senantiasa memberikan
melaksanakan ibadah Haji. Akan tetapi permasalahan terus terjadi tiap tahun,
Sebagai anggota masyarakat bangsa sudah sepantasnya apabila dewasa ini kita
tidak satupun negara di dunia yang benar-benar dapat hidup terasing karena
100
keseluruhannya merupakan interaksi antar aktor dengan segala motivasinya.
kewajiban dan merupakan pelaksanaan dari rukun islam kelima yang wajib
dilaksanakan minimal satu kali seumur hidup bagi yang mampu. Hubungan
yang dimana kedua negara ini memiliki hubungan persahabatan yang baik
101
Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Kerajaan Arab
Besar untuk Kerajaan Arab Saudi di Jeddah pada 1964. Kedutaan Besar
secara resmi mendirikan Kedutaan Besar di Jakarta pada 1955. Sejak itu,
hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi tetap erat, kuat, dan bersahabat
sampai saat ini. Pada Agustus 2008, delegasi dari kedua negara sahabat telah
79
Idmah Amaliah Mustainah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji....Ibid.
102
Kerjasama dibidang budaya antara Indonesia dan Arab Saudi juga
tercipta dengan baik terutama dalam persoalan pendidikan dan agama islam.
terjemahan Indonesia. Selain itu hubungan Indonesia dan Arab Saudi terjalin
mengeluarkan kebijakan bahwa mulai tahun 1430 H/ 2009 M ini hanya paspor
103
pada tahun 1431 H/ 2009 yang akan datang. Permohonan Depertament Luar
Negeri untuk penambahan pegawai setempat KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah
(SATKER) yang kuat dan dipimpin oleh pejabat setingkat eselon dua dan
Staf Teknis Haji yang selama ini ditugaskan juga sebagai Ketua
Penyelenggara Haji di Arab Saudi akan lebih difokuskan pada tugas pokok
dan fungsinya sebagai staf KJRI Jeddah, yaitu melakukan diplomasi haji dan
di Arab Saudi sejak dari persiapan sampai selesainya musim haji pada tahun
berjalan.
setiap tahunnya diatur dengan suatu MoU yang ditandatangani oleh Menteri
104
Agama RI dengan Menteri Urusan Haji Arab Saudi. Pelayanan
tahun ke tahun.
Talimatul Haj. Misalnya, mulai tahun 2009 Pemerintah Arab Saudi dalam
ibadah haji pada awalnya menggunakan paspor khusus haji yang dikeluarkan
Arab Saudi mengeluarkan kebijakan yang menetapkan bahwa Jemaah haji dari
seluruh negara yang akan menunaikan ibadah haji harus menggunakan paspor
80
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji, Opini dalam Buletin KPHI,
(Jakarta, KPHI, Voume 2, 2014), hal. 30.
105
Pada 6 Juni 2013 Pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan
pemotongan kuota haji 20 persen tanpa terkecuali untuk setiap negara di dunia
menjadi 22.000 jamaah per jam. Selain itu, fasilitas tawaf temporer hanya
dan fasilitas tawaf selama tiga tahun akan menambah kapasitas menjadi
haji, jumlah jamaah haji dan petugas haji Indonesia ikut dipotong 20 persen.
Dampak lebih lanjut, antrean jamaah haji Indonesia semakin panjang. Untuk
secara penuh. Melalui sistem e-hajj ini, setiap jamaah haji mendapatkan
dengan yang tertera di dalam dokumen visa melalui sistem yang terintegrasi.
dan pelayanan diberikan sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku.
106
Penerapan sistem e-hajj akan berpengaruh pada penyesuaian kebijakan
disiapkan lebih awal (Rabiul Awal), sehingga permintaan input data jamaah ke
Madinah dengan sistem sewa satu musim atau sewa pada tanggal tertentu
jamaah haji agar mematuhi batas waktu kedatangan dan keberangkatan serta
Kerajaan Arab Saudi adalah hari ke-25 bulan Zulkaidah setiap tahun Hijriah
sesuai kalender Ummul Qura, dan bahwa batas waktu kedatangan dan
keberangkatan.81
perbatasan Kerajaan Arab Saudi adalah akhir bulan Zulkaidah setiap tahun
81
Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi, at-talimat al- Munazzamah Li asy-Syuuni al-haj,
Terjem. Peraturan Urusan Haji, (Arab Saudi: Kementerian Haji), hal. 17.
107
menurut kalender Ummul Qura, dengan memperhatikan agar disiplin dengan
jalan-jalan yang telah ditentukan untuk jamaah haji untuk menuju ke Makkah
atau Madinah. Adapun jamaah haji yang tiba dengan pesawat terbang
(Bandara KAAIA Jeddah dan Bandara AMAIA Madinah) dan dengan kapal
laut rnelalui Pelabuhan Islam Jeddah, batas waktu terakhir untuk kedatangan
rnereka adalah berakhirnya hari ke-4 bulan Zulhijah setiap tahun. Khusus
untuk Pelabuhan Islam Jeddah berakhir pada hari pertama bulan Zulhijah.
Zulhijah setiap tahun. Batas waktu terakhir untuk keberangkatan jamaah haji
5 bulan Zulhijah. Batas waktu terakhir untuk keberangkatan jamaah haji dari
Taklimat haji juga mengatur para jemaah haji agar disiplin dan
108
pemberangkatan jamaah haji untuk melontar jamarat pada dasarnya tergantung
kepada pengaturan keluarnya jamaah haji sesuai dengan jumlah tertentu dan
kepadatan.
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang bersifat fardhu ain bagi individu
muslim yang mampu. Peraturan mengenai penyelenggaraan ibadah haji diatur melalui
ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain
Pada bagian ketiga tentang hak jemaah haji pasal 7 diungkapkan bahwa jemaah
Ibadah Haji, yang meliputi: (1) pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya,
baik di tanah air, di perjalanan, maupun di Arab Saudi; (2) pelayanan akomodasi,
Negara Indonesia; (4) penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan
109
untuk pelaksanaan Ibadah Haji; dan (5) pemberian kenyamanan transportasi dan
pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi, dan saat kepulangan ke tanah air. 82
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.83Majelis Ulama
Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404/Maret 1984
Islam perlu memahami betapa besar dan luas masalah yang dihadapi oleh
pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah RI dalam usaha melayani dan menyediakan
kemudahan bagi kepentingan jamaah haji yang jumlahnya tiap tahun semakin besar
yang harus dijalani dalam waktu yang bersamaan dan dalam lingkungan alamiah
Atas kondisi ini, Majelis Ulama Indonesia menghimbau tiga hal kepada Umat
Islam Indonesia yang sudah melaksanakan haji. Pertama, menghayati bahwa ibadah
haji itu diwajibkan hanya sekali seumur hidup dan dengan syarat istithaah dalam
arti yang luas. Kedua, memberi kesempatan pada mereka yang belum menunaikan
ibadah haji terutama kepada keluarga yang belum haji. Ketiga, kepada umat Islam
yang sudah beberapa kali melaksanakan ibadah haji akan lebih bermanfaat bila dana
yang tersedia itu disalurkan untuk amal/jariyah yang dapat dirasakan manfaatnya
82
Susilo Bambang Yudhoyono, Undang-Undang, (Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia,28 April 2008, hal. 41-41.
83
UMH, Tanya Jawaban Pertanyaan Seputar Haji, dalam umrohhajimabrur.com, Diakses 1
Oktober 2015, http://umrohhajimabrur.com/tanya-jawab-seputar-haji.html#
84
Ibrahim Hosen, Ibadah Haji hanya Sekali dalam Seumur Hidup, Himpunan Fatwa Majelis
Ulama Indonesia, (Jakarta: MUI, Jakarta, 7 Maret 1984 M), hal. 178-179.
110
oleh umum disamping mendapat pahala yang terus mengalir bagi yang
melaksanakannya.
Pelayanan yang diberikan oleh Biro Perjalanan Haji dan Umrah tersebut,
mencakup empat aspek. Pertama, menerima pendaftaran dan melayani jamaah haji
hanya yang menggunakan paspor haji. Kedua, memberikan bimbingan ibadah haji.
melayani jamaah haji sesuai dengan perjanjian yang disepakati antara penyelenggara
Tahapan pelaksanaan ibadah haji paling awal yang harus diikuti oleh calon
Peraturan Menteri Agama No. 6 tahun 2010 pasal 5 ayat 1 meliputi beberapa
langkah. Pertama, calon jemaah haji mengisi Surat Permohonan Pergi Haji (SPPH)
menyerahkan persyaratan.
85
Susilo Bambang Yudhoyono, Undang-Undang, (Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia,28 April 2008, hal. 41-41.
86
Menurut Peraturan Menteri Agama no. 6 tahun 2010 pasal 3, persyaratan pendaftaran bagi WNI
adalah sebagai berikut: a. Beragama Islam; b. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari dokter. c. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; d. Memiliki kartu
keluarga. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri
untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
111
Kedua, persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) calon jemaah
haji harus menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3X4 cm sebanyak 10 lembar dengan
latar belakang warna putih. Ketiga, caIon jernaah haji menerima lembar SPPH yang
Menteri Agama sebesar Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dan jemaah
haji khusus sebesar USD 4,000.00 melalui BPS BPIH untuk mendapatkan nomor
porsi.
Menteri Agama dan mendapatkan nom or porsi bagi calon jemaah haji, BPS BPIH
mencetak lembar bukti setor awal BPIH sebanyak 5 rangkap. Keenam, lembar bukti
foto 3 X4 cm dengan peruntukan: (1) Lembar pertama (asli) untuk calon jemaah
haji; (2) Lembar kedua untuk BPS BPIH; (3) Lembar ketiga untuk Kantor
Kementerian Agama; (5) Lembar kelima untuk Kantor Kementerian Agama Pusat
keempat dan kelima bukti setoran awal BPIH ke Kantor Kementerian Agama
haji khusus. Kedelapan, pelaporan dan penyerahan lembar bukti setoran awal BPIH
112
sebagaimana dimaksud pada huruf g, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
pembayaran setoran awal BPIH. Untuk menunaikan ibadah haji, setiap muslim
Kabupaten/Kota setempat.
Calon jemaah haji mendapatkan SPPH. SPPH adalah surat pendaftaran pergi
haji, surat ini didapatkan ketika calon jemaah ingin mendaftar sebagai jemaah haji di
Kantor Kementerian Agama Kab/Kota setempat. Saat ini telah berlaku waiting list.
Waiting list adalah daftar tunggu jemaah haji yang akan diberangkatkan ke Arab
Saudi.
Calon jemaah haji mendapatkan nomor porsi. Nomor porsi adalah nomor urut
jemaah haji berhak mendapatkan nomor porsi dan masuk dalam waiting list
keberangkatan.
Ibadah Haji. Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji atau sering
disebut BPS BPIH adalah bank yang ditunjuk menteri agama setelah mendapatkan
awal dan pelunasan BPIH dan menyetorkan pembayaran BPIH ke rekening Menteri
Agama sesuai BPIH. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut
BPIH, adalah sejumlah dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan
113
Setoran awal harus berjumlah minimal Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta
rupiah). Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 6 Tahun 2010 tentang
prosedur dan persyaratan pendaftaran haji telah ditetapkan pada pasal 5 ayat 1 point
Setoran awal harus berjumlah minimal Rp 25.000.000 (dua puluh lima juta
rupiah). Hal ini didasarkan Peraturan Menteri Agama No. 6 Tahun 2010 tentang
prosedur dan persyaratan pendaftaran haji telah ditetapkan pada pasal 5 ayat 1 point
pendaftaran haji yang panjang, salah seorang informan penelitian, M. Zahdi Tahir
waktu, ke bank tempat penyetoran dua kali, dan datang ke Kemenag (Siskohaj) dua
Jemaah haji dapat diberangkatkan ketika nomor porsi yang dimilikinya masuk
dalam kuota keberangkatan tahun berjalan, dan telah melunasi setoran BPIH sesuai
87
UMH, Tanya Jawaban Pertanyaan Seputar Haji, dalam umrohhajimabrur.com, Diakses 1
Oktober 2015, http://umrohhajimabrur.com/tanya-jawab-seputar-haji.html#
88
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
114
pemeliharaan kesehatan. Jamaah haji juga pembinaan Ibadah Haji berupa
Haji.
mengetahui status kesehatan dan kemampuan fisik jemaah haji serta kemungkinan-
haji. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah pemeriksaan yang dilakukan calon
jemaah haji.
dalam pengelolaan proses pengecekan kesehatan calon jamaah haji, yakni masih
kesehatan bisa melalui dokter pribadi atau tim dokter yang khusus ditugaskan
Jamaah haji dikoordinasikan oleh ketua regu. Tugas ketua regu mengkoordinir
jemaah yang terdapat dalam kelompok regunya. Ketua regu adalah jemaah yang
dipercaya dalam kelompok regu untuk memimpin regunya. Regu adalah kelompok
kecil yang dibentuk dibawah rombongan, jika rombongan terdiri dari 45 orang,
maka regu ini merupakan kelompok terkecil jemaah haji yang terdiri dari 11 orang
89
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
115
Dalam pelaksanaan haji juga ditetapkan ketua rombongan. Ketua rombongan
kelompok ini juga disebut kelompok besar yang terdiri dari 45 orang.
