Professional Documents
Culture Documents
S
DI RUANG MAWAR PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN -
SEMARANG
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Ajar Manajemen Asuhan Keperawatan
Gerontik
Pembimbing Akademik:
Rita Hadi W, Sp.Kep.Kom
Disusun oleh :
1. Hanun Arifah 22020112110043
2. Linda Riana Putri 22020112140016
3. Analia Dewi 22020112140084
Kelas : A12.1
A. Latar Belakang
Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota masyarakat
yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan
hidup. Pada tahun 1990 penduduk lanjut usia berjumlah 11,3 juta orang atau
8,9 persen dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 2000 jumlah penduduk
lanjut usia meningkat menjadi 15,1 juta jiwa atau 7,2 persen. Dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari
waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk usia Indonesia berdasarkan
data Biro Pusat Statistik pada tahun 90 adalah 61,2 tahun, tahun 1995: 60.05
tahun serta tahun 2000: 64,05 tahun (BPJS, 2000).
Jumlah presentasi penduduk lansia yang diperkirakan akan semakin
meningkat pada tahun 2020 , yaitu sebesar 11,4 persen dapat berdampak pada
tingginya angka ketergantungan lansia. Angka ketergantungan usia lanjut pada
tahun 1995 adalah 6.93 persen dan tahun 2015 menjadi 87,4 persen yang
berarti pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 7
orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan pada tahun 2015
sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia lanjut yang
berumur 65 tahun ke atas. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi
lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya
mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang
mengarah pada perubahan yang negatif (Wirakartakusuma dan Anwar, 1994).
Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut
usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan,
yang pertama perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan dan kulit,
yang kedua perubahan bagian dalam tubuh seperti system saraf, yang ketiga
perubahan panca indra yaitu penglihatan pendengaran penciuman dan perasa,
yang keempat perubahan motoric antara lain berkurangnya kekuatan,
kecepatan dan belajar keterampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada
umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis.
Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis.
Dengan berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra
menyebabkan lanjut usia merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa
tidak berguna lagi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
masalah nyeri akut : nyeri pada punggung dan lutut, nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan kesepian dengan memperhatikan proses penuaan
yang terjadi pada lansia ditinjau dari bio psiko sosio spiritual dan kulturan
di Ruang Mawar Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan masalah nyeri akut,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan kesepian.
b. Mampu menyusun dan menentukan masalah keperawatan sesuai
pengkajian
c. Mampu menentukan prioritas diagnosa yang telah ditemukan
d. Mampu menyusun rencana intervensi yang tepat pada lansia dengan
masalah nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kesepian
e. Mampu melakukan implementasi yang tepat pada lansia dengan
masalah nyeri akut, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kesepian
f. Mampu melakukan evaluasi dan menyusun rencana tindak lanjut
berdasarkan implementasi yang telah dilakukan
g. Mampu membuat dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. NUTRISI
1. Pengertian
Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Dimana zat makanan itu terdiri terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain
yang dapat menghasilkan energy dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan
dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh
manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari
lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana
individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolic (Wilkinson, Judith M. 2007).
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah
suatu keadaan individu memiliki penurunan kemampuan mengonsumsi
cairan dan/makanan padat dari mulut ke lambung (Kim, McFarland dan
McLane, 1995 dalam Potter dan Perry, Fundamental Keperawatan Volume
2).
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat sel. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot, dan penurunan energi. Pucat
pada kulit, membran mukosa, konjungiva dan lain-lain.
