You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

Definisi Gastritis Atau Maag


Gastritis atau yang sering kita sebut dengan penyakit maag merupakan inflamasi
atau peradangan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Gastritis sendiri
dapat dibuktikan dengan adanya infltrasi sel-sel radang.

Penyebab Gastritis atau Maag


Penyebab gastritis sendiri dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya
adalah sebagai berikut.

Makanan yang terlalu banyak mengandung bumbu atau malah makanan yang
mengandung mikroorganisme penyebab penyakit diduga sering menjadi faktor
penyebab gastritis akut. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh karena
mencerna asam atau alkali yang kuat kuat, yang dapat menyebabkan mukosa
lambung menjadi iritasi atau perforasi.

Penyebab lain yang dapat menyebabkan gastritis akut atau maag akut itu
mencakup kafein, alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi dan
endotoksin bakteri (bakteri yang masuk setelah menelan makanan yang
terkontaminasi).

Obat-obatan lain yang dapat mempengaruhi seperti indometasin, ibuprofen,


naproksen, sulfanamida, steroid dan digitalis diduga juga dapat menyebabkan
gastritis atau maag.

Penyebab gastritis atrofik kronik dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylori (H.pylori). Minum-
minuman beralkohol terlalu berlebihan dan merokok merupakan predisposisi
timbulnya gastritis atrofik kronik yang paling banyak terjadi.
Klasifikasi Gastritis atau Maag
Gastritis atau maag dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu gastritis
superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.

Gastritis superfisialis akut merupakan suatu penyakit yang paling banyak


ditemukan, biasanya jinak dan dapat sembuh dengan sendirinya. Gastritis jenis ini
merupakan respons dari mukosa lambung terhadap berbagai iritan local yang
didapat dari kakanan yang kita konsumsi atau lain-lain.

Gastritis atrofik kronik dapat ditandai dengan adanya atrofi progresif pada sel
epitel kelenjar yang disertai dengan kehilangan sel pariental dan chief cell.
Gastritis kronis ini dapat diklasifikasikan lagi menjadi Tipe A dan Tipe B.

Gastritis Tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang dapat disebabkan oleh
adanya autoantibodi tubuh terhadap sel parietal, yang dapat menimbulkan atrofi
dan infiltrasi seluler. Hal ini sering dihubungkan dengan penyakit autoimun
seperti penyakit anemia penisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.

Tipe B yang kadang disebut juga sebagai gastritis H. pylori dapat mempengaruhi
antrum dan pylorus yaitu ujung bawah lambung yang letaknya dekat dengan
duodenum ini dihubungkan dengan bakteri H. pylori yang ada di lambung.
Pathway Gastritis atau Maag
Tanda Dan Gejala Gastritis Atau Maag
Tanda dan gejala dari gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik
memiliki tanda dan gejala yang sedikit berbeda.
Gastritis superfisialis akut dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti pasien
dapat mengalami ketidaknyamanan, nyeri kepala, malaise, mual, anoreksia atau
hilang nafsu makan, sering disertai dengan muntah dan cegukan, nyeri
epigastrium, perdarahan dan juga dapat terjadi hematemesis.

Sedangkan gastritis atrofik kronik dapat timbul tanda dan gejala seperti pasien
dengan gastritis tipe A secara khusus asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala
kecuali untuk gejala defesiensi vitamin B12 dan pada gastritis tipe B biasanya
pasien mengeluh anoreksia (nafsu makan buruk), nyeri ulu hati setelah makan,
perut kembung, sensasi asam di mulut dan dapat terjadi mual dan muntah.

Komplikasi Gastritis Atau Maag

Gastritis atau maag jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan
komplikasi yang serius terhadap tubuh. Berikut adalah komplikasi yang dapat
terjadi dari gastritis superfisial akut dan juga gastritis atrofik kronik.

Gastritis superfisialis akut dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan


pada saluran cerna bagian atas berupa hematemesis (muntah darah) dan melena
(buang air besar bercampur darah) dan dapat menyebabkan syok hemoragik.

Sedangkan pada gastrtitis atrofik kronik dapat menyebabkan komplikasi seperti


perdarahan pada saluran cerna bagian atas, ulkus gastrikus, perforasi gaster dan
juga penyakit anemia yang disebabkan oleh gangguan absorpsi vitamin B12.

Pemeriksaan Penunjang Gastritis Atau Maag


Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menunjang diagnosis
gastritis adalah dengan melakukan pemeriksaan endoskopi pada lambung,
serangkaian pemeriksaan sinar-X gastrointestinal (GI) atas, dan pemeriksaan
histologis.