Dalam pengelolaan haji ada institusi yang bernama BPAH (Badan Pengurus
Asrama Haji) Badan ini bertugas untuk mengelola asrama haji. Peserta haji akan
mendapatkan SPMA, yaitu Surat Panggilan Masuk Asrama, surat ini diberikan
TPIH. TPIH adalah Tim Pembimbing Ibadah Haji, TPIH merupakan petugas
operasional yang menyertai jemaah haji. Dalam pengurusan haji juga melibatkan
penyakit jemaah haji dan menyehatkan lingkungan disekitar jemaah haji. Dalam
menjaga kesehatan para calon jemaah haji diangkat TKHI. Tim Kesehatan Haji
bertugas sebagai ketua kloter, memandu serta membina jemaah haji. TPHI adalah
Tim Pemandu Haji Indonesia, TPHI merupakan petugas operasional yang menyertai
jemaah.
116
Dalam menyertai jamaah haji juga diarahkan oleh petugas non-kloter. Petugas
non-kloter adalah petugas operasional ibadah haji yang tidak menyertai jemaah
dalam kelompok terbang. Petugas kloter adalah petugas operasional ibada haji yang
Arab Saudi.
jamaah haji dikelompokkan dalam 1 regu dan setiap 4 regu (44 orang)
Calon jamaah haji yang telah terdaftar dan ditetapkan akan berangkat pada
tahun tersebut memperoleh perbekalan berupa: buku paket yang terdiri atas:
panduan perjalanan haji, bimbingan manasik haji, dan hikmah ibadah haji, serta doa
dan zikir haji; satu buah koper; dan atu buah tas jin.
Jika terjadi pembatalan dan pengembalian BPIH maka tata caranya dilakukan
BPIH-nya.
117
Tata cara pelunasan BPIH dengan dilaksanakan dengan serangkaian
Penerima Setoran BPIH tempat menabung untuk melunasi BPIH dengan membawa
Bukti Setoran Awal BPIH dan pas photo ukuran 3 x 4 sebanyak lima lembar untuk
ditempel pada Bukti Setoran Lunas BPIH. Kedua, petugas BPS BPIH
kesesuaian data yang tertera dalam Bukti Setoran Awal dengan data SISKOHAT.
Keempat, calon Jamaah Haji menerima lembar Bukti Setoran Lunas lembar
pertama bermaterai Rp. 6000,-. lembar kedua, ketiga dan keempat. Selanjutnya
Calon Jamaah Haji segera ke Kantor Kemenag Kab/ Kota selambat-lambatnya 7 hari
kerja dari tanggal pelunasan, dengan menyerahkan Bukti setoran Lunas tersebut.
pelunasan dari Calon jamaah haji dan calon Jamaah haji Tanda Bukti Laporan
90
Mazhusada Herya L, Tata Cara Pelunasan BPIH Tahun Berjalan dalam kbiharofah
malang.com, Diakses 31 Oktober 2015, http://www.kbiharofahmalang.com/info-tata-cara-pelu nasan-
bpih-tahun-berjalan.html
118
Pelunasan BPIH. Jemaah haji yang berhak melunasi BPIH adalah jemaah haji yang
memiliki nomor porsi yang masuk dalam alokasi porsi provinsi dan atau porsi
Kabupaten bagi wilayah yang porsinya dibagi per Kabupaten. Dia belum pernah
menunaikan ibadah haji, telah berusia 18 tahun keatas atau sudah menikah serta
(BPIH) Reguler Tahun 1436H/2015M. PMA ini mengatur bahwa pembayaran BPIH
dimulai pada 1 30 Juni 2015. Apabila sampai dengan tanggal 30 Juni 2015 kuota
jamaah haji tidak terpenuhi, pembayaran BPIH diperpanjang dari 7 13 Juli 2015.
Jika sampai tanggal 13 Juli kuota jamaah haji tidak terpenuhi, maka sisa kuota haji
dengan nomor urut porsi berikutnya sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja sebelum
Adapun tentang kriteria jamaah yang berhak melakukan pelunasan pada fase 1
30 Juni (tahap 1), Menag menjelaskan bahwa itu diperuntukkan bagi jamaah haji
yang telah memiliki nomor porsi dan masuk dalam alokasi kuota provinsi atau
menunaikan ibadah haji; 2) telah berusia 18 tahun atau sudah menikah, terhitung
91
Affan Rangkuti, Pelunasan BPIH Reguler Mulai 1 Juni dalam haji.kemenag.go.id,
Dipublikasikan 30/05/2015, Diakses 23 Oktober 2015, http://haji.kemenag.go.id/v2/content /peluna
san-bpih-reguler-mulai-1-juni
119
pada tanggal 21 Agustus 2015; 3) jemaah lunas tunda yang berstatus belum pernah
haji; dan 4) jemaah haji nomor porsi berikutnya berdasarkan data Siskohat sebanyak
5% yang berstatus belum haji dan masuk daftar tunggu pada tahun 1437H/2016M
Untuk fase 7 13 Juli (tahap 2), pengisian sisa kuota diperuntukan bagi calon
kegagalan sistem pada saat pelunasan; 2) jemaah lunas tunda yang sudah berstatus
haji; dan 3) jemaah yang nomor porsinya masuk alokasi Tahun 1436H/2015M dan
Selain itu, jamaah haji lansia dan penggabungan suami/istri dan anak/orang
tua terpisah juga termasuk yang bisa melakukan pelunasan pada tahap 2, dengan
catatan usia jemaah lansia sudah 75 tahun per tanggal 21 Agustus 2015 yang sudah
mendaftar haji reguler paling lambat 1 Januari 2013. Jamaah lansia seperti ini dapat
Hal lainnya adalah jemaah haji penggabungan suami/istri dan anak/orang tua
kandung terpisah, dengan ketentuan jemaah yang digabung sudah melunasi BPIH,
jemaah haji yang menggabung sudah mendaftar haji reguler paling lambat 1 Januari
2013. Selain itu, jemaah lansia dan pendamping serta penggabungan suami/istri dan
anak/orang tua terpisah, terdaftar haji reguler dalam satu provinsi yang sama.92
92
Affan Rangkuti, Pelunasan BPIH Reguler Mulai 1 Juni dalam haji.kemenag.go.id,
Dipublikasikan 30/05/2015, Diakses 23 Oktober 2015, http://haji.kemenag.go.id/v2/content /peluna
san-bpih-reguler-mulai-1-juni
120
A. Tata Kelola Haji: Idealitas dan Realitas
ibadah haji berkewajiban menyiapkan dan menyediakan segala hal yang terkait
dengan penetapan BPIH, pembinaan ibadah haji, penyediaan akomodasi yang layak,
khusus dilaksanakan oleh penyelenggara ibadah haji khusus yang telah mendapat
ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah.
muncul permasalahan laten yang sejauh ini belum ditemukan solusinya secara
efektif. Problematika yang selalu muncul adalah mulai dari pendaftaran haji, biaya
haji, akomodasi dan transportasi jamaah haji, pengelolaan dana haji (Dana Abadi
Ummat ) hingga gagalnya sejumlah calon jamaah haji plus berangkat ke tanah suci.
121
Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dari masyarakat luas tentang standar
peningkatan sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji
selama ini dinilai masih belum efektif. Undang Undang tentang Penyelengaraan
Ibadah Haji belum secara tegas memisahkan antara fungsi regulator, operator dan
evaluator. Selama ini tiga fungsi tersebut masih dimonopoli oleh Kementrian Agama
sehingga ketika fungsi fungsi tersebut terpusat di satu titik maka peluang abuse of
integrasi terendah (versi KPK tahun 2011) oleh karena itu munculnya gagasan untuk
tentang Penyelengaraan Ibadah Haji, merupakan respons positif dan rasional bagi
upaya perbaikan sistem penyelenggaraan haji yang lebih baik, professional dan
akuntabel.93
93
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Hajidalam sangpencerah.com, Diakses
25 September 2015, http://www.sangpencerah.com/2013/09/problematika-penyelenggaraan-ibadah-
haji.html
122
Persoalan-persoalan di atas peneliti konfrotir dan konfirmasikan kepada
di atas, salah seorang informan kami yang kebetulan menjabat sebagai Kabid Haji
meluruskan sebagian krititan yang lain. Menurut M Zahdi Tahir, terungkap bahwa
munculnya problem haji berakar dari fakta bahwa haji merupakan ibadah yang pelik
Dikatakan Zahdi:
Orang-orang luar kadang-kadang memandang ada aneh dalam ibadah haji. Orang
tidak shalatpun, tidak puasapun ingin menunaikan haji. Asal merasa mampu atau
kuat membayar.94
Menurut Zahdi, regulasi yang mengatur tata kelola haji sudah lengkap. Bahkan
Soviet seperti Bosnia, Uzbekistan dan lain-lain. Mereka belajar dalam hal koper
haji.95
pelaksanaan ibadah haji seringkali bersumber dari diri calon jamaah haji itu sendiri.
Para jamaah merasa sudah paham dan mengerti proses ibadah haji, padahal
94
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
95
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
123
sebenarnya belum mengerti sehingga dalam pelaksanaannya sering tidak mematuhi
informan yang lain, Hifzon. Pria yang beberapa kali menjadi petugas haji menilai
manajemen dan administrasi haji dengan menerapkan sistem online sudah berjalan
baik. Begitu pula dengan proses pengelolaan kesehatan sudah berjalan baik.97
agar bubar atau semrawut. Kita sudah memilik pengalaman pahit tentang
swastanisasi haji. Pada tahun 1960-an, pelaksanaan haji kacau. Ketika jamaah ada
masalah seperti terlantar atau sakit tidak ada yang ngurus. Selain itu akan terjadi
kekacauan dalam pendaftaran haji dan pemberangkatan haji. Hal ini disebabkan
Haji, dinilai tidak cukup serius dan profesional untuk memenuhi jaminan tersebut.
akan tetapi tidak pernah sepi dari masalah: mulai lolosnya jamaah haji yang hamil,
96
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
97
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
98
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
124
tidak ramah dan tidak di tempat bila dibutuhkan, penipuan yang dilakukan oknum
petugas atau penyelenggaraan ibadah haji khusus, ongkos haji yang terus naik,
jamaah haji batal berangkat, hingga seperti peristiwa tahun 2006 terjadinya
tertuduh, bahwa kendati setiap tahun ada evaluasi penyelenggaraan ibadah haji pada
melakukan perbaikan-perbaikan.
yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 34 tahun 2009 bahwa yang
Pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama dengan dibantu oleh instansi terkait.
Diungkapkan oleh Zahdi, sejauh ini tidak ada tumpang tindih tentang
pembagian tugas antara regulator, operator dan evaluator dalam pengelolaan haji.
Fungsi regulator dilaksanakan oleh DPR RI, operator dijalankan oleh Pemerntah
dalam hal ini Kemenag RI dan evaluator adalah KPHI (Komisi Pengawasan Haji
evaluator dalam pengelolaan haji, IPHI mengusulkan perlunya dibentuk Badan Haji
125
Indonesia (BHI).99Tugas BHI antara lain menetapkan BPIH, menerima pendaftaran
jemaah haji, melakukan pengelolaan keuangan dan asset haji. Dalam pelunasan
BPIH misalnya perlu disetorkan kepada BHI sebagai operator, bukan ke Kemenag
jawab Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI. 100KPHI
rangka pelaksanaan penyelenggaraan ibadah Haji, dalam hal ini Direktorat Jenderal
99
IPHI mengusulkan pembentukan badan khusus yang bernama Badan Haji Indonesia disingkat
BHI. Di tingkat pusat bernama BHI dan di tingkat provinsi BHI Daerah Provinsi, di tingkat
kabupaten/kota BHI Daerah Kabupaten/Kota, serta BHI Arab Saudi.
100
Susilo Bambang Yudhoyono, Undang-Undang, (Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia,28 April 2008, hal. 8.
126
nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini adalah Menteri
Zahdi menegaskan:
kewajiban dan hak-hak antara ranah pemda dengan ranah Kanwil Kemenag. Sejauh
ini, pemda merasa yang bertanggung jawab terhadap operasionalisas pelayanan haji.
Hal ini dimotivasi oleh pemikiran bahwa anggaran DIPA berasal dari mereka,
bertanggung jawab terhadap pelayanan haji di Provinsi. Akan tetapi tidak harus
Besarnya kuota jamaah haji yang diberikan oleh Kerajaan Saudi Arabia
kepada Indonesia ternyata tidak mampu mengakomodir jumlah calon jamaah haji
yang ingin berangkat ke tanah suci. Hal ini berimbas semakin membengkaknya
daftar tunggu (waiting list) calon jamaah haji Indonesia yang kini mencapai sekitar
1,9 juta orang sementara kuota haji Indonesia setiap tahunnya hanya berkisar
210.000 orang.
