Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh :
Kelompok 6
Dengan demikian kata dia, tingginya tingkat fertilitas penduduk di Sulbar merupakan
masalah yang segera harus ditanggulangi dengan memaksimalkan program pengendalian
jumlah penduduk yaitu memaksimalkan program keluarga berencana (KB). Ia
mengatakan, tingginya angka fertilitas di Sulbar membuat laju pertumbuhan penduduk
Sulbar juga mengalami peningkatan, pada tahun 2011 laju pertumbuhan penduduk Sulbar
mencapai 247 persen dari sekitar 1.158.336 orang penduduknya pada tahun 2011. Laju
pertumbuhan penduduk Sulbar itu di atas angka pertumbuhan penduduk nasional
mencapai 1,49 persen dari sekitar 237 juta penduduk keseluruh di Indonesia ini.
Menurut dia, kondisi tingginya laju pertumbuhan penduduk di Sulbar menjadi masalah
daerah dan negara ini dalam menekan angka kepadatan penduduk yang dapat terjadi
dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk itu. Oleh karena itu, ia mengatakan,
masalah kependudukan tersebut mesti ditekan dengan memaksimalkan program
kependudukan dan keluarga berencana (KKB) yang juga merupakan program nasional.
"Masalah kependudukan harus diselesaikan karena dapat memicu masalah baru seperti
tingginya angka kemiskinan yang dapat memicu masalah sosial di masyarakat," ujarnya.
(T.KR-MFH/F003)
COPYRIGHT 2012
http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/36623/angka-fertilitas-penduduk-sulbar-
31-persen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Definisi
Istilah-istilah atau Konsep yang Ada dalam Kasus :
1. Fertilitas : Hasil reproduksi yang nyata dari seorang atau sekelompok
perempuan. Hal ini menyangkut banyaknya bayi dilahirkan hidup.
2. Reproduksi : Kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan
jenis agar tidak punah.
3. Penduduk : Semua orang yang berdomisili di wilayah geografis khususnya
indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.
4. BKKBN : Salah satu institusi yang bertanggungjawab dalam hal
pengendalian jumlah penduduk di Indonesia
5. Program KB : salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga.
Program Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu dalam program
pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya
penduduk Indonesia dapat tercapai dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,2
6. TFR : Rata-rata anak yang akan dimiliki oleh seorang perempuan pada
akhir masa reproduksinya dengan ketentuan perempuan tersebut mengikuti
pola fertilitas pada saat TFR dihitung.
7. Kemiskinan : Ketidakmampuan memenuhi standar minimal kebutuhan
dasar yang meliputi kebutuhan makan maupun non makan.
8. Pertumbuhan penduduk : Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu
dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk
Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah
penduduk Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000
9. Kepadatan penduduk : Ukuran terhadap jumlah penduduk yang dibagi
berdasarkan luas lahan, karena jumlah penduduk mengubah ukuran dari
tambahan penduduk atau pengurangan penduduk dari awal sampai akhir
interval populasi.
10. Masalah sosial : Suatu ketidaksesuaian antara unsur unsur kebudayaan
atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial, atau
menghambat terpenuhinya keinginan keinginan pokok warga kelompok
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
C. Rumusan Masalah
1. Berapa persen seharusnya standar laju angka fertilitas diIndonesia?
2. Bagaimana perbandingan angka fertilitas di Sulawesi Barat dengan angka
fertilitas yang seharusnya di Indonesia?
3. Faktor apa yang menyebabkan angka fertilitas di Sulawesi Barat sangat
tinggi?
4. Permasalahan apa yang timbul akibat tingginya angka fertilitas di
Sulawesi Barat?
5. Bagaimana cara pengendalian angka fertilitas yang tinggi di Sulawesi
Barat?
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi Fertilitas
Istilah fertilitas merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seseorang atau
sekelompok perempuan. Hal ini menyangkut banyaknya bayi dilahirkan
hidup. Konsep fertilitas hanya menghitung jumlah bayi yang lahir hidup.
Organisasi dunia (WHO) mendefinisikan kelahiran hidup sebagai peristiwa
kelahiran bayi, tanpa menghitungnya lamanya berada dalam kandungan,
dimana si bayi menunjukkan tanda tanda kehidupan pada saat dilahirkan:
misalnya bernafas, ada denyut jantung, atau denyut tali pusat, atau gerakan
gerakan otot.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan berperan penting dalam penurunan AKI karena berkaitan
dengan pengetahuan kesehatan ibu. Angka kematian ibu lebih banyak
terjadi pada ibu dengan karakteristik pendidikan di bawah sekolah
lanjutan pertama (SLP). Faktor pendidikan terutama pendidikan ibu,
berpengaruh sangat kuat terhadap kelangsungan hidupnya. Dengan
pendidikan tinggi, membuat ibu mampu memanfaatkan dunia modern
yaitu pengetahuan tentang fasilitas dan perawatan kesehatan modern, serta
mampu berkomunkasi dengan aparat para medis. Di samping itu
pendidikan wanita dapat mengubah keseimbagan kekuasaan tradisional si
keluarga, karena budaya paternalistik yang membenarkan dominasi laki-
laki dalam pengambilan keputusan sering megakitbatkan ibu hamil
terambat dibawa ke rumah sakit.