2. Manifestasi Klinis
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
d. Adanya penurunan albumin serum
3. Tanda dan Gejala
a. Penampilan umum : lemah, tampak sakit kronis atau akut
b. Rambut : kusam dan kering, rapuh, pigmen berkurang, mudah dicabut,
tipis dan kasar
c. Wajah : kulit gelap di atas pipi dan di bawah mata, kulit bercak, muka
bengkak atau pipi kempot
d. Mata : membrane mata pucat, kering
e. Bibir : bengkak dan kasar, lesi di sudut mulut
f. Lidah : tampak lembut, bengkak merah daging, sakit, papilla atropi
g. Gigi : karies, kecoklatan, malposisi
h. Gusi : seperti spon, mudah berdarah
i. Kelenjar : pembesaran kelenjar tiroid
j. Kulit : kasar, kering, bercak, bengkak, pucat
4. Manifestasi Klinis dan Tanda Gejala Menurut NIC-NOC
a. Subjektif
1) Kram abdomen
2) Nyeria bdomen dengan atau tanpa penyakit
3) Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan
4) Melaporkan perubahan sensasi rasa
5) Melaporkan kurangnya makanan
6) Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
b. Objektif
1) Tidak tertarik untuk makan
2) Diare
3) Adanya bukti kekurangan makanan
4) Kehilangan rambut yang berlebihan
5) Bising usus hiperaktif
6) Kurangnya minat pada makanan
7) Luka, rongga mulut inflamasi
5. Kemungkinan Penyebab
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
b. Penurunan absorbs nutrisi
c. Nafsu makan menurun
6. Faktor Predisposisi
a. Kerusakan Geligi
Keadaan ketika individu mengalami penghentian pola perkembangan/
erupsi gigi atau integritas structural gigi. (Carpenito, Lynda Juall,
2007)
b. Gangguan menelan
Keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan kemampuan
untuk secara volunteer memasukan cairan dan/ atau makanan padat
dari mulut ke dalam lambung. (Carpenito, Lynda Juall, 2007)
c. Ketidakefektifan pola menyusu
Suatu keadaan ketika bayi (dari lahir sampai 9 bulan) memperlihatkan
gangguan kemampuan mengisap atau mengkoordinasi respons
mengisap menelan, yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi oral
untuk kebutuhan metabolic. (Carpenito, Lynda Juall, 2007)
C. KESEPIAN
1. Pengertian
Kesepian merupakan suatu perasaan pedih,sunyi,lengang,tidak
ramai, hidup dalam keterasingan karena kehilangan (prasetya, 2004).
Kesepian adalah suatu kesadaran pedih bahwa seseorang memiliki
hubungna yang tidak dekat dan tidak berarti dengan orang lain.
Kekurangan tadi menimbulkan kekosongan , kesedihan, pengasingan diri
bahkan keputusasaan, perasaan ditolak karena citra diri yang rendah
karena tidak dapat bergaul atau merasa tersisih dan tidak disukai.
Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan
keluarga. Akan tetapi terdapat pula lansia yang tidak tinggal dengan
keluarga, khususnya dengan anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan anak-
anak tumbuh dan berkembang secara mandiri serta meninggalkan rumah
dan hidup terpisah dengan orang tua (Gunarsa,2004). Masalah
keterpisahan tersebut memicu perasaan kesepian pada lansia, dimanan
kesepian akan semakin meningkat ketika pasanagn dari lansia meninggal
dunia. Hal ini juga terjadi pada kondisi dimana lansia diharuskan untuk
tinggal di panti wredha atau panti jompo dikarenakan keluarga tidak
mampu mengurus ataupun lansia tersebuat berasal dari kalangan ekonomi
menengah kebawah.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan kesepian
Menurut martin and Osborn (1989) faktor penyebab terjadinya
kesepian pada lansia dipengaruhi oleh 3 hal yaitu : faktor psikologis,
faktor kebudayaan dan situasional, serta faktor spiritual.
a. Faktor psikologis
Menurut Mubarok (2006), faktor psikologi yang menyebabkan
seperti perasaan takut,. Perasaan itu muncul akibat perubahan-
perubahan mental yang berhubungan dengan perubahan fisik(terutama
organ perasa), keadaan kesehatan, tingkat pendidikan serta
pengetahuan serta situasi lingkungan. Dari segi mental emosional
muncul perasaan pesimis, merasa terancam akan timbulnya penyakit
sehingga takut ditelantarkan karena tidak berguna lagi. Perasaan sedih
adalah emosi yang paling sering dinyatakan. Termasuk rasa berasalah,
kegelisahan, kemarahan, depresi, ketidakberdayaan, kesepian dan
penyesalan tentang suatu hubungan dengan orang yang telah
meninggal. Shok dan tidak percaya dapat diakibatkan oleh kematian
atau kehilangan. Beberapa orang tidak mampu berkonsentrasi setelah
kematian seseorang yang penting bagi mereka. Tanggapan kesedihan
diwujudkan individu itu sendiri, selain itu di tentukan oleh faktor
hubungan antara yang meninggal dan berkabung. Beberapa orang tua,
pengalaman kesedihan mungkin termasuk perasaan lega dan
emansipasi, terutama setelah mengalami situasi yang sulit
(Lueckenotte, 2000). Perubahan dalam keluarga dalam beberapa
decade terakhir telah menyebabkan kondisi baru, lebih terfragmentasi
struktur keluarga da proporsi orang yang hidup sendirian. Dalam
metaanalisis, factor-faktor resiko untuk kesepian diusia dewasa dan
usia tua memperkirakan memberikan ancaman terhadap hubungan
interpersonal 2 yang berharga mulai dari pengucilan, penolakan,
perpisahan, perceraian. Meski demikian, kesepian biasanya sebagai
sifat yang stabil, dengan perbedaan individu dalam suatu kondisi untuk
perasaan kesepian. Skala kesepian revised UCLA (R-UCLA, Russel)
dirancang untuk dikelola sendiri. Terdiri dari 20 item yaitu (merasa
selaras dengan orang-orang disekitar, merasa tidak memiliki
persahabatan, memiliki tempat untuk berbagi, tidak merasa sendiri,
merasa jadi bagian sekelompok teman, punya banyak kesamaan dengn
orang-orang, tidak dekat dengan siapapun, merasa sudah tidak berarti
lagi, merasa dihindari, merasa dekat dengan seseorang, merasa
ditinggalkan, hubungan sosial yang dangkal, tidak ada yang tahu
tentang dirinya, merasa terasing dari orang lain, mempunyai
persahabatan, ada seseorang yang mengerti, tidak bahagia karena
ditarik, merasa sendiri, ada seseorang untuk berbagi, yidak ada tempat
untuk berbagi) dengan empat kategori yaitu (tidak kesepian, kesepian
ringan, kesepian sedang, dan kesepian berat). Skala ini digunakan
untuk mengganti pada skala yang terlalu panjang dan terlalu rumit.