Tindakan diagnostik ini bertujuan untuk mendeteksi Helicobacterpylori yang


mencakup tes serologis untuk antibodi terhadap antigen Helicobacterpylori dan tes
pernapasan.

Penatalaksanaan Gastritis Atau Maag

Gastritis superfisial akut dapat diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk


menghindari kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan makanan-makanan
sampai gejala yang muncul dapat berkurang.
Bila pasien mampu mengkonsumsi makanan melalui mulut, diet yang
mengandung gizi tinggi sangat dianjurkan. Obat-obat anti muntah juga dapat
membantu menghilangkan mual dan muntah.
Bila gejala menetap dan tidak hilang dengan cara-cara diatas, pemberian cairan
tambahan perlu diberikan secara parenteral.
Pemakaian penghambat A2 (seperti ranitidin) dapat diberikan untuk mengurangi
sekresi asam dan sulfat di dalam lambung serta dapat juga diberikan antasida agar
dapat mempercepat proses penyembuhan.
Bila terjadi perdarahan, maka dapat diberikan penatalaksanaan berikut :
Untuk menetralisis asam lambung dapat digunakan antasida umum
(misalnya aluminium hidroksida) dan untuk menetralisir alkali digunakan jus
lemon encer atau cuka encer.
Bila korosi luas atau berat, emetic dan larase dihindari karena bahaya
perforasi
Terapi pendukung yang dapat diberikan obat-obatan mencakup analgesik dan
sedatif, antasida serta cairan intravena jika dipelukan.
Pemeriksaan endoskopi mungkin diperlukan sebelum dilakukan tindakan
pembedahan darurat untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi pada
lambung.
Gastrojejunostomi atau reseksi lambung (pengangkatan pylorus) mungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pylorus jika terjadi obstruksi.
Gastritis kronik pengobatannya sangat bervariasi tergantung pada penyebab
kelainan yang dicurigai. Alkohol dan obat-obatan yang dikenal dapat mengiritasi
lapisan mukosa lambung harus dihindari.

Tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengatasi dan


menghindari penyebab dari gastritis tersebut kemudian dapat diberikan
pengobatan empiris berupa antasid, dan obat-obatan prokinetik.

Gastritis kronik sendiri dapat diatasi dengan memodifikasi pola diet pasien,
meningkatkan istrahat, mengurangi tingkat stress dan selanjutnya dapat memulai
farmakoterapi. H. pylori dapat diatasi dengan pemberian antibiotic (seperti
tetrasiklin atau amoxicillin). Pasien dengan gastritis kronis tipe A biasanya
mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody
terhadap faktor intrinsic dan dapat diberikan pengobatan dengan pemberian
vitamin B12.
ASKEP GASTRITIS APLIKASI NANDA NIC NOC

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan


Keperawatan Gastritis Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya
dapat dari literature-literatur.
Identitas Klien
Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang
informasi dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditimbulkan oleh penyakit gastritis ini biasanya nyeri
ulu hati pada area epigastrium dan dapat juga disertai mual dan muntah.
Riwayat penyakit masa lalu
Ada atau tidak riwayat penyakit seperti hipertensi atau diabetes mellitus dan lain-
lain.
DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP GASTRITIS MENGGUNAKAN 13
DOMAIN NANDA

PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Penyakit yang lalu lalu ada atau tidak
Pengetahuan tentang penyakit klien apakah tahu atau tidak

DO:
KU biasanya tampak sakit sedang hingga berat
TTV : TD biasanya normal dan juga bisa naik, Takikardi, takipneau dan suhu
tubuh biasanya dapat naik.
Pengoabatan/obat yg digunakan seperti obat pereda nyeri

NUTRISI
DS:
Klien biasanya mengeluh kurang nafsu makan, mual, muntah-muntah.
DO:
Jumlah makanan yg dikonsumsi tampak sedikit
BB dapat menurun dan klien tampak lemas
ELIMINASI
Sistem Urinarius
DS:
Biasanya tidak ada keluhan
DO:
Tidak ada masalah
Sistem gastrointestinal
DS:
Riwayat penyakit pencernaan seperti perdarahan saluran pencernaan, hemoroid,
konstipasi dan lain-lain
Stres atau program diet yang sedang dijalankan
DO:
Pengkajian abdomen:
Inspeksi biasanya tampak kembung atau normal
Palpasi biasanya klien kesakitan di area epigastrium
Perkusi biasanya hipersonor
Auskultasi bising usus biasanya normal
Sistem Integuman
DS:
Kelainan kulit seperti, lesi atau atau kulit kering
DO:
Integritas biasanya normal serta turgor kulit tidak elastis
AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Tidur dan istirahat
DS:
Klien susah tidur dan sering terbagun

