You are on page 1of 13

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan

gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berbeda pada tingkat terbaik dan air

susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat

yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system syaraf.

Selengkapnya:

http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/makalah-konsep-dasar-teori-air-susu-ibu.html

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Menurut Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 ASI adalah

makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk

pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi.

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual. ASI

mengandung nutrisi, hormon unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta


anti imflamasi. Nutrisi dalam ASI mencangkup hampir 200 unsur zat makanan

(Nurkhamzah, S. 2012)

ASI adalah sabuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan

serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gisin dalam air susu ibu berbeda

pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh

bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-

sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan

system syaraf (Riksasa, R. 2010)

2. Anatomi Payudara

Payudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI pada setiap

payudara, terdapat sekitar 20 lobus yang memiliki sistem saluran (duck

system). Saluran bercabang menjadi saluran-saluran kecil yang berakhir pada

sekelompok sel memproduksi susu, saluran tersebut melebar menjadi

penyimpangan susu dan bertemu pada puting susu, sel otot mengelilingi

alveoli (Saleha, S. 2009) dibawah ini merupakan bagian-bagian payudara

terdiri dari :

a. Pabrik ASI (Alveoli)

1) Berbentuk seperti buah anggur.

2) Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI jika dirangsang

oleh hormon prolaktin.


b. Saluran ASI (Ductus Lactiferous)

Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari pabrik kegudang.

c. Gudang ASI (Sinus Lactiferous)

Tempat penyimpanan ASI yang terletak di bawah kalang payudara

(Areola)

d. Otot Polos (Myioepithel)

1) Otot yang mengelilingi pabrik ASI

2) Jika dirangsang oleh hormon oksitosin, maka otot yang melingkari

pabrik ASI akan mengerut dan menyemprotkan ASI di dalamnya.

Gambar 2.1
Anatomi Payudara
3. Kolostrum

a. Pengertian Kolostrum

Kolostrum adalah susu awal yang diproduksi oleh ibu yang baru

melahirkan yakni dihasilkan 24 jam pertama setelah melahirkan. Cairan ini

berwarna kunign, atau jernih, merupakan bahan yang sangat kaya akan

anti infeksi, dapat membersihkan alat pencernaan bayi dan zat-zat yang

tidak berguna (Suherni, dkk. 2009).

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali diekskresikan oleh

kelenjar payudara, yang diekskresikan pada hari pertama sampai hari

ketiga atau keempat (Saleha, S. 2009)

Kolostrum adalah ASI yang keluar pada beberapa hari hari pertama

kelahiran, biasanya berwarna kuning kental. Air susu ini sangat kaya

protein dan zat kekebalan tubuh atau immunoglobulin (IgG, IgA, dan

IgM), mengandung sedikit lemak dan karbohidrat.

b. Proses laktasi dan menyusui

Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan,

payudara semakin padat karena retensi air, lemak, serta berkembangnya

terus dan mengeluarkan estrogen dan progesteron untuk mempersiapkan

payudara agar dapat mengeluarkan ASI (Saleha, S. 2009)

Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi.

Ketikabayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin

membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu


(ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs) yang berlokasi

dibelakang aerola, lalu ke dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja

mulai dari bulan ketiga kehamilan, dimana tubuh wanita memproduksi

hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Proses

bekerjanya hormon dalam menghasilkan ASI yaitu pada saat bayi

menghisap, sejumlah sel syaraf di payudara ibu mengirimkan pesan ke

hipotalamus. Kemudian ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas

rem penahan prolaktin. Untuk mulai menghasilkan ASI, prolaktin yang

dihasilkan kelenjar patuitari merangsang kelenjar-kelenjar susu di

payudara ibu sehingga susu pun keluar.

c. Reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum atau air susu

Dibawah ini reflek yang berperan dalam pembentukan kolostrum

atau air susu antara lain yaitu :

1) Reflek Prolaktin

Hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat

kolostrum. namun jumlah kolostrum terbatas karena aktifitas prolaktin

di hambat olek estrogen dan progesteron yang kadarnya memang

tinggi. Hormon ini memegang sel-sel alveoli yang fungsinya untuk

membuat air susu. Pada ibu menyusui prolaktin akan mengikat

dipengaruhi oleh stres atau pengaruh psikis rangsangan puting susu

atau obat-obatan.
2) Reflek Let Down

Reflek oksitosin adalah rangsangan yang ditimbulkan oleh

isapan bayi saat menyusu. Refleks ini akan diantar ke bagian lain otak

(hipofise posterior) yang akan melepaskan hormon oksitosin.

Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat

keluar dari alveoli dan masuk ke system ductulus yang untuk

selanjutnya mengalir melalui ductus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan refleks let down adalah

dengan melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi,

memikirkan untuk menyusui bayi (Saleha, S. 2009)

d. Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan

syarat berikut ini (Saleha, S. 2009)

1) Di udara bebas/ terbuka : 6-8 jam

2) Di lemari es (40C) : 24 jam

3) Di lemari pendingin/beku (-180C) : 6 bulan

e. Komposisi Kolostrum

Kolostrum mempunyai komposisi sebagai berikut, dimana dari hari

ke hari selalu berubah (Suherni, dkk. 2009)

1) Kolostrum mempunyai kandungan yang tinggi protein dibandingkan

dengan asi matur.


2) Lebih banyak mengandung antibodi 10-17 kali lebih banyak

dibandingkan dengan asi matur, dapat memberikan perlindungan pada

bayi sampai umur 6 bulan

3) Kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan asi matur

4) Kadar mineral lebih tinggi dibandingkan dengan asi matur

5) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan asi matur

6) Volume kolostrum antara 150-300ml/24 jam

f. Perbedaan kandungan kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur

1) Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang berwarna kuning, atau jernih, yang

diproduksi oleh ibu yang baru melahirkan merupakan bahan yang

sangat kaya akan anti infeksi, dapat membersihkan alat pencernaan

bayi dari zat-zat yang tidak berguna. Protein utama dalam kolostrum

adalah immunoglobulin (IgG, IgA, IgM), yang merupakan antibodi

guna menangkal dan menetralisir bakteri, virus, jamur, dan parasite

(Suherni, dkk. 2009)

2) Susu transisi

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI

yang matur. Disekresikan dari hari ke 4 sampai hari ke 10 dari masa

laktasi, tetapi adapula pendapat yang mengatakan bahwa asi matur

baru terjadi pada minggu ketiga sampai minggu kelima. Kadar protein
makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi.

Volumenya juga akan makin meningkat (Saleha, S. 2009)

3) Susu matur atau matang

Susu matur atau matang yaitu ASI yang keluar setelah hari ke 10

pasca persalinan. Komposisinya stabil dan tidak berubah. Jika bayi

lahir prematur atau kurang bulan, ASI yang dihasilkan memiliki

kandungan yang berbeda, yaitu lebih banyak mengandung protein. Hal

ini sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi prematur yang biasanya

memiliki badan kurang dan banyak hal pada tubuhnya yang belum

sempurna.

g. Manfaat Kolostrum

Manfaat kolostrum bagi bayi adalah sebagai berikut (Saleha, S.

2009) :

1) Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan

mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan bagi yang akan datang.

2) Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan

ASI yang matur, sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi

sampai usia 6 bulan.

3) Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrosis protein di dalam usus bayi

menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambahkan

kadar antibodi pada bayi.


h. Cara Memberikan Kolostrum / ASI Pertama

Menyerupai susu dan jumlahnya mungkin kecil, tetapi kaya dengan

nutrisai dan antibodi yang diperlukan oleh bayi untuk membantu

mengatasi infeksi (Tatang M. Amirin. 2009) adapun langkah-langkah

dalam memberikan ASI pertama pada bayi baru lahir yaitu :

1) Memusatkan tubuh bayi ke arah ibu supaya dadanya berhadapan

dengan dada ibu. Peganglah dengan tangan leher bahu didukung

dengan tangan ibu sepanjang punggung. Bawalah bayi ke payudara

dan bukannya menggerakan seluruh tubuh payudara ke arah bayi.

2) Sentuhan mulut bayi ibu secara halus dengan putting ibu untuk

mendorongnya membuka mulut sebesar mungkin. Lidahnya harus ke

bawah dan depan dalam mulutnya.

3) Bawalah mulutnya ke payudara ibu. Pastikan agar putting dan aerola

ibu masuk ke dalam mulut bayi dengan benar. Bibirnya akan tampak

terbuka dan dagunya akan menyentuh payudara ibu ini berarti bahwa

hidungnya tidak menyentuh payudara supaya ia dapat bernafas.