Sebagian besar dari multi-studi tingakat isolasi sosial dan kesehatan
dala proses penuaan skala kesepian untuk digunakan dalam mengukur
kesepian (Russell, Peplau, 1980)
b. Faktor kebudayaan dan situasional
Yaitu terjadinya suatu perubahan dalam tatacara hidup dan kultur
budaya dalam keluarga. Perbaikan dibidang kesejahteraan sosial, di
bidang globalisasi, di komunikasi, informasi, transportasi dan
pendidikan niscaya menimbulkan pengaruh luar yang mengikis budaya
masyarakat yang selama ini ada terhadap hubungan antar-anggota
keluarga mereka, termasuk yang tergolong lanjut usia. Nilai
kekerabatan dalam kehidupan keluarga semakin melemah dalam
keluarga yang mengarah pada bentuk keluaga kecil, terlebih-lebih
dalam masyarakat industri dimana lanjut usia terpisah dari anggota
keluarga lainnya akibat urbanisasi. Anggota keluarga yang berusia
lanjut kurang diperhatikan dan terpaksa hidup sendiri dan dalam
kesepian. Selain nilai budaya, jenis kelamin, tingkatan pendidikan,
motivasi juga berperan serta mempengaruhi kesepian.
1) Jenis kelamin
Perbedaan gender juga merupakan salah satu faktoryang
mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak pada
bentuk adaptasi yang digunakan. Bagi wanita masalah penyesuaian
diri dengan masa menjanda seringkali tersa sulit.
2) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam
menghadapi masalah, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
semakin banyak pengalaman hidup yang dilaluinya, sehingga
akanlebih siap dalam menghadapi masalah yang terjadi.
3) Motivasi
Motivasi akan sangat membantu individu dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah. Individu yang tidak mempunyai motivasi
untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah akan membentuk
koping yang destruktif. 4) Dukungan keluarga Keluarga masih
merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lanjut usia.
Dukungan dari keluarga merupakan unsure terpenting
dalammembantu individu menyelesaikan masalah. Dengan
demikian, budaya tiga generasi di bawah satu atap makin sulit
dipertahankan, karena ukuran rumah di daerah perkotaan yang
sempit, sehigga kurang memungkinkan para lanjut usia tinggal
bersama anak (Hardywinoto, 2005). Sifat dari perubahan sosial
yang mengikuti kehilangan orang yang dicintai tergantung pada
jenis hubungan dan definisi peran sosial dalam suatu hubungan.
Selain rasa sakit psikologi mendalam, seseorang yang berduka
harus sering belajar keterampilan dan peran baru untuk mengelola
tugas hidup yang baru, dengan perubahan sosial ini terjadi pada
saat penarikan, kurangnya minat kegiatan, tindakan yang sangat
sulit. Sosialisasi dan pola interaksi juga berubah. Tetapi bagi orang
lain yang memiliki dukungan keluarga yang kuat dan mapan, pola
interaksi independent maka proses perasaan kehilangan atau
kesepian akan terjadi lebih cepat, sehingga seseorang tersebut lebih
mudah untuk mengurangi rasa kehilangan dan kesepian
(Lueckenotte, 2000).
c. Faktor spiritual
Dalam perjalanan hidupnya, setiap manusia pada umumnya
akan berupaya mengatasi kesulitan hidup dengan caranya masing
masing, sehingga individu tersebut akan tumbuh dan berkembang
sesuai dengan iramanya masingmasing. Kedekatan dengan sang
pencipta akan membuat seseorang lebih sehat di bandingkan yang jauh
dengan pencipta-Nya. Namun, kedekatan tersebut tidak selalu berjalan
mulus. Dengan tetap terjaga hubungan baik antara makhluk dan
Pencipta-nya, diharapkan adanya keseimbangan sikap realistis
terhadap dunia dan kebutuhan spiritual, sehingga perasaan negatif yang
sering muncul pada lansia seperti kesepian, kecemasan dapat dihindari.