4. Pemakaian KB
Tingkat pemakaian kontrasepsi sangat ditentukan dengan ekonomi dan
pendidikan yang dimiliki oleh seorang ibu. Jika ibu mempunyai
pendidikan dan tingkat ekonomi yang cukup maka ibu tersebut akan
paham akan pentingnya dalam penggunaan kontrasepsi. Berbeda dengan
ibu yang memiliki ekonomi dan tingkat pendidikan rendah, biasanya ibu
tersebut kurang mengetahui mafaat yang didapat dengan pengunaan alat
kontrasepsi tersebut. Hal itu dapat berakibat ibu tersebut mempunyai anak
yang lebih banyak. Selain itu dengan pengetahuan yang kurang, maka ibu
akan tidak membatasi jumlah dan jarak umur anak yang dimiliki. Dengan
demikian ibu akan sering mengalami kehamilan dan membuat alat
reproduksinya tidak bekerja dengan baik yang nantinya akan
menimbulkan masalah seperti komplikasi kehamilan dan kematian ibu
hami.
C. Dampak Fertilitas
1. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi cendrung dapat menurunkan tingkat
pertumbuhan pendapatan perkapita di sebuah negara.
2. Kemiskinan
Pertumbuhan penduduk yang tinggi cendrung juga akan meningkatkan
atau menambah angka kemiskian di suatu negara, dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi juga akan cendrung memberi dampak negatif
terhadap penduduk yang paling miskin.
3. Pendidikan
Jumlah anggota keluarga yang banyak dan tingkat pendapat yang rendah
cendrung mempercepat kesempatan untuk menyekolahkan anak maupun
generasi penerus mereka.
4. Kesehatan
Angka fertilitas yang tinggi cendrung dapat merugikan kesehatan ibu dan
anak anaknya. Hal ini dikarenakan jarak kelahiran dan kehamilan yang
terlalu dekat cendrung dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah
dan resiko kematian pada ibu dan bayi.
5. Ketersediaan Bahan Pangan
Pengaruh jumlah penduduk yang cepat akan berdampak pada
penyediaann bahan pangan yang tidak memadai akibat dari bahan
pertanian dan perkebuanan yang mulai menyempit akibat dari
perkembangan lahan hunian atau kawasan perumahan yang meningkat.
6. Lingkungan
Pertumbuhan penduduk yang cepat dan berdampak pada kualitas
lingkungan hidup yang mulai menurun akibat pemadatan daerah hunian,
pencemaran air, udara, dan tanah.
7. Migrasi
Pertumbuhan oenduduk yang cepat berpotensi dapat menyebabkan
migrasi yang disebabkan tingginya daya saing antar individu terutama
dalam mencari lapangan pekerjaan akibatnya banyak tenaga kerja yang
mencari pekerjaan di luar negeri.
D. Ukuran-ukuran Fertilitas
CBR = B/P x k
Kebaikan:
Perhitungan sederhan adan data tersedia
Kelemahan:
Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan perempuan yang masih
kanak-kanak dan berumur 50 tahun keatas.
GFR = B/P15-49 x k
B= banyaknyakelahiranselama 1 tahun
P15-49= banyaknyapendudukwanitaberusia 15-49
K= bilangankonstan, biasanya 1000
Kelebihan:
Hanya memasukan wanita berumur 15-49 th atau 15-44 th sebagai
penduduk yang exposed to risk
Kekurangan:
Tidak membedakan risiko kelahiran dari berbagai kelompok umur.
