You are on page 1of 1

Dalam penelitian ini kelompok kontrol positif yang digunakan adalah Bioplacenton

gel yang mengandung antibiotik neomisin sulfat 0,5 %, dan Burnazin krim yang mengandung
silversulfadiazin 1,0 %. Dari hasil pengamatan terhadap kontrol positif mengindikasikan
bahwa luka dressing pada kelompok tersebut tidak menimbulkan slough, eksudat, relatif
kering, dan tidak berbau. Artinya, kelompok kontrol positif sedikit mengalami infeksi karena
diberi antibiotik. Akan tetapi, kelompok kontrol positif tidak memiliki daya penyembuhan luka
yang baik (tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif). Hal ini disebabkan
karena pembentukan biofilm oleh bakteri penginfeksi yang terjadi sejak hari pertama proses
penyembuhan luka. Bakteri yang sering menginfeksi dan sering membentuk biofilm
diantaranya Staphylococcus aureus (Gram positif) dan Pseudomonas aeruginosa (Gram
positif). Bakteri tersebut menjadi lebih tahan terhadap antibiotik (eksogen) maupun sel darah
putih (endogen). Antibiotik yang diberikan hanya mampu mengurangi infeksi, namun tidak
mampu membunuh bakteri yang terdapat di dalam biofilm. Biofilm hanya dapat dibuang
dengan tindakan fisik (debridement). Dalam penelitian ini tidak dilakukan debridement, karena
tidak menduga akan terjadi infeksi, mengingat daya tahan hewan uji yang dinilai cukup tinggi,
dan luka yang dibuat diberikan dressing.
Bakteri yang membentuk biofilm (mantel perlindungan bakteri) akan memperbanyak
diri secara leluasa dan selanjutnya akan merusak jaringan sekitar. Jaringan yang rusak
selanjutnya akan mati (nekrotik/ slough). Slough yang mature dapat menimbulkan bau pada
luka. Slough yang masih sedikit atau yang masih baru, tidak menimbulkan bau. Debridement
dapat menghilangkan slough dan biofilm, sehingga mengurangi infeksi dan bau. Pada saat
terjadinya infeksi bakteri juga akan memacu eksudasi sel darah putih menuju organ terinfeksi.
Eksudat yang mati akan membentuk nanah atau pus. Nanah atau pus ini juga menimbulkan bau
yang tidak sedap.
Berdasarkan hasil pengamatan luka, pada hari ke 1-4 belum tejadi slough, dressing
dilakukan sebanyak dua hari sekali. Selanjutnya pada hari ke 5-10 terjadi slough putih, basah
dan berbau, oleh karena itu dressing dilakukan sebanyak satu hari sekali. Setelah itu dilakukan
debridement mulai hari ke 11-17. Setelah dilakukan debridement, slough tetap terjadi tetapi
sedikit, bau juga tetap terjadi tetapi sedikit, tetapi nanah masih banyak terjadi, oleh karena itu
dressing tetap dilakukan satu kali sehari.
Untuk kelompok formula minyak ikan 20 %, terlihat lebih berat mengalami infeksi
dibandingkan kelompok formula minyak ikan 10 %. Kelompok formula minyak ikan 20 %
lebih banyak slough, dan lebih bau. Hal ini dapat disebabkan karena terjadi peristiwa
hypermoisture, luka menjadi sangat lembab karena minyak akan menghalangi penyerapan
eksudat oleh dressing yang digunakan.

You might also like