Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
RUDI KURNIAWAN
NIM. 045210393
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2010
2
ABSTRAK
Oleh :
RUDI KURNIAWAN
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati Penulis haturkan rasa syukur yang dalam ke
hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
petunjuk, dorongan dan motivasi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
2. Ibu Eva Sunandari, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
3. Bapak Abd. Razak Jer, SE, MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah
skripsi ini.
skripsi ini.
5. Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen selaku staff pengajar beserta karyawan/ti Tata
Usaha pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau yang telah membimbing
Singingi beserta pegawai dan staff yang telah membantu Penulis memperoleh
doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis hingga bisa seperti ini.
8. Terimakasih untuk teman-teman Angkatan 2005 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Akhir kata, semoga Allah SWT menjadikan skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
RUDI KURNIAWAN
NPM. 055210301
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK i
KATAPENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI. iv
DAFTAR GAMBAR. vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah. 7
C. Tujuan Penelitian.......................... 7
D. Manfaat Penelitian 8
A Telaah Pustaka..
1. Pengertian Motivasi. 10
2. Teori Motivasi.......................................................... 13
6
B. Penelitian Terdahulu 36
C. Hipotesis............................................................................ 38
D. Variabel-variabel Penelitian.............................................. 38
E. Definisi Operasional.. 39
A. Lokasi Penelitian 40
E. Analisis Data.................... 41
Nasional.. 45
B. Struktur
Organisasi
. 46
A. Identitas Responden 50
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan. 85
B. Saran.... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
8
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
: Komposisi
1 Pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2008.................................
10
. 6
Identitas
5 Umum Responden Berdasarkan Lama Bekerja............... 5
. 0
2 1
Tingkat
5 Umur Responden Pegawai Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Kabupaten Kuantan Singingi..............................................
. 5
3 2
Identitas
5 Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan...... 5
. 3
Tanggapan
5 Responden mengenai kematangan pribadi............... 5
. 5
Tanggapan
5 Responden mengenai tingkat pendidikan................. 5
. 6
11
Tanggapan
5 Responden mengenai keinginan dan harapan
pribadi...................................... ......................................................
. 5
7 7
Tanggapan
5 Responden mengenai kebutuhan............................. 5
. 8
Tanggapan
5 Responden mengenai kelelahan dan kebosanan....... 5
. 9
Tanggapan
5 Responden mengenai lingkungan kerja Yang
menyenangkan...................................... ........................................
. 6
1 0
Tanggapan
5 Responden mengenai kompensasi yang memadai.... 6
. 1
Tanggapan
5 Responden mengenai kepemimpinan....................... 6
. 3
12
Tanggapan
5 Responden mengenai adanya penghargaan Atas
prestasi...................................... ....................................................
. 6
1 5
Tanggapan
5 Responden mengenai tanggung jawab...................... 6
. 6
Tanggapan
5 Responden mengenai hubungan kerja Antar 6
pegawai...................................... ....................................................
. 7
Tanggapan
5 Responden mengenai promosi jabatan..................... 6
. 8
Tanggapan
5 Responden mengenai penilaian prestasi kerja.......... 6
. 9
1
13
Tanggapan
5 Responden mengenai pemberian gaji dan insentif... 7
. 0
Tanggapan
5 Responden mengenai fasilitas kerja yang
disediakan...................................... ................................................
. 7
1 1
Tanggapan
5 Responden mengenai program pendidikan dan
pelatihan...................................... ..................................................
. 7
2 2
Tanggapan
5 Responden mengenai hubungan kerja antara atasan
dengan pegawai...................................... .......................................
. 7
2 3
Tanggapan
5 Responden mengenai hubungan kerja antara
sesama pegawai...................................... .......................................
14
. 7
2 4
Tanggapan
5 Responden mengenai tantangan untuk memotivasi
kerja pegawai...................................... ...........................................
. 7
2 5
Tanggapan
5 Responden mengenai tingkat kesulitan dalam
melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawab......................................
. .......................................................
2 7
5 5
Tabulasi
5 Jawaban Responden...................................... .................. 7
. 7
Item Total
5 Statistic Variabel.......................................................... 7
. 9
Item Total
5 Statistic variabel hubungan pemberian motivasi
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi...............................
15
2 8
8 0
Model5Summary...................................... ...................................... 8
. 2
Rekapitulasi
5 Hasil Penelitian...................................... ...................
. 8
2 4
9
16
BAB I
PENDAHULUAN
memenuhi persayaratan. Salah satu unsur terpenting yang dapat mendukung jalannya
pencapaian tujuan. Pemimpin yang baik mampu menciptakan suatu kondisi sehingga
orang secara individu atau kelompok dapat bekerja dengan baik sesuai tugas dan
organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Motivasi mengandung
tiga hal yang amat penting. Pertama, pemberian motivasi berkaitan langsung dengan
pandangan ini bahwa dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan
17
sasaran pribadi anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila
dalam diri bawahan yang digerakkan terdapat keyakinan bahwa dengan tercapainya
tujuan maka tujuan pribadipun akan ikut pula tercapai. Kedua, motivasi merupakan
proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Usaha merupakan
keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik.
Artinya suatu kebutuhan yang belum terpuaskan yang pada gilirannya menimbulkan
Jika organisasi ingin tetap bertahan dan kompetitif dengan baik, organisasi tersebut
merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor-faktor individual
insentif bagi para anggota. Fenomena ini tampak paling jelas dalam organisasi yang
menawarkan bonus bagi pencapaian tingkat penjualan tertentu dan sebagainya, yang
dikaitkan secara langsung dengan laba tahunan. Contoh lain, dalam organisasi
18
olahraga professional (bahkan amatir), status dan prestise sebagai anggota tim juara
motivasi kerja karyawan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam usaha
agar mampu bekerja secara efektif dan efisien adalah sebagai langkah bijaksana
kepadanya lebih profesional, yang berarti pegawai yang mempunyai pandangan untuk
selalu berpikir, bekerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi
dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya. Untuk itu, diperlukan
adanya pembinaan dam ditumbuhkan kesadaran juga kemampuan kerja yang tinggi.
Apabila pegawai dengan penuh kesadaran bekerja dengan optimal, maka tujuan
melakukan penarikan atau penghindaran diri dari situasi-situasi pekerjaan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Bila seseorang termotivasi, ia akan berusaha berbuat
sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu upaya
yang keras itu akan menghasilkan kinerja yang diharapkan, apabila tidak disalurkan
1
T. Hani Handoko , Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999, hal. 11
19
dalam arah yang dikehendaki organisasi. Oleh karena itu, upaya harus diarahkan dan
pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki
tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada
dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan
perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.