101
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
127
Kuota haji ditetapkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dan dituangkan
dalam MoU antara Pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi tentang Persiapan
Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun berjalan. Perhitungan kuota untuk setiap negara
mengacu pada Kesepakatan KTT OKI tahun 1986 di Amman, Jordan. Berdasarkan
KTT OKI itu kuota Jemaah suatu Negara yaitu 1:1000. Artinya dari 1000 muslim
maka jatahnya 1 orang. Saat ini Indonesia mempunyai sekitar 230 juta penduduk
dengan sekitar 200 juta penduduk muslimnya. Dengan rumus OKI itu maka kuota
haji Indonesia berkisar pada 200.000 jemaah, yang kemudian dibagi lagi 194.000
Semenjak tahun 1986, pembatasan kuota haji untuk tiap Negara tidak pernah
penduduk itu sebetulnya jatah tiap Negara bisa bertambah (atau bahkan berkurang).
Hal ini dilakukan agar pemerintah Saudi dapat memberi pelayanan yang baik
untuk jutaan umat muslim seluruh dunia yang datang secara serentak tersebut.
Kuota yang terbilang sedikit dibandingkan jumlah penduduk Indonesia ini, membuat
kita tidak bisa setiap saat bias berangkat ke Tanah Suci. Saat ini antrian untuk
berangkat haji sudah mencapai lebih dari 7 tahun. Bahkan di beberapa provinsi
sudah mencapai 10 tahun atau lebih. Antrian kian tahun makin panjang dan semakin
102
Aljazira Travel, Haji Indonesia dan Kuota, dalamhttp://www.aljaziratour.net/, Diakses 27
September 2015, http://www.aljaziratour.net/2015/01/haji-indonesia-dan-kuota.html
128
banyaknya umat muslim di Indonesia ingin melaksanakan ibadah haji, membuat
umat muslim memilih untuk melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu ke Tanah
Suci.
Kuota haji adalah jumlah jemaah yang dapat dilayani dalam setiap kali
penyelenggaraan haji. Jemaah tidak dapat langsung berangkat ke tanah suci untuk
menjalankan ibadah haji. Karena kuota haji yang terbatas maka pendaftaran dan
pemberangkatan jemaah haji menggunakan konsep first come first serve, maka
jemaah yang baru mendaftar akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu hingga nomor
porsi yang dimiliki jemaah tersebut masuk dalam alokasi porsi provinsi pada tahun
penyelenggaraan.
Menurut Zahdi Tahir, ketentuan masa tunggu bagi pendaftar Haji sudah sesuai
dengan mekanisme yang telah diatur.103 Berdasarkan KTT OKI, kuota normal
jemaah haji Indonesia 2015 berjumlah 211.000 orang, terdiri atas 194.000 kuota
jemaah haji reguler dan 17.000 kuota jemaah haji khusus. "Karena ada kebijakan
pemotongan kuota sebesar 20 persen untuk seluruh negara pengirim jemaah haji
sehingga sejak tahun 2013 kuota jemaah haji Indonesia menjadi 168.800 orang
terdiri atas 155.200 kuota haji reguler dan 13.600 kuota haji khusus.
informan. Menurut salah seorang informan, Hifzan terungkap bahwa masih dijumpai
kasus eksodus (pendaftar haji antar propinsi, antar kabupaten dalam propinsi)
103
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
129
dikarenakan faktor membayar. Sebaiknya dihindari pendaftaran yang berbau
riswah.104
Menanggapi fenomena eksodus haji ini, informan yang lain, Rozian Karnedi
banyak eksodushaji. Ternyata, banyak orang ataupun warga dari luar Provinsi
perbatasan masih sangat banyak sekali. Saya sendiri pernah melakukan wawancara
dan dialog bahwa mereka benar-benar eksodus. Saya temukan di lapangan mereka
cendrung tidak mau berkumpul bersama jamaah Bengkulu, bahkan mereka meminta
Kata Rozihan:
104
Wawancara dengan Hifzhan, 12 Oktober 2015.
105
Wawancara dengan Zulkardain Dali, 13 Oktober 2015.
106
Wawancara dengan Rozihan, 12 Oktober 2015.
130
Berkaitan dengan evaluasi pola pendaftaran haji, peneliti menanyakan
informan yang lain, Rizkan Syahbudin. Pria yang pernah beberapa kali menjadi
petugas haji menilai bahwa pendaftaran haji melalui siskohaj yang sudah disiapkan
tingginya jumlah pendaftar yang tidak sebanding dengan kuota terbatas. Kondis ini
yang memicu para calon jamaah haji yang tidak bisa mendaftar di daerahnya
cenderung berupaya dengan berbagai cara untuk dapat mendaftar di daerah lain
(provinsi). Dari sinilah pangkal mula terjadinya eksodus jamaah haji. 107
Menurut informan yang peneliti temui, Hifzan, perlu skala prioritas pada usia
jamaah haji, Calon jemaah haji yang berusia lanjut, 70 tahun keatas perlu
diutamakan.
Perlu disempurnakan data base pendaftaran haji sehingga ada pengawasan secara
ketat melalui check list, calon peserta haji yang sudah pernah haji atau belum
haji. Data di seskohaj harus ketat sehingga dapat mengontrol kepastian siapa
calon jamaah yang belum haji dan peserta yang sudah haji.108
Pernyataan senada juga muncul dari informan, Zulkarnain Dali, Ia sepakat kalau
107
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
108
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
131
Pandangan senada juga dikemukakan oleh Rozihan. Ia melihat daftar tunggu
jamah haji sangat panjang. Perlu diusulkan agar calon jamah yang berusia lanjut
sebaiknya dicarikan solusinya agar bisa berangkat duluan. Utamakan yang tua-tua
dahulu. Meskipun sistim yang ada akan sulit mengakomodir namun perlu dicari
solusi. Agar jangan sampai ada calon jamaah yang keburu meninggal dunia
sebelum haji.109
pendaftaran haji secara profesional dengan tidak melihat faktor X (uang) dimulai
dari tingkat kades sampai ke camat. Dikatan Rizkan: Secara umum kualitas layanan
pendaftaran cukup baik. Hanya secara khusus masih ada yang harus diperbaiki,
Pemalsuan data KTP ini dikarenakan jamaah yang tidak bisa mendaftar di
daerah asalnya biasanya menumpang di daerah lain dengan memalsukan data KTP
seolah-oleh penduduk tetap. Kemenag tidak bisa berbuat banyak karena pembuatan
KTP menjadi kewenangan pemda yang dimulai dari tingkat desa, akan tetapi ketika
tunggu berakar dari praktik dana talangan haji yang diberikan oleh pihak perbankan,
panjangnya daftar antrean tunggu calon jamaah haji atau tingginya animo ummat
109
Wawancara dengan Rozihan, 12 Oktober 2015.
110
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
111
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
132
Islam untuk menunaikan ibadah haji. Kementerian Agama mensinyalir dengan
Dana Talangan Haji yang diberikan oleh Bank maka seseorang dapat mendaftar
untuk mendapatkan nomor porsi atau seat calon jamaah haji melalui bantuan
pinjaman dana dari Bank yang kemudian diangsur dalam kurun waktu tertentu.
kemampuan secara finansial sebagai salah satu syarat seseorang menunaikan ibadah
melarang penggunaan Dana Talangan Haji. Rencana larangan tersebut sebagai solusi
untuk mengurai daftar tunggu calon jamaah haji mendapat reaksi dari Majelis Ulama
Indonesia, melalui komisi fatwa MUI berpendapat Dana Talangan Haji itu
Haji sehingga tidak melanggar dari persfektif hukum syariah karena Dana Talangan
Haji juga diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan dan memilki aset
tidak dalam bentuk tunai serta dinilai memiliki sumber pelunasan Dana Talangan
Agama tentang Dana Talangan Haji sesungguhnya tidak akan berdampak signifikan
untuk mencari solusi terhadap keluhan calon jamaah haji yang ingun mendaftar
pendaftaran Haji karena selama ini calon jamaah haji harus melewati berbagai pintu
133
atau instansi dalam pengurusan dokumen pendaftaran haji sehingga kedepan
diharapkan bisa diterapkan one roof system untuk lebih mengefisensikan prosedur
pendaftaran haji.112
ibadah haji, tidak hanya secara finansial yang harus dipastikan berasal dari harta
sendiri yang baik dan halal, juga secara mental dan intelektual, seperti mampu
Menurut IPHI, dana talangan yang mendistorsi syarat istithaah haji harus
dihentikan dan digantikan dengan cara-cara yang edukatif dan halal secara syari
agar umat kembali kepada proses yang benar dan dibenarkan menurut ketentuan
dibuka sepanjang tahun, maka diperlukan moratorium selama beberapa tahun untuk
menata kembali sistem pendaftaran yang lebih baik sambil menentukan skala
prioritas pemberangkatan bagi calon yang berusia lanjut dan daerah yang sangat
112
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Hajidalam sangpencerah.com, Diakses
25 September 2015, http://www.sangpencerah.com/2013/09/problematika-penyelenggaraan-ibadah-
haji.html
113
Kurdi Mustofa, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan Solusinya dalam
iphi.web.id, Dipublikasikan, 29 Juni 2012, http://www.iphi.web.id/wp-content/uploads/ 2012/ 07/
PROBLEMATIKA-MANAJEMEN- PELAKSANAAN-HAJI.pdf
134
Setiap tahun Pemerintah menentukan Biaya Penyelengaraan Ibadah Haji
Madinah serta livingcost jamaah haji, sebelumnya setiap calon jamaah haji harus
menyetor awal dana tabungan haji ke Bank untuk mendapatkan porsi atau seat
kemudian melunasi sesuai besaran BPIH ketika jamaah haji tersebut berangkat.
Tabungan Haji dari setoran awal calon jamaah haji ini yang kini mencapai 40 triliun
rupiah dengan bunga rata rata 1 triliun rupiah yang dikelola oleh Kementrian
Agama dipergunakan untuk mensubsidi kebutuhan jamaah haji yang berangkat lebih
dahulu namun praktek ini minim sandaran hukumnya karena penggunaan bunga dari
tabungan jamaah haji juga tanpa persetujuan calon jamaah haji yang belum
berangkat serta besarnya bunga tabungan haji berpotensi rawan penyimpangan dan
pengelolaan Dana Abadi Ummat (DAU) yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari
penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber halal yang tidak mengikat. Ide ini
digagas ketika Menteri Agama dijabat oleh Tarmizi Taher dan saat ini diperkirakan
Dana Abadi Ummat tersebut mencapai 2,5 triliun rupiah, sesuai amanat pasal 47
memilih menempatkan DAU ini dalam bentuk sukuk (Surat Berharga Syariah
Negara/SBSN) berupa Suku Dana Haji (SHDI) hal ini diperburuk dengan pencatatan
135
dan pelaporan DAU yang belum transparan dan akuntabel apalagi Badan Pengelola
Dana Abadi Ummat secara ex officio masih dijabat oleh pejabat Kementrian Agama
umat perlu lebih trasparan. Diharapkan, keuntungan dari dana tersebut dapat
menjadi keringanan bagi setoran haji setelah dihitung berdasarkan mekanisme Bank
syariah.
pengelolaan dana penyelenggaraan ibadah haji yang berasal dari setoran awal
sejak waktu masuk porsi haji di Siskohat sampai waktu keberangkatan yang
bersangkutan.
tersebut, yaitu milik calon jamaah yang bersangkutan atau milik pemerintah selaku
penyelenggara ibadah haji. Status kepemilikan setoran awal pendaftaran haji ini
114
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah....Ibid.
115
M. Hudori Asrori, Rekonstruksi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji dalam Konteks
Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Jamaah Haji, Disertasi Universitas Diponegoro Semarang,
2011, hal. xii.
