Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
1.1 Konsep Teori
1.1.1 Pengertian
1. Anak Sehat adalah anak yang kelihatan gembira dan menarik
perhatian pada sekeliling serta suatu keadaan anak yang sehat
terbebas dari penyakit sehingga dapat melakukan segala aktivisnya
tanpa hambatan fisik. Seseorang dikatakan sehat jika ia memiliki
kesehatan baik secara fisik (organ tubuh) maupun psikis (mental,
emosional, sosial, dan spiritual) (Soegeng, Santoso, 2008).
2. Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg),
ukuran panjang (cm, m), ukuran tulang dan keseimbangan
metabolik. (Soetjiningsih, 2012: 1)
3. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
(Soetjiningsih, 2012: 1).
1.1.2 Teori Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita karena pada
masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada
masa ini.
1. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah pemeriksan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang
pada balita dan anak prasekolah, sehingga intervensi akan lebih
mudah dilakukan. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka
1
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Ada 3 jenis deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh
tenaga kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya berupa :
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk
mengetahui/menemukan status gizi kurang/buruk/ dan
makro/mikrosefali
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk
mengetahui/menemukan gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk
mengetahui adanya masalah mental emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian hiperaktivitas.
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining/deteksi dini adanya
penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah
oleh tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :
Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan
Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini
Umur
Penyimpangan Penyimpangan Penyimpangan Mental
Anak
Pertumbuhan Perkembangan Emosional
BB/TB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT* GPPH*
0 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
12 Bulan
15 Bulan
18 Bulan
21 Bulan
24 Bulan
30 Bulan
36 Bulan
42 Bulan
48 Bulan
54 Bulan
60 Bulan
66 Bulan
72 Bulan
Keterangan:
Tanda * Deteksi dilakukan atas indikasi.
a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status
gizi anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
b) Pengukuran Berat Badan (BB)
Menggunakan timbangan injak
Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak
mudah bergerak.
Lihat posisi jarum atau angka, harus menunjuk ke
angka 0.
Anak sebaiknya mamakai baju sehari-hari yang tipis,
tidak memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan,
kalung, dan tidak memegang sesuatu.
Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.
Lihat jarum timbangan sampai berhenti.
Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan
atau angka timbangan.
Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan
jarum, baca angka di tengah-tengah antara gerakan
jarum ke kanan dan ke kiri.
h. Riwayat imunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan
kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun sudah
mendapat imunisasi lengkap. (Soetjiningsih, 2012: 7)
Jadwal Imunisasi Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, POLIO 1
2 bulan PENTABIO 1, POLIO
2
3 bulan PENTABIO 2, POLIO
3
4 bulan PENTABIO 3, POLIO
4
9 bulan CAMPAK
(Depkes RI, 1997:27)
i. Pola kebiasaan sehari-hari :
1). Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi
kuantitas maupun kualitasnya, seperti : protein, lemak,
karbohidrat dan mineral serta vitamin. (Pusdiknakes, 1992 : 10
11)
a) Kebutuhan
Kebutuhan zat gizi menurut poedyasmoro, DKK
Kebutuhan energi
1000 + (100 x 2,25) =1225 kalori
Kebutuhan protein
10 % x 1225 = 122,5 kal
Kebutuhan lemak
21 x 1225 = 245 kal
b) Kualitas / komposisi
(1) Karbohidrat : nasi, roti, ubi.
(2) Protein : hewani, meliputi: ayam, telur, daging, ikan.
Dan nabati, meliputi: tempe, tahu.
(3) Vitamin : sayuran dan buah-buahan.
(4) Mineral : sayuran.
(5) Lemak : diperoleh dari sumber protein.
(6) Air / ditambah 1 gelas susu.
c) Kuantitas
Berikan makanan pada anak 3 kali sehari dengan komposisi
nasi, sayur, lauk-pauk, buah-buahan dan air atau satu gelas
susu.
d) Waktu pemberian
Berikan makan pada anak pada saat pagi, siang dan sore.
Pagi sekitar pukul 06.00 07.00, siang 12.00 13.00 dan
malam hari pukul 18.00 20.00.
e) Makanan tambahan / selingan
Berikan makanan selingan antara makan pagi dan makan
siang antara pukul 10.00 dan antara makan siang dan makan
malam sekitar pukul 16.00. Makanan yang diberikan bisa
berupa makanan yang disukai anak tanpa
mengesampingkan kebutuhan gizinya.
Kebutuhan energi anak usia 2 tahun 3 bulan, BB : 12 kg =
1225 kalori
Contoh Menu Sehari untuk balita usia 27 bulan
Waktu Menu Bahan Penukar URT
Makanan
Pagi - nasi pecel Nasi 1 nasi gelas
- lauk tempe + Telur 1 daging 1 butir
telur Tempe 1 tempe 2 ptg sdg
- buah pisang Kangkung sayur mangkok
- teh manis pisang 1 buah 1buah sdg
minyak sdm
1/3 gula 1/3 sdm
Siang - nasi Nasi 1 nasi gelas
- ikan asin Ikan asin 1 daging 1 butir
- tahu Tahu 1 tempe 2 ptg sdg
- sayur bening Bayam sayur mangkok
Sawo 1 buah 1buah sdg
minyak sdm
1/3 gula 1/3 sdm
Malam - nasi Nasi 1 nasi gelas
- telur goring Telur 1 daging 1 butir
- tempe Tempe 1 tempe 2 ptg sdg
- sop Jeruk manis sayur mangkok
- jeruk manis 1 buah 1buah sdg
- susu 1 minyak sdm
1/3 gula 1/3 sdm
2. Masalah I :
Terlambatnya perkembangan motorik sehubungan dengan kurangnya
kesempatan belajar.
Tujuan : Perkembangan motorik tercapai
Kriteria :
a. Anak mampu menolong diri sendiri
b. Anak dapat memakai baju tanpa bantuan
c. Anak dapat mengancing baju
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang keterlambatan perkembangan motorik
anak.
R/ Keterlambatan motorik anak dipengaruhi ibu dalam
pengasuhannya.
2) Anjurkan pada ibu untuk memberikan kesempatan
anak belajar menolong diri sendiri.
R/ Kesempatan belajar menstimulasi organ motorik untuk
berkembang.
3) Anjurkan pada ibu untuk mengajari anak sendiri.
R/ Motivasi mandiri mempengaruhi proses perkembangan motorik.
3. Masalah II :
Potensial cidera sehubungan dengan aktifitas bermain anak.
Tujuan : Tidak terjadi cidera sesame masa bermain
Kriteria :
a. Anak dapat melewati masa perkembangannya tanpa mengalami
cidera.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu bahwa masa-masa bermain merupakan masa
yang harus dilalui anak.
R./ Bermain merupakan salah satu cara mencapai fungsi
perkembangan.
2) Jangan melarang anak untuk bermain. Tetapi berilah pengawasan
dari orang tua.
R./ Melarang anak sama dengan mengekang daya kreatifitas anak.
3) Anjurkan pada ibu untuk menyediakan ruangan/tempat bermain
yang aman.
R./ Tempat yang aman menjauhkan anak dari cidera.
4) Anjurkan ibu untuk menyediakan anak alat permainan sesuai
umurnya.
R./ Alat permainan yang sesuai dapat merangsang kreaktifitas anak.
4. Masalah III :
Resiko sakit sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
Tujuan : Anak tidak jatuh dalam kondisi sakit.
Kriteria : a. Anak sehat dan daya tahan tubuh kuat.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang akibat penurunan daya tahan tubuh.
R/ Daya tahan tubuh yang menurun memudahkan masuknya
penyakit pengaruh dari luar seperti kuman penyakit.
2) Anjurkan ibu untuk menjaga anaknya dari pengaruh cuaca.
R/ Cuaca yang tidak dalam adaptasi lingkungan, sehingga jika
kondisi turun menimbulkan sakit.
3) Anjurkan ibu memberikan makanan bergizi.
R/ Meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit
1.2.4 Implementasi/Pelaksanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien
dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien
atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,
ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh
perencanaan. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan
meningkatkan mutu asuhan (Purwanti, 2012: 97).
1.2.5 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefektifan dan asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.
Langkah evaluasi dalam asuhan kebidanan didokumentasikan dalam
bentuk SOAP :
S : Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
melalui anamnese.
