Professional Documents
Culture Documents
Nilai ketelitian posisi peta dasar pada Tabel 1 adalah nilai CE90 untuk ketelitian
horizontal dan LE90 untuk ketelitian vertikal, yang berarti bahwa kesalahan posisi peta
dasar tidak melebihi nilai ketelitian tersebut dengan tingkat kepercayaan 90%.
Nilai CE90 dan LE90 dapat diperoleh dengan rumus mengacu kepada standar sebagai-
berikut US NMAS (United States National Map Accuracy Standards) sebagai berikut:
CE90 = 1,5175 x RMSEr
LE90 = 1,6499 x RMSEz
dengan
RMSEr : Root Mean Square Error pada posisi x dan y (horizontal)
RMSEz : Root Mean Square Error pada posisi z (vertikal)
b. Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) dan Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN).
Ketelitian geometri dalam peta kelautan pada dasarnya merupakan representasi ketelitian
survei hidrografi yang dilakukan untuk mendapatkan objek-objek kelautan, yaitu sesuai
standar International Hydrographic Organization (IHO) Special Publication edisi ke 5
No. 44 tahun 2008. Ketelitian yang diatur dalam standar ini dipergunakan untuk
ketelitian horisontal dan vertikal berdasarkan metode statistik dengan tingkat
kepercayaan 95 % (CL95).
Penghitungan ketelitian horisontal dan vertikal dilakukan berdasarkan standar
International Hydrographic Organization (IHO) Special Publication edisi ke 5 No. 44
tahun 2008, yang mengasumsikan distribusi normal kesalahan dalam tingkat
kepercayaan 95%, dimana:
- Untuk objek 1 dimensi (1D), contohnya titik kedalaman, didefinisikan sebagai
berikut:
CL95 = 1,96 x standar deviasi
- Untuk objek 2 dimensi (2D), contohnya nilai posisi SBNP, didefinisikan sebagai
berikut:
CL95 = 2,45 x standar deviasi
Pada pengamatan GPS yang bisa diukur adalah jarak antara pengamat dengan satelit.
Posisi yang diberikan GPS adalah 3 dimensi (X,Y,Z) yang dinyatakan dalam datum WGS
(World Geodetic System) 1984. Dengan GPS titik yang akan ditentukan posisinya dapat diam
(static positioning) ataupun bergerak (kinematic positioning). Posisi titik dapat ditentukan
dengan menggunakan satu receiver GPS terhadap pusat bumi dengan menggunakan metode
penentuan posisi absolute, ataupun terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya
(stasiun referensi) dengan menggunakan metode diferensial (relative) yang menggunakan
minimal dua receiver GPS. Disamping itu, GPS dapat memberikan poisi secara instant (real
time) ataupun sesudah pengamatan setelah data pengamatannya diproses secara lebih ekstensif
(post processing) yang biasanya dilakukan untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik.Secara
umum dikenal beberapa metode dan sistem penentuan posisi dengan GPS, yaitu biasa
digambarkan pada gambar 5.2.
Penentuan Posisi dengan GPS
Survei Navigasi
Post-processing Real-Time
Kinematik
Gambar 5.2.Metode dan Sistem penentuan posisi dengan GPS (Langley, 1998)
Survei statik
Survei statik singkat
Titik tetap (kontrol)
Penentuan titik dengan metode statik
Penentuan titik dengan metode statik singkat
Dalam hal ini survei statik digunakan untuk menentukan koordinat dari titik-titik
kontrol yang relative berjarak jauh antara satu dengan lainnya serta menuntut orde
ketelitian yang relatif lebih tinggi, sedangkan survei statik singkat digunakan untuk
menentukan koordinat titik-titik kontrol yang relatif lebih dekat satu sama lainnya
serta berorde ketelitian yang relatif lebih rendah.