ASFRi = Bi/Pi x k
Bi =Jumlahkelahirankelompokumur i selama 1 th
Pi = Jumlahwanitaberumur i padapertengahanth
k = bilangankonstan, biasanya 1000
Kebaikan:
a. Memperhitungkan perbedaan risiko menurut kelompok umur
b. Dasar perhitungan untuk menghitung ukuran fertilitas lainnya
(TFR, GRR, dan NRR)
Kelemahan:
Data terincisehingga data sulitdidapatkan
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus diatas, masalah yang terjadi di Provinsi Sulawesi Barat yaitu
angka fertilitas penduduk mencapi 3,1 persen diatas angka fertilitas nasional yang
angkanya hanya sekitar 2,0 persen. Berdasarkan analisis dari kausu tersebut,
faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas tinggi yaitu :
1. Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi bisa kita lihat dari tingkat pendapatan dan tingkat
pendidikan. Tingkat pendapatan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
dimana seseorang tinggal, hal itu dikarenakan lingkungan atau letak
geografis suatu daerah berpengaruh terhadap tersedianya lapangan
pekerjaan yang nantinya akan mempengaruhi tingkat pendapatan
seseorang. Dilihat dari tingkat pendidikan, masih banyak kita jumpai
kelompok anak usia wajib belajar yang tidak melanjutkan pendidikan
(putus sekolah). Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan seseorang
keduanya saling mempengaruhi, jika tingkat pendapatan tinggi, maka
seseorang dapat memperoleh tingkat pendidikan yang tinggi begitupun
sebaliknya. Pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan
mengenai pendidikan seksual, kontrasepsi dan akan berpengaruh terhadap
usia perkawinan muda yang otomatis mempengaruhi angka fertilitas.
Sebagai contoh ketika tingkat pendidikan tinggi maka seseorang akan
memiliki pengetahuan akan pendidikan seksual, kontrasepsi dan usai
perkawinan muda sehingga akan mempertimbangkan usia perkawinan dan
merupakan salah satu faktor menurunkan angka fertlitas.
2. Sosial Budaya
Sosial budaya bisa dilihat dari faktor agama, suku dan budaya yang
nantinya akan mempengaruhi perilaku seseorang baik dalam pergaulan
maupun dalam pembentukan keluarga. Sebagai contoh apabila dalam
budaya mereka terdapat kepercayaan banyak anak banyak rejeki, maka
akan mempengaruhi frekuensi seks seseorang dan akan berpengaruh pada
peningktan angka fertilitas. Selain itu, apabila seseorang tidak
berpendirian teguh terhadap agama dan terpengaruh oleh lingkungan,
maka akan timbul perilaku seks bebas dan memicu timbulnya hamil diluar
nikah sehingga akan mempengaruhi angka fertilitas.
3. Program KB
Persediaan sarana dan prasarana untuk program KB di suatu daerah
berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap seseorang terhadap
penggunaan kontrasepsi. Apabila program KB berjalan secara maksimal
makan akan menekan angka fertilitas yang ada.
4. Gizi dan Kesehatan
Dapat dianalisis bahwa tingkat pendapatan seseorang tidak hanya
mempengaruhi tingkat pendidikan saja, namun tingkat pendapatan dari
seseorang akan mempengaruhi konsumsi makanan seseorang sehingga
akan berpengaruh pada gizi dan kesehatan yang nantinya makanan yang
dikonsumsi akan berpengaruh pada tingkat kesuburan dimana tingkat
kesuburan ini akan mempengaruhi angka fertlitas.
Bukan hanya mempengaruhi angka fertlitas, gizi dan kesehatan dari
makanan yang kita konsumsi akan berpengaruh pada morbiditasbayi dan
anak. apabila gizi dan kesehatan baik, maka angka morbiditas bayi daan
anak rendah dan angka mortalitas bayi dan anak juga rendah. Dengan
rendahnya angka morbiditas dan mortalitas makan tidak akan memicu
keinginan untuk mempunyai ataupun menambah anak lagi.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Konsep fertilitas adalah kelahiran hidup sebagai peristiwa kelahiran
bayi, tanpa menghitungnya lamanya berada dalam kandungan, dimana
si bayi menunjukkan tanda tanda kehidupan pada saat dilahirkan
2. Laju pertumbuhan penduduk tinggi menyebabkkan angka fertilitas
juga tinggi. Di Indonesia, angka standar angka fertilitas adala 2,0 yang
artinya setiap wanita melahirkan 2 anak.
3. Fertilitas dapat dicegah dengan program Keluarga Berencana ( KB )
yang di terapkan oleh pemerintah. Namun program KB ini kurang
berhasil dibuktikan dengan tingginya angka fertilitas di Provinsi
Sulawesi Barat yaitu sebesar 3,1
4. Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya fertilitas antara lain sosial
ekonomi, sosial budaya, program KB , gizi dan kesehatan, usia
perkawinan
5. Dampak dari tingginya angka fertilitas adalah pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan, kesehatan ketersediaan bahan pangan, lingkungan dan
migrasi akan terganggu keseimbangannyaa.
B. Saran
Sebagai generasi muda yang mengerti akan kesehatan maka seharusnya dapat
membantu pemerintah untukmenurunkan angka fertilitas di Indonesia dengan
cara memberikan penyuluhan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada
masyarakat tentang pentingnya KB untuk menurunkan angka kelahiran,
karena dengan KB maka angka kelahiran akan berkurang sektor ekonomi pun
akan berkembang dan kepadatan penduduk akan berkurang sehingga dengan
demikian akan dapat mensejahtrakan keluarga maupun masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA