You are on page 1of 84

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S
DI RUANG MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN -
SEMARANG
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Ajar Manajemen Asuhan Keperawatan
Gerontik

Pembimbing Akademik:
Rita Hadi W, Sp.Kep.Kom

Disusun oleh :
1. Hanun Arifah 22020112110043
2. Linda Riana Putri 22020112140016
3. Analia Dewi 22020112140084

Kelas : A12.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota masyarakat
yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan
hidup. Pada tahun 1990 penduduk lanjut usia berjumlah 11,3 juta orang atau
8,9 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 2000 jumlah penduduk
lanjut usia meningkat menjadi 15,1 juta jiwa atau 7,2 persen. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk usia Indonesia berdasarkan
data Biro Pusat Statistik pada tahun 90 adalah 61,2 tahun, tahun 1995: 60.05
tahun serta tahun 2000: 64,05 tahun (BPJS, 2000).
Jumlah presentasi penduduk lansia yang diperkirakan akan semakin
meningkat pada tahun 2020 , yaitu sebesar 11,4 persen dapat berdampak pada
tingginya angka ketergantungan lansia. Angka ketergantungan usia lanjut pada
tahun 1995 adalah 6.93 persen dan tahun 2015 menjadi 87,4 persen yang
berarti pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 7
orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan pada tahun 2015
sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia lanjut yang
berumur 65 tahun ke atas. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi
lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya
mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang
mengarah pada perubahan yang negatif (Wirakartakusuma dan Anwar, 1994).
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut
usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan,
yang pertama perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan dan kulit,
yang kedua perubahan bagian dalam tubuh seperti system saraf, yang ketiga
perubahan panca indra yaitu penglihatan pendengaran penciuman dan perasa,
yang keempat perubahan motoric antara lain berkurangnya kekuatan,
kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada
umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis.
Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra
menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa
tidak berguna lagi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
masalah nyeri akut : nyeri pada punggung dan lutut, nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan kesepian dengan memperhatikan proses penuaan
yang terjadi pada lansia ditinjau dari bio psiko sosio spiritual dan kulturan
di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan masalah nyeri akut,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan kesepian.
b. Mampu menyusun dan menentukan masalah keperawatan sesuai
pengkajian
c. Mampu menentukan prioritas diagnosa yang telah ditemukan
d. Mampu menyusun rencana intervensi yang tepat pada lansia dengan
masalah nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kesepian
e. Mampu melakukan implementasi yang tepat pada lansia dengan
masalah nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kesepian
f. Mampu melakukan evaluasi dan menyusun rencana tindak lanjut
berdasarkan implementasi yang telah dilakukan
g. Mampu membuat dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LOW BACK PAIN (LBP) / NYERI PUNGGUNG BAWAH


1. Pengertian
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor).
Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan
pangkal paha (Rakel, 2002). Low back pain (LBP) atau nyeri punggung
bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan
psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan
timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumbal
berikut sakrum (Idyan, 2007).
2. Klasifikasi
Menurut Bimariotejo (2009), berdasarkan perjalanan kliniknya
LBP terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang
secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa
hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh.
Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti
kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian.
Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang
pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuhsendiri. Sampai saat
ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan
pemakaian analgesik.
b. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih
dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh
kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh
pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena
osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus
intervertebralis dan tumor.
3. Etiologi
a. Proses degeneratif
Meliputi : spondilosis, HNP, stenosis spinalis, osteoartritis.
Perubahan degeneratif pada vertebrata lumbosakralis dapat
terjadi pada korpus vertebrae berikut arkus dan prosessus artikularis
serta ligamenta yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang
belakang satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai
osteoartrosis deforman, tapi kini dinamakan spondilosis. Perubahan
degeneratif ini juga dapat menyerang anulus fibrosis diskus
intervertebralis yang bila tersobek dapat disusul dengan protusio
diskus intervertebralis yang akhirnya menimbulkan hernia nukleus
pulposus (HNP). Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda
proses degeneratif ini adalah kartilago artikularis yang dikenal sebagai
osteoartritis (Adelia, 2007).
b. Penyakit Inflamasi
LBP akibat inflamasi terbagi 2 yaitu artritis rematoid yang
sering timbul sebagai penyakit akut dengan ciri persendian keempat
anggota gerak terkena secara serentak atau selisih beberapa
hari/minggu, dan yang kedua adalah pada spondilitis angkilopoetika,
dengan keluhan sakit punggung dan sakit pinggang yang sifatnya
pegal-kaku dan pada waktu dingin dan sembab linu dan ngilu
dirasakan (Adelia, 2007).
c. Osteoporotik
Sakit pinggang pada orang tua dan jompo, terutama kaum
wanita, seringkali disebabkan oleh osteoporosis. Sakit bersifat pegal,
tajam atau radikular (Adelia, 2007).
d. Kelainan Kongenital
Anomali kongenital yang diperlihatkan oleh foto rontgen polos
dari vertebrae lumbosakralis sering dianggap sebagai penyebab LBP
meskipun tidak selamanya benar. Contohnya adalah lumbalisasi atau
adanya 6 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis merupakan variasi
anatomik yang tidak mengandung arti patologik. Demikian pula pada
sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus vertebrae lumbalis (Adelia,
2007).
e. Gangguan Sirkulatorik
Aneurisma aorta abdominalis dapat membangkitkan LBP yang
hebat dan dapat menyerupai sprung back atau HNP. Gangguan
sirkulatorik yang lain adalah trombosis aorta terminalis yang perlu
mendapat perhatian karena mudah didiagnosa sebagai HNP. Gejalanya
disebut sindrom Lerichie. Nyeri dapat menjalar sampai bokong,
belakang paha dan tungkai kedua sisi (Adelia, 2007).
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis LBP berbeda-beda sesuai dengan etiologinya masing-
masing seperti beberapa contoh dibawah ini :
a. LBP akibat sikap yang salah
- Sering dikeluhkan sebagai rasa pegal yang panas pada pinggang,
kaku dan tidak enak namun lokasi tidak jelas.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan otot-otot paraspinal agak spastik di
daerah lumbal, namun motalitas tulang belakang bagian lumbal
masih sempurna, walaupun hiperfleksi dan hiperekstensi dapat
menimbulkan perasaan tidak enak
- Lordosis yang menonjol
- Tidak ditemukan gangguan sensibilitas, motorik, dan refleks pada
tendon
- Foto rontgen lumbosakral tidak memperlihatkan kelainan yang
relevan.
b. Pada Herniasi Diskus Lumbal
- Nyeri punggung yang onsetnya perlahan-lahan, bersifat tumpul
atau terasa tidak enak, sering intermiten, wala kadang onsetnya
mendadak dan berat.
- Diperhebat oleh aktivitas atau pengerahan tenaga serta mengedan,
batuk atau bersin.
- Menghilang bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan
tungkai yang sakit difleksikan.
- Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebrata yang
menyebabkan nyeri sehingga membuat pasien tidak dapat berdiri
tegak secara penuh.
- Setelah periode tertentu timbul skiatika atau iskialgia.
c. LBP pada Spondilosis
- Kompresi radiks sulit dibedakan dengan yang disebabkan oleh
protrusi diskus, walaupun nyeri biasanya kurang menonjol pada
spondilisis
- Dapat muncul distesia tanpa nyeri pada daerah distribusi radiks
yang terkena
- Dapat disertai kelumpuhan otot dan gangguan refleks
- Terjadi pembentukan osteofit pada bagian sentral dari korpus
vertebra yang menekan medula spinalis.
- Kauda ekuina dapat terkena kompresi pada daerah lumbal bila
terdapat stenosis kanal lumbal.
d. LBP pada Spondilitis Tuberkulosis
- Terdapat gejala klasik tuberkulosis seperti penurunan berat badan,
keringat malam, demam subfebris, kakeksia. Gejala ini sering tidak
menonjol.
- Pada lokasi infeksi sering ditemukan nyeri vertebra/lokal dan
menghilang bila istirahat.
- Gejala dan tanda kompresi radiks atau medula spinalis terjadi pada
20% kasus (akibat abses dingin)
- Onset penyakit dapat gradual atau mendadak (akibat kolaps
vertebra dan kifosis)
- Diawali nyeri radikular yang mengelilingi dada atau perut, diikuti
paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,
hiperrefleksia dan refleks Babinsky bilateral. Dapat ditemukan
deformitas dan nyeri ketok tulang vertebra.
- Penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang
muncul terutama gangguan motorik (Sidharta, 2004).
e. LPB pada Spondilitis Ankilopoetika
- Biasanya dirasakan pada usia 20 tahun.
- Tidak hilang dengan istirahat dan tidak diperberat oleh gerakan.
- Pemeriksaan fisik menunjukkan pembatasan gerakan di sendi
sakrolumbal dan seluruh tulang belakang lumbal.
- Laju endap darah meninggi.
- Terjadi osifikasi ligamenta interspinosa (Mansjoer, 2007).
5. Patofisiologi
Pinggang merupakan pengemban tubuh dari toraks sampai perut.
Sokoguru bagian belakang tersebut terdiri dari lumbal dan tulang belakang
pada umumnya. Tiap ruas tulang belakang berikut diskus intervertebralis
sepanjang kolumna vertebralis merupakan satuan anatomik dan fisiologik.
Bagian depan berupa korpus vertebralis dan diskus intervertebralis yang
berfungsi sebagai pengemban yang kuat dan tahanter hadap tekanan-
tekanan menurut porosnya. Berfungsi sebagai penahan tekanan adalah
nukleus pulposus. Dalam keseluruhan tulang belakang terdapat kanalis
vertebralis yang didalamnya terdapat medula spinalis yang membujur ke
bawah sampai L 2. Melalui foramen intervertebralis setiap segmen medula
spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke periferi. Di
tingkat servikal dan torakal, berkas serabut tepi itu menuju ke foramen
tersebut secara horizontal. Namun di daerah lumbal dan sakrum berjalan
secara curam ke bawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen
intervertebralis yang bersangkutan. Hal tersebut dikarenakan medula
spinalis membujur hanya sampai L 2 saja. Otot-otot yang terdapat di
sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan insersiopada prosesus
transversus atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale dijamin
oleh ligamenta secara pasif dan secara aktif oleh otot-otot tersebut. Ujung-
ujung serabut penghantar impuls nyeri terdapat di ligamen, otot-otot,
periostium, lapisan luar anulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior
(Sidharta, 2004).
6. Penatalaksanaan
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan,
istirahat dan modalitas. pemberian obat anti inflamasi non steroid
(OAINS) diperlukan untuk jangka waktu pendek disertai dengan
penjelasan kemungkinan efek samping dan interaksi obat. Tidak
dianjurkan penggunaan muscle relaxan karena memiliki efek depresan.
Namun pada pasien dengan depresi premorbid atau timbul depresi akibat
rasa nyeri, penggunaan anti depresan dianjurkan. Untuk pengobatan
simptomatis lainnya, kadang memerlukan campuran antara obat analgesik,
antiinflamasi,OAINS, dan penenang (Sidharta, 2004).
Istirahat secara umum atau lokal banyak memberikan manfaat.
Tirah baring pada alas keras dimaksudkan untuk mencegah
melengkungnya tulang punggung. Modalitas dapat berupa kompres es,
semprotan etil klorida, dan fluorimetan (Sidharta, 2004).