Stop Stop
Monitor
station Go
Go Stop
Stop
Go Go Go
Stop Stop
3. Metode Pseudo-kinematik
Pada dasarnya metode ini merupakan realisasi dari dua metode statik singkat
(lama pengamatan beberapa menit) yang dipisahkan oleh selang waktu yang relatif
lama (beberapa jam), seperti gambar 5.5.
Pengamatan
Statik
Statik Singkat
Pseudo-kinematik
Pada metode ini pengamatan dalam dua sesi yang berselang waktu relatif lama
dimaksudkan untuk meliput perubahan geometri yang cukup besar, sehingga
diharapkan mensukseskan penentuan ambiguitas fase serta mendapatkan ketelitian
posisi yang relatif baik. Dalam hal ini perhitungan baseline dilakukan dengan
menggunakan data gabungan dari dua sesi pengamatan tersebut.
4. Kombinasi Metode
Karena kondisi topografi dan lingkungan pengamatan yang beragam, untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi, kadang diperlukan kombinasi dari beberapa
metode untuk penentuan posisi titik-titik.
(5.1)
Keterangan:
c : kecepatan cahaya (meter/detik)
t : lama waktu antar sinyal yang dipancarkan satelit ke receiver (detik)
R :pseudorange(meter)
(5.2)
(5.3)
Ternyata perjalanan sinyal dari satelit sampai receiver banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu refraksi ionosfer, troposfer, kesalahan orbit karena selective
availability, multipath dan noise lainnya. Apabila kesalahan-
kesalahantersebutdiperhitungkan, makapersamaandi atasmenjadi sebagai berikut:
(5.4)
(5.5)
d. Pengolahan Baseline
Pengolahan baseline pada dasarnya bertujuan untuk menghitung vektor baseline (dX,
dY, dZ) dengan menggunakan data fase sinyal GPS yang dikumpulkan pada dua titik
ujung baseline yang bersangkutan. Untuk mendapatkan solusi baseline dengan akurasi
pada orde milimeter atau centimeter digunakan fase gelombang pembawa (carrier phase)
sebagai data pengamatannya.
Prinsip dasar pengolahan data fase berdasarkan pengamatan statik diferensial adalah
teknik untuk mengeliminasi dan mereduksi dari berbagai kesalahan serta bias pada data
fase dengan cara menyelisihkan dua besaran pengamatan fase (differencing technique).
Secara umum tahapan pengolahan data fase untuk menghitung parameterparameter suatu
baseline berdasarkan teknik pengamatan statik diferensial adalah sebagai berikut:
(5.6)
Persamaan di atas dapat diselesaikan apabila ada titik referensi. Titik referensi
tersebut diperlukan untuk pendefinisikan datum. Parameter pada persamaan
tripple difference adalah titik non referensi. Oleh karena persamaan tripple
difference adalah persamaan non linier maka diperlukan nilai pendekatan yang
diperoleh dari pemrosesan pseudorange (koordinat apriori).
(5.7)
5.3. Orthorektifikasi
Orthorektifikasi adalah proses koreksi geometrik citra satelit atau foto udara untuk
memperbaiki kesalahan geometrik citra yang bersumber dari pengaruh topografi, geometri
sensor dan kesalahan lainnya. Hasil dari orthorektifikasi adalah citra tegak (planar) yang
mempunyai skala seragam di seluruh bagian citra. Orthorektifikasi sangat penting untuk
dilakukan apabila citra akan digunakan untuk memetakan dan mengekstrak informasi dimensi,
seperti lokasi, jarak, panjang, luasan, dan volume.