Konsep sistem organisasi yang ideal, aktivitas atau pekerjaan suatu organisasi
pekerjaan seorang pegawai dituntut untuk bekerja sama, saling terkait dan tidak akan
melepaskan diri dengan pegawai lain dalam organisasi itu. Dalam sebuah organisasi,
Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika sistem kerja dibuat rukun
20
dan kompak sehingga tercipta iklim yang kondusif. Hal ini akan membuat para
pegawai termotivasi untuk bekerja dengan optimal yang pada akhirnya tujuan
organisasi dapat terwujud dengan tingkat efisien dan efektivitas yang tinggi.
Indonesia yang berminat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dibatasi oleh
yang tersedia. Meski jumlahnya terbatas, Pegawai Negeri Sipil (PNS) memikul
warga negara. Untuk itu, optimalisasi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi
peran strategis tersebut diperlukan penanganan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
tugasnya dan penyelenggaraan tugas berjalan lancar dan efektif. Artinya, untuk
koordinasi dan menerapkan disiplin kerja, serta pemberian kompensasi yang layak.
dengan pimpinan unit organisasi dan pengamatan lapangan, berikut ini dapat dilihat
21
Singingi :
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2008
I II III IV
Kepala Kantor - - - 1 1
Tata Usaha - 2 1 - 3
Seksi Survey, Pengukuran dan 4 2 1 - 7
Pemetaan
Seksi Tanah dan Pendaftaran 1 1 1 - 3
Hak
Seksi Pengaturan dan 1 2 2 - 5
Penataan Pertanahan
Seksi Pengendalian dan 1 2 1 - 4
Pemberdayaan
Seksi Sengketa Konflik dan - 1 2 - 3
Perkara
Tenaga honor - - - - 3
Jumlah 7 10 8 1 29
Kabupaten Kuantan Singingi dibantu deh 1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan 5
(lima) Kepala Seksi. Sampai dengan saat ini jumlah pegawai pada Kantor Badan
enam) orang, terdiri 26 Orang Pegawai Negeri Sipil yakni 25 (dua puluh lima) orang
22
laki-laki dan 1 (satu) orang perempuan serta tenaga honor berjumlah 3 (tiga) orang,
terdiri dari 2 (dua) orang laki-laki sebagai penjaga kantor (satpam) dan 1 (satu) orang
perempuan sebagai petugas kebersihan. Selain itu juga terdapat tenaga sukarela
berjumtah 13 (tiga belas) orang, terdiri dari 6 (enam) orang laki-laki dan 8 (delapan)
sub seksi.
Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas, maka
pemberian motivasi dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan
sebagian teori manajemen sumber daya manusia yang telah diperoleh dalam
perkuliahan.
c. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak lain dalam penelitian
selanjutnya.
Sebagai pedoman agar lebih terarah penulisan penelitian ini nantinya, maka
penulis mencoba membagi enam bab, diman pada masing-masing bab dapat
BAB I : PENDAHULUAN.
Merupakan bab pertama dari penulisan ini yang isinya menjelaskan latar
sistematika penulisan.
24
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang berhubungan dengan
Didalam bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat BPN
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini yang ditujukan pada
BAB II
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Bernard Berendoom dan
Gary A Stainer dalam Soeroto, mendefinisikan motivasi adalah kondisi mental yang
Sedangkan motivasi diri menurut Soeroto, adalah suatu usaha yang dapat
Setiap orang baik secara individu maupun secara kelompok mempunyai suatu
motivasi atau dorongan yang beraneka ragam agar dapat melaksanakan suatu
pekerjaan yang baik. Walaupun orang mempunyai potensi untuk berperilaku tertentu
tetapi perilaku itu hanya diaktualisasikan pada saat-saat tertentu saja. Potensi untuk
1)
Soeroto. 2000, Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Tenaga Kerja, Gajah Mada Press.
Yogyakarta, Hal. 977.
2)
James. L Gibson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, Hal.
229.
3)
Soeroto. 2000, Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Tenaga Kerja, Gajah Mada Press.
Yogyakarta, Hal. 97.
26
Karena kemampuan muncul dalam bentuk kinerja, maka dapat dipastikan ada
kinerja. Dengan memahami kekuatan apa yang mendorong orang berperilaku, maka
dapat dipastikan akan mengerti perilaku ini disebut kemauan untuk bertindak.
Tentunya hal ini tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai proses dibalik
aktuaalisasi dari kemampuan pada orang pada saat tertentu. Oleh karena itu, para ahli
adalah sebagai suatu reaksi yang diawali dengan adanya kebutuhan yang
keinginan.4)
seseorang yang muncul oleh karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan
tertentu. Dari motivasi ini kemudian timbul tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
tadi.5)
4)
Malayu. S.P. Hasibuan, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Hal.
211
5)
Sedarmayanti MPd, 2001, Sumber Daya Manusia & Produktifitas Kerja. Bandung, Hal. 137.
27
orang-orang pada dasarnya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam cara
tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan ganjaran, hal ini menunjukakan
bahwa orang-orang termotivasi untuk berperilaku dalam cara tertentu dengan adanya
pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham Sperling yang dikutip oleh
kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan
motif. 7)
dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan, dan reaksi subyektif macam apakah yang
kebutuhan, maka pegawai lebih peka terhadap usaha motivasi dari para manajer.
dorongan yang ada dalam diri manusia dalam berperilaku yang dapat menimbulkan
6)
T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999, hal. 250
7)
A.A Prabu Mangkunegara, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Cetakan ke Dua,
Penerbit PT. Remaja Resdakarya Offset, Bandung, Hal. 59.
28
semangat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan, yang dipengaruhi oleh situasi dan
merupakan keinginan utama dari setiap orang, manusia bekerja untuk dapat
b. The Desire for Position (keinginan untuk suatu posisi), Keinginan untuk suatu
c. The Desire for Power (keinginan akan kekuasaan). Keinginan akan kekuasaan
Jadi pada dasarnya dari teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan
bertindak (bersemangat kerja) untuk dapat memenuhi kebutuhan (inter needs) dan
keinginan dan kebutuhannya akan material dan non- material yang akan
diperhatikan secara mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan akibat yaitu
bagaimana seseorang bekerja serta hasil yang akan diperoleh. jika bekerja dengan
baik, maka hasil yang akan diperoleh untuk hari esok juga akan baik.10)
Karena keinginan manusia pada dasarnya hanya menyangkut suatu hal yang
baik-baik saja, maka daya dorong yang menggerakkan motivasi seseorang kadang
dari harapan yang akan diperolehnya pada masa depan. Inilah teori ini sebut sebagai
teori "harapan atau Expectancy Theory". Jika harapan yang terkandung dapat menjadi
9)
Malayu. S.P. Hasibuan, Op. Cit, Hal. 224
10)
Malayu. S.P. Hasibuan, Op. Cit, Hal. 232
30
harapan tidak menjadi kenyataan maka ia akan menjadi malas. Yang termasuk teori
adalah :
mengenai teori isi maupun proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :Tentang teori
pencapaian. Namun demikian dari berbagai teori motivasi tersebut, empat pola ativasi
yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi dan kekuasaan. Empat hal
berkembangan.
efektif.
tinggi.
kebutuhan manusia. Teori yang paling terkenal antara lain sebagai berikut :
Theory)
sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya. Teori ini mencoba mencari tahu
tentang kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat
kerja seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan,
oleh Abraham Maslow pada tahun 1954. Ia menyatakan bahwa manusia mempunyai
tersebut. Keperluan itu wujud dalam beberapa tahap kepentingan. Setiap manusia
kebutuhan: (1) Faali (fisiologis): antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian
dan perumahan), sex dan kebutuhan ragawi lain, (2) Keamanan : antara lain
keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional, (3) Sosial:
mencakup kasih sayang, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan, (4)
Penghargaan : mencakup faktor rasa hormat internal seperti harga-diri, otonomi, dan
prestasi; dan faktor hormat ekstemal seperti status, pegakuan, dan perhatian.(5)
32
Dari beberapa teori motivasi tersebut di atas, maka teori yang dipakai dalam
penelitian ini adalah teori motivasi yang dikemukakan Maslow dengan tingkat
Maslow menyatakan bahwa setiap orang akan berusaha untuk terlebih dahului
bekerja apa saja untuk mendapatkan upah, dimana upah tersebut digunakan
lebih penting daripada upah dan kesempatan untuk maju. Keselamatn kerja
dalam hal ini merupakan keselamatan pekerja yang berkaitan dengan tidak
11)
Robbins, Stephen P. 2002, Perilaku Organisasi, Konsep dan Kontroversi, Penerbit PT.
Prenhalindo, Jakarta, Hal. 168.
33
dan lingkungan kerja yang aman. Para pekerja dalam melaksanakan tugasnya
pengaman, penerangan sebaik mungkin, menjaga lantai dan tangga bebas dari
maka masa depan perusahaan akan terjamin. Perusahaan yang usahanya tak
dipecat.12)
baik, maka perlu diciptakan iklim kerja yang harmonis, baik antara karyawan
12)
Robert Kreitner, dan Angelo Kinichi, 2003, Perilaku Organisasi, Diterjemahkan oleh Erli Suandy,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta, Hal. 181.
34
kebutuhan dan keinginan akan penilaian yang mantap, berdasar dan biasanya
bermutu tinggi, akan rasa harga diri dan penghargaan dari orang lain.
dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia serta
kemerdekaan dan kebebasan. Kedua: hasrat akan nama baik, prestise, status,
orang masih sering merasa bahwa perasaan tidak puas dan kegelisahaan baru
akan segera berkembang, kecuali apabila orang itu melaksanakan apa yang
secara individu sesuai baginya. Keinginan orang akan perwujudan diri, yakni
13)
Edwar E. Lawler, 1999, Sistem Pengembangan dan Organisasi, Alih Bahasa Hasmi Prawiro,
LPPM, Jakarta, Hal. 68
35
kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan, cinta dan harga diri yang
ada sebelumnya.
yaitu (1) prestasi; (2) pengakuan; (3) kemajuan kenaikan pangkat; (4) pekerjaan itu
sendiri; (5) kemungkinan untuk tumbub; (6) tanggung jawab. Sedangkan untuk
(1) kebijaksanaan; (2) supervisi teknis; (3) hubungan antar manusia dengan atasan (4)
bawahannya; (6) gaji dan upah; (7) kestabilan kerja; (8) kehidupan pribadi;
(9) kondisi tempat kerja; (10) status. Faktor kesehatan dan pemeliharaan (Hygiene
Faktor) pada umumnya berkaitan dengan keadaan di luar pekerjaan tetapi mempunyai
14)
Sedarmayanti, Op. Cit, Hal. 145
36
1) Upah.
2) Keamanan
3) Kondisi Kerja.
4) Status.
5) Prosedur Perusahaan.
akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi
kerja yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak
1) Prestasi.
2) Pengakuan.
3) Tanggung Jawab.
4) Kemajuan.
6) Kemungkinan Berkembang.
diri. Begitu pula motivator Herzberg menekankan pengakuan akan prestasi itu
penting bagi kekuasaan. Teori ini menjelaskan tentang hubungan antara motivasi dan
prestasi. Dan dijelaskan pula bahwa bagaimana proses suatu keberhasilan dari
motivasi terhadap pemenuhan kebutuhan seseorang. Pada akhirnya teori ini bertujuan
tentang tidak hanya penekanan pada pemenuhan kebutuhan tetapi ditekankan pada
kebutuhan itu akan memotivasi orang tersebut untuk berusaha keras memenuhi
kebudayaan. Tiga dari kebutuhan ini adalah : kebutuhan akan prestasi (Need for
Produktivitas tersebut dipengaruhi oleh motivasi para pegawai untuk mencapai tujuan
tersebut. Oleh karena itu manajer perusahaan harus berusaha agar para pegawai
faktor dan keadaan yang mungkin mempengaruhi motivasi para pegawai adalah
realita yang harus dipahami oleh manajemen sehingga mereka dapat memotivasi para
b. Perilaku
38
d. Umpan balik
Motivasi kerja yang merupakan suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
a. Karakteristik Individu
b. Karakteristik Pekerjaan
kebanyakan orang, dari pekerjaan yang tidak memuaskan. Menurut Herzberg ada dua
kondisi yang pertama disebut faktor penyebab kepuasan, sedangkan yang kedua
dan kemajuan. Penyebab kepuasan ini berkaitan dengan sifat pekerjaan dan imbalan
yang dihasilkan langsung dari prestasi tugas pekerjaan. Sedangkan faktor penyebab
2)
T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999, hal. 252-253
39
perusahaan, dimana faktor ini timbul disebabkan oleh hubungan seseorang dengan
Faktor karakteristik situasi kerja terdiri dari dua hal yaitu lingkungan kerja
terdekat dan tindakan organisasi sebagai satu kesatuan. Sedangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi adalah kondisi kerja yang baik dilihat dari lingkungan kerja,
Adanya penghargaan atas prestasi, Status dan tanggung jawab, Hubungan kerja dan
mendisiplinkan yang manusiawi artinya sesuai dengan pepatah bahwa manusia tidak
luput dari salah dan punya kelemahan, pemberian penghargaan atas dilaksanakannya
tugas yang baik, kesetiaan bawahan terhadap pimpinan yang didasarkan dari segi
kinerja pegawai. Tanpa adanya motivasi atau dorongan untuk bekerja pada diri
pegawai, maka pekerjaan yang diberikan pimpinan dan menjadi tanggung jawab
pegawai tidak akan terselesaikan. Seorang pimpinan harus dapat menentukan jenis
motivasi apa yang cocok bagi pegawai, dikarenakan sebagai seorang individu
pegawai diliputi oleh berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi. Motivasi
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
40
a. Motivasi Positif
menjalankan sesuatu yang kita inginkan. Cara yang dapat digunakan dalam
pemberian insentif. Adapun pemberian insentif ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
golongan yaitu :
Material insentif adalah semua daya dorong atau perangsang yang diberikan
kepada pegawai yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya gaji,
Non material insentif adalah segala jenis daya dorong atau perangsang yang
diberikan kepada pegawai yang tidak dapat dinilai dengan uang. Beberapa hal yang
hasil kerjanya telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah
pimpinan.
