Professional Documents
Culture Documents
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya (Doenges, 1999).
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
1
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter
26. Elliptositosis herediter
27. Kekurangan G6PD
28. Penyakit sel sabit
29. Penyakit hemoglobin C
30. Penyakit hemoglobin S-C
31. Penyakit hemoglobin E
32. Thalasemia (Burton, 1990).
2
1.3 Patofisiologi
Pembekuan darah
kebutuhan tubuh
Gangguan perfusi jaringan
Intoleransi aktivitas
Penurunan perfusi GI Tract
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
Penurunan mitilitas usus
Intoleransi aktivitas
Impuls kenyang di MO
3
1.4 Manifestasi klinis
Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB
dengan kadar Hb 6-10 g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga
gejala anemia hanya ringan saja. Bila kadar Hb turun < > 100 g/dl eritrosi.
Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada
anemia jenis lain adalah sebagai berikut :
1. Koilorikia
Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan
menjadi cekung seperti sendok.
2. Atrofi papilla lidah
Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah menghilang.
3. Stomatitis angularis
Adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak sebagai bercak
berwarna pucat keputihan.
4. Disfagia
Nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
4
1.5 Komplikasi
1.7 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-
6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara
waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar
hemoglobin normal. Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk
meningkatkan absorbsi besi).
5
1) Pemberian preparat besi peroral
Preparat yang tersedia berupa ferrous glukonat, fumarat dan suksinat.
Yang sering dipakai adalah ferrous sulfat karena harganya lebih
murah. Untuk bayi tersedia preparat besi berupa tetes (drop). Untuk
mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai adalah 4-6
mg besi elemental/kgBB/hari. Obat diberikan dalam 2-3 dosis sehari.
Preparat besi ini harus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada
penderita teratasi.1,2
3) Transfusi darah
Transfusi darah jarang diperlukan, transfusi darah hanya diberikan
pada keadaan anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang
dapat mempengaruhi respon terapi. Pemberian PRC dilakukan secara
perlahan dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar Hb sampai
tingkat aman sambil menunggu respon terapi besi.
2. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan
karena diverticulum Meckel.
3. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi
yang bersumber dari hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-
kacangan).
6
Pemberian secara parenteral dilakukan pada penderita yang tidak dapat
memakan obat oleh karena terdapat gangguan pencernaan.
4. Pencegahan
Tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
pada masa awal kehidupan adalah meningkatkan penggunaan ASI eksklusif,
menunda penggunaan susu sapi sampai usia 1 tahun, memberikan makanan
bayi yang mengandung besi serta makanan yang kaya dengan asam askorbat
(jus buah) pada saat memperkenalkan makanan pada usia 4-6 bulan,
memberikan suplementasi Fe kepada bayi yang kurang bulan, serta pemakaian
PASI (susu formula) yang mengandung besi.
7
2.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan
Anamnesa
8
2.1.3 Rencana Keperawatan
5. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan,
gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci
mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
9
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil
Intervensi :
2.1.4 Evaluasi
10
BAB II
TINJAUAN ASKEP
2.1 PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 39 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Nama : Ny. R
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sejak pagi tadi hingga sekarang badan lemas, perut mual
dan tidak nafsu makan.
Pasien mengatakan bahwa sejak satu minggu yang lalu mengalami mencret,
nafsu makan turun, badan terasa lemah dan kedua kaki bengkak. Pada tanggal
19 Desember 2011 pasien di bawa di IGD RS. Baptis Kediri dan opname di GU
kelas 3A dengan diagnosa anemia.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebeumnya seperti TB, HT, JANTUNG
dan DM.
Pasien mengatakan bahwa ibu dari pasien mempunyai riwayat penyakit Anemia
GENOGRAM :
Perempuan
Laki-laki
Meninggal
Hubungan
perkawinan
Hubungan
keturunan
Tinggal
serumah
Pasien
12
e. Riwayat Sosiokultural
Saat ini pasien masih memikirkan tentang penyakitnya, sebab pasien dan
keluarga berharap pasien bisa segera sehat kembali.
2) Pola Nutrisi-Metabolik
Makan 3x /hari, (Nasi, lauk dan Makan 3x /hari, (Nasi, lauk dan
sayur). Porsi makan dihabiskan sayur). Porsi makan hanya
semua, dan tidak ada pantangan dihabiskan setengah karena mual
makanan muntah, makan sendiri tanpa di
bantu oleh keluarga
Minum 5-6 gelas /hari Minum 3-4 gelas /hari
Selama pengkajian
3) Pola Eliminasi
13
4) Pola Aktivitas dan Latihan
8) Pola Peran-Hubungan
14
9) Pola Seksual-Reproduksi
Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga yang lain baik. Pasien
selalu membicarakan setiap masalah dengan istri atau anggota keluarga
lainya.
a. Keadaan Umum
b. Tanda Vital
Suhu : 37,8o C Nadi : 100x /mnt Napas: 20x /mnt T.Darah: 120/70 mmHg
c. Kepala
Palpasi : Tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan dan pasien merasa
kepalanya pusing
d. Mata
15
e. Hidung
f. Telinga
g. Mulut
Inspeksi : Membran mukosa bibir kering, pucat, dan gusi tidak ada lesi
h. Leher
Dada :
Inspeksi : Bentuk thorax simetris, tidak ada benjolan, dan pola nafas teratur.