136
perjanjian hukum yang saling mengikat. Secara perdata, kedua-duanya, baik
efisiensi di dalam penyelenggaraan haji, yang ditampung dalam Dana Abadi Umat
(DAU). Jumlah dana yang berasal dari efisiensi penyelenggaraan ibadah haji, yang
ditampung dalam DAU adalah sangat besar. Sampai saat ini belum bisa digunakan,
DAU, dan sudah dibekukan sejak bulan Mei tahun 2005. Kebijakan untuk
pemikiran adalah ikrar dan keikhlasan Jamaah Haji sebatas pada pembiayaan
tidak ada suatu klausulapun yang dinyatakan oleh Jamaah Haji mengenai
kesepakatan pemanfataan sisa biaya penyelenggaraan ibadah haji, dan tidak ada
137
Keempat, para calon jamaah Haji dalam perkembangannya dapat menjadi
komoditas bisnis perbankan dengan tawaran sistem talangan haji. Dalam hal ini
untuk dapat mendaftarkan pergi haji sehingga segera mendapat porsi haji. Dengan
kata lain, bisnis perbankan menangkap kesempatan pasar yang bagus untuk
keinginan calon jamaah haji segera mendapatkan porsi haji agar tidak terlalu jauh
Menurut IPHI, bunga tabungan dari setoran awal yang selama ini dikuasai dan
haji sebagai haknya sehingga diharapkan dapat menutup kekurangan biaya yang
untuk pembiayaan penyelenggaraan haji, maka perlu dimintakan izin kepada calon
agar dana ini harus dikembalikan untuk kepentingan dan kemaslahatan umat. IPHI
dalam Rakernas X Tahun 2012 di Solo, 8-10 April 2012 merekomendasikan agar
Dana Abadi Umat diserahkan kepada Badan Wakaf Indonesia sebagai dana wakaf
138
Komisi Fatwa Se-Indonesia III MUI Tahun 1430 H/2009 M di Padang Panjang, 24-
26 Januari 2009.116
mengelola Dana Abadi Umat dengan sukses. Pengelolaan dana haji sudah dilakukan
Kemenag melalui Sukuk Proyek (SBSN PBS), yaitu berupa proyek revitalisasi dan
pengembangan asrama haji senilai Rp 200 miliar. Menteri Keuangan dan Menteri
Kesepahaman (MoU) tentang Penempatan Dana Haji dalam Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN).
dilakukan terkait pengelolaan dana haji dalam SBSN untuk revitalisasi dan
antara lain: Jakarta, Padang, dan Balikpapan. Proyek pengembangan asrama haji
melalui SBSN akan terus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya dengan akad ijarah
aset to be leased.117
116
Kurdi Mustofa, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan Solusinya dalam
iphi.web.id, Dipublikasikan, 29 Juni 2012, http://www.iphi.web.id/wp-content/uploads/ 2012/ 07/
PROBLEMATIKA-MANAJEMEN- PELAKSANAAN-HAJI.pdf
117
Musthafa Ibrahim Al-Mubarak, Catatan Sukses Haji 2013; dari tantangan kuota ke pelayanan
optimal, dimuat dalam http://haji.kemenag.go.id, Diakses 25 September 2015,
http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955359
139
dalam lelang sukuk negara di pasar perdana, dana haji diharapkan dapat memberikan
Dengan jumlah nominal dana haji yang terus meningkat, pilihan investasi bagi
dana haji juga akan semakin banyak dan nilai manfaatnya juga menjadi semakin
tinggi. Seiring dengan meningkatnya penempatan dana haji dalam sukuk negara,
jamaah, termasuk memiliki pesawat haji berbadan lebar, serta penjajakan investasi
dalam pengelolaan dana haji melalui penempatan pada instrumen investasi yang
aman, berbasis syariah, dan bebas resiko. Selain itu, juga memberikan imbalan
pengelolaan pembiayaan haji ditangani oleh bank BRI atau BNI dengan sistem: (1)
tabungan haji, (2) setoran awal, (3) pelunasan. Menurut informan yang peneliti
temui, Hifzan, pengelolaan pembiyaan haji sudah bagus. Dalam pandangan Hifzan,
140
masih jamaah yang menyetorkan BPIH ke Bank konvensional, karena dorongan
ingin cepat.
masih ada permasalahan dalam pengelolannya. Dana ini dulu dikelola oleh
Kementerian agama, tetapi kini juga digunakan untuk membiayai keluarga presiden,
keluarga wapres, DPR, dan Menhamkan. Mengapa ada kebijakan Menteri Agama
menyiapkan dana lowong untuk 200 orang. Jika yang berangkat haji Presiden
misalnya, maka personil yang berangkat minimal 40 orang penuh dengan pengawal.
Menurut saya, kebijakan ini harus didiskusikan, untuk dicari jalan keluar
dana abadi umat dipicu oleh adanya rongrongan dari pihak luar yang terus mencari
cela agar dana itu tidak terkumpul, dan meciptakan rasa saling curiga antara kita.
Kalau mau jujur, dana abadi umat adalah milik kita, seharusnya kita tidak takut
misalnya kalau dulu jamaah haji diberi makan sekali, maka dijadikan 2 kali. Atau
mungkin dana ini digunakan untuk meringankan BPIH, misalnya biaya seharusnya
dibayar 20 juta diturunkan menjadi 19 juta dikarenakan ada dana abadi umat yang
menutupinya. Jadi setiap tahunnya, ada dana yang tersedia untuk meringankan
118
Wawancara dengan Zulkardain Dali, 13 Oktober 2015.
141
beban biaya jamaah haji. Itulah kemungkinan cara menggunakan dana abadi
ummat.119
Berkaitan dengan usulan meringankan BPIH haji bagi jamaah haji asal
dengan Kementerian Agama. Anggota Komisi VIII DPR RI Hidayat Nur Wahid
mengusulkan sejumlah langkah agar pelaksanaan ibadah haji lebih efesien sehingga
untuk jamaah haji dengan cara melakukan penyewaan jauh hari, misal setahun
sebelum pelaksanaan ibadah haji. Dengan cara itu posisi tawar menjadi lebih tinggi,
sehingga diperoleh harga yang lebih murah dibanding jika sewa dilakukan saat
harga yang murah juga memberi keleluasaan untuk memilih tempat yang dekat
dengan pusat ibadah, yakni Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di
Madinah.
dibicarakan dengan DPR lebih awal. Misalnya untuk musim haji tahun 2016, sudah
dibicarakan sejak sekarang. Sehingga tim negosiasi yang berangkat untuk mencari
pemondokan musim haji 2015, juga bisa langsung mencari untuk 2016.
119
Wawancara dengan HM. Nasron HK, 15 Oktober 2015
120
Usulan ini disampaikan saat Rapat Kerja Komisi VIII DPR dengan Menteri Agama Lukman
Saifuddin, Kamis (29/1-2015) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Agung Sasongko, Ini Tiga Usulan
Efisiensi Pelaksanaan Haji 2015, dalam republika.co.id, Dipublikasikan pada tanggal 30 Januari 2015,
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/15/01/30/nizay6-ini-tiga-usulan-efisiensi-
pelaksanaan-haji-2015
142
Kedua, mempersingkat waktu ibadah. Jika selama ini jamaah haji berada di
Arab Saudi sampai dengan 40 hari, bisa dipersingkat menjadi maksimal 30 hari.
Hidayat menilai, sejatinya untuk melaksanakan ibadah haji cukup dengan waktu
Dengan pemangkasan waktu di Arab Saudi selama 10 hari, banyak dana yang
bisa dihemat. Apalagi jika bisa lebih singkat lagi.Ketiga, membuka peluang
maskapai penerbangan lain di luar Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines
membuka tender untuk maskapai lain mengangkut jamaah haji Indonesia akan
terjadi persaingan harga yang pada gilirannya pemerintah mendapat harga yang
kompetitif.Jika tiga hal ini dapat dilakukan pemerintah akan terjadi penghematan
yang cukup besar sehingga pada gilirannya BPIH juga dapat ditekan.
Usulan hampir senada dikemukakan pula oleh Ketua Komisi VIII DPR dari
Fraksi PAN, Saleh Daulay. Menurutnya, perlu mempersingkat ibadah haji di Tanah
Suci yang semula 40 hari menjadi 30 hari. Tujuannya untuk menghemat biaya haji.
melaksanakan ibadah haji. Padahal negara lain, seperti Iran, Irak, atau Malaysia
hanya memerlukan waktu kurang dari 30 hari. Saleh meminta agar pelaksanaan
ibadah haji bila bila perlu dipercepat 25 atau 28 hari atau maksimal 30 hari. Hal ini
143
mengingat inti ibadah haji itu hanya maksimal 7 hari, mulai 8 Zulhijjah hingga 13
zulhijjah.121
ibadah haji itu sendiri. Terlebih saat ini harga minyak dunia turun dari US$ 85
menjadi US$ 50. Dengan mempecepat pemulangan jamaah haji 10 hari akan dapat
memotong 10 hari biaya makan, sewa tempat penginapan dan biaya hidup di tanah
suci. Sebagai dampaknya, beban calon finansial jamaah haji lebih ringan.
mengatakan banyak alasan yang membuat waktu ibadah haji jamaah Indonesia
Nabawi Madinah. Namun ada juga yang melaksanakan shalat tersebut sekurang-
kurangnya 8 hari atau 9 hari. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa
Untuk mempersingkat jumlah hari dalam indah haji pada jamaah Indonesia
menurut Menag sangat sulit dilaksanakan. Hal ini mengingat disebabkan oleh jadwal
penerbangan yang padat di Mekkah dan Madinah, serta karena faktor keinginan para
Muhammad dengan Shalat Arbain. Jumlah jamaah haji Indonesia merupakan yang
121
Arie Heraldin, Hemat Biaya, DPR Minta Ibadah Haji Dipersingkat, dalamradarpena.com,
Dipublikasikan, 30 Januari 2015 http://radarpena.com/read/2015/01/30/15229/6/2/Hemat-Biaya-DPR-
Minta-Ibadah-Haji-Dipersingkat
122
Ibid.
144
terbesar dengan 168.800 jamaah. Jumlah ini sudah dikurangi 20 persen karena
Dikatakan Menag Lukman, para jamaah usai melaksanakan ibadah haji harus
antre dengan jadwal penerbangan yang padat di Jeddah dan Madinah. Hal ini masih
terjadi walaupun Indonesia adalah satu-satunya negara yang diberikan gate atau
yang bisa diberangkatkan rata-rata 450 jamaah dengan menggunakan pesawat jenis
Boing 747 seri 400. Bila dikalikan dengan 13 penerbangan maka dalam sehari,
jamaah haji yang bisa diberangkatkan sekitar 6000-an. Sementara jamaah haji
Terkait antrean panjang pesawat, Saleh Daulay meminta agar Menag bisa
145
Pembinaan ibadah haji dalam bentuk pengaturan mengenai mekanisme dan
prosedur pembinaan ibadah haji, serta pedoman pembinaan, tuntunan manasik, dan
panduan perjalanan ibadah haji dilakukan oleh Kemenag yang berfungsi sebagai
Pelaksanaan manasik bagi jemaah haji diatur dalam Peraturan Pemerintah No.
pelaksanaan ibadah haji atau manasik haji, bimbingan perjalanan haji, dan
bimbingan kesehatan.123
bagi jemaah haji yg berhak melunasi BPIH dalam alokasi kuota musim tahun
123
Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2012.
146
Bimbingan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Bimbingan secara
langsung diberikan dalam bentuk tatap muka di tingkat kecamatan dan di tingkat
meliputi: manasik haji, perjalanan dan pelayanan haji, kesehatan serta hak dan
sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan, sedangkan pada tingkat KUA Kec. dilakukan
Alokasi waktu bimbingan manasik haji untuk 1 (satu) kali pertemuan adalah 4
(empat) jam pelajaran (4x60 menit) per hari.Pelaksanaan bimbingan manasik haji
dengan Pemda, dinas terkait dan memberdayakan tokoh agama Islam sebagai
Kepala KUA dapat memberdayakan Penyuluh Agama Islam, tokoh agama Islam
Calon jamaah haji yang telah mendapatkan quota atau nomor porsi
tumpuan harapan bahwa setiap calon jamaah haji dengan 10 kali pertemuan
147
benar-benar telah menyerap dan memahami dengan baik ilmu manasik dan
(2) Ceramah
ceramah merupakan salah satu bentuk penyajian materi dengan cara berpidato.
Materi yang disajikan adalah materi yang sesuai dengan proses tahapan
(3) Sarasehan
mendekati bentuk diskusi, hanya saja diskusi sifatnya lebih ilmiah dengan
(4) Pengajian
manasik haji tertentu dan penyajian secara bertahap serta dalam waktu
tertentu.
148
Selain pembicaraan-pembicaraan yang bersifat pembahasan dan ilmiah,
diperlukan adanya pendekatan yang lebih pribadi dan berdampak sosial, yaitu
kelompok.
(6). Konsultasi
(7). Peragaan
Kemenag dan KBIH. Hanya saja, para jamaah yang akan mengikuti manasik
Kata Hifzon:
Jamaah takut untuk mengikuti ke KBIH lain di luar arahan Kemenag. Hal ini
berakibat pelaksanaan manasik cenderung numpuk pada satu KBIH tertentu,
sedangkan KBIH yang lain kosong124
memadai sehingga tidak melayani peserta yang terlalu banyak. Di sisi lain, jadwal
124
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
149
penyelenggaraan manasik dianggap kurang efektik, karena dilaksanakan pada
manasik perlu diarahkan pada penanaman kesabaran dalam ibadah. Biasanya setiap
Idealnya manasik tidak hanya ketika sebelum berangkat haji. Ketika berada di
pemondokan Madinah tetap harus dilaksanakan manasik haji oleh petugas. Kata
Hifzon:
Saya masih melihat indikasi bahwa manasik belum berjalan dengan benar.