Citra tegak merupakan citra yang telah dikoreksi segala kesalahan geometriknya, sebagai
akibat dari mekanisme perekaman citra. Kesalahan geometrik citra dapat berasal dari sumber
internal satelit dan sensor (sensor miring/off nadir) ataupun sumber eksternal, yang dalam hal
ini adalah topografi permukaan bumi. Perekaman off nadir dan perbedaan ketinggian berbagai
obyek di permukaan bumi menyebabkan adanya kesalahan citra yang disebut relief
displacement. Relief displacement sendiri dapat didefinisikan sebagai pergeseran posisi obyek
dari tempat seharusnya, yang disebabkan oleh ketinggian obyek dan kemiringan sensor citra
Orthorektifikasi bisa dilakukan tanpa menggunakan GCP, tapi akurasi hasil orthorektifikasinya biasanya tidak sebaik dengan tambahan GCP.
Hal ini dikarenakan informasi hubungan geometri sensor dan permukaan bumi hanya diwakili oleh RPC yang sebenarnya merupakan model
Input GCP geometri turunan/bukan asli
DEM diperlukan untuk mengkoreksi kesalahan pergeseran relief akibat perbedaan topografi, semakin tinggi resolusi dan akurasi DEM yang
digunakan, hasil ortorektifikasi akan semakin baik dan akurat.
Input DEM
Bundle Adjusment adalah proses matching antara DEM, GCP, dan citra , untuk menghasilkan model tiga dimensional yang menggambarkan
posisi sensor dan permukaan bumi pada saat citra direkam. Citra satelit kemudian ditampalkan di atas model tiga dimensional tersebut,
Bundle direstrukturisasi ulang pikselnya kemudian diturunkan citra tegak/ortho.
Adjusment
Uji akurasi dilakukan untuk mengevaluasi hasil dari orthorektifikasi, apakah sudah memenuhi ketentuan minimal akurasi skala pemetaan
apa belum. Uji akurasi dilakukan dengan membandingkan antara koordinat pada citra ortho dengan koordinat lokasi tersebut di lapangan,
kemudian dihitung selisihnya. Proses penghitungan ini dilanjutkan sampai didapat jumlah sampel yang signifikan secara statistik dan diakhiri
Uji Akurasi dengan penghitungan RMSE untuk menentukan akurasi citra ortho.
5.5. Geodatabase
Basis data (database) adalah sekumpulan logis dari informasi yang saling terkait yang
dikelola dan disimpan sebagai satu kesatuan. Basis data GIS (Geodatabase) umumnya
mencangkup lokasi spatial dan bentuk dari feature yang disimpan dalam bentuk titik, garis,
polygon, pixel/grid/cell atau TIN (Triangulated Irregular Network) lengkap dengan data
atributnya.
Dalam pengertian lain, database juga merupakan himpunan atau kumpulan data atau file
yang saling berhubungan yang disimpan dalam satu media (elektronik) secara terorganisir,
sehingga dapat diakses dengan mudah dan cepat. Jadi geodatabase merupakan database tentang
data geografis.
Agar database dapat diakses dengan mudah dan cepat, maka database yang dibuat harus
mempunyai struktur basis data yang kompak, struktur table efisien dan sistematis, space
(memori) penyimpanan yang kompak, ukuran table efisien untuk mempercepat proses
pengolahan, sedikit/tidak ada pengulangan, dan tidak ada ambiguitas data dari semua table yang
ada. Atau secara umum dapat disebut geodatabase (database berbasis GIS).
Geodatabase adalah database relasional yang memuat informasi geografi. Geodatabase
terdiri atas feature classes (spatial) dan tabel (non-spatial). Feature Class merupakan kumpulan
dari beberapa feature yang memiliki bentuk geometri dan atribut sama. Feature classes dalam
geodatabase dapat berupa single feature atau individu dan dapat juga disusun dalam suatu
feature datasets. Semua feature datasets dalam sebuah geodatabase menggunakan sistem
koordinat yang sama.
Domain digunakan untuk menentukan lingkup (range) dan wilayah terpilih (selected
area) setiap jenis informasi. Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan
Personal Geodatabase. Server-Geodatabase merupakan Relational Database Management
System (Oracle, SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase menggunakan sistem data MS-
Access.