c) Pendidikan dan pelatihan, pendidikan dan pelatihan ini merupakan salah satu
d) Penempatan yang tepat, penempatan pegawai pada tempat yang tepat, sangat
penting dalam menentukan efisiensi kerja pegawai. Selain itu juga berakibat
terhadap kepuasan pada pegawai karena apa yang dikerjakan tepat sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki pegawai. Hal ini dapat mengurangi rasa
e) Kondisi kerja yang baik, kondisi kerja yang baik adalah suatu kondisi kerja
yang dapat menimbulkan rasa aman dan menarik bagi pegawai, termasuk
f) Pimpinan yang adil dan bijaksana, pimpinan yang adil dan bijaksana adalah
pimpinan yang menjalankan tugas, tanggung jawab, dan fungsinya tidak berat
hasil kerjanya dalam kurun waktu tertentu. Umpan balik ini dapat berupa
b. Motivasi Negatif
cara menakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang
menghasilkan suatu tujuan yang kurang baik. Karena disertai pemaksaan, ancaman,
perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu setiap pemimpin perusahaan harus dapat
bawahannya harus mampu menggunakan kedua jenis motivasi ini. Serta pimpinan
dalam memberikan kedua jenis motivasi ini harus mampu menyesuaikan dengan
tempat dan siapa yang diberikan motivasi. Pelaksanaan pemberian motivasi positif
dalam rangka pemenuhan tujuan jangka panjang yang menghasilkan pekerjaan yang
baik dengan semangat kerja yang tinggi, sedangkan untuk motivasi negatif dalam
43
rangka pemenuhan jangka pendek dengan menghasilkan pekerjaan yang baik hanya
oleh beberapa faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri karyawan dan
faktor ekstern yaitu yang berasal dari luar diri karyawan. Faktor intern yang
a. Kematangan pribadi.
b. Tingkat pendidikan.
d. Kebutuhan.
f. Kepuasan kerja.
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi motivasi pada seseorang antara lain
c. Kepemimpinan.
f. Hubungan kerja
16)
Gauzali Syadam, 2000, Sumber Daya Manusia, Penerbit Bina Aksara, Jakarta, Hal. 258
44
mana yang paling berperan dalam memotivasi karyawan atau para bawahannya
efektif.
perusahaan maka tidak akan terlepas dari permasalahan kepuasan kerja. Menurut
17)
Alex S. Nitisemito, 1990, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta , hal 160
45
keberhasilan yang telah ditentukan oleh instansi kepada karyawan sesuai dengan job
pekerjaannya21)
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem
nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan
sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan
18)
Kartini Kartono, 1999, Psikologi Sosial Perusahaan dan Industri, Penerbit Rajawali Press, Jakarta,
Hal.32
19)
Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumberdaya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, Hal.295
20)
Hani. T. Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia . Penerbit BPFE.
Yogyakarta. 1999. Hal 193
21)
Hasibuan, Malayu. S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta 1999.
Hal 86
46
seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas
dalam bekerja. Adapun teori kepuasan kerja yang cukup dikenal adalah :
2. Teori Keadilan (Equity theory). Teori ini mengemukakan bahwa orang akan
merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity)
3. Teori dua faktor (Two factor theory). Menurut teori ini kepuasan kerja dan
adalah keadaan, kondisi ataupun cara pandang seseorang pada saat ia melakukan
pemenuhan harapan penggajian dan efektivitas kerja. Menurut Job Descriptive Index
maka perlu dilakukan analisis kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat
kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerja, tingkat jabatan dan besar kecilnya
organisasi.23)
2) Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan interaksi sosial baik antara
22)
Rivai Veithzal, M.B.A. Ibid, Hal.479
23)
Sondang P. Siagian, 2001, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Renika Cipta, Hal.187
24)
Moh. Asad, Psikologi Industri Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Penerbit Liberty. Yoyakarta
1998. Hal 117
25)
Hasibuan, Malayu. S.P. Op. Cit . Hal 203
48
c. Jenis kelamin
b. Rekreasi
26)
Hani. T. Handoko, Op. Cit . Hal 186
49
Berikut ini uraian tentang faktor yang perlu mendapat perhatian dalam
kepuasan kerja dan prestasi kerja seseorang. Pada hal berbagai penelitian
biasa-biasa saja.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli serta pengalaman
organisasi terlihat bahwa terdapat korelasi kuat antara kepuasan kerja dengan
tingkat kemangkiran. Artinya telah terbukti bahwa karyawan yang tinggi tingkat
ragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan kurang memadai, kondisi kerja
yang kurang memuaskan, hubungan yang tidak serasi, baik dengan atasan
maupun dengan para rekan sekerja, pekerjaan yang tidak sesuai dan berbagai
faktor lainnya.
anggotanya. Kaitan antara usia karyawan dengan kepuasan kerja perlu mendapat
perhatian.