B. NUTRISI
1. Pengertian
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Dimana zat makanan itu terdiri terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain
yang dapat menghasilkan energy dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana
individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic (Wilkinson, Judith M. 2007).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
suatu keadaan individu memiliki penurunan kemampuan mengonsumsi
cairan dan/makanan padat dari mulut ke lambung (Kim, McFarland dan
McLane, 1995 dalam Potter dan Perry, Fundamental Keperawatan Volume
2).
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi. Pucat
pada kulit, membran mukosa, konjungiva dan lain-lain.
2. Manifestasi Klinis
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
d. Adanya penurunan albumin serum
3. Tanda dan Gejala
a. Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan kering, rapuh, pigmen berkurang, mudah dicabut,
tipis dan kasar
c. Wajah : kulit gelap di atas pipi dan di bawah mata, kulit bercak, muka
bengkak atau pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat, kering
e. Bibir : bengkak dan kasar, lesi di sudut mulut
f. Lidah : tampak lembut, bengkak merah daging, sakit, papilla atropi
g. Gigi : karies, kecoklatan, malposisi
h. Gusi : seperti spon, mudah berdarah
i. Kelenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit : kasar, kering, bercak, bengkak, pucat
4. Manifestasi Klinis dan Tanda Gejala Menurut NIC-NOC
a. Subjektif
1) Kram abdomen
2) Nyeria bdomen dengan atau tanpa penyakit
3) Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
4) Melaporkan perubahan sensasi rasa
5) Melaporkan kurangnya makanan
6) Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
b. Objektif
1) Tidak tertarik untuk makan
2) Diare
3) Adanya bukti kekurangan makanan
4) Kehilangan rambut yang berlebihan
5) Bising usus hiperaktif
6) Kurangnya minat pada makanan
7) Luka, rongga mulut inflamasi
5. Kemungkinan Penyebab
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
b. Penurunan absorbs nutrisi
c. Nafsu makan menurun
6. Faktor Predisposisi
a. Kerusakan Geligi
Keadaan ketika individu mengalami penghentian pola perkembangan/
erupsi gigi atau integritas structural gigi. (Carpenito, Lynda Juall,
2007)
b. Gangguan menelan
Keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan kemampuan
untuk secara volunteer memasukan cairan dan/ atau makanan padat
dari mulut ke dalam lambung. (Carpenito, Lynda Juall, 2007)
c. Ketidakefektifan pola menyusu
Suatu keadaan ketika bayi (dari lahir sampai 9 bulan) memperlihatkan
gangguan kemampuan mengisap atau mengkoordinasi respons
mengisap menelan, yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi oral
untuk kebutuhan metabolic. (Carpenito, Lynda Juall, 2007)

7. Data Mayor dan Minor


a. Mayor (harus terdapat)
Individu yang tidak puasa melaporkan atau mengalami: asupan
makanan tidak adekuat kurang dari yang dianjurkan dengan atau tanpa
penurunann berat badan atau kebutuhan metabolic actual atau potensial
dengan asupan yang lebih.
b. Minor (mungkin terdapat)
1) Berat badan 10% sampai 20% atau lebih di bawah berat ideal untuk
tinggi dan kerangka tubuh
2) Lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah dan lingkar otot lengan
tengah kurang dari 60% standar pengukuran
3) Kelemahan otot dan nyeri tekan
4) Peka rangsang mental dan kekacauan mental
5) Penurunan albumin serum
6) Penurunan transferrin serum atau penurunan kapasitas ikatan besi
a) Kerusakan geligi
- Plak berlebihan
- Gigi lepas
- Karies pada mahkota atau tukar gigi
- Kalkulus berlebihan
- Halitosis
- Kehilangan premature gigi primer
- Perubahan email gigi
- Aus dan abrasi gigi
- Sakit gigi
- Fraktur gigi
- Erosi email
- Kehilangan gigi atau tidak ada
- Maloklusi atau ketidaksejajaran gigi
- Ekspresi wajah tidak simetris
- Erupsi tidak lengkap sesuai usia (mungkin gigi primer atau
sekunder)
b) Gangguan menelan
Mayor (harus terdapat)
- Teramati adanya kesukaran dalam menelan
- Statis makanan dalam rongga mulut
- Tersedak
- Batuk setelah asupan makanan/ minuman
Minor (mungkin terdapat)
- Bicara tidak jelas
- Apraksia (Ideasional, konstruksional, visual)
- Suara hidung
- Mengiler
8. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergisi tinggi
dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit.
f. Jenis kelamin
Umumnya kebutuhan nutrisi wanita lebih rendah dari laki-laki. Hal ini
karena BMR wanita lebih rendah dari laki-laki
g. Usia
Anak-anak BMR lebih kecil dari dewasa.Lansia lanju pertumbuhan
menurun sehingga kebutuhan nutrisi berkurang.
h. Jenis Kegiatan
Semakin berat aktivitas, kebutuhan nutrisi semakin meningkat
i. Stress
Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi mengalami stress
j. Infeksi atau proses penyakit
Selama proses infeksi, sel kemudian akan melakukan penyembuhan
dan perbaikan sehingga membutuhkan energy dan nutrisi
k. Suhu tubuh
Setiap kenaikan 1 derajat Fahrenheit, maka kebutuhan kalori
meningkat.
9. Parameter keseimbangan Nutrisi
a. Berat badan ideal
Hasil:
BB < 80% = Kurus
BB 80-120% = Ideal
BB > 120% = Gemuk
b. Indeks massa tubuh (IMT)
Hasil:
IMT < 17 = Sangat kurus
IMT 17 18,5 = Kurus
IMT 18,5 25 = Normal
IMT > 25 27 = Gemuk
IMT > 27 = Obesitas

C. KESEPIAN
1. Pengertian
Kesepian merupakan suatu perasaan pedih,sunyi,lengang,tidak
ramai, hidup dalam keterasingan karena kehilangan (prasetya, 2004).
Kesepian adalah suatu kesadaran pedih bahwa seseorang memiliki
hubungna yang tidak dekat dan tidak berarti dengan orang lain.
Kekurangan tadi menimbulkan kekosongan , kesedihan, pengasingan diri
bahkan keputusasaan, perasaan ditolak karena citra diri yang rendah
karena tidak dapat bergaul atau merasa tersisih dan tidak disukai.
Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan
keluarga. Akan tetapi terdapat pula lansia yang tidak tinggal dengan
keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan anak-
anak tumbuh dan berkembang secara mandiri serta meninggalkan rumah
dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa,2004). Masalah
keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimanan
kesepian akan semakin meningkat ketika pasanagn dari lansia meninggal
dunia. Hal ini juga terjadi pada kondisi dimana lansia diharuskan untuk
tinggal di panti wredha atau panti jompo dikarenakan keluarga tidak
mampu mengurus ataupun lansia tersebuat berasal dari kalangan ekonomi
menengah kebawah.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kesepian
Menurut martin and Osborn (1989) faktor penyebab terjadinya
kesepian pada lansia dipengaruhi oleh 3 hal yaitu : faktor psikologis,
faktor kebudayaan dan situasional, serta faktor spiritual.
a. Faktor psikologis
Menurut Mubarok (2006), faktor psikologi yang menyebabkan
seperti perasaan takut,. Perasaan itu muncul akibat perubahan-
perubahan mental yang berhubungan dengan perubahan fisik(terutama
organ perasa), keadaan kesehatan, tingkat pendidikan serta
pengetahuan serta situasi lingkungan. Dari segi mental emosional
muncul perasaan pesimis, merasa terancam akan timbulnya penyakit
sehingga takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Perasaan sedih
adalah emosi yang paling sering dinyatakan. Termasuk rasa berasalah,
kegelisahan, kemarahan, depresi, ketidakberdayaan, kesepian dan
penyesalan tentang suatu hubungan dengan orang yang telah
meninggal. Shok dan tidak percaya dapat diakibatkan oleh kematian
atau kehilangan. Beberapa orang tidak mampu berkonsentrasi setelah
kematian seseorang yang penting bagi mereka. Tanggapan kesedihan
diwujudkan individu itu sendiri, selain itu di tentukan oleh faktor
hubungan antara yang meninggal dan berkabung. Beberapa orang tua,
pengalaman kesedihan mungkin termasuk perasaan lega dan
emansipasi, terutama setelah mengalami situasi yang sulit
(Lueckenotte, 2000). Perubahan dalam keluarga dalam beberapa
decade terakhir telah menyebabkan kondisi baru, lebih terfragmentasi
struktur keluarga da proporsi orang yang hidup sendirian. Dalam
metaanalisis, factor-faktor resiko untuk kesepian diusia dewasa dan
usia tua memperkirakan memberikan ancaman terhadap hubungan
interpersonal 2 yang berharga mulai dari pengucilan, penolakan,
perpisahan, perceraian. Meski demikian, kesepian biasanya sebagai
sifat yang stabil, dengan perbedaan individu dalam suatu kondisi untuk
perasaan kesepian. Skala kesepian revised UCLA (R-UCLA, Russel)
dirancang untuk dikelola sendiri. Terdiri dari 20 item yaitu (merasa
selaras dengan orang-orang disekitar, merasa tidak memiliki
persahabatan, memiliki tempat untuk berbagi, tidak merasa sendiri,
merasa jadi bagian sekelompok teman, punya banyak kesamaan dengn
orang-orang, tidak dekat dengan siapapun, merasa sudah tidak berarti
lagi, merasa dihindari, merasa dekat dengan seseorang, merasa
ditinggalkan, hubungan sosial yang dangkal, tidak ada yang tahu
tentang dirinya, merasa terasing dari orang lain, mempunyai
persahabatan, ada seseorang yang mengerti, tidak bahagia karena
ditarik, merasa sendiri, ada seseorang untuk berbagi, yidak ada tempat
untuk berbagi) dengan empat kategori yaitu (tidak kesepian, kesepian
ringan, kesepian sedang, dan kesepian berat). Skala ini digunakan
untuk mengganti pada skala yang terlalu panjang dan terlalu rumit.
Sebagian besar dari multi-studi tingakat isolasi sosial dan kesehatan
dala proses penuaan skala kesepian untuk digunakan dalam mengukur
kesepian (Russell, Peplau, 1980)
b. Faktor kebudayaan dan situasional
Yaitu terjadinya suatu perubahan dalam tatacara hidup dan kultur
budaya dalam keluarga. Perbaikan dibidang kesejahteraan sosial, di
bidang globalisasi, di komunikasi, informasi, transportasi dan
pendidikan niscaya menimbulkan pengaruh luar yang mengikis budaya
masyarakat yang selama ini ada terhadap hubungan antar-anggota
keluarga mereka, termasuk yang tergolong lanjut usia. Nilai
kekerabatan dalam kehidupan keluarga semakin melemah dalam
keluarga yang mengarah pada bentuk keluaga kecil, terlebih-lebih
dalam masyarakat industri dimana lanjut usia terpisah dari anggota
keluarga lainnya akibat urbanisasi. Anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan dan terpaksa hidup sendiri dan dalam
kesepian. Selain nilai budaya, jenis kelamin, tingkatan pendidikan,
motivasi juga berperan serta mempengaruhi kesepian.
1) Jenis kelamin
Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktoryang
mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak pada
bentuk adaptasi yang digunakan. Bagi wanita masalah penyesuaian
diri dengan masa menjanda seringkali tersa sulit.
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam
menghadapi masalah, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga
akanlebih siap dalam menghadapi masalah yang terjadi.
3) Motivasi
Motivasi akan sangat membantu individu dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah. Individu yang tidak mempunyai motivasi
untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah akan membentuk
koping yang destruktif. 4) Dukungan keluarga Keluarga masih
merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lanjut usia.
Dukungan dari keluarga merupakan unsure terpenting
dalammembantu individu menyelesaikan masalah. Dengan
demikian, budaya tiga generasi di bawah satu atap makin sulit
dipertahankan, karena ukuran rumah di daerah perkotaan yang
sempit, sehigga kurang memungkinkan para lanjut usia tinggal
bersama anak (Hardywinoto, 2005). Sifat dari perubahan sosial
yang mengikuti kehilangan orang yang dicintai tergantung pada
jenis hubungan dan definisi peran sosial dalam suatu hubungan.
Selain rasa sakit psikologi mendalam, seseorang yang berduka
harus sering belajar keterampilan dan peran baru untuk mengelola
tugas hidup yang baru, dengan perubahan sosial ini terjadi pada
saat penarikan, kurangnya minat kegiatan, tindakan yang sangat
sulit. Sosialisasi dan pola interaksi juga berubah. Tetapi bagi orang
lain yang memiliki dukungan keluarga yang kuat dan mapan, pola
interaksi independent maka proses perasaan kehilangan atau
kesepian akan terjadi lebih cepat, sehingga seseorang tersebut lebih
mudah untuk mengurangi rasa kehilangan dan kesepian
(Lueckenotte, 2000).
c. Faktor spiritual
Dalam perjalanan hidupnya, setiap manusia pada umumnya
akan berupaya mengatasi kesulitan hidup dengan caranya masing
masing, sehingga individu tersebut akan tumbuh dan berkembang
sesuai dengan iramanya masingmasing. Kedekatan dengan sang
pencipta akan membuat seseorang lebih sehat di bandingkan yang jauh
dengan pencipta-Nya. Namun, kedekatan tersebut tidak selalu berjalan
mulus. Dengan tetap terjaga hubungan baik antara makhluk dan
Pencipta-nya, diharapkan adanya keseimbangan sikap realistis
terhadap dunia dan kebutuhan spiritual, sehingga perasaan negatif yang
sering muncul pada lansia seperti kesepian, kecemasan dapat dihindari.
Melalui pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya menjadi lebih
arif dan akan mengembangkan dirinya. Untuk itu, berbagai dimensi
kehidupan manusia perlu ditelaah agar dalam mencapai pencerahan
atau kesempurnaan hidup (Hardywinoto, 2005). Agama dan
menstabilkan spiritual dapat memberikan pengaruh selama kesedihan
atu kesepian. Dukungan dari lembaga keagamaan seseorang dapat
memberikan rasa memiliki kepada sekelompok orang mendukung satu
sama lain yang dibutuhkan. Gender, kelas sosial, etnisitas, dan budaya
dapat mempengaruhi rohani seseorang terhadap kesedihan dan
kesepian (Lueckenotte, 2000).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

A. DATA UMUM
1. NAMA LANSIA : Ny. S
2. USIA : 80 tahun
3. AGAMA : Islam
4. SUKU : Jawa
5. JENIS KELAMIN : Perempuan
6. NAMA WISMA : Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan Ruang
Mawar
7. PENDIDIKAN :-
8. RIWAYAT PEKERJAAN : Buruh cuci
9. STATUS PERKAWINAN : Janda
10. PENGASUH WISMA : Ny. Sukarni

B. ALASAN BERADA DI PANTI


Ny.S tinggal di panti sejak 5 tahun yang lalu yaitu pada tahun 2010. Ny.S
mengatakan datang ke panti diantar oleh anak ketiga dengan alasan karena
anak-anaknya tidak ada yang bersedia merawat Ny.S. Klien mengaku sering
terlibat cek-cok dengan ketiga menantunya.

C. DIMENSI BIOFISIK
1. RIWAYAT PENYAKIT (Dalam 6 bulan terakhir)
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa klien merasa sakit
pada daerah punggung dan lutut. Beberapa hari ini klien juga mengatakan
bahwa kepalanya terasa sakit. Klien juga mengeluh gatal-gatal pada bagian
kaki. Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
2. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ny.S mengatakan bahwa ia tidak tahu tentang riwayat penyakit yang
diderita oleh keluarganya.

3. RIWAYAT PENCEGAHAN PENYAKIT


a. RIWAYAT MONITORING TEKANAN DARAH :
Tanggal Tekanan darah
21 September 2015 140/100 mmHg
22 September 2015 150/90 mmHg
23 September 2015 140/90 mmHg
25 September 2015 140/90 mmHg
b. RIWAYAT VAKSINASI
Pengasuh panti Ny. S mengatakan bahwa selama di panti wredha
Harapan Ibu klien belum pernah mendapatkan vaksin.
c. SKRINING KESEHATAN YANG DILAKUKAN
Pengasuh panti Ny. S mengatakan bahwa selama di panti Ny. S belum
pernah melakukan skrinning kesehatan.

4. STATUS GIZI (IMT) :


Di ketahui : Usia 80 tahun
Tinggi lutut 44,5 cm
Berat badan 35 kg
Di tanyakan : IMT (Indeks Massa Tubuh)
Jawab :
TB wanita = 84,88 (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut
dalam cm)
84,88 (0,24 x 80 tahun) + (1,83 x 44,5 cm)
84,88 19,2 + 81,435
65,68+ 81,45
147,115 cm
IMT = BB (kg) : TB2 m
35 kg : (147,115)2
35 kg : 2,164
16,17 (kurang)

5. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI


a. MASALAH PADA MULUT
Mukosa bibir klien lembab, tidak terdapat luka maupun sariawan pada
area mulut, lidah klien bersih, klien mengatakan tidak pernah
menggosok gigi.
b. PERUBAHAN BERAT BADAN
Dari hasil pengkajian pada tanggal 21 September 2015 didapatkan data
bahwa berat badan klien adalah 35 kg.
c. MASALAH NUTRISI
Klien mengatakan dalam sehari klien makan sebanyak 2 kali. Pada
pagi hari klien hanya sarapan biskuit dan minum segelas air putih, saat
makan siang klien hanya menghabisnya makananya setengah, dan sisa
dari makan siang digunakan klien untuk makan malam.

6. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT INI


Ny. S mengatakan bahwa saat ini ia mengeluh nyeri pada daerah
punggungnya. Klien juga mengeluh gatal-gatal pada kedua kakinya.
Akhir-akhir ini klien juga mengeluh sering sakit kepala.
Pengkajian nyeri PQRST :
P : Ny. S mengatakan nyeri timbul saat merasa lelah
Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk
R : Ny. S mengatakan nyeri di bagian punggung
S : Ny. S mengatakan skala nyeri 5
T : Ny. S mengatakan nyeri hilang timbul

7. OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI SAAT INI


Saat dilakukan pengkajian klien menunjukan obat-obatan yang dikonsumsi
saat ini yaitu promag dan dexteem plus.

8. TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT INI


Saat sakitnya kambuh klien mengatakan selalu memijat-mijat sendiri
bagian punggung dan kepalanya.

9. STATUS FUNGSIONAL (ASK) (Dinilai dengan indeks KATZ)


Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Toiletting
Berpindah
Kontinensia
Makan
Indeks KATZ A

10. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-SEHARI


a. MOBILISASI
Saat dilakukan pengkajian klien tampak sehat dan tidak memilikan
gangguan dalam mobilisasi. Klien dapat melakukan semua
aktivitasnya secara mandiri tanpa bantuan orang lain.
b. BERPAKAIAN
Klien mengatakan bahwa klien dapat memakai dan mengganti baju
sendiri, klien tidak pernah dibantu saat berpakaian.
c. MAKAN DAN MINUM
Klien mengatakan dalam sehari klien makan sebanyak 2 kali yaitu
pada siang dan malam hari sebanyak setengah porsi, saat sarapan klien
hanya memakan biskuit. Dalam sehari porsi minum klien sebanyak 4
gelas air putih.
d. TOILETING
Klien mengatakan dapat ke kamar mandi sendiri, klien tidak
mengalami gangguan dalam BAB dan BAK.
e. PERSONAL HYGIENE
Ny. S mengatakan jika ia dapat menjaga kebersihan dirinya, klien
mengatakan selalu mencuci tangan.
f. MANDI
Dalam sehari klien mandi sebanyak 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore
hari, klien selalu mandi dengan menggunakan sabun. Klien
mengatakan bahwa keramas 3 hari sekali, klien mengatakan tidak
pernah menggosok gigi.

D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. STATUS KOGNITIF
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skor
No Pertanyaan Jawab
+ -
1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 10
(tanggal jawa)
2 Hari apa sekarang ini ? (hari, tanggal,
tahun)
3 Apa nama tempat ini ? Rumah jompo
4a Berapa nomor telepon anda ? -
4b Dimana alamat anda ? (tanyakan hanya Kampung
bila klien tidak mempunyai no. Telepon) bejo rumah
jompo
5 Berapa umur anda ? 80 tahun
6 Kapan anda lahir ? -
7 Siapa presiden sekarang ? -
8 Siapa presiden sebelumnya ? -
9 Siapa nama kecil ibu anda ? Ngaenem
10 10.000-3.000 7.000
Keterangan :
Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat

Jumlah kesalahan total :


Benar :7
Salah :3
Berdasarkan hasi pengkajian dengan The Short Portable Mental Status
Quesionnare (SPMSQ) Ny.S memiliki 3 jawaban salah, status mental
Ny.S dikategorikan kerusakan intelektual ringan.

2. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF


Ny. S mengatakan dapat mengingat hal-hal dimasa lalu tentang hidupnya,
tanggal, dan keluarganya. Klien mengatakan tidak merasa lupa dengan
kejadian-kejadian tersebut.

3. DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS KOGNITIF


Ny. S tidak mengalami dampak apapun terkait status kognitif karena klien
masih mengingat dengan baik hal-hal dimasa lalu dan klien tidak memiliki
gangguan kognitif yang signifikan.

4. STATUS DEPERESI
The Geriatric Depresion Scale
No PERTANYAAN JAWABAN JAWABAN
Ny. S
1. Apakah pada dasarnya anda puas Tidak Tidak
dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan Ya Ya
aktivitas yang anda minati?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup Ya Tidak
anda kosong?
4. Apakah anda merasa bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai Tidak Ya
semangat setiap waktu ?
6. Apakah anda takut sesuatu akan Ya Tidak
terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia Tidak Tidak
setiap waktu ?
8. Apakah anda merasa jenuh ? Ya Ya
9. Apakah anda lebih suka tinggal di Ya Ya
rumah pada malam hari, daripada
pergi melakukan sesuatu yang
baru ?
10. Apakah anda merasa bahwa anda Ya Tidak
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada
yang lainnya ?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Tidak
menyenangkan hidup sekarang ini
?
12. Apakah anda merasa tidak Ya Ya
berguna saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh Tidak Ya
berenergi saat ini ?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak Ya Ya
ada harapan lagi ?
15. Apakah anda berfikir banyak Ya Tidak
orang lain lebih baik daripada
anda ?
Keterangan :
Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya dan tidak
setelah pertanyaan. Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.

Berdasarkan hasil pengkajian dengan Ny. S didapatkan nilai 8 jawaban


sama sesuai kuesioner yang menandakan bahwa klien mengalami depresi.

5. PERUBAHAN YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESI


Dari hasil pengkajian menyebutkan bahwa klien mengalama depresi. Klien
mengatakan merasa sedih karena tidak memiliki keluarga yang peduli dan
mau menjenguknya. Klien mengatakan anaknya tidak pernah
menjenguknya selama di panti.

6. DAMPAK YANG TIMBUL TERKAIT STATUS DEPRESI


Dampak yang timbul pada Ny. S adalah klien terlihat selalu sendiri dan
tidak memiiki teman. Klien tidak pernah menceritakan masalahnya pada
teman-teman pantinya.

7. KEADAAN EMOSI
a. ANXIETAS
Ny. S mengatakan tidak pernah merasa cemas dengan suatu hal. Dari
hasil observasi yang dilakukan klien terlihat tenang dan tidak terlihat
gelisah.
b. PERUBAHAN PERILAKU
Ny. S mengatakan tidak merasa memiliki perubahan perilaku selama di
panti. Klien mengatakan selalu beryanyi dan berpuisi saat sedang
bosan.
c. MOOD
Dari haril observasi yang dilakukan terlihat bahwa klien memiliki
emosi yang stabil, klien dapat mengendalikan perasaan dan emosi di
waktu yang tepat.

8. STATUS KESEPIAN
UCLA Loneliness Scale Reviced 3

No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Selalu


Pernah kadang
1 Apakah anda V
pernah merasa
cocok dengan
orang-orang
disekitar anda ?
2 Apakah anda V
pernah merasa
tidak/kurang
memiliki teman ?
3 Apakah anda V
pernah merasa
tidak ada
seorangpun yang
dapat diandalkan /
anda memintai
tolong ?
4 Apakah anda v
pernah merasa
sendiri ?
5 Apakah anda V
pernah merasa
menjadi bagian
dari kelompok
teman-teman anda
?
6 Apakah anda V
merasa bahwa
anda memiliki
banyak persamaan
dengan orang-
orang disekitar
anda ?
7 Apakah anda V
pernah merasa
bahwa Anda tidak
dekat dengan
siapapun ?
8 Apakah anda V
merasa bahwa
minat dan ide
Anda tidak
dibagikan dengan
orang disekitar
anda ?
9 Apakah Anda V
pernah merasa
ramah/mudah
bergaul dan
bersahabat ?
10 Apakah Anda V
pernah merasa
dekat dengan
orang lain ?
11 Apakah Anda V
pernah merasa
ditinggalakan ?
12 Apakah Anda V
pernah merasa
hubungan Anda
dengan orang lain
tidak berarti ?
13 Apakah Anda V
pernah merasa tak
satupun orang
mengerti Anda
dengan baik ?
14 Apakah Anda V
pernah merasa
terasing dari orang
lain ?
15 Apakah Anda V
dapat menemukan
teman /
persahabatan
ketika Anda
menginginkannya
?
16 Apakah Anda V
merasa bahwa ada
seseorang yang
benar-benar
mengerti Anda ?
17 Apakah Anda V
pernah merasa
malu ?
18 Apakah Anda V
pernah merasa
bahwa orang-
orang banyak
disekitar Anda,
tetapi tidak
bersama Anda ?
19 Apakah Anda V
merasa bahwa ada
orang yang dapat
Anda ajak bicara
(ngobrol) ?
20 Apakah Anda V
merasa bahwa ada
orang yang dapat
Anda andalkan /
dimintau tolong ?

Interpretasi : Hasil pengkajian kesepian pada Ny.S menggunakan UCLA


Loneliness Scale Reviced 3 didapatkan skor hasil penilaian adalah 50 yang
menandakan Ny.S mengalami kesepian tingkat sedang
E. DIMENSI FISIK
1. LUAS WISMA
Pengurus panti mengatakan bahwa panti wredha Harapan Ibu memiliki
luas tanah 3078 m2 dan luas bangunan 2878 m2.

2. KEADAAN LINGKUNGAN DI DALAM WISMA


a. PENERANGAN
Kondisi penerangan dalam ruangan baik, pencahayaan matahari dapat
masuk ke ruangan karena setiap ruangan terdapat jendela. Setiap
ruangan juga terdapat lampu dengan jumlah 5-6 lampu sebagai
penerangan ruangan dengan masing-masing lampu memiliki daya 20
watt dan total listrik dalam panti wreda sebanyak 6000 watt.
b. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN
Kondisi tiap ruangan dalam wisma bersih, penataan barang tertata
dengan baik dan rapi. Setiap hari wisma selalu dibersihkan oleh
pengurus panti pada pagi hari. Jendala-jendela biasanya dibersihkan
dan dilap oleh mahasiswa.
c. PEMISAHAN RUANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA
Ruangan wanita dalam panti terbagi menjadi 2 ruangan besar yaitu
ruang mawar dan ruang anggrek yang terdapat di bagian tengah panti.
Sedangkan untuk ruangan pria terdapat di bagian belakang panti
sehingga jarak antara ruangan pria dan wanita tidak berdekatan.
d. SIRKULASI UDARA
Sirkulasi udara di panti baik. Setiap ruangan lansia terdapat 28 jendela
kaca yg bisa dibuka dan 14 jendela tertutup dari kaca. Tiap ruangan
lansia juga dilengkapi dengan akses 2 daun pintu sebanyak 3 pintu
dengan keadaan dibiarkan terbuka. Kondisi lubang angin terletak tepat
diatas jendela dengan keadaan terbuka sehingga sirkulasi udara baik
dan tidak pengap.
e. KEAMANAN
Lantai pada panti terbuat dari keramik, kondisi lantai dalam panti
bersih dan tidak licin karena selalu dibersihkan setiap hari. Tidak
terdapat pegangan untuk pengaman pada tiap ruangan serta kamar
mandi sehingga penghuni panti harus berhati-hati agar tidak terjatuh.
Di panti juga belum dilengkapi oleh alarm tanda bahaya.
f. SUMBER AIR MINUM
Sumber air yang digunakan untuk mandi dan minum adalah air sumur
dengan kedalaman 100 meter, kualitas sumber air jernih dan bersih
serta tidak terdapat jentik nyamuk dalam bak mandi. Pengelolaan
untuk air minum dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Jarak
sumber air dengan septic tank kurang lebih 50 meter.
g. RUANG BERKUMPUL BERSAMA
Kondisi ruangan tempat berkumpul bersama luas sehingga cukup
untuk penghuni panti. Di ruangan terdapat fasilitas antara lain yaitu
televisi, kipas angin, DVD, serta mickrofon.

3. KEADAAN LINGKUNGAN DI LUAR WISMA


a. PEMANFAATAN HALAMAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan data bahwa
halaman di panti wredha Harapan Ibu cukup luas dimana terdapat
halaman kosong dibagian depan, samping, dan belakang. Halaman
kosong tersebut dimanfaatkan penghuni panti untuk tempat parkir,
tempat menjemur pakaian, serta beberapa halaman ditanami oleh
tumbuh-tumbuhan.
b. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Saat wawancara dengan pengurus panti didapatkan data bahwa saluran
pembuangan mengarah ke selokan terbuka yang mengalir ke sungai di
belakang panti.
c. PEMBUANGAN SAMPAH
Pengurus panti mengatakan bahwa pembuangan sampah dibuang di
tempat kusus sampah di halaman samping wisma, jarak pembuangan
sampah dengan wisma yaitu kurang lebih 40 meter.
d. SANITASI
Pengurus panti mengatakan bahwa sanitasi baik, terdapat pembuangan
limbah tersendiri.
e. SUMBER PENCEMARAN (Polusi udara, pulusi air, polusi suara)
Menurut pengurus panti polusi udara di sekitar panti tidak terlalu
banyak, karena jalan di depan panti jarang dilewati kendaraan-
kendaraan besar seperti truk. Disekitar panti juga tidak terdapat pabrik
sehingga polusi minim.

F. DIMENSI SOSIAL
1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DI DALAM WISMA
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak memiliki teman selama di panti. Klien
mengatakan bahwa tidak dapat akrab dengan lansia lainnya karena merasa
bahwa mereka selalu membicarakan klien dibelakang klien. Sedangkan
menurut pengasuh Ny. S mengatakan bahwa hubungan klien dengan lansia
lainya terbilang cuek. Klien terlihat tidak peduli dengan kondisi teman-
temannya dan asik dengan hidupnya sendiri.

2. HUBUNGAN LANSIA DI LUAR WISMA


Ny. S mengatakan bahwa ia tidak memiliki teman diluar wisma.

3. HUBUNGAN LANSIA DENGAN ANGGOTA KELUARGA


Ny. S mengatakan klien sudah pernah 2 kali menikah. Pernikahan pertama
dengan suaminya menghasilkan 1 anak laki-laki yang kemudian klien
bercerai. Pernikahan kedua dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan sekarang
suaminya sudah meninggal. Hubungan klien dengan anak-anaknya tidak
terlalu baik. Saat ke panti klien diantar oleh anaknya yang ke 3 dan sampai
sekarang anaknya tidak pernah menjenguknya lagi.
4. HUBUNGAN LANSIA DENGAN PENGASUH WISMA
Pengasuh Ny. S mengatakan bahwa klien merupakan lansia yang
kooperatif, klien sangat aktif saat ada acara seperti lomba-lomba yang
diadakan di panti. Pengasuh wisma juga mengatakan hubungannya dengan
klien baik.

5. KEGIATAN ORGANISASI SOSIAL


Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh panti mengatakan bahwa
setiap hari di panti selalu diadakan kegiatan organisasi sosial. Program
panti tersebut antara lain :
Senin : Senam
Selasa : Kebaktian
Rabu : Kerja bakti
Kamis : Ngaji bersama
Jumat : Senam
Sabtu : Kegiatan mahasiswa
Minggu : Kebaktian agama katolik
Serta tiap bulan selalu diadakan posyandu lansia di panti wredha Harapan
Ibu.

G. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. POLA MAKAN
Ny. S mengatakan dalam sehari klien makan sebanyak 2 kali. Saat sarapan
klien hanya memakan biskuit dan minum air putih. Saat makan siang klien
hanya menghabisnya setengah porsinya dan porsi makan setengahnya lagi
dimakan saat makan malam.

2. POLA TIDUR
Ny. S mengatakan bahwa klien biasanya tidur malam mulai dari jam
20.00-05.00 WIB. Klien tidak mengalami kesulitan dalam tidurnya. Saat
klien tidur, klien hanya terbangun sekali untuk BAB. Klien mengatakan
tidak pernah mengalami mimpi buruk. Klien juga mengatakan bahwa ia
tidak pernah tidur siang karena jika bangun setelah tidur siang badanya
terasa sakit.

3. POLA ELIMINASI (BAK, BAB)


Ny. S mengatakan bahwa ia tidak mengalami kesulitan dalam BAK
maupun BAB. Klien biasanya BAK sebanyak 5-7 kali dalam sehari. Klien
masih dapat menahan perasaan ingin BAK dan tidak pernah mengompol,
klien tidak tampak menggunakan pempers. Sedangkan untuk BAB
biasanya klien BAB 2 hari sekali, klien mandiri dan dapat berjalan ke
kamar mandi tanpa bantuan orang lain.

4. KEBIASAAN BURUK LANSIA


Ny. S mengatakan bahwa semasa hidupnya tidak pernah merokok, minum-
minuman keras, maupun mengkonsumsi obat-obatan yang dilarang.

5. PELAKSANAAN PENGOBATAN
Pelaksanaan pengobatan lansia rutin dilakukan sebulan sekali yaitu
posyandu lansia. Ny. S biasanya memeriksa kesehatan dan mengukur
tekanan darah saat posyandu lansia.

6. KEGIATAN OLAHRAGA
Kegiatan olahraga yang dilakukan adalah senam setiap hari senin, jumat,
dan terkadang sabtu saat ada acara dari mahasiswa. Senam biasanya
dilakukan pada pagi hari dengan instruktur dari perwakilan lansia. Selain
itu Ny. S biasanya melakukan olahraga kecil sendiri setiap hari seperti
merenggangkan otot tangan dan kaki serta berjalan-jalan disekitar panti.

7. REKREASI
Rekreasi ataupun hiburan yang ada di panti wredha Harapan Ibu yaitu
nonton televisi. Klien mengatakan tidak pernah menonton televisi karena
jarak tempat tidurnya yang jauh dari televisi. Selain itu rekreasi lainnya
berupa kerja bakti, senam bersama, serta kegiatan-kegiatan dari
mahasiswa.

8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengurus panti mengatakan bahwa pengambilan keputusan dilakukan oleh
para pengurus panti dengan terlebih dahulu didiskusikan oleh para lansia.

H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN


1. PERILAKU MENCARI PELAYANAN KESEHATAN
Ny. S mengatakan bahwa saat merasa sakit ia selalu mengatakan pada
pengurus panti. Biasanya klien akan meminta obat saat posyandu lansia
atau pada pengurus panti. Terkadang klien juga sering membeli obat
langsung di warung deka panti.

2. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN


a. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Fasilitas kesehatan yang tersedia adalah kegiatan posyandu lansia yang
diadakan tiap satu bulan sekali. Saat itu lansia akan dilakukan
pemeriksaat dan diukur tekanan darahnya. Di dekat panti juga terdapat
puskesmas, yaitu puskesmas Bringin.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Pengurus panti mengatakan tidak terdapat petugas kesehatan dalan
panti. Petugas kesehatan biasanya berasal dari puskesmas terdekat
yang akan dipanggil jika ada keadaan darurat di panti.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan oleh semua
penghuni panti adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Panti
setiap hari selalu disabu dan dibersihkan agar tidak kotor. Selain itu
seminggu 3 kali selalu dilakukan senam oleh semua lansia, terkadang
lansia juga mendapatkan pendidikan kesehatan dari mahasiswa.
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di panti wredha Harapan Ibu
yaitu posyandu lansia yang dikelola dari Puskesmas Bringin. Kegiatan
posyandu lansia dilakukan sebulan sekali dengan agenda yaitu
pengukuran tekanan darah, penimbangan berat badan, pemeriksaat
kesehatan, dan memberi obat.
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia dilakukan satu bulan sekali di panti wredha Harapan
Ibu.

3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Ny. S tampak sehat dan sadar
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
GCS : 15
BB : 35 kg
TB : 147,115 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Masalah
No Bagian/region Hasil Pemeriksaan Keperawatan yang
Muncul
1. Kepala Bentuk kepala -
mesochephal, kulit kepala
tampak bersih, persebaran
rambut merata, rambut
berwarna putih
2. Muka Bentuk wajah oval, tidak -
terdapat luka maupun lesi
pada area wajah.
3. Mata Kedua mata simetris Resiko jatuh
terlihat bersih, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil mengecil saat
diberi rangsang cahaya,
penglihatan mulai kabur.
4. Telinga Kedua telinga simetris, -
telinga tampak bersih,
tidak terdapat luka dan lesi,
pendengaran mulai
berkurang (harus berbicara
keras di dekat telinga
klien).
5. Mulut dan Gigi Mukosa bibir klien lembab, -
tidak terdapat luka maupun
sariawan pada area mulut,
lidah klien bersih, klien
mengatakan tidak pernah
menggosok gigi.
6. Leher Tidak terdapat pembesaran -
kelenjar tiroid, tidak
terdapat luka maupun lesi
pada area leher.
7. Dada Pengembangan dada kana -
dan kiri sama, saat
diperkusi terdengar bunyi
sonor, auskultasi
menghasilkan suara
vesikuler, tidak terdapat
suara tambahan napas.
8. Jantung Tidak terkaji -
9. Abdomen Bentuk abdomen simetris, -
tidak ada lesi maupun luka,
suara perkusi timpani,
askultasi bising usus
sebanyak 4 kali per menit.
10. Ekstremitas Tidak terdapat lesi maupun -
Atas luka, CRT kurang dari 3
detik, turgor kulit elastis,
kuku tampak bersih, tonus
otot 5/5.
11. Ekstremitas Tidak terdapat lesi maupun -
Bawah luka, turgor kulit elastis,
kuku tampak bersih, tonus
otot 5/5.
ANALISA DATA

No. Tanggal DATA FOKUS Masalah Etiologi Dx. KEPERAWATAN


1 21 September 2015 Data Subjektif : Nyeri akut Agen cedera Nyeri akut berhubungan
- Ny. S mengatakan merasa sakit pada fisiologis : dengan agen cedera
daerah punggung nyeri fisiologis : nyeri
P : Ny. S mengatakan nyeri timbul punggung punggung (Kode : 00132
saat merasa lelah NANDA 2012-2014 )
Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti
ditusuk
R : Ny. S mengatakan nyeri di bagian
punggung
S : Ny. S mengatakan skala nyeri 5
T : Ny. S mengatakan nyeri hilang
timbul
Data Objektif :
Berdasarkan hasil observasi terhadap
keseharian Ny. S didapatkan hasil
- Ny. S sering memegangi bagian
punggung saat hendak berpindah
posisi
- Ny. S sering terlihat memijat-mijat
bagian punggungnya.
- Vital sign :
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 64 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,5oC
2 21 September 2015 Data Subjektif: Ketidak Ketidak Ketidak seimbangan
- Ny.S mengatakan tidak nafsu makan seimbangan mampuan nutrisi kurang dari
- Ny.S mengatakan sering nutrisi kurang menelan kebutuhan tubuh b.d
mengkonsumsi kopi dari kebutuhan makanan Ketidak mampuan
- Ny.S mengatakan makan 2 kali dalam tubuh menelan makanan (Kode:
sehari dan mengahabiskan 4 gelas air 00002 NANDA 2012-
dalam sehari 2014 )
- Ny.S mengatakan tenggorokannya
sakit saat menelan makanan
Data Objektif :
Berdasarkan Observasi , diperoleh data :
- Ny.S hanya mengahabiskan <
setengah porsi makan yang di
sediakan
- Ny.S selalu menolak saat diajak
makan/minum
- Ny.S jarang menghabiskan snack
yang diberikan pihak panti.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, diperoleh
data:
- Tinggi badan : 147 cm
- Berat badan : 35 kg
- Tekanan darah : 140/100
mmHg
- IMT : 16,17
3 21 September 2015 Data Subjektif: Resiko Kesepian Menarik diri Resiko kesepian b.d
- Ny.S mengatakan tidak suka Menarik diri (Kode: 0054
berinteraksi dengan lansia lain yang NANDA 2012-2014 )
ada di panti
- Ny.S mengatakan takut salah paham
dan terjadi cek-cok saat mengobrol
dengan orang lain
- Ny.S mengatakan tidak mengetahui
nama teman samping tempat
tidurnya.
- Ny.J mengatakan Ny.S sering
menyendiri dan jarang terlihat
mengobrol dengan yang lain
- Tn.M mengatakan Ny.S senang sekali
melamun sendirian di halaman
samping panti
- Ny. Sk mengatakan jika Ny.S sering
menghindar untuk berinteraksi
dengan lansia lain
Data Objektif :
Berdasarkan observasi, diperoleh data :
- Ny.S memilih duduk di bangku
paling belakang dan sendirian saat
sedang senanm bersama
- Ny.S terlihat duduk sendiri di
halaman samping panti
- Ny.S terlihat tidak peduli saat ada
lansia lain yang sedang beraktivitas
- Ny.s lebih sering berinteraksi dengan
mahasiswa dibanding dengan lansia
lainnya.
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosis Tujuan Kode NIC Rencana Intervensi


Keperawatan Umum Khusus
1. Nyeri akut Setelah diberikan Setelah diberikan Pain management :
berhubungan dengan intervensi keperawatan intervensi keperawatan 1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekuensi,
agen cedera fisiologis selama 2 minggu, maka selama 2x10 menit kualitas, intensitas, durasi, dan faktor
: nyeri punggung pada masalah nyeri akut pada dalam 4 hari, maka presipitasi.
Ny. S (Kode : 00132 Ny. S dapat teratasi masalah nyeri akut 2. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
NANDA 2012-2014 ) dengan kriteria hasil : berhubungan dengan mencari tahu pengalaman nyeri klien
Nyeri punggung pada agen cedera fisiologis : 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
klien berkurang nyeri punggung pada 4. Kontrol lingkungan yang dapat
bahkan hilang Ny. S dapat teratasi mempengaruhi nyeri seperti pencahayaan dan
Klien tidak mengeluh dengan kriteria hasil : kebisingan
nyeri saat berpindah Nyeri yang dialami 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
Klien dapat klien dapat 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
melakukan teknik non berkurang dari skala intervensi
farmakologi : 5 ke skala 3 7. Tingkatkan istirahat
8. Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi,
massage punggung Klien tidak lagi guided imagery, distraksi)
sering mengeluh 9. Berikan terapi masase punggung
nyeri pada bagian
punggung
Klien tampak rileks
Vital sign klien
dalam rentang
normal
TD : 120-140/80-90
mmHg
Nadi : 60-80 x/menit
RR : 16-18 x/menit
Suhu : 36,5-37,5oC
2. Ketidak seimbangan Setelah diberikan Setelah diberikan Nutrition management
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan intervensi keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh b.d selama 4 jam dalam selama 4 jam dalam 2. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
Ketidak mampuan sehari selama 4 hari , sehari selama 4 hari, menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
menelan makanan maka masalah Ketidak maka masalah ketidak dibutuhkan pasien (diet khusus pasien)
(Kode: 00002 seimbangan nutrisi seimbangan nutrisi 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
NANDA 2012-2014 ) kurang dari kebutuhan kurang dari kebutuhan tinggi serat untuk mencegah konstipasi dan
tubuh pada Ny.S dapat tubuh pada Ny.S dapat menjadi makanan utama
teratasi dengan kriteria teratasi dengan kriteria 4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
hasil: hasil: 5. Motifasi klien untuk meningkatkan porsi
Berat badan klien Nafsu makan makan
bertambah klien bertambah 6. Temani klien saat sedang makan
IMT klien berada Klien
pada angka menghabiskan >
normal setengah porsi
makanan jyang
disediakan
3 Resiko kesepian b.d Setelah diberikan Setelah diberikan 1. Bina hubungan saling percaya
Menarik diri intervensi keperawatan intervensi keperawatan 2. Bantu klien menguraikan kelebihan dan
selama 4 jam dalam selama 4 jam dalam kekurangan interpersonal.
sehari selama 4 hari, sehari selama 4 hari, 3. Bantu klien membina kembali hubungan
maka masalah kesepian maka masalah kesepian interpersonal yang positf / adaptif dan
pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat memberikan kepuasan timbal balik :
berkurang dengan berkurang dengan a) Beri penguatan dan kritikan yang
kriteria hasil: kriteria hasil: positif
Ny.S mau Ny.S mau b) Dengarkan semua kata-kata klien
berinteraksi menyapa saat dan jangan menyela saat klien
dengan lansia- bertemu atau bertanya.
lansia lain yang berpapasan c) Berikan penghargaan saat klien
ada di panti dengan sesama dapat berprilaku yang positif
Ny.S tidak lagi lansia d) Hindari ketergantungan klien
menyendiri saat Ny.S mau 4. Libatkan dalam kegiatan ruangan.
ada kegiatan tersenyum 5. Ciptakan lingkungan terapeutik
bersama kepada sesama 6. Dorong klien untuk memulai interaksi dengan
lansia orang lain.
PRIORITAS MASALAH

Prioritas
No Diagnosa Keperawatan Pembenaran TTD
Masalah
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera High Masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Linda
fisiologis : nyeri punggung pada Ny. S fisiologis : nyeri punggung pada Ny. S dijadikan sebagai Riana
(Kode : 00132 NANDA 2012-2014) high priority karena jika masalah ini dibiarkan terus Putri
menerus akan mengganggu segala aktivitas Ny. S. Selain
itu akan menimbulkan masalah kesehatan lain seperti
hambatan mobilitas fisik, kelemahan, dan lain-lain.
Keefektifan Intervensi :
Intervensi nyeri akut yang dilaksanakan pada Ny. S
berupa massase punggung dengan iringan musik.
Pelaksanaan intervensi (yang meliputi kegiatan untuk
menurunkan tingkat nyeri) yang dilakukan secara
berkelanjutan merupakan kunci dari keberhasilan
penatalaksanaan masalah nyeri akut yang dialami Ny. S.
2 (00002) Medium Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai Medium Hanun
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Priority dengan pertimbangan sebagai berikut: Arifah
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak Urgency : pola makan yang tidak teratur setiap hari
mampuan menelan makanan karena gangguan menelan
Dampaknya pola makan klien terganggu makan jadi
terasa kurang enak dan susah mencerna
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan
mengenai makanan yang bernutrisi dan melatih cara
menelan makanan yang benar dengan cara berlatih nafas
menggunakan otot perut.
3 Resiko kesepian berhubungan dengan Low Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai Medium Analiya
Menarik diri Priority dengan pertimbangan sebagai berikut: Dewi
Urgency: Resiko kesepian yang dialami Ny. S karena
akibat yang ditimbulkan klien menjadi menarik diri.
Klien akan merasa terasingkan
Dampaknya Resiko kesepian yang panjang dapat
menyebabkan klien menarik diri dan merasa terasingkan
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan bina hubungan saling percaya dan terus
memotivasi Ny. S untuk melakukan hubungan
interpersonal yang baik dan memberikan reinforcement
positif pada klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
Selasa, 22 Nyeri akut Setelah diberikan Setelah diberikan Pain management:
September berhubungan intervensi intervensi - Melakukan S : Klien mengatakan nyeri di
2015 dengan agens keperawatan selama keperawatan selama pengkajian nyeri bagian punggung bawah dan
cedera fisiologis 2 minggu, maka 2x10 menit dalam 4 secara lutut.
: nyeri masalah nyeri akut hari, maka masalah komprehensif P = Nyeri timbul saat merasa
punggung pada pada Ny. S dapat nyeri akut (PQRST) lelah
Ny. S (Kode: teratasi dengan berhubungan dengan Q = Nyeri seperti ditusuk
00132 NANDA kriteria hasil : agen cedera R = Nyeri di bagian punggung
2012-2014 ) Nyeri punggung fisiologis : nyeri dan lutut
pada klien punggung pada Ny. S = Skala nyeri 5
berkurang S dapat teratasi T = Nyeri hilang timbul
bahkan hilang dengan kriteria hasil O : klien tampak memegang
Klien tidak : bagian punggung bawah
mengeluh nyeri Nyeri yang
dialami klien - Menggunakan S : Klien mengatakan merasa
saat berpindah dapat berkurang teknik komunikasi nyeri punggung yang sering
Klien dapat dari skala 5 ke terapeutik untuk tiba-tiba, karena dulu juga
melakukan skala 3 mencari tahu pernah mengalaminya
teknik non Klien tidak lagi pengalaman nyeri O : klien tampak menceritakan
farmakologi : sering mengeluh klien dengan baik tentang nyeri
massage nyeri pada bagian punggungnya
punggung punggung
Klien tampak - Mengevaluasi S : Klien mengatakan nyeri
rileks pengalaman nyeri punggungnya di masa lalu
Vital sign klien masa lampau menghilang ketika klien
dalam rentang memijat punggungnya
normal O : klien tampak
TD : 120-140/80- mencontohkan cara
90 mmHg menghilangkan nyeri
Nadi : 60-80 punggungnya
x/menit
RR : 16-18 - Mengukur TTV S : Klien bersedia diukur TTV
x/menit nya
O:
Suhu : 36,5- TD : 155/90 mmHg
37,5oC Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Ketidakseimban Setelah diberikan Setelah diberikan Nutrition management
gan nutrisi intervensi intervensi - Mengkaji adanya S : Klien mengatakan tidak
kurang dari keperawatan selama keperawatan selama alergi makanan memiliki alergi terhadap
kebutuhan 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari makanan
tubuh selama 4 hari, maka selama 4 hari, maka O : klien tampak berpikir
berhubungan masalah masalah
dengan Ketidakseimbangan ketidakseimbangan
Ketidakmampu nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari
an menelan kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
makanan pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat
(Kode: 00002 teratasi dengan teratasi dengan
NANDA 2012- kriteria hasil: kriteria hasil:
2014 ) Berat badan Nafsu makan
klien klien
bertambah bertambah
IMT klien Klien
berada pada menghabiska
angka n > setengah
normal porsi
makanan
yang
disediakan
Resiko kesepian Setelah diberikan Setelah diberikan - Membina hubungan S:-
berhubungan intervensi intervensi saling percaya O : Klien mulai tampak
dengan Menarik keperawatan selama keperawatan selama terbuka dan bercerita
diri 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari
selama 4 hari, maka selama 4 hari, maka
masalah kesepian masalah kesepian
pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat
berkurang dengan berkurang dengan
kriteria hasil: kriteria hasil:
Ny.S mau Ny.S mau
berinteraksi menyapa saat
dengan bertemu atau
lansia-lansia berpapasan
lain yang dengan
ada di panti sesama lansia
Ny.S tidak Ny.S mau
lagi tersenyum
menyendiri kepada
saat ada sesama lansia
kegiatan
bersama

Rabu, 23 September 2015


Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
Rabu, 23 Nyeri akut Setelah diberikan Setelah diberikan Pain management :
September berhubungan intervensi intervensi - Mengontrol S : Klien mengatakan hanya
2015 dengan agens keperawatan selama keperawatan selama lingkungan yang ingin di atas tempat tidur
cedera fisiologis 2 minggu, maka 2x10 menit dalam 4 dapat O : Klien sering bernyanyi jika
: nyeri masalah nyeri akut hari, maka masalah mempengaruhi sedang sedih
punggung pada pada Ny. S dapat nyeri akut nyeri seperti
Ny. S (Kode: teratasi dengan berhubungan dengan pencahayaan dan
00132 NANDA kriteria hasil : agen cedera kebisingan
2012-2014 ) Nyeri punggung fisiologis : nyeri
pada klien punggung pada Ny. - Mengurangi factor S : Klien mengatakan bahwa
berkurang S dapat teratasi presipitasi nyeri nyerinya akan muncul saat
bahkan hilang dengan kriteria hasil klien kelelahan
Klien tidak : O : Klien tampak lemas
mengeluh nyeri Nyeri yang
saat berpindah dialami klien - Mengkaji tipe dan S : Klien mengatakan nyerinya
Klien dapat dapat berkurang sumber nyeri untuk kadang timbul
melakukan dari skala 5 ke menentukan O : Klien tampak memegang
teknik non skala 3 intervensi bagian punggung bila nyeri
farmakologi : Klien tidak lagi
massage sering mengeluh - Meningkatkan S : Klien mengatakan tidak
punggung nyeri pada bagian istirahat ingin tidur siang
punggung O : Klien tampak duduk saja
Klien tampak
- Memberikan terapi S : Klien mengatakan setelah
rileks non farmakologi : diberikan pijat punggung
Vital sign klien back massage badanya terasa enakan dan
dalam rentang rileks, skala nyeri klien 4
normal
TD : 120-140/80- - Mengukur TTV S : Klien bersedia diukur TTV
90 mmHg nya
Nadi : 60-80 O:
x/menit TD : 140/90 mmHg
RR : 16-18 Nadi : 80 x/menit
x/menit RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5- Suhu : 36,5oC
37,5oC
Ketidak Setelah diberikan Setelah diberikan Nutrition management
seimbangan intervensi intervensi - Memberikan S : Klien kurang memahami
nutrisi kurang keperawatan selama keperawatan selama informasi tentang tentang kebutuhan makan
dari kebutuhan 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari kebutuhan nutrisi O : Klien tampak
tubuh selama 4 hari , selama 4 hari, maka mendengarkan
berhubungan maka masalah masalah ketidak
denganKetidak Ketidak seimbangan nutrisi - Memotivasi klien S : Klien mengatakan tidak
mampuan seimbangan nutrisi kurang dari untuk bisa makan banyak, hanya 2
menelan kurang dari kebutuhan tubuh meningkatkan porsi kali sehari dan setengah porsi
makanan kebutuhan tubuh pada Ny.S dapat makan makan
(Kode: 00002 pada Ny.S dapat teratasi dengan O : Klien tampak tidak
NANDA 2012- teratasi dengan kriteria hasil: menghabiskan porsi makanan
2014 ) kriteria hasil: Nafsu makan
Berat badan klien
klien bertambah
bertambah Klien
IMT klien menghabiska
berada pada n > setengah
angka porsi
normal makanan
yang
disediakan
Resiko kesepian Setelah diberikan Setelah diberikan - Membantu klien S : Klien mengatakan teman-
berhubungan intervensi intervensi menguraikan temannya jahat
denganMenarik keperawatan selama keperawatan selama kelebihan dan O : Klien tampak
diri 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari kekurangan mendengarkan
selama 4 hari, maka selama 4 hari, maka interpersonal.
masalah kesepian masalah kesepian
pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat - Membantu klien S : Klien mengatakan teman-
berkurang dengan berkurang dengan membina kembali temannya jahat
kriteria hasil: kriteria hasil: hubungan O : Klien tampak sudah mulai
Ny.S mau Ny.S mau interpersonal yang menyapa salah satu temannya
berinteraksi menyapa saat positif / adaptif dan
dengan bertemu atau memberikan
lansia-lansia berpapasan kepuasan timbal
lain yang dengan balik :
ada di panti sesama lansia a. Memberi
Ny.S tidak Ny.S mau penguatan dan
lagi tersenyum kritikan yang
menyendiri kepada positif
saat ada sesama lansia b. Mendengarkan
kegiatan semua kata-
bersama kata klien dan
jangan
menyela saat
klien bertanya.
c. Memberikan
penghargaan
saat klien
dapat
berprilaku
yang positif
d. Menghindari
ketergantunga
n klien

Jumat, 25 September 2015


Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
Jumat, 25 Nyeri akut Setelah diberikan Setelah diberikan Pain management :
September berhubungan intervensi intervensi - Mendorong klien S : Klien mengatakan senang
2015 dengan agens keperawatan keperawatan selama untuk mengikuti mengikuti senam
cedera fisiologis : selama 2 minggu, 2x10 menit dalam 4 senam lansia untuk O : Klien tampak senam
nyeri punggung maka masalah hari, maka masalah mengurangi nyeri dengan senang dan
pada Ny. S nyeri akut pada nyeri akut lutut mengikutinya
(Kode: 00132 Ny. S dapat berhubungan dengan
NANDA 2012- teratasi dengan agen cedera - Memberikan terapi S : Klien mengatakan setelah
2014 ) kriteria hasil : fisiologis : nyeri non farmakologi : diberi pijat punggung merasa
Nyeri punggung pada Ny. back massage lebih enakan, skala nyeri juga
punggung S dapat teratasi berkurang menjadi skala nyeri
pada klien dengan kriteria hasil 3
berkurang : O : Klien sudah tidak tampak
bahkan hilang Nyeri yang memegang bagian punggung
Klien tidak dialami klien
mengeluh dapat berkurang - Mengukur TTV S : Klien bersedia diukur TTV
nyeri saat dari skala 5 ke nya
berpindah skala 3 O:
Klien dapat Klien tidak lagi TD : 140/90 mmHg
melakukan sering mengeluh Nadi : 72 x/menit
teknik non nyeri pada bagian RR : 16 x/menit
farmakologi : punggung Suhu : 36,5oC
massage Klien tampak
punggung rileks
Vital sign klien
dalam rentang
normal
TD : 120-140/80-
90 mmHg
Nadi : 60-80
x/menit
RR : 16-18
x/menit
Suhu : 36,5-
37,5oC
Ketidak Setelah diberikan Setelah diberikan Nutrition management
seimbangan intervensi intervensi - Menemani klien S : Klien mengatakan tidak
nutrisi kurang keperawatan keperawatan selama saat sedang makan ingin ditemani makan
dari kebutuhan selama 4 jam 4 jam dalam sehari O : Klien tampak tidak senang
tubuh dalam sehari selama 4 hari, maka untuk makan, hanya sesekali
berhubungan selama 4 hari , masalah ketidak minum air
dengan ketidak maka masalah seimbangan nutrisi
mampuan Ketidak kurang dari
menelan seimbangan kebutuhan tubuh
makanan (Kode: nutrisi kurang dari pada Ny.S dapat
00002 NANDA kebutuhan tubuh teratasi dengan
2012-2014 ) pada Ny.S dapat kriteria hasil:
teratasi dengan Nafsu makan
kriteria hasil: klien
Berat bertambah
badan Klien
klien menghabiska
bertambah n > setengah
IMT klien porsi
berada makanan
pada yang
angka disediakan
normal
Resiko kesepian Setelah diberikan Setelah diberikan - Melibatkan dalam S : Klien mengatakan senang
berhubungan intervensi intervensi kegiatan ruangan. dengan bernyanyi dan senam
denganMenarik keperawatan keperawatan selama bersama
diri selama 4 jam 4 jam dalam sehari O : Klien tampak bernayanyi
dalam sehari selama 4 hari, maka dan mengikuti senam
selama 4 hari, masalah kesepian
maka masalah pada Ny.S dapat - Menciptakan S : Klien mengtakan sudah
kesepian pada berkurang dengan lingkungan merasa nyaman dengan
Ny.S dapat kriteria hasil: terapeutik lingkungannya
berkurang dengan Ny.S mau O : klien tampak rileks
kriteria hasil: menyapa saat
Ny.S mau bertemu atau - Mendorong klien S : Klien mengatakan tidak
berinteraks berpapasan untuk memulai ingin memulai obrolan dengan
i dengan dengan interaksi dengan temannya
lansia- sesama lansia orang lain. O : Klien tampak tidak ingin
lansia lain Ny.S mau mengobrol dengan temannya
yang ada tersenyum
di panti kepada
Ny.S tidak sesama lansia
lagi
menyendir
i saat ada
kegiatan
bersama
EVALUASI SUMATIF
Nama Lansia/ wisma: Ny. S/ Mawar
Tanggal Dx. Keperawatan Evaluasi Sumatif TTD

Selasa, 22 Nyeri akut (0013) S: Linda


September berhubungan dengan - P : Ny. S mengatakan nyeri pada punggungnya
2015 agen cedera fisiologis : Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
nyeri punggung pada R : Ny. S mengatakan nyeri timbul saat kelelahan
Ny. S S : Ny. S mengatakan skala nyeri 5
T : Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
- Ny. S terlihat memijat-mijat bagian punggung
- Ny. S tampak memegang area yang nyeri
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak mendengarkan tentang teknik massage punggung
- TTV
TD : 155/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Massage punggung
Ketidak seimbangan S : Hanun
nutrisi kurang dari
O:
kebutuhan tubuh
(00002) berhubungan A: Masalah belum teratasi
dengan ketidak
P: Lanjutkan intervensi
mampuan menelan
makanan

Resiko kesepian S: Analiya


berhubungan dengan
O:
menarik diri
A: Masalah belum teratasi

P:
Rabu, 23 Nyeri akut (0013) S: Linda
September berhubungan dengan - P : Ny. S mengatakan nyeri pada punggungnya
2015 agen cedera fisiologis : Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
nyeri punggung pada R : Ny. S mengatakan nyeri timbul saat kelelahan
Ny. S S : Ny. S mengatakan skala nyeri 4
T : Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
- Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakanya mulai berkurang
- Ny. S mengatakan sudah tidak merasa pegal lagi setelah di pijat
O:
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak rileks dan senang
- Klien tampak mengikuli langkah-langkah massage punggung
- TTV
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Massage punggung
Ketidak seimbangan S : Hanun
nutrisi kurang dari
O:
kebutuhan tubuh
(00002) berhubungan A:
dengan ketidak
P:
mampuan menelan
makanan

Resiko kesepian S: Analiya


berhubungan dengan
O:
menarik diri
A:

P:

Jumat, 25 Nyeri akut (0013) S: Linda


September berhubungan dengan - P : Ny. S mengatakan nyeri pada punggungnya
agen cedera fisiologis : Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
2015 nyeri punggung pada R : Ny. S mengatakan nyeri timbul saat kelelahan
Ny. S S : Ny. S mengatakan skala nyeri 3
T : Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
- Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakanya mulai berkurang
- Ny. S mengatakan sudah tidak merasa pegal lagi setelah di pijat
O:
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak rileks dan senang
- Klien tampak memijat-mijat punggungnya secara mandiri
- TTV
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 72 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Buat Discharge Planning

Ketidak seimbangan S : Hanun


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh O:
(00002) berhubungan
A:
dengan ketidak
mampuan menelan P:
makanan

Resiko kesepian S: Analiya


berhubungan dengan
O:
menarik diri
A:

P:
RENCANA TINDAK LANJUT

Nama Lansia : Ny. S


Wisma : Mawar
Tempat : Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang

Intervensi Yang telah


Anggota Wisma Masalah Keperawatan RTL Paraf
dilakukan
Ny. S Nyeri akut (0013) Memberikan terapi - Melanjutkan intervensi secara Linda
berhubungan dengan agen non farmakologis : mandiri oleh klien yaitu back
cedera fisiologis : nyeri back massage atau massage atau pijat punggung
punggung pada Ny. S pijat punggung - Menerapkan pola hidup sehat
dengan berolahraga agar nyeri
punggung bisa berkurang
- Kolaborasi : pemberian
analgetik jika nyeri tak
tertahankan
Ny. S Ketidak seimbangan nutrisi Hanun
kurang dari kebutuhan tubuh
(00002) berhubungan dengan
ketidak mampuan menelan
makanan
Ny. S Resiko kesepian berhubungan Analiya
dengan menarik diri

Semarang, 25 September 2015


BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil pengkajian pada Ny. S di Panti Wredha Harapan Ibu pada hari senin
tanggal 21 September 2015 didapatkan data bahwa Ny. S mengeluh nyeri pada
daerah punggung (low back pain) dan nyeri pada area lutut. Nyeri tersebut
dirasakan klien sejak beberapa minggu yang lalu yang jika masalah nyeri ini
dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan masalah kesehatan lain pada klien.
Ny. S juga mengalami masalah nutrisi dikarenakan klien mengalami gangguan
menelan. Klien mengatakan jika makan sesuatu tenggorokannya terasa sakit untuk
menelan sehingga klien juga mengalami penurunan nafsu makan. Klien
mengatakan dalam sehari klien makan hanya 1 porsi makan yaitu pada siang hari
setengah porsi dan malam hari sisanya. Pada pengkajian yang dilakukan
didapatkan data juga bahwa klien mengalami kesepian dalam hidupnya. Klien
mengatakan mulai merasakan kesepian sejak 5 tahun yang lalu ketika klien diantar
ke panti wredha. Hasil observasi yang dilakukan mahasiswa terlihat bahwa klien
lebih senang menyendiri dibandingkan berinteraksi dengan teman-teman lansia di
panti wredha. Saat ditanya klien juga mengatakan bahwa lebih nyaman sendiri
karena klien berfikiran bahwa teman-teman lansia di panti senang
membicarakannya di belakang.
Dari hasil pengkajian tersebut maka dapat diambil tiga diagnosa pada Ny.
S yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis : nyeri punggung,
ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan, serta resiko kesepian berhubungan dengan
menarik diri.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis : nyeri punggung
Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. S didapatkan beberapa data
antara lain klien mengeluh nyeri pada bagian punggang dan lutut. Nyeri yang
dirasakan klien sudah terjadi sejak beberapa minggu yang lalu. Klien
mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Masalah low back
pain atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan
muskuloskeletal, gangguan psikologis, dan akibat dari mobilisasi yang salah
(Idyan, 2007).
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal
paha (Rakel, 2002). LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam
2 kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang
dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang
termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks
massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan, pekerjaan, dan
aktivitas/olahraga (Idyan, 2007).
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat
dan modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan
untuk jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek
samping dan interaksi obat. Istirahat secara umum atau lokal banyak
memberikan manfaat. Tirah baring pada alas keras dimaksudkan untuk
mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas dapat berupa kompres
es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan (Sidharta, 2004). Dalam melakukan
penatalaksanaan nyeri punggung juga dapat dilakukan dengan teknik non
farmakologis, misalnya massage punggung.
Berdasarkan pembahasan dari jurnal yang berjudul Terapi Musik dan
Massage terhadap Intensitas Nyeri Sendi Lansia menyebutkan data bahwa
bahwa musik dapat mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri dan
membangun respon sensasi. Sedangkan massage merupakan teknik integrasi
sensoris yang mempengaruhi aktivitas sistem syaraf otonom. Massage
punggung merupakan intervensi non farmakologis dengan menggunakan
pendekatan secara fisik (Potter and Perry, 2005). Teori gate kontrol
menjelaskan bahwa stimulasi kutaneus/massage mengaktivasi transmisi
serabut saraf sensoris A delta yang lebih besar dan lebih cepat. Massage dapat
menstimulasi proses endorfin dalam sistem kontrol desenden sehingga
mengurang persepsi nyeri, impuls nyeri, dapat diatur atau dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Pemberian teknik
stimulasi kutan yang dilakukan pada pijatan punggung lansia, menstimulasi
ujung-ujung saraf yang ada di permukaan tubuh yang diharapkan akan
memberikan impuls yang lebih kuat daripada impuls nyeri sehingga
diharapkan dapat menurunkan impuls nyeri tersebut.

Skala Nyeri
6

5 5 5

4 4

3 3

0
21-Sep-15 22-Sep-15 23-Sep-15 24-Sep-15 25-Sep-15

Grafik 1. Skala nyeri Ny. S

Ny. S mengatakan bahwa selama mendapatkan pijat punggung


badanya terasa lebih enak dan segar. Nyeri yang dirasakan klien pada hari
kedua setelah dilakukan pijat punggung berkurang dari skala nyeri 6 menjadi
5. Kemudian berkurang dari skala 5 menjadi 2. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Komang bahwa teknik non farmakologi
massage pungung efektif dalam menurunkan nyeri. Dengan hasil eksperimen
yaitu ada pengaruh pemberian massage punggung terhadap nyeri sendi dengan
p value 0,002.
TEKANAN DARAH
160
150
140 140 140 140
120
100 100 Sistole
90 90 90
80
Diastole
60
40
20
0

Grafik 2. Tekanan Darah pada Ny. S

RR Nadi
25 90
22 86
20 20 85
18
15 16 80 80 80

10 75
72
5 70

0 65

Grafik 3. RR Ny. S Grafik 4. Nadi Ny. S

Berdasarkan grafik diatas terdapat perubahan penurunan tekanan darah


yang dialami Ny. S setelah dilakukan terapi massage punggung. Hal tersebut
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sentuhan pada kulit akan
menyebabkan kulit yang disentuh menjadi hangat dan menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah sehingga peredaran darah meningkat dan
menyebabkan tekanan darah menurun (Kusyanti, 2006). Pada grafik 3 dan 4
juga menyebutkan bahwa ada penurunan pada pernafasan dan nadi Ny. S.
2. Ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
Pemberian intervensi pendidikan kesehatan tentang pola hidup
sehat didasarkan pada jurnal yang berjudul Pola Hidup Sehat Pra Lansia
dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari di Maureen Studio. Makan
makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan masing-masing,
olahraga minimal 3 kali seminggu, dan tidur yang teratur. Prinsipnya pola
makan sehat harus memperhatikan empat factor yaitu 4J jumlah, jenis,
jadwal, dan jurus masak. J pertama jumlah, dengan pengertian jumlah
makanan yang dimakan harus lengkap dan seimbang. Lengkap artinya
meliputi semua zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Seimbang artinya memenuhi zat ggizi yang dibutuhkan
tubuh sesuai dengan kebutuhan masing-masing, tidak terlalu sedikit
ataupun berlebihan. J kedua adalah jenis, yang dimaksud adalah jenis
makanan menentukan dampaknya pada kesehatan tubuh. J ketiga adalah
jadwal, jadwal makan perlu dilakukan dengan jumlah dan waktu yang
benar, J keempat juru masak, jurus atau cara mengolah makanan
merupakan hal yang penting dalam emnentukan sehat atau tidaknya
makanan. Dari jurnal ini memaparkan tentang hubungan antara pemberian
pola perilaku hidup sehat pra lansia dalam mengkonsumsi makanan sehari-
hari yang baik dan benar. Hasil yang didapatkan dari penelitian
menjelaskan bahwa individu yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. S sangat berpengaruh pada berat
badan Ny. S.

3. Resiko kesepian berhubungan dengan menarik diri


Pada masa lansia, setiap individu dituntut untuk dapat
bersosialisasi kembali dengan kelompok dan lingkungannya. Sosialisasi
berarti lansia harus meningkatkan partisipasi dalam kelompok sosialnya
(Atchley & Barusch,2005). Kemampuan bersosialisasi akan lebih
dirasakan kemanfaatannya bagi lansia yang tinggal di suatu komunitas
atau tempat khusus seperti Panti Wredha. Fakt or penurunan kondisi fisik
serta ketidakmampuan bersosialisasi dalam lingkungan baru yang berbeda
dari kehidupan sebelumnya dapat menjadikan stressor yang cukup berarti
bagi lansia. Maka, Pemberian intervensi keperawatan yang berkaitan
dengan masalah psikososial sangat diperlukan bagi lansia yang tinggal
dalam Panti Wredha.
Keterbatasan Fisik serta ketidakmampuan soasialisai pada lansia
yang tinggal di panti Wredha serta minimnya kegiatan yang dilakukan
membuat lansia mudah mengalami kesepian. Hal ini karena tidak banyak
hal yang dapat dilakukan oleh lansia serta anggapan sebagian masyarakat
yang menganggap lansia tidak berguna menyebabkan lansia memiliki sifat
sensitif, mudah tersinggung, merasa tidak aman serta ketergantungan
secara berlebihan. Dampak dari kesepian ini dapat menimbulkan depresi
yang akan mempengaruhi status kesehatan pada tubuh lansia, mengganggu
pola makan serta pola istirahat tidur pada lansia.
Dengan berbagai dampak yang dapat ditimbulkan dari kesepian,
maka banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi kesepian pada
lansia. Hasil dari beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang
signifikan untuk mengurangi kesepian pada lansia seperti Ketrampilan
sosial Training (SST), Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Shyness
Grup,Reminscene serta terapi interaksi sosial.
Pada kasus Ny.S, klien mengalami resiko kesepian karena perilaku
menarik diri yang dilakukan sebagai bentuk pertahanan dirinya. Ny.S
menolak berinteraksi dengan lansia lain karena pemikiran negatif yang
ditunjukkan kepada lansia lain apabila mereka berinteraksi. Alasan
tersebut menjadi dasar untuk memberikan terapi interaksi sosial kepada
Ny.S untuk mengatasi masalah resiko kesepian yang dialami Ny.S.
Pemberian intervensi Interaksi sosial didasarkan pada jurnal yang
berjudul Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian pada Lansia . Jurnal
ini memaparkan tentang kolerasi antara interaksi sosial pada lansia di UPT
Pelayanan Lanjut Usia wilayah Binjai dan Medan . Hasil yang di dapatkan
dari penelitian menjelasakan bahwa individu yang mengalami hubungan
sosial terbatas dengan lingkungan sekitarnya lebih berpeluang mengalami
kesepian, sementara individu yang mengalami hubngan sosial yang lebih
baik tidak terlalu merasa kesepian. Hal ini juga di perkuat oleh penelitian
lain yang menunjukkan bahwa lansia lebih memilih tinggal di panti Jompo
dibandingkan tinggal sendirian di rumahnya.
BAB V
KESIMPULAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian selama 4 hari di Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan, mahasiswa menemukan masalah pada Ny S yaitu
Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit: nyeri punggung dan nyeri
lutut, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Ketidakmampuan menelan makanan, serta Resiko kesepian b.d Menarik diri.
Melihat masalah tersebut, mahasiswa mencoba untuk mengaplikasikan
pemberian pendidikan kesehatan tentang nutrisi, massage dan teknik
pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta mengajarkan tentang hubungan
interpersonal yang baik di Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan. Setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi, massage dan teknik
pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta mengajarkan tentang hubungan
interpersonal yang baik masalah pada Ny. S, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Intervensi massage dan teknik pengalihan untuk mengatasi nyeri
punggung Ny. S berhasil mengatasi masalah tersebut
2. Intervensi mengenai menjalin hubungan interaksi sosial untuk mengatasi
kesepian Ny. S membuat Ny. S bisa menyapa temannya hanya saja Ny. S
belum bisa memulai untuk mengobrol bersama temannya.
3. Intervensi tentang pendidikan kesehatan nutrisi pada Ny.S belum berhasil
dengan baik, Ny. S sudah mengerti tentang makanan yang baik akan tetapi
Ny. S tidak bisa mempraktikkan di dalam keseharian Ny. S.

B. SARAN
Mahasiswa berharap, kegiatan pendidikan kesehatan tentang nutrisi,
massage dan teknik pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta
mengajarkan tentang hubungan interpersonal yang baik diteruskan kembali
oleh pihak pengurus yang membantu di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan.
DAFTAR PUSTAKA

Adelia, Rizma. 2007. Nyeri Pinggang / Low Back Pain. Diakses dari:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-
pain/

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Bimariotejo. 2009. Low Back Pain (LBP). Diakses pada tanggal 27 September
2015 dari www.backpainforum.com.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8,
Volume 1, Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8,
Volume 3. Jakarta: EGC

Hutapea, R. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. Jakarta: PT Rhineka Cipta.

Idyan, Zamna. 2007. Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan
Low Back Pain. Diakses pada tanggal 29 September 2015 dari http://inna-
ppni.or.id.

Jurnal Hubungan Interaksi Sosial dengan Kesepian Pada Lansia, Fakultas


Keperawatan universitas Sumatra Utara, 2012

Jurnal Pengaruh ketrampilan Sosial terhadap Kemampuan Sosial Terhadap


Kemampuan Sosialisai pada Lansia dengan Kesepian di Panti Wredha di
Kabupaten semarang , JIKK vol2, no 2 STIKES Muhammadiyah Kudus

Kusyanti. 2006. Ketrampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar.


Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif, et all, 2007. Ilmu Penyakit Saraf dalam Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Maryam, RS et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses


dan Praktik. Jakarta: EGC

Rakel. 2002. Nyeri Pinggang Bagian Bawah. Diakses pada tanggal 28 September
2015 dari www.nyeripunggungbawah.com.

Sidharta, Priguna. 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam Praktik
Umum. Edisi III cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat.

You might also like