Misalnya ketika jamaah bertayamum di pesawat tidak benar, yang
menunjukkan manasiknya tidak benar. Kemudian sujud sajdah yang
seharusnya dilaksanakan dengan benar banyak jemaah yang rukuk biasa,
sebagai pertanda belum mengerti). Batal wudhu pada saat tawaf adalah kasus
spesifik maka dalam manasik perlu dijelaskan dimana dia berwudhu.
125
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
150
jamaah haji sesuai dengan petunjuk dari pusat. KUA telah menyiapkan jadwal
mengadakan manasik (pembekalan awal) bagi jamaah calon haji yang mendaftar
membuat kelompok belajar dan mengangkat pelatih sendiri atau mengikuti yang
manasik haji bagi calon jamaah haji Kota Bengkulu tahun 1436 H/2015.
haji metode pelatihan yang digunakan adalah: ceramah umum dan tanya jawab,
yang diikuti oleh semua calon jamaah haji, tempat Aula Asrama Haji; ceramah dan
tanya jawab, materi khusus manasik haji, calon jamaah haji dibagi dalam beberapa
dilaksanakan di luar kelas atau lapangan, untuk manasik haji meliputi tawaf, sa'i,
126
Imam Syaukani (ed.), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia (Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Beragama Badan Litbang dan Diklat Depag RI, 2009), hal. 10.
151
Sebagaimana diketahui, Kantor Urusan Agama (KUA) menjadi unit terkecil
perkembangan baru bagi kiprah KUA yang selama ini diasumsikan hanya
mengurusi nikah, talak dan rujuk saja. Padahal tugas KUA itu sangat luas sekali,
termasuk mengurusi masalah lintas sektoral, keluarga sakinah dan kerukunan umat
beragama. Sementara secara kuantitas maupun kualitas SDM yang dimiliki KUA
ibadah haji sejak Lima (5) tahun terakhir maka semakin bertambah beban yang
maka dilaksanakan manasik sendiri. Jika peserta manasik kurang dari 30 orang
bahwa manasik dilaksanakan selama 4 hari, dari pagi sampai siang. Dana
disiapkan oleh kemenag dengan rincian Rp. 15.000 per-orang terdiri dari: uang
127
Wawancara dengan Abdullah, 31 Oktober 2015.
152
makan, dan snack, dikalikan 4 hari. Dana selama ini berjalan lancar, hanya saja
dengan haji seperti rukun haji, yang membatalkan haji, kesehatan, embarkasi
datang dari salah seorang informan, Mashuri. KUA, dilibatkan penuh dalam
pembinaan manasik sejak 2010. Jadi tepat sejak 5 tahun ini yang lalu kami
manasik haji di Masjid ar-Rahman Pagar Dewa. Pada tahun 2015, manasik
pertemuan.128
sebanyak 3 kali. Pada tingkat KUA kecamatan dilakukan dalam bentuk Bimbingan
massal.
prosedur perjalanan ibadah haji mulai dari persiapan, pemberangkatan dan shalat
safar, hak dan; kewajiban jemaah haji; pelayanan di asrama haji dan tanah suci,
128
Wawancara dengan Mashuri, 1 Nopember 2015.
153
kondisi sosial budaya di arab saudi, ketentuan manasik haji dan umrah (syarat,
rukun, wajib haji dan umrah), pengertian haji dan umrah, hikmah haji dan umrah,
manasik ibadah haji (miqat, ihram dan talbiyah), thawaf dan sai, wukuf di arafah,
pembayaran dam, manasik ibadah haji (mabit di muzdalifah dan mina), melontah
jumrah (tanggal 10, 11,12,13 dzulhijjah), nafar awal / tsani, manasik ibadah haji
(thawaf umrah), thawaf ifadlah, thawaf sunat, thawaf wada, shalat arbain, ziarah
di makkah dan madinah, manasik kesehatan haji, akhlak /pelestarian haji mabrur,
manasik sendiri. Hal ini karenakan sudah memiliki SDM yang cukup. Kami
orang. KUA Selebar dapat menyelenggarakan manasik sendiri karena para peserta
berasal dari kota yang tempat tinggalnya berdekatan. Manasik yang telah
berkaitan dengan hal-hal riil atau praktis yang harus dipersiapkan oleh calon Haji.
129
Wawancara dengan Mashuri, 1 Nopember 2015.
130
Wawancara dengan Mashuri, 1 Nopember 2015.
154
Diakui oleh Mashuri, pihaknya menghadapi kendala menyangkut waktu
manasik yang berdekatan dengan musim haji yang menjadi kendala kami. Untuk
pendanaan, diakui Mashuri cukup lancar. Per-orang diberikan 30 ribu untuk biaya
konsumsi peserta.
ibadah haji, sehingga dapat diatur secara proporsional antara jumlah jamaah
maka KUA dapat menyelenggarakan manasik sendiri, namun bila jamaah dibawah
jamaah haji dari Kec. Seluma Barat berjumlah 3 orang di gabung dengan Kec.
Seluma Kota, Seluma Selatan, Seluma Sugih karena jumlah jamaahnya sedikit.
Kecamatan Sebidang Alas, Talo, Talo Kecil, Pinggir, Seluma Timur, Seluma
Selatan, Seluma Barat, Lubuk Sandi, Air Priukan, Seluma Kota. Pelaksanaan
ibadah haji, agar tidak bergantung kepada pembimbing haji, serta memahami
131
Wawancara dengan Abdullah, 31 Oktober 2015.
155
Berkaitan dengan manasik, peneliti menanyakan kepada informan,
dan umrah terhadap peserta pelatihan sertifikasi manasik haji. Bagusnya setelah
kita selesai pelatihan itu bagi para petugas jamaah itu mendapatkan semacam
sertifikat.
Informan yang lain, Rozian Karnedi menyatakan setahu dia belum ada
sertifikat manasik pembinaan haji yang dikeluarkan. Yang ada berupa sertifikat
bagi orang yang telah melaksanakan ibadah haji dan dikeluarkan KBIH.
manasik, termasuk lulus uji baca tulis al-Quran perlu dijadikan salah syarat
pendaftaran agar kualitas haji makin meningkat untuk mencapai kesempurnaan dan
kemabruran haji. Hal ini juga dapat menekan jumlah pendaftar haji yang hanya
ibadah haji.132
umat Islam dan bangsa Indonesia. Di Bengkulu, pembinaan pasca haji biasanya
132
Baca Kurdi Mustofa, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan Solusinya
dalam iphi.web.id, Dipublikasikan, 29 Juni 2012, http://www.iphi.web.id/wp-content/uploads/ 2012/ 07/
PROBLEMATIKA-MANAJEMEN- PELAKSANAAN-HAJI.pdf
156
dilaksanakan oleh insiatf sendiri jamaah dan KBIH. Diungkapkan oleh salah
seorang informan, Rozihan, dirinya sebagai mantan ketua rombongan haji telah
orang. Kini sudah banyak yang bergabung. Peserta yang ikut adalah jamaah dari
Dikatakan Rozihan:
Menurut Zahdi, transportasi haji dapat dikelompokkan dalam dua jenis: (1) darat, (2)
udara; (1) daerah dan (2) nasional (pemerintah pusat/Kemenag RI). Transportasi
Ongkos transortasi dari rumah ke tempat embarkasi tidak masuk dalam item
komponen ONH. Karena itu, seharusnya menjadi tanggung jawab pemda. Dalam
prakteknya berbeda-beda. Ada jemaah haji yang iuran sendiri dengan meminta
Kemenag yang menangani, ada pemda yang menganggarkan 1 juta per-orang untuk
konsumsi.134
Menurut Zahdi, untuk transportasi luar negeri bagi jemaah haji sejauh ini
sudah berjalan baik. Transportasi bagi jamaah haji selama di Arab Saudi telah
133
Wawancara dengan Rozihan, 8 Nopember 2015.
134
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
157
disediakan secara cukup. Bis disewa sebesar 4500 real per-hari selama 24 jam. Ada
jamaah haji Indonesia. Ada buku kontrol untuk masing-masing angkutan yang
buku catatan hanya memuatar 15 kali maka akan hanya dibayar 15 kali.Khusus
untuk tanggal 8 Zulhijjah atau sebelum wukuf tidak disewakan karena mubazir tidak
dapat dimanfaatkan karena semua tempat menjadi lautan manusia. Jika bis
dalam penyediaan transportasi selama di Arab Saudi. Tepatnya ketika tidak jalan 3
hari setelah lempar jumroh, transportasi yang disediakan Arab saudi tidak jalan
perusahaan pelaksana transportasi udara Jemaah haji pulang pergi ke Arab Saudi
kenyamanan bagi jemaah haji. Adapun transportasi calon jemaah haji dan Jemaah
haji dari daerah asal, pulang pergi ke asrama emberkasi di koordinasi oleh
bertugas untuk menyediakan akomodasi bagi Jemaah haji tanpa memungut biaya
tambahan dari Jemaah haji di luar BPIH yang telah ditetapkan. Akomodasi yang
135
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
158
perkemahan di Arafah dan Mina yang memenuhi syarat kesehatan, kenyamanan,
haji di Arab Saudi sudah terlayani dengan baik. Mungkin masih ada persoalan
sedikit, berkaitan dengan sosialisasi. Bagi setiap jamaah haji diberika jatah makan
Dalam pemberian makan siang oleh katering juga masih menyisakan masalah.
Katering ketika wuquf di Arafah biasanya diberikan setelah shalat zuhur. Dalam
suasana seperti ini, menjadikan ketua rombongan, kloter, dan ketua regu sibuk
mengurusi katering, sedangkan pada saat bersamaan kita akan melaksanakan wukuf
diarah. Kondisi ini tentu saja mengganggu kekhusukan wuquf para jamaah. Untuk
sudah sisitim katering, jadi masing-masing jamaah mendapatkan 1 kotak nasi dan air
bervariasi. Sering kali lauknya ayam, tidak disesuaikan dengan selera orang-orang
136
Idmah Amaliah Mustainah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji Indonesia dan
Malaysia 2005-2010, Skripsi, (Makassar, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, 2012), hal.63.
137
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
138
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
159
Indonesia dan tidak ada sambalnya. Ke depan, hal ini perlu diperhatikan dan
dikoreksi. Tapi secara umum dari segi pelayanan, waktu, kecepatan cukup baik.139
seperti yang selama ini diberlakukan, atau berdasarkan kategori jauh dan dekatnya
menjunjung tinggi asas keadilan yang menjadi dasar pengelolaan ibadah haji.
Adilkah dengan biaya yang sama, sebagian jamaah sangat dekat, sementara sebagian
yang lain sangat jauh pemondokannya dengan masjidil haram/masjid nabawi. Oleh
karena itu, perlu dipikirkan kembali kriteria dan sistem penetapan BPIH agar jemaah
haji merasakan asas keadilan yang nyata dalam pelaksanaan ibadah haji.
mengungkapkan bahwa aturan sewa pemondokan jamaah haji melalui lelang sangat
sulit diterapkan. Hal ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pengusaha
pemondokan adalah orang asli Arab Saudi. Dalam benak mereka, pihak yang butuh
untuk ikut lelang, dan justeru kita yang diminta datang. Belum lagi kemungkinan
139
Wawancara dengan Rozihan, 17 Oktober 2015.
160
ada pencari pemondokan dari negara lain yang berani membaya mahal dan memberi
DP yang tinggi. Hal ini tentu akan menyulitkan pihak pemerintah/kemenag. 140
Menurut informan, Hifzon, mengapa dari dulu sampai sekarang jemaah haji asal
mereka mendapatkan kamar di lantai 5, padahal kita datang lebih awal. Sementara
jamaah haji dari negara luar dapat memperoleh pemondokan pada lantai 1,2,3 pada
hal datangnya terlambat. Resikonya, para jamaah kita ketika pulang dari sholat
berebut lif, sehingga menimbulkan keributan. Kondisi penginapan jamaaah haji asal
Indonesia selama 8 hari di Madinah, dan 20 hari di Mekkah seperti itu. (20 hari), ada
Jika dicermati, kurang maksimal fasilitas dan sarana yang disediakan untuk
jamaah haji berpangkal dari siklus tahunan. Dirjen pelaksana haji dan Umroh
fasilitas haji dari Arab Saudi melalui siklus tahunan. Tepatnya, pada masa
serta sarana yang memadai bagi jemaah haji. Dengan siklus perundingan haji yang
berdasarkan pada tahun berjalan ini tentu saja persiapan mengenai segala sesuatu
140
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
141
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
161
yang berhubungan dengan pelaksanaan haji akan tidak terlaksana dengan maksimal
jemaah haji Indonesia banyak menuai masalah terutama dalam hal pemondokan,
serta catering.142
Karnedi. Dia berharap, hotel sebagai penginapan bagi jamaah haji Indonesia pada
masa mendatang perlu diupayakan agak lebih dekat dengan Masjidil Haram.