Melalui pengalaman hidup, setiap orang akan berupaya menjadi lebih
arif dan akan mengembangkan dirinya. Untuk itu, berbagai dimensi
kehidupan manusia perlu ditelaah agar dalam mencapai pencerahan
atau kesempurnaan hidup (Hardywinoto, 2005). Agama dan
menstabilkan spiritual dapat memberikan pengaruh selama kesedihan
atu kesepian. Dukungan dari lembaga keagamaan seseorang dapat
memberikan rasa memiliki kepada sekelompok orang mendukung satu
sama lain yang dibutuhkan. Gender, kelas sosial, etnisitas, dan budaya
dapat mempengaruhi rohani seseorang terhadap kesedihan dan
kesepian (Lueckenotte, 2000).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. NAMA LANSIA : Ny. S
2. USIA : 80 tahun
3. AGAMA : Islam
4. SUKU : Jawa
5. JENIS KELAMIN : Perempuan
6. NAMA WISMA : Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan Ruang
Mawar
7. PENDIDIKAN :-
8. RIWAYAT PEKERJAAN : Buruh cuci
9. STATUS PERKAWINAN : Janda
10. PENGASUH WISMA : Ny. Sukarni
C. DIMENSI BIOFISIK
1. RIWAYAT PENYAKIT (Dalam 6 bulan terakhir)
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa klien merasa sakit
pada daerah punggung dan lutut. Beberapa hari ini klien juga mengatakan
bahwa kepalanya terasa sakit. Klien juga mengeluh gatal-gatal pada bagian
kaki. Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
2. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ny.S mengatakan bahwa ia tidak tahu tentang riwayat penyakit yang
diderita oleh keluarganya.
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. STATUS KOGNITIF
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Skor
No Pertanyaan Jawab
+ -
1 Tanggal berapa hari ini ? Tanggal 10
(tanggal jawa)
2 Hari apa sekarang ini ? (hari, tanggal,
tahun)
3 Apa nama tempat ini ? Rumah jompo
4a Berapa nomor telepon anda ? -
4b Dimana alamat anda ? (tanyakan hanya Kampung
bila klien tidak mempunyai no. Telepon) bejo rumah
jompo
5 Berapa umur anda ? 80 tahun
6 Kapan anda lahir ? -
7 Siapa presiden sekarang ? -
8 Siapa presiden sebelumnya ? -
9 Siapa nama kecil ibu anda ? Ngaenem
10 10.000-3.000 7.000
Keterangan :
Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
4. STATUS DEPERESI
The Geriatric Depresion Scale
No PERTANYAAN JAWABAN JAWABAN
Ny. S
1. Apakah pada dasarnya anda puas Tidak Tidak
dengan kehidupan anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan Ya Ya
aktivitas yang anda minati?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup Ya Tidak
anda kosong?
4. Apakah anda merasa bosan? Ya Tidak
5. Apakah anda mempunyai Tidak Ya
semangat setiap waktu ?
6. Apakah anda takut sesuatu akan Ya Tidak
terjadi pada anda ?
7. Apakah anda merasa bahagia Tidak Tidak
setiap waktu ?
8. Apakah anda merasa jenuh ? Ya Ya
9. Apakah anda lebih suka tinggal di Ya Ya
rumah pada malam hari, daripada
pergi melakukan sesuatu yang
baru ?
10. Apakah anda merasa bahwa anda Ya Tidak
lebih banyak mengalami masalah
dengan ingatan anda daripada
yang lainnya ?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Tidak
menyenangkan hidup sekarang ini
?
12. Apakah anda merasa tidak Ya Ya
berguna saat ini ?
13. Apakah anda merasa penuh Tidak Ya
berenergi saat ini ?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak Ya Ya
ada harapan lagi ?
15. Apakah anda berfikir banyak Ya Tidak
orang lain lebih baik daripada
anda ?
Keterangan :
Nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya dan tidak
setelah pertanyaan. Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
7. KEADAAN EMOSI
a. ANXIETAS
Ny. S mengatakan tidak pernah merasa cemas dengan suatu hal. Dari
hasil observasi yang dilakukan klien terlihat tenang dan tidak terlihat
gelisah.
b. PERUBAHAN PERILAKU
Ny. S mengatakan tidak merasa memiliki perubahan perilaku selama di
panti. Klien mengatakan selalu beryanyi dan berpuisi saat sedang
bosan.
c. MOOD
Dari haril observasi yang dilakukan terlihat bahwa klien memiliki
emosi yang stabil, klien dapat mengendalikan perasaan dan emosi di
waktu yang tepat.
8. STATUS KESEPIAN
UCLA Loneliness Scale Reviced 3
F. DIMENSI SOSIAL
1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DI DALAM WISMA
Ny. S mengatakan bahwa ia tidak memiliki teman selama di panti. Klien
mengatakan bahwa tidak dapat akrab dengan lansia lainnya karena merasa
bahwa mereka selalu membicarakan klien dibelakang klien. Sedangkan
menurut pengasuh Ny. S mengatakan bahwa hubungan klien dengan lansia
lainya terbilang cuek. Klien terlihat tidak peduli dengan kondisi teman-
temannya dan asik dengan hidupnya sendiri.
2. POLA TIDUR
Ny. S mengatakan bahwa klien biasanya tidur malam mulai dari jam
20.00-05.00 WIB. Klien tidak mengalami kesulitan dalam tidurnya. Saat
klien tidur, klien hanya terbangun sekali untuk BAB. Klien mengatakan
tidak pernah mengalami mimpi buruk. Klien juga mengatakan bahwa ia
tidak pernah tidur siang karena jika bangun setelah tidur siang badanya
terasa sakit.
5. PELAKSANAAN PENGOBATAN
Pelaksanaan pengobatan lansia rutin dilakukan sebulan sekali yaitu
posyandu lansia. Ny. S biasanya memeriksa kesehatan dan mengukur
tekanan darah saat posyandu lansia.
6. KEGIATAN OLAHRAGA
Kegiatan olahraga yang dilakukan adalah senam setiap hari senin, jumat,
dan terkadang sabtu saat ada acara dari mahasiswa. Senam biasanya
dilakukan pada pagi hari dengan instruktur dari perwakilan lansia. Selain
itu Ny. S biasanya melakukan olahraga kecil sendiri setiap hari seperti
merenggangkan otot tangan dan kaki serta berjalan-jalan disekitar panti.
7. REKREASI
Rekreasi ataupun hiburan yang ada di panti wredha Harapan Ibu yaitu
nonton televisi. Klien mengatakan tidak pernah menonton televisi karena
jarak tempat tidurnya yang jauh dari televisi. Selain itu rekreasi lainnya
berupa kerja bakti, senam bersama, serta kegiatan-kegiatan dari
mahasiswa.
8. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengurus panti mengatakan bahwa pengambilan keputusan dilakukan oleh
para pengurus panti dengan terlebih dahulu didiskusikan oleh para lansia.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Ny. S tampak sehat dan sadar
TD : 140/100 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
GCS : 15
BB : 35 kg
TB : 147,115 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Masalah
No Bagian/region Hasil Pemeriksaan Keperawatan yang
Muncul
1. Kepala Bentuk kepala -
mesochephal, kulit kepala
tampak bersih, persebaran
rambut merata, rambut
berwarna putih
2. Muka Bentuk wajah oval, tidak -
terdapat luka maupun lesi
pada area wajah.
3. Mata Kedua mata simetris Resiko jatuh
terlihat bersih, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil mengecil saat
diberi rangsang cahaya,
penglihatan mulai kabur.
4. Telinga Kedua telinga simetris, -
telinga tampak bersih,
tidak terdapat luka dan lesi,
pendengaran mulai
berkurang (harus berbicara
keras di dekat telinga
klien).
5. Mulut dan Gigi Mukosa bibir klien lembab, -
tidak terdapat luka maupun
sariawan pada area mulut,
lidah klien bersih, klien
mengatakan tidak pernah
menggosok gigi.
6. Leher Tidak terdapat pembesaran -
kelenjar tiroid, tidak
terdapat luka maupun lesi
pada area leher.
7. Dada Pengembangan dada kana -
dan kiri sama, saat
diperkusi terdengar bunyi
sonor, auskultasi
menghasilkan suara
vesikuler, tidak terdapat
suara tambahan napas.
8. Jantung Tidak terkaji -
9. Abdomen Bentuk abdomen simetris, -
tidak ada lesi maupun luka,
suara perkusi timpani,
askultasi bising usus
sebanyak 4 kali per menit.
10. Ekstremitas Tidak terdapat lesi maupun -
Atas luka, CRT kurang dari 3
detik, turgor kulit elastis,
kuku tampak bersih, tonus
otot 5/5.
11. Ekstremitas Tidak terdapat lesi maupun -
Bawah luka, turgor kulit elastis,
kuku tampak bersih, tonus
otot 5/5.
ANALISA DATA
Prioritas
No Diagnosa Keperawatan Pembenaran TTD
Masalah
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera High Masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Linda
fisiologis : nyeri punggung pada Ny. S fisiologis : nyeri punggung pada Ny. S dijadikan sebagai Riana
(Kode : 00132 NANDA 2012-2014) high priority karena jika masalah ini dibiarkan terus Putri
menerus akan mengganggu segala aktivitas Ny. S. Selain
itu akan menimbulkan masalah kesehatan lain seperti
hambatan mobilitas fisik, kelemahan, dan lain-lain.