DO:
Klien tampak gelisah dan susah tidur
Persepsi atau sensasi
DS:
klien sering mengeluh perutnya melilit

DO
Klien tampak meringis kesakitan
KOOPING DAN TOLERANSI STRESS
DS:
Kemampuan untuk mengatasi rasa takut, rasa sedih dan rasa duka bagaimana
DO:
Perilaku yang menampakkan rasa cemas, duka, rasa ingin menguasai, rasa takut
KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN
DS:
Kebutuhan akan selimut, Panas atau dingin
DO:
Suhu tubuh dapat naik
KENYAMANAN
DS:
Nyeri perut hingga melilit
Rasa tidak nyaman pada perut
DO:
Klien tampak kesakitan

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK


MENUNJANG DIAGNOSA PADA PASIEN GASTRITIS ATAU MAAG
Laboratorium : tes serologi untuk bakteri helicobacter pylori
Radiologi : pemeriksaan sinar x gastrointestinal atas untuk melihat lokasi gastritis
Pemeriksaan endoskopi lambung

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL


PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS ATAU MAAG
1. Nyeriakut berhubungan dengan agen injuri biologi
2. Anxietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Risikonutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS


ATAU MAAG

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan

Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:


1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
gelisah
memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk
mencapai kenyamanan
mempertahankan nyeri pada .atau kurang (dengan skala 0-10)
melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk
memodifikasi factor tersebut
melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk
mengumpulkan informasi pengkajian
Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic
dan kemungkinan efek sampingnya
Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap
nyeri dan respon pasien
Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan
tingkat perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan
nyeri dan factor presipitasinya
Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka
yang tidak mampu berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus
diminum, frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping,
kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat
tersebut dan nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan
nyeri tidak dapat dicapai
Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan
nyeri dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan
Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko
ketergantungan atau overdosis)
Manajemen nyeri:
Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)

Aktivitas kolaboratif
Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal
(missal, setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA
Manajemen nyeri:
Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat
ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa
lalu

Perawatan dirumah
Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah
Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang
diperlukan dalam pemberian obat

Diagnosa 2 : Anxietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:


Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai
sedang dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.
Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh
indicator sibagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi
penuh tekanan
Mempertahankan performa peran
Memantau distorsi persepsi
Memantau manifestasi perilaku ansietas
Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan
ansietas
Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian
kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik
setiap..
kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil
menurunkan ansietas dimasa lalu
reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan
pasien

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga


buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan
untuk pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah
dipelajari
berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti
teman, tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan
pusat rekreasi
informasikan tentang gejala ansietas
ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic
dan gejala penyakit fisik
penurunan ansietas (NIC);
sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis
instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama
prosedur

Aktivitas kolaboratif
penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

Aktivitas lain
pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan
berikan ketenangan serta rasa nyaman
beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran
dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas
bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk
mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi
untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus
coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif
dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan
pasien untuk menangis
yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara
verbal dan nonverbal secara bergantian
sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima
oleh pasien
singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan
penurunan ansietas (NIC);
gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien
damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut
berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu
jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas

Diagnosa 3 : Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:


Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Adekuat
5. Sangat adekuat
Indicator 1 2 3 4 5
Makanan oral, pemberian makanan
lewat selang, atau nutrisi
parenteral total
Asupan cairan oral atau IV
Mempertahankan berat badan. Kg ata bertambahkg pada..(tglnya)
Menjelaskan komponen gizi adekuat
Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
Menoleransi diet yang dianjurkan
Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
Melaporkan tingkat energy yang adekuat

Intervensi keperawatan (NIC)

Intervensi untuk semua ketidakseimbangan nutrisi:

Pengkajian
Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
Pantau nilai laboratotium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit
Manajemen nutrisi:
Ketahui makanan kesukaan pasien
Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
Timbang pasien pada interval yang tepat

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


Ajarkan metode untuk perencanaan makan
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan tidak mahal
Manajemen nutrisi: berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi
dan bagaimana memenuhinya

Aktivitas kolaboratif
Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien
yang mengalami ketidakadekuatak asupan protein
Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan
lengkap, pemberian makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar
asupan kalori yang adekuat dapat dipertahankan
Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat
memenuhi asupan nutrisiyang adekuat
Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi jika diperlukan jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.

Aktivitas lain
Buat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien
Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
Suapi pasien jika perlu
Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan bergizi tinggi
protein, tinggi kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara
membuat jadwal makan jika perlu
Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9.
Alih Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC.
Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-
domain-nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.

You might also like