O : Data Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil lab dan tes diagnostic
lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assessment
A : Assessment
Menggambarkan pendukomentasian hasil analisa data dan
interprestasi S dan O dalam suatu identifikasi
- Diagnosa masalah
- Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment
(Pusdiknakes-WHO-JPIEGO, 2001 : 1-41)
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2) Rambut :
Bersih, warna hitam, tidak ketombe, tidak mudah dicabut,
merata.
3) Mata :
Simetris, gerak bola masa simetris, konjungtiva palpebra
merah muda, sklera putih, mata tidak cekung.
4) Hidung :
Bersih, tidak ada sekret yang berlebihan, tidak ada polip.
5) Mulut :
Bersih,bibir warna merah muda, bibir tidak pecah-pecah,
tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada bercak-
bercak putih pada lidah.
6) Telinga :
Simetris, tidak ada seruman yang berlebihan, bersih,
pendengaran baik.
7) Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada peninggian vena
jugularis.
8) Dada :
Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada benjolan
yang abnormal, irama pernafasan teratur, tidak sesak nafas,
tidak terdapat ronchi dan wheezing.
9) Abdomen :
Perut tidak buncit, tidak ada pembesaran hepar, perut tidak
kembung.
10) Genetalia :
Bersih, tidak ada sekret berlebih.
11) Anus :
Tidak ada hemoroid
12) Ekstremitas :
a) Atas :
Bentuk simetris, tidak terdapat sindaktili, polidaktili,
kuku bersih, terpotong rapi, gerakan aktif.
b) Bawah :
Bentuk simetris, gerakan aktif, kuku bersih terpotong
rapi, tidak ada sindaktili, tidak ada polidaktili.
13) Kulit :
Warna sawo matang, kulit lembab tidak bersisik, bersih,
turgor kulit baik.
4. Pemeriksaan DDST :
a. Denver Development Skrining Test (DDST)
Kesimpulan pemeriksaan DDST adalah anak interpretasi
mengalami keterlambatan disamping kiri garis usia.
1) Personal sosial : normal
2) Motorik halus : normal
3) Bahasa : normal
4) Motorik kasar : normal
b. Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak (SDIDTK)
1) BB/TB : 8 kg/ 66 cm, interpretasi normal
2) LK : 44 cm interpretasi normal
3. LK : 44 cm interpretasi
normal
4. KPSP : jawaban YA = 9
N Diagnosa/masala Data dasar
o h
dari 10 pertanyaan, interpretasi sesuai
2.5 Evaluasi
1. Diagnosa :
Anak usia 9 bulan dalam keadaan sehat, status gizi cukup,
perkembangan normal.
S : - Ibu mengatakan memahami tujuan dari pengkajian tumbuh
kembang yang telah dilaksanakan pada anaknya.
- Ibu mengatakan akan selalu mengikuti dan memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
O : - Ibu dan anak bisa diajak kerjasama
- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.
- Hasil DDST normal, semua tahap tidak dapat sesuai dengan garis
usia.
A : Anak umur 9 bulan dalam kondisi sehat dan pada tahap normal.
P : - Lanjutkan observasi tumbuh kembang dengan melibatkan peran
serta keluarga dalam stimulasi dan pemantauan tumbuh kembang.
- Menganjurkan ibu
DAFTAR PUSTAKA
Moersintowarti. 2002. Tumbuh kembang anak dan remaja. Sagung Seto: Jakarta.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK SEHAT USIA 9 BULAN
DI BPM NY. Widiyastuti, S.ST
52
Disusun Oleh :
Dela Fuji Insani
NIM : P27824215022
ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK SEHAT USIA 9 BULAN
DI BPM NY.Widiyastuti , S.ST
Disusun Oleh :
Dela Fuji Insani
NIM : P27824215022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester III Prodi DIII Kebidanan
Jurusan Kebidanan Kampus Mageta tahun akademik 2015/2016 dengan judul
ASUHAN KEBIDANAN ANAK SEHAT pada An. A Usia 9 Bulan di wilayah
BPM Ny, SST, Magetan, ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Tempat Praktik : di BPM Ny.Widiyastuti, S.ST
Tanggal Praktik : 6 Februari 2017
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Penulis