Keefektifan Intervensi :
Intervensi nyeri akut yang dilaksanakan pada Ny. S
berupa massase punggung dengan iringan musik.
Pelaksanaan intervensi (yang meliputi kegiatan untuk
menurunkan tingkat nyeri) yang dilakukan secara
berkelanjutan merupakan kunci dari keberhasilan
penatalaksanaan masalah nyeri akut yang dialami Ny. S.
2 (00002) Medium Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai Medium Hanun
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari Priority dengan pertimbangan sebagai berikut: Arifah
kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidak Urgency : pola makan yang tidak teratur setiap hari
mampuan menelan makanan karena gangguan menelan
Dampaknya pola makan klien terganggu makan jadi
terasa kurang enak dan susah mencerna
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan
mengenai makanan yang bernutrisi dan melatih cara
menelan makanan yang benar dengan cara berlatih nafas
menggunakan otot perut.
3 Resiko kesepian berhubungan dengan Low Diagnosa keperawatan ini diambil sebagai Medium Analiya
Menarik diri Priority dengan pertimbangan sebagai berikut: Dewi
Urgency: Resiko kesepian yang dialami Ny. S karena
akibat yang ditimbulkan klien menjadi menarik diri.
Klien akan merasa terasingkan
Dampaknya Resiko kesepian yang panjang dapat
menyebabkan klien menarik diri dan merasa terasingkan
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan bina hubungan saling percaya dan terus
memotivasi Ny. S untuk melakukan hubungan
interpersonal yang baik dan memberikan reinforcement
positif pada klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan
Waktu Implementasi Evaluasi Formatif
Keperawatan Umum Khusus
Selasa, 22 Nyeri akut Setelah diberikan Setelah diberikan Pain management:
September berhubungan intervensi intervensi - Melakukan S : Klien mengatakan nyeri di
2015 dengan agens keperawatan selama keperawatan selama pengkajian nyeri bagian punggung bawah dan
cedera fisiologis 2 minggu, maka 2x10 menit dalam 4 secara lutut.
: nyeri masalah nyeri akut hari, maka masalah komprehensif P = Nyeri timbul saat merasa
punggung pada pada Ny. S dapat nyeri akut (PQRST) lelah
Ny. S (Kode: teratasi dengan berhubungan dengan Q = Nyeri seperti ditusuk
00132 NANDA kriteria hasil : agen cedera R = Nyeri di bagian punggung
2012-2014 ) Nyeri punggung fisiologis : nyeri dan lutut
pada klien punggung pada Ny. S = Skala nyeri 5
berkurang S dapat teratasi T = Nyeri hilang timbul
bahkan hilang dengan kriteria hasil O : klien tampak memegang
Klien tidak : bagian punggung bawah
mengeluh nyeri Nyeri yang
dialami klien - Menggunakan S : Klien mengatakan merasa
saat berpindah dapat berkurang teknik komunikasi nyeri punggung yang sering
Klien dapat dari skala 5 ke terapeutik untuk tiba-tiba, karena dulu juga
melakukan skala 3 mencari tahu pernah mengalaminya
teknik non Klien tidak lagi pengalaman nyeri O : klien tampak menceritakan
farmakologi : sering mengeluh klien dengan baik tentang nyeri
massage nyeri pada bagian punggungnya
punggung punggung
Klien tampak - Mengevaluasi S : Klien mengatakan nyeri
rileks pengalaman nyeri punggungnya di masa lalu
Vital sign klien masa lampau menghilang ketika klien
dalam rentang memijat punggungnya
normal O : klien tampak
TD : 120-140/80- mencontohkan cara
90 mmHg menghilangkan nyeri
Nadi : 60-80 punggungnya
x/menit
RR : 16-18 - Mengukur TTV S : Klien bersedia diukur TTV
x/menit nya
O:
Suhu : 36,5- TD : 155/90 mmHg
37,5oC Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Ketidakseimban Setelah diberikan Setelah diberikan Nutrition management
gan nutrisi intervensi intervensi - Mengkaji adanya S : Klien mengatakan tidak
kurang dari keperawatan selama keperawatan selama alergi makanan memiliki alergi terhadap
kebutuhan 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari makanan
tubuh selama 4 hari, maka selama 4 hari, maka O : klien tampak berpikir
berhubungan masalah masalah
dengan Ketidakseimbangan ketidakseimbangan
Ketidakmampu nutrisi kurang dari nutrisi kurang dari
an menelan kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
makanan pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat
(Kode: 00002 teratasi dengan teratasi dengan
NANDA 2012- kriteria hasil: kriteria hasil:
2014 ) Berat badan Nafsu makan
klien klien
bertambah bertambah
IMT klien Klien