4) Biarkan bayi menghisap selama ia mau pada sebelah payudara,

kemudian berikan sebelah lagi.

5) Berilah sebelah payudara yang satu lagi saat mulai menyusukan

kembali.

6) Untuk mengangkat bayi dari payudara, masukan jari ibu ke sudut

mulutnya secara halus supaya tidak terhisap lagi.


i. Dampak jika bayi tidak diberikan kolostrum

Berbagai penelitian juga melaporkan bahwa ASI dapat mengurangi

kejadian diare, infeksi saluran kemih, dan infeksi radang usus halus dan

besar akibat jaringan kekurangan oksigen atau akibat terapi antibiotik.

Akibat tifdak diberikan kolostrum pada bayinya akan mudah terkena

penyakit infeksi dan alergi karena dalam kolostrum mengandung zat

kekebalan. Selain itu, akan kekurangan protein, vitamin (Roesli, U. 2008)

Serta dampak dari tidak diberikannya kolostrum tersebut adalah

daya tahan tubuh bayi yang akan menjadi lemah sehingga mudah terserang

berbagai penyakit. Maka dari itu disarankan untuk sesegera mungkin

memberikan kolostrum pada bayi baru lahir (Suherni, dkk. 2009)

j. Asfek kekebalan tubuh pada kolostrum

Aspek-aspek kekebalan tubuh pada kolostrum antara lain :

1) Immunoglobin

Fraksi protein dari kolostrum mengandung antibody yang serupa

dengan antibody yang terdapat di dalam darah ibu dan yang

melindungi terhadap penyakit karena bakteri dan virus yang pernah

diderita ibu atau yang telah memberikan immunitas pada ibu.

Immunoglobulin ini bekerja setempat dalam saluran usus dan dapat

juga diserap melalui dinding usus dalam sistem sirkulasi bayi. Yang

termasuk dalam antibody ini adalah IgA, IgB, IgM, IgD, dan IgE.
2) Laktoferin

Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang

tinggi terhadap zat besi. Bersamaan dengan salah satu immunoglobulin

(IgA), laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk

perkembangan kuman E.coli, stafilokokus dan ragi. Kadar yang paling

tinggi dalam kolostrum adalah 7 hari hari pertama postpartum. Efek

immunologis laktoferin akan hilang apabila makanan bayi ditambah

zat besi.

3) Lisosom

Bersama dengan IgA mempunyai fungsi anti bakteri dan juga

menghambat pertumbuhan berbagai macam-macam virus. Kadar

lisosom dalam kolostrum dan ASI lebih besar dibandingkan dalam air

susu sapi.

4) Faktor antitripsin.

Enzim tripsin berada di saluran usus dan fungsinya adalah untuk

memecah protein, maka antitripsin di dalam kolostrum akan

menghambat kerja tripsin.

5) Faktor bifidus

Lactobacilli ada di dalam usus bayi yang membutuhkan gula yang

mengandung nitrogen, yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus berfungsi

mencegah pertumbuhan organisme yang tidak diinginkan, seperti

E.coli, dan ini hanya terdapat di dalam kolostrum dan ASI.


6) Lipase

Berfungsi sebagai zat anti virus.

7) Anti stafilokokus

Berfungsi melindungi bayi terhadap bakteri stafilokokus

8) Laktoferoksidase

Berfungsi membunuh streptokokus

9) Komponen komplemen

Mengandung komplemen C3 dan C4 yang berfungsi sebagai

faktor pertahanan.

10) Sel-sel fagositosis

Dapat melakukan fagositosis terutama terhadap stafilokokus,

E.coli dan candida albican. Pada waktu lahir sampai beberapa bulan

sesudahnya bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara

sempurna. Faktor faktor pelindung ini semua ada di dalam ASI yang

mature maupun di dalam kolostrum. Pemberian kolostrum secara awal

pada bayi dan pemberian ASI terus menerus merupakan perlindungan

terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit

(Pusdiknakes, 2003).

Kolostrum mengandung anti kekebalan tidak menjadi suatu hal

yang utama pada ibu-ibu setelah melahirkan. Kebanyakan mereka

tidak segera memberikan kolostrum karena menganggap kolostrum

bukanlah pengaruh yang terpenting buat masa depan bayi mereka.


Serta akibat dari pengetahuan yang serba terbatas sehingga mereka

tidak mampu mencerna makanan dari pemberian kolostrum.

You might also like