Alasan tersebut bertalian erat dengan prospek bagi seseorang untuk dipromosikan,
Kehidupan didunia kerja tidak hanya digunakan oleh manusia untuk memuaskan
kebutuhan materil saja, akan tetapi juga untuk memenuhi berbagai kebutuhan
lainnya seperti mental, psikologikal, sosial dan spiritual. Maka besar kecilnya
51
organisasi turut berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Artinya jika karena besar
besar sehingga jati diri dan identitasnya menjadi kabur karena hanya dikenal
dengan nomor pegawai hal tersebut dapat mempunyai dampak negatif pada
kepuasan kerjanya.27)
finansial untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti sandang pangan dan
papan. Bagi mayoritas karyawan, uang masih tetap merupakan monivator kuat
bahkan paling kuat. Dari hasil analisis statistik diketahui terdapat hubungan yang
motivasi berupa pemberian insentif dalam bentuk uang dengan kepuasan kerja
karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua. Secara statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi berupa insentif berupa uang dengan kepuasan kerja, namun
kerja hanya 41,4% sedangkan yang 58,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
motivasi berupa pemberian insentif baik berupa uang maupun berupa jaminan sosial
dengan kepuasan kerja karyawan Dinas Kesehatan Propinsi Papua, namun secara
27)
Siagian, Sondang P, Op.Cit.,Hal.285
52
praktis hubungan tersebut tidak bermakna karena keeratan hubunganya hanya sedang
dan lemah. Ada permasalahan motivasi dalam pemberian insentif /lembur yang tidak
Permasalahan motivasi berupa insentif dalam bentuk uang adalah jumlah yang
diterima terlalu kecil dan sering terlambat, sedangkan motivasi berupa insentif
material yang diberikan dalam bentuk jaminan social adalah masalah karir individu
bahwa ada hubungan positif signifikan antara motivasi dengan kepuasan kerja
berhubungan Dengan tingkat kepuasan kerja perawat RSJ Prof. HB. Saanin sesuai
dengan hasil penelitian ini adalah masa kerja, insentif, hubungan dengan rekan kerja,
hubungan dengan atasan, dan pengembangan diri perawat. Dari hasil analisis korelasi
koefesien yang paling besar diantara empat variabel yang lain (0,803). Hal ini
menunjukan bahwa insentif merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan agar
53
2.8 Hipotesis
Dari latar belakang masalah dan kajian teoritis yang ada maka untuk
kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten
Kuantan Singingi.
Kepuasan Kerja (Variabel Balas jasa adil dan a. Promosi jabatan Ordinal
Y) adalah sikap layak b. Penilaian prestasi kerja
emosional yang c. Pemberian gaji dan insentif
menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya Suasana a. Fasilitas kerja yang disediakan Ordinal
Sumber : Malayu. S.P. Lingkungan perusahaan
Hasibuan, Manajemen pekerjaan b. Keadaan tempat kerja
Sumber Daya Manusia. c. Program pendidikan dan pelatihan
Penerbit Bumi Aksara. Hubungan antar a. Hubungan kerja antara atasan Ordinal
Jakarta 1999. Hal 86 pegawai dan dengan pegawai
pimpinan b. Hubungan kerja antara sesama
pegawai
Berat ringannya a. Tantangan untuk memotivasi Ordinal
pekerjaan kerja pegawai
b. Tingkat kesulitan dalam
melaksanakan pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung
jawab
55
BAB III
METODE PENELITIAN
mengambil data dari berbagai sumber yang mendukung pembahasan ini. Adapun data
a. Data primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang berhubungan dengan
b. Data skunder.
Yaitu data yang penulis peroleh dari bahan-bahan laporan dari BPN
Kabupaten Kuantan Singingi ada kaitannya dengan penelitian. Ini berupa data
Populasi dalam penelitian ini adalah para pegawai Badan Pertanahan Nasional
Memperhatikan jumlah populasi sedikit, maka penarikan sampel dalam penelitian ini
dijadikan sampel.
berikut :
membandingkan data yang ada dengan berbagai teori yang mendukung dan bersifat
kerja pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi maka
Y= a + bx
X = Pemberian motivasi
vertikal
b = Koefisien regresi
jawaban yang dipilih oleh responden menurut Skala Likert (Sugiyono, 1999) adalah
sebagai berikut :
a. Jika jawaban yang dipilih A maka mempunyai bobot nilai 5 artinya Sangat
Baik
b. Jika jawaban yang dipilh adalah B maka mempunyai bobot nilai 4 artinya
Baik
c. Jika jawaban yang dipilih adalah C maka mempunyai bobot nilai 3 artinya
Cukup Baik
d. Jika jawaban yang dipilih adalah D maka mempunyai bobot nilai 2 artinya
Kurang Baik
e. Jika jawaban yang dipilih adalah E maka mempunyai bobot nilai 1 artinya
Tidak Baik
variabel pada kuesioner yang disebarkan kepada 26 orang responden maka data-data
untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh
mengenai :
adalah : 2 3 )
Y=a+bX
n xy - x y
b =
n x - (x)
a = Y- bX
n XY - (X) (Y)
r =
[n X - (X)] [n Y - (Y)]
23)
Anto Dajan Pengantar Metode Statistik, Mid l, Cetakan Keduabelas, Penerbit Lembaga
Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekanomi dan Sosial, Jakarta, 1995, hal. 367
59
Dimana :
X = Pemberian motivasi
Y = Kepuasan kerja
r = koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
60
BAB IV
ini dipimpin oleh seorang Kepala. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam
hak-hak tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah dan lain-lain yang berkaitan
Pertanahan Nasional (BPN) berdasarkan SK Kepala Kanwil BPN Propinsi Riau No.
tanah.
pertanahan.
berdasarkan SK Kepala Kanwil BPN Propinsi Riau No. 56-I Tahun 2000 tanggal 25
Juli 2000
Pertanahan dan membina aparatur Badan Pertanahan agar berdaya guna dan
berhasil guna.
2. Bidang Umum
atas tanah adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi badan pertanahan
instansi.
63
c. Memberikan tanda bukti tanah dan bukti pembebanan hak atas tanah.
6. Bidang Pengawasan
pengawasan,
7. Staff Ahli
pelaksanaan tugas dan fungsi badan pertanahan, dapat diangkat staf ahli yang
berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Berikut dapat
Singingi.
65
BAB V
Singingi untuk mewakili populasi diambil sebanyak 26 jadikan sebagai sampel. Dan
sampel yang diambil merupakan responden pada penelitian ini. Metode pengambilan
dilakukan secara sensus, dimana sample diambil secara keseluruhan yang sudah tentu
Tabel 5.1
Identitas Umum Responden
Berdasarkan Lama Bekerja
Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa berdasarkan lama masa kerja pegawai
pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi maka dari 18
orang yang diambil sebagai responden maka komposisinya terdiri dari 9 orang atau
50 % memiliki masa kerja antara 0-5 tahun, 6 orang atau 34,62 % memiliki masa
kerja antara 6-11 tahun dan 3 orang atau 15,38 % memiliki masa kerja 12 tahun
66
keatas. Dengan demikian responden yang terbanyak adalah pegawai yang memiliki
masa kerja antara 0-5 tahun. Dengan masa kerja yang cukup lama para pegawai
memki kedudukan yang baik dalam instansi ini dan salah satu ukuran kenaikan
pangkat atau golongan pegawai adalah masa kerja. Sehingga dengan begitu para
2. Status Perkawinan
Tabel 5.2
Tingkat Status Perkawinan Responden pegawai
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi
pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi maka dari 26
orang yang diambil sebagai responden maka status perkawinan dapat dilihat, 17
orang atau 65,38 % statusnya telah menikah dan 9 orang atau sebesar 34,62 %
statusnya adalah tidak kawin atau belum kawin. Dengan demikian responden yang
junlah tanggungan yang dimilikinya maka pegawai dapat termotivasi untuk bekerja
lebih giat.
