You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, sistem pernapasan dan sirkulasi tubuh
akan berfungsi dengan baik, dan metabolisme tubuh dapat optimal. Kemampuan
aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan
muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai
gangguan pada sistem muskuloskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan
juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarto,
Wartonah 2007)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk
menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara
pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan
fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat fungsi gastrointestinal dapat
bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera makan orang tersebut dan
melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang tidak dapat melakukan aktifitas
fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat membuat otot abdomen menjadi lemah
sehinga fungsi eliminasinya kuang efektif. ((Towarto, Wartonah 2007)
Gangguan aktivitas dan latihan adalah keadaan dimana individu mengalami
ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk menahan atau memenuhi
kebutuhan atau keinginan aktivitas sehari-hari. (Susan, Mary, Eleaner, Majorie, 1998)
2. Epidemiologi
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang
kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri. Gangguan aktivitas dan latihan dapat
terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi terjadi gangguan mobilisasi
adalah pada orang yang lanjut usia, post cedera dan post trauma. (Towarto, Wartonah
2007)
3. Penyebab/ faktor predisposisi
Penyebab gangguan aktivitas dan latihan menurut (Mubarak, Chayatin, 2008) yaitu :
- Usia
- Jenis Kelamin
- Status nutrisi
- Kelainan Postur
- Gangguan Perkembangan Otot
- Kerusakan Sistem Saraf Pusat
- Trauma Langsung pada Sistem Mukuloskeletal dan neuromuskular
- Kekakuan Otot
- Terapi pembatasan gerak
- Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
- Kerusakan sensori persepsi
- Nyeri, tidak nyaman
- Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
- Depresi mood dan cemas
- Pengaturan Pergerakan
4. Patofisiologi
(WOC terlampir)
5. Klasifikasi
a. Gangguan muskuloskeletal
Osteoporosis, atropi, kontraktur, kekakuan dan sakit sendi, fraktur
b. Gangguan kardiovaskuler
Postural hipotensi, vasodilatasi vena, peningkatan penggunaan valsava maneuver
c. Gangguan sistem respirasi
Penurunan gerak pernafasan, bertambahnya sekresi paru, atelektasis, hipotesis
pneumonia
6. Gejala Klinis
Gejala Klinis pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah pasien tidak dapat
bergerak secara mandiri, dalam artian pasien memerlukan bantuan perawat, keluarga
untuk memenuhi kebutuhan nya. (Halimul, Azis, 2006)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran pasien dapat dinilai dengan menggunakan GCS (Glasgow
Coma Scale)
b. Postur / bentuk tubuh
Skoliosis, kifosis, lordosis, cara berjalan
c. Ekstermitas
Kaji apakah ada kelemahan, gangguan sensorik, tonus otot, atropi, tremor,
gerakan tak terkendali, kekuataan otot, kemampuan jalan, kemampuan duduk,
kemampuan berdiri, nyeri sendi, kekakuan sendi (Potter & Perry, 2005)
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
9. Diagnosis
Diagnosis dapat muncul apabila dilakukan melalui pemeriksaan fisik seperti tingkat
kesadaran (GCS), pemeriksaan postur/ bentuk tubuh (skoliosis, kifosis, lordosis, cara
berjalan). Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
10. Terapi/ Tindakan Penanganan
a. Fisioterapi
b. Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri
11. Pengaturan Pergerakan
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sistem skeletal,
otot skelet, dan sistem saraf. Karena ketiga sistem ini berhubungan erat dengan
mekanisme pendukung tubuh, sistem ini dapat dianggap sebagai satu unit fungsional.
Sistem skeletal berfungsi menyokong jaringan tubuh, melindungi bagian tubuh yang
lunak, sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, sebagai sumber mineral dan
berperan dalam proses hematopoeisis (proses pembentukan dan perkembangan sel-sel
darah). Sedangan otot berperan dalam proses pergerakan,memberi bentuk pada postur
tubuh,dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot. (Potter dan Perry,
2005)
Pengaturan pergerakan dapat dibedakan menjadi gerak yang disadari atau
volunter, dan gerak yang tidak disadari atau involunter atau yang disebut dengan
refleks. Proses gerak yang disadari mekanismenya melalui jalur yang panjang mulai
dari reseptor, saraf sensorik, kemudian dibawa ke otak untuk selanjutnya diasosiasi
menjadi respons yang akan dibawa oleh saraf motorik dan efektor. Sedangkan
gerakan refleks atau involunter berjalan dengan sangat cepat dan respons terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. (Tarwoto
dan Wartonah, 2006)
12. Rentang Nilai Normal Kategori Kemampuan Aktivitas Fisik menurut (Gunawan, Adi,
2001) yaitu :
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :

Tingkat aktivitas / Kategori


mobilitas

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau pengawasan


Tingkat 2 orang lain

Memerlukan bantuan, pengawasan orang


lain dan peralatan
Tingkat 3
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
Tingkat 4 perawatan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mangangkat beban, maksimal 57 %.

Nilai Kekuatan Otot adalah sebagai berikut :


No. Nilai Kekuatan Keterangan
Otot

1. 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama


sekali
2. 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot
tetapi tidak ada gerak sama sekali
3. 2 (25%) Dapat menggerakan anggota gerak tanpa
gravitasi
4. 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak
untuk menahan berat (gravitasi)
5. 4 (75%) Dapat menggerakkan sendi dengan aktif
dan melawan tahanan
6. 5 (100%) Kekuatan normal

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : ........................................
Umur : ........................................
Jenis kelamin : ........................................
Pendidikan : ........................................
Pekerjaan : ........................................
Status perkawinan : .......................................
Agama : .......................................
Suku : .......................................
Alamat : .......................................
Tanggal masuk : ........................................
Tanggal pengkajian : ........................................
Sumber Informasi : ........................................
Diagnosa masuk : ........................................
Penanggung
Nama : ........................................
Hubungan dengan pasien : ........................................
2. Riwayat keluarga
Genogram (kalau perlu)
Keterangan genogram
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Pernah dirawat
Riwayat alergi : Ya Tidak Jelaskan :
Riwayat tranfusi : Ya Tidak
Kebiasaan :
Merokok Ya Tidak Sejak: Jumlah:
Minum kopi Ya Tidak Sejak: Jumlah:
Penggunaan Alkohol Ya Tidak Sejak: Jumlah:
Lain-lain:
Jelaskan :
4. Riwayat Penyakit Keluarga :.......................
5. Diagnosa Medis dan therapy
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
b. Nutrisi/ metabolic
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan 0 1 2 3 4
diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif-perseptual
g. Pola persepsi diri/konsep diri
h. Pola seksual dan reproduksi
i. Pola peran-hubungan
j. Pola manajemen koping stress
k. Pola keyakinan-nilai

7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Baik Sedang Lemah Kesadaran:


TTV TD: Nadi : Suhu: RR:

a. Kulit, Rambut dan Kuku


Distribusi rambut :
Lesi Ya Tidak
Warna kulit Ikterik Sianosis Kemerahan Pucat
Akral Hangat Panas Dingin kering Dingin
Turgor:
Oedem Ya Tidak Lokasi:
Warna kuku: Pink Sianosis lain-lain
Lain-lain: .......................................................
b. Kepala dan Leher
Kepala Simetris Asimetris, Lesi: ya Tidak
Deviasi trakea Ya Tidak
Pembesaran kelenjar tiroid Ya Tidak
Lain-lain: ..........................................................................
c. Mata dan Telinga
Gangguan pengelihatan Ya Tidak
Menggunakan kacamata Ya Tidak Visus:
Pupil Isokor Anisokor Ukuran:
Sklera/ konjungtiva Anemis Ikterus
Gangguan pendengaran Ya Tidak
Menggunakan alat bantu dengar Ya Tidak
Tes weber: Tes Rinne: Tes Swabach:
Lain-lain: .......................................................................................
d. Sistem Pernafasan:
Batuk: Ya Tidak
Sesak: Ya Tidak
Inspeksi: .............................................................................................................................
Palpasi: ..............................................................................................................................
Perkusi: .............................................................................................................................
Auskultasi: .........................................................................................................................
Lain-lain: .......................................................