Punggung :
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan bentuk punggung.
16
j. Abdomen
k. Ekstremitas
MMT
5 5
5 5
Keterangan:
l. Genetalia
Tidak terkaji
m. Anus
Tidak terkaji
17
2.1.4 DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
Sulcolon 3x250 mg
Xevolac 2x1
Lasdofil 2x1
Caltul 2x1 gr 1V
18
2.2 ANALISA DATA
P : 80x /mnt
TD:140/100mmHg Kegagalan pembentukan sel
Pasien tampak lemah dan darah merah
pucat
Eritrosit menurun
Penuruann hemoglobin
pembekuan darah
Penurunan suplay O2
Gangguan perfusi
jaringan
2. Gastro intestinal Nutrisi kurang dari
2. DS : Pasien
kebutuhan tubuh
mengatakan perut
Lambung
mual, kadang muntah
DO :
Mual muntah
S : 37 oC
RR : 20x /mnt
Anoreksia
P : 80x /mnt
TD:140/100mmHg
Nutrisi kurang dari
Porsi makan di habiskan
kebutuhan tubuh
setengah
BB sebelum sakit: 73 kg
BB saat sakit: 70 kg
19
2.3 Daftar Masalah Kolaboratif/Diagnosa Keperawatan
20
No. Masalah Kolaboratif / Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional Tanggal/Jam/ Tanggal/Jam
Dianosa Keperawatan Paraf dimulai Paraf
dihentikan
1. Perubahan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV, pengisian 1. Memberikan informasi 20-12-2011
berhubungan dengan keperawatan minimal selama kapiler, warna kulit tentang derajat 09.00 WIB
penurunan komponen 2x24 jam diharapkan ada /membrane mukosa, dasar /keadekuatan perfusi
seluler yang diperlukan peningkatan perfusi jaringan. kuku jaringan
untuk pengiriman oksigen Dengan Kriteria Hasil :
2. Auskultasi bunyi napas dan 2. Dispnea, gemericik
/nutrient ke sel
1. Menunjukkan perfusi perhatikan bunyi menununjukkan
adekuat, misalnya adventisius gangguan jantung
tanda vital stabil.
3. Observasi keluhan nyeri 3. Iskemia seluler
2. Membran mukosa
dada/palpita mempengaruhi jaringan
warna merah
muda,pengisian 4. Kolaborasi mengenai hasil 4. Mengidentifikasi
kapiler baik ,haluaran pemeriksaan laboraturium defisiensi dan kebutuhan
urine adekuat. dan pemberian sel darah pengobatan /respons
3. Mental seperti biasa. merah sesuai indikasi terhadap terapi
21
No. Masalah Kolaboratif / Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional Tanggal/Jam/ Tanggal/Jam
Dianosa Keperawatan Paraf dimulai Paraf
dihentikan
2. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk makan 1. Meningkatkan nafsu 20-12-2011
kebutuhan tubuh keperawatan minimal selama sedikit tetapi sering makan yang kurang 09.00 WIB
berhubungan dengan 2x24 jam diharapkan 2. Pantau status nutrisi dan 2. Untuk mengetahui
intake makanan yang kebutuhan nutrisi dapat kebiasaan makan tentang keadaan dan
kurang terpenuhi kebutuhan nutrisi
Dengan Kriteria hasil : pasien
1. Berat badan dan tinggi 3. Identifikasi perubahan pola 3. Mengetahui apakah
badan ideal. makan nafsu makan pasien
2. Pasien mematuhi meningkat atau
dietnya. menurun
3. Kadar gula darah dalam 4. Kerja sama dengan tim 4. Pemberian insulin akan
batas normal. kesehatan lain dalam meningkatkan
4. Tidak ada tanda-tanda pemberian insulin pemasukan glukosa ke
hiperglikemia/hipoglike dalam jaringan dan
mia. mencegah komplikasi
22
2.5 IMPLEMENTASI
23
2.6 EVALUASI
24
TGL, JAM DIAGNOSA EVALUASI
21 Desember Perubahan perfusi jaringan S:
2011 berhubungan dengan Pasien mengatakan badan
Jam 13.00 WIB penurunan komponen seluler masih lemes, kaki bengkak
yang diperlukan untuk O:
pengiriman oksigen /nutrient P/B dengan Anemia, tidak
ke sel terpasang O2, terpasang IV
DO: D1/2 500 cc TD: 130/90, S :
S : 37 oC RR : 20x /mnt 36,5 oC, RR : 20 x/menit, P :
P : 80x /mnt TD : 140/100 80 x/menit
Pasien tampak lemah dan A:
pucat Tujuan belum tercapai
P:
Intervensi no 1,2,3,4
dilanjutkan
25
DAFTAR PUSTAKA
Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
26