67
3. Umur
berikut ini menunjukkan keadaan tingkat umur pegawai pada Badan Pertanahan
Tabel 5.3
Tingkat Umur Responden Pegawai
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi
Dari tabel V.3 diatas terlihat bahwa berdasarkan umur pegawai pada Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi maka dari 26 orang yang
diambil sebagai responden maka komposisi umur terdiri dari 9 orang atau 34,62 %
berumur antara 20-30 tahun, 11 orang atau sebesar 42,31 % berumur antara 31-40
tahun, kemudian 4 orang atau sebesar 15,68 % berumur antara 41-50 tahun dan 2
orang atau sebesar 769 % berumur diatas 50 tahun. Dengan demikian responden yang
keputusan yang tepat juga umur menunjukkan kesiapan fisik mereka dalam
melakukan pekerjaan.
Tabel 5.4
Identitas Umum Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari tabel 5.4 diatas terlihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan pegawai
pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi maka dari 26
orang yang diambil sebagai responden maka komposisi tingkat pendidikan terdiri dari
Tingkat pendidikan yang tinggi dapat menentukan pola pikir seseorang dalam
bekerja juga pendidikan yang tinggi menunjang posisi pegawai dalam kesetaraan
hal atau kegiatan, dalam penelitian ini motiovasi yang ada pada diri pegawai Badan
bekerja sesuai dengan yang diharapkan oleh instansi. Motivasi atau dorongan ini
berasal dari faktor intern misalnya kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan
dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan dan kepuasan kerja.
Sedangkan faktor ekstern yang dapat mempengaruhi motivasi pada seseorang antara
kepemimpinan, adanya penghargaan atas prestasi, status dan tanggung jawab dan
hubungan kerja. Berikut ini dapat dilihat tanggapan responden mengenai faktor intern
a. Faktor Intern
1. Kematangan pribadi
Kematangan pribadi adalah cara pandang atau sikap seseorang dalam bersikap
dan bertingkah laku dan proses adaptasi dengan lingkungan termasuk dalam
terhadap kinerja adalah dengan kematangan yang baik dalam diri seseorang maka
Tabel 5.5
Tanggapan Responden mengenai kematangan pribadi
pribadi. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 12 orang atau
pribadi ini menyangkut sikap dan tingkah laku para pegawai dalam menyelesaikan
pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi cukup
memuaskan.
2. Tingkat Pendidikan
tugas karena tingkat pendidikan yang memadai maka cara pegawai untuk bertinfak
mempengaruhi pola pikir pegawai. Berikut ini dapat dilihat tanggapan responden
Tabel 5.6
Tanggapan Responden mengenai tingkat pendidikan
pendidikan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 13 orang atau 50 %
menyatakan cukup memuaskan mengenai tingkat pendidikan dan paling sedikit yaitu
salah satu faktor yang memotivasi seseorang dalam bekerja karena dengan tingkat
pendidikan juga merubah pola pikir atau cara pandang seseorang dalam melakukan
dalam bekerja. Keinginan dan harapan pribadi pegawai biasanya berhubungan dengan
72
tingkat kinerja pegawai juga akan meningkat. Berikut ini dapat dilihat tanggapan
Tabel 5.7
Tanggapan Responden mengenai keinginan
dan harapan pribadi
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai keinginan dan
harapan pribadi. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 9 orang atau
paling sedikit yaitu 3 orang atau 11,54 % menyatakan kurang memuaskan. Keinginan
dan harapan pribadi masing-masing pegawai adalah memiliki penghasilan yang lebih
baik dan memiliki posisi atau jabatan yang baik di bidangnya, untuk itu atas dorongan
keinginan dan harapan pribadi ini maka pegawai termotivasi untuk lebih giat bekerja.
73
Dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai keinginan dan harapan pribadi pada
4. Kebutuhan
terhadap pegawai sehingga para pegawai dapat termotivasi dalam bekerja dan berikut
ini dapat dilihat kepuasan kerja pegawai pada tabrl berikut ini:
Tabel 5.8
Tanggapan Responden mengenai kebutuhan
Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 13 orang atau 50 % menyatakan
cukup memuaskan mengenai kebutuhan dan paling sedikit yaitu 2 orang atau 7,69 %
Kelelahan dan kebosanan diakibatkan dari rutinitas kerja yang selama ini
dilakukan oleh pegawai sehingga dari rutinitas kerja tersebut serta lingkungan kantor
Tabel 5.9
Tanggapan Responden mengenai kelelahan dan kebosanan
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai kelelahan dan
kebosanan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 11 orang atau 42,31
kebosanan dan paling sedikit yaitu 3 orang atau 6,82 % menyatakan kurang
b. Faktor Eksteren
prasana yang lengkap dalam menunjang aktivitas kerja pegawai dan hubungan
baik antara sesama pegawai dan antara atasan dengan pimpinan. Berikut ini
Tabel 5.10
Tanggapan Responden mengenai lingkungan kerja
Yang menyenangkan
kerja yang menyenan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 11 orang
76
dan paling sedikit yaitu 3 orang atau 11,54 % menyatakan kurang memuaskan.
mata untuk mencapai tujuan, agar suatu bentuk usaha memperoleh keuntungan yang
terpaksa hidup dibawah syarat-syarat hidup minimum. Oleh sebab itu, karena setiap
normal dan sehat serta mencerminkan bahwa upah yang diberikan juga memiliki
suatu prinsip adil dan layak. Dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai lingkungan
Tabel 5.11
Tanggapan Responden mengenai kompensasi yang memadai
yang memadai. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang atau
77
sedikit yaitu 4 orang atau 15,38 % menyatakan kurang memuaskan. Dapat diambil
3. Kepemimpinan
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan
teknik tersebut akan dapat dipelajari. Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi
(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan
pemimpin.
mengamati perilaku mereka, untuk kemudian memilih metode yang dapat digunakan
supaya mereka termotivasi untuk mau bertindak sesuai dengan tujuan pemimpin.
dalam diri mereka (inner needs) ke dalam tindakan (action). Dari tabel berikut dapat
Tabel 5.12
Tanggapan Responden mengenai kepemimpinan
Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang atau 38,46 %
orang atau 7,69 % menyatakan kurang memuaskan. Dapat diambil kesimpulan bahwa
sukarela oleh para pengikutnya. Dengan demikian dapat dikatakan pimpinan adalah
sekelompok orang yang memiliki otoritas manajerial dengan aturan sehingga mereka
Kepemimpinan (leadership) adalah sifat untuk karakter, atau cara seseorang didalam
upaya membina dan menggerakkan seseorang atau sekelompok orang agar mereka
orang lain untuk melakukan usaha lebih banyak dalam sejumlah tugas atau mengubah
yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan
dari suatu persoalan bersama. Lebih jauh dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah
organisasi.
Penghargaan atas pretasi kerja yang telah dicapai oleh pegawai akan
memotivasi pegawai untuk lebih giat lagi dalam bekerja. Berikut ini dapat dilihat
Tabel 5.13
Tanggapan Responden mengenai adanya penghargaan
Atas prestasi
penghargaan atas prestasi. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 12
prestasi dan paling sedikit yaitu 1 orang atau 3,85 % menyatakan kurang memuaskan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai adanya penghargaan atas prestasi pada
adanya penghargaan atas prestasi maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan
5. Tanggung Jawab
tugas yang dibebankan terhadap pegawai dilaksanakan sesuai dengan tugas yna
menjadi wewenangnya. Berikut ini dapat dilihat tanggapan responden pada tabel
berikut ini
81
Tabel 5.14
Tanggapan Responden mengenai tanggung jawab
jawab. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 11 orang atau 42,31 %
menyatakan cukup memuaskan mengenai tanggung jawab dan paling sedikit yaitu 2
orang atau 7,69 % menyatakan kurang memuaskan. Dapat diambil kesimpulan bahwa
karyawan berusaha untuk bekerja sebaiknya agar kinerja yang berikan dapat sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan. Oleh sebab itu perlu tanggung jawab setiap
dengan pimpinan perusahaan. Hubungan ini sangat menentukan kinerja pegawai dan
Tabel 5.15
Tanggapan Responden mengenai hubungan kerja
Antar pegawai
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai hubungan kerja
antar pegawai. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 12 orang atau
46,15 % menyatakan memuaskan mengenai hubungan kerja dan paling sedikit yaitu
1 orang atau 3,85 % menyatakan kurang memuaskan. Dengan adanya hubungan kerja
yang baik maka kerja sama akan menghasilkan pekerjaan yang baik juga oleh sebab
ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar.
karyawan merasa sejahtera terhadap jaminan sosial yang diberikan oleh Badan
83
Tabel 5.16
Tanggapan Responden mengenai promosi jabatan
jabatan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang atau 38,46 %
menyatakan memuaskan mengenai promosi jabatan dan paling sedikit yaitu 2 orang
oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati
dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan
dalam pekerjaan adalah kepusasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan
dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati
Tabel 5.17
Tanggapan Responden mengenai penilaian prestasi kerja
prestasi kerja. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 13 orang atau 50 %
menyatakan memuaskan mengenai penilaian prestasi kerja dan paling sedikit yaitu 2
Tidak ada tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak karena setiap individu
karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya dapat diukur
dengan penilaian hasil kerja meliputi kedisiplinan, moral kerja, dan pergantian
(turnover) kecil maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya jika
kedisiplinan, moral kerja, dan turnover karyawan besar maka kepuasan kerja
lebih terdorong untuk dapat bekerja dengan maksimal dan dengan sungguh dalam
melakukan pekerjaannya
85
Tabel 5.18
Tanggapan Responden mengenai pemberian gaji dan insentif
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai pemberian gaji
dan insentif. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang atau 38,46
% menyatakan memuaskan mengenai pemberian gaji dan insentif dan paling sedikit
yaitu 1 orang atau 3,85 % menyatakan kurang memuaskan. Salah satu faktor penentu
keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia sebagai tenaga kerja ataupun
seberapa jauh karyawan ataupun tenaga kerja tersebut merasa memiliki perusahaan
karyawan melalui pemberian bonus, gaj i yang layak maupun Insentif untuk
Tabel 5.19
Tanggapan Responden mengenai fasilitas kerja yang disediakan
Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
Sangat Memuaskan 5 26,92 %
Memuaskan 7 19,23 %
Cukup Memuaskan 13 50 %
Kurang Memuaskan 1 3,85 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah 26 100
Sumber : Data Olahan
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai fasilitas kerja
yang disediakan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 13 orang atau 50
kerja meliputi sarana dan peralatan kerja yang membantu kelancaran kerja para
pegawai sehingga dapat memotivasi para pegawai untuk dapat bekerja sesuai dengan
Tabel 5.20
Tanggapan Responden mengenai keadaan tempat kerja
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai keadaan tempat
kerja. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 14 orang atau 53,85 %
menyatakan cukup memuaskan mengenai keadaan tempat kerja dan paling sedikit
Tempat kerja meliputi suasana fisik atau lingkungan kerja mulai dari keadaan
bangunan, fasilitas kerja dan lokasi kerja juga hubungan antara atasan dengan
Tabel 5.21
Tanggapan Responden mengenai program pendidikan
dan pelatihan
pendidikan dan pelatihan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 11
dan pelatihan dan paling sedikit yaitu 3 orang atau 11,54 % menyatakan kurang
yang baik dan sesuai dengan harapan instansi atau organisasi yang menaunginya
88
untuk itu perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kemampuan
Tabel 5.22
Tanggapan Responden mengenai hubungan kerja
antara atasan dengan pegawai
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai hubungan kerja
antara atasan dengan pegawai. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 9
orang atau 34,62 % menyatakan memuaskan mengenai hubungan kerja antara atasan
dengan pegawai dan paling sedikit yaitu 1 orang atau 3,85 % menyatakan kurang
memuaskan. Hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan dapat memotivasi
para pegawai untuk bekerja karena adanya pandangan dari para pegawai bahwa
Hubungan kerja yang baik antara atasan perlu dibina dan ditingkantkan agar
hubungan ini terjalin dengan baik, sehingga hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan
dapat diperhatikan dan atasan juga akan senang dengan hasil yang dikerjakan dengan
baik.
89
Tabel 5.23
Tanggapan Responden mengenai hubungan kerja
antara sesama pegawai
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai hubungan kerja
antara sesama pegawai. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 9 orang
sesama pegawai dan paling sedikit yaitu 2 orang atau 7,69 % menyatakan kurang
memuaskan.
untuk bekerja sama dan meminimalisasi tingkat persaingan yang tidak sehat antar
Hubungan kerja sama yang baik antara karyawan perlu dibina agar sesama
karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga hasil kerja dapat terselesaikan dengan
baik dan terjalin kekompakan serta kepedulian dan rasa kepercayaan antara
karyawan. Hal ini perlu dibina agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
90
Tabel 5.24
Tanggapan Responden mengenai tantangan
untuk memotivasi kerja pegawai
Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
Sangat Memuaskan 9 34,62 %
Memuaskan 12 46,15 %
Cukup Memuaskan 4 15,38 %
Kurang Memuaskan 1 3,85 %
Sangat Tidak Memuaskan - -
Jumlah 26 100
Sumber : Data Olahan
Dari tabel diatas dapat dilihat tanggapan responden mengenai tantangan
untuk memotivasi kerja pegawai. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu
memotivasi kerja pegawai. Tantangan ini diharapkan dapat memacu semangat kerja
Tabel 5.25
Tanggapan Responden mengenai tingkat kesulitan
dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
Sangat Memuaskan 5 19,23 %
Memuaskan 9 34,62 %
Cukup Memuaskan 10 38,46 %
Kurang Memuaskan 2 7,69 %
Sangat Tidak Memuaskan 0 0
Jumlah 26 100
Sumber : Data Olahan
91
kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab.
Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang atau 38,46 %
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab dan paling sedikit yaitu 2 orang
atau 7,69 % menyatakan kurang memuaskan Salah satu sasaran penting dalam
motivasi (X) dan variabel independennya adalah kepuasan kerja (Y). Dari hasil
kuesioner yang penulis sebarkan terhadap 26 orang responden dan setiap jawaban
penulis nilai sebagai berikut : Bila jawaban A maka nilainya 5, jawaban B maka
Tabel 5.26
Tabulasi Jawaban Responden
a. Validitas
kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai
93
validitas tinggi. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan, mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
item total correlation, keputusannya apabila r hitung > r tabel maka pernyataan
b. Reliabilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil
tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
coefficients pada alpha, keputusannya jika r alpha > r tabel maka instrument tersebut
tingkat signifikan 5%
0 sampai l. Jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang
dapat diterima bila memiliki koefesien alpha lebih besar dari 0,60 seperti yang
Tabel 5.27
Item Total Statistic Variabel
Alpha = .8224
Berdasar Reliability Statistics untuk variabel penelitian dalam hubungan
pemberian motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi, nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,8224
pemberian motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan
kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten
Kuantan Singingi berarti sangat reliable. Jadi responden menunjukkan kestabilan dan
Item kuesioner yang valid dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Dalam kasus ini berarti semua item dalam instrumen hubungan pemberian motivasi
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN)
statistik. Karena secara definisi uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat
96
apakah alat ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak
maka instrumen ini (X1) merupakan alat ukur yang cermat dan tepat.
Tabel 5.28
Coefficients
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 24,667 1,485 16,609 ,000
X 0,424 0,037 0,918 11,303 ,000
a Dependent Variable: Y
Harga beta nol 24,667 dan harga beta satu (b) 0,918 maka persamaan garis
regresi antara produktivitas dan perputaran tenaga kerja bagian produksi dapat
Y = 24,667 + 0,918 x
prediksi (estimasi) bagaimana pengaruh variabel independen dalam hal ini motivasi
(X) terhadap perubahan variabel dependen dalam hal ini kepuasan kerja pegawai (Y)
motivasi pegawai 20, maka nilai kepuasan kerja pegawai pada Badan Pertanahan
Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi adalah seperti persamaan berikut ini =
Y = 24,667 + 0,918 . 20
Y = 43,03
97
Jadi estimasi kepuasan kerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi sebesar 43,03 dengan penambahan motivasi sebesar 20.
Persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa nilai motivasi bertambah 1 maka nilai
rata-rata kepuasan kerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten
b Dependent Variable: Y
Tabel 5.29
Model Summary
a Predictors: (Constant), X
b Dependent Variable: Y
olahan data tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi = 0,842. Artinya besarnya
98
sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain selain variabel independen (X) yaitu sifat
terhadap variabel terikat secara individual dan untuk mengetahui variabel bebas yang
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan asumsi variabel bebas
lainnya bersifat tetap atau konstan. Dalam uji-t ini digunakan kembali tabel 23 diatas.
= /2 : n-2
= 0,05/2 : 26-2
= 0,025 : 24
Pada t-tabel hasilnya adalah : 2,05 sementara nilai t test = 11,303. Nilai ini
variabel dependen (Y). Untuk menguji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau
apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak.
Dari data diatas besarnya signifikasi adalah 0,000. Dengan demikian Ha diterima dan
99
motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Kuantan Singingi. Rangkuman hasil analisa data melalui Program SPSS
Tabel 5.30
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Dari hasil uji statistik tersebut dapat diketahui bahwa antara perputran tenaga
kerja dengan produktivitas adalah positif. Jadi hipotesa yang diajukan motivasi
Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi adalah benar karena dapat dibuktikan
BAB VI
sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
ketidakpuasan dan mencari jalan untuk mencari imbalan yang lebih besar.
promosi jabatan. Dari 26 orang responden, yang paling banyak yaitu 10 orang
dengan variabel terikat, yaitu kepuasan kerja pegawai pada Kantor Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kuantan Singingi (Y), hal ini dapat
5. Diperoleh nilai koefisien determinasi berganda (R) sebesar 0,842. Hal ini
berganda (Y) sebesar 84,20 %. Dan faktor lain yang belum diteliti sebesar 15,8 %,
adalah 4,26. Hal ini menunjukkan bahwa nilai F-hitung lebih besar daripada F-
Kuantan Singingi.
terhadap variabel terikat yakni kepuasan kerja pegawai pada Badan Pertanahan
6.2. Saran
kerja dan kepuasan kerja bagi pegawai dalam melaksanakan aktivitas di instansi.
agar sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam sebuah instansi
dapat membantu peningkatan dalam prestasi kerja karyawan. Oleh karena itu,
sumber daya manusia perlu dibudayakan dan dikelola sedemikian rupa sehingga
layak agar dapat memotivasi karyawan dan lebih mempunyai semangat kerja dan
4. Sebaiknya karyawan dan atasan perlu membina hubungan yang baik agar
terjalinkerja sama yang baik juga. Dan begitu juga dengan sesama karyawan agar