e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada Ya Tidak
Palpitasi Ya Tidak
CRT < 3 dtk > 3 dtk
Inspeksi: .............................................................................................................................
Palpasi: ..............................................................................................................................
Perkusi: ..............................................................................................................................
Auskultasi: .........................................................................................................................
Lain-lain: ....................................
f. Payudara Wanita dan Pria:
........................................................................................................................
g. Sistem Gastrointestinal:
Mulut Bersih Kotor Berbau
Mukosa Lembab Kering Stomatitis
Pembesaran hepar Ya Tidak
Abdomen Meteorismus Asites Nyeri tekan
Peristaltik: x/mnt
Lain-lain : .....................................................
h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter Ya Tidak
Kandung kencing, nyeri tekan Ya Tidak
Gangguan Anuria Oliguria Retensi Inkontinensia
Nokturia Lain-lain:

i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :


.................................................................................................................................
j. Sistem Saraf:
GCS: Eye: Verbal: Motorik:
Rangsangan meningeal Kaku kuduk Kernig
Brudzinski I Brudzinski II

Refleks fisiologis Patela Trisep Bisep Achiles


Refleks patologis Babinski Chaddock Oppenheim Rossolimo
Gordon Schaefer Stransky Gonda
Gerakan involunter :
Lain-lain: .................................................................
k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Deformitas Ya Tidak Lokasi:
Fraktur Ya tidak Lokasi:
Kekakuan Ya Tidak
Nyeri sendi/otot Ya Tidak
Kekuatan otot :
Lain-lain: ......................................................
l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak
Pembengkakan KGB Ya Tidak Lokasi:
Keletihan/kelemahan Ya Tidak
Lain-lain: ..........................................................
m. Sistem Endokrin:
Hiperglikemia Ya Tidak
Hipoglikemia Ya Tidak
Luka gangrene Ya Tidak
Lain-lain: ..........................................................
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan kekuatan otot (neuthopografi)
b. Diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi yang mungkin muncul
berdasarkan NANDA
a. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, kerusakan
integritas struktur tulang ditandai dengan keterbatasan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar
b. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan respons tekanan
darah abnormal terhadap aktivitas
c. Risiko Cedera dengan faktor risiko fisik (gangguan mobilitas)
c. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
Keperawatan Hasil (NOC)

1. Hambatan Setelah dilakukan Label NIC : Bed rest- 1. Memberikan


Mobilitas Fisik asuhan keperawatan care kenyamanan pada
berhubungan .x 24 jam diharapkan klien
1. Tempatkan pasien 2. Memberikan
dengan pasien mampu dalam
pada tempat tidur kenyamanan pada
gangguan mobilisasi secara
terapeutik yang sesuai klien untuk tirah
muskuloskeleta mandiri dengan kriteria
2. Jaga agar tempat baring yang
l, kerusakan hasil:
NOC label : Mobility tidur tetap bersih, cukup lama
integritas
kering, dan rapi 3. Mengurangi
struktur tulang Kemampuan klien 3. Pasang side rail resiko jatuh pada
ditandai mencapai klien
dengan keseimbangan (pembatas tempat 4. Mencegah
keterbatasan Kemampuan klien tidur) dekubitus
5. Mendeteksi ada
kemampuan menggerakan otot 4. Ubah posisi klien
tanda-tanda
melakukan Kemampuan klien setidaknya setiap 2
infeksi
keterampilan menggerakan sendi jam
6. Membantu klien
motorik kasar Kemampuan klien 5. Observasi kondisi
dalam
berpindah kulit
beraktivitas
6. Bantu pemenuhan 7. Mengetahui
ADL keterbatasan
Label NIC : Exercise sendi klien
8. Membantu
Therapy : Joint Mobility
pemulihan sendi
7. Lakukan klien
pengkajian mengenai
keterbatasan
pergerakan sendi dan
fungsi sendi klien. 9. Mencegah
8. Anjurkan klien untuk
terjadinya
melakukan latihan
komplikasi lebih
Range of Motion
lanjut
(ROM) secara aktif 10. Dapat
maupun pasif sesuai memeberikan
indikasi secara motivasi kepada
reguler. klien untuk
9. Lindungi klien dari
berlatih dan cepat
trauma selama
pulih
melakukan latihan. 11. Merencanakan
10. Kembangkan/berikan
program
reinforcement positif
pemulihan klien
selama latihan.
Kolaboratif