berada pada menghabiska
angka n > setengah
normal porsi
makanan
yang
disediakan
Resiko kesepian Setelah diberikan Setelah diberikan - Membina hubungan S:-
berhubungan intervensi intervensi saling percaya O : Klien mulai tampak
dengan Menarik keperawatan selama keperawatan selama terbuka dan bercerita
diri 4 jam dalam sehari 4 jam dalam sehari
selama 4 hari, maka selama 4 hari, maka
masalah kesepian masalah kesepian
pada Ny.S dapat pada Ny.S dapat
berkurang dengan berkurang dengan
kriteria hasil: kriteria hasil:
Ny.S mau Ny.S mau
berinteraksi menyapa saat
dengan bertemu atau
lansia-lansia berpapasan
lain yang dengan
ada di panti sesama lansia
Ny.S tidak Ny.S mau
lagi tersenyum
menyendiri kepada
saat ada sesama lansia
kegiatan
bersama
P:
Rabu, 23 Nyeri akut (0013) S: Linda
September berhubungan dengan - P : Ny. S mengatakan nyeri pada punggungnya
2015 agen cedera fisiologis : Q : Ny. S mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
nyeri punggung pada R : Ny. S mengatakan nyeri timbul saat kelelahan
Ny. S S : Ny. S mengatakan skala nyeri 4
T : Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
- Ny. S mengatakan nyeri yang dirasakanya mulai berkurang
- Ny. S mengatakan sudah tidak merasa pegal lagi setelah di pijat
O:
- Klien tampak kooperatif
- Klien tampak rileks dan senang
- Klien tampak mengikuli langkah-langkah massage punggung
- TTV
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV
- Massage punggung
Ketidak seimbangan S : Hanun
nutrisi kurang dari
O:
kebutuhan tubuh
(00002) berhubungan A:
dengan ketidak
P:
mampuan menelan
makanan
P:
P:
RENCANA TINDAK LANJUT
Hasil pengkajian pada Ny. S di Panti Wredha Harapan Ibu pada hari senin
tanggal 21 September 2015 didapatkan data bahwa Ny. S mengeluh nyeri pada
daerah punggung (low back pain) dan nyeri pada area lutut. Nyeri tersebut
dirasakan klien sejak beberapa minggu yang lalu yang jika masalah nyeri ini
dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan masalah kesehatan lain pada klien.
Ny. S juga mengalami masalah nutrisi dikarenakan klien mengalami gangguan
menelan. Klien mengatakan jika makan sesuatu tenggorokannya terasa sakit untuk
menelan sehingga klien juga mengalami penurunan nafsu makan. Klien
mengatakan dalam sehari klien makan hanya 1 porsi makan yaitu pada siang hari
setengah porsi dan malam hari sisanya. Pada pengkajian yang dilakukan
didapatkan data juga bahwa klien mengalami kesepian dalam hidupnya. Klien
mengatakan mulai merasakan kesepian sejak 5 tahun yang lalu ketika klien diantar
ke panti wredha. Hasil observasi yang dilakukan mahasiswa terlihat bahwa klien
lebih senang menyendiri dibandingkan berinteraksi dengan teman-teman lansia di
panti wredha. Saat ditanya klien juga mengatakan bahwa lebih nyaman sendiri
karena klien berfikiran bahwa teman-teman lansia di panti senang
membicarakannya di belakang.
Dari hasil pengkajian tersebut maka dapat diambil tiga diagnosa pada Ny.
S yaitu : nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis : nyeri punggung,
ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan, serta resiko kesepian berhubungan dengan
menarik diri.
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis : nyeri punggung
Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. S didapatkan beberapa data
antara lain klien mengeluh nyeri pada bagian punggang dan lutut. Nyeri yang
dirasakan klien sudah terjadi sejak beberapa minggu yang lalu. Klien
mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Masalah low back
pain atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan
muskuloskeletal, gangguan psikologis, dan akibat dari mobilisasi yang salah
(Idyan, 2007).
Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut
bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri
juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal
paha (Rakel, 2002). LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau
tidak enak pada daerah lumbal berikut sakrum. LBP diklasifikasikan kedalam
2 kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang
dari 12 minggu. Sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Yang
termasuk dalam faktor resiko LBP adalah umur, jenis kelamin, faktor indeks
massa tubuh yang meliputi berat badan, tinggi badan, pekerjaan, dan
aktivitas/olahraga (Idyan, 2007).