Walaupun tidak bisa semua hotel jamaah haji Indonesia dengan dengan Masjidil
parker yang sudah berpengalaman. Kami melihat tragedi di Mina, dan tragedi crane
memperbanyak orang yang ahli militer, tapi harus memperbanyak orang yang
diperbanyak.143
Menurut Zahdi, aspek-aspek pelayanan haji yang pokok menyangkut tiga hal:
(1) pembinaan, (2) pelayanan, dan (3) perlindungan. Menurut penilaiannya, ketiga-
142
Idmah Amaliah Mustainah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji Indonesia dan
Malaysia 2005-2010, Skripsi, (Makassar, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, 2012), hal.63.
143
Wawancara dengan Rozihan, 12 Oktober 2015.
162
tiganya sudah berjalan baik. Kami selama menjadi petugas mengikuti rapat hampir
perbaikan dalam pelayanan haji pada tahun 2015, yaitu: (1) tidak ada pemondokan
transit di Jeddah, dan (2) Bandara Madinah adalah bandara haji. Perubahan ini
berdampak kepada efesiensi da efektifitas haji. Jemaah haji tidak perlu transit ke
Madinah. 145
Karnedi. Menurutnya, kebijakan pengelolaan haji tahun ini sudah berjalan baik. Ada
kebijakan baru pada tahun 2015, yang memberangkatkan jamaah haji gelombang 1
jamaah haji selama di Mekkah diberikan makan siang. Begitu pula dengan
Sebagai bagian dari peningkatan efektifas layanan haji ke depan, salah seorang
144
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
145
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
146
Wawancara dengan Rozihan, 12 Oktober 2015.
163
menggunakan e-haj. Misalnya, menyangkut bacaan-bacaan haji ketika
manasik.
Upaya ini diakui masih susah karena dari segi pendidikan, 60 % peserta
belum pernah keluar negeri. Artinya mayoritas belum pernah naik pesawat, maupun
Menurut Zahdi Tahir, untuk menciptakan pelayanan haji yang efektif perlu
mengesahkan anggaran haji pada awal tahun (bulan januari), atau jika perlu DPR
Menurut Zahdi Tahir, DPR selama ini mengesahkan anggaran pada bulan
misalnya pada bulan januari maka akan dilakukan tahapan-tahapan pelayanan haji
secara cepat. Posting daftar calon haji yang akan berangkat pada bulan januari,
pelunasan pada bulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Reguler pada
diwarnai kisah pilu sejumlah calon jamaah haji yang gagal berangkat ke tanah suci
baik yang karena tertipu oknum atau Travel Haji maupun yang terkendala
147
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
148
Wawancara dengan ZT, 24 Oktober 2015
164
permasalahan administrasi, selama ini Pemerintah hanya berjanji akan memberikan
pidana dengan ancaman 6 tahun penjara dan denda 1 miliar rupiah, Penegakan
hukum terhadap kasus penyalahgunaan Ibadah Haji Plus ini perlu dilakukan untuk
memberikan efek jera agar mampu melindungi calon jamaah haji dari praktek
terarah.150
Mutu manajemen haji ke depan masih perlu ditingkatkan lagi. Kaitan dengan
haji selama ini yang didominasi oleh pegawai-pegawai Biro Kesra. Akibatnya,
pembagian tugas yang jelas antara Pemda (biro Kesra) dengan Kemenag sesuai
149
Arief Rahman, Problematika Penyelenggaraan Ibadah....Ibid.
150
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015
151
Wawancara dengan Hifzon, 17 Oktober 2015.
165
dengan kompetensinya dalam kepantiaan haji. Petugas haji, dalam pandangan
Hifzan, seharusnya orang yang dapat berbahasa Arab. Kemampuan ini sangat
Saudi. Lebih-lebih ketika jamaah haji menghadapi problem, akan sanga terbantu jika
Indonesia sudah berjalan baik. Ketersediaan layanan kesehatan dari tim kesehatan
maksimal.
152
Wawancara dengan Zulkardain Dali, 13 Oktober 2015.
166
Pelibatan secara formal unsur TNI/Polri dalam PPIH Arab Saudi terjadi sejak
musim haji tahun 2005 yang melibatkan 30 orang perwira menengah. 153 Saat itu
fokus penanganan tugas yang dibebankan kepada para perwira menengah TNI/Polri
Muaisim hingga Jamarat dan bagaimana menangani jamaah tersesat jalan yang
sangat banyak serta upaya memperlancar operasional Armina. Saat itu dibentuk
Satgas Muzdalifah dan Satgas Mina, Masing-masing Satgas diawaki oleh personel
dipimpin Katim TNI / Polri. Pada tahun-tahun sebelumnya pola operasional Armina
belum tertata baik, sehingga berdampak pada jatuhnya korban jiwa jamaah haji
Indonesia yang cukup besar pada prosesi Armina. Belajar kepada sang laba-laba
yang di dalamnya ada kekasih Allah yang harus diselamatkan itu, kiranya dapat
dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga untuk diterapkan dalam mengatasi
banyaknya jamaah haji yang tersesat jalan saat prosesi haji. Bukankah Allah SWT
kawasan Arafah, Muzdalifah, Mina-Jamarat dan Al Haram pada musim haji tiap
153
M. Samidin Nashir, Strategi Jaring Laba-Laba....Ibid.
167
tahun, maka mulai musim haji 2005 diterapkan suatu strategi Perlindungan dan
Pengamanan Jamaah Haji Indonesia yang diilhami dari pola penyelamatan yang
dilakukan oleh sang laba-laba terhadap Rasulullah SAW saat diburu pasukan
secara imajiner membuat jaringan perlindungan dan pengamanan haji seperti sarang
laba-laba yang siap seti ap saat menyelamatkan jamaah haji yang memerlukan
bantuan keamanan.
Menurut salah seorang informan, Zulkarnain Dali, masalah yang paling rawan
pada saat musim haji adalah ketika Armina (arafah, muzdalifah, mina). Daerah haji
intinya disitu karena berkumpulnya jamaah seluruh dunia walaupun kata Rasul
S.a.w mina itu seperti perut ular. Hanya saja, jamaah yang sudah terlampau banyak
kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi. Untuk itu, setiap kloter harus saling harus
terlebih dahulu memperkuat regulasi tentang haji. Dalam konteks regulasi haji ini,
154
Wawancara dengan Zulkardain Dali, 13 Oktober 2015.
168
Nomor 13 Tahun 2008. Perubahan ini difokuskan terhadap institusi penyelenggara
haji, manajemen penyelenggaraan haji dan pengelolaan keuangan dan Aset haji.
memberikan pelayanan yang lebih baik dan memenuhi asas keadilan terhadap
jamaah haji, serta perlunya pengelolaan keuangan haji lebih transparan, akuntabel
Menurut IPHI, sesuai dengan prinsip pengelolaan ibadah haji, yaitu pemisahan
regulator, operator dan supervisor, maka pengelolaan ibadah haji mulai pendaftaran
hingga pemulangan dan pembinaan pasca haji dikoordinasikan oleh Badan Haji
Menurut IPHI, badan Khusus dalam pengelolaan haji dan umrah bukan
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta di Arab Saudi. Struktur Badan Khusus
155
IPHI telah memberikan sumbangan pemikiran di hadapan Panja Komisi VIII dan Fraksi-fraksi
di DPR-RI berupa Naskah RUU Pengelolaan Haji dan Umrah, yang telah disampaikan kepada Presiden
RI pada 8 Januari 2012 dan kepada Ketua DPR-RI pada 9 Januari 2012 dan kepada seluruh Pimpinan
dan Anggota Komisi VIII DPR-RI. Baik Presiden maupun Ketua DPR menyatakan persetujuannya
terhadap pembentukan badan khusus haji yang terpisah dari Kementerian Agama. Persetujuan Presiden
ditegaskan lagi oleh Mensesneg Sudi Silalahi ketika menerima Ketua Umum IPHI di Sekretariat Negara
pada 6 Februari 2012. Baca Kurdi Mustofa, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan
Solusinya dalam iphi.web.id, Dipublikasikan, 29 Juni 2012, http://www.iphi.web.id/wp-
content/uploads/ 2012/ 07/ PROBLEMATIKA-MANAJEMEN- PELAKSANAAN-HAJI.pdf
169
menurut IPHI, terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas
oleh Panitia Seleksi yang dibentuk Pemerintah, kemudian di-fit and proper test dan
persetujuan Presiden.
Menurut IPHI, secara eksplisit mengatur tentang jamaah calon haji dari kaum
penyandang cacat atau difabel yang diperlakukan secara khusus dengan hak dan
Menurut IPHI, adanya lembaga khusus pengelola keuangan dan asset haji
dalam waktu 1 (satu) tahun sejak UU hasil revisi diundangkan, badan khusus
tersebut sudah terbentuk, baik di pusat maupun perwakilan di tingkat provinsi dan
Badan Haji Indonesia disingkat BHI. Di tingkat pusat bernama BHI dan di tingkat
Kabupaten/Kota, serta BHI Arab Saudi. Keberadaan badan khusus yang demikian
ini diharapkan dapat menjawab tuntutan, harapan dan keinginan masyarakat calon
jamaah haji karena dilakukan oleh lembaga pemerintah yang khusus dan focus
170
dalam menangani masalah haji dan umrah, serta professional, transparan dan
yang sebelumnya 48 ribu jamaah per jam menjadi 22 ribu jamaah per jam. Dengan
jamaah atau menjadi 168.800 jamaah.Meski sempat terkendala masalah ini, kinerja
dan penyelenggaraan haji Indonesia 2013, jauh lebih baik dari tahun-tahun
keberangkatan lebih tinggi, jamaah yang sakit lebih sedikit, jamaah wafat
Amandemen itu pun telah ditandatangani karena sudah disepakati oleh kedua belah
pihak, yaitu Kementerian Agama dan pemilik rumah. Proses penyelesaian akad
156
Musthafa Ibrahim Al-Mubarak, Catatan Sukses Haji 2013; dari tantangan kuota ke pelayanan
optimal, dimuat dalam http://haji.kemenag.go.id, Diakses 25 September 2015,
http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955359
171
yang dilegalisasi oleh Pemerintah Arab Saudi pun berjalan lancar.
Kontrak awal pemondokan adalah untuk 220 rumah untuk total kapasitas 200.960.
Ini sudah termasuk pelayanan petugas kloter, klinik, sektor, selisih distribusi, dan
menjadi hanya 196 rumah untuk total kapasitas 161.380 orang. Keberhasilan
terbesar bagi kepengelolaa haji sekarang dan yang akan datang, yang akan
2013 M berjalan sukses. Sebagai contoh, Kemenag pada tahun 2013 melalui Dirjen
(1) Pengaturan kepulangan haji secara tepat. Sebagai ilustrasi, misalnya pada
pukul 02.05 WIB. Sedang jamaah haji khusus, yang seluruhnya berjumlah
157
Musthafa Ibrahim Al-Mubarak, Catatan Sukses Haji 2013; dari tantangan kuota ke pelayanan
optimal, dimuat dalam http://haji.kemenag.go.id, Diakses 25 September 2015,
http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955359
172
13.554 orang, telah lebih dulu tiba di Tanah Air. Pemulangannya dilakukan
(2) Secara umum pemulangan jamaah haji dari Arab Saudi ke Tanah Air
performance (OTP) Garuda 90,4 % dan Saudia 91,1%. OTP ini jauh lebih
(3) Keterlambatan keberangkatan dari Arab Saudi lebih banyak disebabkan oleh
(4) Setiba di Tanah Air, jamaah haji Indonesia memperoleh Kartu Kewaspadaan
(5) Jamaah haji yang meninggal karena sakit mendapatkan klaim asuransi yang
(6) Sampai dengan tanggal 18 November 2013 pukul 05.00 WIB, jamaah haji
yang wafat sebanyak 281 orang (termasuk 12 orang di antaranya jamaah haji
khusus). Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding pada periode yang sama
tahun 2012 lalu, yaitu sebanyak 478 orang. Ada pun jamaah yang masih
dirawat di Arab Saudi, pada tanggal yang sama 26 orang, yakni 3 orang di
173
Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI), dan 23 orang di rumah sakit Arab
Saudi (RSAS);
(7) Selama di Arab Saudi, seluruh jamaah haji Indonesia telah dapat
dan wajib haji serta shalat arbain di Masjid Nabawi, serta ibadah-ibadah
sunah lainnya. Dalam rangka kesempurnaan haji, pada tahun ini sebanyak
haji dan safari wuquf tersebut, jamaah haji atau keluarganya tidak dikenakan
biaya tambahan. Seluruh jamaah haji yang wafat sebelum wuquf di Arab
Saudi sudah dibadalhajikan. Seluruh jamaah haji sakit dan tak bisa
pengantar obat (TEPAT) kepada jamaah, penyediaan kantong gel urine untuk
penyelenggaraan haji pada tahun itu dinyatakan selesai, dan perencanaan haji
tahun depan pun dimulai. Ada beberapa rencana perbaikan haji antara lain:
174
penerbangan haji akan diusahakan menggunakan pesawat Airbus A380 yang
dengan tujuan agar operasional penyelenggaraan ibadah haji bisa dipersingkat dari
41 hari menjadi 30-35 hari, sehingga waktu tunggu jamaah setelah puncak
A380 tergantung 2 pihak, yaitu: pihak maskapai penerbangan dan pihak bandara.
Jika tahun 2014 M ternyata belum siap, upaya ke arah sana akan terus dilakukan
pengelolaan dana dam dan pemotongan hewan dam ditertibkan agar dapat lebih
memberikan kepastian bahwa dana dam dan pemotongan hewan dam yang
semestinya, tahun depan Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan Islamic
Development Bank (IDB). Dengan kerja sama ini, daging dari pemotongan hewan
umrah. Selama ini, visa umrah sering disalahgunakan. Selesai umrah, ada jamaah
tidak segera kembali ke Tanah Air, tapi tetap berada di sana melebihi masa tinggal
175
(overstay) untuk bekerja, belajar atau keperluan lainnya. Kementerian Agama
bersama Kedubes Arab Saudi akan membuat aturan baru yang lebih ketat
kepada Kementerian Agama, antara lain untuk memastikan jamaah umrah yang
dipulangkan ke Tanah Air dari Arab Saudi setelah selesai ibadahnya sama orang
kerjasama yang aktif antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi.
persiapan dini penyelenggaraan haji 2016. Langkah itu adalah dengan melakukan
Saifuddin mencatat sedikitnya ada tujuh capaian yang harus dipertahankan pada
Dua Tahap. Menurut Menag, kebijakan ini bisa menyerap seluruh kuota yang ada.
Tidak ada lagi sisa kuota yang digunakan oleh yang bukan berhak. Di 2015,
158
MA, Berikut Adalah Tujuh Catatan Penting Evaluasi Haji 2015 dalam iphi.web.id, Diakseses
8 Nopember 2015, http://www.iphi.web.id/2015/11/05/berikut-adalah-tujuh-catatan-penting-evaluasi-
haji-2015/
176
kebijakan ini dinilai baik dan adil sehubungan antrian jemaah yang panjang.
ini mengatur bahwa pembayaran BPIH akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama dimulai pada 1 30 Juni 2015. Apabila sampai dengan tanggal 30 Juni
2015 kuota jemaah haji tidak terpenuhi, dibuka tahap kedua pembayaran BPIH dari
7 13 Juli 2015. Jika sampai tanggal 13 Juli kuota jemaah haji tidak terpenuhi,
kabupaten/kota untuk diisi sesuai dengan nomor urut porsi berikutnya sampai
Besar Arab Saudi. PMA ini juga mengatur kriteria jemaah haji yang berhak untuk
Pemberangkatan jemaah haji dengan pola baru tahun ini berbeda dengan
penyelenggaraan tahun lalu Ada esensi dan urgensi dalam pola ini. Kenyamanan,
efesiensi, dan tidak menguras energi jemaah haji tercapai. Gelombang pertama
berangkat dari Tanah Air langsung menuju Amir Muhammad bin Abdul Aziz
177
jemaah haji gelombang pertama melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul
Ketiga, Hotel di Makkah dan Madinah setara dengan Hotel Bintang Tiga.
Persoalan hotel atau pemondokan jemaah haji sering menjadi kritisi pada setiap
tertangani dengan baik. Tahun ini pemondokan jemaah haji di Madinah bersistem
sewa semi musim dan kontrak dengan pemilik langsung. Jelas tempatnya, jelas
lama masa tinggalnya dan jelas jaraknya. Seluruh pemondokan jemaah berada di
wilayah Markaziah yang berjarak 650 meter dari Masjidil Nabawi. Perolehan
pemondokan di Madinah ini setaraf dengan hotel yang disewa jemaah haji khusus.
Makkah membuat jemaah haji nyaman apalagi dengan penempatan jemaah haji
dikonsentrasikan pada enam titik wilayah. Enam wilayah tersebut Jarwal, Syisha,
Mahbas Jin, Aziziyah, Misfalah dan Raudhah. Pemusatan pemondokan haji pada
enam wilayah ini dapat memobilisasi jemaah dari pemondokan ke Masjidil Haram
Salawat.
159
MA, Berikut Adalah Tujuh Catatan Penting Evaluasi Haji 2015 dalam iphi.web.id, Diakseses
8 Nopember 2015, http://www.iphi.web.id/2015/11/05/berikut-adalah-tujuh-catatan-penting-evaluasi-
haji-2015/
178
perhajian yang telah di upgread. Bus yang telah di upgread ini berfasilitas reclining
seat, ruang kabin yang lebih longgar, bagasi di bawah bus, toilet, dan penyejuk
udara (ac). Semua bus yang digunakan di pastikan dalam kondisi baik dan bagus.
sempat mengalami kendala, dan kendala ini yang dibijaki dengan memutuskan
langkah strategis untuk melakukan upgread. Upgread ini akan menjadi nilai
jemaah haji pada operasional 2015 adalah dengan memberikan layanan katering
uji kelayakan menu, dan penyedia yang melanggar kesepakatan akan ditindak, dan
mutu dan kualitas layayan yang diberikan kepada jemaah haji baik saat di
Saat di pemberangkatan di Tanah Air, jemaah haji diberikan makan tiga kali
plus snack dua kali. Tiba di Tanah Air diberikan snack satu kali. Saat di Bandara
Jeddah dan Madinah baik masa kedatangan dan pemulangan di bandara Jeddah-
160
MA, Berikut Adalah Tujuh Catatan Penting Evaluasi Haji 2015 dalam iphi.web.id, Diakseses
8 Nopember 2015, http://www.iphi.web.id/2015/11/05/berikut-adalah-tujuh-catatan-penting-evaluasi-
haji-2015/
179
diberikan makan dua kali (siang dan malam) selama di Madinah plus kelengkapan
minuman dan snack berat. Begitu juga ketika saat Armina, konsumsi sebanyak 15
kali makan di Arafah sebanyak empat kali mulai pada tanggal 8 Dzulhijjah malam.
Muzdalifah sebanyak satu kali (snack berat) dibagikan di Arafah pada saat
makan. Kecukupan air mineral juga disediakan apalagi dalam kondisi suhu di Arab
Saudi panas.
Keenam, karpet baru dan penyejuk udara di Armina.Tidak didapati lagi ada
karpet jemaah haji yang kumuh dan lusuh saat di Arafah. Inovasi layanan ini
memberikan kenyamanan kepada jemaah saat proses Wukuf. Selain itu, saat suhu
panas di Arab Saudi penyediaan penyejuk udara juga sangat membantu jemaah
diperbaharui sehingga tidak kumuh dan lusuh. Juga ada penyejuk udara yang
yang memanfaatkan layanan haji di dalamnya. Sebagai contoh, ada jemaah haji
asal Jakarta yang tertinggal saat rombongannya dari Madinah akan menuju
Makkah. Dengan layanan Haji Pintar, beberapa jemaah haji asal Jakarta ini dapat
161
MA, Berikut Adalah Tujuh Catatan Penting Evaluasi Haji 2015 dalam iphi.web.id, Diakseses
8 Nopember 2015, http://www.iphi.web.id/2015/11/05/berikut-adalah-tujuh-catatan-penting-evaluasi-
haji-2015/
180
menghubungi petugas dan akhirnya dapat menuju Makkah dan bergabung kembali
dengan rombongannya. Kedepan aplikasi ini akan lebih dimutakhirkan dengan cara
tahun 2015.162 Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, ada lima hal
yang harus ditingkatkan dan dikembangkan agar lebih baik tahun depan. Menag
mengungkapkan, salah satu hal yang harus diperbaiki terkait visa jamaah haji.
Keterlambatan visa jamaah haji pada tahun ini menjadi pengalaman berharga bagi
kementerian agama. Untuk itu, pada tahun depan penyusunan format kloter
dilakukan setelah visa jamaah selesai. Hal ini dikarenakan pada penyelenggraan
ibdah haji tahun ini banyak ditemukan format kloter sudah ada namun visa belum
jadi. Sehingga banyak jamaah yang tidak ingin dipindahkan kloternya walaupun
Hal lain yang harus ditingkatkan yaitu katering jamaah haji selama di
jumlah makan selama di Makkah. Penambahan bukan hanya terkait dengan waktu
makan menjadi dua atau tiga kali sehari. Melainkan juga jatah makan jamaah di
Pada tahun ini, jamaah di Makkah mendapat jatah makan satu kali sehari
162
Agung Sasongko dan Maniarti, Ini Catatan Evaluasi Haji 2015 dalam republika.co.id/,
Dipublikasikan 03 November 2015, http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-
haji/15/11/03/nx8mlc313-ini-catatan-evaluasi-haji-2015
181
terkait adanya penambahan petugas haji. Nantinya, PPHD (petugas penyelenggara
haji daerah) dan PPIH (petugas penyelenggara ibadah haji) akan dialkukan seleksi
juga berharap agar di Saudi Arabia terdapat atase haji. Ini dikarenakan apa yang
ada saat ini sangat terbatas. Atase haji ini diperlukan agar peningkatan pelayanan
BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses haji dikatakan sukses, jika memenuhi kesuksesan dari segi keamanan,
sisi manajemen pelaksanaan haji. Berdasarkan paparan yang sudah diungkapkan dapat
182
2008 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 34
(2) Tidak ada tumpang tindih tentang pembagian tugas antara regulator, operator
DPR RI, operator dijalankan oleh Pemerntah dalam hal ini Kemenag RI dan
baru dengan pengesahan anggaran haji oleh DPR pada awal tahun (bulan
januari), atau jika perlu DPR mengesahkan anggaran pelaksanaan haji pada
haji berikutnya. selama ini mengesahkan anggaran pada bulan april. Akibat
anggaran haji disahkan pada awal tahun (Januari) berdampak pada persiapan
pelayanan haji secara lebih secara cepat. Posting daftar calon haji yang akan
Ibadah Haji (BPIH) Reguler pada bulan februari, penyelenggaraa manasik pada
bulan maret.
183
(4) Ketentuan masa tunggu bagi pendaftar Haji sudah sesuai dengan mekanisme
yang telah diatur. Ketentuan ini didasarkan pada KTT OKI, kuota normal
jemaah haji Indonesia 2015 berjumlah 211.000 orang, terdiri atas 194.000 kuota
(5) Masih dijumpai kasus eksodus (pendaftar haji antar propinsi, antar kabupaten
(7) Pengelolaan Dana Abadi Ummat (DAU) belum dikelola dan dikembangkan
haji.
(8) Bimbingan haji yang telah dilakukan meliputi: (1) bimbingan pelaksanaan
ibadah haji atau manasik haji, (2) bimbingan perjalanan haji, (3) dan bimbingan
184
melalui media. Bimbingan meliputi: manasik haji, perjalanan dan pelayanan
haji, kesehatan serta hak dan kewajiban jemaah. Kegiatan bimbingan manasik
Arab Saudi tidak jalan sehingga harus jamaah haji berjalan kaki selepas dari
Mina.
(10) Secara umum pelayanan katering sudah diberikan dengan cukup baik
pembagian makanan di Mina masih antri. Tapi sekarang sudah sisitim katering,
jadi masing-masing jamaah mendapatkan 1 kotak nasi dan air minum dan buah-
buahan.
sangat sulit diterapkan. Hal ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa
pengusaha pemondokan adalah orang asli Arab Saudi sehingga sulit untuk
185
(12) Jika dicermati, kurang maksimalnya fasilitas dan sarana yang diberikan
untuk jamaah haji berakar dari siklus tahunan. Dirjen pelaksana haji dan Umroh
dan fasilitas haji dari Arab Saudi melalui siklus tahunan. Tepatnya, pada masa
(13) Ketiga aspek manajemen haji di Provinsi Bengkulu baik dari aspek
Selain itu, dilakukan pelibatan secara formal unsur TNI/Polri dalam PPIH
Arab Saudi terjadi sejak musim haji tahun 2005 yang melibatkan 30 orang
memperkuat regulasi tentang haji. Dalam konteks regulasi haji ini, perlu
186
penyelenggara haji, manajemen penyelenggaraan haji dan pengelolaan
(16) Kanwil Agama dalam penyelenggaraan ibadah haji berperan lebih kepada
dengan KUA, dan KBIH, serta lembaga keagamaan dalam pelayanan haji.
(17) Pembinaan pasca haji lebih banyak dilakukan oleh IPHI, dan KBIH. Khusus
dilakukan oleh KBIH, lebih kepada bisnis, karena melalui pembinaan ini
(18) Kementerian agama perlu menata kembali regulasi dan atau memperjelas kerja
sama dengan Depkes Pusat, baik dalam hal prosedur, frekuensi pemeriksaan,
187
jumlah/item yang diperiksa, kualifikasi dokter pemeriksa, standar biaya
(19) Berkaitan dengan pelayanan jamaah haji ketika akan berangkat, selama di
umum sudah berjalan cukup baik. Beberapa aspek yang harus dipenuhidalam
adanya.
B. SARAN-SARAN
(1) Mutu manajemen haji ke depan masih perlu ditingkatkan lagi. Sebaiknya
diterapkan manajemen satu atap, tidak tumpang tindih antara wewenang Biro
Kesra Pemrop atau Kanwil Agama. Untuk urusan haji sebaiknya berada dalam
dalam posisi garis kooordinasi supaya dana yang tersedia tidak mubazir.
188
Berbeda dengan kepanitiaan haji selama ini yang didominasi oleh pegawai-
menjadi penonton.
ranah pemda dengan ranah Kanwil Kemenag. Sejauh ini, pemda merasa yang
(5) Bimbingan manasik haji perlu diselenggarakan secara lebih awal agar
(6) Rekruitmen petugas (TPH/ TPIH) sebaiknya melibatkan perguruan tinggi dan
ormas keagamaan.
189
195
DAFTAR PUSTAKA
190
Anshory, Irfan, Kisah Ibadah Haji Rasulullah S.A.W.Http://Irfanan shory.
Blogspot.Co.Id/2007/11/Ibadah-Haji-Rasulullah-Saw.Html, diakses 29 September
2015
Asrori, Hudori, M, Rekonstruksi Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji dalam
Konteks Perlindungan Hukum Terhadap Kepentingan Jamaah Haji, Disertasi
Universitas Diponegoro Semarang, 2011
Bambang Yudhoyono, Susilo, Undang-Undang, (Jakarta: Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia,28 April 2008.
Bogdan, Robert & Stevan J. Taylor, Introduction To Qualitative Methodes Research, A
Phenomenological Approach To Social Sciences (New York: John Willey & Son,
1975),
Bukhari, Imam, Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikri, 1981).
Departemen Agama RI, Bunga Rampai Perhajian, (Jakarta, 1998).
Departemen Agama RI, Bimbingan Manasik Haji, Jakarta, 2003).
Departemen Agama RI, Visi dan Misi, (Jakarta, 2003).
Departemen Agama RI, Panduan Pelestarian Haji Mabrur,(Jakarta, 2005).
Handoko, T. Hani, Manajemen.Yogyakarta, (Yogyakarta: BPFE, 2001).
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosdakarya, 1995)
H a e k a l , M u h a m m a d H u s a i n , Sejarah Nabi Muhammad Saw Dari Perioda Pra-
Islam Sampai Dengan Wafatnya Nabi, Pustaka Online Mediaisnet.
Heraldin, Arie, Hemat Biaya, DPR Minta Ibadah Haji Dipersingkat,
dalamradarpena.com, Dipublikasikan, 30 Januari 2015
http://radarpena.com/read/2015/ 01/30/15229/6/2/Hemat-Biaya-DPR-Minta-
Ibadah-Haji-Dipersingkat
Herya, Mazhusada Herya L, Tata Cara Pelunasan BPIH Tahun Berjalan dalam
kbiharofah malang.com, Diakses 31 Oktober 2015,
http://www.kbiharofahmalang.com/info-tata-cara-pelu nasan-bpih-tahun-
berjalan.html
Hosen, Ibrahim, Ibadah Haji hanya Sekali dalam Seumur Hidup, Himpunan Fatwa
Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: MUI, Jakarta, 7 Maret 1984 M).
Ibn Taimiyyah, Fiqh al-Hajj, ed. Dr. Sayyid al-Jamili (cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikral-
Arabi, 1989).
Al-Jaziri, Abd al-Rahman, Kitab al-Fiqh ala al-Madhahib al-Arbaah.
Kementerian Agama RI, Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umroh, 2010.
Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi, at-talimat al- Munazzamah Li asy-Syuuni al-
haj, Terjem. Peraturan Urusan Haji, (Arab Saudi: Kementerian Haji).
Khaliq, Ahmad, Abdul , Regulasi Penyelenggaraan Haji di Indonesia, Opini dalam
Buletin KPHI, (Jakarta, KPHI, Voume 1, 2014).
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indoesia, Laporan Akhir, Evaluasi
Kebijakan Pemerintah Terkait Dengan Persaingan Usaha Dalam Rancangan
Perubahan Undang-Undang no 17/1999 tentang penyeleggaraan haji.
191
Maftuh, Basyuni, Muhammad, Pokok-pokok Perbaikan Pelaksanaan Haji Tahun 2005
dan Hubungan dengan Arab Saudi, dalam Mendialogkan Agenda Reformasi
Penyelenggaraan Ibadah Haji, ed. Departemen Agama RI (Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji: t.p., t.t.), 45-46; Info
Haji: www.kbririyadh. org.sa/infoindex/haji.html.
MA, Berikut Adalah Tujuh Catatan Penting Evaluasi Haji 2015 dalam iphi.web.id,
Diakseses 8 Nopember 2015, http://www.iphi.web.id/2015/11/05/berikut-adalah-
tujuh-catatan-penting-evaluasi-haji-2015/
Masri Singarimbun, Metode Penelitian, (Jakarta, LP3ES, 1982).
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji FDK Press 2008.
Al-Mubarak, Musthafa Ibrahim, Catatan Sukses Haji 2013; dari tantangan kuota ke
pelayanan optimal, dimuat dalam http://haji.kemenag.go.id, Diakses 25
September 2015, http://haji.kemenag.go.id/v2/node/955359
Mustainah, Idmah Amaliah, Perbandingan Pelaksanaan Diplomasi Haji Indonesia dan
Malaysia 2005-2010,Skripsi,(Makassar, Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin,
2012).
Mustofa, Kurdi, Problematika Manajemen Pelaksanaan Haji Indonesia dan
Solusinya dalam iphi.web.id, Dipublikasikan, 29 Juni 2012,
http://www.iphi.web.id/wp-content/uploads/ 2012/ 07/ PROBLEMATIKA-
MANAJEMEN- PELAKSANAAN-HAJI.pdf
Muhammad, Syams al-Din, bin Ahmad al-Sharbini, Mughni al-Muhtaj ila
MarifahMaani Alfaz al-Minhaj (Kaherah: Dar al-Hadits, t.t.).
Al-Murtado, Ahmad bin Yahya, Taj al-Madhhab li Ahkam al-Madhhab (t.tp.: Dar al-
Kitab al-Islami, t.t.).
Nashir, M. Samidin, Strategi Jaring Laba-Laba dalam Perlindungan Jamaah Haji,
Opini dalam Buletin KPHI, (Jakarta, KPHI, Voume 1, 2014), hal. 17-18,
http://kphi.go.id/buletin/ 48Buletin%20KPHI% 20edisi %201.pdf
Nidjam, Latief dan Hanan, Alatief. Manajemen Haji, Jakarta: Penerbit Mediacita. 2006.
Nasution, S, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung, Tarsito, 1988).
Nuri, Muhammad, Pragmatisme Penyelenggaraan Ibadah Haji, Salam; Jurnal Filsafat
dan Budaya Hukum.
UMH, Keutamaan Ibadah Umroh dan Haji, dalam umrohhajimabrur.com, Diakses
29 September 2015, http://umrohhajimabrur.com/keutamaan-ibadah-umroh-
haji.html
Al-Rahman, Abd, al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ala al-Madhahib al-Arbaah (t.tp.: Dar al-
Irshad, t.t.).
Ramadhan, Abdul Hadi,Modernisasi Manajemen Penyelenggaraan Haji Pada
Pemerintah Orde Baru dalam abdulhadimulyaramadhan.blogspot.co.id/, Diakses
20 September 2015, http://abdul hadi mulyaramadhan. blogspot.co.id/2014/05/
moder nisasi-manajemen-penyeleng gara an. html
192
Rangkuti, Affan, Pelunasan BPIH Reguler Mulai 1 Juni dalam haji.kemenag.go.id,
Dipublikasikan 30/05/2015, Diakses 23 Oktober 2015,
http://haji.kemenag.go.id/v2/content /peluna san-bpih-reguler-mulai-1-juni
Rahman, Arief, Problematika Penyelenggaraan Ibadah Hajidalam sangpencerah.com,
Diakses 25 September 2015, http://www.sangpencerah.com/2013/ 09/ problema
tika-penyelenggaraan-ibadah-haji.html
Sabiq, Sayid, Fiqh al-Sunnah, (Kairo: Dar al-Fath li al-Ilamal-Araby, 1997).
Sasongko, Agung, Ini Tiga Usulan Efisiensi Pelaksanaan Haji 2015, dalam
republika.co.id, Dipublikasikan pada tanggal 30 Januari 2015,
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/15/01/30/nizay6-ini-
tiga-usulan-efisiensi-pelaksanaan-haji-2015
Sissah & Fuad Rahman, Problematika Ritual Ibadah Haji: Telaah Perilaku Sosial
Keagamaan Hujjaj di Kota Jambi, Artikel dalam Media Akademika, (Jambi: IAIN
Jambi, Vol. 27, No. 3, Juli 2012).
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, 2003, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (terj. Imam
Safeii), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suadi, Arief, Sistem Pengendalian Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995).
Subagyo, Joko P., Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1991).
Syaukani, Imam, (ed.), Manajemen Pelayanan Haji Indonesia (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Beragama Badan Litbang dan Diklat Depag RI, 2009)
Tempo, Kuota Haji 2015, Mayoritas untuk Jemaah Belum Berhaji dalam http://nasional.tempo.
co/read/news, Diakses 10 Oktober 2015, http://nasional. tempo.co/read/news/ 2015/10/05/173
706363/kuota-haji-2015-mayoritas-untuk-jemaah-belum-berhaji
Tim Komisioner KPHI, Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haji, Opini dalam
Buletin KPHI, (Jakarta, KPHI, Voume 2, 2014).
Travel, Aljazira, Haji Indonesia dan Kuota, dalamhttp://www.aljaziratour.net/,
Diakses 27 September 2015, http://www.aljaziratour.net/2015/01/haji-indonesia-
dan-kuota.html
Tri Ratomo, Unggul, Catatan penting penyelenggaraan haji Indonesia , dalam
antaranews.com/berita, Dipublikasikan 15 April 2015, http://www.antaranews.
com/berita/ 491465/catatan-penting-penyelenggaraan-haji-indonesia
Al-Thabari, Muhammad Ibn Jarir, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, (Mesir: Dar al-
Ma'arif,tt, Jilid 1).
UMH, Tanya Jawaban Pertanyaan Seputar Haji, dalam umrohhajimabrur.com,
Diakses 1 Oktober 2015, http://umrohhajimabrur.com/tanya-jawab-seputar-haji.
html#
Al-Zuhailiy, Wahbah, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu (Dimasq: Dar al-Fikr,tt).
Wawancara dengan Abdullah, 31 Oktober 2015.
Wawancara dengan Zahdi Tahir, 24 Oktober 2015.
Wawancara dengan Rizkan Syahbudin, 15 Oktober 2015.
Wawancara dengan Hifzhan, 12 Oktober 2015.
Wawancara dengan Zulkardain Dali, 13 Oktober 2015.
193
Wawancara dengan Rozihan, 12 Oktober 2015.
Wawancara dengan HM. Nasron HK, 15 Oktober 2015
Wawancara dengan Mashuri, 1 Nopember 2015.
LAPORAN PENELITIAN
194
(Restrukturisasi Model Pengelolaan Haji
Menuju Manajemen Haji yang Modern)
(Penelitian Kebijakan)
Oleh:
195
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN........................................................... 21
A. Haji dalam Perspektif Fiqh............................................................ 21
B. Ibadah Haji Masa NAbi Ibrahim .................................................. 30
C. Penyelenggaraan Ibadah Haji di Masa Rasulullah ..................... 34
D. Penuyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia ............................... 48
196
PEDOMAN WAWANCARA:
DAFTAR INFORMAN:
197
1. Pejabat Struktural Pemda :
a. Asirun,
b. Cik Hasan,
c. Hidayat
2. Kemenag :
a. Suardi Abbas,
b. Zahdi Taher,
c. Mukhlisudin,
d. Mulya Khudari
3. KBIH :
a. Imroki,
b. Hifzan,
c. Rozian Karnedi
d. Ihsan Nasution,
e. Abdurrahman Al-Kaf,
4. Ulama:
a. Dani Hamdani,
b. Nurul Fadhilah
c. Dr. Zulkarnain Dali, M. Pd
d. Asyari Husein
e. Nasron HK M.Pd.I
f. Rizkan Syahbuddin M.Pd
g. Jisman Datok Kayo
198