11. Kolaborasikan
dengan fisioterapist
dalam
pengembangan
program latihan bagi
klien, secara tepat.

2. Intoleran Setelah dilakukan Label NIC : Activity 1. Semakin


meningkat
Aktivitas asuhan keperawatan Therapy
aktivitas yang
berhubungan .x 24 jam diharapkan dicapai maka
1. Anjurkan pasien semakin cepat
dengan tirah pasien dapat untuk meningkatkan pasien mandiri
baring ditandai melakukan aktivitasnya batasan aktivitas yang dalam pemenuhan
dicapainya kebutuhan
dengan respons dengan normal dengan 2. Fokuskan pada
2. Tidak
tekanan darah kriteria hasil: aktivitas yang bisa memaksakan
NOC label : Activity dilakukan pasien melakukan
abnormal 3. Anjurkan keluarga aktivitas apabila
Tolerance untuk membantu
terhadap pasien tidak
Pemenuhan memenuhi kebutuhan mampu
aktivitas kebutuhan oksigen pasien melakukan
mencukupi dalam 4. Kolaborasikan dengan 3. Pasien akan
memenuhi terapis dalam latihan terbantu dalam
aktivitas dalam pemenuhan aktivitas pemenuhan
batas normal kebutuhan selama
Rata-rata TD belum bisa
dalam batas melakukan secara
normal mandiri
Rata-rata 4. Dengan adanya
pernapasan dalam kolaborasi akan
batas normal lebih efektif dan
Warna kulit normal efisien dalam
Laporan dalam memenuhi keb.
pencapaian
kebutuhan sehari-
hari

3. Risiko Cedera Setelah dilakukan Label NIC : 1. Untuk


dengan faktor asuhan keperawatan Environmental mengamankan
pasien dari risiko
risiko fisik .x 24 jam diharapkan Management cedera dan risiko
(gangguan pasien dapat terhindar jatuh
1. Jauhkan benda 2. Lingkungan yang
mobilitas) dari risiko cedera
benda berbahaya di aman
dengan kriteria hasil: dekat pasien seperti mengurangi
benda- benda kecil risiko cedera bagi
NOC label : Risk
yang menyebabkan pasien
Control
tersandung.
2. Buat lingkungan yang
Pasien mengetahui
aman bagi pasien,
faktor risiko cedera
Pasien dapat dengan lingkungan
yang nyaman,
mengetahui
mengurangi benda-
perilakunya yang
benda (furniture) yang
dapat memicu
dapat bergerak.
cedera

d. Evaluasi
No.
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Dx
1. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan S : Pasien mengatakan sudah mampu
dengan gangguan muskuloskeletal, kerusakan menggerakkan kakinya setelah
integritas struktur tulang ditandai dengan dilakukan aktivitas latihan ROM
keterbatasan kemampuan melakukan O : Pasien mampu menggerakkan kaki ke
keterampilan motorik kasar bawah secara perlahan
A : Intervensi tercapai sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
2. Intoleran Aktivitas berhubungan dengan tirah S : Pasien mengatakan lebih merasa nyaman
baring ditandai dengan respons tekanan darah setelah diberikan jadwal kegiatan yang
berfokus pada aktivitas yang bisa dilakukan
abnormal terhadap aktivitas
pasien

O : TD pasien terkontrol karena aktivitas


pasien tidak berlebihan
A : Intervensi tercapai sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
3. Risiko Cedera dengan faktor risiko fisik S : Pasien mengatakan merasa nyaman
(gangguan mobilitas) setelah dilakukan modifikasi
lingkungan
O : Pasien terlihat lebih aman di
lingkungannya
A : Intervensi tercapai sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.

DAFTAR PUSTAKA

Adi W. Gunawan. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika

Gunawan, Adi. 2001. MekanismedanMekanikaPergerakanOtot.INTEGRAL, vol. 6, no. 2. Jakarta

Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. 2008.Nursing Outcomes Classification Fifth Edition.
Mosby, Inc : Missouri.

Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi
dalam praktik. Jakarta : EGC

McCloskey, J.C., Bulechek, G.M. 2008. Nursing Intervention Classification Fifth Edition.
Mosby, Inc : Missouri.

NANDA International. 2013.Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta:EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tucker, Susan, Mary, Eleaner, Majorie. 1998.Standar perawatan pasien : proses keperawatan,
diagnosis, dan evaluasi. Jakarta : EGC

Towarto, Wartonah. 2007. KebutuhanDasar& Prose Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba


Medika.

You might also like