Nyeri pinggang dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan, istirahat
dan modalitas. Pemberian obat anti inflamasi non steroid (OAINS) diperlukan
untuk jangka waktu pendek disertai dengan penjelasan kemungkinan efek
samping dan interaksi obat. Istirahat secara umum atau lokal banyak
memberikan manfaat. Tirah baring pada alas keras dimaksudkan untuk
mencegah melengkungnya tulang punggung. Modalitas dapat berupa kompres
es, semprotan etil klorida, dan fluorimetan (Sidharta, 2004). Dalam melakukan
penatalaksanaan nyeri punggung juga dapat dilakukan dengan teknik non
farmakologis, misalnya massage punggung.
Berdasarkan pembahasan dari jurnal yang berjudul Terapi Musik dan
Massage terhadap Intensitas Nyeri Sendi Lansia menyebutkan data bahwa
bahwa musik dapat mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri dan
membangun respon sensasi. Sedangkan massage merupakan teknik integrasi
sensoris yang mempengaruhi aktivitas sistem syaraf otonom. Massage
punggung merupakan intervensi non farmakologis dengan menggunakan
pendekatan secara fisik (Potter and Perry, 2005). Teori gate kontrol
menjelaskan bahwa stimulasi kutaneus/massage mengaktivasi transmisi
serabut saraf sensoris A delta yang lebih besar dan lebih cepat. Massage dapat
menstimulasi proses endorfin dalam sistem kontrol desenden sehingga
mengurang persepsi nyeri, impuls nyeri, dapat diatur atau dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Pemberian teknik
stimulasi kutan yang dilakukan pada pijatan punggung lansia, menstimulasi
ujung-ujung saraf yang ada di permukaan tubuh yang diharapkan akan
memberikan impuls yang lebih kuat daripada impuls nyeri sehingga
diharapkan dapat menurunkan impuls nyeri tersebut.
Skala Nyeri
6
5 5 5
4 4
3 3
0
21-Sep-15 22-Sep-15 23-Sep-15 24-Sep-15 25-Sep-15
RR Nadi
25 90
22 86
20 20 85
18
15 16 80 80 80
10 75
72
5 70
0 65
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian selama 4 hari di Panti Wredha
Harapan Ibu Ngaliyan, mahasiswa menemukan masalah pada Ny S yaitu
Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit: nyeri punggung dan nyeri
lutut, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
Ketidakmampuan menelan makanan, serta Resiko kesepian b.d Menarik diri.
Melihat masalah tersebut, mahasiswa mencoba untuk mengaplikasikan
pemberian pendidikan kesehatan tentang nutrisi, massage dan teknik
pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta mengajarkan tentang hubungan
interpersonal yang baik di Panti Wreda Harapan Ibu Ngaliyan. Setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang nutrisi, massage dan teknik
pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta mengajarkan tentang hubungan
interpersonal yang baik masalah pada Ny. S, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Intervensi massage dan teknik pengalihan untuk mengatasi nyeri
punggung Ny. S berhasil mengatasi masalah tersebut
2. Intervensi mengenai menjalin hubungan interaksi sosial untuk mengatasi
kesepian Ny. S membuat Ny. S bisa menyapa temannya hanya saja Ny. S
belum bisa memulai untuk mengobrol bersama temannya.
3. Intervensi tentang pendidikan kesehatan nutrisi pada Ny.S belum berhasil
dengan baik, Ny. S sudah mengerti tentang makanan yang baik akan tetapi
Ny. S tidak bisa mempraktikkan di dalam keseharian Ny. S.
B. SARAN
Mahasiswa berharap, kegiatan pendidikan kesehatan tentang nutrisi,
massage dan teknik pengalihan untuk menghilangakan nyeri serta
mengajarkan tentang hubungan interpersonal yang baik diteruskan kembali
oleh pihak pengurus yang membantu di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia, Rizma. 2007. Nyeri Pinggang / Low Back Pain. Diakses dari:
http://www.fkunsri.wordpress.com/2007/09/01/nyeri-pinggang-low-back-
pain/
Bimariotejo. 2009. Low Back Pain (LBP). Diakses pada tanggal 27 September
2015 dari www.backpainforum.com.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8,
Volume 1, Jakarta: EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8,
Volume 3. Jakarta: EGC
Hutapea, R. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Idyan, Zamna. 2007. Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan
Low Back Pain. Diakses pada tanggal 29 September 2015 dari http://inna-
ppni.or.id.
Mansjoer, Arif, et all, 2007. Ilmu Penyakit Saraf dalam Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Maryam, RS et al. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Mubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC
Rakel. 2002. Nyeri Pinggang Bagian Bawah. Diakses pada tanggal 28 September
2015 dari www.nyeripunggungbawah.com.
Sidharta, Priguna. 2004. Sakit Pinggang dalam Neurologi Klinis Dalam Praktik
Umum. Edisi III cetakan kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat.